Anda di halaman 1dari 67

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI

BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1


WANGI-WANGI SELATAN

HASIL PENELITIAN

OLEH
ARI
A1N2 16 025

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI
BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1
WANGI-WANGI SELATAN

HASIL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Seminar Hasil
Penelitian Pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Sejarah
Peminatan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

OLEH
ARI
A1N2 16 025

JURUSAN/PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


PEMINATAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

HASIL PENELITIAN

HUBUNGAN LINGKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI


BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1
WANGI-WANGI SELATAN

OLEH:

ARI
A1N2 16 025

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II untuk


dipresentasikan di hadapan Panitia Ujian Seminar Hasil Penelitian pada
Jurusan/Program Studi Pendidikan Sejarah Peminatan Pendidikan IPS Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.

Kendari, Juni 2023

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. La Taena, M.Si Drs. H. Hayari, M.Hum


NIP. 19601231 198703 1 029 NIP. 1967010 199311 1 001

iii
ABSTRAK

Ari, NIM A1N216025. “Hubungan Lingkungan Keluarga dengan Prestasi


Belajar IPS Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan” yang
dibimbing oleh Pembimbing I dan Pembimbing II masing-masing Prof. Dr. La
Taena, M.Si, selaku pembimbing I dan Drs. H. Hayari, M.Hum, selaku
pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan keadaan lingkungan keluarga
siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan dan menganalisis hubungan
lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar IPS siswa SMP Negeri 1 Wangi-
Wangi Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian
yang memusatkan perhatian pada variable, menggunakan data numerik, dan
analisis dilakukan menggunakan uji statistik. Penelitian ini ingin menjelaskan
hubungan variable lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa. Pemilihan
lokasi tersebut didasarkan atas pertimbangan relevansi masalah yang diteliti
dengan subjek penelitian. Selain itu, kemudahan dalam mendapatkan akses
informasi untuk menunjang kelancaran dalam proses penelitian juga menjadi
pertimbangan peneliti. Analisis data menggunakan analisis linear sederhana
dengan alat analisis menggunakan SPSS.
Hasil analisis hubungan variabel lingkungan keluarga (X) terhadap
variabel prestasi belajar (Y) menunjukkan bahwa variabel bebas (X) yang diuji
memiliki hubungan terhadap variabel terikat (Y) dimana pada hasil uji F
didapatkan nilai signifikansi uji F lebih kecil dari 0.05 yaitu 0.001 artinya bahwa
variabel X mempengaruhi variabel Y secara simultan. Kemudian besaran
pengaruh variabel X terhadap variabel Y adalah 81,6%. Sehingga 18.4% prestasi
belajar siswa dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.

Kata Kunci : Lingkungan Keluarga, Prestasi Belajar, Linear Sederhana

iv
UCAPAN TERIMA KASIHKASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan hasil penelitian
ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Rasulullah
Muhammad SAW, serta keluarga dan sahabat-sahabat beliau.
Penulis menyadari dalam terselesaikannya penyusunan hasil penelitian ini
adalah berkat motivasi dan bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
kedua orang tua penulis tercinta yang telah banting tulang demi pendidikan
penulis sampai sekarang ini, memberikan nasehat, motivasi dan kasih sayang yang
tidak akan pernah didapatkan dari orang lain dan selalu memberikan doa dan
restu demi kesuksesan penulis terima kasih sudah menjadi orang tua yang turut
berperan membantu pendidikan penulis, Kupersembahkan ini untuk kalian
sebagai hasil keringat dan jerih payahmu. penyelesaian hasil penelitian ini juga
penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang tak terhingga kepada
Prof. Dr. La Taena, M.Si selaku pembimbing I dan Drs. H. Hayari, M.Hum,
selaku pembimbing II. Atas segala bantuan, saran, dan bimbingan serta arahan
atau petunjuk yang diberikan kepada penulis,sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmatNya
kepada bapak beserta keluarganya. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak, yaitu kepada:

1. Prof. Dr. Muhammad Zamrun F, S.Si., M.Si., M.Sc., selaku Rektor Universitas
Halu Oleo.
2. Dr. H. Jamiludin, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Halu Oleo.
3. Dr. Pendais Hak, S.Ag., M.Pd, selaku Ketua Jurusan/Program Studi
Pendidikan Sejarah.
4. Drs. La Batia M.Hum, selaku Sekretaris Jurusan/Program Studi Pendidikan
Sejarah.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan/Program Studi Pendidikan Sejarah, terima
kasih atas ilmu yang diajarkan selama dalam proses perkuliahan.
v
6. Staf administrasi di lingkup Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididkan,
terutama kepada staf terbaik Jurusan/Program Studi Pendidikan Sejarah,
Buhari La Bia, S.Pd. M.Pd yang membantu dalam pelayanan administrasi
akademik.
7. Seluruh sahabat penulis di Jurusan/Program Studi Pendidikan Sejarah
Peminatan Pendidikan IPS angkatan 2016 khususnya Sastrawati, Hayana, Siti
Rohayani, S.Pd, Muhammad Faisal, S.Pd, Yusran, S.Pd dan lain-lain yang
tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu yang telah banyak
memberikan bantuan dan motivasi dalam menyusun hasil penelitian ini.
8. Seluruh teman-teman seangkatan di Jurusan/Program Studi Pendidikan Sejarah
Peminatan Pendidikan IPS angkatan 2016 yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi dalam
penyusunan hasil penelitian ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari


kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun
dari semua pihak sangat penulis butuhkan dan harapkan. Harapan penulis,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan,
khususnya dibidang Sejarah, dan semoga Allah SWT meridhoi kita semua,
Amin..
Kendari, Juni 2023
Penulis,

Ari

vi
vii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR.......................................................................i


HALAMAN SAMPUL DALAM...................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................iii
ABSTRAK.......................................................................................................iv
UCAPAN TERIMA KASIH..........................................................................vi
DAFTAR ISI...................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...........................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Lingkungan Keluarga.....................................……..….6
B. Peran dan Fungsi Keluarga bagi Perkembangan Anak..................9
C. Hakikat Prestasi belajar Siswa.....................................................13
D. Penelitian Relevan........................................................................16
E. Kerangka Berpikir........................................................................17

BAB III METODE PENELITIAN


A. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................19
B. Jenis Penelitian..............................................................................19
C. Populasi dan Sampel.....................................................................20
D. Variabel Penelitian........................................................................20
E. Teknik Pengumpulan Data............................................................20
F. Kisi-Kisi Instrumen Angket..........................................................21
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen.......................................22
H. Teknik Analisis Data....................................................................23
I. Hipotesis Statistik...........................................................................26

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


A. Profil SMPN 1 Wangi-Wangi Selatan..........................................27
B. Keadaan Siswa SMPN 1 Wangi-Wangi Selatan...........................28
C. Keadaan Guru SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan……………29
D. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Wangi-Wangi
Selatan……………………………………………………………30

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Keadaan Lingkungan Keluarga Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Wangi-Wangi Selatan...................................................................31
1. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Siswa Kelas VII.................31
viii
2. Pemenuhan Hak Pendidikan Siswa Kelas VII...........................33
B. Hubungan Lingkungan Keluarga dan Prestasi Belajar Siswa
Kelas VII SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan...........................35
1. Deskripsi Data…………………………………………………35
2. Analisis Hubungan Variabel Dependen Terhadap Variabel
Independen................................................................................38
3. Pengujian Hipotesis……………………………………………38

BAB VI PENUTUP
A. Simpulan.......................................................................................41
B. Saran……………………………………………………………. 42

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………43
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………...46

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Jumlah Populasi ....................................................................... 35


Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Angket ..................................................... 35
Tabel 3.3. Kategori Skor Angket .............................................................. 35
Tabel 4.1. Profil SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan.............................. 35
Tabel 4.2. Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan ................. 35
Tabel 4.3. Jumlah Sarana dan Prasarana ................................................... 35
Tabel 5.1. Data Skor Angket dan Nilai Siswa ........................................... 34
Tabel 5.2. Hasil Estimasi Model ............................................................... 35

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian..................................................................43


Lampiran 2. Data Skor Angket dan Nilai Siswa............................................45
Lampiran 3. Data dan Hasil Analisis.............................................................46
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian.............................................................48
Lampiran 5. Peta Lokasi Penelitian...............................................................50

xi
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pendidikan diartikan sebagai
proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Pendidikan
sangatlah penting bagi setiap insan manusia baik laki-laki maupun perempuan,
baik itu anak-anak, remaja, dewasa maupun orang tua. Pendidikan akan lebih
baiknya dilaksanakan sejak anak masih kecil karena anak yang usianya masih usia
dini akan lebih mudah membentuk karakter dan kepribadian anak. Pendidikan
inilah yang akan menentukan kehidupan yang sesungguhnya.
Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan lingkungan-lingkungan kerja.
Keluarga sering kali disebut sebagai lingkungan pertama, sebab dalam
Lingkungan inilah pertama-tama anak mendapatkan pendidikan, bimbingan,
asuhan, pembiasaan, dan latihan. Keluarga bukan hanya menjadi tempat anak
dipelihara dan dibesarkan, tetapi juga tempat anak hidup dan didikan pertama kali.
Keluarga merupakan masyarakat kecil sebagai prototype masyarakat luas
Keluarga memberikan dasar perilaku, moral dan pendidikan kepada anak,
baik pendidikan agama maupun pendidikan umum. Sehingga apabila pendidikan
dalam lingkungan keluarganya dapat berjalan dengan baik, maka akan
mempengaruhi kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa di sekolah serta
terciptalah perilaku dan moral yang baik.

1
2

Orang tua merupakan penanggung jawab utama pendidikan anak.


Keberhasilan pendidikan anak di sekolah bukan hanya merupakan hasil
perjuangan guru dan anak sebagai peserta didik. Akan tetapi keberpihakan
orangtua dalam memberikan dukungan berupa perhatian dan dorongan belajar
ikut memberikan andil dalam kesuksesan belajar siswa. Waluyo (2009:12)
mengatakan bahwa “peranan orang tua untuk membimbing dan memotivasi anak,
akan sangat berperan untuk kesuksesan prestasi belajar anak”.
Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh kualitas interaksi
dengan lingkungan belajarnya. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor
yang mempengaruhi, baik yang berasal dari individu siswa itu sendiri (faktor
internal) maupun yang datang dari luar (faktor eksternal). Karena itu, dukungan
keluarga terutama orang tua sangat penting dan dibutuhkan dalam kegiatan belajar
anak agar dapat mengatasi kendala-kendala yang dapat menghambat proses
belajar siswa.
Peran serta orang tua dalam pendidikan anak mutlak dibutuhkan untuk
mengoptimalkan proses belajar anak. Demikian itu, karena perhatian dan
dukungan orang tua sangat penting guna menumbuhkan motivasi belajar anak.
Jalinan cinta dan kasih sayang antara orang tua dengan anak secara psikis tidak
dapat tergantikan oleh pendidik lainnya, termasuk oleh guru di sekolah. Dalam
bentuk yang paling sederhana, komunikasi yang dilakukan orang tua dengan anak
dalam suasana yang hangat dan penuh keakraban, misalnya menanyakan tentang
perkembangan belajar anak di sekolah atau mengenai kesulitan-kesulitan yang
dihadapinya, dapat member semangat terhadap aktivitas belajar anak. Sebuah
penelitian yang dilakukan Oji Kurniadi, yang dikutip surat kabar Pikiran Rakyat,
menemukan bahwa: Frekuensi komunikas iantara ayah dan anak akan
berpengaruh positif dan dapat meningkatkan prestasi belajar anak-anaknya.
Artinya, semakin tinggi frekuensi komunikasi yang dilakukan, maka prestasi
belajar anak akan meningkat. Bahkan, dengan komunikasi akan mengurangi
perpecahan atau pertentangan yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi
belajar anak.
3

Demikian pula, Dougherty, T. dan Kurosaka, L., yang merilis hasil


penelitian mereka bahwa: Bila orang tua berperan dalam pendidikan anaknya,
maka anak akan menunjukkan peningkatan prestasi belajarnya, diikuti dengan
perbaikan sikap, stabilitas emosional, kedisiplinan, serta aspirasi anaknya untuk
belajar sampai di perguruan tinggi, bahkan setelah bekerja dan berkeluarga .
Pandangan di atas menunjukkan betapa pentingnya peran serta keluarga
dalam mendukung setiap gerak langkah anak agar dapat meraih prestasi yang
gemilang. Diantara peran penting keluarga terutama orang tua dalam usaha
meningkatkan prestasi belajar anak adalah menyediakan fasilitas belajar.
Ketersediaan fasilitas belajar merupakan salah satu faktor penunjang bagi
kelancaran proses belajar anak.
Selain itu, anak sebagai individu yang belum dewasa, sangat penting bagi
orang tua untuk melakukan pengawasan. Demikian itu karena perhatian anak
sangat mudah teralihkan pada hal-hal lain yang dapat membuyarkan konsetrasi
belajarnya. Untuk itu, pengawasan harus dilakukan dalam kerangka menciptakan
atmosfir belajar yang aman dan nyaman bagi anak. Artinya, pengawasan
dilakukan untuk mengontrol segala aspek yang dapat membahayakan anak, baik
secara fisik maupun psikis untuk kemudian dieliminasi atau diminimalisir agar
tidak menghalangi/menghambat proses belajar anak.
Kenyataannya, keadaan disetiap lingkungan keluarga memang cukup
bervariasi. Fenomena inilah yang penulis temukan dalam studi awal di lingkungan
keluarga siswa SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan. Orang tua yang memiliki
kesadaran tinggi memberikan perhatian dan dukungan sepenuhnya terhadap
pendidikan anak baik dalam menyediakan fasilitas belajar, mengontrol
perkembangan belajar, mengikut sertakan anak dalam kegiatan-kegiatan kursus
dan bimbingan belajar, dan sederet upaya lain yang pada intinya untuk melejitkan
Prestasi belajar anak. Namun, tidak sedikit pula orang tua yang lalai dalam
memberikan perhatian terhadap pendidikan anak, seperti tidak mengawasi
kegiatan belajar anak di rumah, tidak menyediakan kebutuhan belajar, bahkan ada
orang tua yang membiarkan anak bolos belajar di sekolah. Fenomena ini tentu
saja akan berdampak pada tingkat keberhasilan siswa dalam belajar.
4

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan lingkungan keluarga siswa kelas VII SMP Negeri 1
Wangi-Wangi Selatan?
2. Apakah ada hubungan lingkungan keluarga dengan Prestasi belajar IPS siswa
kelas VII SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut


1. Untuk menjelaskan keadaan lingkungan keluarga siswa kelas VII SMP Negeri
1 Wangi-Wangi Selatan.
2. Untuk menjelaskan hubungan lingkungan keluarga dengan prestasi belajar
IPS siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah
intelektual bagi insan akademik dalam memahami hubungan kausalitas antara
lingkungan keluarga dan dampaknya terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
a. Penelitian ini diharapkan dapat member bahan masukan bagi orang tua siswa
agar dapat menciptakan lingkungan keluarga yang kondusif, yang dapat
mendukung peningkatan prestasi belajar siswa.
b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menginspirasi bagi terbangunnya jalinan
komunikasi dan kerjasama antara lembaga pendidikan sekolah dan keluarga
demi melejitkan perkembangan kompetensi peserta didikan tara lain melalui
peningkatan prestasi belajar.
5

c. Bagi peneliti selanjutnya yang konsen pada bidang kajian yang sama,
penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal atau pembanding
untuk ditelaah dan dikaji secara mendalam guna menguraikan masalah
secara lebih komprehensif.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hakikat Lingkungan Keluarga
1. Pengertian Lingkungan
Manusia tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan. Lingkungan
tidak dapat dipisahkan dari manusia. Lingkungan selalu mengitari manusia dari
waktu kewaktu, dari dilahirkan sampai meninggal, sehingga antar amanusia dan
lingkungan terdapat hubungan timbal balik dimana lingkungan mempengaruhi
manusia dan sebaliknya manusia juga mempengaruhi lingkungan.
Lingkungan pada dasarnya dapat diartikan sebagai segala hal yang
mempengaruhi hidup manusia. Menurut Sartain sebagaimana dikutip oleh
Purwanto (2004:32) bahwa “lingkungan adalah segala kondisi dalam dunia ini,
dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan atau life
proses kecuali gen- gen”. Pengertian ini menegaskan bahwa lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di luar individu dapat berupa pergaulan, pola pembinaan,
hubungan atau komunikasi, dan segala sesuatu yang dapat mempengaruhi tingkah
laku individu.
Relevan dengan pandangan di atas, Hadi (2003:24) mengemukakan
pengertian lingkungan (milleu) sebagai “sesuatu diluar orang-orang, pergaulan
dan yang mempengaruhi perkembangan anak seperti iklim, alam sekitar, situasi
ekonomi, perumahan, makanan, pakaian, tetangga dan lain- lain”. Begitu pula
Supardi (2003:45) mengemukakan pengertian yang sama bahwa “lingkungan
adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di
dalam ruang yang kita tempati”.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan para ahli diatas dapat
disintesiskan bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainya.

6
7

Secara umum, Sardjoe (1993:52) membagi lingkungan dalam dua


kategori yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Ia menjelaskan bahwa:
a. Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah,
musim dan sebagainya. Lingkungan fisik selanjutnya dibedakan menjadi:
1) Lingkungan yang berupa alam kodrati, yaitu segala sesuatu yang berada di
luar manusia dan bukan buatan manusia, misalnya gunung, laut dan
sebagainya.
2) Lingkungan buatan manusia sendiri yaitu benda-benda yang sering
digunakan sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi jiwa manusia.
Misal: ruang belajar dihias dengan gambar-gambar yang bagus sehingga
membuat betah siswa belajar.
b. Lingkungan non fisik yaitu pola interaksi antara individu dengan individu yang
lain dimana terjadi proses saling mempengaruhi.
Dari beberapa pendapat di atas maka jelas bahwa lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di sekeliling manusia yang dapat mempengaruhi tingkah
laku manusia secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan dapat
dikategorikan dalam lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Lingkungan fisik
adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling manusia yang dapat berupa benda-
benda atau ruang, baik yang berasal dari buatan atau hasil rekayasa manusia
maupun yang ada secara alami/kodrati. Sedangkan lingkungan non fisik adalah
segala sesuatu yang terjadi di sekeliling manusia yang dapat mempengaruhi
tingkah laku manusia berupa pola interaksi antara individu dengan individu yang
lain, antara individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok
manusia yang lain, dimana terjadi proses saling mempengaruhi baik itu dalam
lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan sosial yang lebih luas.
2. Pengertian Lingkungan Keluarga
Dalam kehidupan masyarakat pasti dijumpai yang namanya keluarga.
Keluarga atau lazimnya disebut juga rumah tangga merupakan unit terkecil dari
suatu masyarakat sebagai wadah tempat dimana seseorang mengawali proses
perkembangannya dalam mengarungi kehidupan. Anggota keluarga pada
umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
8

Gunarso (2000:14) mengemukakan pengertian keluarga yaitu


“sekelompok orang yang terikat oleh perkawinan atau darah, biasanya meliputi
ayah, ibu dan anak”. Dari pengertian ini dapat dipahami bahwa keluarga
merupakan unit satuan terkecil dalam sebuah masyarakat yang terbentuk melalui
ikatan perkawinan dan hubungan darah.
Relevan dengan pandangan Gunarso, Ahmadi (1991:25) menegaskan
bahwa “keluarga adalah kelompok sosial kecil yang umumnya terdiri atas ayah,
ibu dan anak yang mempunyai hubungan sosial relatif tetap dan di dasarkan atas
ikatan darah, perkawinan dan atau adopsi”.
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa keluarga adalah kelompok
social terkecil yang ada dalam masyarakat yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak
yang mempunyai hubungan social karena adanya ikatan darah, perkawinan
maupun melalui adopsi. Dalam kelompok kecil inilah, anggota keluarga saling
berinteraksi satu sama lain di mana terjadi proses saling mempengaruhi. Melalui
interaksi ini pula, orang tua sebagai pengasuh dan pendidik dalam keluarga
menjalankan fungsi dan peran keluarga sebagai lembaga pendidikan informal
dalam membentuk keperibadian anak.
Beberapa karakteristik keluarga yang dapat membedakannya dari
kelompok sosial yang lain diantaranya adalah :
a. Keluarga adalah susunan orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan
perkawinan darah atau adopsi.
b. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama dibawah satu atap
merupakan susunan satu rumah tangga, atau jika mereka bertempat tinggal,
rumah tangga tersebut menjadi rumah mereka.
c. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang berinteraksi dan
berkomunikasi yang menciptakan peranan-peranan sosial bagi suami dan istri,
ayah, ibu, putra dan putri, saudara laki-laki dan saudara perempuan.
d. Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama, yang di peroleh pada
hakikatnya dari kebudayaan umum, tetapi dalam suatu masyarakat yang
kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri yang berlainan dengan
keluarga lainnya. Berbedanya kebudayaan dari setiap keluarga timbul melalui
9

komunikasi anggota-anggota keluarga yang merupakan gabungan dari pola-


pola tingkah laku individu.
Dengan demikian, maka jelas bahwa lingkungan keluarga adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar individu, meliputi benda hidup maupun benda mati,
iklim, suasana, dan pola interaksi yang terjadi antara individu dengan individu
yang lain dalam suatu lingkungan sosial terkecil yang diikat melalui perkawinan,
hubungan darah atau adopsi.
Adapun lingkungan keluarga yang akan dibahas dalam penelitian ini
akan difokuskan pada aspek lingkungan non fisik sehingga pengertian lingkungan
keluarga dalam hal ini adalah pola interaksi antara individu dalam keluarga yang
mengarah pada terbentuknya perilaku tertentu. Lingkungan keluarga dalam hal ini
meliputi pola pembinaan dalam keluarga, pengawasan orang tua terhadap anak,
suasana harmonis antara anggota keluarga, dan dukungan keluarga terhadap
proses pendidikan anak.

B. Peran dan Fungsi Keluarga bagi Perkembangan Anak


1. Peran Lingkungan Keluarga
Keluarga mempunyai andil yang sangat besar dalam pembentukan
keperibadian anak. Suasana lingkungan keluarga akan mempengaruhi
perkembangan keperibadian anak baik di sekolah maupun di masyarakat, dalam
lingkungan pekerjaan maupun dalam lingkungan pendidikan. Di lingkungan
keluarga anak memperoleh kecakapan berbahasa, kemampuan untuk belajar dari
orang dewasa, dan beberapa kualitas dan kebutuhan berprestasi, kebiasaan bekerja
dan perhatian terhadap tugas yang merupakan dasar terhadap pekerjaan di
sekolah. Demikian pula dalam aspek pembinaan mental, dimana melalui
lingkungan keluargalah anak pertama kali diperkenalkan dengan nilai-nilai
normatif dalam kehidupan. Intinya bahwa segala bentuk pendidikan yang
diperoleh anak dalam lingkungan keluarga akan menjadi dasar bagi pendidikan
anak selanjutnya baik di sekolah maupun di masyarakat.
Karena itulah, banyak para ahli yang mengatakan bahwa lingkungan
yang paling banyak memberikan sumbangan dan besar pengaruhnya terhadap
10

proses belajar maupun perkembangan anak adalah lingkungan keluarga. Demikian


itu karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan primer yang kuat
pengaruhnya kepada individu di bandingkan dengan lingkungan sekunder yang
ikatannya agak longgar. Selain itu keluarga juga merupakan lingkungan
pendidikan pertama prasekolah yang dikenal anak pertama kali dalam
pertumbuhan dan perkembangannya. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh
Purwanto (2004: 36) yang menyatakan bahwa : lingkungan pendidikan yang ada
dapat digolongkan menjadi tiga yaitu:
a. Lingkungan Keluarga, yang disebut juga lingkungan pertama.
b. Lingkungan Sekolah, yang disebut juga lingkungan kedua.
c. Lingkungan Masyarakat, yang disebut juga lingkungan ketiga
Anak menerima pendidikan pertama kali dalam lingkungan keluarga
kemudian dilanjutkan dalam lingkungan sekolah dan masyarakat. Pendidikan
dasar yang diperoleh anak di lingkungan keluarga akan menjadi modal dasar bagi
proses belajar anak di lingkungan sekolah dan masyarakat. Keluarga sebagai
lingkungan belajar pertama mempunyai peranan dan pengaruh yang besar dalam
menuntun perkembangan anak untuk menjadi manusia dewasa.
Keluarga merupakan wadah dimana sifat dan kepribadian anak terbentuk
pertama kali. Dalam keluarga pula, anak pertama kali mengenal nilai dan norma
dalam hidupnya. Keluarga juga merupakan lembaga pendidikan tertua yang
bersifat informal dan kodrati. Ahmadi dan Nur Uhbiyati (1991: 42)
mengemukakan bahwa: pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh
seseorang dari pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar sepanjang
hayat. Pendidikan ini dapat berlangsung dalam keluarga, dalam pergaulan sehari-
hari maupun dalam pekerjaan, masyarakat, organisasi.
Keluarga disebut sebagai lembaga pendidikan informal karena
pendidikan keluarga tidak memiliki program yang terencana seperti lembaga
pendidikan lainnya. Sedangkan pendidikan keluarga bersifat kodrati maksudnya
bahwa antara orang tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik
mempunyai ikatan darah secara kodrati atau alami. Dengan demikian pendidikan
11

keluarga adalah pendidikan tradisi yang diterima manusia semenjak manusia itu
dilahirkan.
Semenjak kecil anak dipelihara dan dibesarkan dalam keluarga. Segala
sesuatu yang ada dalam lingkungan keluarga diterima anak sebagai pendidikan
dan akan turut berpengaruh dalam menentukan corak perkembangan anak
selanjutnya. Oleh karena itu keluarga mempunyai tugas khusus untuk meletakkan
dasar-dasar perkembangan anak terutama dalam pembentukan keperibadiannya
yang baik. Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa keluarga mempunyai peran
yang sangat strategis dalam pembentukan keperibadian anak.
2. Fungsi Lingkungan Keluarga
Khairuddin (1990: 56) menyatakan bahwa fungsi keluarga secara garis
besar dapat di bagi menjadi dua, yaitu :
a. Fungsi-fungsi pokok, yakni fungsi yang tidak dapat di ubah atau di gantikan
oleh orang lain. Fungsi ini meliputi:
1) Fungsi Biologis
2) Fungsi Afeksi
3) Fungsi Sosiologi
b. Fungsi-fungsi lain, yakni fungsi yang relative lebih mudah diubah atau
mengalami perubahan. Fungsi ini meliputi:
1) Fungsi Ekonomi
2) Fungsi Perlindungan
3) Fungsi Pendidikan
4) Fungsi Rekreasi
5) Fungsi Agama
Secara lebih rinci, fungsi-fungsi keluarga yang dikemukakan di atas dapat
diuraikan sebagai berikut:
a) Fungsi Biologis
Keluarga terjadi karena adanya ikatan darah atau atas dasar perkawinan.
Karena itu, keluarga yang dibangun atas dasar perkawinan menjadikan suami
isteri sebagai dasar untuk melanjutkan keturunan yang berarti melahirkan
anggota-anggota baru.
12

b) Fungsi Afeksi
Fungsi ini menunjukkan bahwa keluarga merupakan tempat dimana
seorang anak mendapatkan kasih sayang. Fungsi ini menghendaki terjalinnya
hubungan sosial dalam keluarga yang harus diwarnai dengan penuh kemesraan
antara nggotanya. Hal ini dapat terlihat dari cara orang tua dalam memelihara dan
mendidik anak-anaknya dengan penuh rasa kasih sayang. Hal ini menjadikan anak
selalu menggantungkan diri dan mencurahkan isi hati sepenuhnya kepada orang
tua.
c) Fungsi Sosialisasi
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan
manusia, oleh sebab itu salah satu fungsi keluarga adalah mengantarkan
perkembangan individu menjadi anggota masyarakat yang baik. Anggota
masyarakat yang baik yaitu apabila individu tersebut dapat menyatakan dirinya
sebagai manusia atau kelompok lain dalam lingkungannya. Hal tersebut akan
sangat banyak dipengaruhi oleh kualitas pengalaman dan pendidikan yang
diterimanya dari lingkungan keluarga.
d) Fungsi Ekonomi
Keluarga juga berfungsi sebagai unit ekonomi, terutama dalam hal
pemenuhan kebutuhan pangan, sandang dan kebutuhan material lainnya. Keadaan
ekonomi keluarga yang baik juga turut mendukung dan berperan dalam
perkembangan anak, sebab dengan kondisi tersebut anak akan mendapat
kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan berbagai kecakapan yang
dimilikinya. Dengan demikian kondisi ekonomi keluarga yang baik akan
membantu anak dalam mencapai prestasi yang maksimal dalam belajarnya.
e) Fungsi Perlindungan
Keluarga selain sebagai unit masyarakat kecil yang berfungsi
melanjutkan keturunan, secara universal juga sebagai penanggungjawab dalam
perlindungan, pemeliharaan, dan pengasuhan terhadap anak-anaknya.
f) Fungsi Pendidikan
Orang tua secara kodrati atau alami mempunyai peranan sebagai
pendidik bagi anak-anaknya sejak anak tersebut dalam kandungan. Selain
13

pendidikan kepribadian orang tua juga memberikan kecakapan-kecakapan lain


terhadap anak-anaknya sebagai bekal untuk mengikuti pendidikan berikutnya.
g) Fungsi Rekreasi
Keluarga selain sebagai lembaga pendidikan informal juga merupakan
tempat rekreasi. Keluarga sebagai tempat rekreasi perlu di tata agar dapat
menciptakan suasana yang menyenangkan. Misalnya situasi rumah dibuat bersih,
rapi, tenang dan sejuk yang menimbulkan rasa nyaman sehingga dapat
menghilangkan rasa capek dan kepenatan dari kesibukan sehari-hari. Situasi
rumah yang demikian itu juga dapat digunakan untuk belajar, menyusun dan
menata kembali program kegiatan selanjutnya sehingga dapat berjalan lancar dan
konsentrasi belajar anak juga turut terbantu sehingga memudahkan mereka dalam
mencapai prestasi belajar yang maksimal.
h) Fungsi Agama
Keluarga yang menyadari arti penting dan manfaat agama bagi
perkembangan jiwa anak dan kehidupan manusia pada umumnya akan berperan
dalam meletakkan dasar-dasar pengenalan agama. Hal ini sangat penting untuk
pembinaan perkembangan mental anak selanjutnya dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat. Pengenalan ini dapat dimulai dari orang tua misalnya dengan
mengajak anak ketempat ibadah, dan lain-lain.

C. Hakikat Prestasi Belajar Siswa


1. Pengertian Belajar
Belajar sama halnya proses menguji mental dan emosional atau proses
berfikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaanya
aktif. Aktifitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain,
akan tetapi dirasakan oleh orang yang bersangkutan. Guru tidak dapat melihat
aktifitas pikiran dan perasaan siswa, tetapi yang dapat diamati guru adalah
manifestasinya yaitu kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan
perasaan pada diri siswa. Winkel (1996: 16) mengemukakan pengertian belajar
sebagai berikut: “belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungannya dan dengan menghasilkan perubahan dalam
14

pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat konstan
atau mantap”.
Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa seseorang dapat dianggap
telah melakukan kegiatan belajar apabila telah mengalami perubahan baik dari
segi pengetahuan maupun sikap sebagai akibat dari proses belajarnya. Perubahan
yang terjadi sebagai akibat atau Prestasi belajar tersebut bersifat konstan, artinya
bukan perubahan yang bersifat sesaat. Hal ini diungkapkan pula oleh Purwanto
(2004: 45) bahwa “belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman”.
Relevan dengan itu, Syah (1999: 36) mengemukakan bahwa: “belajar
merupakan proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam melakukan interaksi dengan lingkunganya”.
Berdasarkan pandangan para ahli di atas, maka jelas bahwa belajar
merupakan proses psikologi yang terjadi pada setiap individu melalui interaksi
dengan lingkungan untuk memperoleh perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah
laku sebagai Prestasi belajar dapat berupa bertambahnya pemahaman atau
pengetahuan (kognitif), kematangan sikap atau emosional (afektif), maupun dalam
bentuk kemahiran dalam menguasai keterampilan-keterampilan tertentu
(psikomotorik). Perubahan perilaku yang diperoleh dari Prestasi belajar tersebut
bersifat permanen, dalam arti bahwa perubahan perilaku akan bertahan dalam
waktu yang relatif lebih lama, sehingga pada suatu waktu perilaku tersebut dapat
dipergunakan untuk merespon stimulus yang sama atau hamper sama.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar selama beberapa tertentu . Belajar itu sendiri merupakan proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku
yang relatif menetap.
Kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol, anak yang berhasil
dalam belajar adalah anak yang berhasil mencapai tujuan- tujuan instruksional.
belajar adalah kegiatan yang kompleks, seperangkat proses kognitif yang
15

mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi


kapitalisasi baru.
Prestasi belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya selama satu periode tertentu. Prestasi
belajar juga dapat diartikan terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut
dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Prestasi belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek sebagai
berikut; 1) pengetahuan, 2) pengertian, 3) kebiasaan, 4) keterampilan, 5)
apresiasi, 6) emosional, 7) hubungan sosial, 8) budi pekerti dan 9) sikap.
Horward Kingsley dalam Sudjana (1989: 38) membagi tiga macam
prestasi belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan
pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis Prestasi belajar dapat di
isi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan menurut
Gagne dalam buku Nana Sudjana membagi lima kategori Prestasi belajar, yakni
(a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual. (c) strategi kognitif, (d) sikap,
dan (e) keterampilan motoris.
Dengan demikian jelas bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian
pendidikan tentang kemampuan-kemampuan siswa yang didapat dari kegiatan-
kegiatan yang dilakukan secara sadar yaitu kegiatan belajar mengajar.
Sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi prestasi belajar
dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi menjadi tiga ranah yaitu :
a) Ranah kognitif berkenan dengan prestasi belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengatahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut dengan kognitif tingkat
rendah, sedangkan yang empat disebut dengan kognitif tingkat tinggi.
b) Ranah efektif berkenan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
c) Ranah psikomotoris berkenan dengan Prestasi belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Enam aspek ranah psikomotoris yakni, gerakan refleks,
keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
16

ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan


interpretatif.
3. Indikator Prestasi belajar
Penilaian prestasi belajar adalah proses pemberian nilai terhadap prestasi
belajar yang dicapai oleh siswa pada periode tertentu dengan kriteria yang
tertentu pula. Menurut Djamarah (1994: 14) memberikan tolak ukur dalam
penentuan tingkat keberhasilan pembelajaran yaitu: istimewa atau maksimal yaitu
apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
a. Baik sekali atau optimal yaitu apabila sebagian besar (76% sampai dengan
99%) bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
b. Baik atau minimal yaitu apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya (60%
sampai dengan 75%) saja yang dikuasai oleh siswa.
c. Kurang yaitu apa bila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai
oleh siswa.
Jadi baik atau buruknya nilai siswa di sekolah tidak hanya dipengaruhi
cara guru memberikan pelajaran di sekolah, akan tetapi disisi lain lingkungan
keluarga siswa juga mempengaruhi Prestasi belajar siswa di sekolah. Hal ini
diperkuat oleh teori yaitu: “Situasi keluarga (ayah, ibu, saudara, kakak, serta
famili) sangat berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam keluarga.
Pendidikan orang tua, status ekonomi, rumah kediaman, persentase hubungan
orang tua, perkataan dan bimbingan orang tua, mempengaruhi pencapaian Prestasi
belajar anak”.

D. Penelitian Relevan
penelitian yang dilakukan oleh Loliyana (2015: 11-12) berdasarkan
kajian statistik menggunakan korelasi sederhana, terdapat hubugan yang
signifikan antara lingkungan keluarga dengan prestasi belajar IPS. Berdasarkan
kajian statistik menggunakan korelasi sederhana dengan koefisien korelasi,
menunjukan kecenderungan semakin tinggi lingkungan keluarga maka akan
semakin baik prestasi belajar siswa. Selanjutnya terdapat hubungan yang
signifikan antara lingkungan sekolah dengan prestasi belajar IPS. Berdasarkan
kajian statistik
17

menggunakan korelasi sederhana dengan koefisien korelasi, menunjukan


kecenderungan semakin tinggi lingkungan sekolah maka akan semakin baik
prestasi belajar siswa. Terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan
keluarga dan lingkungan sekolah secara bersama-sama dengan prestasi belajar IPS
siswa kelas V SD Negeri 1 Kali Balau Kencana Bandar Lampung Tahun Ajaran
2014/2015.
Penelitian yang dilakukan oleh Tresnati (2016: 127-128) dapat
disimpulkan bahwa uji hipotesis hubungan antara lngkungan keluarga dan prestasi
belajar IPS diterima. Hal tersebut dapat diartikan bahwa ada hubungan antara
hubunga keluarga terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas IV SD di Gugus
Kresna dan Shinta. Koefisien korelasi sebesar 0,666 maka ada hubungan yang
kuat antara variabel lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa. Hal ini
berarti dengan adanya lingkungan keluarga yang mendukungakan dapat
meningkatkan semangat siswa untuk belajar tinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Margiono (2001: 47) dapat disimpulkan
bahwa : (1) Hasil penelitian tingkat Pendidikan siswa kelas II SLTP Negeri I
Wawotobi adalah yang berpendidikan sarjana lengkap (S1) 10% berpendidikan D
III 8,6%, D II 17,1%, D 1 17,1%, SMU 18,6%, SLTP 15, 7%, Tamat SD 8,6%,
Sedangkan yang tidak tamat SD 4,3%. (2) Mengenai gambaran tentang prestasi
belajar IPS Siswa SLTP I Wawotobi. Yang mendapat nilai 8,7,6,5,4 dari guru
bidang studi IPS : 79-89 = 7,1%, 69-78=34,3%, 65-68=38,6%, 56-64= 15,7%, 56
kebawah = 4,3%/. (3) Dari hasil analisi korelasi product moment dan uji t,
menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat Pendidikan orang tua dengan
prestasi belajar IPS. Hal ini di tunjukkan dengan nilai r = 0,4502, nilai ini
menujukkan hubungan posisif antara tingkat Pendidikan orang tua dengan prestasi
belajar sejarah. Dengan demikian, semakin tinggi Pendidikan orang tua semakin
tinggi pula prestasi belajar siswa.

E. Kerangka Pikir

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah lingkungan keluarga (X).

Variabel terikat adalah hasil belajar (Y). Tinggi rendahnya prestasi belajar
18

IPS yang dicapai siswa berhubungan dengan lingkungan keluarga yang


merupakan awal seseorang anak mendapatkan pendidikan yang berupa
pendidikan nonformal. Apabila dalam sebuah keluarga anak dididik dengan tata
prilaku yang baik dan benar maka pembentukan karakter anak akan baik pula.
Begitu juga sebaliknya jika dalam keluarga tidak diajarkan tata prilaku yang benar
maka karakter anak akan terbentuk tidak baik. Dalam hal ini orang tua
memiliki andil yang cukup besar dalam pembentukan karakter anak. Karena orang
tua juga merupakan panutan bagi anak. Untuk lebih jelasnya tentang kerangka
pikir penelitian ini dapat dilihat pada diagram berikut ini :

Lingkungan Keluarga Prestasi Belajar

Bagan 1. Kerangka Pikir Penelitian


19

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan.
Pemilihan lokasi tersebut didasarkan atas pertimbangan relevansi masalah yang
diteliti dengan subjek penelitian. Selain itu, kemudahan dalam mendapatkan akses
informasi untuk menunjang kelancaran dalam proses penelitian juga menjadi
pertimbangan peneliti. Penelitian ini berlangsung selama 1 (satu) bulan, dimulai
dari bulan Februari sampai dengan Maret 2021.

B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang
memusatkan perhatian pada variabel, menggunakan data numerik, dan analisis
dilakukan menggunakan uji statistik. Penelitian ini ingin menjelaskan hubungan
variabel lingkungan keluarga dengan Prestasi belajar siswa. Pembahasan hasil
penelitian ini akan diuraikan dengan pola analisis statistik deskriptif, dimana data
yang berupa angka-angka ditabulasikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
dan persentase untuk tujuan memberikan gambaran tentang keadaan variabel yang
diamati. Selanjutnya dilakukan analisis statistik inferensial untuk kepentingan
pengujian hipotesis guna mengungkapkan hubungan lingkungan keluarga dengan
Prestasi belajar siswa.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Hadeli (2006: 35) bahwa populasi adalah keseluruhan objek
penelitian yang berfungsi sebagai sumber data. Berdasarkan pengertian tersebut
maka populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wangi-
Wangi Selatan yang berjumlah 61 orang siswa.

19
20

Tabel 3.1 Jumlah Populasi

No Kelas Jumlah
1 VII. 1 31
2 VII. 2 30
Jumlah 61
(Sumber Data : Staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan)

2. Sampel
Sugiyono (2013: 118) mengemukakan sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sementara, menurut
Arikunto ( 2010: 174) sampel adalah sebagian atau atau wakil populasi yang
diteliti. Jadi sampel adalah sebagian dari keseluruhan populasi yang diteliti.
Karena subjek penelitian ini yang berjumlah kurang dari 100 siswa, maka jumlah
sampel di ambil semua yaitu 61 siswa. Teknik penarikan sampel adalah teknik
propotional random sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan proporsi
jumlah setiap rombongan belajar. Sampel diambil 25% hal ini sesuai dengan
pendapat Arikunto (2006: 134) yang menyatakan apabila subjek penelitian kurang
dari 100, lebih baik diambil semuanya. Apabila subjek lebih dari 100 diambil 10-
15% atau 20- 25%.

D. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel lingkungan keluarga sebagai variabel independen/bebas (X)
b. Variabel prestasi belajar siswa sebagai variabel dependen/terikat (Y)

E. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan teknik sebagai berikut:

1) Angket, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara


memberikan sejumlah pertanyaan tertulis kepada responden untuk memperoleh
21

data variabel penelitian. Dalam penelitian ini, angket akan digunakan untuk
memperoleh data variabel lingkungan keluarga.
2) Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mempelajari dokumen-dokumen tertentu untuk mendapatkan informasi
mengenai variabel penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan
untuk memperoleh data prestasi belajar siswa.

F. Kisi - Kisi Instrumen Angket


Angket dibuat dalam bentuk item-item pernyataan yang dikembangkan
dari indikator-indikator masing-masing variabel penelitian. Di bawah ini adalah
kisi-kisi instrument angket:
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Angket
Variabel Indikator Item Jumlah
Suasana Lingkungan
1,2,3,4 4
Keluarga

Pola pembinaan
5,6,7,8,9,10,11 7
dalam keluarga

Lingkungan Hubungan harmonis


12,13,14,15,16 5
Keluarga antar anggota keluarga

Dukungan keluarga 17,18,19,20,21,22,23 7

Jumlah 23

Prestasi
Dilihat berdasarkan nilai rapor siswa
belajar siswa
22

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen


1. Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu
instrumen. Sebuah instrumen dapat dikatakan valid apabila dapat mengukur apa
yang hendak diukur dengan tepat.
Uji validitas dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor butir dengan skor total instrumen dengan menggunakan
rumus korelasi product moment, sebagai berikut:
𝑁 ∑ 𝑋𝑌−∑ 𝑋 ∑ 𝑌 (Usman, 2000)
𝑟𝑋𝑌 = 2 2
√[𝑁 ∑ 𝑋2−(∑ 𝑋) ][𝑁 ∑ 𝑌2−(∑ 𝑌) ]

Keterangan : 𝑟𝑋𝑌 = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y


𝑁 = Jumlah sampel
∑ 𝑋 = Jumlah skor item
∑ 𝑌 = Jumlah skor total
∑ 𝑋𝑌 = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Skor Y
Kriteria validitasnya satu butir instrumen adalah bila nilai r-hitung> r-tabel.
Besaran harga r-tabel ditentukan oleh taraf signifikansi dan derajat kebebasan (dk).
Dalam uji coba instrument ini, taraf signifikansi ditetapkan pada α = 0.05,
sedangkan derajat kebebasannya adalah disesuaikan dengan jumlah sampel uji
coba.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui konsistensi suatu
instrumen, untuk menunjukkan apakah instrument tersebut dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data. Uji reliabilitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan rumus alpha cronbach. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 21. Kriteria pengujian adalah sebagai
berikut:
a. Jika nilai alpha ≥ 0,60, maka instrumen dinyatakan reliabel
b. Jika nilai alpha ≤ 0,60, maka instrumen dinyatakan tidak reliabel
Hasil uji alpha cronbach dengan SPSS untuk variabel lingkungan
keluarga dapat disajikan pada tabel sebagai berikut:
23

Cronbach's
N of Items
Alpha

852 23

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien reliabilitas


cronbach alpha sebesar 0.852. Koefisien reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa
85,2% instrument dapat dipercaya. Nilai koefisien reliabilitas di atas lebih besar
dari 0,60, sehingga instrument variable lingkungan keluarga dapat dinyatakan
reliable.
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan analisis statistik inferensial dan analisis deskriptif. Dengan
demikian, maka langkah-langkah analisis yang akan dilakukan dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik dari
tiap-tiap indikator dalam variabel yang memberikan gambaran mengenai
responden penelitian dan variabel penelitian. Dalam penelitian ini, analisis
deskriptif menggunakan tabel statistik deskriptif untuk mengelompokkan data dan
memberikan interpretasi terhadap kelompok data.
Dalam melakukan analisis statistik deskriptif, penulis terlebih dahulu
mencari nilai pusat distribusi data (central tendency) meliputi nilai rata-rata
(mean), nilai tengah (median), dan nilai yang sering muncul (modus) untuk di
interpretasikan.
Suhartono (2005: 37) mengemukakan bahwa dalam menginterpretasikan
hasil tabulasi angket dapat dilakukan dengan menghitung rata-rata persentase
kedalam lima tingkatan kategori, yaitu Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah
dan Sangat rendah. Kriteria perolehan angket adalah sebagai berikut:
24

Tabel 3.3 Kategorisasi Skor Angket


Interval (%) Kategorisasi
81-100 Sangat tinggi
61-80 Tinggi
41-60 Sedang
21-41 Rendah
0-20 Sangat rendah
Dalam menghitung persentase perolehan angket, penulis akan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Iskandar sebagai berikut :
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑃= × 100 %
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
Keterangan : P = persentase
Skor perolehan = skor yang diperoleh responden
Skor ideal = batas perolehan maksimal
2. Analisis Statistik Inferensial
Dalam rangka mengungkapkan hubungan antara lingkungan keluarga
dengan Prestasi belajar siswa maka dilakukan uji statistik inferensial berupa uji
regresi linear sederhana. Uji regresi dilakukan untuk mengetahui kontribusi
variabel bebas (X) terhadap variabel (Y). Uji regresi linear sederhana merupakan
bagian dari statistik parametrik sehingga untuk melakukan uji regresi harus
terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis.

Uji persyaratan analisis merupakan prasyarat yang harus dilakukan


sebelum menggunakan analisis statistik parametrik. Persyaratan analisis yang
hendak dipenuhi meliputi uji normalitas dan uji linearitas regresi. Sudjana
(2009:54) mengemukakan bahwa “uji normalitas dapat dilakukan dengan
menggunakan uji kolmogrov-smirnov”. Adapun, uji linearitas yang dimaksudkan
adalah uji linearitas regresi. Dalam melakukan uji persyaratan analisis, baik uji
normalitas maupun uji linearitas, penulis menggunakan aplikasi SPSS versi 21.
25

a. Uji Regresi Linear Sederhana


Uji regresi linear sederhana dilakukan untuk mengetahui model
persamaan linear antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y). Secara
statistik, model persamaan regresi dirumuskan dalam model persamaan regresi
sebagai berikut :
𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋

Keterangan : Y= Variabel Terikat


X = Variabel
Bebas a =
Konstanta
b = Koefisien Regresi
Selanjutnya, dilakukan uji signifikan siregresi dengan uji F (fisher). Uji F
(fisher) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑀𝑆𝑏/𝑎
𝐹=
𝑀𝑠𝑖𝑠𝑎
Kriteria pengujian:
1. Jika F hitung < F tabel maka model regresi dinyatakan tidak linier
2. Jika F hitung > F tabel maka model regresi dinyatakan linier
b. Uji Korelasi Produk Moment
Selanjutnya, untuk mengungkapkan pengaruh variabel X terhadap Y
maka dilakukan uji korelasi menggunakan rumus yang dikemukakan Karl Person
atau yang disebut korelasi product moment sebagai berikut:
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − ∑ 𝑋 ∑ 𝑌
𝑟𝑋𝑌 =
√[𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2][𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2]

c. Uji Koefisien Determinasi


Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel lingkungan keluarga
terhadap prestasi belajar siswa maka dilakukan uji koefisien determinasi sebagai
berikut:
KD = r2 x 100%
Keterangan :
r = koefisien korelasi
26

I. Hipotesis Statistik
Secara statistik, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
H0 : ρxy <0
Ha : ρxy >0
Keterangan:
Ρyx = Koefisien parameter hubungan variabel lingkungan keluarga dengan
Prestasi belajar siswa
x = Lingkungan keluarga
y = Prestasi belajar siswa
27

BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan


SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan merupakan lembaga pendidikan
jenjang pendidikan dasar di bawah naungan naungan Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Wakatobi. SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan yang
beralamat di Jalan Poros Liya Nomor 68, Desa Liya Mawi, Kecamatan Wangi-
Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Tabel 4.1 Profil SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan


NPSN 40402312
NSS -
Nama SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan
Akreditasi Akreditasi B
Alamat JL. Poros Liya No. 68
Kodepos 93791
Nomer Telpon 040421048
Nomer Faks -
Email rafina_bao@yahoo.co.id
Jenjang SMP
Status Negeri
Situs -
Lintang -5.334378846376091
Bujur 123.585205078125
Ketinggian 14
Waktu Belajar Sekolah Pagi
Kota Kab. Wakatobi
Propinsi Sulawesi Tenggara
Kecamatan Wangi-Wangi Selatan
Kelurahan Liya Mawi
Kodepos 93791
(Sumber Data: Staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan)
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa SMP Negeri 1 Wangi-
Wangi Selatan merupakan jenjang pendidikan yang sudah berstatus negeri.
Kemudian sekolah ini juga telah terakreditasi yakni akreditasi B dengan sistem
waktu belajar yakni sekolah pagi.

27
28

B. Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan


Siswa merupakan subjek penting dalam pendidikan oleh karena itu kelas
dan karakteristik siswa berdasarkan tingkatan kelas maupun umur mejadi salah
satu faktor keberhasilan pembelajaran. Jumlah keseluruhan siswa di SMP Negeri
1 Wangi-Wangi Selatan pada saat penelitian ini dilaksanakan adalah 199 siswa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan
No. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. 7.I 14 17 31
2. 7.II 18 12 30
3. 8.I 11 14 25
4. 8.II 14 13 27
5. 9.I 21 9 30
6. 9.II 13 14 27
7. 9.III 17 12 29
Jumlah 108 91 199
(Sumber Data: Staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan)
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat diketahui bahwa jumlah siswa
perkelas berkisar 25-31 orang. Dari keseluruhan siswa, jumlah siswa laki-laki dan
siswa perempuan setara. Jumlah kelas sebanyak 7 kelas rombongan belajar, di
mana kelas 7.I berjumlah 31 orang yang masing-masing siswa laki-laki sebanyak
14 orang dan sisa perempuan sebanyak 17 orang. Kelas 7.II berjumlah 30 orang
yang masing-masing siswa laki-laki sebanyak 18 orang dan sisa perempuan
sebanyak 12 orang. Sedangkan kelas 8.I berjumlah 25 orang yang masing-masing
siswa laki-laki sebanyak 14 orang dan sisa perempuan sebanyak 17 orang. Kelas
8.II berjumlah 27 orang yang masing-masing siswa laki-laki sebanyak 14 orang
dan sisa perempuan sebanyak 17 orang. Kemudian kelas 9.I berjumlah 30 orang
yang masing-masing siswa laki-laki sebanyak 14 orang dan sisa perempuan
sebanyak 17 orang. Kelas 9.II berjumlah 27 orang yang masing-masing siswa
laki-laki sebanyak 14 orang dan sisa perempuan sebanyak 17 orang. Dan kelas
9.III berjumlah 29 orang yang masing-masing siswa laki-laki sebanyak 14 orang
dan sisa perempuan sebanyak 17 orang. Jumlah keseluruhan siswa SMP Negeri 1
Wangi-Wangi Selatan berjumlah 199 orang siswa.
29

C. Keadaan Guru SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan


Guru merupakan seorang kreator dan motivator yang berada di pusat proses
pendidikan. Sehingga tugas guru di sini adalah senantiasa berusaha untuk
menemukan cara yang lebih baik dalam melayani peserta didik. dengan demikian
kreativitas seorang guru berkaitan konsep pengelolaan kelas yakni berkaitan
dengan usaha-usaha seorang pendidik dalam menciptakan suasana kelas yang
kondusif agar terjadi proses belajar mengajar yang efektif sehingga siswa dapat
blajar dengan baik, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan teori pembahasan sebelumnya kreativitas guru merupakan salah satu
faktor yang mendukung hasil belajar siswa. Guru yaang kreatif mengandung dua
pengertian, yakni guru secara kreatif mampu menggunakan berbagai pendekatandalam
proses belajar mengajar dan dan juga guru yang senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan
kreatif di dalam hidupnya. Guru kreatif tidak hanya menghabiskan waktu dengan
menjelaskan materi saja, namun ia akan mengalokasikan sebagain besar waktunya untuk
melakukan berbagai aktivitas yang melibatkan peserta didik.
Guru yang kreatif sudah tentu dapat membangkitkan motivasi dan semangat siswa
ketika belajar. Sikap guru yang kreatif dapat dilihat dari cara ketika mengelola kelas dan
kreativitas dalam memanfaatkan suatu media pembelajaran.
Kreativitas seorang guru dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari
beberapa indikator diantaranya keterampilan dalam mengajar, memiliki motivasi
yang tinggi, bersikap demokratis, percaya diri dan dapat berpikir divergen. Dengan
guru memiliki ciri-ciri tersebut, guru akan membangkitkan semangat siswa dalam
belajar sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang meningkat. Berdasarkan
permasalahan di atas bahwa untuk menciptakan iklim belajar mengajar yang lebih
berhasil sangat diharapkan suatu keterampilan guru disaat mengajar sehingga para
siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran sehingga hasil belajar yang optimal
dapat tercapai.
Tabel 4.3 Keadaan Guru SMP Negeri I Wangi-Wangi Selatan

No Status Kepegawaian Jumlah

1 Kepala Sekolah 1 orang


2 Guru Tetap 14 orang
3 Guru Tidak Tetap 1 orang
4 Honorer 14 orang
5 Tata Usaha 1 orang
Jumlah 31
30

D. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan


Adapun jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 1 Wangi-
Wangi Selatan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2 Jumlah Siswa SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan
No. Jenis Sarana dan Prasaran Jumlah
1. Ruang Kelas 7
2. Ruang Guru 1
3. Ruang Kepala Sekolah 1
4. Laboratorium 1
5. UKS 1
6. Mushollah 1
7. Lapangan Upacara 1
8. Lapangan Olahraga 1
9. WC Siswa 4
10. Area Parkir 1
11. Sanitasi Siswa 2
12. Ruang Tata Usaha 1
13. Perpustakaan 1
14. WC Guru 2
(Sumber Data: Staf Tata Usaha SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan)
Berdasarkan tabel di atas SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan memiliki
beberapa item sarana dan prasarana yang cukup memadai dala menunjang
pembelajaran di sekolah. Saat ini SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan memiliki
ruang kelas sebanyak 7 kelas, ruang guru berjumlah 1 unit, ruang kepala sekolah
sebanyak 1 unit, laboratorium berjumlah 1 unit, UKS berjumlah 1 unit, Mushollah
berjumlah 1 unit, lapangan upacara dan lapangan olahraga masing-masing 1 unit,
WC siswa sebanyak 4 unit, area parkir 1 unit, sanitasi siswa berjumlah 2 unit, 1
unit ruang tata usaha, kemudian perpustakaan berjumlah 1 unit, serta WC guru
berjumlah 2 uni. Untuk luas tanah sendiri SMP Negeri Wangi-Wangi Selatan
memiliki luas 3 M² dengan ketersediaan sumber listrik yakni PLN.
31

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Lingkungan Keluarga Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Wangi-


Wangi Selatan
1. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Siswa

Keluarga siswa SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan mayoritas


berasal dari keluarga nelayan yang hidupnya tinggal di daerah pesisir. Seperti
yang kita ketahui bahwa masyarakat nelayan selalu diidentikkan memiliki
tingkat kesejahteraan paling rendah. Penghasilan yang tidak stabil dan
cenderung menggantungkan hidup dari hasil laut membuat rumah tangga
nelayan selalu hidup dalam bayangan kemiskinan. Hal tersebut tentunya
membuat kesulitan para nelayan untuk bisa memperbaiki taraf hidup
keluarganya. Berikut data tabel jumlah nelayan menurut desa/kelurahan.

Tabel 5.1 Jumlah Nelayan di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan


No. Nama Desa/Kelurahan Nelayan Tangkap Nelayan Budidaya
1. Desa Kapota 50 10
2. Desa Kabita 30 2
3. Desa Liya Mawi 40 70
4. Desa Liya Togo 50 220
5. Desa Matahora 30 2
6. Desa Wungka - -
7. Desa Numana 20 10
8. Desa Mola Utara 150 7
9. Desa Mola Selatan 200 5
10. Kelurahan Mandati I 30 -
11. Desa Komala - -
12. Kelurahan Mandati II 10 10
13. Desa Kapota Utara 40 5
14. Desa Kabita Togo 15 -
15. Kelurahan Mandati III 10 -
16. Desa Liya One Malangka 15 100
17. Desa Wisata Kolo 70 2
18. Desa Mola Samaturu 153 7
19. Desa Mola Bahari 300 9
20. Desa Mola Nelayan Bakti 1500 8
21. Desa Liya Bahari Indah 50 37
Jumlah 2763 504
(Sumber Data : BPS Kabupaten Wakatobi Tahun 2021)

31 29
32

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa mayoritas penduduk di


seluruh desa/kelurahan yang ada di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan
bermata pencaharian sebagai nelayan baik nelayan tangkap maupun budidaya.
Hanya terdapat dua desa saja yang sama sekali penduduknya tidak bermata
pencaharian sebagai nelayan yakni Desa Wungka dan Komala. Hampir
sebagian besar penduduk di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan fokus pada
aktivitas nelayan tangkap dengan jumlah penduduk sebanyak 2763 jiwa, dan
nelayan budidaya hanya berjumlah 504 jiwa.
Berdasarkan observasi yang dilakukan Peneliti dapat memberikan
gambaran bahwa di beberapa desa di wilayah Kecamatan Wangi-Wangi
Selatan rata-rata secara ekonomi berada pada kelompok keluarga kelas
menengah ke bawah. Masyarakat nelayan di Kecamatan Wangi-Wangi
Selatan hanya mencari beberapa jenis ekosistem laut yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ekosistem laut yang diburu tersebut
adalah udang, ikan, dan rajungan. Komoditas utama hasil laut yang diperoleh
nelayan di Wangi-Wangi Selatan adalah ikan. Seperti yang sudah dipaparkan
sebelumnya, bahwa pekerjaan nelayan merupakan pekerjaan yang tergantung
dengan musim. Ketika datang musim yang tidak bersahabat yakni adanya
gelombang air laut yang lebih besar dan sering terjadinya badai berpengaruh
pada pendapatan masyarakat pula.
Berdasarkan deskripsi yang dilakukan Peneliti dapat memberikan
gambaran bahwa secara keseluruhan kelompok keluarga nelayan
menggantungkan pendapatannya dari sumber daya laut. Oleh karenanya,
masyarakat nelayan sangat bergantungan dengan kegiatan penangkapan,
karena dengan pola penangkapan tersebut nelayan dapat menghasilkan
keuntungan dan memenuhi kebutuhan hidup. Artinya pada musim-musim
tertentu nelayan tidak mendapatkan pendapatan, untuk mengatasi keadaan
yang demikian seluruh anggota berperan membantu permasalahan
perekonomian keluarga. Biasanya yang bisa dilakukan oleh para istri dan
anak nelayan membantu perekonomian keluarga dengan cara menjadi buruh
dan buruh pemasang alat bubu.
33

2. Pemenuhan Hak Anak dalam Mendapatkan Pendidikan


Anak dari aspek agama merupakan amanah dan karunia dari Allah
yang harus dijaga harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaanNya.
Sedangkan dari aspek kehidupan berbangsa dan bernegara anak-anak sebagai
generasi penerus yang akan menjadi pelaku utama dalam mengisi
pembangunan di masa mendatang, oleh karenanya mempersiapkan mereka
untuk menyongsong masa depan yang lebih baik menjadi penting. Oleh
karenanya semua pihak berkepentingan untuk melakukan perlindungan
kepada anak dari segala bentuk perlakuan yang kurang baik, penelantaran,
eksploitasi, diskriminasi, dan situasi-situasi yang membahayakan hidup anak.
Hak mendapat pendidikan bagian dari hak tumbuh kembang anak.
Pendidikan mempunyai peranan penting dan sudah menjadi kebutuhan pokok
bagi anak-anak dan dapat digunakan sebagai salah satu indikator untuk
mengukur tingkat kesejahteraan anak. Pembangunan di bidang pendidikan
memerlukan peran serta aktif tidak saja dari pemerintah, tetapi juga dari
masyarakat dan seluruh keluarga. Pembangunan di bidang pendidikan
meliputi pendidikan formal maupun non formal. Sejak tahun 1994,
pemerintah telah mencanangkan wajib belajar 9 tahun. Dengan semakin
lamanya usia wajib belajar diharapkan tingkat pendidikan anak semakin
membaik, dan akan berpengaruh pada tingkat kesejahteraan penduduk.
Mendapat hak pendidikan bagi anak, penilaian dilakukan dengan
tingkat pendidikan tertinggi yang telah ditempuh atau masih di tempuh oleh
anak dari suatu keluarga. Peran keluarga terutama orang tua sangat penting
dalam proses pendidikan terutama sebagai motivator utama bagi anak-
anaknya untuk meraih akses pendidikan setinggi-tingginya, namun tekanan
ekonomi yang menghimpit mayoritas nelayan di Kecamatan Wangi-Wangi
Selatan membuat anak-anak mereka tidak mempunyai akses yang cukup pada
pendidikan. Bagi orang tua mereka lebih baik anak-anak bekerja, entah
membantu melaut atau menjadi buruh pengupas rajungan. Peran anak sebagai
pembantu keluarga untuk meringankan beban orang tua sangat diharapkan
bagi keluarga.
34

Berdasarkan observasi yang dilakukan Peneliti dapat memberikan


gambaran bahwa waktu untuk mendapatkan pendidikan digunakan oleh anak-
anak kelompok keluarga di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan nelayan di
Kecamatan Wangi-Wangi Selatan untuk membantu orang tua seperti menjadi
buruh. Dengan segala kekurangan orang tua anak tidak bisa melanjutkan
jenjang pendidikannya. Peran anak untuk membantu perekonomian orang tua
menjadi harapan bagi setiap kelompok keluarga dengan kondisi
perekonomian yang lemah. Masih banyak anak dari kelompok keluarga
nelayan yang terpaksa bekerja dan meninggalkan bangku sekolah.
Berdasarkan observasi yang dilakukan Peneliti dapat memberikan
gambaran bahwa pada pemenuhan hak anak untuk mendapat pendidikan dari
tiga tipologi keluarga nelayan di Wangi-Wangi Selatan terdapat perbedaan.
Perbedaan pemenuhan hak tersebut disebabkan diantaranya kondisi ekonomi
keluarga yang lemah. Kondisi sosial ekonomi keluarga yang lemah
menyebabkan ketidakberdayaan orang tua untuk melanjutkan anaknya ke
jenjang yang lebih tinggi dan dengan kondisi ekonomi keluarga yang lemah
anak-anak lebih memilih untuk membantu (bekerja).
Berdasarkan deskripsi di atas Peneliti dapat memberikan gambaran
bahwa kondisi ekonomi keluarga yang lemah menjadi faktor yang
mempengaruhi tidak terpenuhinya hak mendapat fasilitas belajar yang baik
bagi siswa. Faktor lainnya yaitu tidak adanya dukungan dari orang tua dan
minat dari anak sendiri. Hal ini dapat terlihat ketika orang tua (ayah) sering
kali mengajaknya melaut, kebiasaan tersebut dapat menurunkan minat anak
untuk sekolah. Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mengharuskan anak
ikut berkontribusi manambah penghasilan keluarga yang pada akhirnya anak
tidak mementingkan pembelajarannya di sekolah. Dan minat dari dalam diri
anak sendiri yang tidak bersemangat baik dalam mengikuti pembelajaran di
sekolah maupun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru untuk
dikerjakan di rumah, keadaan ini terjadi ketika anak-anak sibuk dan sudah
terbiasa dengan aktivitas membantu permasalahan ekonomi keluarga.
35

B. Hubungan Lingkungan Keluarga Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas


VII SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan
1. Deskripsi Data
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2021 di
SMP Negeri 1 Wangi-Wangi pada siswa kelas VII yang berjumlah 61 siswa.
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
angket lingkungan keluarga dan nilai prestasi belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial. Hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti dideskripsikan secara
rinci untuk masing-masing variabel. Pembahasan variabel dilakukan dengan
menggunakan data kuantitatif, maksudnya adalah data yang diolah berbentuk
angka atau skor yang kemudian ditafsirkan secara deskriptif.
Data variabel yang dideskripsikan dalam penelitian ini, yaitu (1) Data
variabel bebas (variabel X) yaitu lingkungan keluarga (2) Data variabel
terikat (variabel terikat Y) yaitu nilai prestasi belajar mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Pada bagian ini dikemukakan hasil penelitian tentang
pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas VII pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Data diperoleh melalui pemberian
angket untuk variabel lingkungan keluarga dan prestasi belajar IPS diambil
dari nilai raport mata pelajaran IPS selama satu semester.
Tentang pengaruh lingkungan keluarga diperoleh dari tanggapan
melalui penyebaran angket kepada beberapa orang tua siswa kelas VII, dari
hasil tanggapan orang tua siswa inilah yang kemudian diolah. Sedangkan data
mengenai prestasi belajar murid diperoleh melalui analisis dokumentasi yaitu
nilai raport pada mata pelajaran IPS selama satu semester, nilai tersebut yang
menjadi data penelitian. Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi data hasil
penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini.
36

Tabel 5.2 Distribusi Data Hasil Penelitian

No Nama Skor Angket (X) Nilai Siswa (Y)


1 Afdal Putra Pratama Hariono 56 57
2 Arno 60 71
3 Dela Dwi Yanti 64 83
4 Dian Astuti 44 37
5 Fajrin 61 65
6 Hadi 55 56
7 La Ode Rihan 56 57
8 Lestari 53 55
9 Maharani 64 61
10 Muhammad Farik 54 51
11 Nadira Febriyanti 62 62
12 Ridwan Cang 62 64
13 Serlin 67 88
14 Wa Yanti 59 59
15 Dian Sastia 61 65
16 Jastin 61 66
17 Jelly Juliet 70 90
18 Julvia Natasya 57 58
19 La Rangga 56 57
20 Muhammad Isra Ode 56 57
21 Novita 56 57
22 Nur Huda 63 79
23 Sarniati 56 57
24 Siti Hajar 60 57
25 Tiara 64 83
26 Wa Lini 57 57
27 Wa Ode Azra Ramadani 60 72
28 Wa Ode Nurina 61 76
29 Wa Ode Salsabila 70 90
30 Waode Shinta Syaputri 61 61
31 Muhammad Andika Ode 57 57
32 Ain Alfano 60 57
33 Azril Sulaiman 60 57
34 Devayanti Ode 59 57
35 Deviyanti Ode 70 57
36 Jaskia Panji 56 57
37 Juhardin 61 80
38 La Ode Affandi 61 57
39 La Ode Muhammad Kaisar 64 57
40 Muhammad Aidil Fitrah 61 65
41 Muhammad Risqi 63 69
42 Riskiqa Mutiara 57 84
43 Satria Apriliana Sufo 60 78
37

44 Wa Ode Aisyah 57 72
45 Wa Ode Mirawati 59 57
45 Wa Ode Shynta 70 61
47 Muhammad Andika Ode 70 57
48 Alfa Zulhija 61 43
49 Bintang 56 71
50 Nuron Laila Hidayat 64 89
51 Randi 63 57
52 Rifki Ardiansyah 70 57
53 Wa Ode Liliasni 57 84
54 Dinda Haisi La Ode 64 37
55 Farzan Adam 64 65
56 Julfikar 57 41
57 Kevin Irfandi Saputra 59 56
58 La Ode Muhammad Nabil 57 50
59 La ode Salman Bilgate 57 44
60 Makka Sandana 61 52
61 Nur Falah Indana 60 53
Sumber : Data Primer Diolah, 2021
Berdasarkan tabel data skor angket dan nilai prestasi belajar siswa
tersebut dapat disimpukan bahwa penyajian hasil analisis data dimaksudkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan data-data yang diperoleh dari
penelitian ini adalah data tentang pengaruh lingkungan keluarga terhadap
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII
SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan.
38

2. Analisis Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen

Hasil estimasi model lingkungan keluarga mempengaruhi prestasi


belajar dalam penelitian ini diuji dengan tiga kriteria uji, yaitu : uji Koefisien
Determinasi (R²), uji F dan uji T, Hasil estimasi model adalah sebagai
berikut:

Tabel 5.3 Hasil Estimasi Model

Variabel Parameter Estimasi Sig


Prestasi Belajar 64.688
(Constant) .001
Lingkungan Keluarga 2.181
(X) .001*
Koefisien determinasi R-Sq =0.816. / R square = 81.6%
Sumber : Data Primer Diolah, 2021
Keterangan: *Nyata pada taraf α = 0.05
Dari data Tabel 5.2 tersebut dapat diketahui bahwa nilai koefisien
variabel lingkungan keluarga (X) adalah 2.181, dan nilai R Square adalah
0.816.
3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam hasil penelitian ini adalah lingkungan


keluarga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Untuk itu dilakukan pengujian
F test, dan dari hasil perhitungan diketahui bahwa F hitung 0.001 dengan
tingkat kesalahan 0.05 karena F hitung 0.001 lebih kecil dari F tabel maka
hipotesis terbukti atau diterima.
Hipotesis kedua yang diajukan dalam skripsi ini adalah variabel
lingkungan keluarga berpengaruh lebih dari 70% terhadap prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran IPS. Dari hasil pengolahan data menggunakan
analisis linear sederhana dengan SPSS sebagai alat analisis, didapatkan nilai R
Square sebesar 0.816 yang artinya variabel lingkungan keluarga secara
simultan berpengaruh terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VII sebesar
81,6% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Berdasarkan hasil olah data tersebut dapat disimpulkan bahwa
hipotesis kedua pada hasil penelitian ini telah terjawab.
39

Berdasarkan hasil pengelolahan data di atas, diperoleh nilai rxy=0,001.


Selanjutnya ditetapkan bahwa tingkat signifikasi penerimaan adalah 16% dengan
ketentuan rxy > rtabel diterima dan sebaliknya jika rxy < rtabel H0 ditolak.
Setelah nilai rxy (0,001) dikonsultasikan dengan nilai rtabel dengan besarnya
sampel 29, ternyata taraf signifikan 16% diperoleh nilai rtabel sebesar 0,05.
dengan demikian nilai rxy (0,001) lebih kecil dari nilai rtabel (0,05). Jadi Ha
diterima. Berarti ada pengaruh yang datang dari lingkungan keluarga dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa, dapat berupa:
a. Cara mendidik orang tua.
Cara orang tua dalam mendidik anak kemungkinan akan berpengaruh
terhadap belajar anak. Hal ini berkaitan dengan peran orang tua dalam memikul
tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik, guru dan pemimpin bagi anak-
anaknya. Peran dan tugas orang tua salah satunya dapat dilihat dari bagaimana
orang tua tersebut dalam mendidik anaknya, kebiasaan-kebiasaan baik yang
ditanamkan agar mendorong semangat anak untuk belajar.
b. Relasi Antara Anggota Keluarga
Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi antara
anak dengan seluruh anggota keluarga terutama orangtua dengan anaknya atau
anak dengan anggota keluarga yang lain. Wujud relasi itu bisa berupa cara
hubungan penuh kasih sayang, pengertian, dan perhatian ataukah diliputi oleh
rasa kebencian, sikap terlalu keras, ataukah sikap acuh tak acuh. Dan relasi
antara anggota keluarga ini erat hubungannya dengan bagaimana orang tua
dalam mendidik anaknya.
c. Keadaan ekonomi keluarga.
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak
yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal
makanan, perlindungan, kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas
belajar seperti alat-alat tulis, ruang belajar serta sarana pelengkap belajar yang
lain. Fasilitas tersebut dapat terpenuh jika keluarga mempunyai penghasilan
yang cukup. Dan kondisi yang demikian kemungkinan dapat memotivasi anak
untuk maju.
40

d. Latar belakang kebudayaan yang berlaku dalam keluarga.


Tingkat pendidikan atau kebiasaan didalam keluarga mempengaruhi
sikap anak dalam belajar. Anak yang tinggal didalam keluarga yang terpelajar
akan lebih termotivasi didalam belajarnya. Kebiasaan-kebiasaan yang baik
perlu ditanamkan, misalnya anak dibuatkan jadwal harian kegiatan yang harus
dipatuhi.
41

BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan
1. Keadaan lingkungan keluarga siswa kelas VII SMP Negeri 1 Wangi-Wangi
Selatan yang hampir sebagian besar berasal dari keluarga nelayan. Kondisi
tempat tinggal yang berada di pesisir dengan keadaan keluarga yang bermata
pencaharian sebagai nelayan turut mempengaruhi pendidikan anak di sekolah.
Kondisi ekonomi keluarga yang lemah menjadi faktor yang mempengaruhi
tidak terpenuhinya hak mendapat fasilitas belajar yang baik bagi siswa.
Faktor lainnya yaitu tidak adanya dukungan dari orang tua dan minat dari
anak sendiri. Hal ini dapat terlihat ketika orang tua (ayah) sering kali
mengajaknya melaut, kebiasaan tersebut dapat menurunkan minat anak untuk
sekolah. Kondisi ekonomi keluarga yang lemah mengharuskan anak ikut
berkontribusi manambah penghasilan keluarga yang pada akhirnya anak tidak
mementingkan pembelajarannya di sekolah. Dan minat dari dalam diri anak
sendiri yang tidak bersemangat baik dalam mengikuti pembelajaran di
sekolah maupun mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru untuk
dikerjakan di rumah, keadaan ini terjadi ketika anak-anak sibuk dan sudah
terbiasa dengan aktivitas membantu permasalahan ekonomi keluarga.
Sehingga akan berpengaruh negatif pada prestasi belajarnya di sekolah.
2. Hubungan lingkungan keluarga dan prestasi belajar siswa kelas VII SMP
Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh
dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa sebelum pemberian
angket diketahui murid banyak melakukan perbuatan negatif seperti tidak
mengerjakan PR dan tidak membawa pulpen atau buku tulis ke sekolah, nilai
mereka pun rendah. Orang tua dari murid terkadang acuh tak acuh dengan
prestasi belajar anaknya, kurangnya pemahaman orang tua tentang pendidikan
membuat mereka kurang perhatian terhadap kebutuhan belajar anaknya.
Setelah pemberian angket, ada pengaruh dari lingkungan keluarga terhadap
prestasi belajar murid di SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan dengan nilai
rxy yang diperoleh lebih kecil yaitu 0,001 dari 0,05 atas dasar signifikan
16%.

4138
42

Diambil dari nilai hasil belajar IPS kelas VII SMP Negeri 1 Wangi-Wangi
Selatan. Terdapat pengaruh yang signifikan sebesar 81,6 % dari lingkungan
keluarga terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP
Negeri 1 Wangi- Wangi Selatan dan 18,4 % pengaruh dari faktor lain yang
belum diketahui.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, dikemukakan saran-saran sebagai berikut:


1. Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Wangi-Wangi
Selatan disarankan agar koordinasi dan komunikasi antara orangtua dengan
guru di sekolah dibina dengan baik.
2. Disarankan kepada orangtua siswa di SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan,
agar memperhatikan anaknya serta memberikan bimbingan dalam belajar
dirumah.
3. Disarankan kepada guru siswa di SMP Negeri 1 Wangi-Wangi Selatan, agar
melaksanakan tugasnya sesuai dengan kode etik guru,tanpa membeda-bedakan
siswanya.
4. Dalam meningkatkan mutu pendidikan di siswa di SMP Negeri 1 Wangi-
Wangi Selatan maka disarankan agar semua pihak yang terkait utamanya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan fasilitas yang cukup
disemua sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 1991. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Sebagai Suatu Pendekatan


Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Saiful Bahri. dan Aswin Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya:
Usaha Nasional.

. 2001. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gunarso, Singgih D. 2000. Psikologi Praktis anak Remaja dan Keluarga. Jakarta :
BPK Gunung Mulia.

Hadeli. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Ciputat: Quantum

Teaching. Hadi, Sutrisno. 2003. Metode Reseach. Yogyakarta: YPEP

UGM. Iskandar. 2009. Penelitian Tindaka Kelas. Ciputat: Gaung Persada

Press, Khairuddin. 1990. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta: Nur Cahaya.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali.

Kurniadi, Oji. 2020. Pengaruh Motivasi Terhadap Efektivitas Belajar.


http://ojikurniadi.pikiranrakyatwordpress.com. diakses tanggal 25
September 2020.

Kurniawan. 2009. Belajar Mudah SPSS Untuk Pemula. Yogyakarta: Penerbit


Media Kom.

43
Muliani, Masran Sri. 1983. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UGM.

Margiono, 2001. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Prestasi


Belajar IPS Siswa Kelas II SLTP Negeri 1 Wawotobi. Skripsi. Kendari:
Fkip Unhalu.

Loliyana, 2015. Hubungan Lingkungan Keluarga Dan Lingkungan Sekolah Dengan


Prestasi Belajar IPS Siswa. Jurnal Universitas Lampung. Vol 2 no. 7.

Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sabri, M. Alisuf. 1995. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

Salam, Burhanuddin. 2004. Cara Belajar yang Sukses di Perguruan Tinggi,


Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sardjoe. 1993. Psikologi Umum. Pasuruan: Garuda Buana Indah.

Soemanto. 1995. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Aplikasi Metode


Kuantitatif dan Statistika Dalam Penelitian, Yogyakarta: Andi Offset.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algensindo.

Sudjana. 1983. Tekhnik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Para Peneliti.
Bandung: Tarsito.

Suhartono, Irawan. 2005. Metode Penelitian Sosial Budaya. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Supardi, Imam. 2003. Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandumg : PT.


Alumni.

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Tresnati, K. N. 2016. Hubungan Lingkungan Keluarga dan Minat Belajar Terhadap


Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD di Gugus Kresna dan Shinta
Kecamatan Semarang Barat. Universitas Negeri Malang.

Usman, H. dan R. Purnomo Setiady Akbar. 2000. Pengantar Statistik. Jakarta :


Bumi Aksara.
44
Waluyo, Hari. 2009. Memahami Proses Belajar, Kesulitan dan Alternatif
Pemecahannya. Bandung: Al-fabeta.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

45
LAMPIRAN-LAMPIRAN

46
Lampiran I. Angket Penelitian

Pernyataan Tentang Lingkungan Keluarga

Nama :

Orang Tua Dari :

1. Berikut ini disajikan beberapa pernyataan, diharapkan sikap anda


terhadap isi pernyataan-pernyataan tersebut dengan cara memilih
pilihan jawaban yang tersedia.

2. Berikan tanda Check List () pada jawaban yang sesuai

3. Kriteria jawaban

Keterangan :

SS : Sangat Sering

S : Sering

KK : Kadang-Kadang

JR : Jarang

TP : Tidak Pernah

No Pernyataan SS S KK JR TP
1. Bapak/Ibu memerintah anak untuk mengulangi
pelajaran yang telah di sampaikan disekolah
2. Bapak/Ibu menunjukan langkah-lankah yang
harus di lakukan dalam belajar
3. Bapak/Ibu membantu anak ketika mengalami
kesulitan belajar
4. Ketika rapor/Prestasi belajar anak mendpat
nilai kurang baik, Bapak/Ibu
mendorongnya untuk lebih giat belajar

47
5. Ketika anak tidak belajar, Bapak/Ibu tidak
berusaha membimbingnya untuk belajar
6. Bapak/Ibu melatih anak untuk selalu bertanya
apabila ada pelajaran yang belum di mengerti
7. Bapak/Ibu memberi penjelasan tambahan
pada anak mengenai pelajaran yang di ajarkan
guru
di sekolah
8. Bapak/Ibu memberi pengarahan pada anak
bahwa untuk mencapai sukses pada masa akan
datang, perlu selalu meningkatkan prestasi
belajar
9. Bapak/Ibu menanyakan kesulitan-kesulitan
yang di hadapi anak dalam belajar
10. Setelah anak pulang sekolah, Bapak/Ibu
menanyakan tentang bagaimana belajarnya di
sekolah
11. Bapak/Ibu menanyakan kepada Guru tentang
perkembangan belajar anak di sekolah
12. Bapak/Ibu memberi pengawasan ketika anak
sedang belajar kelompok dengan temannya
13. Bapak/Ibu dengan sengaja tidak mengecek
anak sudah belajar atau mengerjakan tugas PR
nya
14. Bapak/ Ibu memeriksa bagaimana Prestasi
belajar/ulangan/tes anak diskolah
15. Bapak/Ibu mengingatkan anak untuk tidak
bermain hp dan media sosial ketika belajar
16. Bapak/Ibu mengingatkan anak untuk tidak
menonton TV ketika ia sedang belajar
17. Bapak/Ibu memberi semangat kepada anak

48
untuk selalu optimis dan tidak mudah
menyerah dalam belajar
18. Jika Prestasi belajar anak mendapat nilai
jelek, Bapak/Ibu memberikan hukuman yang
tujuannya agar anak lebih perhatian dan
disiplin dalam belajar
19. Ketika rapor anak mendapat nilai baik,
Bapak/Ibu memberikan pujian atau hadiah
20. Bapak/Ibu menjanjikan untuk mmberikan
hadiah kepada anak, jika nilai rapornya baik
21. Bapak/Ibu menyiapkan ruangan khusus untuk
belajar

49
Lampiran II. Skor Angket dan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VII

No Nama Skor Angket (X) Nilai Siswa (Y)


1 Afdal Putra Pratama Hariono 56 57
2 Arno 60 71
3 Dela Dwi Yanti 64 83
4 Dian Astuti 44 37
5 Fajrin 61 65
6 Hadi 55 56
7 La Ode Rihan 56 57
8 Lestari 53 55
9 Maharani 64 61
10 Muhammad Farik 54 51
11 Nadira Febriyanti 62 62
12 Ridwan Cang 62 64
13 Serlin 67 88
14 Wa Yanti 59 59
15 Dian Sastia 61 65
16 Jastin 61 66
17 Jelly Juliet 70 90
18 Julvia Natasya 57 58
19 La Rangga 56 57
20 Muhammad Isra Ode 56 57
21 Novita 56 57
22 Nur Huda 63 79
23 Sarniati 56 57
24 Siti Hajar 60 57
25 Tiara 64 83
26 Wa Lini 57 57
27 Wa Ode Azra Ramadani 60 72
28 Wa Ode Nurina 61 76
29 Wa Ode Salsabila 70 90
30 Waode Shinta Syaputri 61 61
31 Muhammad Andika Ode 57 57
32 Ain Alfano 60 57
33 Azril Sulaiman 60 57
34 Devayanti Ode 59 57
35 Deviyanti Ode 70 57
36 Jaskia Panji 56 57
37 Juhardin 61 80
38 La Ode Affandi 61 57
39 La Ode Muhammad Kaisar 64 57
40 Muhammad Aidil Fitrah 61 65
41 Muhammad Risqi 63 69

50
42 Riskiqa Mutiara 57 84
43 Satria Apriliana Sufo 60 78
44 Wa Ode Aisyah 57 72
45 Wa Ode Mirawati 59 57
45 Wa Ode Shynta 70 61
47 Muhammad Andika Ode 70 57
48 Alfa Zulhija 61 43
49 Bintang 56 71
50 Nuron Laila Hidayat 64 89
51 Randi 63 57
52 Rifki Ardiansyah 70 57
53 Wa Ode Liliasni 57 84
54 Dinda Haisi La Ode 64 37
55 Farzan Adam 64 65
56 Julfikar 57 41
57 Kevin Irfandi Saputra 59 56
58 La Ode Muhammad Nabil 57 50
59 La ode Salman Bilgate 57 44
60 Makka Sandana 61 52
61 Nur Falah Indana 60 53

51
Lampiran III. Data dan Hasil Analisis

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the Change Statistics
Model R R Square Square Estimate R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change Durbin-Watson
1 .903 a
.816 .809 5.60636 .816 119.792 1 27 .000 2.007
a. Predictors: (Constant), Lingkungan
b. Dependent Variable: Hasil Belajar

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3765.216 1 3765.216 119.792 .000b
Residual 848.646 27 31.431
Total 4613.862 28
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar
b. Predictors: (Constant), Lingkungan Keluarga

52
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 64.688 11.901 5.436 .000
Lingkungan 2.181 .199 .903 10.945 .000
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar

Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 31.2945 88.0116 65.0690 11.59621 29
Residual -13.92299 8.07701 .00000 5.50534 29
Std. Predicted Value -2.913 1.978 .000 1.000 29
Std. Residual -2.483 1.441 .000 .982 29
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar

53
Lampiran III. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Proses Pembelajaran IPS Secara Luring di Kelas

Gambar 2. Informan Orang tua siswa Bersama Peneliti

54
Gambar 3. Informan Orang tua siswa Bersama Peneliti

Gambar 4. Informan Orang tua siswa Bersama Peneliti

55
Lampiran V. Peta Wilayah Kecamatan Wangi-Wangi Selatan

56

Anda mungkin juga menyukai