Kajian
Kajian
1. Safar ketaatan
Mencari ilmu, ibadah
2. Safar mubah
Jalan - jalan (hati-hati jangan sampai malah masuknya safar maksiat krn tujuan jalan-jalannya
tidak baik)
3. Safar maksiat
Khilaf
1. Yang menjadikan jarak sebagai faktor penentu
(jumhur ulama)
80 km/16 farsakh
Khilaf
1. Jika dia sudah naik kendaraan
2. Jika sudah meninggalkan rumah
3. Jika sudah meninggalkan bangunan kotanya (jumhur)
Dalil perbuatan Ali bin Abi Thalib yang masih melakukan keringanan safar pada saat mulai
memasuki Kufah (namun belum masuk ke bagian kota)
1. Jika dalam perjalanan berpindah - pindah maka tidak ada batasan sampai kapan selama
tidak menetap
(dari jogja, pindah magelang, pindah ke semarang, dst)
2. Khilaf berapa hari paling lama jika menetap :
Pendapat lain : tidak ada batasan kapan, dilihat statusnya sebagai musafir secara 'urf
dalam peperangan para sahabat selalu mengqashar shalat. Anas bin malik mengatakan
meskipun bertahun-tahun selama belum pulang maka tetap musafir.
Ibnu Abbas : kalau kami bersafar <19 hari kami qashar, kalau >19 hari kami sempurkanan
shalat.
3. Jika musafir bermakmum kepada imam mukim maka dia shalat sempurna mengikuti imam dan
boleh melaksanakan shalat rawatib.
4. Jika dia jamak taqdim maghrib dan isya, maka boleh langsung shalat witir setelahnya meski
masih di waktu maghrib.
5. Jika kondisi jama takhir maghrib dan isya, jika sempat maghriban dulu maka maghriban dulu,
jika tidak sempat maka :
- Tetap shalat isya di belakang imam
- Jika niat maghrib, maka dia diem pas rakaat 3 nunggu sampe imam salam atau atau langsung
salam sementara imam berdiri.