Skripsi
Oleh:
i
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
s
v
ABSTRAK
Neng Dhea Sayyidah Nafisah (11140150000041). Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul
Skripsi “Pemanfaatan Objek Wisata Gunung Padang Sebagai Sumber
Belajar Geografi” Studi Kasus: Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cianjur
vi
i
ABSTRACT
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Selama penyelesaian skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak yang
telah memberikan dorongan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dari penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, yang senantiasa memberikan banyak perhatian dan
motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir di sela-sela kesibukannya.
3. Bapak Drs. H. Syaripulloh M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang
telah membantu peneliti selama perkuliahan dari awal semester sampai
akhir.
4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si., dan Ibu Annisa Windarti, M.Sc.,
selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga,
dan pikiran untuk terus membantu dalam membimbing sampai selesainya
penulisan skripsi.
iii
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama penulis
menuntut ilmu di bangku perkuliahan.
6. Kedua orang tua saya yang saya cintai, H. Asep Ali Idrus dan Hj. Deuis
Hodifah, yang telah membesarkan dan mengajarkan penulis dengan penuh
kasih sayang, yang tidak pernah henti membantu mendoakan, memotivasi,
dan selalu siap dikala penulis kesulitan. Terimakasih karena telah menjadi
satu-satunya alasan penulis untuk berjuang sampai saat ini.
7. Neng Defa Alwiyyah Idrus dan Muhammad Raja Al-Idrus kedua adik
yang penulis cintai yang selalu menjadi penyemangat penulis dan selalu
siap membantu dikala penulis kesulitan.
8. Kepala SMA Negeri 1 Cianjur Bapak Haruman Taufik K., S.Pd,MM.Pd,
serta guru geografi Muhammad Luthfi, S.Pd dan Dra. Elly Tri Harjaniserta
siswa kelas X IPS 1 yang telah membantu penulis dalam melakukan
penelitian hingga selesai.
9. Ketua pengelola objek wisata Gunung Padang, Bapak Nanang, serta
pengelola lainnya, terimakasih karena sudah menjadi bagian dari
kelancaran penelitian ini berlangsung.
10. Dadam Hudaya dan Dede Udayana sebagai paman penulis, terimakasih
atas bantuan-bantuan yang telah kalian berikan.
11. Teman-teman seperjuangan di Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial, banyak pengalaman yang bisa saya petik dari HMJ,
posisi sebagai Menteri Kewirausahaan membuat saya belajar memanage
uang, selalu kreatif dalam berwirausaha dan menambah pencerahan dalam
sebuah arti kehidupan.
12. Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Tarbiyah, Cabang Ciputat, tempat
saya belajar berorganisasi dan berpolitik, tempat menemba ilmu selain
kampus.
13. Sahabat-sahabatku semasa duduk di bangku SMP hingga saat ini, Runni
Sus Meirulita, Wita Pratiwi, Resty Hastyana Osie dan Devi Sulistiawati,
terimakasih atas kerelaan hati meluangkan waktunya, membantu dan
menemani penulis.
iv
14. Sahabat-sahabatku semasa duduk di bangku SMA hingga saat ini, Vina
Rufaidah, Intan Nurlita, Defitri Nur Oktaviani dan Shylcka Sofiana
Rustandi, terimakasih telah membantu penulis dalam mengurus surat-
menyurat penelitian ke sekolah dan selalu mendukung penulis agar cepat
lulus. Terimakasih juga kepada Olga Almanda dan Hilda Zayyida yang
selalu ada ketika penulis butuhkan dan menjadi keluarga kedua ketika
penulis jauh dari keluarga di rumah.
15. Sahabat kelasku Rahmawati dan Dara Intan, terimakasih sudah
meluangkan waktunya untuk ikut membantu peneliti membawa siswa ke
objek wisata Gunung Padang, dan terimakasih juga kepada sahabatku
Hanna Fadlillah, Diah Ayu Mutiah, Rizky Fauziah Ulfah dan Aisyah
terimakasih sudah membantu peneliti dan selalu mengingatkan peneliti
agar tetap semangat menggarap skripsi.
16. Kakak tingkatku Ibrahim Azzis, Qonita Surayya dan Via Oktavia
terimakasih karena selalu membantu dan mendukung penulis agar skripsi
cepat selesai.
17. Teman kosanku Khoerunnisa dan Sindi Alwiyah, terimakasih atas canda
tawa selama ini, terimakasih selalu mendukung penulis hingga saat ini.
18. Teman PPKT-ku, Eka, Shabrina, Nurma, Dinan, Alfi, Dzulfa, Asiyah, Esy,
Sobah, Rani, Tyas, Fifit, Elsa dan Suta, terimakasih karena kalian selalu
mendukung dan mendoakan satu sama lain, terimakasih juga karena
kalian, kini penulis memiliki teman baru dan semoga pertemanan ini tetap
terjaga sampai tua nanti.
19. Teman-teman jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial terkhusus kelas
C (Geografi) angakatan 2014 atas kekompakannya selama ini, baik itu
pada saat belajar ataupun di luar jam kuliah.
20. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu untuk
membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, semoga Allah SWT,
membalas semua kebaikan.
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan karena apabila bukan
karena Allah SWT, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini.
v
Penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu
peneliti memerlukan kritik dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca serta bagi masyarakat.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
vii
f. Unsur-Unsur Belajar ............................................................... 18
g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ........................... 19
h. Klasifikasi Sumber Belajar ..................................................... 20
i. Jenis-Jenis Belajar ................................................................... 21
j. Gaya Belajar ............................................................................ 22
k. Manfaat Sumber Belajar ......................................................... 23
l. Prinsip-Prinsip Belajar ............................................................ 24
m. Objek Wisata Sebagai Sumber Belajar .................................. 25
3. Objek Wisata Gunung Padang ...................................................... 26
a. Pengertian Objek Wisata ......................................................... 26
b. Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) ................................. 27
c. Manfaat Kepariwisataan .......................................................... 29
d. Manfaat Wisata Alam Bagi Pendidikan .................................. 31
e. Gunung Padang ....................................................................... 31
f. Konstruksi Punden Berundak Gunung Padang ....................... 32
g. Struktur Batuan ....................................................................... 33
h. Hasil Ekskavasi Pundek Berundak Batuan Gunung Padang ... 34
i. Fungsi Objek Wisata Gunung Padang .................................... 35
4. Geografi ......................................................................................... 36
a. Pengertian Geografi ................................................................ 36
b. Objek Studi Geografi .............................................................. 37
c. Ruang Lingkup Geografi ......................................................... 38
d. Lithosfer .................................................................................. 38
e. Pedhosfer ................................................................................. 41
5. Penelitian Relevan ......................................................................... 42
6. Kerangka Berfikir .......................................................................... 45
viii
D. Objek Penelitian ................................................................................... 50
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 50
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 52
G. Tahap Pengolahan Data ....................................................................... 59
H. Rencana Pengujian Keabsahan Data ................................................... 59
I. Teknik Analisis Data ........................................................................... 61
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 117
B. Implikasi .............................................................................................. 118
C. Saran .................................................................................................... 118
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Sarana dan Prasarana Objek Wisata Gunung Padang ....... 70
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 4.17 Penelitian Kedua oleh Kelompok 2 .................................. 105
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 11 Dokumentasi
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Abudin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2011), h. 65.
1
2
Pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all) dan
berlangsung sepanjang hayat (long life education). Aspek-aspek yang
berkaitan dengan pendidikan dapat dipahami dari kandungan surat al-
Alaq yang sudah dipaparkan di atas. Dalam bidang pendidikan Islam
memiliki rumusan yang jelas seperti dalam bidang tujuan, guru,
metode, sarana dan lain-lain. Dalam Al-quran juga dapat dijumpai
berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah, tanya jawab,
diskusi, demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karyawisata,
cerita, hukuman, nasihat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut
dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan
dimaksudkan demikian, agar pendidikan tidak membosankan anak
didik.3
Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan berikut ini
dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang dikemukakan para ahli
diantaranya:
2
Ibid, h. 65.
3
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 87.
4
Marzuki Mahmud, Landasan Pendidikan, (Ciputat: Haja Mandiri, 2013), h. 18.
3
5
Soedijarto, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita (Jakarta: PT Gramedia, 2008),
h. 17.
6
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 94.
7
Suharyono, Geografi & Lingkungan Hidup Dalam Pendidikan dan Pengajaran,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014), h. 162 - 163.
4
8
Emirta, Hanapi, dan Hariyono, Pemanfaatan Objek Wisata Sebagai Sumber Pembelajaran
Kontekstual. Jurnal Penelitian, h. 2.
9
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 7.
10
Hasil wawancara sebelum penelitian pada Guru Geografi SMAN 1 Cianjur pada tanggal
10 Desember 2017.
5
siswa, pemanfaatan objek wisata belum banyak dilakukan.11 Oleh karena itu,
pengembangan sumber belajar sangat diperlukan.
Gunung Padang merupakan salah satu alam sekitar berupa objek wisata
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar geografi. Artinya siswa akan
mendapatkan pengetahuan dan belajar dari pengalaman yang di dapat di alam
sekitar. Situs Gunung Padang merupakan peninggalan sejarah zaman
Megalitikum. Saat ini situs tersebut banyak dijumpai para wisatawan karena
Gunung Padang memiliki keunikan yaitu banyak benda-benda sejarah di
puncaknya antara lain, terdapat batuan-batuan persegi yang merupakan objek
dari situs tersebut.
Sejauh ini banyak arkeolog mengkaji batuan di Gunung Padang. Hal ini
mungkin disebabkan karena masih banyak penemuan yang belum tergali. Hasil
ekskavasi terakhir pada tahun 2012 adalah ditemukannya balok batuan andesit
hasil pelapukan yang terdapat di punden berundak Gunung Padang. Secara
tidak langsung kajian tersebut dapat dipelajari oleh pelajar ataupun pendidik.
Dengan membawa langsung siswa ke Gunung Padang diharapkan
pembelajaran menjadi efektif, optimal dan bermakna. Siswa dapat melihat
langsung macam-macam batuan dan proses terjadinya batuan di Gunung
Padang serta dapat menumbuhkan rasa kepedulian siswa terhadap lingkungan
sekitar. Selain itu siswa lebih semangat karena melakukan pembelajaran berupa
objek wisata di lingkungan sekitar. Berbeda dengan belajar di kelas yang hanya
menampilkan gambar-gambar melalui buku dan slide yang dapat membuat
siswa merasa bosan dan jenuh dalam proses pembelajaran.
Dari hasil observasi pendahuluan menunjukan bahwa Gunung Padang
di Cianjur kurang dimanfaatkan sebagai sarana dalam proses pembelajaran
geografi di sekolah-sekolah yang ada di Cianjur.12 Terdapat beberapa hambatan
mengenai kurangnya pemanfaatan objek wisata Gunung Padang sebagai
sumber belajar geografi, diantaranya: belum adanya kunjungan berupa objek
11
Hasil wawancara sebelum penelitian pada Guru Geografi SMAN 1 Cianjur pada tanggal
15 Desember 2017.
12
Hasil wawancara sebelum penelitian pada pengelola Gunung Padang pada tanggal 10
Desember 2017.
6
wisata yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, terbatasnya waktu dan
lain sebagainya. Selain itu kurangnya informasi yang dipublikasikan mengenai
macam-macam batuan yang ada di Gunung Padang oleh pihak pengelola
Gunung Padang menyebabkan kurang diketahui oleh masyarakat pada
umumnya dan sekolah pada khususnya.
Faktanya, pelajar yang sering berkunjung ke tempat wisata Gunung
Padang mereka hanya sekedar berkunjung untuk mengisi waktu libur dan
mengabadikannya dengan berfoto-foto di Situs Megalitikum Gunung Padang.
Padahal Gunung Padang jika dimanfaatkan dengan benar sangat banyak
manfaatnya. Selain mengetahui sejarah dan batuan Gunung Padang, di sini juga
dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dan cinta terhadap
lingkungan karena banyak ilmu yang dapat di ambil.
Gunung Padang dipilih menjadi objek penelitian karena banyak batuan
yang dapat di teliti dan menjadi bukti dari pembelajaran Geografi. Dengan
memanfaatkan Objek wisata Gunung Padang, diharapkan siswa dapat
menambah wawasan dan dapat membantu siswa dalam memahami, mengenal
dan memberikan pengalaman secara langsung, khususnya pada mata pelajaran
geografi pada BAB Pedosfer dan Litosfer yang mempelajari lapisan kulit bumi
paling atas, dan kulit bumi tersebut mengandung berbagai jenis batuan dan
karakteristik tanah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, Penulis tertarik untuk
meneliti masalah tersebut dengan judul :”Pemanfaatan Objek Wisata Gunung
Padang Sebagai Sumber Belajar Geografi (Studi Kasus: Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Cianjur”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut diatas,
maka penelitian ini dibatasi pada:
1. Kurang maksimalnya siswa dalam keterlibatan secara langsung dalam
proses pembelajaran geografi
7
C. Pembatasan Masalah
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
perumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah,
1. Bagaimana pemanfaatan objek wisata Gunung Padang sebagai sumber
belajar geografi (Studi kasus siswa kelas X SMA Negeri 1 Cianjur)?
2. Bagaimana persepsi siswa dalam memanfaatkan objek wisata sebagai
sumber belajar geografi (Studi kasus siswa kelas X SMA Negeri 1
Cianjur)?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis pemanfaatkan
objek wisata Gunung Padang sebagai sumber belajar geografi (Studi kasus
siswa kelas X SMA Negeri 1 Cianjur).
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk menambah wawasan
ilmu pengetahuan dalam memanfaatkan objek wisata Gunung Padang
dalam pelajaran Geografi.
8
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa:
Membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan dengan
baik dan dapat dijadikan pengalaman yang menyenangkan.
b. Bagi Guru:
Memberikan alternatif sumber belajar kepada guru untuk mengatasi
kejenuhan proses pembelajaran di dalam kelas.
c. Bagi Sekolah:
Meningkatkan kualitas sekolah karena meningkatnya kualitas
pembelajaran.
d. Bagi Pemerintah:
Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) supaya
lebih memperhatikan fasilitas (sarana dan prasarana) Gunung Padang
sebagai sumber belajar.
e. Bagi Peneliti:
Sebagai pengalaman nyata dalam membuat penelitian serta sebagai
sumber data bagi peneliti selanjutnya.
BAB II
A. Deskripsi Teoritik
Pembahasan pada kajian teori ini, dibagi ke dalam empat teori utama
yaitu pemanfaatan, sumber belajar, objek wisata Gunung Padang dan geografi.
Pembahasan dari ketiga teori tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pengertian Pemanfaatan
Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti
guna, faedah. Pemanfaatan memiliki makna “Proses, cara atau perbuatan
memanfaatan.13
Pengertian pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan
sumber belajar.14
Menurut Clark, terdapat lima aspek pemanfaatan yaitu: Media
sebagai teknologi mesin; Media sebagai tutor; Media sebagai pengubah
perilaku; Media sebagai alat berpikir dan memecahkan masalah.
Pemanfaatan dapat berupa kemanfaatan satu faktor seperti
pekerjaan lebih mudah, bermanfaatan, meningkatkan produktivitas,
efektivitas, dan meningkatkan kinerja pekerjaan.15
Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan
antara peserta didik dengan sumber belajar yang digunakan. Mereka yang
terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mengaitkan
antara peserta didik dengan bahan belajar dan aktivitas yang dilakukan,
menyiapkan peserta didik agar dapat berinteraksi dengan bahan belajar dan
aktivitas yang dipilih seta dapat memberikan bimbingan selama kegiatan
belajar berlangsung.
13
Salim, Peter dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Jakarta: Modern
English Press, 2002.
14
Seels, Barbara B. & Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran Seri Pustaka Teknologi
Pendidikan No. 12, 1994.
15
Chin, Todd. 1995. The Condition of Learning. Diambil dari
http://forum.upi.edu/v3/index.php?PHPSESSID/. Diunduh pada tanggal 12 Oktober 2018 pukul
17.25.
9
10
2. Sumber Belajar
a. Teori Belajar
Dalam dunia pendidikan terdapat banyak teori yang berkaitan
dengan belajar diantaranya adalah teori belajar behaviorisme,
kognitivisme dan konstruktivisme.
1) Teori Belajar Behaviorisme
Belajar menurut kaum behavioris menekankan pada
perubahan perilaku yang dapat diamati dari hasil hubungan timbal
balik antara guru sebagai pemberi stimulus dan murid sebagai
perespons tindakan stimulus yang diberikan.16 Oleh karena itu,
aliran behavioris berusaha menjelaskan bagaimana lingkungan
berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku yang dapat diamati.
Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respons.17 Pada teori ini terdapat interaksi
antara guru dan murid, di mana perubahan perilaku terjadi karena
adanya stimulus (S) dan respon (R). Stimulus yang diberikan dapat
berupa isyarat, pemahaman, penjelasan, perlakuan, ataupun
tindakan dari seorang guru yang diterima seluruhnya oleh murid.
Jadi, seorang murid hanya merespon apa yang diberikan dari
seorang guru. Dalam hal ini murid diharapkan memiliki
pemahaman yang sama tentang pengetahuan yang sudah diajarkan.
Oleh sebab itu pada teori behaviorisme siswa kurang bisa
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
2) Teori Belajar Kognitivisme
Teori kognitivisme muncul karena banyak para ahli dan
pemikir yang kurang puas terhadap teori belajar behaviorisme
bahwa belajar hanya merupakan hubungan stimulus dan respon.
16
Muhammad Yaumi, Prinsip – Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013),
h. 29.
17
M. Sukardjo dan Ukim komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 34.
11
18
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berfikir, (Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 52.
19
M. Sukardjo dan Ukim komarudin, op. cit., h. 50.
20
Ibid.
21
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 105.
22
Ibid.
12
23
Ibid., h. 106.
24
Ibid.
13
25
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indnesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Edisi ketiga, h.1307.
26
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo
Persadam, 2013), h. 6.
27
Suyono dan Hariyanto, op. cit., h. 9.
14
28
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2009), h. 5.
29
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 2.
30
Ibid., h. 5.
31
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 70.
15
32
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya, (Bandung:
Refika Aditama, 2013), h. 108.
33
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 122 - 123.
34
Ibid., h. 123.
35
Ahmad Rohani, Media Instruksinal Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, h. 1997), Cet. 1, h.
102.
36
Ibid., h. 114.
16
37
S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), h. 26-28.
18
38
Yatim Riyanto, op. ct., h. 47.
39
Suyono dan Hariyanto, op. cit., h. 126.
19
5) Respon
Berlandaskan hasil interpretasi tentang kemungkinannya dalam
mencapai tujuan belajar, maka anak membuat respon. Respon ini
dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis baik juga berupa
usaha yang terencana dan sistematis, baik juga berupa usaha coba-
coba (trial and eror).
6) Konsekuensi.
Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun hasil
negatif (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa.
7) Reaksi terhadap kegagalan.
Kegagalan dapat menurunkan semangat, motivasi, memperkecil
usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun, dapat juga
membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari kegagalannya.40
g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi belajar,
diantaranya digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern yang berarti
faktor dari dalam diri individu yang sedang belajar dan faktor ekstern
yang berarti faktor yang ada di luar individu.
Faktor dari dalam diri individu dibagi menjadi tiga faktor,
diantaranya faktor yang pertama yaitu faktor jasmani seperti kesehatan
dan cacat tubuh, serta faktor yang kedua adalah faktor psikologis
seperti inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan, kemudian yang ketiga adalah faktor kelelahan. Sementara itu
faktor dari luar adalah seperti faktor keluarga, sekolah dan
masyarakat.41
Selain faktor – faktor tersebut di atas, juga terdapat faktor lain
seperti dalam bukunya Nasution telah dijelaskan faktor-faktor dalam
mengajar antara lain ialah bahan pelajaran, guru, dan murid. Agar
pelajaran efektif, bahan pelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan
40
Ibid.
41
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), h.54.
20
42
Nasution, oc. cit., h. 51 - 52.
43
Nasution, op. cit., h. 49.
21
i. Jenis-Jenis Belajar
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang
dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar yaitu sebagai
berikut:
1) Learning to know. Pada learning to know ini terkandung makna
bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek: apa yang
dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
2) Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu
seseorang mampu mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari
nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan
keterampilan untuk yang berhubungan dengan dunia kerja.
3) Learning to live together. Belajar ini ditekankan seseorang / pihak
yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain,
sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orag lain
secara harmonis.
4) Learning to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi
insani secara maksimal. Setiap individu disorong untuk
berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan Learning to be
seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan
44
Ahmad Rohani, op. cit., h. 108.
45
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 5.
22
j. Gaya Belajar
Gaya belajar ialah suatu cara individu untuk mempelajari dan
menguasai suatu materi pelajaran guna mencapai prestasi belajar. Gaya
belajar siswa diantaranya memiliki 3 tipe yaitu sebagai berikut:
1) Gaya Belajar Auditif (auditive learning style)
Ialah suatu gaya belajar yang menekankan kemampuan mendengar
informasi pelajaran disampaikan secara lisan oleh guru di kelas,
saat individu membaca pelajaran dengan disertai suara keras, atau
teman lain yang membacakan materi tersebut.47 Karakter pertama
orang orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi
hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua, memiliki kesulitan
untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung,
ketiga, memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.48
2) Gaya Belajar Visual
Ialah suatu cara belajar yang dipengaruhi oleh kemampuan melihat
(menyaksikan langsung) dengan mata sendiri terhadap informasi
yang dipelajarinya.49 Pelajar visual, yaitu orang yang belajar paling
baik dengan melihat atau membaca.50 Salah satunya adalah
menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan
informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis itu berupa film,
slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan, kartu bergambar, catatan
dan kartu – kartu gambar berseri yang bisa digunakan untuk
menjelaskan informasi secara berurutan.51
46
Nurochim, Op. Cit., h. 17.
47
Agoes Dariyo, Dasar – Dasar Pedagogi Modern, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 124.
48
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), h. 181 -182.
49
Agoes Dariyo. loc. cit.
50
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h.
164 – 165.
51
Hamzah B. Uno, op. cit.., h. 181.
23
52
Agoes. loc. cit.
53
Hamzah. loc. cit.
54
Ahmad Rohani, op. cit., h. 103.
24
l. Prinsip-Prinsip Belajar
Ansubel menyatakan, ada lima prinsip utama belajar yang
harus dilaksanakan, yaitu:
1) Subsumption
Yaitu proses penggabungan ide atau pengalaman baru tehadap pola
ide-ide yang telah lalu yang telah dimiliki.
2) Organizer
Yaitu ide baru yang telah dicoba digabungkan dengan pola ide-ide
lama di atas, dicoba diintegrasikan sehingga menjadi suatu
kesatuan pengalaman yang diperoleh itu bukan sederetan
pengalaman yang satu dengan yang lainnya terlepas dan hilang
kembali.
3) Progressive Differentiation
Yaitu bahwa dalam belajar suatu keseluruhan secara umum harus
terlebih dahulu muncul sebelum sampai kepada suatu bagian yang
lebih spesifik.
4) Integrative Reconciliation
Yaitu ide atau pelajaran baru yang dipelajari itu harus dihubungkan
dengan ide-ide atau pelajaran yang telah dipelajari terdahulu.
Prinsip ini hampir sama dengan prinsip subsumption, hanya dalam
prinsip integrative reconciliation menyangkut pelajaran yang lebih
luas, umpamanya antara unit pelajaran yang satu dengan yang
lainnya.56
55
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), h. 52.
56
Nanang Hanifah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi pembelajaran, (Bandung: Refika
Aditama, 2012), h. 20.
25
57
Yeni Wijayanti, “Pemanfaatan Situs Karangkamulyan Untuk Kepentingan Pendidikan
Dalam Pembelajaran Sejarah”, Jurnal penelitian, 2017, h. 62.
58
Winarto, “Pengembangan Model Wisata Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Dengan
Pendekatan Saintifik Di Brebes Selatan Sebagai Alternatiff Model Belajar Siswa Sekolah
Dasar”,Jurnal penelitian, Vol. 6, 2016. h. 33-34.
59
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 7.
60
Jakiatin Nisa, “Outdoor Learning Sebagai Metode Pembelajaran IPS Dalam
Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan”, 2015, .Jurnal Sosio Didaktika, h. 8.
26
61
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2004), h. 95.
62
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1979 Penyerahan Sebagian
Urusan Pemerintahan dalam Bidang Kepariwisataan Kepada Daerah Tingkat Satu, h. 2
63
I Gusti Bagus Arjana, Georafi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,(Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2016), h. 87.
27
64
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2015, h. 15.
28
c. Manfaat Kepariwisataan
Manfaat pengembangan kepariwisataan adalah adanya
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan telah dapat dirasakan oleh
suatu negara yang telah mengembangkannya.
Pengaruh manfaat kepariwisataan bagi ekonomi antara lain:
1) Kepariwisataan merupakan kegiatan pemakaian jasa yang beraneka
ragam, sehingga para wisatawan bisa mendapatkan semua jenis
pelayanan seperti, jasa penginapan, jasa makanan dan minuman,
jasa transportasi dan jasa lainnya yang diinginkan dan dibutuhkan
oleh wisatawan. Pada akhirnya masyarakat dapat memperoleh
banyak kesempatan dalam kepariwisataan, misal kesempatan
65
Muljadi dan Andri Warman, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Jakarta, 2016), h. 65-67.
66
I Gusti Bagus Arjana, op. cit., h. 126.
30
69
Ibid., h. 34-35.
70
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Pamulang: Gaung
Persada Press, 2004), h. 96.
71
Sutarman, dkk., “Gunung Padang Cianjur: Pelestarian Situs Megalithikum Terbesar
Warisan Dunia”, Jurnal Penelitian, Vol. 2 Edisi 1, h. 57.
32
74
Ibid., h. 79.
75
Sutikno dan Billy, “Geologi Gunung Padang dan Sekitarnya, Kabupaten Cianjur-Jawa
Barat”, Jurnal Penelitian, Vol. 17, 2016, h. 38.
76
Ibid., h. 39.
77
Ibid., h. 40.
34
78
Ibid., h. 42.
79
Ali Akbar, Situs Gunung Padang Misteri dan Arkeologi, (Jakarta: Change Publicatio,
2013), h. 76.
35
80
Lutfi Yondri, op.cit., h. 81.
36
2. Geografi
a. Pengertian Geografi
Geografi merupakan cabang dari ilmu pengetahuan sosial
(IPS), IPS merupakan suatu mata pelajaran pada tingkat SMP
sedangkan Geografi merupakan suatu mata pelajaran pada tingkat
SMA. Istilah Geografi berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya
bumi dan graphien yang artinya pencitraan. Geografi adalah ilmu
pengetahuan yang menggambarkan segala sesuatu yang ada di
permukaan bumi.83 Berikut pengertian Geografi menurut para ahli:
1) Eratosthenes (276-194 SM)
Eratosthenes adalah tokoh yang pertama kali mengenalkan istilah
geografi pada abad ke-1. Menurutnya, geografi berasal dari kata
81
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, 2018.
82
Ali Akbar, op. cit., h. 149-150.
83
Danang Endarto, dkk, Geografi Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 3.
37
84
Yasinto Sindhu, Geografi Jilid 1 Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Perminatan,
(Jakarta : Erlangga, 2013), h. 8-9.
38
d. Litosfer
Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere
artinya lapisan.87 Jadi, litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar.
1. Batuan Pembentuk Litosfer
Litosfer tersusun dari tiga macam batuan, yaitu batuan
beku, sedimen, dan metamorf atau malihan. Proses terbentuknya
ketiga macam batuan tersebut berbeda-beda. Induk dari ketiga
85
Ibid.
86
Yulmadia Yulir, Geografi 1 SMA Kelas X, (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2017), h. 9.
87
Danang Endarto, op. cit., h. 97.
39
e. Pedosfer/Lapisan Tanah
1) Pengertian Pedosfer
Pedosfer adalah lapisan tempat pembentukan tanah. 89
Tubuh tanah terdiri atas batuan yang telah mengalami pelapukan,
kemudian bercampur dengan sisa-sisa bahan organik, air, dan
udara, serta mengalami proses fisika dan kimia membentuk
lapisan tanah. 90 Menurut N.C. Brady, tanah adalah suatu tubuh
alam atau gabungan tubuh alam sebagai hasil perpaduan proses,
yaitu gaya perusakan dan pembangunan. Proses perusakan
meliputi pelapukan dan pembusukan bahan-bahan organik,
sedangkan proses pembangunan meliputi pembentukan mineral-
mineral baru dari batuan induk, misalnya unsur hara dan
lempung.91
2) Karakteristik Tanah
a. Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah diantaranya adalah warna tanah, tekstur
tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, bobot isi (bulk
density) dan bobot jenis (particle’s density), kedalaman
efektif tanah, drainase, permeabilitas tanah, potensi
mengembang dan mengkerut, serta indeks pengembangan dan
kematangan tanah (nilai n).
b. Sifat Kimia Tanah
1) Derajat kemasaman tanah (pH). Nilai pH menunjukkan
banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+1). Nilai pH
88
Danang Endarto, op. cit., h. 97 – 99.
89
Tim Alfa Cendikia, Jaka, dan M. Taupan, Saat-Saat Jelang Ujian Nasional Geografi
2016/2017, (Bandung, Penerbit Sewu, 2016), h. 49.
90
Bambang Utoyo, Geografi Membuka Cakrawala Dunia Untuk Kelas X Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta, PT. Pribumi Mekar, 2009), h. 68.
91
Ibid.
42
4. Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan untuk menunjang penelitian ini
yaitu penelitian yang dilakukan oleh:
1) Sulis Setyaningsih, 93 berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan museum Mahameru sebagai
sumber belajar sejarah dapat bersifat positif dan negatif.
Persepsi yang bersifat positif dapat mendorong siswa bersikap
dan bertingkah laku positif terhadap kehidupan sehar-hari
maupun di sekolah, dengan demikian siswa mengetahui arti
pentingnya museum sebagai sumber belajar sejarah. Sebaliknya,
92
Tim Alfa Cendikia, Jaka, dan M. Taupan, op, cit., h. 50.
93
Sulis Setyaningsih, “Pemanfaatan Museum Mahameru Sebagai Sumber Belajar Sejarah
Siswa Kelas VII smp Negeri 2 Blora Tahun Ajaran 2007 – 2008”, Skripsi, pada Universitas Negeri
Semarang, Semarang, 2007, h. 59.
43
94
Agus Mursidi, “Pemanfaatan Museum Blambangan Sebagai Sumber Belajar Sejarah
(Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Kabupaten Banyuwangi)”, Skripsi, pada Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2009, h, 114.
95
Febrilian Gemilang Putra, “Pemanfaatan Kebun Raya Bogor Sebagai Sumber
Pembelajaran Geografi Pada SMA Bina Insani Bogor”, Skripsi, pada Program Studi Ilmu
Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta,
2015, h. 56.
96
Emirta, Hanapi, dan Hariyono, “Pemanfaatan Objek Wisata Sebagai Sumber
Pembelajaran Kontekstual”, Jurnal Penelitian, h. 5.
44
Tabel 2.1
Penelitian Relevan
Persamaan Perbedaan
Nama
No Judul Dengan Dengan
Peneliti
Penelitian Penelitian
1. Sulis Pemanfaatan Pemanfaatan Sampel yang
Setyaningsih Museum Mahameru sebagai digunakan
Sebagai Sumber sumber
Belajar Sejarah belajar
2. Agus Pemanfaatan Pemanfaatan Membandingkan
Mursidi Museum sebagai hasil
Blambangan Sebagai sumber pembelajaran
Sumber Belajar selajar siswa dan guru
Sejarah (Studi Kasus sejarah setelah di
Pada Siswa Kelas X bawa ke
SMA Negeri Museum.
Kabupaten
Banyuwangi)
3. Febrillian Pemanfaatan Kebun Pemanfaatan Pemanfaatan
Gemilang Raya Bogor Sebagai alam alamsebagai
Putra Sumber sebagai sumber belajr
Pembelajaran sumber geografi
Geografi PadaSMA belajar
Bina Insani Bogor. Geografi
Emirta, Dalam penelitian Penelitian Objek wisata
Hanapi, dan Pada Pemanfaatan tentang sebagai sumber
Hariyono Objek Wisata pemanfaatan pembelajaran
Sebagai Sumber objek wisata kontekstual.
Pembelajaran
Kontekstual.
45
5. Kerangka Berfikir
Pembelajaran geografi adalah suatu pembelajaran yang sangat luas
bahasannya. Dalam pelajaran geografi segala akivitas baik itu manusia
ataupun benda mati dapat dikaji dalam bidang ini. Alam sekitar dapat
dimanfaatkan dalam pelajaran geografi karena dengan belajar di alam
dapat meningkatkan semangat siswa dan mengembangkan sumber belajar
khsusunya dalam mata pelajaran geografi.
Pemanfaatan yaitu adanya suatu benda, tempat/sarana yang dapat
dijadikan objek dalam suatu kegiatan. Pemanfaatan alam sekitar secara
tidak langsung dapat dijadikan objek sebagai sumber belajar. Objek wisata
dapat diartikan segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam dan budaya. Sumber
Belajar yaitu dimana adanya pengalaman secara langsung yang dilakukan
oleh guru dan siswa. Sehingga alam sekitar yang sebelumnya hanya
dijadikan sebagai tempat wisata kini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar. Pemanfaatan objek wisata sebagai sumber belajar dapat dijadikan
usulan nantinya baik kepada guru maupun pemerintah, agar objek wisata
yang ada di daerah sekitar dapat dijadikan sumber belajar siswa, serta
dapat meningkatkan apresiasi siswa dalam belajar. Selain itu juga objek
wisata Gunung Padang yang berada di kawasan Cianjur tersebut dapat
lebih diperhatikan lagi sarana dan prasarana oleh pengelola dan
pemerintah. Kerangka berfikir seperti pada bagan 2.1.
46
Pembelajaran
Geografi
Pemanfaatan
Guru
Siswa
Batuan Gunung
Padang
Pengalaman
Apresiasi siswa
Bagan 2.1
Kerangka Berfikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi
Penelitian
Gambar 3.1
Peta Lokasi Penelitian
97
https://cianjurkab.go.id/profil-cianjur/letak-geografis/(Diaksespada Minggu, 05
November 2017 pada pukul 15.46 WIB).
47
48
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yakni dari
bulan Juni dan Juli 2018, jadwal dengan perincian kegiatan penelitian
berdasarkan Tabel berikut:
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Kegiatan Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
Seminar
Proposal
Revisi Proposal
Menyusun Bab
I-III
Membuat
Instrumen
Pengumpulan
Data
Melakukan
Penelitian
Mengolah Data
Menyusun BAB
IV-V
B. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu suatu
metode atau jalan penelitian yang sistematis, digunakan untuk mengkaji atau
meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan
tanpa ada pengujian hipotesis, dengan metode-metode yang alamiah ketika
hasil penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran-
ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dan fenomena yang dihadapi.98
98
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitati Dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016, h. 24.
49
C. Sumber Data
Kegiatan awal dalam fase proses penelitian adalah menentukan sumber
data. Data dalam sebuah penelitian, merupakan bahan pokok yang dapat
diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah penelitian.99 Dalam penelitian
ini, menggunakan sumber data primer dan sekunder. Untuk mengetahui
pemanfaatan objek wisata gunung Padang sebagai sumber belajar, maka
diperlukan sumber data sebagai berikut:
1. Sumber data primer diperoleh dari:
a. Guru Geografi SMAN 1 Cianjur
Peneliti melakukan wawancara dengan guru geografi SMAN 1 Cianjur
untuk mendapatkan data pemanfaatan objek wisata gunung padang
sebelum dan setelah melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung
Padang.
b. Siswa SMAN 1 Cianjur
Peneliti melakukan wawancara dengan siswa X-IPS 1 SMAN 1
Cianjur guna mendapatkan data pemanfaatan objek wisata gunung
padang pada saat sebelum dan setelah melakukan pembelajaran di
Gunung Padang.
c. Pengelola Gunung Padang
Peneliti melakukan wawancara dengan pengelola Gunung Padang guna
mendapatkan data informasi mengenai Gunung Padang.
99
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan
TenagaPendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 253.
50
D. Objek Penelitian
Dalam penelitian diperlukan adanya objek yang akan menjadi sasaran
penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah peserta
didik kelas X IPS 1.
Dalam penelitian kualitatif jumlah responden diketahui ketika
pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengunpulan data diawali dari
mewawancarai informan dan berhenti sampai pada responden yang kesekian
sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi.
Maksudnya adalah berhenti sampai pada informan yang kesekian
ketika informasinya suda “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju
(snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi
dengan para informan sebelumnya.
100
Ibid., h. 69.
101
Ibid., h. 71.
51
102
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2014), h. 263.
103
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
IlmuSosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 109.
104
Uwe Flick, Introducing Research Methodology: A Beginner’s Guide To Doing a
Research Project, (Los Ageles: Sage, 2011), h. 112.
52
3. Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumentasi menjadi data pelengkap
dan sebagai bukti jika penelitian sudah dilakukan.105
Peneliti mendokumentasikan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung di objek wisata Gunung Padang.
F. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat
aktivitas siswa ketika sedang melakukan pembelajaran di Gunung Padang.
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Prmanfaatan Objek Wisata Gunung Padang
Sub
No Variabel Indikator keadaan
Variabel
1. Pemanfaatan Fisik Lithosfer (Batuan)
Objek Pedosfer (Tanah)
Wisata Sosial Sejarah
Gunung Ekonomi
Padang
105
Sukandarrumidi, op. cit., h. 100-101.
53
Tabel 3.3
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pemanfaatan Objek
Wisata Gunung Padang
No Aspek Yang Diamati Indikator Ket.
1. Pra Pembelajaran 1. Pengaturan tempat
duduk
2. Kesiapan pelaksanaan
pembelajaran
2. Kegiatan Membuka 1. Menjawab Salam Guru
Pelajaran 2. Berdoa sebelum
memulai pembelajaran
3. Kegiatan Inti 1. Bersemangat saat
Pembelajaran mengikuti pembelajaran
(Pemanfaatan Gunung 2. Bertanya dengan
Padang Sebagai antusias saat proses
Sumber Belajar) pembelajaran
a. Fisik
b. Sosial 1. Terdapat interaksi antara
guru dan siswa saat
proses pembelajaran
ketika siswa meneliti
batuan dan tanah di objek
wisata Gunung Padang
2. Terdapat interaksi antara
siswa dengan siswa saat
diskusi berlangsung
c. Kognitif 1. Menjawab pertanyaan
yang diajukan guru
2. Mengemukakan
pendapatnya saat proses
pembelajaran
54
2. Lembar Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pengelola Gunung Padang, Guru
Geografi, dan siswa SMAN 1 Cianjur.
Tabel 3.4
Kisi – Kisi Instrumen Wawancara
Aspek
No Wawancara Sub Aspek Masalah
Masalah
1. Pengelola Pemanfaatan 1. Pengetahuan mengenai batuan
Objek Wisata Objek Wisata dan lapisan tanah di Gunung
Gunung Gunung Padang
Padang Padang
Sumber Belajar 1. Informasi mengenai objek
Geografi wisata Gunung Padang sebagai
sumber belajar geografi
2. Pengetahuan mengenai batuan
dan lapisan tanah di Gunung
Padang sebagai sumber belajar
55
Tabel 3.5
Instrument Wawancara
No Wawancara Pertanyaan
1. Pengelola Objek 1. Apakah objek wisata Gunung Padang dapat
Wisata Gunung dijadikan sebagai sumber belajar di sekolah?
Padang Khususnya mata pelajaran geografi!
2. Berapa banyak jumlah wisatawan lokal dan
wisatawan asing yang mengunjungi objek
wisata Gunung Padang dalam 1 Minggu /
bulan?
3. Bagaimana sarana dan prasarana objek
wisata Gunung Padang?
4. Apakah dengan banyaknya para wisatawan
menimbulkan suatu dampak dalam bidang
ekonomi, sosial, budaya?
5. Berapa banyak ilmuan atau para ahli yang
telah meneliti objek wisata Gunung Padang?
6. Menurut anda apakah batuan di Gunung
Padang adalah hasil dari pembangunan oleh
manusia zaman dulu?
7. Berapa banyak batuan yang ada di Gunung
Padang?
8. Menurut anda apakah objek wisata Gunung
Padang memiliki letak yang strategis?
9. Apakah dengan adanya objek wisata
Gunung Padang dapat menambah
pendapatan ekonomi penduduk sekitar?
57
3. Lembar Dokumentasi
Dokumetasi dilakukan sebagai penguat hasil/bukti dari penelitian
telah dilakukan. Dokumen ini berupa foto-foto selama penelitian
berlangsung.
106
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&d, (Bandung: Alfabeta,
2012) h. 274.
107
Ibid.
60
b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat di rekam secara pasti
dan sistematis.108 Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan
ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan
hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan
kekurangannya. Hal tersebut memudahkan peneliti agar dapat
memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa
yang diamati.
c. Member Check
Member Check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang di peroleh sesuai dengan apa yang
di berikan oleh pemberi data.109 Yaitu mendiskusikan kembali dengan
dewan guru dan siswa yang bersangkutan. Namun, jika data yang
diberikan kepada peneliti tidak disepakati, maka peneliti perlu
mengadakan diskusi kembali, sehingga adanya kesepakatan antara
peneliti dan pemberi data. Dengan demikian, maka akan terwujud
kepercayaan pada penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitaas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat pengukur
dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran
yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable.110
Dalam metode kualitatif aspek reliabilitasnya dapat dilihat tergantung dari:
ketajaman observasi, analisis teks, interview dan transcript dari
108
Ibid., h. 272
109
Ibid., h. 276.
110
Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodolgi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h. 112.
61
111
Ibid., h. 31.
112
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2010), h. 158.
113
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013) h. 210.
62
Koleksi Data
Display Data
(Penyajian
Reduksi Data
Kesimpulan/
Verifikasi
Gambar 3.2
Teknik Analisis Data Model Interaktif
Komponen dalam Analisis Data Model Interaktif (Miles dan Huberman, 1992)115
114
Ibid.
115
Ibid., h. 211.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Sejarah Singkat
1. SMA Negeri 1 Cianjur
SMA Negeri 1 Cianjur, terletak di Jalan Pangeran Hidayatullah
No. 62, Sawah Gede, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kabupaten Cianjur secara geografis terletak pada koordinat 106° 42’-
107°25’Bujur Timur dan 6°21’-7°25’ Lintang Selatan, dengan ketinggian
7-2-2.962 mdpl dan memiliki kemiringan 0-40%.116 Peta lokasi SMA
Negeri 1 Cianjur seperti terlihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1
Peta Lokasi Penelitian
116
https://cianjurkab.go.id/profil-cianjur/letak-geografis/(Diaksespada Minggu, 05
November 2017 pada pukul 15.46 WIB).
63
64
Gambar 4.3
Peta Lokasi Penelitian Gunung Padang
68
firoksin ini, pertama, apabila batuan ini tidak dibentuk oleh manusia,
berarti batuan ini adalah hasil dari magma yang mengendap di dalam perut
bumi. Kedua, apabila batuan ini adalah batu gunung yang dibuat oleh
manusia, berarti batuan tersebut adalah batu gunung. Gunung Padang
terdapat lima teras serta memiliki dua jalan. Jalan utama adalah 175 meter
yang terdiri dari 378 tinjakan. Jalan kedua adalah 300 meter yang terdiri
dari beton 371 ditambah 39 batuan. Jumlah naik turun jika melalui semua
tinjakan kurang lebih adalah 788 tinjakan. Berikut adalah teras 1-5
Gunung Padang terdapat pada gambar di bawah ini.
3. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Cianjur, sebelum
penelitian dilakukan, terlebih dahulu melakukan observasi pada tanggal 18
Juli 2018 serta wawancara kepada 8 orang siswa di kelas X-IPS 1. Sampel
yang digunakan ketika penelitian adalah sebanyak 33 siswa, dengan
pertimbangan kelas tersebut memiliki rata-rata kelas lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas lainnya.
Sebelum melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang,
8 orang siswa terlebih dahulu di wawancara mengenai pembelajaran
geografi di dalam kelas, selanjutnya siswa melakukan pembelajaran di
objek wisata Gunung Padang dan 8 orang siswa tersebut di wawancara
kembali mengenai pemanfaatan objek wisata Gunung Padang sebagai
sumber belajar geografi. Berikut ini langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dengan memanfaatkan objek wisata Gunung Padang sebagai
sumber belajar geografi.
73
a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama tanggal 18 Juli 2018, peneliti
melakukan pembelajaran, dalam hal ini peneliti mengulang materi
lithosfer mengenai jenis-jenis batuan dan pedosfer mengenai
karakteristik tanah dan menjelaskan sesuai dengan yang akan di
pelajari di objek wisata Gunung Padang. Materi tersebut telah
diajarkan oleh guru geografi SMAN 1 Cianjur. Jadi, dalam hal ini
peneliti mengulas kedua materi tersebut secara singkat.Kemudian
menjelaskan kepada siswa bahwa pertemuan berikutnya akan
melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang, yaitu
dengan meneliti objek secara langsung. Peneliti menjelaskan tata cara
bagaimana praktik yang akan dilaksanakan di objek wisata Gunung
Padang. Peneliti memperlihatkan peralatan yang akan digunakan
keetika melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang.
Peneliti juga membagikam surat izin dari sekolah kepada siswa X-IPS
1 bahwa kelas tersebut akan melakukan pembelajaran di luar kelas
yaitu di di situs megalithikum objek wisata Gunung Padang.
Pertemuan pertama seperti pada gambar 4.11.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Wawancara
Selain data observasi, peneliti melakukan wawancara guru geografi
kelas X IPS-1 dan 8 siswa yang dipilih sampai menghasilkan titik jenuh,
maksudnya adalah hasil wawancara tersebut memperoleh kesimpulan yang
sama serta dua pengelola objek wisata Gunung Padang.
a. Hasil Wawancara Guru
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan bapak Luthfi
sebagai guru geografi kelas X IPS 1 SMAN 1 Cianjur, pada tanggal 17
Juli 2018 (Keterangan terdapat pada lampiran no. 9).
Sebelum melakukan pembelajaran di objek wisata
Gunung Padang terhadap guru Geografi.
1) Pembelajaran Geografi di Dalam Kelas
Pembelajaran di SMAN 1 Cianjur sudah menggunakan
kurikulum 2013 revisi. Dalam proses pembelajaran geografi bapak
Luthfi mengunakan pendekatan scientific dan ceramah. Terutama
dalam pembelajaran materi lithosfer dan pedosfer siswa hanya
melihat dari gambar dan video serta dari power point tanpa melihat
77
117
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
118
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
78
119
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
79
120
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
80
121
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
81
122
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
123
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
82
124
Lina Yuliyanti, Siswa SMAN 1 Cianjur
125
Intan Nurfadilla, Siswa SMAN 1 Cianjur
83
126
Shahira Putri, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur
127
S. Alief Kresna Imaddudin, Siswa SMAN 1 Cianjur
128
Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMAN 1 Cianjur
129
Ardhi Fajar Haekal, Siswa SMAN 1 Cianjur
84
130
Ajeng Dita Salimah, Siswa SMAN 1 Cianjur
131
Fikri Khaufa, Siswa SMAN 1 Cianjur
85
132
Ajeng Dita Salimah, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur
133
S. Alief Kresna Imaddudin, Siswa SMAN Negeri 1 Cianjur
86
134
Shahira Putri, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur
135
Intan, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur
136
Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur
87
137
Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMAN 1 Cianjur
138
Lina, Siswa SMAN 1 Cianjur
139
Intan, Siswa SMAN 1 Cianjur
140
Ajeng Dita Salimah, Siswa SMAN 1 Cianjur
88
141
Shahira Putri, Siswa SMAN 1 Cianjur
142
Ardhi Fajar Haekal, Siswa SMAN 1 Cianjur
143
S. Alief Kresna Imaddudin
144
Fikri, Siswa SMAN 1 Cianjur
89
145
Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMAN 1 Cianjur
146
Fikri Khaufa, Siswa SMAN 1 Cianjur
147
Ajeng Dita Salimah, Siswa SMAN 1 Cianjur
148
Intan, Siswa SMAN 1 Cianjur
149
Lina, Siswa SMAN 1 Cianjur
150
S. Alief Kresna Imaddudin, Siswa SMAN 1 Cianjur
90
151
Ajeng Dita Salimah, Siswa SMAN 1 Cianjur
91
152
Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMAN 1 Cianjur
153
Lina Yuliyanti, Siswa SMAN 1 Cianjur
154
Ardhi Fajar Haekal, Siswa SMAN 1 Cianjur
92
155
Bapak Nanang, Pengelola Objek wisata Gunung Padang
156
Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
93
160
Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunun padang
95
161
Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
162
Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
96
163
Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
164
Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
97
165
Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
166
Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
167
Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
98
Keerangan:
Pada hasil praktikum siswa tersebut membahas mengenai
perhitungan karakteristik tanah yang terdiri dari penentuan sifat
fisika tanah, kimia tanah dan biologi tanah. Masing-masing
kelompok meneliti tanah kurang lebih diberi jarak 5-10 meter.
103
Kelompok 2
Pada kelompok 2 penelitian pertama memiliki titik
koordinat 6099,664’LS dan 107003,383’BT, tekstur tanah berpasir,
berwarna coklat tua, memiliki pH 7, fertility 6,5 kurang subur,
setelah menggunakan HCL tanah sedikit bergelembung, setelah
menggunakan H2O2 tanah bergelembung. Dari penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa tanah yang diteliti subur. Karena,
memiliki sedikit kandungan kapur tetapi memiliki kandungan
organik. Penelitian pertama pada kelompok 2 seperti pada gambar
4.16.
105
Gambar 4.17
Penelitian Kedua Kelompok 2
Kelompok 3
Pada kelompok 3 penelitian pertama memiliki titik
koordinat 06059.536’LS dan 107003.365’BT, tekstur tanah liat,
106
Kelompok 4
Pada kelompok 4 penelitian pertama memiliki titik
koordinat 06059.534’LS dan 107003,379’BT, tekstur tanah
lempung berair, berwarna coklat kehitaman, memiliki pH 3,
fertility 4,5 subur, setelah menggunakan HCL tanah tidak
bergelembung, setelah menggunakan H2O2 tanah bergelembung.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tanah yang
diteliti adalah subur, karena tidak memiliki kandungan zat kapur
dan memiliki banyak kandungan organik. Penelitian kedua pada
kelompok 4 seperti pada gambar 4.20.
\
Sumber: Dokumen Pribadi 2018
Gambar 4.22
Penelitian Pertama Kelompok 5
168
Lampiran 10 Transkip Wawancara
111
Hal ini membuat siswa belajar dengan mudah dan cepat memahami
materi-materi yang diajarkan termasuk pendalaman materi mengenai objek
kajian litosfer dan pedosfer yang ada dalam mata pelajaran geografi.
Pemahaman mengenai litosfer dan pedosfer dianggap lebih mudah karena
dapat melihat secara langsung bentuk-bentuk dari batuan dan tanah. Hal
tersebut sesuai teori outdoor learning yang disampaikan oleh John Amos
Comenius yang mengatakan bahwa:
“Was a strong advocate of sensory learning who believed that the
child should experience the actual object of study before reading about
it. He thought the use of the sense - seeing, hearing, tasting, and
touching - were the avenues through which children were to come in
contact with the natural world. In preparation for the later study of
natural sciences, children should first gain acquaintance with objects
such as water, earth, fire, rain, plants, and rocks”.170
169
Ibid., h. 106.
170
Jakiatin Nisa, “Outdoor Learning Sebagai Metode Pembelajaran IPS Dalam
Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan”, 2015, .Jurnal Sosio Didaktika, h. 2.
112
selanjutnya, anak-anak harus mengenali objek alam seperti air, bumi, api,
hujan, tumbuhan dan bebatuan.
Partisipan Muhammad Luthfi sebagai guru mata pelajaran geografi
mengatakan bahwa Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar
dalam berbagai ilmu terutama ilmu sosial. Geografi termasuk ke dalam ilmu
sosial di mana mata pelajaran geografi terdapat pada rumpun IPS. Jadi, sudah
jelas dapat dijadikan sebagai sumber belajar geografi. Dalam hal ini kita dapat
meneliti suatu objek dengan sudut pandang geografinya. Partisipan Alifa juga
mengatakan bahwa, objek wisata Gunung Padang sangat bermanfaat untuk
dijadikan materi dalam pembelajaran geografi. Dengan memanfaatkan objek
wisata, secara tidak langsung telah menerapkan Permen No. 22 Tahun 2006
yang menjelaskan bahwa sumber belajar dapat dilaksanakan dengan
mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah
untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara
optimal. Selain itu juga, telah menerapkan salah satu model pembelajaran
yang dikemukakan oleh Trianto yaitu model integrasi berdasarkan potensi,
yaitu dengan memanfaatkan potensi wisata.171 Sehingga, siswa dapat belajar
dengan memanfaatkan potensi yang ada dalam objek wisata Gunung Padang.
Pembelajaran di objek wisata juga memiliki manfaat yang besar dalam
kegiatan pembelajaran. Seperti pada jurnal penelitian yang dilakukan Emirta
bahwasannya siswa dapat memetik nilai-nilai yang terdapat pada objek wisata
serta dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa merasakan
pembelajaran yang kreatif dan bermakna serta memberikan pengalaman
belajar secara langsung.172
Dalam pembelajaran kita dapat mengetahui faktor-faktor yang ada
pada diri individu, salah satu faktor intern atau faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar yaitu perhatian. Untuk dapat menjamin hasil
belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan
171
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Surabaya .prestasi
Pustaka, 2007), h. 130.
172
Emirta, Hanapi, dan Hariyono, Pemanfaatan Objek Wisata Sebagai Sumber
Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Penelitian. Universitas Negeri Malang, h. 3.
113
yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka
timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.173 Seperti hasil
wawancara siswa yang penulis lakukan, rata-rata siswa bosan dengan
pembelajaran geografi di dalam kelas174, maka guru geografi perlu melakukan
perhatian kepada siswa agar siswa tersebut tidak bosan dan membangkitkan
kembali semangat belajar siswa dalam belajar geografi di sekolah.
Dengan menggunakan perhatian pada individu yang sedang belajar
seperti penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulis Setyaningsih, guru
harus pandai-pandai menarik perhatian siswa-siswanya. Pada akhirnya ketika
guru berhasil menarik perhatian siswa-siswanya dengan mengajak ke museum
atau memperkenalkan museum kepada siswa maka akan menimbulkan
pemahaman yang baik kepada siswa.175
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum bahwa pemanfaatan objek
wisata Gunung Padang sebagai sumber belajar geografi yang dimanfaatkan
dalam materi lithosfer (batuan) dan pedosfer (tanah), siswa sebelum
melakukan pembelajaran geografi di objek wisata Gunung Padang siswa rata-
rata kurang termotivasi untuk belajar geografi karena materi geografi yang
sangat banyak sehingga membuat siswa menjadi bosan dan jenuh ketika
mempelajarinya. Siswa kelas X-IPS 1 telah mempelajari materi lithosfer
(batuan) dan pedosfer (tanah) sebelumnya, tetapi siswa belum pernah
mempraktikkanya.176 Sehingga belajar di objek wisata Gunung Padang sangat
bermanfaat karena dapat menambah wawasan, siswa dapat lebih memahami
karena melihat objek secara langsung, menambah ilmu pengetahuan,
mengetahui jenis batuan dan karakteristik tanah di objek wisata Gunung
Padang, siswa merasa senang karena belajar di alam dan pembelajaran akan
lebih bermakna, serta menambah rasa syukur kepada Allah swt. dapat
173
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhiny, (Jakarta : PT Rineka
Cipta. 2010), h.56
174
Lampiran 2, Transkip Wawancara
175
Sulis Setyaningsih, “Pemanfaatan Museum Mahameru Sebagai Sumber Belajar Sejarah
Siswa Kelas VII smp Negeri 2 Blora Tahun Ajaran 2007 – 2008”, Skripsi, pada Universitas Negeri
Semarang, Semarang, 2007, h. 71.
176
Lampiran 2, Transkip Wawancara
114
177
Lampiran 10, Transkip Wawancara
178
Qonitta Surayya, “Persepsi Siswa Terhadap Fungsi Hutan Mangrove Karangsong
Sebagai Sumber Belajar Geografi, Jurnal Sosio Didaktika, 2017, h. 71.
179
Jakiatin Nisa, “Outdoor Learning Sebagai Metode Pembelajaran IPS Dalam
Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan”, 2015, .Jurnal Sosio Didaktika, h. 8.
180
Febrilian Gemilang Putra, “Pemanfaatan Kebun Raya Bogor Sebagai Sumber
Pembelajaran Geografi Pada SMA Bina Insani Bogor”, Skripsi, pada Program Studi Ilmu
Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta,
2015, h. 6.
115
D. Keterbatasan Penelitian
Pemanfaatan objek wisata Gunung Padang tersebut tidak secara
langsung dapat terlaksana terdapat berbagai kendala yang harus dihadapi.
Kendala tersebut antara lain adalah:
1. Waktu
Waktu kunjungan yang dapat dilakukan oleh siswa adalah waktu
dimana pada saat hari senggang atau libur yaitu hari Sabtu dan Minggu.
Padahal objek wisata Gunung Padang disaat hari libur sangat banyak
pengunjung. Maka dari itu siswa berangkat pada hari Sabtu pukul 07.00
karena jika berangkat siang hari dikhawatirkan pembelajaran di objek
wisata Gunung Padang menjadi tidak kondusif karena ramainya
pengunjung.
2. Perijinan
Perijinan menjadi kendala dalam melakukan pembelajaran di objek
wisata Gunung Padang. Penyebabnya adalah pihak sekolah khawatir jika
181
Agus Mursidi, “Pemanfaatan Museum Blambangan Sebagai Sumber Belajar Sejarah
(Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Kabupaten Banyuwangi)”, Skripsi, pada Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2009, h. 117.
116
3. Komunikasi
Pada saat sebelum melakukan pembelajaran di objek wisata
Gunung Padang, siswa terlihat antusias ketika peneliti memberi tahu
bahwa pembelajaran selanjutnya siswa akan belajar di luar kelas yaitu di
objek wisata Gunung Padang, ternyata dari 33 siswa hanya 14 siswa yang
mengikuti pembelajaran di objek wisata Gunung Padang, padahal siswa
tersebut sudah berjanji kepada peneliti dan sangat dianjurkan oleh gurunya
untuk mengikuti pembelajaran di objek wisata Gunung Padang.
4. Jarak
Jarak tempuh dari tempat tinggal peneliti dan sekolah yang cukup
jauh mengakibatkan penelitian harus dilakukan dengan waktu yang cukup
lama dan mengeluarkan dana lebih banyak.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pemanfaatan objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber
belajar geografi dalam materi lithosfer (batuan) dan pedosfer (tanah).
Lithosfer yang berarti lapisan batuan dalam hal ini siswa dapat
menganalisis batuan-batuan yang terdapat di Gunung Padang. Pedhosfer
yang berarti lapisan tanah dalam hal ini siswa dapat meneliti tanah yaitu
dengan menentukan sifat fisika, kimia dan biologi tanah.
2. Persepsi guru dan siswa tentang pemanfaatan objek wisata Gunung Padang
sebagai sumber belajar geografi, di dapat melalui wawancara meliputi,
pengetahuan mengenai lithosfer dan pedhosfer di Gunung Padang serta
informasi mengenai objek wisata Gunung Padang sebagai sumber belajar
geografi. Sebelum melakukan pembelajaran geografi di objek wisata
Gunung Padang siswa merasa bosan dengan pembelajaran di dalam kelas,
siswa merasa bahwa pembelajaran geografi itu sulit, siswa kurang
termotivasi untuk belajar geografi karena materi geografi yang sangat
banyak sehingga membuat siswa merasa jenuh ketika mempelajari
geografi di dalam kelas. Setelah melakukan pembelajaran di objek wisata
Gunung Padang siswa kelas X-IPS 1 merasa senang karena belajar di alam
dapat melihat objek secara langsung, pembelajaran lebih bermakna, serta
menambah rasa syukur kepada Allah swt. dapat berkunjung ke objek
wisata budaya yang merupakan peninggalan sejarah situs megalithikum.
Siswa dapat lebih memahami materi, karena melihat objek secara
langsung, menambah ilmu pengetahuan, mengetahui jenis batuan dan
karakteristik tanah di objek wisata Gunung Padang.
117
118
B. Implikasi
1. Dengan adanya objek wisata Gunung Padang guru mempunyai sumber
belajar tambahan yang bersifat holistik (menyeluruh) yang artinya Gunung
Padang dapat dijadikan sumber belajar dalam berbagai macam pelajaran,
baik itu pelajaran geografi, sosiologi, sejarah, ekonomi, dan lain-lain.
2. Objek wisata Gunung Padang dapat lebih terbenah karena objek wisata
Gunung Padang bukan hanya sebagai objek wisata tetapi juga dapat
dijadikan sebagai sumber belajar.
C. Saran
1. Bagi sekolah di Kabupaten Cianjur dengan diketahuinya bahwa sumber
belajar itu merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran. Oleh
karena itu, diharapkan dalam proses perizinan untuk melaksanakan
pembelajaran di luar kelas dapat lebih dipermudah.
2. Bagi para guru, guru merupakan orang yang langsung berhubungan
dengan dengan siswa, maka suatu kewajiban bagi guru untuk memberikan
sumber belajar. Guru diharapkan dapat memanfaatkan sumber belajar yang
berada di alam sekitar agar siswa dapat lebih memahami materi pelajaran
yang dipelajari.
3. Bagi siswa, seharusnya terus mengembangkan cara untuk mencari
informasi yang tersedia di sekitar yang dapat dijadikan sebagai sumber
belajar, karena tidak selalu guru dpat menjelaskan semua hal. Oleh karena
itu, diperlukan keaktifan dari siswa untuk mencari informasi yang
berkaitan dengan pembelajaran, baik di lingkungan sekitar, memanfaatkan
objek wisata, ataupun juga melalui internet dan media cetak lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks
Akbar, Ali. Situs Gunung Padang Misteri dan Arkeologi. Jakarta : Change
Publicatio, 2013.
Arjana I Gusti Bagus. Georafi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2016.
Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan IlmuSosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2009.
Cendikia, Tim Alfa. Saat-Saat Jelang Ujian Nasional Geografi 2016/2017.
Bandung, Penerbit Sewu, 2016.
Dariyo, Agoes. Dasar – Dasar Pedagogi Modern. Jakarta: PT Indeks, 2013.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indnesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Edisi ketiga.
Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Endarto, Danang. Geografi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.
Eggen, Paul dan Kauchak, Don. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berfikir. Jakarta: PT Indeks, 2012.
Flick Uwe, Introducing Research Methodology: A Beginner’s Guide To Doing a
Research Project, Los Ageles: Sage, 2011.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta : Bumi
Aksara, 2013.
Hakim, Lukmanul. Perencaaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima,
2009.
Hanifah, Nanang dan Suhana, Cucu. Konsep Strategi pembelajaran. Bandung:
Refika Aditama, 2012.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta : Salemba Humanika, 2010.
Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya.
Bandung: Refika Aditama, 2013.
Mahmud, Marzuki. Landasan Pendidikan. Ciputat: Haja Mandiri, 2013.
120
121
Muljadi dan Warman, Andri. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta :PT Raja
Grafindo Jakarta, 2016.
Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2015.
Nasution, S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2013.
Nasution. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Nata, Abudin. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Prenada Media Grup, 2011.
Nurochim. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: RajaGrafindo
Persadam, 2013.
Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitati Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.
Ratna Wilis Dahar. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga, 2011.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009.
Rohani, Ahmad. Media Instruksinal Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta, h. 1997. Cet.
1.
Sabri, Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Sindhu, Yasinto. Geografi Jilid 1 Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Perminatan.
Jakarta : Erlangga, 2013.
Slameto. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010.
Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks,
2011.
Soedijarto. Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta: PT Gramedia,
2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&d, (Bandung:
Alfabeta, 2012) h. 274.
Suharyono. Geografi & Lingkungan Hidup Dalam Pendidikan dan Pengajaran.
Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014.
Sukandarrumidi, dkk. Geologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2014.
122
Jurnal
Emirta, Hanapi, dan Hariyono, Pemanfaatan Objek Wisata Sebagai Sumber
Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Penelitian. Universitas Negeri
Malang.
Jakiatin Nisa, “Outdoor Learning Sebagai Metode Pembelajaran IPS Dalam
Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan” Jurnal Sosio Didaktika :
2015.
Qonitta Surayya, “Persepsi Siswa Terhadap Fungsi Hutan Mangrove Karangsong
Sebagai Sumber Belajar Geografi”, Jurnal Sosio Didaktika : 2017.
123
Skripsi
Agus Mursidi, “Pemanfaatan Museum Blambangan Sebagai Sumber Belajar
Sejarah (Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Kabupaten
Banyuwangi)”, Skripsi, pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Surakarta : 2009.
Febrilian Gemilang Putra, “Pemanfaatan Kebun Raya Bogor Sebagai Sumber
Pembelajaran Geografi Pada SMA Bina Insani Bogor”, Skripsi, pada
Program Studi Ilmu Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta : 2015
Sulis Setyaningsih, “Pemanfaatan Museum Mahameru Sebagai Sumber Belajar
Sejarah Siswa Kelas VII smp Negeri 2 Blora Tahun Ajaran 2007 –
2008”, Skripsi, pada Universitas Negeri Semarang, Semarang, : 2007..
Website
https://cianjurkab.go.id/profil-cianjur/letak-geografis/(Diaksespada Minggu, 05
November 2017 pada pukul 15.46 WIB).
.
124
LAMPIRAN
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
PROFIL SEKOLAH
2. Perempuan 44 11 55 712
b. Data RombonganBelajar
P 260
P 250
P 202
c. Data SaranadanPrasarana
No Uraian Jumlah
1. RuangKelas 42
2. Ruang Lab 9
3. RuangPerpustakaan 2
Total 53
144
Lampiran 3
Lembar Wawancara Siswa
(Sebelum Penelitian)
A. Responden 1
Identitas Umum
1. Nama : Alifa Ufaira Yusuf
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Perempuan
Pertanyaan
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab : Seru, tapi membosankan. Gimana pembawaannya kalaudikasih
visual-visual gampang diseraplah.
2. Emang gurunya suka menggunakan metode pembelajaran apa?
Jawab : Kalau guru saya sih lebih sering memakai ppt gitu.
3. Pernah melakukan pembelajaran di luar kelas belum?
Jawab : Pernah di halaman ini, dalam materi pedosfer.
4. Materinya langsung dipraktekan di tanah gitu?
Jawab: Iya teh, cuma tekstur tanah aja lembut atau kasar kayak gitu.
5. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab : Tidak begitu bosan, karena itu kan pelajaran yang wajib buat
rumpun IPS, jadi mau tidak mau jangan merasa bosan.
6. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab : Ya mengetahui, walaupun sedikit lupa.
7. Kajian litosfer itu apa? Pedosfer itu apa?
Jawab: pokoknya litosfer itu batuan, dan pedosfer itu tanah, macam-
macamnya saya lupa lagi teh.
8. Apakah anda memahami materi tersebut?
Jawab : Memahami.
9. Sejauh mana anda memahaminya?
Jawab : Macam-macam litosfer seperti batuan-batuan beku, pedosfer lupa
lagi teh.
145
B. Responden 2
Identitas Umum
1. Nama : Lina
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Perempuan
Pertanyaan
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab : Cukup sulit, tapi kalau selalu diperhatiin cukup mudah gitu.
2. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab : Bosan. Tetapi tergantung pembawaan materinya, kalau misalkan
gurunya bikin seneng gitu jadi ke kitanya juga jadi pengen belajar gitu.
3. Apakah guru yang sekarang selalu bikin seneng di kelas?
Jawab: Seneng sih, seru.
4. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab : Tidak terlalu.
5. Apakah anda memahami materi tersebut?
Jawab : Memahami, cuma tidak terlalu.
6. Sejauh mana anda memahaminya?
Jawab : Tidak terlalu.
7. Litosfer itu kan batuan, pedosfer itu tanah, kita-kira kamu masih ingat gak
sama materi itu?
Jawab: Aduh teh lupa lagi, paling pernah mengetahui macam-macam
batuan dan tanah aja.
8. Apakah pernah melakukan pembelajaran di luar kelas?
Jawab: Mmmmm, pernah sih teh sekali materi tanah, cuma tekstur nya aja
tapi.
146
C. Responden 3
Identitas Umum
1. Nama : Intan
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Perempuan
Pertanyaan
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab : Materinya terlalu banyak, kalau dibarengi dengan praktek juga
susah buat dipahami.
2. Apakah bapak guru geografi pernah melakukan pembelajaran di luar
kelas?
Jawab: Pernah sih sekali.
3. Dalam materi apa?
Jawab: Tentang tanah, mempraktekan tekstur tanah.
4. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab : Iya lumayan bosan, soalnya materinya terlalu banyak.
5. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab : Sedikit
6. Apa itu litosfer dan pedosfer?
Jawab: Litosfer itu batuan, pedosfer itu lapisan tanah.
7. Apakah anda memahami materi tersebut:?
Jawab : Memahami, tapi tidak terlalu paham banget.
8. Sejauh mana anda memahaminya?
Jawab : Tidak terlalu jauh sih teh, palingan hanya mengetahui jenis-jenis
batuan sama jenis-jenis tanah aja. Kayak ada batuan andesit, konglomerat
udah weh lupa lagi ih.kalau tanah mah apa ya, lupa lagi hehe.
148
D. Responden 4
Identitas Umum
1. Nama : Fikri
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Perempuan
Pertanyaan
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab : Sangat bosan soalnya gimana yah bosan belajar di kelas terus, gak
kayak di alam.
2. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab : Sulit dan membosankan.
3. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab : Tahu.
4. Apa itu litosfer dan pedosfer?
Jawab: Ya tahu, tapi lupa lagi teh.
5. Litosfer kan batuan, pesdofer itu tanah. Udah inget belum?
Jawab: Ya inget teh, cuma inget batuan dan tanahnya aja.
6. Apakah anda memahami materi tersebut:
Jawab : Sedikit.
7. Sejauh mana anda memahaminya?
Jawab : Sejauh mungkin, sekedar hanya mengetahui batuan.
8. Emang ada batuan apa aja?
Jawab: lupa lagi teh.
149
E. Responden 5
Identitas Umum
1. Nama : Ajeng Dita Salimah
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Perempuan
Pertanyaan:
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab: Kadang bosan kadang nggak. Soalnya jam pelajarannya kan siang
sehabis istirahat jadi kadang ngantuk.
2. Pembelajaran yang disampaikannya itu bagaimana, kok bisa cepet lupa?
Jawab: Ya pembelajarannya lebih ke informasi gitu, penjelasan-penjelasan
gitu.
3. Gurunya suka menggunakan metode pembelajaran apa?
Jawab: Cuma presentasi doang paling.
4. Pernah melakukan pembelajaran di luar kelas?
Jawab: Belum pernah. Kata temen sih pernah tapi waktu itu aku ga masuk
karena lagi di oprasi.
5. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab: Sangat bosan, soalnya gitu banyak materinya.
6. Tapi kalau melakukan pembelajaran di luar kelas seneng gak?
Jawab: Senenglah.
7. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Tidak tahu teh, gatau lupa ketang.
8. Apakah anda memahami materi tersebut?
Pernah memahami tentang batuan dan tanah, tapi sekarang lupa banget.
9. Sejauh mana anda memahaminya?
Tidak tahu.
150
F. Responden 6
Identitas Umum
1. Nama : S. Alief Kresna Imaddudin
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
Pertanyaan:
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab: Pembelajarannya suka menggunakan ppt terus.
2. Tapi kamu mengerti kan dari setiap penjelasan yang sudah disampaikan?
Jawab: Bingung dan tidak mengerti.
3. Memangnya yang disampaikan guru bagaimana kok bisa bingung dan
tidak mengerti?
Jawab: Euuuh, kadang ngerti kadang nggak gimana metode
pembelajarannya aja.
4. Memang suka menggunakan metode pembelajaran apa?
Jawab: PPT, kadang suka dikasih pertanyaan-pertanyaan gitu.
5. Apakah guru pernah membawa alat peraga sebagai media pembelajaran?
Jawab: Euuuuh, belum ga pernah bawa alat-alat.
6. Pernah melakukan pembelajaran di luar kelas belum?
Jawab: Pernah di sana di halaman, kayak mengenal tekstur tanah, itu tanah
gambut atau tanah apa.
7. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab: Menurut aku sih, kan geografi banyak banget materinya jadi susah
dipahami, materinya ada yang masuk ada yang nggak, tapi yang pasti
cepet lupa.
8. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Kurang paham.
151
A. Responden 7
Identitas Umum
Nama : Shahira Putri
Kelas : X-IPS 1
Jenis Kelamin : Perempuan
Pertanyaan:
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab: Kadang mah membosankan, Cuma karena geografi teh dipikir-
pikir mah penting buat kedepannya biar tahu kalau misalkan nanti
kuliahnya gimana.
2. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab: Ya bosan.
3. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Lupa lagi.
4. Apakah anda memahami materi tersebut?
Jawab: Paling kalau dari 100% aku Cuma 50% nya.
5. Sejauh mana anda memahaminya?
Jawab: Paham, Cuma kalau misalkan lagi baca buku, Cuma kalau lagi gak
baca mah ngebleng. Pernah sih melakukan praktek sekali tapi Cuma
megang tanah aja teksturnya doang.
6. Gurunya suka menggunakan metode pembelajaran apa?
Jawab: Pak lutfi sih suka menggunakan power point, terus dibikin
kelompok.
7. Apakah pernah melakukan pembelajaran di luar kelas?
Jawab: Pernah sekali, neliti tanah.
8. Apakah kamu senang jika pembelajaran geografi dilakukan di luar
sekolah?
Jawab: Senenglah teh, pembelajaran jadi tidak membosankan.
153
G. Responden 8
Identitas Umum
1. Nama : Ardhi Fajar Haekal
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pertanyaan
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab: “Nggak bosan, karena pak Lutfi kalau belajar suka nyuruh
anaknya supaya dapet nilai, jadi kalau misalnya bisa menjawab dapet 100,
tetapi saya tidak termasuk orang tersebut.
2. Emang kenapa kalau memakai ppt terus?
Jawab: Lebih ngerti sih daripada ceramah.
3. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab: Selalu menggunakan ppt terus.
4. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Lupa lagi.
5. Apakah anda memahami materi tersebut:
Jawab: Pahami, cuma lupa lagi.
6. Sejauh mana anda memahaminya?
Jawab: Pokoknya ngerti we teh kalau baru disampaikan, tetapi setelah
gurunya keluar kelas sudah lupa.
7. Apakah guru geografi pernah melakukan pembelajaran di luar kelas?
Jawab: Pernah sekali di luar kelas.
8. Dalam materi apa?
Tanah kalau gak salah.
154
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Negeri 1 Cianjur
Mata pelajaran : Geografi
Kelas/semester : X/2
Tahun pelajaran : 2017/2018
Materi pokok : Dinamika Litosfer dan Dampaknya Terhadap
Kehidupan
Sub Tema : 1. Dinamika Perubahan Lithosfer
2. Dinamika Perubahan Pedosfer
Alokasi waktu : 3x45 menit
C. TujuanPembelajaran
Setelah mempelajari unit ini, siswa diharapkan mampu:
1. Mendeskripsikan pengertian lithosfer dan pedosfer.
2. Mengetahui karakteristik tanah.
3. Mengidetifikasi jenis batuan dan tanah di gunung padang.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian lithosfer dan pedosfer.
2. Karakteristik Tanah.
3. Jenis batuan dan tanah di gunung padang.
E. Metode/ PendekatanPembelajaran
Pendekatan :Scientific Learning
Metode : Menggunakan metode karyawisata atau praktikum
lapangan
F. Media/Alat/Sumber Pembelajaran
Media Pembelajaran : Buku pedoman karyawisata dan atau praktikum
lapangan.
156
G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
No Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan
a. Guru memberi salam.
b. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
siswa untuk melakukan praktikum lapangan di
objek wisata gunung padang dengan diawali
berdoa dan mengecek kehadiran siswa.
c. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk
300
melakukan praktikum lapangan di objek wisata
gunung padang.
d. Guru memberikan pengarahan mengenai tata
tertib ketika melakukan pembelajaran di objek
wisata gunung padang.
e. Guru memberikan buku pedoman praktikum
lapangan.
2. Kegiatan Inti
1. Mengamati:
a. Guru memandu siswa untuk melakukan observasi di
objek wisata gunung padang.
b. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai apa itu
850
lihosfer dan pedosfer, serta jenis litosfer dan
pedosfer di objek wisata gunung padang, yang
disampaikan oleh guru.
c. Siswa mengamati jenis batuandan tanahyang
terdapat di objek wisata gunung padang.
157
2. Menanya:
a. Setelah diberi penjelasan oleh guru dan melihat
secara langsung jenis batuan di gunung padang,
guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya dan memberikan pendapatnya
mengenai batuan dan tanah agar terjadi interaksi
antara guru dan siswa, siswa dan siswa.
a.
3. Mengumpulkan data:
a. Guru meminta siswa untuk mengerjakan instrument
observasi yang dibagikan pada masing-masing
siswa.
4.Mengasosiasi/Menalar:
a. Siswa menganalisis jenis-jenis batuan dan tanah di
objek wisata gunung padang.
b. Siswa mengisi lembar observasi yang telah
disedikan masing-masing.
5. Mengomunikasikan:
a. Guru menyajikan gambar batuan dan tanah di
objek wista gunung padang untuk memperkuat
pemahaman siswa.
b. Siswa melakukan wawancara ke pengelola objek
wisata gunung padang dan menyajikannya di
buku pedoman praktikum.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberikan pertanyaan untuk menetapkan
pengetahuan yang telah dipelajari siswa.
200
b. Guru memberikan kesimpulan.
c. Guru menutup pelajaran.
d. Salam dan berdoa sebelum perjalanan pulang.
158
H. Penilaian
Kompetensi Inti Teknik Bentuk Instrumen
Kompetensi Inti I dan II Pengamatan Sikap Lembar pengamatan
sikap rubrik
Kompetensi Inti III dan IV Tes Unjuk Kerja Tes uji petik kerja dan
Rubrik
Tes Tertulis Lembar kerja siswa
I. Lampiran
Bahan Ajar (Materi) dalam bentuk buku panduan karyawisata objek
wisata Gunung Padang.
Lampiran 5
PANDUAN STUDI WISATA
Objek Wisata Gunung Padang
JAKARTA
2018
160
KELENGKAPAN DATA
Kelas : …………………………………………………………………..
Kelompok : …………………………………………………………………..
11140150000041
161
Saat ini Gunung Padang menjadi tempat wisata di Cianjur serta dikelola
langsung oleh pemerintah maupun masyarakat lokal.
162
A. Lithosfer
1. Pengertian Lithosfer
Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya
lapisan.Jadi, litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar.
2. Batuan Pembentuk Lithosfer
a) Batuan Beku
Batuan Beku (Igneous rock) merupakan jenis batuan yang
terbentuk dari pembekuan magma gunung api.Berdasarkan genesa atau
lokasi terjadinya, batuan beku dibedakan menjadi dua kelompok
utama, yaitu sebagai berikut.
1) Batuan Intrusiva, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam
litosfer atau di dalam kantung-kantung magma. Beberapa contoh
batuan intrusi antara lain Granit, Sienit, Diorit, dan Gabro.
Dilihat dari bentuk dan strukturnya, batuan intrusiva antara lain
sebagai berikut.
163
3. Macam-Macam Batuan
a. Batuan Intrusiva
1. Batuan Granit
2. Batuan Sienit
3. Batuan Diorit
4. Batuan Gabro
5. Batuan Riolit
Manfaat: Menunjang
pembangunan gedung.
165
6. Batuan Traktit
7. Batuan Andesit
Karakteristik:Morfologi batuan
andesit dapat dikenali dari warna
abu-abu yang dominan sampai
merah.
8. Batuan Dasit
9. Batuan Basal
Tekstur: kasar
Tekstur: kasar.
Tekstur: kasar
Karakteristik: biasanya
terbentuk dari pecahnya kristal
kuarsa berukuran pasir.
Tekstur: halus
15. Batubara
Tekstur: halus
B. Pedosfer
1. Karakteristik Tanah
d. Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah diantaranya adalah warna tanah, tekstur tanah,
struktur tanah, konsistensi tanah, bobot isi (bulk density) dan bobot
jenis (particle’s density), kedalaman efektif tanah, drainase,
permeabilitas tanah, potensi mengembang dan mengkerut, serta
indeks pengembangan dan kematangan tanah (nilai n).
e. Sifat Kimia Tanah
5) Derajat kemasaman tanah (pH). Nilai pH menunjukkan
banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+1). Nilai pH berkisar
dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral, sedangkan pH kurang
dari 7 disebut masam, dan pH lebih dari 7 disebut alkali/basa.
6) C-Organik. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan
berdasarkan jumlah C-Organik. Kandungan C-Organik di tanah
harus dipertahankan tidak kurang dari 2 persen.
7) N-Total. Nitrogen merupakan unsur hara makroesensial yang
berasal dari bahan organik, pengikatan oleh mikroorganisme
dari N udara, pupuk, dan air hujan.
169
2. Lembar Observasi
a) Observasi Jenis Batuan Gunung Padang
Keterangan
No Jenis Batuan Geologi (bentuk, ukuran, jenis,
material)
1.
2.
3.
4.
5.
172
Vegetasi
Kelompok
Flora Fauna
174
c) Sejarah
d) Ekonomi
Gunung Padang
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
175
8.
9.
10.
176
Lampiran 6
Aspek Yang
No Indikator Keterangan
Diamati
1. PraPembelajara 1. Pengaturan 1. Siswa duduk melingkar
n tempat duduk. dengan rapi.
2. Kesiapan 2. Siswa sangat antusias
pelaksanaan menerima pembelajaran
pembelajaran. mengenai litosfer dan
pedosfer Gunung Padang.
2. Kegiatan 1. Menjawab Salam 1. Seluruhsiswamenjawabsalam
MembukaPelaj Guru. dari guru.
aran 2. Berdoa sebelum 2. Siswa mampu membaca doa
memulai bersama sebelum
pembelajaran. pembelajaran berlangsung.
3. KegiatanIntiPe 1. Bersemangat saat 1. Siswa semangat ketika
mbelajaran mengikuti pembelajaran berlangsung.
pembelajaran. 2. Siswa mampu bertanya saat
d. Fisik
2. Bertanya dengan proses belajar sedang
antusias saat dilaksanakan.
proses
pembelajaran.
b. Sosial 1. Terdapat interaksi 1. Sangat baik.
antara guru dan
2. Sangat baik, berjalan dengan
siswa saat proses
177
2. Terdapat interaksi
antarasiswa
dengan siswasaat
diskusi
berlangsung.
Lampiran 7
1. Andesit Firoksin
2. Kuarsit
3. Batu Pasir
4. Rijang
181
3. Granuler Coklat
1. 6 Sedikit
bergelembung
1. 7 Bergelembung
2. 7 Tidak
bergelembung
2. 7 Tidak
bergelembung
3. 6,5 Tidak
bergelembung
3. 6,5 Bergelembung
4. 3 Tidak
bergelembung
4. 6 Bergelembung
5. 7 Tidak
bergelembung
5. 7 Tidak
bergelembung
-
184
Vegetasi
Kelompok
Flora Fauna
Rumput Semut
1.
Paku-pakuan Cacing tanah
2.
Pohon pisang Belalang
3.
Lumut tanduk Kupu-kupu
4.
Daun pandan Nyamuk
5.
4. Sejarah
5. Ekonomi
Manfaat objek wisata
No
Gunung Padang
1. Sebagai ojek penelitian
5. Menambah wawasan
7.
8.
9.
10.
186
Lampiran 8
Identitas Umum
1. Wawancara ke : 1 (Satu)
2. Nama : Zainal Arifin (Kepedulian Masyarakat Situs Gunung
Padang)
3. Waktu : 14 Juli 2018
Pertanyaan
1. Apakah objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar
di sekolah? Khususnya mata pelajaran geografi!
Jawab: Yang pasti sangat mendukung sekali, karena kalau kita perhatikan dari
nilai-nilai yang ada terdapat nilai sejarah dan seni di Gunung Padang
yang merupakan salah satu pembayaran untuk masyarakat Indonesia
terutama seperti itu, dalam geografi pun pastinya sangat bermanfaat,
karena masyarakat tempo dulu terutama Gunung Padang sendiri lebih
kepada masa kejayaan manusia megalithikum tentunya berbagai nilai
seni, sejarah dan ilmu pengetahuan sangat bermanfaat.
5. Apakah Gunung Padang sudah dikenal sebagai salah satu objek wisata di
mancanegara?
Jawab: Kalau kita perhatikan di internet sepertinya sudah di kenal di
mancangara karena para turis sendiri mengetahui Gunung Padang itu
dari internet.
9. Berapa banyak ilmuan atau para ahli yang telah meneliti objek wisata Gunung
Padang?
Jawab: Yang melakukan riset di Gunung Pdang ini ialah berbagai disiplin
ilmu, baik itu arkeologi, astronomi, ataupun geografi.
10. Menurut anda apakah batuan di Gunung Padang adalah hasil dari
pembangunan oleh manusia zaman dulu?
Jawab: Kalau batuannya sendiri kita terdapat dua versi, kalau dari kajian
ilmiahnya terbentuntuk secara ilmiah karena berasal dari lelehan
magma, dipengaruhi oleh penekanan luar biasa kemudian membentuk
batuan columnar seperti itu, tetapi untuk cerita masyarakat sendiri
kita lihat dari cerita foklornya batuan tersebut berasal dari suatu
daerah kemudian di bawa ke Gunung Padang untuk pemujaan
mereka.
12. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang memiliki letak yang
strategis?
Jawab: Kalau dilihat dari segi keamanan sangat strategis karena tempatnya
tidak di tengah-tengah pemukiman masyarakat, jadi lebih aman dari
gangguna-gangguan manusia yang tidak bertanggung jawab.
13. Apakah dengan adanya objek wisata Gunung Padang dapat menambah
pendapatan ekonomi penduduk sekitar?
Jawab: Tergantung dari masyarakat sendiri, kalau masyarakatnya mempunyai
kemauan dan kreatif otomatis dapat menambah pendapatan.
189
Pertanyaan
1. Apakah objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar
di sekolah? Khususnya mata pelajaran geografi!
Jawab: Objek wisata Gunung Padang ini sangat dan amat sangat ini digunakan
atau dimusikan untuk pembelajaran dari sekolah berbagai jurusan.
Khususnya untuk geografi ini nyambung sekali, karena memang
geografi ada hubungannya dengan geologi, iya begitu ada
hubungannya sebenarnya, kalau bicara geografi, itu kan luas ya
tentang bahasannya ada bumi, tata ruang, kawasan-kawasan itu
masuk ke geografi.
Jawab: Nah, untuk sarana dan prsarana objek wisata Gunung Padang sekarang
lagi ada penataan untuk infrastruktur sekarang bagiannya Pemda
Cianjur sekarang sudah mulai bergerak yaitu pelebaran jalan arah
Cianjur-Gunung Padang, kemudian dibuat villa peristirahatan para
pejabat atau kunjugan khusus, sekarang dibuat masjid semacam At-
Taawun Puncak di Pal Dua, dibuat parkiran dan pasar Gunung
Padang.
5. Apakah Gunung Padang sudah dikenal sebagai salah satu objek wisata di
mancanegara?
Jawab: Sudah
9. Berapa banyak ilmuan atau para ahli yang telah meneliti objek wisata Gunung
Padang?
Jawab: Sudah banyak, diantaranya ahli arkeologi, ahli geologi, ahli astronomi,
antropologi, filologi, morfologi, arsitek dll.
10. Menurut anda apakah batuan di Gunung Padang adalah hasil dari
pembangunan oleh manusia zaman dulu?
Jawab: Batuan-batuan Gunung Padang ini memang sumber batuan balokan-
balokannya itu hasil analisis geologi terbuat dengan proses alam,
tetapi kesininya ada perpaduan manusia cara memotong, cara
memindahkan, cara mendirikan, cara konsep arsiteknya. Kemudian
memasang sejajar-sejajar seperti teras 1-5 itu manusia. Jadi, menurut
bahasa bahwa Gunung Padang dan struktirnya ini ada dua, ada
manmade ada yang buatan manusia ada batuan alam. Nah, sehingga
istilah geologi dikenal dengan ekopak dan artefak. Ekopak adalah
benda alam asli dan artefak adalah benda buat manusia.
12. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang memiliki letak yang
strategis?
Jawab: Sangat strategis, karena dari konsep morfologi ini strategis, dikelilingi
oleh 5 bukit dan menghadap lima Gunung. Jadi ini adalah titik
sentral.
13. Apakah dengan adanya objek wisata Gunung Padang dapat menambah
pendapatan ekonomi penduduk sekitar?
Jawab: Itu sangat menambah.
193
Lampiran 9
Identitas Umum
Pertanyaan
5. Apakah menurut bapak objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai
sumber belajar Geografi?
Jawab: Bisa, karena disana kana da situs kan, Gunung Padang itu situs
megalithikum dimana konstruksinya itu terbuat dari batu-batuan.
Batuan – batuan itu bisa dipelajari. Batuan apa yang digunakan,
dimanfaatkan untuk membangun situs tersebut. Kemudian selain dari
struktur kegunaannya, dari sisi pariwisata sangat berkembang,
masyarakat memanfaatkan objek, masyarakat juga disana tentu ada
dampak ekonominyalah yang dirasakan masyarakat. Akibat dari
adanya pengunjung dari luar daerah tersebut untuk berwisata kesana.
Karena Gunung Padang itu berdasarkan pemasraannya berbeda, ada
daya tariklah, mempunyai daya Tarik tersendiri.
7. Menurut bapak apakah siswa akan merasa senang jika pembelajaran dilakukan
diluar kelas?
Jawab: Menurut bapak akan senang, kenapa? Pertama kita akan ajak kealam,
langsung mengenal objeknya, kemudian mereka langsung berinteraksi,
tidak akan merasa bosan dengan pembelajaran yang hanya ceramah,
195
9. Apakah objek wisata Gunung Padang bisa dijadikan sebagai sumber belajar
dalam berbagai ilmu?
Jawab: Bisa, terutama dalam bidang ilmu sosial ya terutama, pertama itu jelas
bisa dilihat dari mata pelajaran geografi. Dari mata pelajaran geografi
kita dapat meneliti suatu objek dengan sudut pandang geografinya.
Berarti itu kan Gunung Padang itu objek situs Gunung Padang. Kita
lihat secara kacamata geografinya, dilihat dari segi fisiknya atau
sosialnya. Dilihat dari interaksinya. Kemudian dari sejarah sangat jelas,
situs Megalithikum. Bagaimana kronologinya seperti itu, kemudian
misalnya dari ilmu sosial lainnya, misalnya dari ekonomi bisa dilihat
apakah Gunung Padang ini aktivitas ekonominya beragam apakah ada
peningkatan akibat adanya pengunjung berdampak pada ekonomi lokal
berkembang apa tidak. Orang sosiologi juga bisa dilihat misalkan
adanya lembaga-lembaga sosial yang muncul di situs Gunung Padang.
Sebetulnya pembelajaran Gunung Padang itu tidak hanya permata
pelajaran harusnya dikaji secara multidisiplin bagusnya itu, sehingga
apa yang kita pahami darisana objeknya ersebut holistik menyeluruh
pemahamannya tidak hanya satu saja, tetapi kalau untuk anak SMA itu
cukuplah permata pelajaran saja yang sesuai dengan kompetensi dasar
yang akan dicappai.
196
12. Apakah siswa terlihat senang dan banyak belajar setelah dibawa ke objek
wisata Gunung Padang?
Jawab: Terlihat senang, mereka antusias dalam mempelajari lithosfer dan
pedosfer.
13. Apakah pengelola dan peneliti dapat menjelaskan secara detail dan apakah
anda memahaminya?
Jawab: Iya, sehingga siswa cukup memahami tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
197
Lampiran 10
(Setelah Penelitian)
A. Responden 1
Identitas Umum
Pertanyaan
B. Responden 2
Identitas Umum
1. Nama : Lina
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Perempuan
Pertanyaan
C. Responden 3
Identitas Umum
Nama : Intan
Kelas : X-IPS 1
Jenis Kelamin : Perempuan
Pertanyaan
D. Responden 4
Identitas Umum
Nama : Fikri
Kelas : X-IPS 1
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pertanyaan
(Setelah Penelitian)
E. Responden 5
Identitas Umum
Pertanyaan
F. Responden 6
Identitas Umum
Nama : S. Alief Kresna Imaddudin
Kelas : X-IPS 1
Jenis Kelamin : Perempuan
Pertanyaan
G. Responden 7
Identitas Umum
Nama : Shahira Putri
Kelas : X-IPS 1
Jenis Kelamin : Perempuan
Pertanyaan
H. Responden 8
Identitas Umum
Nama : Ardhi Fajar Haekal
Kelas : X-IPS 1
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pertanyaan
Lampiran 11
Akses Jalan
Wawancara dengan
anggota kepedulian
masyarakat Gunung
Padang.
219
Wawancara dengan
siswa sebelum
penelitian.
Wawancara dengan
siswa setelah penelitian.
220
221
222
223
224
225
BIOGRAFI PENULIS