SINTYA USMAN P
SKRIPSI
Oleh
SINTYA USMAN P
A 311 17 071
SKRIPSI
Oleh
SINTYA USMAN P
A 311 17 071
SKRIPSI
ABSTRAK
Sintya Usman P, 2017. Dampak Kondisi Sosial Ekonomi Terhadap Tingkat Pendidikan
Anak Masyarakat Nelayan Di Desa Ampibabo, Program Studi Pendidikan Sejarah,
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tadulako. Pembimbing Charles Kapile.
ABSTRACT
Puja dan puji syukur penulis haturkan atas rahmat ALLAH SWT, tuhan
yang maha esa yang telah telah berikan rahmat dan nikmat kesehatan sehingga
Sojol Utara Kabupaten Donggala” skripsi ini disusun sebagai salah satu
Terima kasih yang tulus kepada bapak Charles kapile M.Hum selaku
sangat berharga kepada penulis, begitu pula dengan Bapak Dr.Lukman M,Hum
selaku pembahas dan ibu Dra. Hj. Junarti, M.Hum yang telah memberikan
masukan berupa kritik dan saran yang sangat bermanfaat dalam penulisan skripsi
ini. Tuhan yang maha Esa membalas segala budi baik yang telah diberikan kepada
penulis.
Universitas Tadulako.
Dan Ilmu Pendidikan yang telah banyak membantu dan mengurusi segala
administrasi.
11. Seluruh keluargaku terkhusus kedua orang tuaku dan adik-adikku, sepupu,
tante yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih telah
12. Teruntuk orang istimewa yang sedang bersama penulis saat ini terimakasih
telah sabar menghadapi sikapku, menemaniku, membantuku di setiap
karna selalu menemani dalam suka duka selama hidup di tanah rantau serta
motivasi serta doa yang telah diberikan. Semoga Allah SWT senantiasa
melindungi kita dan membalas segala budi serta amal yang telah penulis terima
dari berbagai pihak dengan segala bentuk kemuliaan dan kemurahanya semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya penulis dan pembaca
Palu 2021
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 5
1.3 Tujuan Penelitian 6
1.4 Manfaat Penelitian 6
1.4.1 Manfaat Teoritis 6
1.4.2 Manfaat Praktis 7
1.5 Batasan Istilah 7
BAB V PENUTUP 56
5.1 Kesimpulan 56
5.2 Saran 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan 9
4.1 Karakteristik Informan Nelayan Menurut Umur 37
4.2 Karakteristik Informan Nelayan Menurut Tingkat Pendidikan 38
4.3 Karakteristik Informan Nelayan Menurut Pendapatan 39
4.4 Karakteristik Informan Nelayan Menurut Jenis Rumah 40
4.5 Pendidikan Anak 41
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Kerangka Pemikiran 27
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber daya alam yang melimpah belum tentu merupakan jaminan bahwa
suatu Negara atau wilayah itu akan makmur, bila pendidikan sumber daya
manusia merupakan tugas bersama dan berjangka waktu yang panjang karena
bergerak pada arah pembangunan untuk menuju cita-cita rakyat Indonesia. yaitu
bangsa yang makmur dan berkepribadian yang luhur, masyarakat dituntut untuk
manusia yang berguna bagi dirinya sendiri, bagi bangsa dan Negara, untuk
menggali potensi yang dimiliki oleh manusia maka diperlukan adanya pendidikan.
peradaban manusia, sehingga untuk menjadikan suatu negara itu maju maka yang
salah satunya pendidikan. Hal ini disebabkan bahwa tinggi rendahnya kualitas
1
2
2003 Bab VI Pasal 6 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu setiap warga
Negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk usaha mencerdaskan
masyarakat yaitu dengan adanya program wajib belajar sembilan tahun dari
Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tujuannya adalah
sekarang ini.
Murtafiah, 2017)
Partisipasi Murni (APM) adalah persentase jumlah anak pada kelompok usia
sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai
dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang
pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah banyak anak usia Pendidikan Dasar
tidak lagi dapat melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah. Banyak faktor yang
sejumlah masalah politik, sosial dan ekonomi yang komplek (Kusnadi, 2009:27).
sungguh, persoalan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada masyarakat
telapak tangan.
nelayan dan pedagang. Pekerjaan sebagai nelayan dipilih karena sesuai dengan
laut beserta isinya yang mempunyai nilai ekonomi. Sehingga tidak ada pilihan lain
4
bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang pesisir laut selain menjadi nelayan atau
adalah memiliki struktur relasi patron-klien sangat kuat, etos kerja tinggi,
prestasi, apresiatif terhadap keahlian, kekayaan dan kesuksesan hidup, terbuka dan
ekpresif, solidaritas sosial tinggi, sistem pembagian kerja (laut menjadi ranah laki-
laki dan darat adalah ranah kaum perempuan), dan berperilaku konsumtif
(Kusnadi, 2009:39).
Sulawesi Tengah Nomor 10 tahun 2017 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
dan pulau-pulau kecil Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017- 2037 bahwa
Ampibabo yang hidup dengan mengelola potensi sumber daya perikanan. Sebagai
rendah, 50% tingkat ekonomi rendah, dan 65% tingkat pendidikan rendah.
5
(60%) dengan usia rata-rata 40-45 tahun (data Desa, 2020). Banyaknya warga
nelayan di Desa Ampibabo juga masih tergolong rendah, hal ini tergambar dari
anaknya bekerja setelah tamat dari SD dan SMP, baik itu menjadi buruh atau
membantu orang tua melaut dan lain sebagainya. Hal ini juga tidak lepas dari
pendapatan orang tua dan jenis pekerjaan pada lingkungan masyarakat tersebut.
bidang pendidikan, hal ini berdasarkan observasi awal tergambar dari masih
banyaknya warga desa Ampibabo yang hanya tamat Sekolah Dasar (SD) saja.
Sebanyak 14.973 warga tamat Sekolah Dasar (SD) dan hanya 8.062 atau sekitar
(35%) warga yang tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP), data tersebut
menunjukkan bahwa ada sekitar sekitar (6%) warga di Desa Ampibabo yang tidak
dari 5.539 anak usia sekolah hanya 2.736 anak yang mengenyam pendidikan,
1.148 (21%) Sekolah Dasar, 856 (15%) Sekolah Menengah Pertama, 732 (13%)
latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti lebih dalam tentang
di Desa Ampibabo?
Ampibabo.
dilakukan selanjutnya.
masalah-masalah pendidikan.
a. Bagi Mahasiswa
c. Bagi Masyarakat
tinggi.
9
BAB II
berikut:
Jenis
No Nama Judul Persamaan Perbedaan Kesimpulan
penelitian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Dwi Jatmiko, Pengaruh analisis Penelitian ini Metode dan Hasil
Tjaturahono Kondisi deskriptif sama-sama obyek penelitian
Budi Sanjoto Sosial persentatif mengkaji penelitian menunjukkan
dan Saptono Ekonomi dan analisis tentang bahwa
Putro Terhadap regresi kondisi besarnya nilai
(2012) Tingkat sosial R square
Pendidikan ekonomi paling tinggi
Anak Pada nelayan yaitu pada
Keluarga terhadap keluarga
Buruh Batik, tingkat petani sebesar
Petani, Dan pendidikan 93,7%,
Nelayan Di anak kemudian
Kecamatan keluarga buruh
Wiradesa batik sebesar
Kabupaten 62,8%, dan
Pekalongan yang paling
rendah pada
keluarga
nelayan
sebesar 55,5%
2 Indra Moha, Kondisi Analisis Penelitian ini Metode dan Hasil
Srie J. Sosial kualitatif sama-sama obyek penelitian
Sondakh dan Ekonomi studi kasus mengkaji penelitian menunjukkan
Olvie V. Keluarga tentang bahwa Kondisi
Kotambunan Nelayan Dan kondisi sosial nelayan
(2019) Pengaruhnya sosial di Desa
Terhadap ekonomi Bulawan
Tingkat nelayan Induk sangat
Pendidikan terhadap berpengaruh
Anak Di Desa tingkat dilihat dari
Bulawan pendidikan segi
Induk pendidikan
Kecamatan paling banyak
Kotabunan berpendidikan
9
10
Terhadap Tingkat Pendidikan Anak Pada Keluarga Buruh Batik, Petani, Dan
Jatmiko, Tjaturahono Budi Sanjoto dan Saptono Putro. Persamaan penelitian ini
adalah penelitian ini metode penelitiannya kuantitatif dan penelitian ini dilakukan
Kabupaten Parigi.
Indra Moha, Srie J. Sondakh dan Olvie V. Kotambunan. Persamaan penelitian ini
Aesesa Kabupaten Nagekeo” ditulis oleh Ledidiana S, Taufik Arifin dan Murdjoli
sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Dalam
sosial. Kata sosial berasal dari kata socius yang artinya kawan (teman). Dalam hal
ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman sekelas, teman
terdiri dari suku kata oikos dan nomos. Oikos artinya segala sesuatu yang
Haryanto, 2011).
seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran
diatas, maka sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari tingkat pendidikan,
Pendapat di atas didukung oleh MaMahbud UI Hag dari Bank Dunia bersama
perumahan, dan air yang sehat serta didukung oleh pekerjaan yang layak.
berhasil mencukupinya.
kepada keputusan yang harus mereka lakukan dan yang tidak kalah penting yaitu
harus memutuskan pekerjaan apa yang akan dia peroleh dan apa yang dia hasilkan
menghasilkan pangan, orang yang membuat sandang, orang yang dapat membuat
seterusnya.
Dengan keadaan seperti ini akan menciptakan suatu sistem yang dikenal
dengan simbiosis mutulisme yang terikat antara satu orang dengan orang yang lain
dengan keterikatan diantara satu sama lain. Tentunya hal ini dibedakan
berdasarkan penghasilan yang mereka dapatkan dan juga hal tersebut akan
serta kewajiban”. Status atau kedudukan sosial tidak terbatas pada pengertian
ekonomi masyarakat adalah suatu usaha bersama dalam suatu masyarakat untuk
dapat digunakan untuk mengukur kondisi sosial ekonomi masyrakat yaitu usia,
dapat dilihat atau dirasakan dan diukur oleh indera manusia (Poerwadarminto,
2002). Status yang dimaksud dalam penelitian ini yakni suatu keadaan ekonomi
bahwa ekonomi adalah urusan keuangan rumah tangga. Kondisi sosial ekonomi
kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok manusia yang ditentukan oleh
jenis aktivitas ekonomi, pendapatan, tingkat Pendidikan, usia, jenis rumah tinggal,
ekonomi orangtua/ keluarga yang bisa dirasakan atau diukur oleh indera manusia.
Sosial ekonomi setiap orang itu berbeda-beda dan bertingkat, ada yang keadaan
ekonominya tinggi, sedang, dan rendah. Serta status sosial ekonomi diartikan
sebagai keadaan urusan keuangan keluarga, yang mejelaskan suatu keadaan yang
kebutuhananya.
16
status sosial ekonomi salah satunya adalah Achieved Status yaitu seseorang yang
terbuka bagi siapa saja, tergantung dari kemampuan dalam mengajar serta
2.2.2 Nelayan
masyarakat yang kehidupanya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan
masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu
kawasan transisi antara wilayah darat dan laut yakni suatu kawasan transisi antara
wilayah darat dan laut. Sebagai suatu sistem, masyarakat nelayan terdiri dari
budaya yang berlaku, memiliki identitas bersama dan batas-batas kesatuan sosial,
17
struktur sosial yang mantap, dan masyarakat terbentuk karena sejarah sosial yang
budaya yang tersendiri dan berbeda dengan masyarakat lain yang hidup di daerah
lainnya/tanaman air.
laut untuk menangkap ikan, jadi aktivitas nelayan (suami) sebagian besar
18
oleh nelayan tidak hanya di laut, tetapi juga dilakukan pada waktu di darat.
kehidupan atau ritme kehidupan yang spesifik, sesuai dengan aktivitas sosial
kampung halaman untuk beberapa hari, minggu atau bulan, berpengaruh terhadap
susunan masyarakat, peranan, status, interaksi sosial dan fungsi individual dalam
mereka dapat mencukupi hidup keseharian jika bisa memenejnya dengan baik.
Namun semua itu hanya bersifat memenuhi kebutuhan primer saja (Sarjulis,
2011).
mereka untuk bekal kerja mencari ikan di laut karena pekerjaan sebagai nelayan
arti penting pendidikan ini biasanya baru dirasakan jika seorang nelayan ingin
19
penangkap ika. Mereka melakukan aktivitas usaha dan mendapat penghasilan dari
kegiatan mencari dan menangkap ikan. Karena bekerja sebagai penangkap ikan
maka tingkat kesejahteraan sangat ditentukan oleh jumlah dan kualitas hasil
pilihan terakhir. Menjadi nelayan adalah pekerjaan turun menurun, bahkan ada
yang menilai sebagai satu-satunya pilhan. Hal tersebut terjadi karena tingkat
ketergantungan yang tinggi terhadap sumber daya perairan akibat tidak tersedia
Nadjib, 2013)
tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara
rekanan-rekanan ekonomi yang datang setiap saat, (2) keterbatasan akses modal,
pungsi kelembagaan sosial ekonomi yang ada, (4) kualitas SDM yang rendah
pulau-pulau kecil, dan (6) belum kuatnya kebijakan yang berorientasi pada
yang lain atau menjadi motor untuk mengatasi masalah-masalah yang lain. Pilihan
dan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia yang memang terbatas. (Kusnadi,
2009)
seperti nelayan (yang pokok), pemudi daya perairan ikan di perairan pantai
(dengan aring apung taua keramba), pemudi daya rumput laut/mutiara, dan
petmbak; (2) pengolah hasil ikan jatau hasil laut lainnya, seperi pemindang,
sebagainya; dan (3) penunjang kegiatan ekonomi perikanan, seperti pemilik toko
warung, pemilik bengkel (montir dan las), pengusaha angkutan, tukang perahu,
pesisir.
cukup besar dan memberikan peluang mata pencarian bagi separo atau sebagian
sosial masyarakat atau kelompok sosial nelayan merupakan pilar sosial, ekonomi,
manfaat secara sosial ekonomi masyarakat lokal, tetapi juga kepada masyarakat
tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehta, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
dipersiapkan untuk memiliki bekal agar siap atau mengenal dan mengembangkan
metode berifikir secara sistematik agar dapat memecahkan masalah yang akan
dengan lingkungan sosial dan lingkungan fisik, berlangsung sepanjang hayat sejak
manusia lahir.
didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang
pendidikan dibagi menjadi dua yakni Formal dan Informal. Jenjang pendidikan
1) Pendidikan dasar
berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk
2) Pendidikan Menengah
dunia pekerjaan
3) Pendidikan Tinggi
informal atau nonformal. Pendidikan informal atau non formal sebagai mitra
25
tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran. Peran
keluarga dalam mendidik anak tidak sama dengan pendidikan yang di berikan
oleh sekolah dan masyarakat. Sesuai dengan apa yang di ungkapkan oleh J.J
Rousseau seorang pelopor ahli jiwa anak seperti dikutip Ngalim Purwanto (2007),
perkembangannya sedari kecil. Karena, anak itu bukanlah orang dewasa dalam
bentuk kecil. Fikiran, perasaan dan kemampuan anak itu berbeda dengan
jenjang atau tahap-tahap pendidikan yang dilalui atau bahkan sudah dilalui
seseorang dalam menuntun ilmu seperti jenjang SD, SMP, SMA dan sampai ke
Perguruan Tinggi.
3. Apabila dalam setiap sektor ekonomi kita dapatkan segala faktor yang
perkapita dalam sektor tersebut, kecuali bila struktur sosial yang hidup
keterampilan manusia di pasar tenaga kerja yang luwes. Selain itu juga
Tinggi
Rendah
BAB III
METODE PENELITIAN
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti
kutipan data atau fakta yang diungkapkan di lapangan untuk memberikan ilustrasi
yang utuh dan untuk memberikan dukungan terhadap apa yang disajikan.
yaitu pada bulan April 2021 hingga dilakukan pengumpulan data-data yang
diperlukan.
subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel. Dalam
pesisir pantai. Adapun informan atau obyek dalam penelitian ini berjumlah 10
orang.
Menurut Sugiyono (2016) menyatakan bahwa unit analisis adalah satuan yang di
teliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti
27
28
misalnya aktivitas individu atau sekelompok sebagai subjek penelitian. Unit analisis
penelitian ini adalah nelayan yang ada di desa Ampibabo. Peneliti berperan
sebagai unit utama dalam menjaring data dan informasi yang diperlukan. Namun
wawancara.
penelitian tersebut.
Sumber data dalam penelitian ini ada 2 yaitu data primer dan data
sekunder yaitu:
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari lokasi
penelitian baik yang dilakukan melalui observasi dan wawancara. Data primer
langsung.
29
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti
dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan untuk melengkapi data primer
yang diperoleh dari dokumentasi atau studi kepustakaan yang terkait dalam
lain yang berhubungan dengan judul penelitian yang dibuat oleh penulis.
3.6.1 Observasi
lokasi penelitian, (Sukmadinata, N.S 2011). Pada penelitian ini, peneliti turun
Ampibabo.
3.6.2 Wawancara
data untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari informan diberikan yang lebih mendalam tentang perilaku, dan
informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau
30
1.6.3 Dokumentasi
Teknik analisis data yang yang digunakan pada penelitian ini adalah
analisis Kualitatif studi kasus. Teknik ini dipilih untuk menjelaskan dan
peneliti akan melakukan analisis data melalui 3 (tiga) tahap yakni reduksi data,
terhadap data yang dianggap kurang perlu dan tidak relevan, maupun penambahan
data yang dirasa masih kurang. Data yang diperoleh dilapangan mungkin
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang akan direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori flowchart dan sejenisnya. Dalam
hal ini Milles dan Huberman dalam sugiyono (2016) menyatakan bahwa yang
paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan data, maka akan
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
BAB IV
a. Sejarah
Desa Ampibabo Timur adalah salah satu desa yang berada dalam wilayah
Kecamatan Ampibabo yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Ampibabo dan
diresmikan menjadi Desa Definitif pada tanggal 18 April 2011. Desa Ampibabo
Timur terdiri dari 3 dusun yang dibagi atas dasar batas alam yang ada yaitu
sungai kecil yang mengalir kearah teluk tomini dan jalan Desa. Masyarakat Desa
Ampibabo Timur bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani dan sebagian
sebagia Pegawai Negeri Sipil dan Pedagang. Adapun bahasa yang digunakan
sehari-hari oleh masyarakat Desa ampibabo Timur adalah Bahasa kaili (rai).
prioritas dan tetatp mengacu pada kesepakatan Musyawarah Desa serta pedoman
RPJMDes yang ada. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kecemburuan sosial
Pembangunan desa juga harus mengacu pada prinsip transparansi, partisipasi serta
langsung guna tercipta rasa saling memiliki, sikap kebersamaan, gotong royong
32
33
Pada tanggal 18 April 2011 Desa Ampibabo Timur Resmi menjadi Desa
definitif yang diresmikan oleh Bupati Parigi Moutong (Drs. Hi. Longki Djanggola
Dalam usia mudanya yakni hanya dalam kurun waktu 5 bulan telah
1. Moh.Nasir.R.Laisa
Setelah selesai masa jabatan Moh. Nasir R. Laisa di Tahun 2017, dipegang oleh
di Tahun 2019, Kemudian diadakan Pemilihan Serentak Kepala Desa tahun 2019
yang dimenangkan oleh Bapak Lukman masa jabatan 2019 s/d 2025.
b. Letak Geografis
Luas wilayah Desa sebesar ± 67,09. Ha yang terdiri dari 3 Dusun. Desa Ampibabo
dengan titik koordinat 120.0644 Bujur Timur dan 0.4638 Lintang Selatan, dengan
hamparan dataran pesisir pantai. Curah hujan rata – rata sebesar 1.460 mm dengan
jumlah hari hujan rata– rata 120 hari. Bulan basah 5-8 bulan, sedangkan bulan
kering berkisar antara 4-6 bulan. Musim hujan dimulai pada bulan Oktober–
November dan pada bulan April–Mei terjadi musim kemarau pada setiap
udara rata – rata setiap hari berkisar 31,7oC, suhu minimum 24,2oC, dan suhu
maksimum 35,4oC.
jumlah rumah tangga 148 Kepala Keluarga. Jumlah penduduk perempuan 277
jiwa, sedangkan penduduk laki – laki 337 jiwa, yang Sebagian besar bermata
penelitian ini adalah masyarakat nelayan yang tinggal di pesisir pantai. Adapun
informan atau obyek dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari 5
No Nama Umur
1 Irham 45 Tahun
2 Darwis 50 Tahun
3 Hasan 52 Tahun
4 Makmur 48 Tahun
5 Musafir 50 Tahun
Sumber : Hasil Penelitian, 2021
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa 20% dari jumlah nelayan
ditempuh orang tua karena batas pendidikan ini juga penting untuk mengetahui
36
Apakah ada pengaruh dari tingkat pendidikan orang tua sehingga anak ada yang
tidak sekolah adapun jenjang pendidikan orang tua sesuai dengan tabel di bawah
ini.
Pendapatan
No Nama
TK SD SMP SMA PT
1 Irham √
2 Darwis √
3 Hasan √
4 Makmur √
5 Musafir √
Sumber : Hasil Penelitian, 2021
Pendapatan ini dapat di lihat dari jumlah penjualan nelayan setiap bulan,
Pendapatan
No Nama
/Bulan
1 Irham ± Rp. 1.900.000
± Rp. 2.500.000
2 Darwis
± Rp. 1.200.000
3 Hasan
± Rp. 1.000.000
4 Makmur
± Rp. 1.900.000
5 Musafir
Sumber : Hasil Penelitian, 2021
tabel 4.3 di atas, menunjukkan bahwa pendapatan nelayan di atas Rp. 1.000.000.
Jenis rumah adalah keadaan rumah yang ditempati seseorang dalam jangka
waktu yang lama. Keadaan rumah yang dimaksud peneliti yaitu rumah permanen (
rumah yang bersifat tetap dengan bahan bangunan yang bersifat kokoh baik dari
tiang, dinding dan atap dan tanah rumah ini sudah milik sendiri), semi permanen (
rumah yang belum sepenuhnya bangunan terbuat dari bahan kokoh walaupun
sudah ada bahan bangunan yang bersifat kokoh seperti lantai yang sudah terbuat
dari plester sedangakan dinding masih dari kayu), kayu (rumah ini masih bisa di
pidah-pindahkan dan bahan bangunanya masih harus selalu di ganti pertahun atau
perbulan sesuai dengan jenis kayu yang digunakan), bambu ( jenis rumah ini
masih sangat kurang layak dikarenakan jenis rumah ini harus diganti perbulanya).
38
No Nama Kriteria
1 Irham Permanen
Semi Permanen
2 Darwis
Semi Permanen
3 Hasan
Semi Permanen
4 Makmur
Kayu
5 Musafir
Sumber : Observasi, 2021
informan nelayan berdasarkan jenis rumah pada tabel 4.4 di atas, menunjukkan
bahwa informan yang jenis rumah permanen sebanyak 1 orang atau 20%,
sedangkan informan yang jenis rumahnya semi permanen sebanyak 3 orang atau
60% dan informan yang jenis rumahnya kayu sebanyak 1 orang atau 20%.
Pendidikan anak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah anak usia
sekolah yang melanjutkan sekolahnya atau anak yang berenti sekeolah karena ada
suatu faktor yang melatar belakangi seperti faktor ekonomi, faktor lingkungan, dll
39
Berdasarkan data yang sudah di ambil melalui wawancara peneliti dapat dilihat
Tingkat Pendidikan
No Nama
TK SD SMP SMA PT
1 Ridwan √
2 Arif √
3 Rendy √
4 Asrudin √
5 Chairul √
Sumber : Hasil Penelitian, 2021
dengan presentase sebesar 20%, anak nelayan yang berpendidikan SMP sebanyak
3 orang dengan presentase sebesar 60%, anak nelayan yang berpendidikan SMA
pendidikan anak sebagian besar anak nelayan memiliki tingkat pendidikan SMP
karena letak kami yang memang bertepatan dengan wilayah pesisir pantai
sehingga masyarakat yang tinggal disekitar ini yah bekerja sebagai nelayan”.
tempat tinggal kami yang memang berada di daerah pesisir”. (Wawancara Senin,
31 Mei 2021)
“di sini kebanyakan bekerja sebagai nelayan”. (Wawancara Senin, 31 Mei 2021)
petani, ada swasta dan nelayan tapi mayoritas disini nelayan apalagi yang tinggal
daerah Ampibabo bekerja sebagai nelayan karena didukung oleh letak geografis
Orang tua perlu membuat anak menyadari bahwa belajar adalah hal yang
bergantung pada orang tua, sehingga ia akan mendengarkan dan menerima arahan
bersama Orang tua siswa mengenai peran orang tua terhadap pendidikan anak.
anak lebih memilih membantu saya untuk bekerja sebagai nelayan.”. (Wawancara
menyuruh sekolah tetapi anak yang bersangkutan tidak mau untuk sekolah”.
lebih suka membantu saya mencari ikan saya, tidak masalah”. (Wawancara Senin,
31 Mei 2021)
tidak ada semangat untuk sekolah dia lebih suka membantu saya mencari ikan
daripada anak saya hanya tidur di rumah saya panggil mencari ikan di laut”.
anak saya itu memiliki pendidikan yang tinggi tetapi terkendala di pembayaran
jadi saya hanya berharap kepada beasiswa”. (Wawancara Senin, 31 Mei 2021)
Desa Ampibabo maka dapat disimpulkan bahwa pentingnya peran orang tua
terhadap pendidikan anak bukanlah hal yang sepele karena pendidikan adalah
modal utama yang harus dimiliki oleh setiap individu yang hidup agar dapat
bertahan menghadapi perkembangan zaman. Seperti saat ini orang tua semakin
mereka sejak dini. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak terbukti
memberikan banyak dampak positif bagi anak. Banyak yang mencapai kesuksesan
setelah mereka menginjak usia dewasa dan terjun ke dalam dunia sosial yang
sebenarnya. Peran aktif orang tua tentu saja perlu didukung oleh komunikasi yang
menjadi orang sukses dalam pendidikan maupun karirnya, sehingga masa yang
akan datang mereka dapat memperbaiki kualitas hidupnya menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Berdasarkan wawancara bersama Arif salah satu anak nelayan di Desa Ampibabo
Ia mengatakan bahwa “saya membantu orang tua saya menangkap ikan jadi saya
Selain itu penulis juga mewawancarai Ridwan salah satu anak nelayan Ia
mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan Arif bahwa saya lebih memilih
Juni 2021)
anak dari orang tua yang bekerja sebagai nelayan di Desa Ampibabo lebih
keluarga nelayan itu sendiri tapi juga posisi seseorang dalam kelompok
tanggungan keluarga.
44
mengatakan bahwa “jumlah anggota keluarga 7 orang yang terdiri dari istri dan 6
anggota keluarga saya berjumlah 5 orang yang terdiri dari istri dan 4 orang anak”.
untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga salah satunya dalam hal pendidikan.
orang tua dari pendapatan yang mereka hasilkan dari bekerja sebagai petani.
Dalam hal ini kondisi ekonomi orang tua menjadi salah satu faktor yang
sosial orang tua terhadap pendidikan anak, wawancara bersama Bapak Musafir, Ia
mengatakan bahwa “iya, berpengaruh karena kebutuhan anak saya dalam dunia
apabila saya memiliki uang yang banyak anak saya pasti mendapatkan pendidikan
45
yang baik dan tidak akan malas untuk bersekolah”. (Wawancara Rabu, 03 Juni
2021)
mengatakan bahwa “Iya, karena ketika anak ingin melanjutkan sekolah saya tidak
kondisi sosial dan kondisi ekonomi baik secara terpisah maupun secara bersama-
sama, dimana antara kondisi sosial dan ekonomi keluaraga, kontribusi kondisi
anak. Hal ini disebabkan karena untuk dapat mengenyam pendidikan tidaklah
gratis tanpa adanya biaya, walaupun dengan adanya bantuan operasional sekolah
(BOS) dari pemerintah yang menyatakan dengan BOS kini sekolah gratis. Namun
kenyataannya tidak semuanya gratis, pihak sekolah masih menarik iuran dengan
berbagai alasan, walaupun tidak besar jumlahnya namun bagi masyarkat nelayan
disekolah namun masih banyak lagi kebutuhan yang diperlukan agar seorang anak
dapat bersekolah, dari uang saku, transportasi, baju seragam dan perlengkapan
sekolah lainya yang harus terpenuhi agar seorang anak dapat bersekolah.
Orang tua adalah guru pertama bagi anak, karena orang tualah yang
Motivasi merupakan syarat mutlak dalam belajar, oleh karena itu hendaknya
46
orang tua senantiasa memotivasi anak agar lebih giat dalam belajar dan juga
berprestasi. Motivasi belajar dari orang tua merupakan salah satu bentuk nyata
dan semangat belajar yang lebih sehingga dapat memunculkan motivasi belajar
anak. Orang tua harus bekerja sama dengan sekolah bagaimana memahami
Orang tua juga harus menemani atau mendampingi anak saat belajar. Saat
mendampingi anak belajar, orang tua harus siap memberikan pertolongan dengan
motivasi yang diberikan orang tua terhadap anak. Wawancara bersama Ridwan, Ia
mengatakan bahwa “saya membantu orang tua menangkap ikan jadi saya tidak
bersekolah”.
yang diberikan orang tua hanya berdasar menyuruh tidak mendampingi sehingga
anak-anak sekolah sesuai dengan keinginan hatinya karena tidak ada komunikasi
dengan anak sebagai bentuk perhatian kepada anak. Perhatian yang diberikan
47
Misalnya pada saat anak pulang sekolah hendaknya orang tua menanyakan apa
memiliki masalah dengan teman atau pun guru, atau masalah sosial ketika di
kembang anak. Dalam hal ini, orangtua memegang peranan penting sehingga ada
kewajiban orangtua terhadap anak yang harus dilakukan untuk menjamin anak
selalu sehat, baik secara fisik maupun mental. Kewajiban orangtua terhadap anak
adalah berbagai hal yang harus dilakukan orangtua untuk menjamin pemenuhan
“tidak dapat terpenuhi semua karena harus berbagi dengan adik-adik saya”.
dari anak tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan anaknya dengan maksimal
4.3 Pembahasan
di dalam masyarakat yang ditinjau dari segi sosial dan ekonomi. Menurut
atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran itu seperti
kriteria sedang hal ini berdasarkan hasil pengamatan penulis terkait bangunan
rumah yang yang sangat sederhana yang terbuat dari papan serta fasilitas
orang tua, semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka semakin tinggi pula
orang tua yang tingkat pendidikanya rendah tetapi mempunyai persepsi tentang
pendidikan yang tinggi dan ingin memberikan pendidikan kepada anaknya yang
sangat kurang walaupun tidak menutup kemungkinan masih ada yang mempunyai
Sedangkan pada umur atau usia orang tua dapat menentukan bagaimana cara
tentang bagaimana pendidikan anak mereka namun masih ada orang tua
pendidikan kepada anaknya dari pada membuat anak mengikuti pekerjaanya yang
Berdasarkan hasil penelitian untuk umur orang tua yaitu 20% dari jumlah
80%. Hal ini membuktikan bahwa umur orang tua berpengaruh terhadap
pendidikan anak.
Hasil analisis diketahui bahwa anak nelayan sebagian besar dari keluarga
yang memiliki tingkat pendidikan orang tuanya rendah seperti bependidikan SD.
Hal ini akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap tingkat pendidikan
anaknya. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan rendah maka cara
masih ada yang memiliki jumlah saudara lebih dari 3 orang. Hasil penelitian
diketahui bahwa ada 18 orang yang memiliki saudara lebih dari 3 orang. Jumlah
angota keluarga yang banyak akan menjadikan kondisi sosial sebuah keluarga
semakin rendah. Selain itu usia orang tua juga akan menjadikan faktor
pengukuran kondisi sosial. Orang tua yang sudah tidak termasuk usia produktif
maka akan kesulitan anaknya ketika akan bersekolah lebih tinggi. Orang tua sudah
tidak berpenghasilan tetap lagi sehingga tidak dapat dijadikan jaminan untuk
sosial di bawah sedang yaitu kriteria rendah bahkan sangat rendah karena kondisi
usia orang tua yang sudah tidak produktif dan jumlah anggota keluarga yang lebih
dari 5 orang. Beban keluarga yang banyak menjadikan kondisi sosial semakin
rendah.
pendidikan anaknya juga rendah. Sebaliknya jika kondisi sosial keluarga tinggi
maka tingkat pendidikan anaknya juga tinggi. Kondisi sosial berkaitan dengan
beban tanggungan orang tua terhadap anaknya. Jika kondisi beban anak tinggi
maka orang tua tidak akan sanggup untuk menyekolahkan tinggi. Orang tua hanya
Selain itu kondisi sosial usia orang tua juga akan mepenrgaruhi tingkat
pendidikan. Orang tua yang memiliki usia sudah tidak produktif artinya sudah tua
dan tidak bisa bekerja maka anak tidak akan mendapatkan pendidikan yang tinggi.
51
Orang tua tidak sanggup lagi untuk membiayai sekolah anak. Kondisi ekonomi
Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Indra Moha, Srie J. Sondakh
nelayan di Desa Bulawan Induk sangat berpengaruh dilihat dari segi pendidikan
tinggi kondisi ekonomi maka semakin tinggi pula tingkat pendidikan anak nelayan
ekonomi orang tuanya. Kondisi sosial dan ekonomi berdasarkan hasil penelitian
Ampibabo.
Maret 2021 hal ini diharapkan dapat meningkatkan semangat dan peningkatan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
bahwa dampak kondisi sosial ekonomi nelayan terhadap tingkat pendidikan anak
hal ini terjadi karena orang tua yang memiliki tingkat pendidikan rendah seperti
tidak sekolah maka cara berpikirnya akan berbeda dengan yang bersekolah. Selain
nelayan sebagian besar dari keluarga yang memiliki tingkat pendidikan orang
tuanya rendah seperti tidak tamat sekolah. Hal ini akan berpengaruh
5.2 Saran
sebagai berikut:
1. Orang tua memegang peranan yang penting terhadap pendidikan anak, jadi
tua.
52
53
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar, serta baik bagi Pemerintah Daerah
DAFTAR PUSTAKA
Dokumentasi
1. UMUM
1. Nama : Sintya Usman P
2. Tempat dan tanggal lahir : Moutong 5 September 1998
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Nama orang tua
a. Ayah : Usman P
b. Ibu : Linda
5. Agama : Islam
6. Alamat : Ampibabo
II PENDIDIKAN