Sebab: jamaah haji 1. Musafir Musafir/safar akan shalat 2. Hujan lebat dan Syarat: fardhu dgn becek Saat di Mina Jarak Safar 82 km. Syarat: jamaah haji jama’-qashar Jarak Safar 82 km. akan shalat Dikerjakan setelah Kelebihan: fardhu dgn berjalan keluar dari Boleh dikerjakan qashar kampungnya saat akan berangkat tanpa jamak Sholat di Dalam Pesawat • Bertayammum: hanya mengusap muka dua tangan hingga sikku • Shalat di Jama’ dan Qashar • Shalat Dalam Keadaan duduk Posisi Bertayammum di Pesawat
• Gerakan Shalat seperti
keadaan normal • Saat Ruku’, Punggung dan kepala membungkuk • Saat Sujud, Punggung dan Kepala lebih membungkuk Posisi Shalat di Pesawat Sujud Tilawah • Sujud Tilawah adalah • Beberapa Contoh Ayat sujud yang dilakukan saat Sajadah: membaca ayat sajadah • ِإنَّ َما يُؤْ ِم ُن ِبآيَا ِتنَا الَّذِينَ ِإذَا ذُ ِك ُروا (ayat sujud), baik di dalam سبَّ ُحوا ِب َح ْم ِد َر ِب ِه ْم س َّجدًا َو َِب َها خ َُّروا ُ shalat maupun di luar َو ُه ْم َل يَ ْست َ ْك ِب ُرونَ ) *لسجدة (15 shalat لِل َوا ْعبُدُوا) *النجم(62 • فَا ْس ُجدُوا ِ َّ ِ • Bacaan doa sujud tilawah: • َك َّّل َل ت ُ ِط ْعهُ َوا ْس ُج ْد َوا ْقت َ ِربْ )(19 سجد وجهي للذي خلقه وصوره • وشق سمعه وبصره بحوله وقوته فتبارك هللا أحسن الخالقين Shalat Janazah Setelah Shalat Fardhu • Di Masjidil Haram (Makkah) dan Masjid Nabawi (Madinah) sering dilakukan shalat jenazah setiap shalat fardhu. • Biasanya Muadzin (Bilal) memberi komando (isyarat) akan dilakukan sholat jenazah dengan ucapan sebagai berikut: – Jika jenazah 1 orang: (pr) ( الميتةlk) الصّلة على الميت – jika jenazah lebih satu orang: لصّلة على الموات رحمكم هللا – Jika jenazah anak kecil: ا لصّلة على الطفال رحمكم هللا – Jika jenazah dewasa & anak kecil: – ا لصّلة على الموات والطفال رحمكم هللا • Cara shalat Jenazah sama dengan cara shalat jenazah umumnya, hanya saja pada takbir ke empat tidak membaca doa apapun dan salamnya cukup sekali (menurut madzhab Hambali) Adzan Subuh Dua Kali • Di tanah air jarang kita mendengar adzan dua kali saat menjelang subuh tiba. Padahal adzan dua kali menjelang subuh adalah sunnah dari Nabi saw. Pada zaman Nabi saw, adzan pertama yang berfungsi membangunkan orang tidur dikumandangkan oleh sahabat Bilal bin Rubah al-Habsyi, sedangkan adzan kedua saat masuk waktu subuh dikumandangkan oleh sahabat Abdullah bin Ummi Maktum. • Saat ini di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, sunnah tersebut masih berjalan. Adzan pertama dikumandangkan tanpa “assholatu khoirum minannaum” satu jam sebelum masuk waktu subuh. Dan adzan kedua dikumandangkan saat masuk waktu subuh dengan menggunakan “assholatu khoirum minannaum” • Diperbolehkan shalat tahajjiud dan witir setelah adzan pertama dan sebelum adzan kedua subuh Masalah Bersentuhan Saat Thawaf • Muslim Indonesia yang mayoritas bermadzhab syafi’i menganggap bahwa bersentuhan kulit lelaki dan wanita yang bukan mahram (haram dinikahi) dapat membatalkan wudhu. Sedangkan syarat sahnya bertawaf adalah suci dari hadats. Lalu bagaimana jika terjadi bersentuhan saat Thawaf? • Ada dua cara yang bisa dilakukan: – Tetap bermadzhab syafi’i dan mengambil pendapat imam nawawi yang menyatakan bahwa “yang batal adalah yang sengaja menyentuh bukan yang disentuh” – Berpindah madzhab karena darurat: • Madzhab Maliki dan hanafi: batal wudhu jika “berjima” (bersentuh), sehingga jika Cuma bersentuha kulit tidak batal • Madzhab Hambali: Yang batal adalah bersentuhan yangmengandung syahwat, jika tidak bersyahwat maka batal wudhunya Suci dari Hadast Saat Sa’i • Diperbolehkan saat ber-sa’i dalam keadaan hadast, baik hadats kecil maupun hadats besar • Maka jika seseorang telah batal wudhunya setelah thawaf dan akan melanjutkan ke sa’i, maka dia diperbolehkan melakukan sa’i, dan sa’i-nya sah. • Meskipun diperbolehkan sa’i dalam keadaan berhadast, namun disunnahkan sai’ dalam keadaan suci dan hadast Batal wudhu Setelah Berpakaian dan Niat Ihram • Sering kali para jamaah berusaha menahan keluarnya “angin” karena dikhawatirkan keluarnya “angin” dapat membatalkan niat ihramnya, sebagaimana saat orang takbirotul ihram dalam shalatnya menahan “angin’ agar tidak batal shalatnya • Sebenarnya, keluar “angin’ atau keluar sesuatu dari qubul dan dubur (BAK & BAB) tidak membatalkan niat ihramnya, hanya saja saat akan melaksanakan thawaf dia harus bersuci/berwudhu, karena syarat sah thawaf adalah dilakukan dalam keadaan suci dari hadats Masalah berkali-kali Umroh Sebelum Haji • Tidak ada perintah dan tidak ada larangan melakukan umroh berkali-kali sebelum atau setelah melaksanakan ibadah haji selama tinggal di Makkah al-Mukarramah. • Jika ingin melakukan umroh berkali-kali sebelum melaksanakan ibadah haji, maka harus diperhatikan fisik dan kesehatannya. Karena dikhawatirkan saat tiba hari “H” ibadah haji fisik mulai turun kesehatannya sehingga ibadah haji dilaksanakan kurang optimal (Khusyu’) dan merepotkan jamaah lain atau petugas. • Lebih baik menghidupkan sunnah thawaf yang lebih ringan mengeluarkan tenaga dibanding umroh berkali-kali. Disamping karena hal itu ada anjuran dari Nabi saw juga tidak membuat fisik cepat letih. Masalah Waktu-waktu Haram Melakukan Shalat Sunnah • Para ulama sepakat bahwa diharamkan melakukan shalat sunnah tanpa sebab di waktu-waktu haram, yaitu: – Saat setelah subu) hingga waktu syuruq (dhuha) – Saat matahari tepat di atas kepala kita hingga tergelincirnya matahari – Matahari akan terbenam 0ba’da ashar) hingga terbenam dengan sempurna. • Diperbolehkan melakukan shalat di waktu-waktu tersebut jika: – Melaksanakan shalat wajib yang belum ditunaikan – Melaksankan shalat sunnah yang ada sebabnya, seperti shalat wudhu dan tahiyatul masjid – Melaksanakan shalat Jenazah – Melaksanakan shalat apapun di dalam Masjidl Haram, karena itu keistimewaan Masjidil Haram, Nabi saw : “jangan larang siapapun shalat kapanpun di rumah ini (masjidil haram)”, Ini berlaku di masjidil haram (makkah) dan tidak berlaku di Masjid Nabawi (madinah)