Anda di halaman 1dari 11

Masalah-masalah Ibadah Yang

Ditemukan pada Musim Haji

KH. Muhammad Jamhuri, Lc, MA.


Shalat Jama’ dan Qashar
RUKHSOH/ Zuhur
TAQDIM KERINGANAN Ashar
SHALAT Isya
Zuhur- Ashar JAMA’ QOSHOR
Maghrib - Isya (Menggabungkan) (meringkas)
JAMA’ QOSHOR
TA’KHIR (Menggabungkan
& meringkas)

Saat di Arafah Sebab:


Sebab:
jamaah haji 1. Musafir
Musafir/safar
akan shalat 2. Hujan lebat dan
Syarat:
fardhu dgn becek Saat di Mina
Jarak Safar 82 km.
Syarat: jamaah haji
jama’-qashar Jarak Safar 82 km. akan shalat Dikerjakan setelah
Kelebihan: fardhu dgn berjalan keluar dari
Boleh dikerjakan
qashar kampungnya
saat akan berangkat
tanpa jamak
Sholat di Dalam Pesawat
• Bertayammum: hanya
mengusap muka dua
tangan hingga sikku
• Shalat di Jama’ dan
Qashar
• Shalat Dalam Keadaan
duduk Posisi Bertayammum di Pesawat

• Gerakan Shalat seperti


keadaan normal
• Saat Ruku’, Punggung dan
kepala membungkuk
• Saat Sujud, Punggung dan
Kepala lebih
membungkuk Posisi Shalat di Pesawat
‫‪Sujud Tilawah‬‬
‫‪• Sujud Tilawah adalah‬‬ ‫‪• Beberapa Contoh Ayat‬‬
‫‪sujud yang dilakukan saat‬‬ ‫‪Sajadah:‬‬
‫‪membaca ayat sajadah‬‬ ‫• ِإنَّ َما يُؤْ ِم ُن ِبآيَا ِتنَا الَّذِينَ ِإذَا ذُ ِك ُروا‬
‫‪(ayat sujud), baik di dalam‬‬ ‫سبَّ ُحوا ِب َح ْم ِد َر ِب ِه ْم‬
‫س َّجدًا َو َ‬‫ِب َها خ َُّروا ُ‬
‫‪shalat maupun di luar‬‬ ‫َو ُه ْم َل يَ ْست َ ْك ِب ُرونَ ) *لسجدة ‪(15‬‬
‫‪shalat‬‬ ‫لِل َوا ْعبُدُوا) *النجم‪(62‬‬ ‫• فَا ْس ُجدُوا ِ َّ ِ‬
‫‪• Bacaan doa sujud tilawah:‬‬ ‫• َك َّّل َل ت ُ ِط ْعهُ َوا ْس ُج ْد َوا ْقت َ ِربْ )‪(19‬‬
‫سجد وجهي للذي خلقه وصوره •‬
‫وشق سمعه وبصره بحوله وقوته‬
‫فتبارك هللا أحسن الخالقين‬
Shalat Janazah Setelah Shalat Fardhu
• Di Masjidil Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah)
sering dilakukan shalat jenazah setiap shalat fardhu.
• Biasanya Muadzin (Bilal) memberi komando (isyarat) akan
dilakukan sholat jenazah dengan ucapan sebagai berikut:
– Jika jenazah 1 orang: (pr) ‫( الميتة‬lk) ‫الصّلة على الميت‬
– jika jenazah lebih satu orang: ‫لصّلة على الموات رحمكم هللا‬
– Jika jenazah anak kecil: ‫ا لصّلة على الطفال رحمكم هللا‬
– Jika jenazah dewasa & anak kecil:
– ‫ا لصّلة على الموات والطفال رحمكم هللا‬
• Cara shalat Jenazah sama dengan cara shalat jenazah
umumnya, hanya saja pada takbir ke empat tidak
membaca doa apapun dan salamnya cukup sekali (menurut
madzhab Hambali)
Adzan Subuh Dua Kali
• Di tanah air jarang kita mendengar adzan dua kali saat
menjelang subuh tiba. Padahal adzan dua kali menjelang
subuh adalah sunnah dari Nabi saw. Pada zaman Nabi saw,
adzan pertama yang berfungsi membangunkan orang tidur
dikumandangkan oleh sahabat Bilal bin Rubah al-Habsyi,
sedangkan adzan kedua saat masuk waktu subuh
dikumandangkan oleh sahabat Abdullah bin Ummi
Maktum.
• Saat ini di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, sunnah
tersebut masih berjalan. Adzan pertama dikumandangkan
tanpa “assholatu khoirum minannaum” satu jam sebelum
masuk waktu subuh. Dan adzan kedua dikumandangkan
saat masuk waktu subuh dengan menggunakan “assholatu
khoirum minannaum”
• Diperbolehkan shalat tahajjiud dan witir setelah adzan
pertama dan sebelum adzan kedua subuh
Masalah Bersentuhan Saat Thawaf
• Muslim Indonesia yang mayoritas bermadzhab syafi’i
menganggap bahwa bersentuhan kulit lelaki dan wanita
yang bukan mahram (haram dinikahi) dapat membatalkan
wudhu. Sedangkan syarat sahnya bertawaf adalah suci dari
hadats. Lalu bagaimana jika terjadi bersentuhan saat
Thawaf?
• Ada dua cara yang bisa dilakukan:
– Tetap bermadzhab syafi’i dan mengambil pendapat imam
nawawi yang menyatakan bahwa “yang batal adalah yang
sengaja menyentuh bukan yang disentuh”
– Berpindah madzhab karena darurat:
• Madzhab Maliki dan hanafi: batal wudhu jika “berjima” (bersentuh),
sehingga jika Cuma bersentuha kulit tidak batal
• Madzhab Hambali: Yang batal adalah bersentuhan yangmengandung
syahwat, jika tidak bersyahwat maka batal wudhunya
Suci dari Hadast Saat Sa’i
• Diperbolehkan saat ber-sa’i dalam keadaan
hadast, baik hadats kecil maupun hadats besar
• Maka jika seseorang telah batal wudhunya
setelah thawaf dan akan melanjutkan ke sa’i,
maka dia diperbolehkan melakukan sa’i, dan
sa’i-nya sah.
• Meskipun diperbolehkan sa’i dalam keadaan
berhadast, namun disunnahkan sai’ dalam
keadaan suci dan hadast
Batal wudhu Setelah Berpakaian dan
Niat Ihram
• Sering kali para jamaah berusaha menahan keluarnya
“angin” karena dikhawatirkan keluarnya “angin” dapat
membatalkan niat ihramnya, sebagaimana saat orang
takbirotul ihram dalam shalatnya menahan “angin’
agar tidak batal shalatnya
• Sebenarnya, keluar “angin’ atau keluar sesuatu dari
qubul dan dubur (BAK & BAB) tidak membatalkan niat
ihramnya, hanya saja saat akan melaksanakan thawaf
dia harus bersuci/berwudhu, karena syarat sah thawaf
adalah dilakukan dalam keadaan suci dari hadats
Masalah berkali-kali Umroh Sebelum Haji
• Tidak ada perintah dan tidak ada larangan melakukan
umroh berkali-kali sebelum atau setelah melaksanakan
ibadah haji selama tinggal di Makkah al-Mukarramah.
• Jika ingin melakukan umroh berkali-kali sebelum
melaksanakan ibadah haji, maka harus diperhatikan fisik
dan kesehatannya. Karena dikhawatirkan saat tiba hari “H”
ibadah haji fisik mulai turun kesehatannya sehingga ibadah
haji dilaksanakan kurang optimal (Khusyu’) dan merepotkan
jamaah lain atau petugas.
• Lebih baik menghidupkan sunnah thawaf yang lebih ringan
mengeluarkan tenaga dibanding umroh berkali-kali.
Disamping karena hal itu ada anjuran dari Nabi saw juga
tidak membuat fisik cepat letih.
Masalah Waktu-waktu Haram
Melakukan Shalat Sunnah
• Para ulama sepakat bahwa diharamkan melakukan shalat sunnah
tanpa sebab di waktu-waktu haram, yaitu:
– Saat setelah subu) hingga waktu syuruq (dhuha)
– Saat matahari tepat di atas kepala kita hingga tergelincirnya matahari
– Matahari akan terbenam 0ba’da ashar) hingga terbenam dengan
sempurna.
• Diperbolehkan melakukan shalat di waktu-waktu tersebut jika:
– Melaksanakan shalat wajib yang belum ditunaikan
– Melaksankan shalat sunnah yang ada sebabnya, seperti shalat wudhu
dan tahiyatul masjid
– Melaksanakan shalat Jenazah
– Melaksanakan shalat apapun di dalam Masjidl Haram, karena itu
keistimewaan Masjidil Haram, Nabi saw : “jangan larang siapapun
shalat kapanpun di rumah ini (masjidil haram)”, Ini berlaku di masjidil
haram (makkah) dan tidak berlaku di Masjid Nabawi (madinah)

Anda mungkin juga menyukai