Anda di halaman 1dari 3

Bagi seorang musafir diperbolehkan mengqashar shalat yang memiliki empat rakaat dengan lima

syarat:

1. Kepergiannya bukan dalam rangka maksiat.

2. Jarak perjalanannya paling sedikit 16 farsakh.

3. Shalat yang diringkas adalah yang berrakaat empat.

4. Niat mengqashar bersamaan dengan takbiratul ihram.

5. Dan hendaknya tidak bermakmum pada orang yang mukim (tidak musafir).

Dari keterangan di atas dapat dijelaskan bahwa syarat mengqashar shalat pada dasarnya adalah
ketika dalam berpergian. Namun syarat ini bisa ditawar dalam kondisi perang. Apabila dirasa empat
rakaat terlalu lama dan mengkhawatirkan keamanan maka diperbolehkan mengqashar shalat
sebagaimana kerangan hadits di atas.

Kedua, mengenai jarak tempuh perjalanan, maka mengqashar shalat hanya diperbolehkan ketika
jarak tempuh bepergian mencapai 16 farsakh atau kira-kira 90 km. Yaitu jarak yang biasanya para
musafir telah mengalami kelelahan dan kepayahan.

Ketiga, bersifat pasti. Hanya shalat yang empat rakaatlah yang boleh diqashar. Itu artinya shalat
dhuhur, ashar, dan isya. Dengan kata lain ketika seseorang berpergian dalam jarak tempuh lebih dari
90 km (misalkan dari Jakarta menuju Surabaya) secara otomatis akan melewati waktu shalat dhuhur
dan ashar apabila berangkat dari pagi hari melalui jalur darat maupun laut. Maka orang tersebut
boleh melakukan shalat dhuhur dan ashar masing-masing dua rakaat.

Akan tetapi jikalau orang tersebut melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat sehingga
dapat menghemat waktu, maka baginya ada dua pilihan. Boleh mengqashar shalat ataupun tidak
mengqashar. Karena pada dasarnya qashar sebagai sebuah dispensasi (rukhshah) tidaklah bersifat
wajib. Tetapi bersifat anjuran.

Shalat jamak ada 2 (dua) macam.

Pertama, jamak taqdim ialah melakukan shalat dhuhur dan ashar pada waktu dhuhur atau
melakukan shalat maghrib dan isya pada waktu maghrib.
Kedua, jamak ta’khir yaitu melakukan shalat dhuhur dan ashar pada waktunya shalat ashar atau
melakukan shalat maghrib dan isya pada waktu shalat isya’.

Niatnya shalat dhuhur dan ashar dengan jamak taqdim yaitu:

‫ُأَص ِّلى َف ْر َض الُّظ ْه ِر َأْر َبَع َر َك َع اٍت َم ْج ُمْو ًعا ِباْلَع ْص ِر َج ْم َع َت ْق ِدْي ٍم ِهلِل َت َع اَلى‬

Artinya: Saya niat shalat fardlu dhuhur empat rakaat dijamak bersama ashar dengan jamak taqdim
karena Allah Taala.

Niatnya shalat maghrib dan isya dengan jamak taqdim:

‫ُأَص ِّلى َف ْر َض الَم ْغ ِر ِب َثاَل َث َر َك َع اٍت َم ْج ُمْو ًعا ِبالِع َش اِء َج ْم َع َت ْق ِدْي ٍم ِهلِل َت َع اَلى‬

Artinya: Saya niat shalat fardlu maghrib tiga rakaat dijamak bersama isya dengan jamak taqdim
karena Allah Ta’ala.

Muwalat (berurutan). Maksudnya antara dua shalat pisahnya tidak lama menurut uruf. Jadi, setelah
dari shalat yang pertama harus segera takbiratul ihram untuk shalat yang kedua. Ketika mengerjakan
shalat yang kedua masih tetap dalam perjalanan, meskipun perjalanan itu tidak harus mencapai
masafatul qashr.

Niat shalat Qashar dhuhur dan ashar dengan jamak taqdim:


‫ُأَص ِّلى َف ْر َض الُّظ ْه ِر َر ْك َع َت ْي ِن َقْص ًر ا َم ْج ُمْو ًع ا ِباْلَع ْص ِر َج ْم َع َت ْق ِدْي ٍم ِهّٰلِل َت َع اَلى‬

Saya niat shalat fardlu Dhuhur dua rakaat dijamak bersama Ashar dengan jamak taqdim karena Allah
Taala.

Lafal niat shalat dhuhur dan ashar dengan jamak ta’khir adalah:

‫ُأَص ِّلى َف ْر َض الُّظ ْه ِر َأْر َبَع َر َك َع اٍت َم ْج ُمْو ًعا ِباْلَع ْص ِر َج ْم َع تأِخْي ٍر ِهلِل َت َع اَلى‬

Artinya: Saya niat shalat fardlu dhuhur empat rakaat dijamak bersama ashar dengan jamak ta’khir
karena Allah Ta’ala.

Niat jamak ta’khir dilakukan dalam waktunya shalat yang pertama. Lafal niatnya shalat maghrib dan
isya dengan jamak ta’khir yakni:

‫ُأَص ِّلى َف ْر َض الَم ْغ ِر ِب َثاَل َث َر َك َع اٍت َم ْج ُمْو ًعا ِبالِع َش اِء َج ْم َع تأِخْي ٍر ِهلِل َت َع اَلى‬

Artinya: Saya niat shalat fardlu maghrib tiga rakaat dijamak bersama isya dengan jamak ta’khir
karena Allah Ta’ala.

Anda mungkin juga menyukai