Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muhammad Ehsan

NIM : 1911012210015

UTS TEKNOLOGI KITIN & KITOSAN


1.
a. Kesamaan : Merupakan senyawa yang berasal dari kepolaran N-asetil-D-
Glukosamin dan D-Glukosamin
Perbedaan :
Faktor Pembeda Kitin Kitosan
Derajat deasetilasi (%) < 60 > 60
Kelarutan (dalam as. Tidak larut Larut
Asetat 0,1 %)
Kadar Nitrogen <7 >7
Fa (Fraksi mol N-asetil Kitin [0.85 h] Kitosan [0.15]
glukosamida)
Gugus Asetil (-CH3-CO) Amina (-NH)

b. α-kitin, β-kitin, dan γ-kitin memiliki perbedaan pada pola penyusun rarntai
polimer pada fibrilnya. α-kitin memiliki rantai-rantai polimer yang berdekatan
tersusun secara antiparallel, β-kitin mempunyai rantai polimer yang tersusun
parallel, dan γ-kitin, fibrilnya masing masing tersusun dari tiga rantai, dua
rantainya tersusun paralel dan rantai ketiga antiparallel

2. .
Skema preparasi kimiawi kitosan dari kulit udang

Deproteinasi
Proses deproteinasi dimaksudkan untuk menghilangkan protein yang terikat pada kitin.
Proses deproteinasi dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi seperti Na2CO3,
NaHCO3, KOH, Na2S, Na3PO4 dan NaOH. Proses deproteinasi yang lazim dilakukan
menggunakan NaOH sebagai pereaksi. Proses deproteinasi ini dapat membantu
meningkatkan kualitas kitosan yang dihasilkan. Hasil penelitian No et al., (2003)
menunjukkan bahwa proses deproteinasi pada preparasi kitosan signifikan meningkatkan
derajat deasetilasi dan kelarutan sekaligus menurunkan viskositas dan berat molekul kitosan
dibandingkan kitosan yang dihasilkan tanpa melalui proses deproteinasi.
Demineralisasi
Proses demineralisasi dimaksudkan untuk menghilangkan kandungan mineral terutama
kalsium yang ada dalam bahan baku seperti kulit udang. Proses demineralisasi kitin secara
konvensional dilakukan menggunakan asam klorida encer (hingga 10%) pada suhu kamar
dengan pengadukan untuk melarutkan CaCO3 sebagai CaCl2.

Depigmentasi
Pigmen pada bahan baku kitin sebagian besar adalah senyawa karotenoid yang membentuk
kompleks dengan kitin. Perlakuan dengan asam dan basa (proses deproteinasi dan
demineralisasi) sendiri dapat menyebabkan terjadinya depigmentasi pada produksi kitin.
Tingkat assosiasi pigmen dengan kitin bervariasi tergantung jenis spesies bahan baku
(krusteacea).

Deasetilasi
Deasetilasi adalah proses pelepasan/penghilangan gugus asetil pada molekul kitin dan
merupakan proses konversi kitin menjadi kitosan. Deasetilasi kitin menjadi kitosan bertujuan
untuk mengkonversi gugus N-asetil (-N-COCH3) menghasilkan gugus aktif amina (–NH2)
yang dikatakan berperan penting dalam penggunaan material alam ini sebagai agen
antibakteri (Kim et al., 1998 ; Zhang et al., 2003), sehingga semakin banyak gugus amina (–
NH2) (semakin tinggi derajat deasetilasi) maka semakin tinggi pula aktivitas antibakteri
kitosan tersebut. Selama proses deasetilasi, dibutuhkan kondisi-kondisi tertentu untuk
memungkinkan terjadinya pelepasan gugus asetil kitin menghasilkan kitosan yang ditandai
dengan larutnya produk pada asam encer.
3.

Anda mungkin juga menyukai