Anda di halaman 1dari 89

PERANAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PEMBENTUKAN

KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA KELAS XI IPS


SMAN 1 PASANGKAYU KECAMATAN PASANGKAYU
KABUPATEN PASANGKAYU

ULFIANI H

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan


Gelar Sarjana pada Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
PERANAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PEMBENTUKAN
KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN SISWA KELAS XI IPS
SMAN 1 PASANGKAYU KECAMATAN PASANGKAYU
KABUPATEN PASANGKAYU

Oleh

ULFIANI H
A 351 17 069

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan


Gelar Sarjana pada Program Studi S1 Pendidikan Geografi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
THE SOCIAL ENVIRONMENT'S INFLUENCE ON THE
DEVELOPMENT OF ENVIRONMENTALLY CARE CHARACTERS
OF GRADE XI-IPS STUDENTS IN SMAN 1 PASANGKAYU

ULFIANI H

SKRIPSI

Submitted as a Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of


Sarjana Pendidikan at Geography Education Study Program
Social Science Education Department
Teacher Training and Education Faculty
Tadulako University

GEOGRAPHY EDUCATION STUDY PROGRAM


SOCIAL SCIENCE EDUCATION DEPARTMENT
TEACHER TRAINING AND EDUCATION FACULTY
TADULAKO UNIVERSITY
2021
ABSTRAK

Ulfiani H, 2021. Peranan Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan Karakter


Peduli Lingkungan Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Pasangkayu Kecamatan
Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu. Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Tadulako, Samuel Sanda Patampang.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peranan


lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter peduli lingkungan siswa kelas
XI IPS SMAN 1 Pasangkayu dan mendeskripsikan pembentukan karakter peduli
lingkungan siswa kelas XI IPS SMAN 1 Pasangkayu. Jenis penelitian ini adalah
penelitian Kualitatif dengan pendekatan Deskriptif. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian
ini adalah siswa SMAN I Pasangkayu Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten
Pasangkayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan lingkungan sosial
terhadap pembentukan karakter peduli lingkungan siswa kelas XI IPS SMAN I
Pasangkayu yaitu memiliki peranan yang sangat penting didalam lingkungan
sekolah dan memiliki peranan yang cukup baik sebagai peranan lingkungan
sekolah, dan peran guru yang memiliki sikap yang cinta serta memberikan
pengetahuan serta pemahaman terhadap peduli lingkungan dan pembentukan
karakter perserta didik memiliki frekuensi yang cukup baik namun harus
ditingkatkan lagi mulai dari nilai-nilai karakter, membentuk karakter, dan kegiatan
yang mendukung pembentukan karakter agar dapat terbentuk menjadi karakter
yang baik untuk dimasa depan nanti terhadap peduli lingkungan di SMAN 1
Pasangkayu.

Kata kunci : Peranan Lingkungan Sosial, Pembentukan Karakter Peduli


Lingkungan

iv
ABSTRACT
Ulfiani H. 2021. The Social Environment's Influence on the Development of
Environmentally Care Characters of Grade XI-IPS Students in SMAN 1
Pasangkayu. Skripsi. Geography Education Study Program. Social Science
Education Department. Faculty of Teacher Training and Education. Tadulako
University. Samuel Sanda Patampang.
The research objective is to describe the role of the social environment in the
development of environmental care characters of grade XI-IPS students of SMAN
1 Pasangkayu and the formation of environmental care characters of grade XI-IPS
SMAN 1 Pasangkayu students. This type of research is qualitative research with a
descriptive approach. Data collection techniques were observation, interviews,
and documentation. The subjects of this study were students of SMAN I
Pasangkayu, Pasangkayu District, Pasangkayu Regency. The research findings
revealed that the social environment plays a vital role in the development of
students' environmental care characters and the school environment. Teachers
have played an important role in instilling knowledge and understanding of
environmental stewardship and love in students, as well as in developing their
character. However, it must be enhanced, beginning with character values,
character building, and activities that encourage character development so that
they can be shaped into excellent characters for the future in terms of caring for
the environment. at SMAN 1 Pasangkayu.
Keywords: role of the social environment, character development, environmental
care

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat ALLAH swt, atas

limpahan berkah, rahmat, dan pertolongan serta hidayah-Nya, sehingga saya

diberikan kesempatan, kesehatan, dan keselamatan, serta kemampuan untuk dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul : “PERANAN

LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER

PEDULI LINGKUNGAN SISWA KELAS XI IPS SMAN 1 PASANGKAYU

KECAMATAN PASANGKAYU KABUPATEN PASANGKAYU”, Salawat dan

salam atas junjungan kita kepada baginda Nabi Muhammad saw yang telah

membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam yang terang menerang dan penuh

dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Penyelesaian skripsi ini saya

persembahkan sebagai tanda terima kasih dan sebagai ungkapan rasa sayang yang

tak terhingga kepada Ayahanda tercinta Hasbi L dan Ibunda tercinta Nurbaya.

Terima kasih atas kasih sayang, doa dan restunya yang senantiasa terpanjatkan

untuk ananda serta bantuan moril dan material yang tidak ternilai harganya,

penyelesaian tugas akhir ini tidak sebanding dengan apa yang mereka

persembahkan dalam kehidupan saya. Namun semoga penelitian ini dapat menjadi

kebanggaan bagi mereka.

vi
Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Starata

Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Tadulako. Dalam penyusunan dan pembuatan skripsi ini.

Terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ibu Dr. Nuraedah, S.Pd.,

M.Pd, selaku penguji yang telah memberikan banyak masukan yang begitu berarti

demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima

kasih kepada Bapak Abdul Hamid, S.Ag., M.Pd.I, selaku sekretaris penguji yang

telah memberi masukan demi kempurnaan penulisan skripsi ini.

Dengan tulus menyampaikan penghargaan yang sebesar-nesarnya dan

ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak/Ibu.

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP selaku Rektor Universitas Tadulako

dengan kepemimpinannya sehingga memungkinkan saya untuk menuntut

ilmu di Universitas Tadulako.

2. Bapak Dr. Ir. Amiruddin Kade, M, Sc. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

3. Dr. H. Nurhayadi, M. Si Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas

Keguuan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

4. Dr. Iskandar, M.Hum, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

5. Dr. Nuraedah, S.Pd., M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Fakltas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

vii
6. Iwan Alim Saputra, S,Pd., M.Sc. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Geografi jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan atas dukungan dan perhatiannya kepada saya

sehingga dapat menempuh pendidikan pendidikan di Program Studi

Geogarfi.

7. Risma Fadhilla Arsy, S.Si.,M.Sc selaku Dosen Wali yang telah mendidik

saya selama Studi di Universitas Tadulako.

8. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Geografi yang telah banyak memberikan

ilmunya selama penulis menyelesaikan studi

9. Untuk sahabat seperjuangan semasa perkuliahan hingga pembuatan

skripsi, Dewi Shinta, Fitri Yulia, Desy, Dian, terima kasih banyak atas

bantuan, dukungan dan motivasinya selama ini.

10. Teman-teman seperjuangan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

khususnya di Prodi Pendidikan Geografi Kelas B. Dewi, Desy, Rifal,

Vilda, Dian, dan seluruh teman-teman angkatan 2017 yang tidak sempat

disebutkan satu persatu yang telah menjadi teman seperjuangan selama 4

tahun terima kasih atas dukungannya selama ini.

11. Untuk teman-teman KKN angkatan 90 Kecamatan Sarudu, terima kasih

banyak atas dukungannya dan kerja samanya selama dilokasi KKN

12. Untuk teman-teman PLP SMALabschooluntad, Terima kasih banyak atas

dukungan dan kerja samanya selama di SMAlabschooluntad.

viii
13. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada

semua pihak yang telah banyak membantu, dan saya menyadari bahwa skripsi ini

tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan, semoga, skripsi ini dapat bermanfaat

dan bisa menambah wawasan kita semua. Amin Yaa Robbal Alamin

Palu, Desember 2021


Penulis

Ulfiani H

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iii

ABSTRAK iv

ABSTRACT iV

UCAPAN TERIMA KASIH V

DAFTAR ISI iX

DAFTAR TABEL Xii

DAFTAR GAMBAR Xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 5

1.3 Tujuan Penelitian 5

1.4 Manfaat Penelitian 5

1.5 Batasan Istilah 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 8

2.1 Penelitian Relevan 8

2.2 Kajian Pustaka 12

2.3 Kerangka Pemikiran 21

x
BAB III METODE PENELITIAN 23

3.1 Jenis Penelitian 23

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 23

3.3 Jenis dan Sumber Data 24

3.4 Unit dan Subjek Penelitian 24

3.5 Instrumen Penelitian 25

3.6 Teknik Pengumpulan Data 25

3.7 Teknik Analisis Data 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29

4.1 Hasil Penelitian 29

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 29

4.2 Pembahasan 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 50

5.1 Kesimpulan 50

5.2 Saran 51

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perasamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu 9

2.2 Indikator Peranan Lingkungan Sosial 15

3.1 Indikator Instrumen Penelitian 25

4.1 Daftar Nama Pendidik dan Tenaga Pendidik 32

4.2 Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2020 35

4.3 Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2021 36

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.3 Kerangka Pemikiran 21

4.1 Peta Administrasi SMAN 1 Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu 31

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki hubungan timbal balik

dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan fisik, lingkungan biologis,

maupun lingkungan sosial satu dengan yang lainnya saling mempengaruhi.

Lingkungan sering dikatakan secara sempit, seolah-olah lingkungan hanyalah

alam sekitar di luar diri manusia/individu. Lingkungan sebenarnya mencakup

segala aspek, abik material dan segala aspek fisik yang ada di dalam dan luar

individu itu sendiri.

Pendidikan diyakini sebagai salah satu bidang yang memiliki peran

penting dan strategis dalam pembangunan suatu bangsa Ningrum (2009: 1).

Ditambahkan pula oleh Yulifar (2009: 25) bahwa kegiatan pendidikan sebagai

realitas sosial yang keberadaannya sering diharapkan sebagai agen pembaharuan

dalam berbagai sekmen kehidupan masyarakat. Proses pendidikan selalu terjadi

dalam suatu lingkungan yang sering disebut dengan lingkungan pendidikan.

Sebagaiman menurut Sukmadinata (2003:5) “Di dalam lingkungan ini mencakup

lingkungan fisik, sosial intelektual, dan nilai-nilai”. Lingkungan fisik sendiri

terdiri atas lingkungan alam dan buatan manusia yang menjadi tempat sekaligus

pendukung atau penghambat bagi berlangsungnya proses pendidikan. Contohnya

seperti sarana, prasarana dan fasilitas fisik yang ada.

1
2

Pendidikan karakter merupakan suatu usaha agar mendidik anak-anak agar

dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan

sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada

lingkungannya menurut Najib (2016:62). Pendidikan karakter perlu diterapkan

dan pembinaan melalui lingkungan sosial yaitu keluarga, masyarakat, dan

perguruan tinggi karena sebagai peserta didik secara keseluruhan belum mampu

mengembangkan karakter yang unggul. Pendidikan karakter peduli lingkungan

pada dasarnya membantu guru dalam penanaman karakter siswa tentang

kepedulian mereka terhadap lingkungan. Pendidikan karakter peduli lingkungan

dapat menjadi tolok ukur kepedulian serta kepekaan siswa kepada lingkungannya.

kepedulian dan kepekaan siswa terhadap lingkungan akan suasana belajar

mengajar yang sehat dan nyaman. Lingkungan sekolah atau suasana belajar

mengajar yang sehat dan nyaman dapat meningkatkan prestasi dan kreativitas

siswa.

Pembelajaran geografi setiap pembahasan materi apapun, senantiasa

deijalskan dengan menggunakan perspektif kelingkungan, sebagaimana pendapat

yang dikemukakan oleh Sudarma (2011:59). Geografi ini diharapkan siswa

mampu meminimalisir prilaku-prilaku yang masih belum pekab terhadap

lingkungan sekitarnya, dan diharapkan siswa lebih paham dalam memanfaatkan,

mengelola ruang/limgkungan dengan bijaksana. Geogarfi sangat erat kaitannya

dengan lingkungan. Di sebutkan oleh Sala (2011:1) yaitu geogarfi diartikan

sebagai lingkungan ilmu yang mempelajari interaksi antara geosfer dan

komponennya dengan biosfer dan antroposfer. Geogarfimenekankan integrasi dan


3

saling ketergantungan antara bidang-bidang ini dan sebagai jembatan antara ilmu

alam dan ilmu sosial disiplin ilmu, dengan penekanan khusus pada mempelajari

kondisi yang diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia. Permasalahan

pendidikan di lingkungan sosial merupakan salah satu permasalahan pokok dalam

pembangunan sekarang ini. Kemajuan dan perkembangan globalisasi bukan hanya

berdampak positif di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga

berdampak negatif terhadap moral setiap individu. Saat ini moral seseorang

cenderung semakin menurun akibat perubahan gaya hidup yang mengikuti

perkembangan zaman. Sikap-sikap tersebut menjadikan karakter seseorang

menjadi kurang baik. Pendidikan karakter perlu diterapkan dan pembinaan

melalui lingkungan sosial yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah. Siswa secara

keseluruhan belum mampu mengembangkan karakter dan sikap peduli lingkungan

serta sikap berinteraksi dengan alam secara baik. Dengan adanya pembentukan

karakter siswa yang peduli terhadap lingkungan maka terciptalah alam yang

bersih , dan asri. Mencegah terjadinya kerusakan pada lingkungan alam yang

terjadi di sekitarnya, serta meningkatkan perilaku berakhlak mulia secara utuh.

Siswa di SMAN 1 Pasangkayu, sekaligus mahasiswa jurusan IPS program studi

Pendidikan Geografi yang mana telah diajarkan tentang pembentukan karakter

peduli lingkungan, dan peneliti ingin memberikan pemahaman kepada siswa

mengenai bagaimana cara membentuk karakter peduli lingkungan.

Sebagian siswa di SMAN 1 Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu

Kabupaten Pasangkayu masih ada yang belum sadar akan lingkungannya. Hal ini

terlihat pada saat saya berkeliling sekolah, saya melihat masih banyak sampah
4

yang berserakan di halaman sekolah, sebagian siswa menunjukkan karakter atau

sikap yang kurang perduli pada lingkungannya seperti tidak membuang sampah

pada tempatnya. Membiarkan sampah berserakan mengotori lingkungan sekolah.

Pentingnya kesadaran siswa terhadap kelestarian lingkungan maka

pemahaman tentang karakter peduli lingkungan perlu ditingkatkan lagi. Peranan

di lingkungan sosial bukan hanya pada siswa, tetapi juga pada guru untuk

meningkatkan karakter peduli pada lingkungan. Hal ini perananan lingkungan

sosial siswa harus lebih meningkatkan karakter yang harus ditanamkan kepada

siswa, sehingga memiliki tindakan dan perilaku secara baik.

Upaya membentuk karakter siswa akan kepedulian lingkungan di sekolah,

maka diharapkan para guru maupun siswa ikut berpartisipasi dalam membentuk

dan meningkatkan karakter peduli siswa akan kesadaran untuk selalu menjaga

kebersihan dan kelestarian di lingkungan sekolah.

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti telah melakukan penelitian

untuk mengetahui “ Peranan Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan Karakter

Peduli Lingkungan Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Pasangkayu, Kecamatan

Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu “.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka akan

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana peranan lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter

peduli lingkungan siswa kelas XI IPS SMAN 1 Pasangkayu, Kecamatan

Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu ?


5

2. Bagaimana pembentukan karakter peduli lingkungan siswa kelas XI IPS

SMAN 1 Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka

tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mendiskripsikan peranan lingkungan sosial terhadap pembentukan

karakter peduli lingkungan siswa kelas XI IPS SMAN 1 Pasangkayu,

Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu !

2. Mendiskripsikan pembentukan karakter peduli lingkungan siswa kelas XI

IPS SMAN 1 Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak,

diantaranya yaitu sebagai berikut :

1. Menjadi bahan pertimbangan para guru untuk membentuk karakter

pedulisiswa agar tetap menjaga dan melestarikan lingkungan sekolah.

2. Sebagai bahan masukan kepada guru dalam membentuk karakter peduli

siswa agar dapat lebih peduli terhadap lingkungan sekolah.

3. Membentuk karakter peduli siswa terhadap lingkungan sekolah, dan dapat

meningkatkan karakter peduli siswa yang lain akan pentingnya peduli

lingkungan sekolah, sehingga karakter peduli siswa terhadap lingkungan

memiliki tindakan dan perilaku secara baik.


6

4. Sebagai dorongan bagi peneliti untuk membentuk dan meningkatkan

karakter peduli lingkungan sekolah. Selain itu, dapat memberikan

pengalaman, pengetahuan, perilaku dan keterampilan serta wawasan dalam

mengembangkan kemampuan penelitian dan melakukan penelitian

selanjutnya.

1.5 Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka

diberikan batasan istilah sebagai berikut :

1. Peranan adalah merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang dalam

suatu peristiwa

2. Peranan lingkungan sosial adalah upaya mengubah cara pandang siswa

dengan menanmkan nilai-nilai kecintaan terhadap lingkungan agar

terbentuk karakter peduli terhadap lingkungan dan menjadikan insan yang

berwawasan lingkungan.

3. Lingkungan Sosial adalah semua interaksi sosial antara masyarakat, baik

secara langsung, misalnya dengan berdiskusi dengan seorang teman,

maupun secara vicarious, yaitu pengamatan mengenai apa yang sedang

dilakukan atau dikenakan orang lain

4. Karakter adalah bentuk watak, tabiat, akhlak yang melekat pada pribadi

seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi yang digunakan sebagai

landasan untuk berpikir dan berperilaku sehingga menimbulkan suatu ciri

khas pada individu


7

5. Pembentukan karakter adalah adalah sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya dan

mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi.

6. Peduli Lingkungan adalah sikap-sikap umum terhadap kualitas lingkungan

yang diwujudkan dalam kesediaan diri untuk menyatakan aksi-aksi yang

dapat meningkatkan dan memelihara kualitas lingkungan dalam setiap

prilaku yang berhubungan dengan lingkungan


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Yang Relevan

1. Shofiyatuz Zahroh, Na’imah (2020). “ Peran Lingkungan Sosial Terhadap

Pembentukan Karakter Anak Usia Dini Di Jogja Green School.

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengkaji peran lingkungan terhadap

pembentukan karakter anak di Jogja Green School. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa lingkungan sosial berpengaruh signifikan terhadap pembentukan karakter

anak melalui strategi dan metode pembelajaran. Jogja Green School bersama

orang tua dan masyarakat menciptakan lingkungan kondusif dalam pembentukan

karakter anak yang baik. Pihak sekolah selalu berkomunikasi dengan keluarga

melalui catatan harian atau bertemu secara langsung terkait perkembangan anak,

sehingga orang tua memahami bahwa pendidikan yang diberikan di rumah harus

sesuai dengan pendidikan yang ada di sekolah, selain itu pihak sekolah ataupun

keluarga memiliki tugas memberikan stimulus kepada masyarakat. Masyarakat

tidak mengajari anak dengan kata-kata negatif, tidak memarahi anak ketika tanpa

sengaja anak merusak tanaman tetangga melainkan memberikan pemahaman

kepada anak, sehingga anak harus meminta maaf apabila melakukan kesalahan.

2. Ismiati Ragil Handayani (2018). “Peran Lingkungan Sosial Terhadap

Perilaku dan Kedisiplinan Anak Usia Sekolah Dasar.

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui serta menganalisis peranan

lingkungan sosial terhadap pembentukan perilaku dan kedisiplinan anak usia

sekolah dasar di Desa Jelok Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Hasil

8
9

Penelitian menunjukkan bahwa anak usia sekolah dasar yang berada dalam

lingkungan sosial yang keadaan warga dan tingkat kedisiplinannya berbeda, akan

memiliki perilaku dan kedisplinan yang berbeda pula, karena anak ketika

berinteraksi dengan orang sekitar akan secara tidak langung meniru perilaku orang

tersebut, perilaku anak sekolah dasar juga berbeda ketika mereka berada dirumah

atau disekolah, karena anak berinteraksi dengan orang orang berbeda pula.

Tabel 2.1 Persamaan Dan Perbedaan Penelitian Terdahulu

No Nama Shofiyatuz Zahroh, Ismiati Ragil Handayani Ulfiani H

Na’imah (2018) (2021)

(2020)
1 2 3 4 5
1. Judul Peran Lingkungan Sosial Peran Lingkungan Sosial Peranan Lingkungan
Penelitian Terhadap Pembentukan Terhadap Perilaku Dan Sosial Terhadap
Karakter Anak Usia Dini Kedisiplinan Anak Usia Pembentukan Karakter
Di Jogja Green School Sekolah Dasar Peduli Lingkungan Siswa
Kelas XI IPS SMAN 1
Pasangkayu Kecamatan
Pasangkayu Kabupaten
Pasangkayu
2. Tujuan Penelitian ini bertujuan Penelitian ini bertujuan untuk Penelitian ini bertujuan
Penelitian mengkaji peran mengetahui serta untuk mendeskripsikan
lingkungan terhadap menganalisis peranan peranan lingkungan sosial
pembentukan karakter lingkungan sosial terhadap terhadap pembentukan
anak di Jogja Green pembentukan perilaku dan karakter peduli lingkungan
School. kedisiplinan anak usia siswa kelas XI IPS SMAN
sekolah dasar di Desa Jelok 1 Pasangkayu.
Kecamatan Cepogo Mendeskripsikan
Kabupaten Boyolali. pembentukan karakter
10

1 2 3 4 5
peduli lingkungan siswa
kelas XI IPS SMAN 1
Pasangkayu Kecamatan
Pasangkayu Kabupaten
Pasangkayu.
3. Metode Metode penelitian yang di Metode penelitian yang di Metode penelitian yang di
Penelitian gunakan adalah Kualitatif gunakan adalah Etnogrfi gunakan adalah Kualitatif
4. Hasil Hasil penelitian ini yaitu Hasil penelitian ini yaitu anak Hasil penelitian ini yaitu
bahwa lingkungan sosial usia sekolah dasar yang bahwa 1) peranan
berpengaruh signifikan berada dalam lingkungan lingkungan sosial di dalam
terhadap pembentukan sosial yang keadaan warga lingkungan Sekolah
karakter anak melalui dan tingkat kedisiplinannya terhadap pembentukan
strategi dan metode berbeda, akan memiliki karakter peduli lingkungan
pembelajaran. Jogja Green perilaku dan kedisplinan yang terdapat frekuensi yang
School bersama orangtua berbeda pula, karena anak cukup baik yaitu sebagai
dan masyarakat ketika berinteraksi dengan pembentukan sikap peserta
menciptakan lingkungan orang sekitar akan secara didik SMAN 1
kondusif dalam tidak langung meniru perilaku Pasangkayu peserta didik
pembentukan karakter orang tersebut, perilaku anak yang mempraktekkan
anak yang baik. Pihak sekolah dasar juga berbeda langsung nilai-nilai
sekolah selalu ketika mereka berada karakter peduli lingkunga,
berkomunikasi dengan dirumah atau disekolah, Kebiasaan peserta didik
keluarga melalui catatan karena anak berinteraksi yang bersikap cinta
harian atau bertemu secara dengan orang orang berbeda terhadap lingkungan,
langsung terkait pula. Belajar bersama kelompok
perkembangan anak, peserta didik yang
sehingga orangtua mengikuti kegiatan dan
memahami bahwa organisasi didalam
pendidikan yang diberikan maupun diluar sekolah
11

1 2 3 4 5
di rumah harus sesuai serta kegiatan yang
dengan pedidikan yang mendukung kepedulian
ada di sekolah, selain itu lingkungan. 2)
pihak sekolah ataupun Pembentukan karakter
keluarga memiliki tugas memilki tingkat frekuensi
memberikan stimulus yang cukup baik namun
kepada masyarakat. masih perlu memahami
Masyarakat tidak dan ditingkatkan lagi
mengajari anak dengan mulai dari penanaman
kata-kata negatif, tidak nilai-nilai karakter,
memarahi anak ketika tanggung jawab,
tanpa sengaja anak penguatan dari orangtua,
merusak tanaman tetangga sikap cinta terhadap
melainkan memberikan lingkungan, dan kegiatan,
pemahaman kepada anak, organisasi yang ada
sehingga anak harus didalam maupun diluar
meminta maaf apabila sekolah. sehingga
melakukan kesalahan. pembentukan karakter
yang ada disekolah
kedepannya akan menjadi
lebih baik lagi bagi peserta
didiki maupun pendidik di
SMAN 1 Pasangkayu.
12

2.1 Kajian Pustaka

2.2.1 Hakikat Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial adalah “hubungan interaksi antara masyarakat dengan

lingkungannya. lingkungan sosial dibedakan menjadi 2 macam yaitu :Pertama

lingkungan sosial dimana terdapat hubungan erat antara satu anggota dengan

anggota lain, anggota satu saling kenal mengenai dengan baik dengan anggota lain

Kedua lingkungan sosial sekunder, lingkungan sosial sekunder yaitu lingkungan

sosial dimana hubungan antara anggota yang satu dengan yang lain agak

renggang” (Yunita, 2012:2)

Lingkungan sosial terbagi menjadi beberpa tingkat. Tingkat pertama

adalah keluarga, dari keluarga kita diajari cara, sikap, dan sifat untuk berinteraksi

dengan orang. Tingkat selanjutnya adalah sekolah, dimana kita bisa

mengembangkan pelajaran bersosialisasi. Tingkatan sekolah yang tertinggi yang

memiliki jangkauan lebih luas dan kita diberikan kebebasan lebih untuk

mengungkapkan pendapat kita ke dalam organisasi dan sebagai wadah untuk

menyiapkan diri kita untuk terjun ke lingkungan masyarakat. Lalu ada tingkatan

saat kita di lingkungan kerja kita sudah mandiri dan bisa menyumbangkan

apresiasi dan ilmu kita ke dalam bidang pekerjaan yang sesuai dengan kriteria

yang ada dalam diri kita, yang kita sukai dan tekuni. Tingkatan paling akhir adlah

lingkungan masyarakat yang akan kita temui saat kita sudah cukup siap dan

dewasa untuk bisa terjun lamsung ke dalamnya, kita akan bisa lebih mengethui

bagaimana sikap, sifat dan masalah-masalah di dalam lingkungan masyarakat

yang saat berada di tingkat keluarga maupun sekolah belum pernah ditemui
13

dankita bisa terjun ke dalam masyarakat dengan bekal apa yang kita pelajari dari

lingkungan sosial kita terdahulu yaitu keluarga dan sekolah.

Manusia tidak akan pernah terlepas dari proses interaksi sosial terhadap

lingkungannya (lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat dan lingkungan

sekolah/instansi) karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial yang

mengartikan bahwa akan selalu membutuhkan bantuan individu lain. Salah satu

contoh yang menunjukkan manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan

individu lain adalah misalnya dalam ruang lingkup lingkungan sekolah.sekolah

memilki beberapa komponen sosial yang membentuk suatu lingkungan sosial

dalam artian yang mendukung proses pembelajaran. Komponen – komponen

sosial tersebut adalah interkasi antar siswa terhadap siswa, siswa terhadap guru

maupun guru terhadap guru. Interaksi sosial di sekolah memang mencangkup

aspek – aspek pendidikan misanya dalam penggunaan fasilitas. Dalam

menggunakan fasilitas belajar, tentunya ada suatu interaksi yang terjadi

didalamnya.. tanpa adanya interaksi, maka suatu proses pendidikan tidak akan

berjalan sebagaimana mestinya.

2.2.2 Peranan Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan Karakter

Lingkungan sosial adalah tempat di mana masyarakat saling berinteraksi

dan melakukan sesuatu bersama-sama antar sesama maupun dengan

lingkungannya.

Secara teoritis lingkungan keluarga, masyarakat dan lingkungan sekolah

samasama memiliki peran penting pada upaya pembentukan karakter peduli

lingkungan peserta didik. Lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah yang


14

menerapkan sikap cinta lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, baik disadari

ataupun tidak, dapat membentuk peserta didik menjadi pribadi yang memiliki

sikap positif kecintaannya pada lingkungan sekitarnya. (Tamara, 2016) dan

(Subianto, 2013) bahwa lingkungan sosial sama-sama memiliki peranan berarti

dalam upaya mengubah cara pandang peserta didik dengan menanamkan nilai-

nilai kecintaan terhadap lingkungan agar terbentuk karakter peduli terhadap

lingkungan dan menjadikan insan yang berwawasan lingkungan.

Pembentukan karakter siswa bukan hanya terjadi di dalam kelas/sekolah

saja, bahwa lingkungan masyarakat/teman sebaya terutama keluarga juga berperan

dlam pembentukan karakter. Pola pendidikan di keluarga yang turut berpengaruh

pada kondisi siswa disekolah menjadi tugas bagi guru dan segenap warga sekolah

dalam mendidik karakter siswa. Lingkungan keluarga yang mampu menerapkan

kedisiplinan turut berdampak pada kedisiplinan siswa disekolah. selain keluarga,

lingkungan sesama teman juga turut berpengaruh pada perkembangan siswa,

apabila lingkungan yang dipilih ini mengarah pada peningkatan kualitas diri maka

nantinya akan menjadi manusia yang baik juga.

Menurut Sumaatmadja (1988: 50) “lingkungan sosial terdiri dari kelompok

manusia itu sendiri”. Lingkungan sosial menurut Purwanto (2009:73) ialah

“semua orang atau manusia lain mempengaruhi kita, baik secara langsung maupun

tidak langsung”. Ditekankan oleh Setiadi dan Kolip (2011: 181) yang dimaksud

dengan lingkungan sosial adalah “Tempat atau suasana dimana sekelompok orang

merasa sebagai anggotanya, seperti lingkungan kerja, lingkungan RT, lingkungan

pendidikan, lingkungan pesantren dan sebagainya”. Jadi lingkungan sosial adalah


15

semua orang dan suasana tempat yang dapat mempengaruh kita baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Tabel 2.2 Indikator Peranan Lingkungan Sosial

No Item Variabel Indikator


1. Pembentukan Sikap • Seseorang menyukai hal-hal baik
• Seseorang melakukan norma-norma
yang berlaku
• Menghormati aturan yang berlaku
• Melakukan tugas dan tanggung
jawab
• Memenuhi kewajiban
2. Kebiasaan • Membiasakan bersikap jujur
• Mengakui kesalahan
• Melaksanakan aturan dengan baik
3. Belajar bersama • Melaksanakan pembelajaran dan
kelompok bimbingan
• Memberikan sosialisasi ketika
proses belajar mengajar

2.2.3 Karakter Peduli Lingkungan

1. Definisi Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan

Pendidikan karakter sebagaimana kita kepada manusia ataupun siswa

tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) mana

yang benar dan salah, mampu merasakan (afektfi) nilai yang baik, dan biasa

melakukannya (psikomotor).

Ratna Megawangi (dalam Najib, 2016:62) mengungkapkan bahwa

pendidikan karakter merupakan suatu usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat
16

menagmbil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan

sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada

lingkungannya. Daryanto (2013: 64) mengartikan pendidikan karakter merupakan

bagian usaha yang dilakukan oleh para personil sekolah, bahkan yang dilakukan

bersama-sama dengan untuk orangtua dan anggota masyarakat untuk membantu

anak-anak dan remaja agar menjadi atau memiliki sifat peduli, berpendirian dan

bertanggung jawab.

Peduli lingkungan didefinisikan sebagai sikap dan tindakan untuk

memprebaiki kerusakan alam yang sudah terjadi. Dapat dikatakan karakter peduli

lingkungan yaitu suatu sikap yang dimiliki oleh seseorang yang berupaya untuk

memperbaiki dan mengelola lingkungan sekitar secara benar sehingga lingkungan

dapat dinikmati secara terus menerus tanpa merusak keadaannya, serta menjaga

dan melestarikan sehingga ada manfaat yang berkesinambungan.

Karakter peduli lingkungan merupakan karakter yang wajib

diimpelemantasikan bagi sekolah di setiap jenjang pedidikan. Semua warga

sekolah harus mempunyai seikap peduli terhadap lingkungan dengan cara

meningkatkan kualitas lingkungan hidup, meningkatkan kesadaran warga sekolah

tentang pentingnya peduli lingkungan serta mempunyai inisiatif untuk mencegah

kerusakan lingkungan. Pendidikan karakter peduli lingkungan ditanamkan sejak

dini kepada siswa sehingga dapat mengelola secara bijaksana sumber daya alam

yang ada di sekitar, serta untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap

kepentingan generasi penerus yang akan datang. Ketika karakter peduli


17

lingkungan sudah tumbuh menjadi mental yang kuat, maka akan mendasari

perilaku seseorang dalam kehidupan seharihari.

Pendidikan karakter peduli lingkungan pada dasarnya membantu guru

dalam penanaman karakter siswa tentang kepedulian mereka terhadap

lingkungan. Pendidikan karakter peduli lingkungan dapat menjadi tolok ukur

kepedulian serta kepekaan siswa kepada lingkungannya. Kepedulian dan

kepekaan siswa terhadaplingkungan akan suasana belajar mengajar yang sehat

dan nyaman. Lingkungan sekolah atau suasana belajar mengajar yang sehat dan

nyaman dapat meningkatkan prestasi dan kreativitas siswa.

Karakter dapat diartikan sebagai cara untuk berpikir dan berperilaku tiap

individu untuk hidup dan bersosialisasi, baik dalam lingkup keluargta, sekolah,

masyarakat dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang dapat

membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari

keputusannya. Warsono dkk mengutip Jack Corley dan Thomas Philip dalam

Samani dan Haryono menyatakan bahwa, karakter dapat mempermudah tindakan

moral. Dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter merupakan upaya yang

dibentuk dan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan supaya

peserta didik dapat memahami nilai perilaku manusia.

2. Tujuan Pendidikan Karakter Pendidikan Lingkungan

tujuan dari pendidikan karakter adalah meningkatkan kualitas pelaksanaan

dan hasil pendidikan oleh peserta didik baik secara terpadu, sembang dan

menyeluruh terhadap pencapaian karakter dan akhlak mulia.


18

Dengan adanya hal tersebut maka peserta didik diharapkan dapat

menggunakan dan meningkatkan pengetahuan yang dimiliki, serta dapat

mempersonalisasikan nilai akhlak dan karakter secara mandiri sehingga pada

akhirnya dapat mewujudkan nlai-nilai tersebut dalam perilaku sehari-hari.

Pendidikan karakter merupakan suatu hal yang sangat penting karena

melibatkan semua pihak, baik di lingkungan keluarga, masyrakat serta lingkungan

pendidikan. Sedangkan tujuan dari pendidikan karakter di lingkungan pendidikan

adalah membentuk dan membangun peserta didik supaya dapat tumbuh menjadi

pribadi yang positif, pola pikir yang bagus, serta berakhlak karimah dan punya

rasa tanggung jawab yang tinggi.

Tujuan pendidikan karakter ini harus dikuasai oleh semua guru supaya

bisa membimbing dan memfasilitasi anak supaya dapa memilki karakter yang

positif dan bisa merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu,

Kemendikbud juga memaparkan tujuan pendidikan karakter diantaranya.

1. Membentuk serta mengembangkan potensi peserta didik supaya bisa

mempunyai nilai dan karakter baik dari segi budaya maupun bangsa.

2. Dapat mengembangkan perilaku positif yang sudah dimilki peserta didik

supaya bisa tertanam nilai universal dan tradisi budaya yang agamis.

3. Menanamkan dan membentuk peserta didik sebagai penerus bangsa

supaya dapat memiliki jiwa kepemimpinan yang bertanggung jawab.

4. Menanamkan rasa percaya, jujur, penuh kekuatan, serta rasa persahabatan

yang tinggi di lingkungan sekolah demi terciptanya proses belajar yang

nyaman.
19

Najib (2016:71) mendeskripsikan tujuan pendidikan karakter

antara lain:

1. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi peserta didik pada

khususnya dan seluruh warga sekolah pada umumnya dalam menjalin

interaksi edukasi yang sesuai dengan nilai-nilai kakater.

2. Membentuk peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional dan

kecerdasan spiritual (emotional and spiritual quotient/ESQ).

3. Menguatkan berbagai perilaku positif yang ditampilkan oleh peserta didik

baik melalui kegiatan pembelajaran maupun pembiasaan di kelas dan

sekolah.

4. Mengoreksi berbagai perilaku negative yang ditampilkan oleh peserta

didik ketika berada di lingkungan sekolah maupun di lingkungan keluarga.

5. Memotivasi dan membiasakan peserta didik mewujudkan berbagai

pengetahuan tentang kebaikan (knowing the good) dan kecintaannya akan

kebaikan (loving the good) ke dalam berbagai perilaku positif di

lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga.

3. Pembentukan Karakter

Pembentukan karakter merupakan suatu hal yang penting untuk diterapkan

di sekolah. karena pendidikan karakter menjadi sebuah pijakan dalam setiap mata

pelajaran dan bisa menjadi penentu bagi siswa untuk mengantarkan siswa menjadi

insan kamil. Pertumbuhan dan perkembangan pendidikan karakter yang baik bisa

menjadi dorongan bagi siswa untuk melakukan hal positif dan memiliki tujuan

hidup yang benar.


20

Lingkungan sekolah bukan menjadi suatu hal yang mutlak bagi anak untuk

mendapatkan pendidikan karakter secara utuh. Oleh karena itu orang tua,

keluarga, lingkungan dan masyarakat juga memiliki peran penting dalam

pembentukan karakter. Karakter dapat dibentuk melalui beberapa tahap,

diantaranya:

1. Tahap pengetahuan. Pendidikan karakter dapat ditanamkan melalui

pengetahuan, yaitu lewat setiap mata pelajaran yang diberikan kepada

anak.

2. Tahap pelaksanaan. Pendidikan karakter bisa dilaksanakan di manapun

dan dalam situasi apapun. Pendidikan karakter di lingkungan sekolah bisa

dilaksanakan mulai dari sebelum proses belajar mengajar sampai

pembelajaran usai. Beberapa contoh misalnya: disiplin (peserta didik

dilatih dan ditanamkan untuk disiplin baik itu disiplin waktu dan disiplin

dalam menjalani tata tertib di sekolah), jujur (peserta didik bisa dilatih

untuk jujur dalam semua hal, mengerjakan dan mengumpulkan tugas

dengan benar, religios (bisa ditanamkan melalui pembiasaan mengucapkan

salam dan berdoa bersama sebelum proses belajar mengajar dimulai dan

sesudah pembelajaran usai, tanggung jawab (bisa ditanamkan dengan

mengerjakan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan,

mempertanggungjawabkan setiap perbuatan yang dilakukan, menjadi

peserta didik yang baik, dan lain sebagainya), toleransi (saling menghargai

dan menghormati antar siswa, menghargai perbedaan agama, suku, ras,

dan golongan), kerja keras (belajar dengan sungguh-sungguh dan berusaha


21

dengan giat supaya bisa mendapatkan nilai yang terbaik dan berprestasi di

sekolah), kreatif (menciptakan ide-ide baru di sekolah serta membuat

karya yang unik dan berbeda).

3. Tahap Pembiasaaan. Karakter tidak hanya ditanamkan lewat pengetahuan

dan pelaksanaan saja, tetapi harus dibiasakan. Karena orang yang memiliki

pengetahuan belum tentu bisa bertindak dan berperilaku sesuai dengan

ilmu yang ia miliki apabila tidak dibiasakan untuk melakukan kebaikan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini diawali dengan observasi di SMAN 1 Pasangkayu,

Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu. Sehingga menemukan masalah

mengenai peranan lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter peduli

lingkungan dan pembentukan karakter siswa pada lingkungan yang masih belum

sadar akan lingkungannya. Hal ini terlibat dengan peranan dan karakter siswa

yang kurang menanamkan nilai-nilai dan meningkatkannya terhadap lingkungan.

Oleh karena itu, dengan melihat permasalahan yang ada maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai “ PerananLingkungan Soisal Terhadap

Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Siswa Kelas XI IPS SMAN 1

Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu”. Mengenai

ilmu pengetahuan tentang pendidikan karakter peduli lingkungan kepada siswa

untuk membantu guru dalam penanaman karakter siswa tentang kepedulian

lingkungannya. Dengan itu diharapkan mampu menanamkan karakter peduli

siswa terhadap lingkungan dan diharapkan mampu menddidik dan menanamkan

nilai-nilai terhadap lingkungannya. sikap siswa yang tidak peduli dengan


22

lingkungannya akan memberikan dampak negatif, tidak saja saat ini tetapi di masa

yang akan datang. Oleh karena itu perlu adanya menciptakan lingkungan sekolah

yang kondusif bagi peserta didik pada khususnya dan seluruh warga sekolah pada

umumnya dalam menjalin interaksi edukasi yang sesuai dengan nilai-nilai kakater

akan kepedulian di lingkungan sekolah. Membentuk karakter siswa akan

kepedulian lingkungan perlu adanya peranan lingkungan sosial, lingkungan sosial

sangat berperan penting dalam menciptakan dan mengembangkan karakter peduli

pada lingkungan. Sebab kajian geogarfi sangat relevan dengan lingkungan sosial.

Siswa SMAN 1 Pasangkayu

Peranan Lingkungan Sosial Pembentukan Karakter

• Peranan Lingkungan • Nilai-nilai Karakter


Sekolah • Membentuk Karakter
• Peran Guru • Kegiatan

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif dengan pendekatan

Deskriptif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang

apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara mendeskripsikan dalam
23

bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moeleong, 2006:6)

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMAN 1 Pasangkayu yang terletak di

wilayah Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian tentang Peranan Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan

Karakter Peduli Lingkungan Siswa Kelas XI IPS SMAN 1 Pasangkayu di

Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu ini dilaksanakan dari bulan Juni

2021 sampai Juli 2021.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang merupakan data

di lapangan dan akan dikembangkan. Data diperoleh melalui observasi dan

wawancara di SMAN 1 Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu Kabupaten

Pasangkayu. Sumber data yang dilakukan peneliti adalah data primer, data primer

adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari

sumber datanya.

3.4 Unit dan Subjek Penelitian

3.4.1 Unit Analisis

Unit analisis merupakan salah satu komponen dari penelitian kualitatif.

Secara fundamental, unit analisis berkaitan dengan masalah penentuan apa yang
24

dimaksud dengan kasus dalam penelitian. Dalam studi kasus klasik, kasus

mungkin bisa berkenaan dengan seseorang, sehingga perorangan merupakan kasus

yang akan dikaji, dan individu tersebut unit analisis primernya (Yin, 2014:30).

Unit analisis ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 1 Pasangkayu.

3.4.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMAN 1 Pasangkayu,

Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu, subjek penelitiannya delapan

siswa. Peneliti mengambil subjek dari satu kelas, dan peneliti hanya mengambil

data dari delapan siswa dalam satu kelas sehingga total pengambilan subjek dalam

satu kelas yaitu berjumlah delapan siswa, siswa disini juga sekaligus sebagai

informan kunci dalam penelitian ini, dan sebagai informan penunjang lainnya

adalah Guru SMAN 1 Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu Kabupaten

Pasangkayu.

3.5 Instrumen Penelitian

Tabel 3.1 Indikator Instrumen Penelitian

No Pokok Masalah Indikator Nomor Jumlah


Penelitian Soal
1. Peranan a. peranan lingkungan 1
Lingkungan Sosial sekolah 5
b. peran guru 4
2. Pembentukan a. nilai – nilai karakter 1
Karakter b. membentuk karakter 3
d. kegiatan 1 5
Total 10
25
26

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Data Pengambilan data atau sumber data dalam penelitian ini di bagi

menjadi 2 yaitu pengambilan data primer dan data sekunder. Data primer adalah

data penelitian yang diperoleh dari data mentah kemudian diolah menjadi sebuah

data. Data primer contohnya adalah data observasi, wawancara, angket atau

kuisioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang sudah ada dan sudah

menjadi data yang valid yang berasal dari instansi terkait. Data sekunder

contohnya daftar siswa kelas 1 di SMAN 1 Pasangkayu dan sebagainya. Adapun

teknik pengumpulan data yaitu :

3.6.1 Observasi

Tehnik observasi adalah tehnik pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan langsung di lokasi penelitian. Peneliti akan melakukan observasi atau

pengamatan langsung di sekolah, adapun aspek yang akan diobservasi dalam

penelitian tersebut yaitu aspek pembentukan karakter siswa terkait dengan

kepedulian terhadap lingkungan, dengan peranan dan pembentukan karakter

peduli lingkungan di SMAN 1 Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu Kabupaten

Pasangkayu.

3.6.2 Wawancara

Tehnik wawancara adalah tehnik pengumpulan data dengan cara

memberikan beberapa pertanyaan kepada narasumber dan peneliti mengeksplore

jawaban dari narasumber secara mendalam, peneliti akan melakukan tehnik

wawancara secara terbuka agar peneliti lebih mudah dalam pengumpulan data
27

tersebut terkait dengan peranan lingkungan sosial terhadap pembentukan karakter

peduli lingkungan di SMAN 1 Pasangkayu, Kabupaten Pasangkayu.

3.6.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan pemilihan, pengelolahan, dan

penyampaian informasi dalam bidang pengetahuan, atau dalam arti lain

dokumentasi adalah pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan-

keterangan (seperti gambar, kutipan, guntingan koran, dan bahan referensi)”

Dokumentasi ini digunakan untuk pengumpulan data yang diharapkan berfungsi

sebagai pelengkap dalam mencatat berbagai bahan dokumen yang sangat

dibutuhkan dalam penelitian ini, utamanya data tentang bagaimana tingkat

pembentukan karakter siswa terhadap peduli lingkungan.

3.7 Tehnik Analisis Data

Analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian

diolah, dan dapat digunakan untuk menjawab masalah dalam penelitian. Dengan

demikian, tehnik analisis data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan analisis

terhadap data, dengan tujuan pengelolah data tersebut untuk menjawab rumusan

masalah (Sujarweni, 2014:103). Setelah data terkumpul kemudian dianalisis,

sehingga menghasilkan kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan

kebenarannya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Untuk menganalisis hasil wawancara

dilakukan melalui 3 tahap yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data,
28

penyajian data dan penarikan kesimpulan. Miles dan huberman (dalam sugiyono,

1984:91). Adapun tahap-tahap untuk menganalisis hasil wawancara yaitu :

3.7.1 Reduksi data

Langkah awal ini untuk memudahkan pemahman terhadap yang sudah

terkumpul , reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan dan penyederhanaan

terhadap data kasar yang diperoleh dari catatan-catatan tertulis dari lapangan.

Reduksi data dilakukan dengan cara mengelompokkan data berdasarkan aspek-

aspek permasalahan penelitian.

3.7.2 Display ( penyajian data )

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplay data.

Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi.

3.7.3 Verifikasi Data Dan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dan verivikasi dilakukan berdasarkan sepemahaman

terhadap data yang telah dikumpulkan. Pada penelitian kualitatif, penarikan

kesimpulan dilakukan secara bertahap, pertama menarik kesimpulan sementara

dan akan berubah bila ditemukan data-data yang kuat mendukung pada tahap

pengumplan data berikutnya maka harus dilakukan verivikasi data dengan cara

mempelajarai kembali data yang telah ada. Berdasarkan verivikasi data ini,

selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan akhir teman penelitian.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1.1 Sejarah Singkat SMAN 1 Pasangkayu

SMAN 1 Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat.

SMAN 1 PASANGKAYU berdiri pada tahun 1992 dan resmi menerima siswa

baru pada tahun pelajaran 1992 ( Tapel 1992/1993 ) berdasarkan surat keputusan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0216/0/1992

Tanggal 5 Mei 1992 Tentang Pembukaan Penegerian Sekolah Tahun Pelajaran

1991/1992. Pada awal proses belajar mengajar di SMAN 1 Pasangkayu tenaga

pengajar yang digunakan 100% adalah tenaga honorer dan oleh Kakandep Dikbud

Kabupaten Pasangkayu menunjuk Bapak Hadir Sukuranang yang Pada Saat itu

merupakan Kepala SMP Neg 1 Pasangkayu sebagai Pelaksana Tugas Kepala

Sekolah di SMAN 1 Pasangkayu. Ini berlangsung Bulan Juli 1992 Sampai dengan

Desember 1993.

4.1.1.2 Identitas Sekolah

1. Nama Sekolah : SMAN 1 PASANGKAYU

2. NPSN : 40601851

3. Jenjang Pendidikan : SMA

4. Status Sekolah : Negeri

29
30

5. Alamat Sekolah : JL. ANDI DEPU PASANGKAYU

RT / RW :0/0

Kode Pos : 91571

Kelurahan : Pasangkayu

Kecamatan : Kec. Pasangkayu

Kabupaten/Kota : Kab. Pasangkayu

Provinsi : Prov. Sulawesi Barat

Negara : INDONESIA

6. Posisi Geografis : -1,1764 Lintang

119, 3607 Bujur

7. Akreditasi : Akreditasi A

8. Nomor Telepon : 04577031627

9. Email : smansamatra@yahoo.com

10. Website : http://www.sman1pasangkayu.sch.id

4.1.1.3 Letak Geogarfis

SMAN 1 PASANGKAYU adalah sekolah SMA Negeri yang terletak di

Provinsi Sulawesi Barat, Mamuju Utara pada posisi -1,1764 L dan 119, 3607 B.

Berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Bambalamotu


Sebelah Timur : Kabupaten Donggala
Sebalah Selatan : Kecamatan Pedongga
Sebelah Barat : Selat Makassar
31

Gambar 4.1 Peta SMAN 1 Pasangkayu Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu4.1.1.4 Visi dan Misi SMAN 1
Pasangkayu
32

1. Visi Sekolah

Beriman, berbudaya, cerdas dan peduli lingkungan

2. Misi Sekolah

a. Membentuk siswa yang berprestasi dalam bidang akademik olahraga dan

seni.

b. Beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dalam menjiwai setiap

perilaku dan tindakan bagi seluruh kompinen sekolah.

c. Mewujudkan kepribadian disiplin dan sopan santun.

d. Menciptakan suasana lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman.

4.1.1.5 Daftar Pendidik dan Tenaga Pendidik

Daftar pendidik dan tenaga pendidik di SMAN 1 Pasangkayu adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.1 Daftar Nama Pendidik dan Tenaga Pendidik

No Nama Jenis PTK Status


1 2 3 4
1. Agustina Guru Mapel PNS
2. Alfira Suryani Rajatang Guru Mapel PNS
3. Andi Sakina S. Guru Mapel PNS
4. Antonius Loloallo Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
5. Ari Pratama Guru Mapel CPNS
6. Arifuddin Tukang Kebun Honor Daerah
TK.I Provinsi
7. Arman Kepala Sekolah PNS
8. Arnol Bannu Guru Mapel PNS
9. Asliana Azis Tenaga Administrasi Sekolah Honor Daerah
TK.I Provinsi
10. Asriani Tenaga Administrasi Sekolah PNS
1 2 3 4
11. Azura Guru Mapel Honor Daerah
33

TK.I Provinsi
12. Basri Guru Mapel PNS
13. Bukman Tenaga Adminsitrasi Sekolah Honor Daerah
TK. I Provinsi
14. Bunyana Guru BK PNS
15. Catur Wahyu Saputro Guru Mapel PNS
16. Ceyya Tenaga Administrasi Sekolah Honor Daerah
TK.I Provinsi
17. Dalipa Astuti Guru Mapel PNS
18. Dewi Yuliana Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
19. Dimyati Guru Mapel PNS
20. Echi Abd. Samad Guru Mapel PNS
21. Eka Nurnira Tenaga Administrasi Sekolah Honor Daerah
TK.1 Provinsi
22. Erawati Tenaga Administrasi Sekolah PNS
23. Fitri Wahyuni Guru BK Honor Daerah
TK.I Provinsi
24. Gusti Ayu MD Dwi Ari Guru Mapel Honor Daerah
Maha Yup TK.I Provinsi
25. Hamida Guru Mapel PNS
26. Hartati Guru Mapel PNS
27. Hasan Guru Mapel PNS
28. Hasda Ariyani A Guru Mapel PNS
29. Hasmawati Guru Mapel PNS
30. Hasni Hamid Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
31. Hasniah Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
32. Hayono Isman Thamrin Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
33. Heriani Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
34. Hilda Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
35. I Gusti Putu Ardiana Guru Mapel CPNS
34

1 2 3 4
36. Indo Panca Guru Mapel PNS
37. Ipnuadin Tenaga Administrasi Sekolah PNS
38. Irawana Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
39. Ismayanti. S Guru Mapel Guru Honor
Sekolah
40. Ispa Tenaga Adminsitrasi Sekolah PNS
41. Kaharuddin M. Dj Guru Mapel PNS
Lahija
42. Kamariana Guru Mapel PNS
43. Masni Guru Mapel PNS
44. Meriaty Patandianan Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
45. Mirzana Mukmin Guru Mapel PNS
46. Mm. Toladima Guru Mapel PNS
47. Muh. Adriansyah R. Guru BK Honor Daerah
TK.I Provinsi
48. Muh. Fajrien Firdaus Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
49. Mumais Guru Mapel PNS
50. Nawirah Guru Mapel PNS
51. Ni Gusti Ayu Putu Guru Mapel Honor Daerah
Widya Astuti TK.I Provinsi
52. Nurdiana Nurdin Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
53. Nurhaerah Rahim Guru Mapel PNS
54. Nurlina Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
55. Nurmi Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
56. Nursyam Guru Mapel PNS
57. Patma Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
58. Radiah Guru Mapel PNS
59. Rahmani Tenaga Administrasi Sekolah PNS
60. Rahmi Guru Mapel PNS
35

1 2 3 4
61. Riska Sadrach Tenaga Adminsitrasi Sekolah PNS
62. Rosdiana PNS
63. Rusdin Tenaga Adminstrasi Sekolah PNS
64. Sarpiah Tenaga Administrasi Sekolah Honor Daerah
TK.I Provinsi
65. Sitti Hasanah Tenaga Adminsitrasi Sekolah PNS
66. Sri Nasruriah Iskandar Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
67. Srihandayani Tenaga Administrasi Sekolah Honor Daerah
TK.I Provinsi
68. Suarsi Te’dang Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
69. Sumarlin Guru Mapel PNS
70. Sunarti Guru Mapel Honor Daerah
TK.I Provinsi
71. Suting Eka Lembang Guru Mapel PNS
72. Wardiah Guru Mapel Honor Daeah
TK.I Provinsi
73. Warlia Teanaga Administrasi Sekolah Honor Daerah
TK.I Provinsi
74. Wiwi Andriani Guru Mapel PNS
75. Yuliani Guru TIK PNS
76. Zulmira Guru BK Honor Daerah
TK.I Provinsi
Sumber SMAN 1 Pasangkayu, 2021

4.1.1.6 Jumlah Siswa Tahun Pelajaran 2020/2021

Tabel 4.2 Jumlah Siswa Tahun 2020

No Tingkat Pendidikan L P Total


1 Tingkat 12 117 158 275
2 Tingkat 11 139 171 310
3 Tingkat 10 133 190 323
Total 389 159 908
Tabel 4.3 Jumlah Siswa Tahun 2021

No Tingkat Pendidikan L P Total


1 Tingkat 12 116 159 275
2 Tingkat 11 137 165 302
3 Tingkat 10 135 191 326
Total 388 515 903
Sumber SMAN 1 Pasangkayu, 2021
36

4.1.2 Peranan Lingkungan Sosial

Peranan lingkungan sosial yaitu tempat dimana masyarakat sekolah saling

berinterkasi dan melakukan sesuatu bersama-sama antar maupun dengan

lingkungannya.

4.1.2.1 Peranan Lingkungan Sekolah

Hasil penelitian mengenai Peranan Lingkungan Sosial Terhadap

Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Siswa Kelas XI IPS SMAN 1

Pasangkayu, Kecamatan Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu, peneliti

menggunakan tehnik observasi dan wawancara yang diedarkan kepada delapan

siswa yang akan diwawancara, terlebih dahulu peneliti melakukan wawancara

dengan Siswa, kelas XI IPS Ahmad Faidi (17 tahun) sebagai berikut :

“Menurut saya peranan lingkungan sekolah terhadap pembentukan karakter peduli


lingkungan adalah peserta didik dapat mempraktekkan langsung nilai-nilai
karakter peduli lingkungan mulai dari lingkungan sekolah. Contohnya, selalu
menjaga kebersihan halaman kelas dan membuang sampah pada tempatnya”.
(Wawancara tanggal 21 Juni 2021)

4.1.2.2 Peran Guru


Semua warga SMAN 1 Pasangkayu terutama peserta didik sebagian besar
sudah meningkatkan sikap dan nilai-nilai karakter yang baik terhadap peduli
lingkungan sekolah seperti melakukan tugas, tanggug jawab dan menaati aturan
sekolah.
Hal di atas didukung oleh hasil wawancara oleh ibu Nurhaerah Rahim S.Pd (30

tahun) yaitu:

”Kepemimpinan kepala sekolah yang terbuka dan mendukung serta memberikan


motivasi kepada seluruh warga sekolah terutama peserta didik dan guru dapat
mengembangkan karakter yang baik, seperti sopan santun, saling menghargai,
37

disiplin dan kepedulian lingkungan mislanya kegiatan gerai vaksinasi terpadu


SMAN 1 Pasangkayu untuk pelajar dan masyarakat umum sebagai bentuk
dukungan kepedulian sosial dan lingkungan dimasa darurat pandemik covid19.”
(Wawancara tanggal 05 Juli 2021)

Ditambah lagi dengan penjelasan salah satu informan yaitu Ibu Hasna, S.Pd (38

Tahun) yang mengatakan bahwa :

“Membina peserta didik peduli lingkungan di sekolah yaitu dengan menunjukkan


kepada siswa sikap kepedulian terhadap kebersihan, kerapian dan keindahan
dengan menerapkan sikap, karakter dan tanggung jawab yang baik cinta terhadap
lingkungan dalam kegiatan sehari-hari, mulai dari kemandirian dalam bersikap
dan serta menerapkan aturan-aturan yang ada dilingkungan sekolah”. (Wawancara
tanggal 05 Juli 2021)

Hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa peserta didik disekolah menjaga


kebersihan lingkungan sekolah, menerapkan nilai-nilai karakter peduli terhadap
lingkungan yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya dan selalu menjaga
kebersihan sekolah.
Semua warga SMAN 1 Pasangkayu terutama peserta didik seharusnya

membiasakan diri bersikap peduli terhadap lingkungannya tidak hanya peserta

didik guru juga ikut membantu mengembangkan sikap peserta didik seperti

bersikap jujur, melaksanakan aturan dengan baik dan memberikan pemahaman

tentang betapa pentingnya peduli terhadap lingkungan.

Hal di atas didukung oleh hasil wawancara dengan siswi XI IPS Dian Indri Astuti,

(17 tahun ) yang mengatakan bahwa :

“Guru memberikan arahan dan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan, sikap


guru dalam pembentukan karakter peserta didik, sportif dalam segala hal,
pengembangan aspek intelektual dan emosi peserta didik terhadap guru (etika),
gaya hidup teman-teman sekolah, hubungan peserta didik dengan peserta didik
lainnya, penanaman nilai-nilai kedisiplinan dan motivasi”. (Wawancara tanggal
23 Juni 2021)
38

Penjelasan diperkuat lagi dengan penjelasan dari siswi XI IPS Fatimatuz Zahra,

( 17 Tahun ) yang mengatakan bahwa :“Guru atau pendidik akan sebagai

fasilitator, yang mengetahui segala informasi mengenai lingkungan sekolah dan

guru juga harus sebagai evalvator untuk peserta didik.” (Wawancara tanggal 24

Juni 2021)

Ditambah lagi dengan penjelasan salah satu informan yaitu siswi kelas XI IPS

Triana Wulandari ( 17 Tahun ) yang mengatakan bahwa :

“Peran guru sangat penting dalam membentuk karakter peserta didik terhadap
peduli lingkungan seperti menetapkan jadwal piket untuk masing-masing kelas,
menetapkan jadwal untuk bekerja bakti disekolah. Jadi guru sangat memiliki
peran penting dalam pembentukan karakter siswa terhadap peduli lingkungan”.
(Wawancara tanggal 25 Juni 2021)
Lain lagi dengan penjelasan siswa XI IPS Muhammad Qiran, (17 Tahun ) yang

mengatakan bahwa : “Guru akan memberikan pemahaman atau contoh kepada

siswanya sehingga siswa tersebut sadar dan peduli terhadap lingkungan”.

(Wawancara tanggal 28 Juni 2021)

Dari hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa sikap kebiasaan yang perlu

ditingkatkan lagi dan membuat semua warga SMAN 1 Pasangkayu akan menjadi

lingkungan tetap terjaga sehingga guru dapat lebih meningkatkan lagi sikap

peserta didik terhadap peduli lingkungannya dan mudah memberikan pemahaman

arti kesehatan lingkungan.

SMAN 1 Pasangkayu wajib melakukan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, proses

belajar mengajar atau tugas kelompok dan organisasi diluar sekolah agar interaksi
39

sosial semakin meningkat dan meningkatkan kesadaran akan kepedulian

lingkungan.

Hal tersebut di atas didukung oleh hasil wawancara oleh siswi XI IPS Alkhasari

(17 tahun) yang mengatakan bahwa :

“Yang pertama partisipasi: peserta didik harus lebih sering berinteraksi dengan
teman sebaya, guru maupun peserta didik lainnya, Penilaian/Penentuan Sikap:
peserta didik yang menyukai pembelajaran yang berkaitan dengan geografi atau
lingkungan sekolah, selalu bersikap rama terhadap sesama, Organisasi: peserta
didik mengikuti organisasi atau ekskul yang bertemakan lingkungan diluar
sekolah, reduce, reuse, dan recycle, menanamkan sikap jujur dan peduli, dan
harus lebih sering ke alam bebas agar semakin terbuka pikiran mengenai
pentingnya peduli terhadap lingkungan, dan peserta didik memiliki kesadaran
untuk membersihkan lingkungan sekolah.” (Wawancara tanggal 29 Juni 2021)
Setelah melakukan wawancara dengan beberapa informan di SMAN 1
Pasangkayu, peneliti mengetahui bahwa peranan lingkungan sosial terhadap
lingkugan di SMAN 1 Pasangkayu terdapat frekuensi atau hasil yang cukup baik,
warga SMAN 1 Pasangkayu juga memiliki sikap yang cinta, menerapkan nilai-
nilai karakter dan guru di sekolah memberikan pengetahuan serta pemahaman
terhadap peduli lingkungan.

.4.1.3 Pembentukan Karakter

Pembentukan karakter yang dibentuk untuk mendidik anak-anak dalam

mengambil keputusan dan mempraktikkannya langsung baik didalam sekolah

maupun diluar sekolah dalam kehidupan sehari-hari.

4.1.3.1 Nilai-nilai Karakter

Seluruh warga SMAN 1 Pasangkayu masih perlu memahami dan

meningkatkan karakter peduli lingkungan, seperti selalu menanamkan nilai-nilai


40

karakter disekolah baik melalui kegiatan proses belajar mengajar pendidik dan

peserta didik , kegiatan peduli lingkungan serta penguatan dari orang tua juga.

Penjelasan di atas diperkuat oleh salah satu informan yaitu siswi kelas XI IPS

Fatimatuz Zahra, ( 17 Tahun ) yang menyatakan bahwa :

“penanaman nilai-nilai karakter peduli lingkungan yaitu melalui kegiatan belajar


mengajar, budaya sekolah kegiatan ekstrakurikuler dan penguatan dari orang tua
sehingga akan timbul nilai religius, nilai nasionalis, dan cinta terhadap
lingkungan”. (Wawancara tanggal 24 Juni 2021)

Penjelasan diperkuat lagi dengan hasil wawancara oleh siswa XI IPS Ahmad Faidi

( 17 Tahun ) yang mengatakan bahwa :

“penanaman nilai-nilai karakter peduli lingkungan pada lingkungan sekolah yakni


melalui proses belajar mengajar di kelas, kegiatan ekstrakurikuler, budaya sekolah
dan kegiatan-kegiatan peduli lingkungan lainnya”.(Wawancara tanggal 21 Juni
2021)

Ditambah lagi dengan penjelasan dari hasil wawancara oleh siswa XI IPS Triana

Wulandari (17 Tahun) yang menyatakan bahwa :

“Yang pertama nilai religius, nilai disiplin, tanggung jawab. Nilai religius seperti
ketika hendak mulai proses pembelajaran terlebih dahulu kita berdoa, dan
disekolah kita itu memiliki jadwal untuk ibadah sholat, nilai displin seperti displin
tentang aturan sekolah, menjaga kebersihan lingkungan sekolah”. (Wawancara
tanggal 25 Juni 2021)

Lain lagi dengan penjelasan siswa XI IPS Nike Ayu Suryani, ( 17 Tahun ) yang

mengatakan bahwa :
41

“Nilai karakter religius, jujur, toleransi, demokratif, disiplin, kerja keras, kreatif,

mandiri dan lain sebagainya”. (Wawancara tanggal 06 Juli 2021)

4.1.3.2 Membentuk Karakter

Pembentukan karakter yang ada di SMAN 1 Pasangkayu sudah cukup baik

namun perlu ditingkatkan lagi agar kualitas dalam pembentukan karakter semakin

baik untuk kedepannya. Seperti yang dijelaskan dari hasil wawancara oleh siswa

XI IPS Ahmad Faidi, ( 17 Tahun ) yang menyatakan bahwa :

”Menurut saya pembentukan karakter peduli lingkungan di sekolah ini sudah


cukup bagus namun dari pihak sekolah masih harus meningkatkan lagi kualitas
pembentukan karakter ini”. (Wawancara tanggal 21 Juni 2021)

Penjelasan diperkuat lagi dengan salah satu informan oleh siswa XI IPS Riza

Fatma Hira, ( 17 Tahun ) yang menjelaskan bahwa :

“Pembentukan karakter peduli lingkungan kami sudah cukup baik seperti kerja
bakti disekolah atau melakukan membuat kerajinan yang berasal dari daur ulang
dari situlah kami diajarkan peduli terhadap lingkungan tidak membuang sampah
sembarangan”. (Wawancara tanggal 30 Juni 2021)

Ditambah lagi penjelasan dari hasil wawancara oleh Dian Indri Astuti , (17 Tahun

) yang menyatakan bahwa :

“Menurut saya pembentukan karakter peduli lingkungan terhadap lingkungan


disekolah saya yaitu perlunya peningkatan tentang kesadaran baik itu dari
pendidik maupun peserta didik itu sendiri. Pembentukan karakter sejauh ini di
lingkungan sekolah saya suda sangat baik, agar lebih meningkat lagi sebaiknya
pembentukan karakter lebih ditingkatkan lagi”. (Wawancara tanggal 23 Juni
2021)
42

4.1.3.3 Kegiatan

Dan di SMAN 1 Pasangkayu mempunyai berbagai kegiatan-kegiatan yang

mendukung pembentukan karakter peduli lingkungan. Hal ini diperkuat dengan

penjelasan hasil wawancara oleh siswa kelas XI IPS Riza Fatmahari, (17 Tahun )

yang menyatakan bahwa :

“Kegiatan yang mendukung pembentukan karakter disekolah kami ada berbagai


macam yaitu pembentukan kelompok kecil biasanya didalam kelas disitu kita
biasa melaukan pemilihan umum, berdiskusi, diajarkan toleransi atau menghargai
pendapat teman kita, selalu demokratis dan organisasi yang membentuk karakter
peserta didik seperti osis, PIKR, PMR dan sebagainya”. (Wawancara tanggal 30
Juni 2021)
Penjelasan diperkuat lagi dengan penjelasan hasil wawancara oleh siswa Triana

Wulandari, (17 Tahun) yang menyatakan bahwa : “Kegiatan yang mendukung

pembentukan karakter yaitu contohnya dikelas diskusi antara teman dan

organisasi-organisasi seperti PIKR,PMR dan masih banyak lagi”. (Wawancara

tanggal 29 Juni 2021)

Lain lagi dengan penjelasan siswa XI IPS Muhammad Qiran, ( 17 Tahun ) yang

mengatakan bahwa :

“Disekolah saya ada bermacam-macam kegiatan yang mendukung pembentukan


karakter contohnya, organisasi OSIS, pramuka,PIKR dan sebagainya dan kegiatan
seperti LDK dan kegiatan yang mendukung pembentukan karakter”. (Wawancara
tanggal 28 Juni 2021)

Ditambah lagi dengan penjelasan salah satu informan yaitu siswa XI IPS Nike

Ayu Suriani ( 17 Tahun ) yang mengatakan bahwa : “Yaitu kerja sama, kejujuran
43

atau ketulusan hati, belas kasih atau kontrol diri”. (Wawancara tanggal 06 Juli

2021)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan diatas, bahwa pembentukan

karakter peduli lingkungan di SMAN 1 Pasangkayu memilikitingkat frekuensi

yang cukup baik namun perlu ditingkatkan lagi dalam pembentukan karakter

disekolah terhadp peduli lingkungan, dikarenakan peserta didik yang

menanamkan nilai-nilai karakter, tanggung jawab peduli terhadap lingkungan dan

mengadakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pembentukan karakter.

Namun pembentukan karakter perlu ditingkatkan lagi disekolah agar kedepannya

akan menjadi lebih baik lagi.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Peranan Lingkungan Sosial

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan peranan lingkungan sosial

terhadap pembentukan karakter di SMAN 1 Pasangkayu diketahui terdapat

frekuensi atau yang dihasilkan yang cukup baik yaitu mengetahui peranan

lingkungan sosial diantaranya peranan lingkungan sekolah, dan peran guru yaitu,

a) Peranan Lingkungan Sekolah, peserta didik dapat mempraktekkan

langsung nilai-nilai karakter peduli lingkungan contohnya, selalu menjaga

kebersihan sekolah dan halaman kelas serta membuang sampah pada

tempatnya dan guru membina peserta didik peduli lingkungan,

mengembangkan karakter yang baik seperti sopan santun, saling

menghargai, didisiplin dan kepedulian lingkungan, dari hasil penelitian


44

peserta didik rata-rata sudah meningkatkan sikap dan nilai-nilai karakter

yang baik terhadap peduli lingkungan sekolah seperti melakukan tugas,

tanggug jawab dan menaati aturan sekolah.

b) Peran Guru, kepemimpinan kepala sekolah yang terbuka dan mendukung

serta memberikan motivasi kepada seluruh warga sekolah terutama peserta

didik dan guru dapat mengembangkan karakter yang baik, seperti sopan

santun, saling menghargai, disiplin dan kepedulian lingkungan,

membiasakan diri bersikap terhadap peduli lingkungan dan guru

memberikan arahan serta pengetahuan tentang peduli lingkungan serta

sebagai fasilitator dan evalutator bagi peserta didik, dari hasil penelitian

sikap kebiasaan yang perlu ditingkatkan lagi sehingga guru dapat lebih

meningkatkan lagi sikap peserta didik terhadap peduli lingkungannya dan

mudah memberikan pemahaman arti kesehatan lingkungan. Bersama,

peserta didik wajib melakukan kegiata-kegiatan ekstrakurikuler, tugas

kelompok, organisasi atau kegiatan diluar sekolah terkait dengan

lingkungan yang mendukung peserta didik dalam bentuk partisipasi

peserta didik harus lebih sering berinteraksi dengan teman sebaya, guru

maupun peserta didik lainnya, penilaian/penentuan sikap peserta didik

yang menyukai pembelajaran yang berkaitan dengan geografi atau

lingkungan sekolah, selalu bersikap ramah terhadap sesama, organisasi,

peserta didik yang mengikut bebragai macam organisasi atau ekskul yang

bertemakan lingkungan diluar sekolah, reduce, reuse, recycle, dari hasil

penelitian di SMAN 1 Pasangkayu memiliki kegaiatan-kegiatan positif


45

atau kegiatan ekstrakurikuler di dalam sekolah yang mendukung dalam

peranan lingkungan sosial.

seperti yang ada pada tabel 2.2 Indikator peranan lingkungan sosial, Pembentukan

sikap, meliputi : 1.) menghormati aturan yang berlaku, 2.) melakukan tugas dan

tanggung jawab, 3.) memenuhi kewajiban, 4) melakukan norma-norma yang

berlaku. Kebiasaan meliputi : 1.) membiasakan bersikap jujur, 2.) melaksanakan

aturan dengan baik, 3) mengakui kesalahan. Belajar Kelompok Bersama meliputi :

1.) memberikan sosialisasi ketika proses belajar mengajar, 2) melaksanakan

pembelajaran dan bimbingan.

Peserta didik dalam menjalani kehidupannya sehari-hari pasti

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Purwanto (2009) berpendapat

bahwa menyesuaikan diri itu berarti mengubah diri sesuai dengan keadaan

lingkungan (penyesuaian diri autoplastis) dan mengubah lingkungan sesuai

dengan kehendak atau keinginan diri pribadi (penyesuaian diri alloplastis).

Pada umumnya, setiap individu menggunakan kedua cara tersebut baik

dalam usaha mengembangkan dirinya maupun dalam interaksi dengan

lingkungannya. Sikap peduli lingkungan peserta didik tidak akan timbul dengan

sendirinya tanpa adanya usaha dari diri peserta didik dan lingkungan sosial untuk

mengubah cara pandang berwawasan lingkungan sehingga terbentuknya sikap

yang positif terhadap lingkungan.

Menurut Sumaatmadja (1988:50) “lingkungan sosial terdiri dari kelompok

manusia itu sendiri”. Lingkungan sosial menurut Purwanto (2009:73) ialah


46

“semua orang atau manusia lain mempengaruhi kita, baik secara lansgung maupun

tidak lansgung”. Jadi lingkungan sosial adalah semua orang dan usasan temoat

yang dapat mempengaruhi kita baik secara langsung maupun tidak langsung.

4.2.2 Pembentukan Karakter

Pembentukan karakter peserta didik terhadap lingkungan di SMAN 1

Pasangkayu yaitu memiliki tingkat frekuensi yang cukup baik namun masih perlu

memahami dan meningkatkan lagi akan kesadaran baik dari peserta didik maupun

pendidik dalam pembentukan karakter disekolah terhadap peduli lingkungan.

Pembentukan karakter siswa bukan hanya terjadi di dalam kelas/sekolah

saja, bahwa lingkungan masyarakat/teman sebaya terutama keluarga juga berperan

dlam pembentukan karakter. Pola pendidikan di keluarga yang turut berpengaruh

pada kondisi siswa disekolah menjadi tugas bagi guru dan segenap warga sekolah

dalam mendidik karakter siswa. Lingkungan keluarga yang mampu menerapkan

kedisiplinan turut berdampak pada kedisiplinan siswa disekolah. selain keluarga,

lingkungan sesama teman juga turut berpengaruh pada perkembangan siswa,

apabila lingkungan yang dipilih ini mengarah pada peningkatan kualitas diri maka

nantinya akan menjadi manusia yang baik juga. Pembentukan karakter.

Diantaranya,

a) Nilai-nilai karakter, Membentuk karakter dan Kegiatan yang berkaitan

dengan pembentukan karakter. Maka dari itu pembentukan karakter di

sekolah perlu ditingkatkan lagi mulai dari penanaman nilai-nilai karakter

peduli lingkungan pada lingkungan sekolah yakni melalui proses belajar

mengajar, tanggung jawab, penguatan dari orangtua sehingga muncul nilai


47

religius nilai religius seperti ketika hendak mulai proses pembelajaran

terlebih dahulu kita berdoa, dan disekolah kita itu memiliki jadwal untuk

ibadah sholat, nilai displin seperti displin tentang aturan sekolah, menjaga

kebersihan lingkungan sekolah, nilai nasionalisme, kejujuran atau

ketulusan hati, kerja sama,belas kasih, kontrol diri, sikap cinta terhadap

lingkungan, dan nilai-nilai karakter juga muncul dari sikap jujur, toleransi,

demokratif, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri dan lain sebagainya.

b) Membentuk Karakter, dalam pembentukan karakter yang ada di SMAN 1

Pasangkayu sudah cukup baik namun perlu adanya peningkatan yang lebih

lagi agar kesadaran dari para pendidik dapat berperan sebagai fasilitator

dan evalutator bagi peserta didik yang memberikan arahan tentang

pengetahuan dan mengajarkan bagaimana pembentukan karakter peduli

lingkungan di sekolah SMAN 1 Pasangkayu.

c) Kegiatan, mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah yang berkaitan dengan

pembentukan karakter peduli lingkungan SMAN 1 Pasangkayu, seperti

proses belajar mengajar, budaya sekolah, kegiatan kerja bakti, melakukan

kegiatan kerajinan tangan yang berasal dari daur ulang, kegiatan ekskul

yang berkaitan dengan pembentukan karakter, organisasi OSIS, pramuka,

PIKR dan seperti kegiatan LDK yang mendukung pembentukan karakter.

Seperti yang dikatakan oleh Tamara dan Subiyanto (2013) lingkungan

sosial sama-sama memiliki peranan berarti dalam upaya mengubah cara pandang

peserta didik dengan menanamkan nilai-niali kecintaan terhadap lingkungan agar

terbentuk karakter peduli terhadap lingkungan dan menjadikan insan yang


48

berawawasan lingkungan. warga SMAN 1 Pasangkayu sebagian besar sudah

menanamkan nilai-nilai karakter seperti nilai religius, tanggung jawab, sikap,

demokratif, nilai nasionalis, dan cinta terhadap lingkungan, adapun berbagai

macam organisasi yang berkaitan dengan pembentukan karakter seperti,

OSIS,PMR,PIKR dan berbagai kegiatan yang mendukung pembentukan karakter.

Dari penjelasan diatas peneliti dapat mengetahui bahwa hanya sebagian besar

warga SMAN 1 Pasangkayu terutama peserta didik menanamkan nilai-nilai

karakter dalam peranan lingkungan sosial (sekolah) terhadap pembentukan

karakter peduli lingkungan sehingga perlu ditingkatkan lagi agar pembentukan

karakter kedepannya akan menjadi lebih baik lagi terhadap peduli lingkungan.

Karakter pendidikan peduli kepada lingkungan harus melibatkan semua

pihak di lingkungan sekolah. sifat dan karakter peduli terhadap lingkungan tidak

akan pernah terbentuk jika lingkungan tesebut tidak saling berkesinambungan.

Subiyanto (2013) menyatakan bahwa pembentukan karakter siswa yang memilki

kualitas diperlukan pengaruh yang kuat dari keluarga, sekolah dan masyrakat.

Dengan masing-masing peranan yang dilakukan dengan baik oleh, keluarga,

sekolah dan masyarakat pada pendidikan karakter kepedulian lingkungan yang

saling memperkuat dan melengkapi antara ketiganya, akan memberi peluang besar

mewujudkan sumber daya manusia yang terdidik dan bermutu.

Pendidikan karakter merupakan suatu usaha agar mendidik anak-anak agar

dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikkannya dalam

kehidupan sehari-hari sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif

kepada lingkungan menurut Najib (2016:62). Pendidikan karakter perlu


49

diterapkan dan pembinaan melalui lingkungan sosial yaitu keluarga, masyarakat

dan perguruan tinggi karena sebagai peserta didik secara keseluruhan belum

mampu mengembangkan karakter yang unggul.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Peranan lingkungan sosial peduli lingkungan di SMAN 1 Pasangkayu

yaitu mempunyai peranan sebagai Peranan Lingkungan Sekolah dimana

peserta didik SMAN 1 Pasangkayu yang memiliki sikap dan menanamkan

nilai-nilai karakter yang baik terhadap peduli lingkungan sekolah seperti

melakukan tugas, tanggug jawab, kedisiplinan dan menaati aturan sekolah

yang berlaku dan sebagai pendidik atau guru memberikan pemahaman

tentang peranan lingkungan sosial peduli lingkungan, peserta didik SMAN

1 Pasangkayu bersikap terhadap peduli lingkungan yang perlu

ditingkatkan lagi agar peserta didik dapat lebih meningkatkan sikap dan

peranan peduli lingkungannya. Pendidik mempunyai peran sebagai peran

guru dalam peserta didik yang memberikan pemahaman arti kesehatan

lingkungan, sikap guru dalam pembentukan karakter peserta didik, sportif

dalam segala hal, juga sebagai fasilitator yang mengetahui segala

informasi mengenai lingkungan sekolah dan evalvator untuk peserta didik.

2. Pembentukan karakter peduli lingkungan di SMAN 1 Pasangkayu yaitu

memiliki tingkat frekuensi yang cukup baik namun perlu ditingkatkan lagi

dalam pembentukan karakter di sekolah terhadap peduli lingkungan, mulai

50
51

dari penanaman nilai-nilai karakter, membentuk karakter dan kegiatan

yang mendukung pembentukan karakter., dikarenakan warga SMAN 1

Pasangkayu terutama kepada peserta didik sebagian besar tidak

menanamkan nilai-nilai karakter, tanggung jawab, kepedulian terhadap

lingkungan dan tidak mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan

pembentukan karakter. Sehingga pembentukan karakter perlu ditingkatkan

lagi disekolah agar kedepannya akan menjadi lebih baik lagi serta pendidik

atau guru lebih memberikan pemahaman tentang pembentukan karakter

yang baik di sekolah SMAN 1 Pasangkayu.

5.2 Saran

Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah dikemukakan dikaitkan

dengan permasalahan dalam penulisan skripsi ini, maka dapat pula dikemukakan

saran-saran yang dapat berguna sebagai bahan pertimbangan atau informasi dalam

rangka menanamkan dan meningkatkan peranan dan pembentukan karakter

peserta didik yang masih perlu ditingkatkan di SMAN 1 Pasangkayu Kecamatan

Pasangkayu Kabupaten Pasangkayu.

1. Seluruh warga SMAN 1 Pasangkayu harus lebih meningkatkan peranan

lingkungan sosial dan pembentukan karakter peduli lingkungan di SMAN

1 Pasangkayu

2. Peserta didik harus lebih meningkatkan peranan lingkungan sosial

terhadap peduli lingkungan di SMAN 1 Pasangkayu

3. Peserta didik harus lebih meningkatkan penanaman nilai-nilai

pembentukan karakter terhadap peduli lingkungan di SMAN 1 Pasangkayu


52

4. Guru atau pendidik harus lebih memperhatikan dan mengajarkan peserta

didik terkait peranan lingkungan sosial dan pembentukan karakter peduli

lingkungan di SMAN 1 Pasangkayu.


DAFTAR PUSTAKA

A.A Mangkunegara Prabu Anwar 2009, Perilaku Konsumsi, edisi revisi, cet-4,

Bandung : PT Refika Aditama.

Ahmadi, A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta, Rineka Cipta.

Asmani, J.M. (2012). Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di

Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press

Damsar . (2011). Pengantar Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Kencana

Elly, R. (2016). Hubungan Kedisiplinan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di

SD Negeri 10 Banda Aceh. Jurnal Pesona Dasar, 43-53, 2337-

9227.

Fuad, Jauhar. “Pendidikan Karakter dalam Pesantren Tasawuf,” Jurnal Pemikiran

Keislaman 23, No. 1 (Februari 28, 2013)

Hamdana. (2004). Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Motivasi Belajar Siswa

SMP Negeri 1 Marawol Kabupaten Donggala. Skripsi Sarjana pada

FKIP Universitas Tadulako Palu: tidak diterbitkan.

Handayani, Sri. (2014). Kepedulian Lingkungan.Jurnal Lingkungan, Vol. 17. No.

3. [14 Desember 2015].

Ismiati Ragil Handayani. (2018). Peran Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku

dan Kedisiplinan Anak Usia Sekolah Dasar.


Kemendiknas. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta:

Puskur, 2010.

Lickona. (2015). Mendidik Untuk Membentuk Karakter : Bagaimana Sekolah

dapat Mengajarkan Sikap Hormat dan Tanggung Jawab: Jakarta.

Bumi Aksara

Maryatun, Ika Budi. (2016). Peran Pendidik PAUD Dalam Membangun Karakter

Anak. Jurnal Pendidikan Anak 5

Miles, Mattew B dan Amichael Huberman. 2007. Analisis Data Kuantitatif Buku

Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Terjemahan Tjetjep

Rohendi Rohisi. Jakarta : Universitas Indonesia

Moeleong. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya

Peter J.P., Olson, J. C. (2000). Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, (

Edisi ke-4). Terj. Damos Sihombing. Jakarta : Erlangga.

Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta. Pustaka belajar.

Sala, Maria. (2011). Journal Geography. Department Of Geography, University

Barcelona, Spain. [6 April 2015].

Samani, Mukhlas dan Hariyanto. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: PT. Remaja Rosadakarya, 2012

Saptano. (2007). Sosiologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Phibeta Aneka Gama.
Saptiningsih, M., Wijaya, Y . M., Lili, M. M. (2013). Faktor – Faktor Yang

Berhubungan dengan Perilaku Mencuci Tangan Pada Anak

Sekolag Dasar Negeri 03 Kertajaya Padalarang. Jurnal Tentang

Perilaku Anak Sekolah Dasar . Diakses pada 2 Desember 2017,

Shofiyatuz Zahro, Na’imah. (2020). Peran Lingkungan Sosial Terhadap

Pembentukan Karakter Anak Usia Dini Di Jogja Green School.

Subianto, J. (2013). Peran Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat Dalam

Pembentukan Karakter Berkualitas. Artikel Online. Jawa Tengah:

LPPG (Lembaga Peningkatan Profesi Guru)

Sudarma, Momon. (2011). Membangun Kebahagiaan Geografik. Jurnal Geo, Vol.

11. No 1 Hal. 59.

Sugiyono, (1984:91). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: alfabeta

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah

Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sukmadinata. (2009). Perencanaan pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumaatmadja, N. (1998). Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa

Keruangan. Cetakan kedua. Bandung Alumni.

Tamara, R.M. (2016). Peranan Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan Sikap

Peduli Lingkungan Peserta Didik di SMA Negeri Kabupaten


Cianjur. Tesis Online. Bandung: Program Studi Pendidikan

Geografi UPI

Yin, Robert K. 2014. Studi Kasus: Desain & Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SISWA

Peranan Lingkungan Sosial

1. Menurut Anda, bagaimana peranan lingkungan sekolah terhadap

pembentukan karakter peduli lingkungan ?

2. Bagaimana peran guru dalam membentuk karakter siswa terhadap peduli

lingkungan ?

3. Peranan apa saja yang diterapkan didalam sekolah terkait pembentukan

karakter peduli lingkungan ?

4. Menurut Anda, bagaimana sikap yang harus dimiliki atau ditanamakan

dalam pembentukan karakter peduli lingkungan ?

5. Apa saja motivasi dalam peranan lingkungan sekolah terhadap peduli

lingkungan ?

Pembentukan Karakter

1. Menurut Anda, bagaimana karakter peserta didik disekolah ?

2. Penanaman nilai-nilai karakter apa saja yang diterapkan didalam

lingkungan sekolah ?

3. Bagaimana pembentukan karakter peduli lingkungan

4. Apa saja upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pembentukan

karakter peduli lingkungan ?

5. Apa saja kegiatan yang mendukung pembentukan karakter ?


PEDOMAN WAWANCARA UNTUK GURU

1. Bagaimana peran guru terkait pembentukan karakter peduli lingkungan

siswa ?

2. Bagaimana upaya guru dalam membentuk dan membina karater siswa

peduli lingkungan di sekolah ?


DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Wawancara bersama siswa Ahmad Faidi kelas XI IPS SMAN 1


Pasangkayu

Gambar 2. Wawancara bersama siswa Dian Indri Astuti kelas XI IPS SMAN 1
Pasangkayu
Gambar 3. Wawancara bersama siswa Fatimatuz Zahra kelas XI IPS SMAN 1
Pasangkayu
Gambar 4. Wawancara bersama siswa Alkhasari kelas XI IPS SMAN 1
Pasangkayu
Gambar 5. Wawancara bersama Guru Geografi Ibu Hasna, S.Pd
Gambar 6. Wawancara bersama Guru Geografi Ibu Nurhaerah S,Pd
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. UMUM

1) Nama : Ulfiani H

2) Tempat dan Tanggal lahir : Pasangkayu, 26 Juli 1999

3) Jenis Kelamin : Perempuan

4) Nama Orang Tua : a. Ayah : Hasbi L

b. Ibu : Nurbaya

5) Agama : Islam

6) Alamat : Jl. Tombolotutu

2. PENDIDIKAN

1) SD : SDN 01 Pasangkayu

2) SMP : SMP Negeri 1 Pasangkayu

3) SMA : SMAN 1 Pasangkayu

4) Perguruan Tinggi : Universitas Tadulako

Anda mungkin juga menyukai