Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH MEDAN LISTRIK TERHADAP ORIENTASI MOLEKUL DISPERSE

RED-19 TERDEPOSISI DI ATAS SUBSTRAT SILANE DENGAN METODE


PHYSICAL VAPOR DEPOSITION

DISUSUN OLEH:
IKHSAN MUSTARI 1911012210016
MUHAMMAD EHSAN 1911012210015
NUR FATMA FEBRIYANTI 2011012320003
NOORHIDAYAH 2011012220021
SALMA NUR AIDA 2011012220003

PROGRAM STUDI S-1 KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah,dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Sintesis Senyawa Anorganik
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlan!ar pembuatan makalah ini "ntuk itu
kamimenyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berk#ntribusi dalam
pembuatan makalah ini
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bah$a masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tanganterbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pemba!a agar kami dapat memperbaikimakalah
ilmiah iniAkhir kata kami berharap sem#ga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnyauntuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Molekul dan polimer dengan struktur rantai terkonjugasi memiliki elektron-π
yang terdelokalisasi sepanjang rantai konjugasi molekul dan mudah digerakkan
oleh medan listrik dari luar, sehingga bahan tersebut memiliki polarisabilitas
listrik yang besar dan menunjukkan respons optik yang cukup tinggi dan sangat
cepat. Dibandingkan dengan bahan anorganik yang memiliki sifat fotoresponsif,
seperti ammonium dihydrogen phosphate (ADP), KDP (potasium dihydrogen
phosphate) dan LiNbO (lithium niobate), bahan organik masih belum bersaing
dalam ukuran fotoresponsi dan umur pakainya. Namun bahan organik memiliki
keunggulan yang menjanjikan keuntungan aplikasinya yaitu responsnya relatif
lebih cepat, variasi sifat mudah diatur melalui perubahan susunan dan struktur
molekul bersangkutan, dan modifikasi sifat bahan serta fabrikasi divaisnya juga
relatif lebih sederhana. Molekul DR-19 terdiri atas gugus [N-ethyl-N-2-
ethylhydroxy]amino sebagai donor elektron, NO2 sebagai akseptor elektron, dan
gugus azobenzene yang memiliki ikatan konjugasi sebagai jembatan elektron-π
antara kedua grup.
Dari struktur molekul ini tampak bahwa molekul tersebut memiliki sifat
optik nonlinear orde kedua dan memiliki momen dipol yang permanen dalam arah
sepanjang rantainya karena berkaitan dengan strukturnya yang bersifat
nonsentrosimetrik (tidak memiliki pusat simetri). Namun walaupun molekulnya
nonsentrosimetrik, sifatsifat optik nonlinear orde kedua tidak otomatis muncul
karena masih harus dilihat bagaimana susunan dari dipol-dipol molekulnya dalam
susunan kristalnya. Jika dipol-dipol molekul tersusun secara teratur paralel maka
jumlah momen dipol menjadi besar dan filmnya akan memiliki sifat optik
nonlinear orde kedua, namun jika susunannya adalah antiparalel maka sifat optik
nonlinear orde kedua (SHG) akan hilang dan muncul Third Harmonic Generation
(THG). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji efek permukaan
substrat silane dalam mengatur orientasi molekul film DR-19 dan pengaruh
medan listrik luar (E=3,3 MV/m) dalam mengatur orientasi molekul film DR-19.
.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan PVD?
2. Mengenal apa itu molekul DR-19?
3. Bagaimana pengaruh medan listrik terhadap molekul DR-19 menggunakan
metode PVD?

1.3 Tujuan
Memahami pengaruh medan listrik orientasi terhadap molekul Disperse Red-
19 terdeposisi di atas substrat silane dengan menggunakan metode PVD (Physical
Vapor Deposition).

1.4 Metode Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Fisika Material dan Riset FMIPA
UNIMA dan di laboratorium Fisika Material Fotonik ITB. Material yang
digunakan dalam penelitian ini adalah bubuk molekul Disperse Red 19 (DR-19)
(4-N,N-di-(2-hydroxyethyl)amino-4’-nitroazobenzene) yang diperoleh secara
komersial dari Aldrich. Molekul DR-19 mempunyai berat molekul 330,34 dan
titik leleh (melting point) 300 C (Sigma-Aldrich, 2006). Bahan ini dikenal sebagai
molekul dengan struktur rantai terkonjugasi. Molekul ini juga dikenal sebagai
kromofor yang memiliki sifat mikroskopik optik nonlinear orde kedua
(hiperpolarisabilitas pertama, β) yang tinggi, berkaitan dengan strukturnya yang
bersifat nonsentrosimetrik. Selain bahan fungsional tersebut, digunakan substrat
silane sebagai efek surfaktan. Untuk menghasilkan medan listrik dalam proses
pembuatan film DR-19 digunakan pula mesh stainless steel.
Dalam penelitian ini, molekul DR-19 telah diterima dalam bentuk bubuk
kemudian diproses/disiapkan dalam bentuk film. Sampel dalam bentuk film tipis
dideposisi pada substrat silane dengan menggunakan vakum evaporator tipe VPC-
410 dari Ulvac Sinku Kiko yang dioperasikan pada tekanan (2-4) x 10-5 torr.
Substrat ditempatkan 10 cm di atas krusibel dengan posisi elektroda mesh
stainless di antara substrat dan krusibel. Film dipersiapkan dengan medan listrik
luar sebesar 0 (zero field) dan 3,3 MV/m. Lamanya waktu deposisi film sekitar 1
jam. Tidak ada perlakuan tambahan selama proses deposisi film.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Phisical Vapour Deposition (PVD) merupakan metode pelapisan secara


modern menggunakan cara menguapkan bahan pelapis secara fisik atau mekanik
dan mengembunkan dalam subtrat atau material yang akan dilapisi di suhu
tertentu pada kondisi vakum. Pelapis tersebut diharap bisa melekat dengan kuat
bahkan bersubtitusi menggunakan atom dipermukaan substrat. Penggunaan PVD
ini termasuk pada pembuatan material dekoratif pada plastik dan logam, pelapisan
secara PVD pada magnesium floride pada lensa optik menghasilkan lapisan
antireflection. Kemudian juga diterapkan dalam industri elektronik untuk
membentuk jaringan yang dapat menghantarkan arus listrik dalam rangkaian yang
kompleks (Purwanto, 2006).
Metode PVD membutuhkan desain yang relatif sederhana dan mampu
mendeposit film tipis dengan laju deposisi tinggi dalam arah garis pandang pada
substrat area yang luas. Film yang dihasilkan dapat dikarakterisasi menggunakan
kombinasi teknik sensitif permukaan dan curah (Weigert et al., 2008). Deposisi
pada film, tidak boleh menimbulkan kerusakan maupun perubahan struktur
molekul. Film yang dihasilkan memiliki permukaan yang rata, halus, ketebalan
yang homogen dan tingkat kemurnian yang tinggi. Film juga harus memiliki
transparansi optik, stabilitas termal dan kekuatan mekanik yang baik (Sumolang et
al., 2020).
Beberapa keunggulan dari metode PVD, yaitu tidak memerlukan persiapan
bahan dengan mencari pelarut yang tepat, prosesnya kering dan hasilnya langsung
bersih (prosesnya berlangsung dalam vakum), permukaannya rata atau halus
dengan ketebalan homogen, dapat menghasilkan film yang molekul-molekulnya
terorientasi di atas permukaan substrat, dan relatif mudah dikendalikan (Sumolang
et al., 2020). Meskipun terdapat berbagai cara dan versi PVD desain paling dasar
adalah ketergantungan pada penguapan atau penyemburan. Laju penguapan
bergantung pada tekanan uap sumber dan tegangan ruang dan pada proses PVD
temperatur substrat sangat penting (Purwanto, 2006).
Perkembangan PVD yang dibantu dengan ionisasi dikenal sebagai Plasma
Phisycal Vapour Deposition (PPVD). PPVD merupakan desposisi fisik yang
didukung oleh penembakan ion dalam ruang vakum lunak. Proses PPVD ini
sering disebut dengan proses pelapisan ion (ion surface treatment). Efek ini dapat
dicapai dengan menerapkan potensial negative sebesar 2 – 5 kV arus searah pada
substrat. PPVD merupahan hibrida PVD yang bergantung pada penguapan dan
penyemburan. Diperlukan bubstrat yang bebes kontaminasi untuk membentuk
pengiktan kuat antara lapisan PPVD dengan substrat. Karena itu maka pada tahap
awal substrat harus didinginkan dengan memberikan ion positif lalu setelahnya
diberi energi pada sumber dan uap logam disalurkan dalam ruang. Contoh
perkembanga lainnya adalah dengan penyemburan mega-netron menggunakan
medan magnet untuk menghasilkan plasma pekat di dekat sasaran yang
didinginkan dengan air dengan kutub utara dan kutub selatan kemudian disusun
sedemikian rupa sehingga medan magnet tegak lurus terhadap medan listrik antara
sasaran dengan substrat (Purwanto, 2006).
BAB III
PEMBAHASAN

Sintesis Molekul DR-19 yang Tegak Lurus Substrat Silane


Pengertian deposisi secara umum adalah suatu proses perubahan dari gas
berubah menjadi padat dikenal sebagai (desublimation). Deposisi terjadi karena
energi panas yang keluar dari gas. Salah satu contoh dari deposisi fisik adalah
proses pembuatan deposisi uap yang digunakan untuk deposit film tipis dari
berbagai bahan ke berbagai permukaan. Metode deposisi film tipis, seperti:
metode spin coating, mencelupkan bahan (dipping) dan sol-gel digunakan untuk
mendeposisikan film tipis MPe. Dalam teknologi fabrikasi lapisan tipis secara
global dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu Physical Vapor Deposition
(PVD) dan Chemical Vapor Deposition (CVD) (Sujarwata & Astuti, 2015).
Metode PVD merupakan teknik deposisi dengan uap dan menggunakan
adanya reaksi fisika. Metode fabrikasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode EFA-PVD yaitu metode PVD yang diperlengkapi dengan medan listrik
luar. Medan listrik berfungsi untuk mengorientasikan molekul pada saat
terdeposisi. Dibandingkan dengan metode PVD biasa, keunggulan metode EFA-
PVD adalah dapat mendeposisi molekul polar dengan susunan teratur paralel
tegak lurus pada permukaan substrat, sehingga dapat dihasilkan film tipis yang
memiliki SHG yang besar.
Pemberian medan listrik dilakukan dengan menghubungkan elektroda
positif ke mesh dan negatif ke substrat silane. Sampel dalam bentuk film tipis DR-
19 dideposisi pada permukaan substrat silane dengan menggunakan vakum
evaporator tipe VPC-410 dari Ulvac Sinku Kiko, yang dioperasikan pada tekanan
(2-4) x 10-5 torr, dengan suhu krusibel 305 C. Substrat silane ditempatkan 10 cm
di atas krusibel dengan posisi elektroda mesh stainless steel di antara substrat dan
krusibel. Film dipersiapkan dengan variasi medan listrik luar sebesar 0 MV/m,
dan 3,3 MV/m. Lamanya waktu deposisi film tipis adalah 1 jam. Tidak ada
perlakuan tambahan selama proses deposisi film. Film yang dihasilkan
mempunyai permukaan yang rata, halus, dan tingkat kemurnian tinggi serta
ketebalan yang homogen.
Karakterisasi Dengan X-Ray Diffraction
Susunan kristalinitas atau struktur kristal ditentukan dari pengukuran XRD
dengan tipe PANalytical Diffractometer yang beroperasi pada CuKα (α =
1,540598 angstrom) dengan sumber sinar-X pada 40 KV dan 30 mA. Pengukuran
XRD diperoleh dalam rentang sudut dari 2θ = 3 derajat sampai 2θ = 30 derajat
dengan step size 0,0167 derajat dan time step 5,715 detik. Hasil pengukuran
ditampilkan oleh grafik berikut.

Gambar x. Hasil pengukuran XRD dari substrat silane


Hasil menunjukkan tidak ada puncak yang tajam dari grafik. Hal ini
menunjukkan bahwa sunstrat silane berbentuk amorf atau tidak beraturan.

Gambar 6. Pola XRD dari film DR-19 terdeposisi di atas substrat silane untuk
zero field dan E = 3,3 MV/m.

Hasil dari grafik diatas adalah perbandingan pengukuran kristalinitas dari


film DR-19 di atas substrat silane pada zero field dan medan listrik 3,3 MV/m.
Perbandingan menunjukkan bahwa film Disperse Red-19 terdeposisi di atas
substrat silane pada medan E = 3,3 MV/m sudah bersifat kristal yang berarti
molekul-molekul DR-19 sudah tersusun teratur parallel tegak lurus permukaan
substrat silane. Terdapat dua puncak yang tajam pada 2θ = 4.2834
derajat dan 8,7884 derajat. Dengan menggunakan persamaan dhkl= /2sin m=1,
hasil ini menyatakan bahwa molekul DR-19 terorientasi teratur paralel tegak lurus
pada permukaan substrat silane dengan konfigurasi head-tail (stacking) dengan
periodisitas 20,60 angstrom untuk puncak orde pertama dan 10,05 angstrom untuk
orde kedua. Itu artinya molekul
DR-19 terorientasi parallel tegak lurus permukaan substrat silane.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti melalui pemahaman
tentang pengaruh medan listrik orientasi terhadap molekul Disperse Red-19
terdeposisi di atas substrat silane dengan menggunakan metode PVD (Physical
Vapor Deposition) yang dilakukan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Metode PVD merupakan teknik deposisi dengan uap dan menggunakan
adanya reaksi fisika. Perbandingan pengukuran kristalinitas menunjukkan bahwa
film Disperse Red-19 terdeposisi di atas substrat silane pada medan E = 3,3
MV/m sudah bersifat kristal yang berarti molekul-molekul DR-19 sudah tersusun
teratur parallel tegak lurus permukaan substrat silane. Hasil yang dihasilkan
menunjukkan keteraturan struktur yang meningkat dengan ditandai terbentuknya
struktur kristalin dalam film DR-19 terdeposisi di atas substrat silane. Metode
PVD berbantuan medan listrik luar sangat efektif dalam menyusun molekul-
molekul DR-19 sehingga molekul-molekul tersebut bisa tersusun teratur parallel
tegak lurus permukaan substrat silane.
4. 2 Saran
Dalam penulisan tesis ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu
masih diperlukan pengembangan lebih lanjut lagi akan upaya peningkatan diskusi
tentang pengaruh medan listrik orientasi terhadap molekul Disperse Red-19
terdeposisi di atas substrat silane dengan menggunakan metode PVD (Physical
Vapor Deposition).
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, H. 2006. Perlakuan Permukaan dengan Deposisi Uap Fisis. Jurnal


Momentum. 2(21): 16-20.
Sumolang, D., Wenas, D. R., & Komansilan, A. 2020. PENGARUH MEDAN
LISTRIK TERHADAP ORIENTASI MOLEKUL DISPERSE RED-19
TERDEPOSISI DI ATAS SUBSTRAT SILANE DENGAN METODE
PHYSICAL VAPOR DEPOSITION. JURNAL FISTA: FISIKA DAN
TERAPANNYA, 1(2): 28–33.
Weigert, E. C., Humbert, M. P., Mellinger, Z. J., Ren, Q., Beebe, T. P., Bao, L., &
Chen, J. G. (2008). Physical vapor deposition synthesis of tungsten monocarbide
(WC) thin films on different carbon substrates. Journal of Vacuum Science &
Technology A, 26(1), 23–28.
 

Anda mungkin juga menyukai