Anda di halaman 1dari 2

Ngaji Kitab Fiqih Fathul Qorib : Shalat Yang Direkomendasikan Untuk Para Musafir

Musafir adalah orang yang berpergian, mereka bisa mendapatkan bonus atau diskon untuk
hal shalat.

Aturan untuk para musafir yang mendapat keringanan dalam melakukan shalat yaitu ketika
perjalanan sudah mencapai yang ditentukan.

Akan tetapi, jika perjalanannya hanya 1 km atau mungkin hanya perjalanan healing-healing
ke pantai dekat rumah. Maka tidak dianggap musafir yang mendapat keringanan shalat.

Dalam kitab fathul qorib diterangkan bahwa boleh bagi para musafir untuk mengqoshor
shalat yang berbangsa 4 rakaat, dengan 5 syarat :

1. Adapun perjalanan tadi tidak disertai maksiat

Semisal perjalanan untuk silaturahmi, pada saat mudik yang sekirannya mencapai 82 km.
Maka, diperbolehkan shalat jama’ qoshor.

2. Adapun perjalanannya tadi 16 farsakh


Secara pasti pendapat qaul yang ashah, dan jarak pulang yang ditemput tidak hitung.

3. Orang yang melakukan shalat empat rakaat secara ada’ (dilakukan di dalam
waktunya)
Adapun shalat yang tertinggal saat di rumah, maka tidak boleh diqadla secara qashar
saat melakukan perjalanan.
Akan tetapi, shalat yang tertinggal diperjalanan, maka diqadla di perjalanan, tidak
boleh di rumah.
4. Seorang yang berpergian berniat melakukan qoshor, dengan bersamaan dengan
takbiratul ihram.

5. Orang yang qoshor shalat untuk tidak bermakmum kepada orang yang muqim

Yakni orang yang melakukan shalat sempurna.

Bagi orang yang berpergian jauh, diperbolehkan menjama’ dhuhur dan ashar
dikerjakan pada awal(taqdim) atau sebaliknya dikerjakan di waktu ashar (ta’khir)

Begitu juga sholat maghrib dan isya. Sama seperti dhuhur dan ashar, ini yang
dinamakan shalat jama’.

Bagi orang yang muqim kemudian di situ hujan, maka boleh menjama’ antara
keduanya pada waktu yang pertama dari keduannya. Contoh shalat dhuhur dan ashar
di shalat dhuhur.

Anda mungkin juga menyukai