Anda di halaman 1dari 8

Resume

ENZIM KITINASE

(Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Biokimia kepada dosen pengampuh Dr.
Yuliana Retnowati, S.Si, M.Si)

Disusun :
Biologi A
Muh. Kirad Timbola (432422042)
`

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
A. Pengertian Enzim Kitinase
Kitin adalah suatu polisakarida, polimer linier yang tersusun oleh monomer β-
1,4-N-asetil-Dglukosamin (GlcNAc). Kelimpahan kitin di alam menempati urutan
terbesar kedua setelah selulosa dan terdistribusi luas di lingkungan biosfer seperti
pada kulit crustaceae (kepiting, udang dan lobster), ubur-ubur, komponen struktural
eksoskeleton insekta, dinding sel fungi (22-40%),alga, nematoda ataupun
tumbuhan.
Kitin yang terkandung dalam crustaceae kadarnya cukup tinggi berkisar 20-
60% tergantung spesies. Pada crustaceae, kitin merupakan struktur yang rigid pada
eksoskeleton, dikarenakan pada rantai polimer N-asetil-D-glukosamin terdapat
ikatan hidrogen antar molekul membentuk mikrofibril menghasilkan struktur yang
stabil dan rigid, tidak larut dalam air sehingga dapat mengkristal 2.
Kitin memiliki ukuran molekul yang relatif besar dan kelarutan rendah, sulit
diserap tubuh manusia, sehingga aplikasinya sangat terbatas dan menjadi sumber
utama pencemaran senyawa organik. Pada tahun 1993 diperkirakan dunia dapat
memperoleh kembali kitin dari invertebrata laut sebanyak 37.000 ton dan
meningkat menjadi 80.000 ton pada tahun 2000. Perolehan kembali kitin tersebut
berasal dari kulit atau hasil samping produk pengolahan udang beku, kepiting,
lobster dan crustasea lainnya. Namun, hal ini mengindikasikan bahwa kitin dapat
diproduksi secara murah. Pemanfaatnya sekaligus membantu menyelesaikan
masalah lingkungan serta mempromosikan nilai ekonomis produksi
laut. Sampai saat ini pengolahan limbah untuk mendapatkan kitin ada dua cara,
yaitu pengolahan :
1. Secara kimiawi dengan cara demineralisasi dan deproteinasi melalui
penambahan asam atau basa kuat,
2. Secara biokimia dengan penambahan enzim proteolitik untuk deproteinasi
dan melibatkan kitinase untuk mendegradasi limbah kitin.
Proses enzimatis melibatkan kitinase dalam degradasi kitin dapat menghasilkan
produk produk turunan kitin seperti kitin-oligosakarida. Kitinase dapat diperoleh
dari berbagai organisme, termasuk virus, bakteri, jamur, serangga, tumbuhan
tingkat tinggi dan hewan, yang mampu menghidrolisis kitin. Semua enzim yang
dapat mendegradasi kitin disebut sebagai kitinase. total atau kitinase non spesifik.
Peran kitinase dalam organisme sangat beragam.
Berdasarkan mode of action, kitinase dapat diklasifikasikan ke dalam dua
kategori utama, endo dan ekso-kitinase. Endokitinase mendegradasi kitin secara
acak dari dalam menghasilkan oligomer pendek N - asetil - D - glukosamin.
Eksokitinase memotong kitin hanya dari ujung non reduksi. Bila hasil pemotongan
berupa dimer (β-1,4-Nasetil-glukosamin) disebut kitobiosidase, namun bila
potongan yang dihasilkan berupa monomer maka enzim tersebut dinamakan N-
asetil glukosaminidase. Berdasarkan komposisi asam amino dan kesamaan sekuen,
kitinase dapat diklasifikasikan ke dalam lima kelas, I, II, III, IV dan V.
Kitinase pada tanaman sebagian besar berada dalam kelas 1-1V. Kitianse kelas
I, memiliki domain N-terminal kaya sistein dan domain kitin berikatan hevein
(chitin-binding hevein-like domain). Kitinase kelas II tersusun dari domain
katalitik yang monomernya homologi dengan domain katalitik kitinase kelas I,
tetapi tidak memiliki domain N-terminal kaya sistein dan domain kitin berikatan
hevein. Selain pada tanaman, kitinase kelas II juga ditemukan pada jamur dan
bakteri. Kitinase kelas III hanya memiliki sekuen yang homologi dengan kitinase
Hevea brasiliensis, dan tidak memiliki kesamaan sekuen dengan kitinase tanaman
lain. Kitinase kelas IV memiliki kesamaan struktur tetapi sekuen berbeda dengan
kitinase kelas 1 dan kitinase ini mewakili kelompok kitinase ekstraseluler. Kitinase
kelas V, umumnya kitinase yang terdapat pada bakteri. Semua kitinase
dikelompokkan menjadi tiga keluarga hidrolase glycosyl (GH) yaitu keluarga
(family) 18, 19 dan 20. Family 18 meliputi kitinase dari bakteri, jamur, virus, dan
beberapa kitinase dari tanaman dan hewan (kelas III dan V). Family 19 meliputi
keseluruhan kitinase tanaman (kelas I, II, dan IV), salah satu contoh dapat dilihat
pada Family 20 meliputi β-N-acetylhexosaminidases dari bakteri
streptomycetes dan manusia.
Kitinase merupakan enzim yang mampu menghidrolisis kitin menjadi
monomernya N-asetil-glukosamin dengan menghidrolisis kitin secara acak pada
ikatan glikosidik. Ada 3 jenis enzim kitinase yang dibedakan berdasarkan cara
kerjanya dalam mendegradasi kitin, yaitu eksokitinase, endokitinase dan N- asetil-
glukosaminidase. Eksokitinase memotong polimer kitin hanya dari ujung non
reduksi Endokitinase memotong polimer kitin secara acak dan menghasilkan dimer,
trimer, tetramer, dan oligomer gula. N-asetilglukosamidase yang memutuskan
diasetilkitobiosa dan menghasilkan N-asetil-glukosamin (Pratiwi dkk., 2015)
Menurut Pratiwi dkk., (2015) kitinase dikelompokkan menjadi 3 keluarga
(family) glikosi hidrolase yaitu famili 18, 19 dan 20. Kitinase yang dihasilkan oleh
organisme prokariotik dan eukariotik termasuk ke dalam golongan famili 18
sedangkan famili 19 ditemukan pada bakteri gram positif, Actinomycetes dari
genus Streptomyces dan tumbuhan tingkat tinggi.
Wang dkk., (2021), menyatakan bahwa jalur degradasi kitin dapat terbagi
menjadi 2. Jalur pertama diawali hidrolisis ikatan p-1,4-glikosida dan diputus oleh
enzim endokitinase yang membentuk oligomer kitin. Oligomer kitin dipecah
menjadi N-asetilglukosamin (kitobiosa) oleh kitoblosidase dan menghasilkan
monomer N-asetliglukosamin (GlcNAc) oleh N-asetiiglukosaminidase (kitoblosa).
GlcNAc mengalami deasetilase menjadi glukosamin oleh enzim N
asetilglukosamin-deasetilase. Jalur degradasi kitin yang kedua adalah deasetilasi
kitin menjadi kitosan oleh enzim kitin deasetilase. Kitosanase mendegradasi
kitosan menjadi oligomer kitosan yang selanjutnya akan didegradasi menjadi
glukosamin oleh glukosaminidase.
A. Struktur Enzim Kitinase
Struktur kitinase mempunyai lebih dari satu domainsehingga strukturnya
dikenal sebagai multi-domain, yaitudomain katalitik, domain pengikatan kitin dan
domainfibronektin III. Seperti dijelaskan di depan bahwaS.marcescens adalah
mikroba kitinase yang telahbanyak dipelajari baik struktur maupun
fungsinya.S.marcescens dapat menghasilkan 3 gen yangmengkode kitinase disebut
sebagai gen ChiA (kitinaseA), ChiB (kitinase B) dan ChiC (kitinase C) dan baru-
baru ini telah ditentukan struktur tiga dimensi dari ketigagen tersebut. Gen ChiA,
ChiB dan ChiC yang masing-masing mengkode 563, 479 dan 325 residu asam
amino. Gen ChiA Aeromonas caviae sepanjang 4,5 kbyang diklon pada starin XLI-
Blue menghasilkan completesequence dengan open reading frame (ORF)
sepanjang 2595 nukleotida yang mengkode 865 asam aminomempunyai kesamaan
urutan dengan S.marcescens.. A.caviae yang diisolasi dari tanah di pulau
Bangkajuga telah berhasil dikloning dan sequence nukleotidamenunjukkan bahwa
2748 bp tersebut tidak mempunyaipromotor, mempunyai urutan yang sama dengan
genChiA A.caviae.

B. Aktivitas Enzim Kitinase


Aktivitas kitinase merupakan ukuran jumlah produkyang dihasilkan dari suatu
pemecahan substrat kitin.Satu unit aktivitas kitinase didefinisikan
sebagaipelepasan 1 μmol gula reduksi (N-asetil-glukosmin) permenit. Beberapa
metode penentuan aktivitas kitinaseyang sering dipergunakan adalah :
1. Penentuan secara kolorimetri
Penentuan secara kolorimetri didasarkan pada pelepasan produk hasil
degradasi koloidal kitin berupaN-asetil-D-glukosamin ke dalam supernatan
dengan menggunakan metode Reissig. Produk tersebut dikomplekskan
dengan reagen tertentu seperti p-dimetilamino-benzal dehid atau reagen
asam dinitrosalisilat menghasilkan serapan pada Panjang gelombang 540
nm. Substrat lain yang bisa digunakan pada metode ini adalah kitin azure,
yaitu kitin yang direaksikan dengan pewarna Remazol Brillian Violet 5R
dan serapan yang dihasilkan dapat diukur pada Panjang gelombang 420 nm.
Untuk menentukan konsentrasi produk digunakan N-astetil-D-glukosamin
sebagai standart.
2. Spektrometer Assay
Metode ini dapat ditentukan dengan menggunakan senyawa kromogen
seperti 4-Nitrofenil-β-D-N-N’-diasetilkitobiosadan4-Nitrofenil-β-D–N-N’-
N”-triasetilkitotriosa yang disiapkan dalam larutan stokdimetil sulfoksida
(DMSO) seperti yang dilakukan olehImoto dan Yagishita (1977) dan
ditentukan serapannya pada panjang gelombang 410 nm.
3. Zymogram dengan Menggunakan Etilen Glikol
Metode ini didasarkan pada degradasi substratetilen glikol pada media
padat yang mengandung glikolkitin oleh aktivitas kitinase yang ditunjukkan
oleh halo bening di sekitar bakteri. Glikol kitin yang disintesis dengan cara
Trudel dan Aselin (1989) juga bisadigunakan pada metode zymogram,
suatu teknik yang melibatkan 2 tahapan, yaitu pemisahan dengan
elektroforesis kemudian diikuti dengan deteksi penentuan aktivitas kitinase.
Pada proses ini terjadi kopolimerisasi antara gel poliakrilamid dengan
glikolkitin, kitin yang didegradasi oleh kitinase akan membentuk zona
bening. Gel kemudian distaining dengan Coomassie Brilliant Blue R-250,
dimana muatan positip glikol kitin akan berinteraksi denganCoomassie blue
membentuk ikatan elektrostatik.Setelah dilakukan destaining dengan air,
maka warnaglikol kitin akan hilang karena aksi kitinase. Menurut beberapa
peneliti bahwa metode ini lebih mudah untukmendeteksi aktivitas
kitinolitik, tetapi metode ini mempunyai keterbatasan karena tidak
dapatdigunakan untuk staining protein lebih lanjut danmobilitas kitinase
dalam gel terganggu karena adanya polisakarida dalam gel.
C. Manfaat Enzim Kitinase
Kitinase merupakan salah satu enzim yangmenarik untuk diisolasi karena
kemampuannya untukmenghidrolisis kitin menjadi turunan kitin yang
sangatbanyak manfaatnya. Salah satu aplikasi kitinase dalambidang bioteknologi
adalah sebagai biokontrol. Pada tumbuhan enzim ini digunakan sebagai pertahanan
dalam melawan serangan organisme patogen yang mengandung kitin. Hal ini
dikarenakan kitin yang merupakan komponen utama dinding sel jamur dapat
didegradasi enzim kitinase yang dihasilkan oleh mikroorganisme,
hewan dan Tumbuhan
Kitinase juga dapat dimanfaatkan dalam penanganan limbah terutama limbah
yang mengandung kitin seperti pabrik pembekuan udang. Pabrik tersebut
menghasilkan limbah cangkang udangyang bila dibiarkan dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan sehingga meningkatkan BOD dan COD. Trichoderma
virens UKM1 yang ditumbuhkan dalam medium yang mengandung koloidal kitin
sebagai sumber karbon dapat mendegradasi limbah udang dengan menghasilkan
86% N-asetilglukosamin . Senyawa-senyawa hasil degradasi kitinase pada kitin
membentuk seyawa turunan kitin seperti karboksimetilkitin, hidroksietil kitin dan
etil kitin dapat dimanfaat kandalam berbagai bidang. Dalam bidang kedokteran
senyawa-senyawa tersebut dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan
benang operasi yang mempunyai keunggulan dapat diserap dalam jaringantubuh,
tidak toksik dan dapat disimpan dalam waktu yang lama. Monomer dari kitin yaitu
N-Asetil-D-glukosamin dapat dimanfaatkan dalam bidang farmasi, diantaranya
dapat digunakan sebagai obat untuk mengontrol kadar gula dalam darah, sebagai
suplemen, anti inflamantory dan sebagainya. Untuk kosmetik senyawa gula ini
dapat membantu mengurangi hilangnya hiperpigmentasi karena N-asetil-D-
glukosamin dapat membantu mengurangi aktivitas enzim tirosinase yang berperan
dalam produksi melanin.
DAFTAR PUSTAKA

Firda, T. R. (2023). Ekstraksi Dan Uji Aktivitas Enzim Kitinase Pada Actinomycetes
19c38a1 Menggunakan Media Limbah Kulit Udang

Suryadi, Y., Susilowati, D., Samudra, I. M., Permatasari, M., & Ambarsari, L. (2020).
Karakterisasi Kitinase Isolat Bakteri Rhizosfir Asal Cianjur Dan Aktivitasnya
Terhadap Patogen Colletotrichum Sp. Bioma: Jurnal Ilmiah Biologi, 9(1), 54-
71.
Hadriani, S. (2022). Isolasi dan Karakterisasi Enzim Kitin Deasetilase dari Isolat
Bakteri Termofilik Sumber Air Panas Lejja Kabupaten Soppeng Sulawesi
Selatan= Isolation and Characterization of Chitin Deacetylase Enzyme from
Isolates of Thermophilic Bacteria from Lejja Hot Springs, Soppeng Regency,
South Sulawesi (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Haliza, W., & Suhartono, M. T. (2012). Karakteristik kitinase dari mikrobia.

Hardi, J., Ruslan, R., Razak, A. R., & Silva, S. (2017). Karakterisasi Enzim Kitinase
Dari Isolat Bakteri Termofilik B1211 Asal Air Panas Bora. Kovalen: Jurnal
Riset Kimia, 3(2), 172-179.

Oktapia, T. (2022). Aktivitas Enzim kitinase Actinobacteria asal Hutan Harapan


Provinsi Jambi dalam Menghambat Ganoderma boninense (Doctoral
dissertation, Biologi).

Anda mungkin juga menyukai