Anda di halaman 1dari 242

PEMANFAATAN OBJEK WISATA GUNUNG PADANG

SEBAGAI SUMBER BELAJAR GEOGRAFI


(Studi Kasus: Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cianjur)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi


Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

Neng Dhea Sayyidah Nafisah


NIM: 1114015000041

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018

i
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Neng Dhea Sayyidah Nafisah
NIM : 11140150000041
Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial/Geografi
Alamat : Kp. Cipadang Rt 01/05 Desa Bangbayang Kecamatan Gekbrong
Kabupaten Cianjur Jawa Barat

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pemanfaatan Objek Wisata Gunung Padang


Sebagai Sumber Belajar Geografi (Studi Kasus: Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Cianjur) adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing I : Andri Noor Ardiansyah, M. Si


NIP : 19840312 201503 100 2
Nama Pembimbing II : Anissa Windarti, M. Sc
NIP : 19820802 201101 2 005

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
s

v
ABSTRAK
Neng Dhea Sayyidah Nafisah (11140150000041). Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Judul
Skripsi “Pemanfaatan Objek Wisata Gunung Padang Sebagai Sumber
Belajar Geografi” Studi Kasus: Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cianjur

Pemanfaatan objek wisata sebagai sumber belajar sangat diperlukan,


karena dalam mencapai langkah pembelajaran geografi salah satunya adalah
dengan memanfaatkan lingkungan alam sebagai sumber belajar. Objek wisata
alam dalam penelitian ini sama halnya dengan memanfaatkan alam sekitar dalam
proses pembelajaran.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana
pemanfaatan objek wisata Gunung Padang sebagai sumber belajar geografi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Dalam penelitian ini yang
menjadi objek penelitian adalah peserta didik kelas X IPS 1. Pengumpulan data
diawali dari mewawancarai informan dan berhenti sampai menghasilkan titik
jenuh.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi partisipan,
wawancara terbuka dan dokumentasi. Untuk mengetahui manfaat objek wisata
sebagai sumber belajar, peneliti mewawancara siswa sebelum dan setelah
melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang.
Hasil analisis menunjukkan, objek wisata Gunung Padang sebagai sumber
belajar geografi sangat bermanfaat, karena dapat menambah serta memperluas
wawasan dan ilmu pengetahuan, siswa lebih memahami materi karena
mempraktikkan dan melihat objek secara langsung, siswa jadi mengetahui jenis
batuan dan karakteristik tanah di objek wisata Gunung Padang, siswa merasa
senang karena belajar di alam dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dapat
disimpulkan bahwa, setelah melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung
Padang respon siswa terhadap pembelajaran geografi adalah sangat baik.

Kata Kunci: Gunung Padang, Objek Wisata, Pembelajaran Geografi, Siswa,


Sumber Belajar

vi

i
ABSTRACT

Neng Dhea Sayyidah Nafisah (11140150000041). Department of Social


Sciences Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. The Title of
this study is "Utilization of Gunung Padang Tourism Object as a Source of
Geography Learning" Case Study: Class X of SMA Negeri 1 Cianjur
Utilization of tourism object as a source of learning is very necessary,
because in achieving the steps of geography learning, one of them is by utilizing
the natural environment as a learning resource. Natural tourism in this study is
similar to utilizing the natural surroundings in the learning process. This study
analyzes how to utilise of Gunung Padang as a source of geography learning.
The study uses a qualitative method. The object of the study is the students
of X IPS 1. Collecting data is started by interviewing the informant and stopping
the interview after getting the boredom point. The instruments used in this study,
are participant observations, open interviews, and documentations. To find out
the benefits of tourism object as a learning resource, researcher interviewed
students before and after conducting the lessons in Gunung Padang.
The result of this study showed that Gunung Padang tourism object as a
learning source is very useful, due to it enriches knowledge and elevate science,
besides the students more understand the lessons because of practicing and seeing
the object directly, further the students find out kinds of stones and characteristics
of soils in Gunung Padang tourism object, then the students are very delightful of
learning in the nature and the lessons become valuable. It can be concluded that,
after conducting lessons ini Gunung Padang tourism object, the response of the
students to Geographic learning is very good.

Keywords: Gunung Padang, Tourism Object, Learning Geography, Students,


Learning Resources

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat


Allah SWT, karena segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pemanfaatan Objek Wisata Gunung Padang Sebagai
Sumber Belajar Geografi (Studi Kasus: Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cianjur)”,
untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Tidak lupa pula shalawat serta salam semoga selalu
dilimpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
umat manusia dari jalan jahiliyah menuju jalan yang terang benderang dengan
Agama Islam yang dibawanya menjadi penyelamat dan mengantarkan
pemeluknya menuju kedamaian di dunia maupun di akhirat.

Selama penyelesaian skripsi ini, penulis dibantu oleh berbagai pihak yang
telah memberikan dorongan dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu dengan kerendahan hati dari penulis mengucapkan
terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, yang senantiasa memberikan banyak perhatian dan
motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir di sela-sela kesibukannya.
3. Bapak Drs. H. Syaripulloh M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang
telah membantu peneliti selama perkuliahan dari awal semester sampai
akhir.
4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si., dan Ibu Annisa Windarti, M.Sc.,
selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga,
dan pikiran untuk terus membantu dalam membimbing sampai selesainya
penulisan skripsi.

iii
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama penulis
menuntut ilmu di bangku perkuliahan.
6. Kedua orang tua saya yang saya cintai, H. Asep Ali Idrus dan Hj. Deuis
Hodifah, yang telah membesarkan dan mengajarkan penulis dengan penuh
kasih sayang, yang tidak pernah henti membantu mendoakan, memotivasi,
dan selalu siap dikala penulis kesulitan. Terimakasih karena telah menjadi
satu-satunya alasan penulis untuk berjuang sampai saat ini.
7. Neng Defa Alwiyyah Idrus dan Muhammad Raja Al-Idrus kedua adik
yang penulis cintai yang selalu menjadi penyemangat penulis dan selalu
siap membantu dikala penulis kesulitan.
8. Kepala SMA Negeri 1 Cianjur Bapak Haruman Taufik K., S.Pd,MM.Pd,
serta guru geografi Muhammad Luthfi, S.Pd dan Dra. Elly Tri Harjaniserta
siswa kelas X IPS 1 yang telah membantu penulis dalam melakukan
penelitian hingga selesai.
9. Ketua pengelola objek wisata Gunung Padang, Bapak Nanang, serta
pengelola lainnya, terimakasih karena sudah menjadi bagian dari
kelancaran penelitian ini berlangsung.
10. Dadam Hudaya dan Dede Udayana sebagai paman penulis, terimakasih
atas bantuan-bantuan yang telah kalian berikan.
11. Teman-teman seperjuangan di Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial, banyak pengalaman yang bisa saya petik dari HMJ,
posisi sebagai Menteri Kewirausahaan membuat saya belajar memanage
uang, selalu kreatif dalam berwirausaha dan menambah pencerahan dalam
sebuah arti kehidupan.
12. Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Tarbiyah, Cabang Ciputat, tempat
saya belajar berorganisasi dan berpolitik, tempat menemba ilmu selain
kampus.
13. Sahabat-sahabatku semasa duduk di bangku SMP hingga saat ini, Runni
Sus Meirulita, Wita Pratiwi, Resty Hastyana Osie dan Devi Sulistiawati,
terimakasih atas kerelaan hati meluangkan waktunya, membantu dan
menemani penulis.

iv
14. Sahabat-sahabatku semasa duduk di bangku SMA hingga saat ini, Vina
Rufaidah, Intan Nurlita, Defitri Nur Oktaviani dan Shylcka Sofiana
Rustandi, terimakasih telah membantu penulis dalam mengurus surat-
menyurat penelitian ke sekolah dan selalu mendukung penulis agar cepat
lulus. Terimakasih juga kepada Olga Almanda dan Hilda Zayyida yang
selalu ada ketika penulis butuhkan dan menjadi keluarga kedua ketika
penulis jauh dari keluarga di rumah.
15. Sahabat kelasku Rahmawati dan Dara Intan, terimakasih sudah
meluangkan waktunya untuk ikut membantu peneliti membawa siswa ke
objek wisata Gunung Padang, dan terimakasih juga kepada sahabatku
Hanna Fadlillah, Diah Ayu Mutiah, Rizky Fauziah Ulfah dan Aisyah
terimakasih sudah membantu peneliti dan selalu mengingatkan peneliti
agar tetap semangat menggarap skripsi.
16. Kakak tingkatku Ibrahim Azzis, Qonita Surayya dan Via Oktavia
terimakasih karena selalu membantu dan mendukung penulis agar skripsi
cepat selesai.
17. Teman kosanku Khoerunnisa dan Sindi Alwiyah, terimakasih atas canda
tawa selama ini, terimakasih selalu mendukung penulis hingga saat ini.
18. Teman PPKT-ku, Eka, Shabrina, Nurma, Dinan, Alfi, Dzulfa, Asiyah, Esy,
Sobah, Rani, Tyas, Fifit, Elsa dan Suta, terimakasih karena kalian selalu
mendukung dan mendoakan satu sama lain, terimakasih juga karena
kalian, kini penulis memiliki teman baru dan semoga pertemanan ini tetap
terjaga sampai tua nanti.
19. Teman-teman jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial terkhusus kelas
C (Geografi) angakatan 2014 atas kekompakannya selama ini, baik itu
pada saat belajar ataupun di luar jam kuliah.
20. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu untuk
membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, semoga Allah SWT,
membalas semua kebaikan.
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan karena apabila bukan
karena Allah SWT, penulis tidak dapat menyelesaikan skripsi ini.

v
Penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan di dalamnya, untuk itu
peneliti memerlukan kritik dan saran dari pembaca. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca serta bagi masyarakat.

Jakarta, 16 Oktober 2018

Penulis

Neng Dhea Sayyidah Nafisah

vi
DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR TAABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 7
D. Perumusan Masalah . .......................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik ................................................................................ 9


1. Pemanfaatan .................................................................................. 9
2. Sumber Belajar .............................................................................. 10
a. Teori Belajar............................................................................. 10
b. Pengertian Sumber Belajar ...................................................... 13
c. Fungsi Sumber Belajar ............................................................ 14
d. Ciri-Ciri Belajar Berdasarkan Sumber .................................... 15
e. Bentuk-Bentuk Belajar ............................................................ 17

vii
f. Unsur-Unsur Belajar ............................................................... 18
g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ........................... 19
h. Klasifikasi Sumber Belajar ..................................................... 20
i. Jenis-Jenis Belajar ................................................................... 21
j. Gaya Belajar ............................................................................ 22
k. Manfaat Sumber Belajar ......................................................... 23
l. Prinsip-Prinsip Belajar ............................................................ 24
m. Objek Wisata Sebagai Sumber Belajar .................................. 25
3. Objek Wisata Gunung Padang ...................................................... 26
a. Pengertian Objek Wisata ......................................................... 26
b. Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) ................................. 27
c. Manfaat Kepariwisataan .......................................................... 29
d. Manfaat Wisata Alam Bagi Pendidikan .................................. 31
e. Gunung Padang ....................................................................... 31
f. Konstruksi Punden Berundak Gunung Padang ....................... 32
g. Struktur Batuan ....................................................................... 33
h. Hasil Ekskavasi Pundek Berundak Batuan Gunung Padang ... 34
i. Fungsi Objek Wisata Gunung Padang .................................... 35
4. Geografi ......................................................................................... 36
a. Pengertian Geografi ................................................................ 36
b. Objek Studi Geografi .............................................................. 37
c. Ruang Lingkup Geografi ......................................................... 38
d. Lithosfer .................................................................................. 38
e. Pedhosfer ................................................................................. 41
5. Penelitian Relevan ......................................................................... 42
6. Kerangka Berfikir .......................................................................... 45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 47


B. Metodologi .......................................................................................... 48
C. Sumber Data ........................................................................................ 49

viii
D. Objek Penelitian ................................................................................... 50
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 50
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 52
G. Tahap Pengolahan Data ....................................................................... 59
H. Rencana Pengujian Keabsahan Data ................................................... 59
I. Teknik Analisis Data ........................................................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat .................................................................................... 63


1. SMA Negeri 1 Cianjur ................................................................. 63
2. Gunung Padang ............................................................................ 67
3. Deskripsi Data .............................................................................. 73
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 76
1. Hasil Wawancara ........................................................................... 76
a. Guru ........................................................................................ 76
b. Siswa ....................................................................................... 82
c. Pengelola ................................................................................. 91
2. Hasil Observasi Siswa ................................................................... 97
C. Pembahasan Hasil Penelitian .............................................................. 110
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 115

BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ......................................................................................... 117
B. Implikasi .............................................................................................. 118
C. Saran .................................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 120

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Relevan ..................................................................... 44

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ........................................................................ 48

Tabel 3.2 Pedoman Obsevasi Objek Wisata Gunung Padang ................... 52

Tabel 3.3 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ......................................... 53

Table 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ................................................ 54

Tabel 3.5 Instrumen Wawancara ............................................................... 56

Tabel 4.1 Data Sarana dan Prasarana Objek Wisata Gunung Padang ....... 70

Tabel 4.2 Tiket Masuk Objek Wisata Gunung Padang .............................. 71

Tabel 4.3 Observasi Jenis Batuan Gunung Padang ................................... 97

Tabel 4.4 Penentuan Sifat Fisika Tanah .................................................... 99

Tabel 4.5 Penentuan Sifat Kimia Tanah .................................................... 100

Tabel 4.6 Penentuan Sifat Biologi Tanah .................................................. 103

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ............................................................. 46

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ...................................................... 47

Gambar 3.2 Teknik Analisis Data Model Interaktif ............................. 62

Gambar 4.1 Peta Lokasi SMA Negeri 1 Cianjur .................................. 63

Gambar 4.2 Sekolah SMA Negeri 1 Cianjur ........................................ 64

Gambar 4.3 Peta Lokasi Gunung Padang ............................................. 67

Gambar 4.4 Peta Geologi Gunung Padang ........................................... 68

Gambar 4.5 Gunung Padang ................................................................ 68

Gambar 4.6 Teras 1 Gunung Padang ................................................... 69

Gambar 4.7 Teras 2 Gunung Padang ................................................... 69

Gambar 4.8 Teras 3 Gunung Padang ................................................... 69

Gambar 4.9 Teras 4 Gunung Padang ................................................... 69

Gambar 4.10 Teras 5 Gunung Padang ................................................... 69

Gambar 4.11 Pertemuan Pertama ........................................................... 73

Gambar 4.12 Pertemuan Kedua ............................................................. 74

Gambar 4.13 Sebelum Berangkat Menuju Gunung Padang ................. 74

Gambar 4.14 Penelitian Pertama oleh Kelompok 1 ............................... 103

Gambar 4.15 Penelitian Kedua oleh Kelompok 1 .................................. 104

Gambar 4.16 Penelitian Pertama oleh Kelompok 2 ............................... 105

xi
Gambar 4.17 Penelitian Kedua oleh Kelompok 2 .................................. 105

Gambar 4.18 Penelitian Pertama oleh Kelompok 3 ............................... 106

Gambar 4.19 Penelitian Kedua oleh Kelompok 3 .................................. 107

Gambar 4.20 Penelitian Pertama oleh Kelompok 4 ............................... 107

Gambar 4.21 Penelitian Kedua oleh Kelompok 4 .................................. 108

Gambar 4.22 Penelitian Pertama oleh Kelompok 5 ............................... 109

Gambar 4.23 Penelitian Kedua oleh Kelompok 5 .................................. 109

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Referensi

Lampiran 2 Profil Sekolah

Lampiran 3 Lembar Wawancara Siswa Sebelum Penelitian

Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 5 Buku Panduan

Lampiran 6 Pedoman Observasi Aktivitas Mengajar

Lampiran 7 Lembar Observasi Objek Wisata Gunung Padang

Lampiran 8 Lembar Wawancara Pengelola Objek Wisata Gunung Padang

Lampiran 9 Lembar Wawancara Guru Geografi SMA Negeri 1 Cianjur

Lampiran 10 Lembar Wawancara Siswa Setelah Penelitian

Lampiran 11 Dokumentasi

Lampiran 12 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 13 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 14 Surat Perijinan Siswa

Lampiran 15 Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah

Lampiran 16 Biodata Penulis

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan hal yang sangat penting yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan. Pendidikan menjadi suatu landasan dalam
pembentukan pribadi manusia. Namun demikian, pada kenyataannya
pendidikan di negara kita (Indonesia) masih rendah jika dibandingkan dengan
negara-negara lain. Oleh karena itu, rendahnya mutu pendidikan bisa dilihat
dari maju atau tidaknya suatu negara.
Seiring berkembangnya zaman dengan teknologi semakin maju
hendaknya seseorang di masa kini bisa lebih megedepankan pendidikannya
agar mampu menguasai perkembangan zaman yang semakin modern. Terlepas
dari itu seseorang juga harus bisa mengimbangi dirinya dengan agama dan
kebutuhan spiritualnya, agar seseorang tersebut tidak hanya memiliki otak
yang cerdas, akan tetapi juga memiliki hati yang bersih dan bermoral.
Islam mewajibkan umatnya agar berilmu dengan cara belajar. Ilmu
terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Seperti pepatah
mengatakan carilah ilmu hingga ke negeri Cina maknanya bahwa ilmu bisa di
dapatkan di mana saja, jangan terbatas oleh suatu tempat hingga ke negeri
Cina sekalipun. Islam memandang bahwa dengan agama manusia akan hidup
menjadi lurus dan dapat mencapai tujuan yang benar, dan dengan ilmu
manusia akan memperoleh kemudahan dan kecepatan dalam mencapai tujuan
agama tersebut.1
Prinsip kesesuaian Islam dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dapat dikemukakan dalam ayat yang pertama kali turun yaitu:

َ ُّ‫ ۡۡٱ ۡق َزۡۡأ ۡ َو َرب‬٢ۡ ‫ق‬


ۡ‫ك‬ َۡ ‫ق ۡٱ ۡ ِۡلن َٰ َس‬
ٍ َ‫ن ۡ ِه ۡن ۡ َعل‬ َ َ‫ ۡۡ َخل‬١ۡ ‫ق‬ َ َ‫ك ۡٱلَّ ِذيۡ َخل‬ َ ِّ‫ٱ ۡق َزۡۡأ ۡۡبِٱ ۡس ِۡن ۡ َرب‬
ۡ ۡ٥ۡ ۡ‫نۡ َهاۡلَنۡ ۡيَ ۡعلَن‬ َۡ ‫ۡ َعلَّ َۡوٱ ۡ ِۡلن َٰ َس‬٤ۡ‫ۡۡٱلَّ ِذيۡ َعلَّ َنۡۡبِٱ ۡلقَلَ ِۡن‬٣ۡ‫ٱ ۡۡلَ ۡك َز ُۡم‬

1
Abudin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2011), h. 65.

1
2

Artinya :Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan


(1), Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah,
dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam (4). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya (5). (QS. Al’Alaq (96): 1-5)
Lima ayat surat al-Alaq yang pertama kali diturunkan oleh Allah SWT
itu berkaitan dengan pengajaran dan pendidikan yang di dalamnya berisi
penyampaian informasi dan ilmu pengetahuan dari seorang guru kepada
murid.2Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk di
bumi ini agar berilmu, ilmu bisa di dapat dari membaca atau di transfer dari
seseorang, seperti dari guru kepada murid atau dari orang tua kepada anaknya.
Dengan begitu seseorang memiliki ilmu pengetahuan dan hendaknya ilmu
tersebut dapat ditransferkan atau dapat diajarkan kepada manusia lainnya.

Pendidikan adalah hak bagi setiap orang (education for all) dan
berlangsung sepanjang hayat (long life education). Aspek-aspek yang
berkaitan dengan pendidikan dapat dipahami dari kandungan surat al-
Alaq yang sudah dipaparkan di atas. Dalam bidang pendidikan Islam
memiliki rumusan yang jelas seperti dalam bidang tujuan, guru,
metode, sarana dan lain-lain. Dalam Al-quran juga dapat dijumpai
berbagai metode pendidikan seperti metode ceramah, tanya jawab,
diskusi, demonstrasi, penugasan, teladan, pembiasaan, karyawisata,
cerita, hukuman, nasihat, dan sebagainya. Berbagai metode tersebut
dapat digunakan sesuai dengan materi yang diajarkan, dan
dimaksudkan demikian, agar pendidikan tidak membosankan anak
didik.3
Untuk memberi pemahaman akan batasan pendidikan berikut ini
dikemukakan sejumlah batasan pendidikan yang dikemukakan para ahli
diantaranya:

Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam


segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan
sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga
pendidikan formal.4

2
Ibid, h. 65.
3
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 87.
4
Marzuki Mahmud, Landasan Pendidikan, (Ciputat: Haja Mandiri, 2013), h. 18.
3

Menurut Juwono Sudarsono, pendidikan secara umum di


definisikan sebagai sebuah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
dan masyarakat.5
Pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses
belajar secara sadar agar peserta didik dapat mengembangkan potensi yang
dimiliki serta membentuk pribadi dan akhlak yang baik di dalam masyarakat.

Selanjutnya Tujuan Pendidikan Nasional dirumuskan pada Undang-


Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, pada Bab II, pasal
3, mengemukakan bahwa,

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan


dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.6

Tujuan pengajaran geografi yang telah dirumuskan dalam seminar


nasional pengajaran ilmu bumi tahun 1972 bahwa geografi dalam
pengajarannya bukan hanya menyangkut sebatas pengetahuan dan
keterampilan, tetapi juga untuk pencapaian sasaran pada bidang afeksi,
diantaranya yaitu; (1) menumbuhkan pengenalan dan cinta akan tanah air serta
menanamkan rasa cinta dan hormat pada sesama manusia, (2) memberikan
kemampuan untuk membudayakan alam sekitar, serta menanamkan kesadaran
dan keharusan kerja dan berusaha untuk dapat menikmati dan memanfaatkan
kekayaan alam sekitar.7

5
Soedijarto, Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita (Jakarta: PT Gramedia, 2008),
h. 17.
6
Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 94.
7
Suharyono, Geografi & Lingkungan Hidup Dalam Pendidikan dan Pengajaran,
(Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014), h. 162 - 163.
4

Dari rumusan dan tujuan geografi tersebut di atas dapat disimpulkan


bahwa pembelajaran geografi di sekolah diharapkan dapat menumbuhkan rasa
cinta akan tanah air serta hormat pada sesama manusia, pembelajaran geografi
sebaiknya memanfaatkan lingkungan alam sebagai sumber pembelajaran.
Misalnya dengan menggunakan objek wisata alam sebagai sumber belajar,
dalam penelitian ini menggunakan objek wisata sebagai sumber belajar sama
halnya dengan memanfaatkan alam sekitar dalam proses pembelajaran.
Objek wisata tidak hanya berfungsi sebagai tempat rekreasi, juga
merupakan tempat terjadinya suatu interaksi sosial dan budaya. 8 Dalam hal ini
objek wisata memiliki nilai-nilai yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar. Sebagaimana yang termuat dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006
bahwa pemanfaatan potensi daerah dapat dilakukan dengan cara
mengoptimalkan lingkungan sekitar, termasuk objek wisata sebagai sumber
belajar.9
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Geografi SMAN 1 Cianjur
rata-rata nilai tes geografi siswa kecil-kecil. Kebanyakan dari mereka adalah
orang-orang malas. Siswa kurang aktif, masih harus diberikan materi oleh
guru, belum adanya kesadaran dari diri sendiri dalam artian guru lebih aktif
daripada siswanya. Dibuktikan ketika saat pembelajaran guru menyuruh untuk
mengeluarkan modul tetapi dari mereka hanya beberapa saja yang
mengeluarkan modul.10
Dalam pembelajarannya guru menggunakan sumber dari buku paket,
menayangkan slide power point, kadang-kadang menyuruh anak untuk
membuka internet. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara kepada salah satu

8
Emirta, Hanapi, dan Hariyono, Pemanfaatan Objek Wisata Sebagai Sumber Pembelajaran
Kontekstual. Jurnal Penelitian, h. 2.
9
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 7.
10
Hasil wawancara sebelum penelitian pada Guru Geografi SMAN 1 Cianjur pada tanggal
10 Desember 2017.
5

siswa, pemanfaatan objek wisata belum banyak dilakukan.11 Oleh karena itu,
pengembangan sumber belajar sangat diperlukan.
Gunung Padang merupakan salah satu alam sekitar berupa objek wisata
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar geografi. Artinya siswa akan
mendapatkan pengetahuan dan belajar dari pengalaman yang di dapat di alam
sekitar. Situs Gunung Padang merupakan peninggalan sejarah zaman
Megalitikum. Saat ini situs tersebut banyak dijumpai para wisatawan karena
Gunung Padang memiliki keunikan yaitu banyak benda-benda sejarah di
puncaknya antara lain, terdapat batuan-batuan persegi yang merupakan objek
dari situs tersebut.
Sejauh ini banyak arkeolog mengkaji batuan di Gunung Padang. Hal ini
mungkin disebabkan karena masih banyak penemuan yang belum tergali. Hasil
ekskavasi terakhir pada tahun 2012 adalah ditemukannya balok batuan andesit
hasil pelapukan yang terdapat di punden berundak Gunung Padang. Secara
tidak langsung kajian tersebut dapat dipelajari oleh pelajar ataupun pendidik.
Dengan membawa langsung siswa ke Gunung Padang diharapkan
pembelajaran menjadi efektif, optimal dan bermakna. Siswa dapat melihat
langsung macam-macam batuan dan proses terjadinya batuan di Gunung
Padang serta dapat menumbuhkan rasa kepedulian siswa terhadap lingkungan
sekitar. Selain itu siswa lebih semangat karena melakukan pembelajaran berupa
objek wisata di lingkungan sekitar. Berbeda dengan belajar di kelas yang hanya
menampilkan gambar-gambar melalui buku dan slide yang dapat membuat
siswa merasa bosan dan jenuh dalam proses pembelajaran.
Dari hasil observasi pendahuluan menunjukan bahwa Gunung Padang
di Cianjur kurang dimanfaatkan sebagai sarana dalam proses pembelajaran
geografi di sekolah-sekolah yang ada di Cianjur.12 Terdapat beberapa hambatan
mengenai kurangnya pemanfaatan objek wisata Gunung Padang sebagai
sumber belajar geografi, diantaranya: belum adanya kunjungan berupa objek

11
Hasil wawancara sebelum penelitian pada Guru Geografi SMAN 1 Cianjur pada tanggal
15 Desember 2017.
12
Hasil wawancara sebelum penelitian pada pengelola Gunung Padang pada tanggal 10
Desember 2017.
6

wisata yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, terbatasnya waktu dan
lain sebagainya. Selain itu kurangnya informasi yang dipublikasikan mengenai
macam-macam batuan yang ada di Gunung Padang oleh pihak pengelola
Gunung Padang menyebabkan kurang diketahui oleh masyarakat pada
umumnya dan sekolah pada khususnya.
Faktanya, pelajar yang sering berkunjung ke tempat wisata Gunung
Padang mereka hanya sekedar berkunjung untuk mengisi waktu libur dan
mengabadikannya dengan berfoto-foto di Situs Megalitikum Gunung Padang.
Padahal Gunung Padang jika dimanfaatkan dengan benar sangat banyak
manfaatnya. Selain mengetahui sejarah dan batuan Gunung Padang, di sini juga
dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dan cinta terhadap
lingkungan karena banyak ilmu yang dapat di ambil.
Gunung Padang dipilih menjadi objek penelitian karena banyak batuan
yang dapat di teliti dan menjadi bukti dari pembelajaran Geografi. Dengan
memanfaatkan Objek wisata Gunung Padang, diharapkan siswa dapat
menambah wawasan dan dapat membantu siswa dalam memahami, mengenal
dan memberikan pengalaman secara langsung, khususnya pada mata pelajaran
geografi pada BAB Pedosfer dan Litosfer yang mempelajari lapisan kulit bumi
paling atas, dan kulit bumi tersebut mengandung berbagai jenis batuan dan
karakteristik tanah.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, Penulis tertarik untuk
meneliti masalah tersebut dengan judul :”Pemanfaatan Objek Wisata Gunung
Padang Sebagai Sumber Belajar Geografi (Studi Kasus: Siswa Kelas X SMA
Negeri 1 Cianjur”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut diatas,
maka penelitian ini dibatasi pada:
1. Kurang maksimalnya siswa dalam keterlibatan secara langsung dalam
proses pembelajaran geografi
7

2. Perlunya pengembangan sumber belajar siswa dalam pembelajaran


geografi
3. Gunung padang sebagai objek wisata belum dimanfaatkan dengan baik
sebagai pembelajaran Geografi

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka Pembatasan Masalah


dari penelitian ini adalah,

Pemanfaatan objek wisata Gunung Padang kurang maksimal sebagai


sumber belajar geografi (studi kasus siswa kelas X SMA Negeri 1 Cianjur).

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
perumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah,
1. Bagaimana pemanfaatan objek wisata Gunung Padang sebagai sumber
belajar geografi (Studi kasus siswa kelas X SMA Negeri 1 Cianjur)?
2. Bagaimana persepsi siswa dalam memanfaatkan objek wisata sebagai
sumber belajar geografi (Studi kasus siswa kelas X SMA Negeri 1
Cianjur)?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis pemanfaatkan
objek wisata Gunung Padang sebagai sumber belajar geografi (Studi kasus
siswa kelas X SMA Negeri 1 Cianjur).

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk menambah wawasan
ilmu pengetahuan dalam memanfaatkan objek wisata Gunung Padang
dalam pelajaran Geografi.
8

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa:
Membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan dengan
baik dan dapat dijadikan pengalaman yang menyenangkan.
b. Bagi Guru:
Memberikan alternatif sumber belajar kepada guru untuk mengatasi
kejenuhan proses pembelajaran di dalam kelas.
c. Bagi Sekolah:
Meningkatkan kualitas sekolah karena meningkatnya kualitas
pembelajaran.
d. Bagi Pemerintah:
Memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) supaya
lebih memperhatikan fasilitas (sarana dan prasarana) Gunung Padang
sebagai sumber belajar.
e. Bagi Peneliti:
Sebagai pengalaman nyata dalam membuat penelitian serta sebagai
sumber data bagi peneliti selanjutnya.
BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritik
Pembahasan pada kajian teori ini, dibagi ke dalam empat teori utama
yaitu pemanfaatan, sumber belajar, objek wisata Gunung Padang dan geografi.
Pembahasan dari ketiga teori tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pengertian Pemanfaatan
Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti
guna, faedah. Pemanfaatan memiliki makna “Proses, cara atau perbuatan
memanfaatan.13
Pengertian pemanfaatan adalah aktivitas menggunakan proses dan
sumber belajar.14
Menurut Clark, terdapat lima aspek pemanfaatan yaitu: Media
sebagai teknologi mesin; Media sebagai tutor; Media sebagai pengubah
perilaku; Media sebagai alat berpikir dan memecahkan masalah.
Pemanfaatan dapat berupa kemanfaatan satu faktor seperti
pekerjaan lebih mudah, bermanfaatan, meningkatkan produktivitas,
efektivitas, dan meningkatkan kinerja pekerjaan.15
Fungsi pemanfaatan sangat penting karena membicarakan kaitan
antara peserta didik dengan sumber belajar yang digunakan. Mereka yang
terlibat dalam pemanfaatan mempunyai tanggung jawab untuk mengaitkan
antara peserta didik dengan bahan belajar dan aktivitas yang dilakukan,
menyiapkan peserta didik agar dapat berinteraksi dengan bahan belajar dan
aktivitas yang dipilih seta dapat memberikan bimbingan selama kegiatan
belajar berlangsung.

13
Salim, Peter dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer Jakarta: Modern
English Press, 2002.
14
Seels, Barbara B. & Rita C. Richey, Teknologi Pembelajaran Seri Pustaka Teknologi
Pendidikan No. 12, 1994.
15
Chin, Todd. 1995. The Condition of Learning. Diambil dari
http://forum.upi.edu/v3/index.php?PHPSESSID/. Diunduh pada tanggal 12 Oktober 2018 pukul
17.25.

9
10

2. Sumber Belajar
a. Teori Belajar
Dalam dunia pendidikan terdapat banyak teori yang berkaitan
dengan belajar diantaranya adalah teori belajar behaviorisme,
kognitivisme dan konstruktivisme.
1) Teori Belajar Behaviorisme
Belajar menurut kaum behavioris menekankan pada
perubahan perilaku yang dapat diamati dari hasil hubungan timbal
balik antara guru sebagai pemberi stimulus dan murid sebagai
perespons tindakan stimulus yang diberikan.16 Oleh karena itu,
aliran behavioris berusaha menjelaskan bagaimana lingkungan
berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku yang dapat diamati.
Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah
kalau ada stimulus dan respons.17 Pada teori ini terdapat interaksi
antara guru dan murid, di mana perubahan perilaku terjadi karena
adanya stimulus (S) dan respon (R). Stimulus yang diberikan dapat
berupa isyarat, pemahaman, penjelasan, perlakuan, ataupun
tindakan dari seorang guru yang diterima seluruhnya oleh murid.
Jadi, seorang murid hanya merespon apa yang diberikan dari
seorang guru. Dalam hal ini murid diharapkan memiliki
pemahaman yang sama tentang pengetahuan yang sudah diajarkan.
Oleh sebab itu pada teori behaviorisme siswa kurang bisa
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.
2) Teori Belajar Kognitivisme
Teori kognitivisme muncul karena banyak para ahli dan
pemikir yang kurang puas terhadap teori belajar behaviorisme
bahwa belajar hanya merupakan hubungan stimulus dan respon.

16
Muhammad Yaumi, Prinsip – Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2013),
h. 29.
17
M. Sukardjo dan Ukim komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 34.
11

Teori pembelajaran kognitif, yaitu pandangan tentang


belajar yang berfokus pada proses pemikiran murid, yang bisa atau
bisa juga tidak menghasilkan perubahan seketika dalam perilaku.18
Dasar pemikiran dari teori kognitivisme adalah rasional.
Teori ini memiliki asumsi filosofis, yaitu the way in which we
learn. Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran.
Inilah yang disebut dengan filosofi Rationalism.19 Menurut aliran
ini, belajar diperoleh dari cara bagaimana kita dalam menafsirkan
makna dari suatu peristiwa. Dalam hal ini perilaku seseorang
berbeda-beda yaitu tergantung dari asumsi dan pemahaman kita
dalam menafsirkan suatu peristiwa atau kejadian yang ada di
lingkungan. Pemahaman tersebut tidak dapat dilihat namun dapat
dilihat dari tingkah laku individu. Dalam aliran kognitivisme ini
berusaha untuk menjelaskan bagaimana belajar adalah proses
internal kita yang dapat berupa ingatan dan yang berhubungan
dengan aspek kejiwaan lainnya. Oleh karena itu, dalam aliran
kognitivisme lebih mementingkan proses belajar daripada hasil
belajar itu sendiri.20 Karena belajar merupakan proses berfikir yang
sangat kompleks.
3) Teori Belajar Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah sebuah filososfi pembelajaran yang
dilandasi premis bahwa dengan merefleksikan pengalaman, kita
membangun, mengkontruksi pengetahuan pemahaman kita tentang
dunia tempat kita hidup.21 Seperti yang dikemukakan oleh
Giambattista Vico, yang menyatakan bahwa makna “mengetahui
berarti mengetahui bagaimana membuat sesuatu”.22Jadi, dalam

18
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berfikir, (Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 52.
19
M. Sukardjo dan Ukim komarudin, op. cit., h. 50.
20
Ibid.
21
Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 105.
22
Ibid.
12

pandangan konstruktivisme seseorang dapat dikatakan mengetahui


jika ia telah mengalami sesuatu tersebut.
Asumsi-asumsi dasar dari kontruktivisme adalah sebagai
berikut:
“Pengetahuan dikonstruksikan melalui pengalaman, belajar
adalah penafsiran personal tentang dunia nyata, belajar
adalah sebuah proses aktif dimana makna dikembangkan
berlandaskan pengalaman, pertumbuhan konseptual berasal
dari negoisasi makna, saling berbagi tentang perspektif
ganda dan pengubahan representasi mental melalui
pembelajaran kolaboratif, belajar dapat dilakukan dalam
setting nyata, ujian dapat diintegrasikan dengan tugas-tugas
dan tidak merupakan aktivitas yang terpisah (nilai
autentik)”.23

Sementara itu Driver dan Bell mengemukakan karakteristik


pembelajaran kontruktivisme sebagai berikut:
Siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif
melainkan memiliki tujuan, belajar harus
mempertimbangkan seoptimal mungkin proses keterlibatan
siswa, pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar,
melainkan dikonstruksi secara personal, pembelajaran
bukanlah transmisi pengetahuan, melainkan melibatkan
pengaturan situasi lingkungan belajar, kurikulum bukanlah
sekadar hal yang dipelajari, melainkan seperangkat
pembelajaran, materi dan sumber.24
Berdasarkan ketiga teori pembelajaran yang telah
dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
berlandaskan pada teori belajar konstruktivisme. Karena, menurut
teori konstruktivisme pembelajaran dikontruksikan melalui
pengalaman, belajar adalah penafsiran personal tentang dunia
nyata, belajar adalah sebuah proses aktif dimana makna
dikembangkan berlandaskan pengalaman. Dengan demikian,
seseorang dapat dikatakan mengetahui jika ia telah mengalami
sesuatu tersebut.

23
Ibid., h. 106.
24
Ibid.
13

Dengan membawa siswa belajar di luar kelas dan


membawanya ke Objek Wisata Gunung Padang, siswa dapat
mengetahui batuan serta mempraktikkan pembelajaran mengenai
karateristik tanah di Gunung Padang dengan cara mengalami dan
melihat objek secara langsung berdasarkan pengalaman tersebut
bukan berdasar gambar maupun video yang di tayangkan di dalam
kelas.

b. Pengertian Sumber Belajar


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Sumber adalah
tempat keluar (air atau zat cair)”.25 Pengertian belajar menurut bahasa
adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.26
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku,
sikap, dan mengkokohkan kerpribadian. Dalam konteks menjadi tahu
atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains
konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan
pengalaman (experience). Pengalaman yang terjadi berulang kali
melahirkan pengetahuan, (knowledge), atau a body of knowledge.27
Sedangkan pengertian belajar menurut para ahli ialah:

Ernest ER. Hilgard mendefinisikan, “Learning is the process by


which an activity originates or is charged throught training
procedures (whether in the laboratory or in the natural
environments) as disitinguished from changes by factor not
attributable to training. Artinya, (seseorang dapat dikatakan

25
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indnesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Edisi ketiga, h.1307.
26
Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo
Persadam, 2013), h. 6.
27
Suyono dan Hariyanto, op. cit., h. 9.
14

belajar kalau dapat melakukan sesuatu dengan cara latihan-


latihan sehingga yang bersangkutan menjadi berubah)”.28
Menurut Gagne, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman.29

Sedangkan menurut Walker belajar adalah suatu perubahan


dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman
dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah,
kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor-
faktor samar lainnya yang tidak berhubungan langsung dengan
kegiatan belajar.30

Dalam proses belajar menurut B.F. Skinner murid dibimbing


secara langkah demi langkah sampai tercapai tujuan. Setiap langkah
yang berhasil, yaitu respons yang tepat atas stimulus tertentu, diberi
reinforcement atau penguatan.31

Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan belajar


adalah suatu aktivitas seseorang atau suatu proses perubahan tingkah
laku seseorang . Dalam konteks yang sebelumnya tidak tahu menjadi
tahu dan juga dari pengalaman seseorang mejadikan sebuah
pengetahuan atau karena latihan yang berulang-ulang.

Menurut Association for Educational Communications and


Technology (AECT, 1977) dan Bank (1990), “Sumber
pelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat
dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam
bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan
tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan

28
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik Dalam
Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
2009), h. 5.
29
Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar & Pembelajaran, (Jakarta: Erlangga, 2011), h. 2.
30
Ibid., h. 5.
31
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h. 70.
15

pembelajaran. Komponen sumber belajar itu meliputi pesan,


orang, bahan, peralatan, teknik, dan lingkungan/latar”32.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan
sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk
belajar seseorang.33 Dalam pendidikan di masa lalu, guru merupakan
satu-satunya sumber belajar bagi anak didik. Sehingga kegiatan
pendidikan cenderung masih tradisional.34
Dalam arti luas, sumber belajar (Learning Resource) adalah
segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik)
dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar.35
Jadi, dapat disimpulkan sumber belajar adalah segala sesuatu
yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, dapat berupa
pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan lingkungan/latar dengan
tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi belajar peserta didik.
c. Fungsi Sumber Belajar
Fungsi sumber belajar dalam pembelajaran antara lain:
Sumber informasi dalam proses pembelajaran, mengatasi
keterbatasan pengalaman belajar, melampaui batas ruang kelas,
memungkinkan interaksi langsung, memungkinkan keseragaman
pengamatan, menanamkan konsep baru, membangkitkan minat baru,
membangkitkan motivasi, memberikan pengalaman menyeluruh.36

d. Ciri-Ciri Belajar Berdasarkan Sumber


Ciri-ciri belajar berdasarkan sumber antara lain:
1) Belajar berdasarkan sumber (BBS) memanfaatkan sepenuhnya
segala sumber informasi bagi pelajaran termasuk alat-alat audio-

32
Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya, (Bandung:
Refika Aditama, 2013), h. 108.
33
Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), h. 122 - 123.
34
Ibid., h. 123.
35
Ahmad Rohani, Media Instruksinal Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, h. 1997), Cet. 1, h.
102.
36
Ibid., h. 114.
16

visual dan memberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan


belajar dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia.
Belajar dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada, dapat
berupa audio-visual dan lain sebagainya yang sesuai dengan
metode yang akan digunakan. Namun hal ini tidak berarti bahwa
metode ceramah ditiadakan.
2) BBS (belajar berdasarkan sumber) berusaha memberi pengertian
kepada murid tentang luas dan aneka ragamnya sumber-sumber
informasi yang dapat dimanfaatkan untuk belajar.
Siswa harus mengetahui bahwa sumber pelajaran itu bukan hanya
di dapatkan dari sumber buku di sekolah. Sumber-sumber itu
berupa sumber dari masyarakat dan lingkungan berupa manusia,
museum, organisasi, dan lain sebagainya. Bahan cetakan,
perpustakaan dan alat seperti audio-visual. Sementara itu siswa
juga harus diajarkan teknik melakukan kerja lapangan,
menggunakan perpustakaan, buku referensi. Dengan
memanfaatkan sumber tersebut diharapkan siswa akan lebih aktif
dalam menggali ilmu serta siswa dapat lebih mengembangkan
potensi yang dimilikinya.
3) BBS berhasrat untuk mengganti pasivitas murid dalam belajar
tradisional dengan belajar aktif didorong oleh minat dan
keterlibatan diri dalam pendidikannya.
4) Teknologi kini semakin berkembang, siswa turut berkembang
dalam proses belajarnya. BBS menyuruh siswa agar aktif tidak
pasif. Aktif dalam hal mencari informasi dan lain sebagainya.
Metode yang digunakan berbeda-berbeda, tujuan pembelajaran
tercapai serta pembelajaran penuh makna.
5) BBS berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar dengan
menyajikan berbagai kemungkinan tentang bahan pelajaran,
metode kerja, dan medium komunikasi, yang berbeda sekali
17

dengan kelas yang konvensional yang mengharuskan murid-murid


belajar yang sama dengan cara yang sama.
BBS berusaha untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar,
dalam hal ini siswa ikut menentukan batasan-batasan dalam
kegiatan pembelajaran, dan capaian siswa berbeda halnya dengan
kelas konvensional yang artinya bukan bahan pelajaranlah yang
harus dikuasai melainkan siswa dalam menguasai keterampilan
tentang cara belajar.
6) BBS memberi kesempatan kepada murid untuk bekerja menurut
kecepatan dan kesanggupan masing-masing dan tidak dipaksa
bekerja menurut kecepatan yang sama dalam hubungan kelas.
Setiap siswa cara berfikirnya berbeda-beda. Bagi siswa yang cara
berfikirnya rendah hendaknya tidak dipaksakan karena jika
dipaksakan hasil belajar tidak akan tercapai.
7) BBS lebih fleksibel dalam penggunaan waktu dan ruang belajar.
Pembelajaran dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, belajar
dengan sendirinya tidak terbatas oleh waktu, namun tetap ada
rencana waktu.
8) BBS berusaha mengembangkan kepercayaan akan diri sendiri
dalam hal belajar yang memungkinkannya untuk melanjutkan
belajar sepanjang hidupnya.Siswa belajar aktif, yaitu mencari dan
menemukan sendiri tidak selalu menunggu di beri ilmu dari guru
dan tidak tergantumg kepada orang lain.37
e. Bentuk-Bentuk Belajar
Bentuk belajar menurut A. De Block dibedakan menjadi tiga,
bentuk belajar pertama diantaranya adalah bentuk belajar menurut
fungsi psikis yaitu belajar dinamik, belajar efektif, belajar kognitif, dan
belajar sensoris motorik, serta bentuk belajar kedua adalah bentuk
belajar menurut materi yang dipelajari diantaranya adalah belajar

37
S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2013), h. 26-28.
18

teoritis, belajar teknis, belajar sosial, belajar estetis, kemudian yang


ketiga adalah bentuk belajar yang tidak begitu disadari diantaranya
adalah belajar insidential, belajar bersembunyi, dan belajar dengan
mencoba-coba.38
f. Unsur-Unsur Belajar
Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi
indikator keberlangsungan proses belajar.39 Unsur utama dalam proses
belajar, antara lain:
1) Tujuan
Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan ini muncul karena adanya sesuatu kebutuhan .perbuatan
belajar atau pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan kepada
tujuan yang jelas dan bermakna bagi individu.
2) Kesiapan
Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan baik, anak
perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis, maupun
kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang
terkait dengan pengalaman belajar.
3) Situasi
Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang
dimaksud situasi belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar, alat
dan bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pegawai
administrasi, dan seluruh warga yang lain.
4) Interpretasi
Di sini anak melakukan interpretasi yaitu melihat hubungan di
antara komponen-komponen situasi belajar, melihat makna dari
hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan
pencapaian tujuan.

38
Yatim Riyanto, op. ct., h. 47.
39
Suyono dan Hariyanto, op. cit., h. 126.
19

5) Respon
Berlandaskan hasil interpretasi tentang kemungkinannya dalam
mencapai tujuan belajar, maka anak membuat respon. Respon ini
dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis baik juga berupa
usaha yang terencana dan sistematis, baik juga berupa usaha coba-
coba (trial and eror).
6) Konsekuensi.
Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan) maupun hasil
negatif (kegagalan) sebagai konsekuensi respon yang dipilih siswa.
7) Reaksi terhadap kegagalan.
Kegagalan dapat menurunkan semangat, motivasi, memperkecil
usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun, dapat juga
membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari kegagalannya.40
g. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi belajar,
diantaranya digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern yang berarti
faktor dari dalam diri individu yang sedang belajar dan faktor ekstern
yang berarti faktor yang ada di luar individu.
Faktor dari dalam diri individu dibagi menjadi tiga faktor,
diantaranya faktor yang pertama yaitu faktor jasmani seperti kesehatan
dan cacat tubuh, serta faktor yang kedua adalah faktor psikologis
seperti inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan
kesiapan, kemudian yang ketiga adalah faktor kelelahan. Sementara itu
faktor dari luar adalah seperti faktor keluarga, sekolah dan
masyarakat.41
Selain faktor – faktor tersebut di atas, juga terdapat faktor lain
seperti dalam bukunya Nasution telah dijelaskan faktor-faktor dalam
mengajar antara lain ialah bahan pelajaran, guru, dan murid. Agar
pelajaran efektif, bahan pelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan
40
Ibid.
41
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010), h.54.
20

yang diuraikan sampai bersifat spesifik agar dapat diukur keberhasilan


proses mengajar-belajar. Dalam hal ini guru memegang peranan
penting dalam kegiatan itu. Guru menentukan apakah proses belajar itu
berpusat pada guru dengan terutama menggunakan metode
memberitahukan ataukah berpusat pada murid dengan mengutamakan
metode penemuan. Kecepatan maju bergantung pada kemampuan
murid secara individual maka dalam pelajaran perlu diperhatikan
perbedaan individual di kalangan murid-murid.42
Perbedaan kemampuan murid tersebut di dukung oleh
Benjamin S. Bloom, yakin bahwa 90% dari anak-anak sanggup
mencapai tujuan serupa itu asal saja diberikan waktu yang cukup
kepadanya, sekalipun 5-6 kali lebih lama dari anak pandai.43
Dapat ditarik kesimpulan bahwa guru memiliki peranan penting
dalam proses belajar siswa. Guru harus bisa mengukur sejauh mana
kemampuan setiap individu. Karena, kecepatan maju dan tidaknya
materi tergantung dari kemampuan murid itu sendiri.

h. Klasifikasi Sumber Belajar


AECT (Association For Education Communication and
Technology) mengklasifikasikan sumber belajar menjadi 6 yaitu:
Pesan (messages), yaitu informasi yang ditransmisikan
(diteruskan) oleh komponen lain dalam bentuk ide, fakta, arti dan data.
1) Orang (peoples), yaitu manusia yang bertindak sebagai penyimpan,
pengolah, penyaji pesan.
2) Bahan (materials), yaitu perangkat lunak yang mengandung pesan
untuk disajikan melalui penggunaan alat ataupun oleh dirinya
sendiri.
3) Alat (devices), yaitu perangkat keras yang digunakan untuk
menyampaikan pesan yang tersimpan dalam bahan.

42
Nasution, oc. cit., h. 51 - 52.
43
Nasution, op. cit., h. 49.
21

4) Teknik (Techniques), yaitu prosedur atau acuan yang disiapkan


untuk menggunakan bahan, peralatan, orang dan lingkungan untuk
menyampaikan pesan.
5) Lingkungan (setting), yaitu situasi sekitar di mana pesan
disampaikan.44
Dalam Permendikbud No 22 Tahun 2016 sumber belajar, dapat
berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber
belajar lain yang relevan.45

i. Jenis-Jenis Belajar
UNESCO telah mengeluarkan kategori jenis belajar yang
dikenal sebagai empat pilar dalam kegiatan belajar yaitu sebagai
berikut:
1) Learning to know. Pada learning to know ini terkandung makna
bagaimana belajar, dalam hal ini ada tiga aspek: apa yang
dipelajari, bagaimana caranya dan siapa yang belajar.
2) Learning to do. Hal ini dikaitkan dengan dunia kerja, membantu
seseorang mampu mempersiapkan diri untuk bekerja atau mencari
nafkah. Jadi dalam hal ini menekankan perkembangan
keterampilan untuk yang berhubungan dengan dunia kerja.
3) Learning to live together. Belajar ini ditekankan seseorang / pihak
yang belajar mampu hidup bersama, dengan memahami orang lain,
sejarahnya, budayanya, dan mampu berinteraksi dengan orag lain
secara harmonis.
4) Learning to be. Belajar ini ditekankan pada pengembangan potensi
insani secara maksimal. Setiap individu disorong untuk
berkembang dan mengaktualisasikan diri. Dengan Learning to be
seseorang akan mengenal jati diri, memahami kemampuan dan

44
Ahmad Rohani, op. cit., h. 108.
45
Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 5.
22

kelemahannya dengan kompetensi-kompetensinya akan


46
membangun pribadi secara utuh.

j. Gaya Belajar
Gaya belajar ialah suatu cara individu untuk mempelajari dan
menguasai suatu materi pelajaran guna mencapai prestasi belajar. Gaya
belajar siswa diantaranya memiliki 3 tipe yaitu sebagai berikut:
1) Gaya Belajar Auditif (auditive learning style)
Ialah suatu gaya belajar yang menekankan kemampuan mendengar
informasi pelajaran disampaikan secara lisan oleh guru di kelas,
saat individu membaca pelajaran dengan disertai suara keras, atau
teman lain yang membacakan materi tersebut.47 Karakter pertama
orang orang yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi
hanya bisa diserap melalui pendengaran, kedua, memiliki kesulitan
untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung,
ketiga, memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.48
2) Gaya Belajar Visual
Ialah suatu cara belajar yang dipengaruhi oleh kemampuan melihat
(menyaksikan langsung) dengan mata sendiri terhadap informasi
yang dipelajarinya.49 Pelajar visual, yaitu orang yang belajar paling
baik dengan melihat atau membaca.50 Salah satunya adalah
menggunakan beragam bentuk grafis untuk menyampaikan
informasi atau materi pelajaran. Perangkat grafis itu berupa film,
slide, gambar ilustrasi, coretan-coretan, kartu bergambar, catatan
dan kartu – kartu gambar berseri yang bisa digunakan untuk
menjelaskan informasi secara berurutan.51

46
Nurochim, Op. Cit., h. 17.
47
Agoes Dariyo, Dasar – Dasar Pedagogi Modern, (Jakarta: PT Indeks, 2013), h. 124.
48
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), h. 181 -182.
49
Agoes Dariyo. loc. cit.
50
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Indeks, 2011), h.
164 – 165.
51
Hamzah B. Uno, op. cit.., h. 181.
23

3) Gaya Belajar Kinestetik


Ialah cara belajar yang disertai dengan upaya menggerakkan organ
tubuh, terutama dengan mencatat informasi mata pelajaran yang
sedang dipelajarinya, agar ia mampu mengingat (menguasai) mata
pelajaran tersebut dengan baik.52 Pendekatan yang mungkin bisa
dilakukan adalah belajar berdasarkan atau melalui pengalaman
dengan menggunakan berbagai model atau peraga, bekerja di
laboratorium atau bermain sambil belajar.53
Dapat disimpulkan dari ketiga tipe belajar tersebut di atas ialah,
pertama, tipe belajar auditif adalah tipe belajar yang menekankan pada
kemampuan mendengar. Kedua, tipe belajar visual menekankan pada
kemampuan melihat gambar. Ketiga, tipe belajar kinestetik adanya
pergerakan organ tubuh yaitu belajar melalui pengalaman.
Berdasarkan tipe – tipe belajar tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pada penelitian ini termasuk ke dalam tipe belajar kinestetik.
Karena belajar melalui pengalaman, yaitu siswa melakukan
pembelajara di objek wisata Gunung Padang.

k. Manfaat Sumber Belajar


Manfaat sumber belajar adalah sebagai berikut :
Memberi pengalaman belajar secara langsung dan konkret
kepada peserta, dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin
diadakan, dikunjungi atau dilihat secara langsung, dapat
menambah dan memperluas cakrawala, dapat memberi
informasi yang akurat dan terbaru , dapat membantu
memecahkan masalah pendidikan baik dalam lingkup mikro
maupun makro, dapat memberi motivasi yang positif, apabila
diatur dan direncanakan pemanfaatannya secara tepat, dapat
merangsang untuk berfikir, bersikap dan berkembang lebih
lanjut.54

52
Agoes. loc. cit.
53
Hamzah. loc. cit.
54
Ahmad Rohani, op. cit., h. 103.
24

Secara umum dapat dikemukakan dua cara memanfaatkan


sumber belajar yaitu membawa sumber belajar ke dalam kelas dan
membawa kelas ke lapangan tempat sumber belajar berada.55

l. Prinsip-Prinsip Belajar
Ansubel menyatakan, ada lima prinsip utama belajar yang
harus dilaksanakan, yaitu:
1) Subsumption
Yaitu proses penggabungan ide atau pengalaman baru tehadap pola
ide-ide yang telah lalu yang telah dimiliki.
2) Organizer
Yaitu ide baru yang telah dicoba digabungkan dengan pola ide-ide
lama di atas, dicoba diintegrasikan sehingga menjadi suatu
kesatuan pengalaman yang diperoleh itu bukan sederetan
pengalaman yang satu dengan yang lainnya terlepas dan hilang
kembali.
3) Progressive Differentiation
Yaitu bahwa dalam belajar suatu keseluruhan secara umum harus
terlebih dahulu muncul sebelum sampai kepada suatu bagian yang
lebih spesifik.
4) Integrative Reconciliation
Yaitu ide atau pelajaran baru yang dipelajari itu harus dihubungkan
dengan ide-ide atau pelajaran yang telah dipelajari terdahulu.
Prinsip ini hampir sama dengan prinsip subsumption, hanya dalam
prinsip integrative reconciliation menyangkut pelajaran yang lebih
luas, umpamanya antara unit pelajaran yang satu dengan yang
lainnya.56

55
Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015), h. 52.
56
Nanang Hanifah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi pembelajaran, (Bandung: Refika
Aditama, 2012), h. 20.
25

m. Objek Wisata Sebagai Sumber Belajar


Objek wisata pendidikan adalah objek wisata sebagai sumber
belajar siswa atau peserta didik.57 Wisata merupakan kebutuhan
sekunder bagi setiap orang. Kecenderungan orang melakukan kegiatan
wisata hanya berorientasi menghilangkan kejenuhan saja. Saat ini
banyak tempat wisata yang tidak hanya memiliki nilai hiburan saja
tetapi memiliki nilai edukasi untuk para wisatawan.58
Pemanfaatan objek wisata untuk menunjang fasilitas belajar
sangat disarankan oleh pemerintah sebagaimana yang terkandung
dalam Permen No. 22 Tahun 2006 menjelaskan bahwa sumber belajar
dapat dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan
muatan seluruh bahan kajian secara optimal.59
John Amos Comenius mengatakan bahwa:
“Was a strong advocate of sensory learning who believed that
the child should experience the actual object of study before
reading about it. He thought the use of the sense - seeing,
hearing, tasting, and touching - were the avenues through
which children were to come in contact with the natural
world. In preparation for the later study of natural sciences,
children should first gain acquaintance with objects such as
water, earth, fire, rain, plants, and rocks”.60

Comenius percaya bahwa anak harus berhubungan dengan


objek nyata sebelum ia membacanya. Dia berfikir tentang fungsi indra
penglihatan, pendengaran, perasa dan peraba, sebagai jalan untuk
siswa membangun kontak dengan alam. Dalam persiapan untuk

57
Yeni Wijayanti, “Pemanfaatan Situs Karangkamulyan Untuk Kepentingan Pendidikan
Dalam Pembelajaran Sejarah”, Jurnal penelitian, 2017, h. 62.
58
Winarto, “Pengembangan Model Wisata Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal Dengan
Pendekatan Saintifik Di Brebes Selatan Sebagai Alternatiff Model Belajar Siswa Sekolah
Dasar”,Jurnal penelitian, Vol. 6, 2016. h. 33-34.
59
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, h. 7.
60
Jakiatin Nisa, “Outdoor Learning Sebagai Metode Pembelajaran IPS Dalam
Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan”, 2015, .Jurnal Sosio Didaktika, h. 8.
26

penelitian ilmu pengetahuan selanjutnya, anak-anak harus mengenali


objek alam seperti air, bumi, api, hujan, tumbuhan dan bebatuan.
Objek wisata tentu menjadi hal yang menarik untuk dijadikan
sebagai sumber belajar. Objek wisata menggambarkan tentang
keindahan alam dan berbagai aktivitas yang terjadi di sekitarnya yang
mempunyai daya tarik untuk dikunjungi. Penggunaan pemanfaatan
objek wisata ini dapat dimanfaatkan untuk menghindari kejenuhan
peserta didik di dalam kelas dan diharapkan dapat memahami materi
yang diajarkan. Hal ini terjadi karena peserta didik dapat meilihat
objek kajian secara langsung di lapangan.
Belajar melalui wisata alam ini akan berkesan di dalam fikiran
siswa, dan mengembangkan pemikirannya, merangsang mereka untuk
berbuat karena mereka membukti, dan menyaksi sendiri kejadian alam
yang terjadi di sekitar mereka.61

3. Objek Wisata Gunung Padang


a. Pengertian Objek Wisata
Pengertian objek wisata menurut Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 24/1979, objek wisata adalah perwujudan dari
pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan
tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik wisata bagi
wisatawan untuk dikunjungi.62
Marpaung mengemukakan, objek dan daya tarik wisata erat
hubungannya dengan travel motivation dan travel fashion, karena
wisatawan ingin mengunjungi serta mendapatkan suatu pengalaman
dalam kunjungannya.63

61
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2004), h. 95.
62
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 24 Tahun 1979 Penyerahan Sebagian
Urusan Pemerintahan dalam Bidang Kepariwisataan Kepada Daerah Tingkat Satu, h. 2
63
I Gusti Bagus Arjana, Georafi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,(Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2016), h. 87.
27

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa objek wisata


berupa perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta
sejarah bangsa adalah wujud dari daya tarik wisata. Daya tarik wisata
adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan
manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan. Penjelasan
ini sesuai dengan pembangunan daya tarik wisata sebagaimana
dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2011 pasal 8 huruf b meliputi: a. Daya Tarik Wisata alam; b.
Daya Tarik Wisata budaya; dan c. Daya Tarik Wisata hasil buatan
manusia.64
b. Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)
Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) terdiri dari:
1) Objek dan Daya Tarik Wisat Alam
Objek dan daya Tarik wisata alam merupakan usaha
pemanfaatan sumber daya alam dan tata lingkungannya yang telah
ditetapkan sebagai objek dan daya tarik wisata untuk dijadikan
sasaran wisata.
Kegiatan objek dan daya tarik wisata alam, meliputi:
a) Pembangunan prasarana dan sarana pelengkap beserta fasilitas
pelayanan lain bagi wisatawan.
b) Pengelolaan objek dan daya tarik wisata alam, termasuk
prasarana dan sarana yang ada.
c) Penyediaan sarana dan fasilitas bagi masyarakat di sekitarnya
untuk berperan serta dalam kegiatan pengusahaan objek dan
daya tarik wisata alam.
Kelompok pengusahaan objek dan daya Tarik wisata alam
antara lain pengelolaan dan pemanfaatan taman nasional. Taman
wisata, taman hutan raya, dan taman laut.

64
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2015, h. 15.
28

2) Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya


Objek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha
pemanfaatan seni budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai
objek dan daya tarik wisata, untuk dijadikan sasaran wisata.
Kegiatan objek dan daya Tarik wisata budaya meliputi:
a) Pembangunan objek dan daya tarik wisata, termasuk
penyediaan sarana, prasarana, dan fasilitas pelayanan lain bagi
wisatawan.
b) Pengelolaan objek dan daya Tarik wisata, termasuk sarana dan
prasarana yang ada.
c) Penyelenggaraan pertunjukan seni budaya yang dapat memberi
nilai tambah terhadap objek dan daya tarik wisata serta
memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya.
Kelompok objek dan daya Tarik wisata budaya antara lain
peninggalan sejarah, museum, pusat kesenian dan budaya, taman
rekreasi, tempat hiburan, taman satwa, dan lain-lain.
3) Objek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus
Objek dan daya tarik wisata minat khusus merupakan
pemanfaatan sumber daya alam atau seni budaya bangsa untuk
dijadikan sasaran wisata bagi wisatawan yang mempunyai minat
khusus.
Kegiatan objek dan daya tarik wisata minat khusus meliputi:;
a) Pembangunan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta
fasilitas pelayanan bagi wisatawan di lokasi objek dan daya
tarik wisata.
b) Penyediaan informasi mengenai objek dan daya tarik wisata
secara lengkap, akurat, dan mutakhir.
Kelompok objek dan daya tarik wisata minat khusus antara
lain wisata buru, wisata agro, wisata tirta, wisata petualangan alam,
29

wisata gua, wisata kesehatan, dan tempat budaya, industri, dan


kerajinan.65
Berdasarkan Objek dan Daya Tarik Wisata yang telah
dijelaskan, dapat disimpulkan, Objek wisata Gunung Padang
termasuk ke dalam objek wisata budaya berupa peninggalan
sejarah zaman megalitikum. Gunung Padang dapat dijadikan
sebagai objek wisata edukatif karena mempunyai banyak
pengetahuan-pengetahuan yang dapat digali atau di cari informasi
mengenai sejarah ataupun batuan – batuan yang menjadi objek
wisata tersebut.
Pengembangan objek wisata budaya juga memegang
peranan penting, karena budaya lokal memiliki keunikan.66 Dengan
memanfaatkannya objek wisata Gunung Padang bukan hanya
sebagai tempat rekreasi tetapi juga dapat dimanfaatkan sebagai
kegiatan belajar dan menjadi salah satu tempat atau kawasan
wisata edukatif di Cianjur.

c. Manfaat Kepariwisataan
Manfaat pengembangan kepariwisataan adalah adanya
peningkatan pertumbuhan ekonomi dan telah dapat dirasakan oleh
suatu negara yang telah mengembangkannya.
Pengaruh manfaat kepariwisataan bagi ekonomi antara lain:
1) Kepariwisataan merupakan kegiatan pemakaian jasa yang beraneka
ragam, sehingga para wisatawan bisa mendapatkan semua jenis
pelayanan seperti, jasa penginapan, jasa makanan dan minuman,
jasa transportasi dan jasa lainnya yang diinginkan dan dibutuhkan
oleh wisatawan. Pada akhirnya masyarakat dapat memperoleh
banyak kesempatan dalam kepariwisataan, misal kesempatan

65
Muljadi dan Andri Warman, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Jakarta, 2016), h. 65-67.
66
I Gusti Bagus Arjana, op. cit., h. 126.
30

membuka usaha dan kesempatan bekerja, sehingga kehidupannya


lebih baik yang akhirnya dapat mengurangi kemiskinan.
2) Pada hakikatnya sektor kepariwisataan dengan sektor ekonomi
saling ketergantungan. Seperti, apabila terjadi kenaikan jumlah
kunjungan wisatawan akan menimbulkan dampak produksi di
segala bidang, apabila terjadi kenaikan jumlah wisatawan akan
berdampak pada peningkatan jumlah impor dan ekspor, apabila
terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan akan berdampak
pada kesempatan lapangan kerja.
3) Pengeluaran-pengeluaran wisatawan dalam melakukan kunjungan
di suatu negara atau daerah tujuan pariwisata yang paling banyak
adalah untuk jasa transportasi dan jasa akomodasi serta jasa
makanan dan minimum. selain itu, negara akan memperoleh devisa
khususnya dari wisatawan mancanegara tetapi juga dapat
meningkatkan perolehan pajak negara dan retribusi bagi
pemerintah daerah.67
Menurut Kriteria pemanfaatan ekonomi pariwisata antara lain,
pemantauan ekonomi, peluang kerja untuk masyarakat lokal,
partisipasi masyarakat, opini masyarakat lokal, akses bagi masyarakat
lokal, fungsi edukasi sadar wisata, pencegahan eksploitasi, dukungan
untuk masyarakat, dan mendukung usaha lokal dan perdagangan yang
adil.68
Fungsi edukasi sadar wisata maksudnya adalah destinasi
menyediakan program berkala bagi masyarakat yang belum memiliki
kesadaran pariwisata untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang
peluang dan tantangan di dunia pariwisata dan berkelanjutan.
Indikatornya ialah program untuk meningkatkan kesadaran akan peran
dan potensi berkontribusi dalam pariwisata, sekolah dan institusi
pendidikn tinggi. Sementara itu bukti pendukungnya ialah
67
Muljadi dan Andri Warman, op. cit., h. 143-144.
68
Salinan Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016
Tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, h. 28.
31

terbentuknya Pokdarwis di destinasi, memiliki agenda kegiatan untuk


sadar wisata dan edukasi mengenai pentingnya berkelanjutan dalam
pariwisata kepada masyarakat secara rutin, dan disbupjar tingkat
provinsi/kabupaten melaksanakan program sadar wisata secara rutin.69
d. Manfaat Wisata Alam Bagi Pendidikan
Pelajaran yang didapat melalui wisata alam akan mendorong
mengembang pemikiran-pemikiran siswa (learning to think),
menambah pengalaman belajar baru (learning by experience),
menimbulkan rasa kepedulian, rasa kasih sayang (learning to
compassion dan to love), dan rasa tanggung jawab terhadap
masyarakat sekitarnya (learning to live together).70
e. Gunung Padang
Gunung Padang merupakan situs megalitikum terbesar di Asia
Tenggara. Berlokasi di Kampung Panggulan Desa Karya Mukti
Kecamatan Cempaka Kabupaten Cianjur, berada sekitar 30 km dari
Kota Cianjur dan 90 km dari Jakarta. Koordinat: 6o59,664’S
107o3,375’E.71
Gunung Padang merupakan tempat yang memiliki daya tarik
wisata budaya. Hal ini dapat dilihat dari daya tarik wisata yang terletak
pada situs arkeologi Gunung Padang. Untuk sampai di atas bukit yaitu
dengan melakukan pendakian dengan berjalan menelusuri anak tangga.
Batuan yang menjadi anak tangga tersebut memiliki tinggi yang
beragam. Sementara itu, tangga batuan memiliki lebar sekitar 1,5 meter
yang tidak nampak secara utuh.
Setelah tiba di atas bukit akan terlihat panorama yang sangat
indah. Di atas bukit terdapat batuan-batuan yang banyak diteliti oleh
para ilmuan. Batuan tersebut memiliki ukuran, bentuk, jenis dan

69
Ibid., h. 34-35.
70
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Pamulang: Gaung
Persada Press, 2004), h. 96.
71
Sutarman, dkk., “Gunung Padang Cianjur: Pelestarian Situs Megalithikum Terbesar
Warisan Dunia”, Jurnal Penelitian, Vol. 2 Edisi 1, h. 57.
32

material yang berbeda. Situs Gunung Padang dikelilingi oleh lembah


dan perbukitan, di sebelah tenggara terdapat Gunung Melati, di sebelah
barat daya terdapat Pasir Empat dan Gunung Karuhun, di sebelah barat
laut terdapat Pasir Pogor dan Pasir Gombong, dan di sebelah timur
laut terdapat Pasir Malang.72
f. Konstruksi Punden Berundak Gunung Padang
Situs Megalitik Gunung Padang dibangun di atas puncak bukit
Gunung Padang, secara arkeologi merupakan satu tinggalan berbentuk
punden berundak yang konstruksinya terdiri atas lima teras. Masing-
masing teras memiliki ukuran berbeda. Teras pertama merupakan teras
terbawah mempunyai ukuran paling besar, kemudian berturut-turut
sampai teras kelima ukurannya semakin mengecil.73
Pada teras yang pertama berbentuk segimpat dengan ukuran
dua sisi yang berbeda. Dua sisi tersebut adalah sisi barat laut dan sisi
tenggara. Teras pertama terdiri dari susunan balok satu yang terdiri
dari berbagai bentuk. Susunan balok tersebut adalah 10 bangunan-
bangunan kecil.
Pada teras yang kedua memiliki ukuran sisi barat laut atau sisi
depan dengan panjang 22,30 m, sisi timur laut atau sisi sebelah kiri
memiliki panjang 25 m, sementara itu sisi sebelah barat daya atau
sebelah kanan memiliki panjang 24 m. dan terakhir yaitu sisi sebelah
tenggara atau belakang dengan panjang 18,5 m. Pada teras kedua ini
memiliki 6 susunan bangunan dengan ukuran yang bebeda.
Pada teras yang ketiga memiliki sisi barat laut 18,5 m, sisi
tenggara 18 m, sisi timur laut 18 m, sisi barat daya 18 m. pada teras
ketiga ini telah ditemukannya 5 bentuk bangun yang hampir
seluruhnya merupakan batuan tegak berdiri. Tiap bentuk bangunan
terebur terpisah dibuktikan dari adanya jalan yang menhubungkan
antara bentuk yang satu dengan bentuk lainnya.
72
Ibid., h. 58.
73
Lufi Yondri, Struktur Punden Berundak Gunung Padang dan Adaptasi Lingkungan,
(Bandung: Balai Arkeologi Bandung, 2014), h. 75.
33

Pada teras yang keempat yaitu terdapat tiga bangunan yang


terletak di sebelah sisi bagian timur laut teras. Terakhir adalah teras
kelima dengan bangunan yang terletak di bagian paling atas, pada teras
kelima ini terletak di sisi bagian ujung sebelah tenggara. Teras kelima
memiliki ukuran yaitu dengan panajng sisi barat laut 17,5 m, sisi timur
19 m, sisi tenggara 16 m dan sisi barat daya 19 m.74
g. Struktur Batuan
Menurut Van Bemmelen Gunung Padang dan sekitarnya
terletak pada pertemuan tiga fisiografi, yakni bentang alam
Pegunungan Selatan Jawa Barat di bagian selatan, zona depresi tengah
Jawa Barat di bagian utara, serta kubah dan punggungan di zona
tengah pada bagian timur laut.75
Selain itu struktur geologi di Gunung Padang antara lain adalah
sesar aktif Cimandiri. Di mana sesar aktif Cimandiri termasuk ke
dalam golongan sesar naik, hal ini dapat mengakibatkan blok selatan
tenggara relatif naik ke arah utara barat laut. Sedangkan sesar aktif
Cimandiri yag dimaksud ini ialah yang berarah barat baratdaya –
timur, timur laut, membentang mulai dari Teluk Pelabuhan Ratu dan
aliran Ci Mandiri ke arah timur timur laut sampai dengan kompleks
Gunung Api Sunda – Tangkuban Perahu di Bandung utara.76
Berdasarkan hasil pemetaan geologi batuan Gunung Padang
dan sekitarnya dibagi menjadi enam satuan batuan, yakni satuan Breksi
Gunung Api, Argilik-kuarsa-pirit, Silisifkasi-urat kuarsa-limonitik,
Intrusi andesit gunung Padang, Intrusi andesit pasir Pogor, dan satuan
endapan alluvium.77 Satuan intrusi andesit Gunung Padang terdapat di
puncak gunung itu berupa batuan andesit basal, yang berbentuk kolom
pipih sampai polygonal. Kumpulan batu kolom tersebut sudah ditata

74
Ibid., h. 79.
75
Sutikno dan Billy, “Geologi Gunung Padang dan Sekitarnya, Kabupaten Cianjur-Jawa
Barat”, Jurnal Penelitian, Vol. 17, 2016, h. 38.
76
Ibid., h. 39.
77
Ibid., h. 40.
34

orang pada masa lalu sebagai punden berundak (sekalipun kemudian


terbengkalai) dan sekarang telah dirawat kembali dijadikan Situs
Megalitik Gunung Padang.78
h. Hasil Ekskavasi Punden Berundak Batuan Gunung Padang
Ekskavasi merupakan salah satu upaya pengumpulan data yang
dikenal di dalam ilmu arkeologi dengan cara menggali atau mengupas
lapisan tanah.79
Berdasarkan hasil ekskavasi yang dilakukan pada teras keempat
punden berundak Gunung Padang pada tahun 2012, dapat diperoleh
pengetahuan bagaimana masyarakat masa lalu mendirikan batu dan
membuat dinding-dinding teras yang sudah tersusun. Berdasarkan hasil
ekskavasi kedalaman bagian balok batu yang tertanam tersebut
mencapai 45 cm dari permukaan tanah saat ini, selain itu balok-balok
batuan yang tersusun memiliki bobot ratusan kilogram.
Sementara itu, untuk dinding balok batuan penyusun teras
tersebut disusun secara memanjang atau horizontal di permukaan tanah
serta di bagian tertentu diisikan dengan batuan yang berukuran kecil
yang memiliki fungsi yaitu sebagai pengunci atau batu pasak.
Penyusun dinding teras pertama diantaranya adalah tangga utama,
tangga antar teras, batas halaman serta batas teras. Selain itu hasil
ekskavasi juga ditemukannya balok batu andesit yang memiliki lubang
dengan diameter sektar 8 cm yang berisi material dan sudah
mengalami pelapukan.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap lubang-lubang yang
terdapat pada balok-balok batu andesit yang terdapat di punden
berundak Gunung Padang dengan bentuk dan ukuran yang beragam
serta sebagian besar masih terisi oleh material lain yang sudah melapuk

78
Ibid., h. 42.
79
Ali Akbar, Situs Gunung Padang Misteri dan Arkeologi, (Jakarta: Change Publicatio,
2013), h. 76.
35

dan tidak ada yang ditemukan dalam posisi menyambungkan antar


balok batu.80
Hal ini dapat disimpulkan bahwa lubang-lubang pada balok
batu andesit tersebut bersifat alam, yang merupakan bagian dari
material lain yang terdeposisi pada saat proses pembekuan lava dan
kemudian melapuk. Bagian yang telah mengalami pelapukan tersebut
lepas dan sisa proses tersebut meninggalkan lubang pada pemukaan
balok batu.
i. Fungsi Objek Wisata Gunung Padang
Gunung Padang merupakan daerah perbukitan yang berpotensi
sebagai objek wisata karena panorama alamnya yang indah dan
bersejarah dibuktikan dari banyaknya peninggalan benda-benda sejarah
dan batuan yang menjadi objek Gunung Padang.
Objek wisata di Cianjur terdiri dari beberapa jenis wisata,
diantaranya terdapat wisata alam, wisata budaya, wisata minat khusus,
wisata rekreasi dan wisata religi. Pertama, jenis wisata alam antara lain
terdiri dari beberapa air terjun / curug, pantai selatan, dan pegunungan.
Air terjun / curug diantaranya ialah, Curug Ciismun yang berlokasi di
kecamatan Pacet, Curug Cikondang di kecamatan Campaka, dan Curug
Citambur di kecamatan Pagelaran. Selain itu, pantai – pantai selatan di
Cianjur antara lain, pantai Apra dan Pantai Sereg di kecamatan
Sindang Barang, serta Pantai Jayanti di kecamatan Cidaun. Selain itu
terdapat Pegunungan yaitu Gunung Gede Pangrango yang berlokasi di
kecamatan Pacet.
Kedua, jenis wisata budaya terdiri dari peninggalan sejarah dan
situs purbakala. Peninggalan sejarah seperti, Istana Cipanas di
kecamatan Pacet, Pendopo kabupaten Cianjur di kecamatan Cianjur,
dan Gedung Wisma Karya di kecamatan Cianjur. Sementara itu, situs
purbakala antara lain ialah, Situs Gunung Padang di kecamatan
Campaka, dan Situs Benteng Tanah di kecamatan Ciranjang.

80
Lutfi Yondri, op.cit., h. 81.
36

Ketiga, wisata minat khusus, antara lain ialah wisata The


Jhon’s, yaitu tempat wisata outbond yang berlokasi di kecamatan
Cianjur. Keempat, wisata rekreasi seperti, Bumi Perkemahan Mandala
Ketiri dan Kebun Raya Cibodas di kecamatan Cipanas, Taman Bunga
Nusantara di kecamatan Sukaresmi. Kelima, wisata lainnya berupa
wisata religi seperti, Makam dalem Cikundul di kecamatan Cikalong
Kulon dan Vihara Bumi Pharsjia di kecamatan Cianjur.81
Objek wisata Gunung Padang memiliki fungsi yang sangat
beragam, diantaranya yaitu terdapat sarana pemujaan, kuil,
personifikasi tokoh penting pada masa itu, media penentuan musim
terkait pertanian, tempat seremonial, berkumpul, atau penemuan sosial
kemasyarakatan, tempat pengamatan benda-benda langit, upacara
keagamaan, serta sebagai pemakaman. Selain itu, ditemukan benda-
benda peninggalan berupa alat batu seperti beliung persegi, mata panah
dari batu, manik-manik, gerabah atau tembikar, kapak perunggu dan
berbagai bentuk artefak logam lainnya.82

2. Geografi
a. Pengertian Geografi
Geografi merupakan cabang dari ilmu pengetahuan sosial
(IPS), IPS merupakan suatu mata pelajaran pada tingkat SMP
sedangkan Geografi merupakan suatu mata pelajaran pada tingkat
SMA. Istilah Geografi berasal dari bahasa Yunani geo yang artinya
bumi dan graphien yang artinya pencitraan. Geografi adalah ilmu
pengetahuan yang menggambarkan segala sesuatu yang ada di
permukaan bumi.83 Berikut pengertian Geografi menurut para ahli:
1) Eratosthenes (276-194 SM)
Eratosthenes adalah tokoh yang pertama kali mengenalkan istilah
geografi pada abad ke-1. Menurutnya, geografi berasal dari kata

81
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur, 2018.
82
Ali Akbar, op. cit., h. 149-150.
83
Danang Endarto, dkk, Geografi Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2009), h. 3.
37

geographica yang artinya penulisan atau penggambaran mengenai


bumi. Berdasarkan pendapatnya tersebut, Eratosthenes dianggap
sebagai peletak dasar pengetahuan geografi oleh para ahli geografi
yang sependapat dengannya.
2) Cladius Ptolomeus
Geografi menurut Cladius Ptolomeus adalah suatu penyajian
sebagian atau seluruh permukaan bumi bersama fenomena yang
terkandung di dalamnya dalam bentuk peta, peta menjadi
komponen penting untuk memberikan informasi tentang
permukaan bumi.
3) Immanuel Kant (1724-1821 SM)
Immanuel Kant berpendapat bahwa geografi adalah disiplin ilmu
yang memiliki objek studi berupa benda-benda atau gejala-gejala
yang tersebar dan bersosialisasi dalam ruang. Menurut
pendapatnya, geografi tidak hanya mempelajarai keadaan alam,
tetapi juga dasar dari sejarah.84

b. Objek Studi Geografi


Objek bidang ilmu geografi terdiri atas objek material dan
objek formal. Objek material geografi berkaitan dengan substansi
materi yang dikaji. Sementara itu, objek formal geografi berkaitan
dengan pendekatan (cara pandang) yang digunakan dalam
menganalisis substansi (objek material) tersebut.
1) Objek Material
Objek-objek material geografi terdiri dari litosfer, biosfer,
atmosfer, hidrosfer dan antroposfer.
a) Litosfer, adalah lapisan batuan yang membentuk bentang alam,
seperti pegunungan, plato, daratan rendah, dan lapisan tanah.
b) Biosfer, adalah lapisan kehidupan, meliputi kehidupan
binatang dan tumbuhan.
c) Atmosfer, adalah lapisan udara, membentuk iklim dan cuaca.
d) Hidrosfer, adalah lapisan air, antara lain sungai, laut, danau,
dan air tanah.

84
Yasinto Sindhu, Geografi Jilid 1 Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Perminatan,
(Jakarta : Erlangga, 2013), h. 8-9.
38

e) Antroposfer, adalah dinamika penduduk, seperti manusia dan


kehidupannya di permukaan bumi, termasuk jumlah penduduk,
sistem sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi.
2) Objek Formal
Objek formal geografi adalah cara pandang (pendekatan) dan
berpikir terhadap gejala yang ada di permukaan bumi. Gejala
tersebut baik berupa keadaan fisik maupun keadaan sosialnya.
Menurut Peter Heget, pendekatan tersebut dikenal dengan
pendekatan keruangan (spatial approach), pendekatan
kelingkungan (ecological approach) dan pendekatan kompleks
wilayah (regional approach).85
c. Ruang Lingkup Geografi
Geografi memiliki ruang lingkup yang sangat luas yang
mencakup beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Aspek fisik (physical geography atau geografi fisik), meliputi
gejala-gejala alam di permukaan bumi, yaitu atmosfer, litosfer,
hidrosfer, dan biosfer.
2. Aspek sosial (human geography atau geografi manusia), meliputi
segala aktivitas kehidupan manusia dan interaksinya dengan
lingkungan, baik lingkungan sosial, ekonomi, mapun budaya.
3. Aspek regional (geografi regional), mempelajari topik yang
mencakup wilayah tertentu, geografi regional merupakan bahasan
yang menyeluruh, baik aspek fisik maupun sosial.86

d. Litosfer
Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere
artinya lapisan.87 Jadi, litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar.
1. Batuan Pembentuk Litosfer
Litosfer tersusun dari tiga macam batuan, yaitu batuan
beku, sedimen, dan metamorf atau malihan. Proses terbentuknya
ketiga macam batuan tersebut berbeda-beda. Induk dari ketiga

85
Ibid.
86
Yulmadia Yulir, Geografi 1 SMA Kelas X, (Jakarta: Perpustakaan Nasional, 2017), h. 9.
87
Danang Endarto, op. cit., h. 97.
39

macam batuan adalah magma. Magma ialah larutan silikat yang


cair dan pijar yang terdapat di dalam bumi.
a. Batuan Beku (Igneous Rock)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma pijar
yang membeku menjadi padat. Menurut beberapa teori tentang
terjadinya bumi, pada suatu waktu lalu bumi berupa massa cair
yang dinamakan magma. Magma ini selanjutnya membeku
membentuk lapisan kerak bumi, dan sebagian besar batuan
kerak bumi menjadi jenis batuan beku. Pada kenyataannya,
80% batuan yang menyusun batuan kerak bumi adalah batuan
beku.
Berdasarkan tempat terbentuknya magma beku, batuan beku
dibagi menjadi tiga macam.
1) Batuan beku dalam (Plutonik/Abistik)
Batuan beku dalam, terjadi dari pembekuan mgma yang
berlangsung perlahan-lahan ketika masih berada jauh di
dalam kulit bumi. Contoh batuan beku dalam adalah granit,
diotit, dan gabbro.
2) Batuan Beku Gang/Korok
Batuan beku korok, terjadi dari magma yang membeku di
lorong antara sarang magma dan permukaan bumi. Magma
yang meresap di antara lapisan-lapisan litosfer mengalami
proses pembekuan ang berlangsung lebih cepat, sehingga
Kristal mineral yang terbentuk tidak semua besar.
Campuran Kristal mineral yang besarnya tidak sama
merupakan ciri batuan korok.
3) Batuan Beku Luar/Lelehan
Batuan beku luar/batuan beku lelehan terjadi dari sebagian
magma yang memebeku setelah sampai di permukaan
bumi. Contoh batuan beku luar adalah basalt, diorite,
andesit, obsidian, scoria, dan bumice atau batu apung.
40

b. Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)


Batuan beku yang telah terbentuk pada permukaan bumi
mengalami pelapukan. Bagian-bagian yang lepas diangkut
oleh aliran air, angin, atau cairan gletser, dan kemudian
diendapkan. Endapan tersebut disebut sedimen dan masih
lunak, karena proses diagenesis, sedimen menjadi keras dan
disebut batuan sedimen.
Berdasarkan proses pembentukannya batuan sedimen dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
a) Batuan sedimen klastik yaitu batuan asal yang mengalami
penghancuran secara mekanis dari ukuran besar menjadi
ukuran kecil, kemudian mengendap membentuk batuan
endapan klastik. Contoh umum batuan endapan klastik
adalah batuan pasir dan batu lempung (Shale).
b) Batuan sedimen kimiawi yaitu batuan yang terjadi karena
proses kimiawi, seperti penguapan, pelarutan, dehidrasi,
dan sebagainya. Contoh batuan sedimen kimiawi yang
terjadi secara tidak langsung adalah batuan sedimen kapur
yang dinamakan stalaktit dan stalagmite yang terdapat di
gua-gua kapur.
c) Batuan sedimen organik yaitu batuan yang terjadi karena
selama proses pengendapannya mendapat bantuan dari
organisme, yaitu sisa-sisa rumah atau bangkai binatang
laut yang tertimun di dasar laut seperti kerang, dan
terumbu karang.
c. Batuan Malihan
Batuan malihan terbentuk karena adanya penambahan suhu
atau penambahan tekanan yang terjadi secara bersamaan pada
41

batuan sedimen. Contoh batuan malihan adalah marmer dari


batu kapur dan antrasit dari batu bara.88

e. Pedosfer/Lapisan Tanah
1) Pengertian Pedosfer
Pedosfer adalah lapisan tempat pembentukan tanah. 89
Tubuh tanah terdiri atas batuan yang telah mengalami pelapukan,
kemudian bercampur dengan sisa-sisa bahan organik, air, dan
udara, serta mengalami proses fisika dan kimia membentuk
lapisan tanah. 90 Menurut N.C. Brady, tanah adalah suatu tubuh
alam atau gabungan tubuh alam sebagai hasil perpaduan proses,
yaitu gaya perusakan dan pembangunan. Proses perusakan
meliputi pelapukan dan pembusukan bahan-bahan organik,
sedangkan proses pembangunan meliputi pembentukan mineral-
mineral baru dari batuan induk, misalnya unsur hara dan
lempung.91
2) Karakteristik Tanah
a. Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah diantaranya adalah warna tanah, tekstur
tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, bobot isi (bulk
density) dan bobot jenis (particle’s density), kedalaman
efektif tanah, drainase, permeabilitas tanah, potensi
mengembang dan mengkerut, serta indeks pengembangan dan
kematangan tanah (nilai n).
b. Sifat Kimia Tanah
1) Derajat kemasaman tanah (pH). Nilai pH menunjukkan
banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+1). Nilai pH

88
Danang Endarto, op. cit., h. 97 – 99.
89
Tim Alfa Cendikia, Jaka, dan M. Taupan, Saat-Saat Jelang Ujian Nasional Geografi
2016/2017, (Bandung, Penerbit Sewu, 2016), h. 49.
90
Bambang Utoyo, Geografi Membuka Cakrawala Dunia Untuk Kelas X Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah, (Jakarta, PT. Pribumi Mekar, 2009), h. 68.
91
Ibid.
42

berkisar dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral, sedangkan


pH kurang dari 7 disebut masam, dan pH lebih dari 7
disebut alkali/basa.
2) C-Organik. Penetapan kandungan bahan organik
dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik. Kandungan C-
Organik di tanah harus dipertahankan tidak kurang dari 2
persen.
3) N-Total. Nitrogen merupakan unsur hara makroesensial
yang berasal dari bahan organik, pengikatan oleh
mikroorganisme dari N udara, pupuk, dan air hujan.
4) Unsur lainnya adalah unsur fosfor (P), kalium (K), natrium
(Na), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).
c. Sifat Biologi Tanah
1) Total mikroorganisme tanah.
2) Jumlah fungsi tanah (ragi, kapang, dan jamur).
3) Jumlah bakteri pelarut fosfat (P)
4) Total respirasi tanah. 92

4. Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan untuk menunjang penelitian ini
yaitu penelitian yang dilakukan oleh:
1) Sulis Setyaningsih, 93 berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pemanfaatan museum Mahameru sebagai
sumber belajar sejarah dapat bersifat positif dan negatif.
Persepsi yang bersifat positif dapat mendorong siswa bersikap
dan bertingkah laku positif terhadap kehidupan sehar-hari
maupun di sekolah, dengan demikian siswa mengetahui arti
pentingnya museum sebagai sumber belajar sejarah. Sebaliknya,

92
Tim Alfa Cendikia, Jaka, dan M. Taupan, op, cit., h. 50.
93
Sulis Setyaningsih, “Pemanfaatan Museum Mahameru Sebagai Sumber Belajar Sejarah
Siswa Kelas VII smp Negeri 2 Blora Tahun Ajaran 2007 – 2008”, Skripsi, pada Universitas Negeri
Semarang, Semarang, 2007, h. 59.
43

persepsi siswa, yang bersikap negatif dapat mendorong seseorang


bersikap dan bertingkah laku negatif, misalnya siswa tidak
pernah ke museum untuk memanfaatkan museum sebagai sumber
belajar sejarah atau untuk sekedar jalan-jalan serta siswa itu tidak
mengenal museum.
2) Agus Mursidi, 94 berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa pemanfaatan Museum Blambangan sebagai sumber
belajar sejarah SMA di Kabupaten Banyuwangi kurang optimal
karena kurangnya publikasi dari pihak museum.
3) Febrillian Gemilang Putra, 95 berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa setelah melakukan kegiatan belajar di Kebun
Raya Bogor, rata-rata para peserta didik menjadi senang, karena
para peserta didik tersebut bisa belajar sambil refreshing.
4) Emirta, Hanapi, dan Hariyono, 96 berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan objek wisata sebagai sumber pembelajaran
kontekstual memiliki manfaat yang besar dalam kegiatan
pembelajaran. Siswa dapat memetik nilai-nilai yang terdapat
pada objek wisata serta dapat meningkatkan hasil dan aktivitas
belajar siswa.

94
Agus Mursidi, “Pemanfaatan Museum Blambangan Sebagai Sumber Belajar Sejarah
(Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Kabupaten Banyuwangi)”, Skripsi, pada Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2009, h, 114.
95
Febrilian Gemilang Putra, “Pemanfaatan Kebun Raya Bogor Sebagai Sumber
Pembelajaran Geografi Pada SMA Bina Insani Bogor”, Skripsi, pada Program Studi Ilmu
Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta,
2015, h. 56.
96
Emirta, Hanapi, dan Hariyono, “Pemanfaatan Objek Wisata Sebagai Sumber
Pembelajaran Kontekstual”, Jurnal Penelitian, h. 5.
44

Tabel 2.1
Penelitian Relevan
Persamaan Perbedaan
Nama
No Judul Dengan Dengan
Peneliti
Penelitian Penelitian
1. Sulis Pemanfaatan Pemanfaatan Sampel yang
Setyaningsih Museum Mahameru sebagai digunakan
Sebagai Sumber sumber
Belajar Sejarah belajar
2. Agus Pemanfaatan Pemanfaatan Membandingkan
Mursidi Museum sebagai hasil
Blambangan Sebagai sumber pembelajaran
Sumber Belajar selajar siswa dan guru
Sejarah (Studi Kasus sejarah setelah di
Pada Siswa Kelas X bawa ke
SMA Negeri Museum.
Kabupaten
Banyuwangi)
3. Febrillian Pemanfaatan Kebun Pemanfaatan Pemanfaatan
Gemilang Raya Bogor Sebagai alam alamsebagai
Putra Sumber sebagai sumber belajr
Pembelajaran sumber geografi
Geografi PadaSMA belajar
Bina Insani Bogor. Geografi
Emirta, Dalam penelitian Penelitian Objek wisata
Hanapi, dan Pada Pemanfaatan tentang sebagai sumber
Hariyono Objek Wisata pemanfaatan pembelajaran
Sebagai Sumber objek wisata kontekstual.
Pembelajaran
Kontekstual.
45

5. Kerangka Berfikir
Pembelajaran geografi adalah suatu pembelajaran yang sangat luas
bahasannya. Dalam pelajaran geografi segala akivitas baik itu manusia
ataupun benda mati dapat dikaji dalam bidang ini. Alam sekitar dapat
dimanfaatkan dalam pelajaran geografi karena dengan belajar di alam
dapat meningkatkan semangat siswa dan mengembangkan sumber belajar
khsusunya dalam mata pelajaran geografi.
Pemanfaatan yaitu adanya suatu benda, tempat/sarana yang dapat
dijadikan objek dalam suatu kegiatan. Pemanfaatan alam sekitar secara
tidak langsung dapat dijadikan objek sebagai sumber belajar. Objek wisata
dapat diartikan segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam dan budaya. Sumber
Belajar yaitu dimana adanya pengalaman secara langsung yang dilakukan
oleh guru dan siswa. Sehingga alam sekitar yang sebelumnya hanya
dijadikan sebagai tempat wisata kini dapat dimanfaatkan sebagai sumber
belajar. Pemanfaatan objek wisata sebagai sumber belajar dapat dijadikan
usulan nantinya baik kepada guru maupun pemerintah, agar objek wisata
yang ada di daerah sekitar dapat dijadikan sumber belajar siswa, serta
dapat meningkatkan apresiasi siswa dalam belajar. Selain itu juga objek
wisata Gunung Padang yang berada di kawasan Cianjur tersebut dapat
lebih diperhatikan lagi sarana dan prasarana oleh pengelola dan
pemerintah. Kerangka berfikir seperti pada bagan 2.1.
46

Pembelajaran
Geografi

Pemanfaatan

Guru

Alam Sumber Belajar

Siswa

Batuan Gunung
Padang

Pengalaman

Apresiasi siswa

Bagan 2.1
Kerangka Berfikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di sekolah SMA Negeri 1 Cianjur, yang
berada di Jalan Pangeran Hidayatullah No. 62, Sawah Gede, Kec. Cianjur,
Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kabupaten Cianjur secara geografis
terletak pada koordinat 106°42’-107°25’Bujur Timur dan 6°21’-7°25’
Lintang Selatan, dengan ketinggian 7-2-2.962 mdpl dan memiliki
kemiringan 0-40%.97 Peta penelitian seperti terlihat pada Gambar 3.1.

Lokasi
Penelitian

Gambar 3.1
Peta Lokasi Penelitian

97
https://cianjurkab.go.id/profil-cianjur/letak-geografis/(Diaksespada Minggu, 05
November 2017 pada pukul 15.46 WIB).

47
48

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yakni dari
bulan Juni dan Juli 2018, jadwal dengan perincian kegiatan penelitian
berdasarkan Tabel berikut:
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
Kegiatan Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep
Seminar
Proposal
Revisi Proposal
Menyusun Bab
I-III
Membuat
Instrumen
Pengumpulan
Data
Melakukan
Penelitian
Mengolah Data
Menyusun BAB
IV-V

B. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu suatu
metode atau jalan penelitian yang sistematis, digunakan untuk mengkaji atau
meneliti suatu objek pada latar alamiah tanpa ada manipulasi di dalamnya dan
tanpa ada pengujian hipotesis, dengan metode-metode yang alamiah ketika
hasil penelitian yang diharapkan bukanlah generalisasi berdasarkan ukuran-
ukuran kuantitas, namun makna (segi kualitas) dan fenomena yang dihadapi.98

98
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitati Dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016, h. 24.
49

Penelitian ini bertujuan menganalisis data sedekat mungkin dengan


data-data yang ada dan sesuai dengan realita di lapangan. Peneliti
menggunakan jenis penelitian studi kasus, yaitu penelitian dilakukan secara
mendalam terhadap objek penelitian. Melihat fenomena dan interaksi sosial
yang terjadi di lapangan lalu dapat di deskripsikan serta di gambarkan secara
lengkap ke dalam tulisan. Maka dari itu peneliti menggunakan metode
penelitian kualitatif.

C. Sumber Data
Kegiatan awal dalam fase proses penelitian adalah menentukan sumber
data. Data dalam sebuah penelitian, merupakan bahan pokok yang dapat
diolah dan dianalisis untuk menjawab masalah penelitian.99 Dalam penelitian
ini, menggunakan sumber data primer dan sekunder. Untuk mengetahui
pemanfaatan objek wisata gunung Padang sebagai sumber belajar, maka
diperlukan sumber data sebagai berikut:
1. Sumber data primer diperoleh dari:
a. Guru Geografi SMAN 1 Cianjur
Peneliti melakukan wawancara dengan guru geografi SMAN 1 Cianjur
untuk mendapatkan data pemanfaatan objek wisata gunung padang
sebelum dan setelah melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung
Padang.
b. Siswa SMAN 1 Cianjur
Peneliti melakukan wawancara dengan siswa X-IPS 1 SMAN 1
Cianjur guna mendapatkan data pemanfaatan objek wisata gunung
padang pada saat sebelum dan setelah melakukan pembelajaran di
Gunung Padang.
c. Pengelola Gunung Padang
Peneliti melakukan wawancara dengan pengelola Gunung Padang guna
mendapatkan data informasi mengenai Gunung Padang.

99
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan
TenagaPendidikan, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 253.
50

2. Sumber data sekunder diperoleh dari :


a. Dokumentasi
Data dokumentasi berupa data sarana dan prasarana, jumlah siswa,
jumlah guru dan lain-lain.
b. RPP

D. Objek Penelitian
Dalam penelitian diperlukan adanya objek yang akan menjadi sasaran
penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah peserta
didik kelas X IPS 1.
Dalam penelitian kualitatif jumlah responden diketahui ketika
pengumpulan data mengalami kejenuhan. Pengunpulan data diawali dari
mewawancarai informan dan berhenti sampai pada responden yang kesekian
sebagai sumber yang sudah tidak memberikan informasi baru lagi.
Maksudnya adalah berhenti sampai pada informan yang kesekian
ketika informasinya suda “tidak berkualitas lagi” melalui teknik bola salju
(snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama atau tidak bervariasi lagi
dengan para informan sebelumnya.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki.100 Agar data yang dihasilkan lebih
akurat, dalam penelitian ini menggunakan observasi partisipan yaitu
peneliti terlibat langsung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang
diamati.101 Peneliti ikut berperan sebagai pengajar/guru saat siswa dibawa
ke Gunung Padang untuk melakukan pembelajaran.
2. Interview (Wawancara)
Wawancara (interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan
dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui

100
Ibid., h. 69.
101
Ibid., h. 71.
51

saluran media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai


sebagai sumber data.102 Wawancara dilakukan secara terbuka, di mana
informan mengetahui kehadiran pewawancara sebagai peneliti yang
bertugas melakukan wawancara di lokasi penelitian.103
Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara
semi-sruktur. Uwe Flick dalam bukunya Introducing Research
Methodology mengatakan:
“For semi-structured interviews, a umber of questions are prepared
that between them cover the intended scope of the interview.
Interviewers can deviate from the sequence of the questions. They
also do not necessarily stick to the exact formulation of the
questions when asking them. The aim of the interview is to obtain
the individual views of the interviewees an an issue.”104

Artinya dalam wawancara semi-struktur, pertanyaan-pertanyaan


disiapkan dengan lingkup yang dimaksud dalam sebuah wawancara.
Peneliti dapat menanyakan pertanyaan yang menyimpang dari rangkaian
pertanyaan yang telah disiapkan, juga tidak harus mengikuti formulasi
yang tepat dalam menanyakan pertanyaan kepada narasumber. Tujuannya
agar memperoleh informasi dari pandangan narasumber itu sendiri dari
tema yang diangkat dalam penelitian.
Wawancara dilakukan dengan bertatap muka langsung dengan
partisipan, tidak melalui telepon ataupun video. Instrumen yang dilakukan
adalah perekam suara dan pedoman wawancara. Tujuan peneliti
melakukan wawancara adalah agar mendapatkan informasi lebih mendetail
mengenai objek wisata Gunung Padang sebagai sumber belajar geografi.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara dengan
Guru IPS SMAN 1 Cianjur, siswa, dan pengelola Gunung Padang.

102
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2014), h. 263.
103
M. Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
IlmuSosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 109.
104
Uwe Flick, Introducing Research Methodology: A Beginner’s Guide To Doing a
Research Project, (Los Ageles: Sage, 2011), h. 112.
52

3. Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang
ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumentasi menjadi data pelengkap
dan sebagai bukti jika penelitian sudah dilakukan.105
Peneliti mendokumentasikan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung di objek wisata Gunung Padang.

F. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat
aktivitas siswa ketika sedang melakukan pembelajaran di Gunung Padang.
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Prmanfaatan Objek Wisata Gunung Padang
Sub
No Variabel Indikator keadaan
Variabel
1. Pemanfaatan Fisik Lithosfer (Batuan)
Objek Pedosfer (Tanah)
Wisata Sosial Sejarah
Gunung Ekonomi
Padang

Berikut pedoman observasi aktivitas belajar siswa di Objek Wisata


Gunung Padang terlihat pada Tabel 3.3

105
Sukandarrumidi, op. cit., h. 100-101.
53

Tabel 3.3
Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Dalam Pemanfaatan Objek
Wisata Gunung Padang
No Aspek Yang Diamati Indikator Ket.
1. Pra Pembelajaran 1. Pengaturan tempat
duduk
2. Kesiapan pelaksanaan
pembelajaran
2. Kegiatan Membuka 1. Menjawab Salam Guru
Pelajaran 2. Berdoa sebelum
memulai pembelajaran
3. Kegiatan Inti 1. Bersemangat saat
Pembelajaran mengikuti pembelajaran
(Pemanfaatan Gunung 2. Bertanya dengan
Padang Sebagai antusias saat proses
Sumber Belajar) pembelajaran
a. Fisik
b. Sosial 1. Terdapat interaksi antara
guru dan siswa saat
proses pembelajaran
ketika siswa meneliti
batuan dan tanah di objek
wisata Gunung Padang
2. Terdapat interaksi antara
siswa dengan siswa saat
diskusi berlangsung
c. Kognitif 1. Menjawab pertanyaan
yang diajukan guru
2. Mengemukakan
pendapatnya saat proses
pembelajaran
54

Tabel 3.3 (Lanjutan)


4. d. Afektif 1. Mengikuti pelajaran
sampai selesai.
2. Memperhatikan ketika
guru menjelaskan materi
3. Mencatat penjelasan
yang disampaikan guru.
e.Psikomotorik 1. Mengerjakan tugas yang
dilakukan guru
2. Mengerjakan tugas
dengan tepat waktu.
Penutup 1. Berdoa sebelum menutup
pelajaran.
2. Menjawab salam penutup.

2. Lembar Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pengelola Gunung Padang, Guru
Geografi, dan siswa SMAN 1 Cianjur.
Tabel 3.4
Kisi – Kisi Instrumen Wawancara
Aspek
No Wawancara Sub Aspek Masalah
Masalah
1. Pengelola Pemanfaatan 1. Pengetahuan mengenai batuan
Objek Wisata Objek Wisata dan lapisan tanah di Gunung
Gunung Gunung Padang
Padang Padang
Sumber Belajar 1. Informasi mengenai objek
Geografi wisata Gunung Padang sebagai
sumber belajar geografi
2. Pengetahuan mengenai batuan
dan lapisan tanah di Gunung
Padang sebagai sumber belajar
55

Tabel 3.4 (Lanjutan)


2. Guru Sumber Belajar 1. Informasi mengenai sumber
Geografi belajar geografi dan
pembelajaran geografi di
dalam kelas
Pemanfaatan 1. Pengetahuan mengenai
Objek Wisata lithosfer dan pedosfer di
Gunung Gunung Padang
Padang 2. Informasi mengenai objek
wisata Gunung Padang
sebagai sumber belajar
geografi
3. Siswa Sumber 1. Pembelajaran di dalam kelas
sebelum Belajar dan informasi mengenai
melakukan Geografi sumber belajar geografi
pembelajaran 2. Pengetahuan tentang Gunung
di objek Padang dapat digunakan
wisata sebagai sumber belajar
Gunung 3. Pemahaman siswa mengenai
Padang Lithosfer dan Pedosfer

Siswa setelah Pemanfaatan 1. Pembelajaran di objek wisata


melakukan Objek Wisata Gunung Padang
pembelajaran Gunung 2. Pengetahuan yang di dapat
di objek Padang dari pembelajaran di objek
wisata wisata Gunung Padang
Gunung
Padang
56

Tabel 3.5
Instrument Wawancara
No Wawancara Pertanyaan
1. Pengelola Objek 1. Apakah objek wisata Gunung Padang dapat
Wisata Gunung dijadikan sebagai sumber belajar di sekolah?
Padang Khususnya mata pelajaran geografi!
2. Berapa banyak jumlah wisatawan lokal dan
wisatawan asing yang mengunjungi objek
wisata Gunung Padang dalam 1 Minggu /
bulan?
3. Bagaimana sarana dan prasarana objek
wisata Gunung Padang?
4. Apakah dengan banyaknya para wisatawan
menimbulkan suatu dampak dalam bidang
ekonomi, sosial, budaya?
5. Berapa banyak ilmuan atau para ahli yang
telah meneliti objek wisata Gunung Padang?
6. Menurut anda apakah batuan di Gunung
Padang adalah hasil dari pembangunan oleh
manusia zaman dulu?
7. Berapa banyak batuan yang ada di Gunung
Padang?
8. Menurut anda apakah objek wisata Gunung
Padang memiliki letak yang strategis?
9. Apakah dengan adanya objek wisata
Gunung Padang dapat menambah
pendapatan ekonomi penduduk sekitar?
57

Tabel 3.5 (Lanjutan)

2. Guru 1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan


di dalam kelas?
2. Apakah ibu/bapak setuju jika pembelajaran geografi
dilakukan di luar kelas?
3. Apakah bapak pernah mengunjungi objek wisata
Gunung Padang?
4. Tujuan apaibu/bapak mengunjungi objek wisata
tersebut?
5. Apakah menurut ibu/bapak objek wisata Gunung
Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar
geografi?
6. Apakah ibu/bapak mengetahui mengenai litosfer
dan pedosfer Gunung Padang?
7. Menurut ibu/bapak apakah siswa akan merasa
senang jika pembelajaran dilakukan diluar kelas?
8. Apakah pengelola dan peneliti dapat menjelaskan
secara detail dan apakah anda memahaminya?
9. Menurut ibu/bapak apakah objek wisata Gunung
Padang sudah dikenal ke mancanegara?
10. Apakah objek wisata Gunung Padang dapat
dijadikan sumber belajar dalam berbagai ilmu?
11. Setelah ibu/bapak melakukan pembelajaran di
objek wisata Guung Padang, apakah ibu tertarik
membawa siswa ke tempat ini?
12. Bagaimana sarana dan prasarana objek wisata
Gunung Padang?
13. Apakah siswa terlihat senang dan banyak belajar
setelah dibawa ke objek wisata Gunung Padang?
58

Tabel 3.5 (Lanjutan)

Siswa 1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan


sebelum di dalam kelas?
melakukan 2. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di
pembelajaran dalam kelas?
di luar kelas 3. Apakah anda mengetahui objek kajian lithosfer dan
pedosfer?
4. Apakah anda memahami materi tersebut?
5. Sejauh mana anda mengetahuinya?
Siswa setelah 1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan
melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang?
pembelajaran 2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang
di luar kelas bermanfaat jika dijadikan sebagai sumber belajar?
3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung
Padang?
4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada
pembelajaran di objek wisata Gunung Padang?
5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah
wawasan tentang objek kajian litosfer dan pedosfer?
6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang
dengan melihat objek secara langsung dapat lebih
memahami dan lebih mengerti?
7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah
dijelaskan oleh pengelola dan peneliti?
8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan
pembelajaran pada materi yang sudah diajarkan di
dalam kelas?
9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek
wisata Gunung Padang dapat diajarkan kembali ke
teman lainnya?
59

3. Lembar Dokumentasi
Dokumetasi dilakukan sebagai penguat hasil/bukti dari penelitian
telah dilakukan. Dokumen ini berupa foto-foto selama penelitian
berlangsung.

G. Tahap Pengolahan Data


Berikut tahapan-tahapan dalam pengolahan yang peneliti lakukan:
1. Peneliti melakukan observasi di SMAN 1 Cianjur dan Objek Wisata
Gunung Padang
2. Peneliti melakukan wawancara mengenai pengetahuan dari objek wisata
Gunung Padang, untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan objek wisata
Gunung Padang sebagai sumber belajar serta melakukan pembelajaran di
Gunung Padang.

H. Rencana Pengujian Keabsahan Data


1. Uji Validitas
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan
valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan
apa yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Teknik
pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini meliputi triangulasi,
meningkatkan ketekunan dan member check.106
a. Triangulasi
Triangulasi yang akan dilakukan yaitu triangulasi sumber.
Triangulasi sumber, dilakukan dengan menanyakan hal yang sama
melalui sumber yang berbeda.107 Hal ini bertujuan untuk
membandingkan dan mengecek informasi yang diperoleh dengan
wawancara. Pada proses wawancara, peneliti memberikan pertanyaan
serupa kepada subjek penelitian. Hal tersebut memberikan gambaran
suatu proses yang dipahami masing-masing subjek.

106
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&d, (Bandung: Alfabeta,
2012) h. 274.
107
Ibid.
60

b. Meningkatkan ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan, dengan cara tersebut maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat di rekam secara pasti
dan sistematis.108 Pengujian keabsahan data dengan meningkatkan
ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan
hasil penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan
kekurangannya. Hal tersebut memudahkan peneliti agar dapat
memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa
yang diamati.
c. Member Check
Member Check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk
mengetahui seberapa jauh data yang di peroleh sesuai dengan apa yang
di berikan oleh pemberi data.109 Yaitu mendiskusikan kembali dengan
dewan guru dan siswa yang bersangkutan. Namun, jika data yang
diberikan kepada peneliti tidak disepakati, maka peneliti perlu
mengadakan diskusi kembali, sehingga adanya kesepakatan antara
peneliti dan pemberi data. Dengan demikian, maka akan terwujud
kepercayaan pada penelitian.

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitaas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat pengukur
dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran
yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable.110
Dalam metode kualitatif aspek reliabilitasnya dapat dilihat tergantung dari:
ketajaman observasi, analisis teks, interview dan transcript dari

108
Ibid., h. 272
109
Ibid., h. 276.
110
Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodolgi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta
Press, 2006), h. 112.
61

pembicaraan yang terjadi di lingkungan alamiah. Dalam hal ini peneliti


harus dapat mengerti tentang pertanyaan yang diajukan sehingga
mendapatlkan jawaban maksimal untuk hasil penelitian. Langkah-langkah
yang dilakukan dalam uji reliabilitas meliputi:
a. Menyimpan catatan-catatan rinci dari wawancara dan observasi serta
dengan mendokumentasikan proses analisis secara mendetail.
b. Kerangka coding bisa dikembangkan untuk mengarakterisasi tiap
ujaran (misalnya, mengenai umur, jenis kelamin, dan peran pembicara
itu; topik pembicaraan, dll), dan transkip tersebut kemudian bisa
dikodifikasi juga oleh peneliti yang lain.
c. Membuat penilaian tersendiri terhadap transkip oleh peneliti kualitatif
terlatih lainnya dan kemudian membandingkan kesamaan penilaian
yang diperoleh.
d. Transkip wawancara tersebut dianalisis untuk mengkaji isi dan
struktruknya oleh peneliti utama dan oleh komite panel mandiri, dan
kemudian diadakan penilaian terhdap tingkat kesesuaian.111

I. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan tahap pertengahan dari serangkaian tahap
dalam sebuah penelitian yang mempunyai fungsi yang sangat penting. Hasil
penelitian yang dihasilkan harus melalui proses analisis data terlebih dahulu
agar dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.112
Sementara itu, Bogdan & Biklen menyatakan bahwa analisis data
adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara,
catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan
pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan danmemungkinkan apa
yang ditemukan.113

111
Ibid., h. 31.
112
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2010), h. 158.
113
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013) h. 210.
62

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti menggunakan analisis


Miles & Hubermen mengemukakan tiga tahapan dalam menganalisis data
penelitian kualitatif, yaitu (1) reduksi data (datareduction): (2) paparan data
(data display), dan (3) penarikankesimpulan dan verifikasi (conclusion
drawing/verifying).114
1. Reduksi data, yaitu kegiatan merangkum, menggolongkan, menghilangkan
hal-hal yang tidak perlu, sehingga nantinya memudahkan dalam
pemaparan data dan penarikan kesimpulan.
2. Paparan data, yaitu data yang direduksi tersebut merupakan sekumpulan
informasi yang nantinya memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, merupakan tahap akhir analisis data
sebagai jawaban dari hasil penelitian.

Model analisis tersebut dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Koleksi Data

Display Data
(Penyajian

Reduksi Data

Kesimpulan/
Verifikasi

Gambar 3.2
Teknik Analisis Data Model Interaktif
Komponen dalam Analisis Data Model Interaktif (Miles dan Huberman, 1992)115

114
Ibid.
115
Ibid., h. 211.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat
1. SMA Negeri 1 Cianjur
SMA Negeri 1 Cianjur, terletak di Jalan Pangeran Hidayatullah
No. 62, Sawah Gede, Kec. Cianjur, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Kabupaten Cianjur secara geografis terletak pada koordinat 106° 42’-
107°25’Bujur Timur dan 6°21’-7°25’ Lintang Selatan, dengan ketinggian
7-2-2.962 mdpl dan memiliki kemiringan 0-40%.116 Peta lokasi SMA
Negeri 1 Cianjur seperti terlihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1
Peta Lokasi Penelitian

116
https://cianjurkab.go.id/profil-cianjur/letak-geografis/(Diaksespada Minggu, 05
November 2017 pada pukul 15.46 WIB).

63
64

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.2
SMAN 1 Cianjur

SMAN 1 Cianjur didirikan pada tahun 1959 atas prakarsa tokoh


masyarakat Cianjur beserta DPRD dan para orang tua murid yang
anaknya sudah tamat SLTP. SMAN 1 Cianjur pada mulanya bernama
SMA Badak Putih (swasta) dengan kepala sekolah Bapak Suryadi
Wonoerdjojo. Pada bulan Oktober 1959 SMA Badak putih resmi
berubah nama menjadi SMA Negeri dengan SK Menteri P&K tanggal
15 Oktober 1959 No. 72/SK/B.III. Upacara peresmiannya pada tanggal
15 November 1959 di gedung Tjung Hwa Tjung Hwee yang kini
bernama Wisma Karya. Mulai tanggal 1 Mei 1960 dengan SK Menteri
P&K tanggal 24 April 1960 No. 34037/C.I diangkatlah Bapak Moh.
Muchtar sebagai direktur SMA Negeri Cianjur. Pada tanggal 26
Desember 1964 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan
gedung SMA Negeri Cianjur (kampus yang ada sekarang) yang dihadiri
oleh tokoh-tokoh masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Provinsi juga
CV. Haruman sebagai pelaksana pembangunan.
Kemudian tanggal 19 januari 1966 gedung SMA Negeri Cianjur
mulai dipakai dan pimpinannya mulai tanggal 20 April 1966
65

diserahterimakan dari Moh. Muchtar kepada Bapak Endy Suhenda, lalu


tanggal 2 september 1966 pimpinan SMA Negeri Cianjur diserahkan
pada Bapak D. Effendi. Mulai tanggal 19 Oktober 1967 pimpinan SMA
Negeri Cianjur diserahterimakan lagi kepada Bapak Drs. Mamin
Wijayakusuma. Pada tahun 1980 tepatnya bulan April, Bapak Drs.
Mamin Wijayakusuma digantikan oleh Bapak Drs. A. Riswaya sampai
tahun 1983. Kemudian Desember 1983 Bapak Drs. A. Riswaya diganti
oleh Bapak Drs. Maryono sampai tahun 1988. Bulan Juli 1988 Bapak
Drs.Maryono digantikan oleh Bapak Drs. A. Subarkah sampai tahun
1993, lalu pada bulan Januari 1993 Bapak Drs. A. Subarkah digantikan
oleh Bapak Drs. Nanai Said, yang kemudian digantikan oleh Bapak
Drs. A. S. Arifin Sulaeman. Tanggal 1 September 1997 Bapak Drs. A.
S. Arifin Sulaeman memasuki masa purna bakti, sehingga
kepemimpinan SMA Negeri 1 Cianjur dijabat sementara oleh Bapak
Drs. Hardjo Hartana sebagai PJMT (Beliau Kepala SMA Negeri 2
Cianjur) sampai dengan tanggal 1 Juli 1998. Tanggal 1 Juli 1998,
dilantik Kepala SMA Negeri 1 Cianjur yang baru yaitu Bapak Drs. H.
Djurnalis Djen. Pada bulan September 2006, Bapak Drs. H. Djurnalis
Djen memasuki masa purna bakti, kemudian digantikan oleh Bapak
Drs. Barnas Sastraputra, M.Pd.
Pada tahun 2010 Bapak H. Gun gun Guswandi, M.Pd sampai
tahun 2011 menjabat sebagai Kepala SMAN 1 Cianjur. Kemudian tahun
2011 akhir sampai dengan pertengahan tahun 2014 SMAN 1 Cianjur
dipimpin oleh Bapak Drs. H. Danur Jamhur, M.MPd. Bapak Engkus
Daryana, S.Pd. M.Si menggantikan pak Danur sebagai Kepala SMAN 1
Cianjur periode 2014 sampai 2016 awal. Februari 2016 Kepala SMAN
1 Cianjur dijabat oleh Bapak Jarwoto, M.Pd. kemudian tahun 2017
sampai saat ini dijabat oleh Bapak Haruman Taufik K., S. Pd, MM. Pd.
Sebagai catatan penting bahwa SMA Negeri Cianjur berubah nama
menjadi SMA Negeri 1 Cianjur pada tahun ajaran 1987/1988.
66

a. Visi, Misi dan Tujuan SMA Negeri 1 Cianjur


1) Visi SMAN 1 Cianjur
Unggul dalam Prestasi, Terampil, Mandiri , Berwawasan ke
Depan yang Berkreatifan Lokal Berlandaskan Iman dan Takwa.
2) Misi SMA Negeri 1 Cianjur
a) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan dengan mewujudkan
akhlakul karimah dalam berbagai aktivitas.
b) Meningkatkan prestasi dalam bidang akademik dan
nonakademik.
c) Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berbahasa,
sains dan teknologi.
d) Meningkatkan kemandirian peserta didik.
e) Meningkatkan wawasan global peserta didik dalam bingkai
kearifan lokal.
3) Tujuan SMA Negeri 1 Cianjur
a) Terbiasa melaksanakan peribadatan rutin.
b) Menghasilkan lulusan yang berakhlakul karimah.
c) Menghasilkan lulusan yang taat aturan.
d) Menghasilkan lulusan yang mencintai almamater.
e) Menghasilkan lulusan yang sadar lingkungan.
f) Meluluskan peserta didik ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
g) Memperoleh kejuaraan di tingkat Nasional dan Internasional
bidang sains dan teknologi.
h) Memperoleh kejuaraan bidang seni, budaya dan oleh raga di
tingkat Nasional dan Internasional.
i) Menghasilkan lulusan yang memiliki keterampilan berbahasa
asing.
j) Menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa meneliti.
k) Menghasilkan lulusan yang terampiilan dan bijaksana
menggunakan serta memanfaatkan teknologi.
67

l) Melahirkan lulusan yang memiliki kepercayaan diri yang


tinggi.
m) Melahirkan lulusan yang mampu menyelesaikan permasalahan.
n) Melahirkan lulusan yang mampu mengambil keputusan.
o) Melahirkan lulusan yang melek teknologi.
p) Melahirkan lulusan yang mencintai budaya lokal.

2. Sejarah Singkat Gunung Padang


Gunung Padang merupakan situs megalithikum yang terletak di
Desa Karyamukti, Kecamatan Cempaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi
Jawa Barat. Memiliki luas sekitar 4.000 meter.Peta lokasi Gunung Padang
sepertiterlihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.3
Peta Lokasi Penelitian Gunung Padang
68

Sumber: Peta Geologi Lembar Sindang Barang


Gambar 4.4
Peta Geologi Gunung Padang

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.5
Gunung Padang
Megalithikum merupakan batuan besar, tetapi batuan Gunung Padang
bukan merupakan batuan besar tetapi dinamakan batu columnar joints.
Columnar joints adalah batuan yang memiliki struktur berupa kolom-kolom
batu yang tersusun rapi. Struktur kolom ini terbentuk dari proses pendinginan
tubuh lava (lelehan cairan magma yang timbul di permukaan tanah) pada
kondisi temperatur tekanan lingkungan yang sesuai.
Batuan Gunung Padang mengandung kadar besi 40% yang
dinamakan andesit firoksin. Terdapat dua versi mengenai batuan andesit
69

firoksin ini, pertama, apabila batuan ini tidak dibentuk oleh manusia,
berarti batuan ini adalah hasil dari magma yang mengendap di dalam perut
bumi. Kedua, apabila batuan ini adalah batu gunung yang dibuat oleh
manusia, berarti batuan tersebut adalah batu gunung. Gunung Padang
terdapat lima teras serta memiliki dua jalan. Jalan utama adalah 175 meter
yang terdiri dari 378 tinjakan. Jalan kedua adalah 300 meter yang terdiri
dari beton 371 ditambah 39 batuan. Jumlah naik turun jika melalui semua
tinjakan kurang lebih adalah 788 tinjakan. Berikut adalah teras 1-5
Gunung Padang terdapat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.6 Gambar 4.7


Teras 1 Teras 2

Gambar 4.8 Gambar 4.9


Teras 3 Teras 4

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.10
Teras 5
70

Gunung Padang ditemukan pada tahun 1914 oleh seorang arkeolog


Belanda bernama N.J.Krom. Gunung Padang juga dulu digunakan sebagai
tempat meditasi atau ritual. Kemudian pada tahun 2011, Gunung Padang
meraih perhatian masyarakat luas, banyak para ilmuan yang meneliti situs
tersebut. Sampai saat ini Gunung Padang sudah dikenal hingga
mancanegara serta merupakan salah satu objek wisata budaya di Cianjur.
Gunung Padang dikelola langsung oleh masyarakat lokal serta juru
pelihara dari dinas kebudayaan dan pendidikan. Masyarakat atau turis
yang akan mengunjungi objek wisata Gunung Padang dibuka setiap hari
pukul 07.00 -17.00 WIB.
Ditemukan berbagai macam batuan di objek wisata Gunung
Padang, diantaranya adalah: batuan andesit, batuan kuarsit, batu pasir dan
rijang. Ditemukannya batuan tersebut dapat disebabkan oleh adanya erosi,
sehingga terjadinya pengikisan dan perubahan-perubahan yang
menyebabkan adanya jenis-jenis batuan. Gunung padang dikelilingi oleh
jenis-jenis tumbuhan sehingga pengunjung tidak hanya melihat keunikan-
keunikan dari batuan Gunung padang namun dapat melihat pemandangan
yang sejuk dan asri.
a. Data sarana dan prasarana objek wisata Gunung Padang.
Data sarana dan prasarana yang terdapat di objek wisata
Gunung Padang , di jelaskan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Data Sarana dan Prasarana Objek Wisata Gunung Padang
Data Sarana dan
No Keterangan
Prasarana
1. Akses Jalan Sudah bagus serta sedang ada
pembesaran jalan menuju objek wisata
Gunung Padang.
2. Toilet Terdapat 2 toilet di area parkir atas dan
4 toilet di area parkir bawah.
71

Tabel 4.1 (Lanjutan)


3. Musholla Terdapat Mushola di objek wisata
Gunung Padang, serta masjid yang
sedang di bangun di area parkir Pal Dua.
4. Area Parkir Pal Area parkir Pal Dua yang merupakan
Dua area parkir baru di Gunung Padang yang
sangat luas, diantaranya terdapat villa,
rest area, dan masjid. Villa tersebut
menjadi tempat peristirahatan para
pengunjung baik itu para turis ataupun
pejabat yang mengunjungi objek wisata
Gunung Padang.
Sumber: Data hasil observasi 2018
Berdasarkan tabel 4.1, didapatkan bahwa sarana dan prasarana
objek wisata Gunung Padang sudah cukup baik. Hal ini dibuktikan
ketika peneliti melakukan observasi dan dokumentasi pada tanggal 14
Juli 2018 (keterangan terdapat pada lampiran no. 7). Akses jalan
menuju Gunung Padang sudah bagus, serta sedang adanya
pembangunan villa, rest area, dan mushola di area parkir pal dua. Hal
ini membuktikan bahwa objek wisata Gunung Padang selalu
mengalami peningkatan.
b. Tiket Masuk Objek Wisata Gunung Padang
Gunung Padang sebagai tempat wisata yang didalamnya
terdapat tiket masuk dan biaya parkir. Berikut penjelasan pada Tabel
4.2.
Tabel 4.2
Tiket Masuk Objek Wisata Gunung Padang
No Keterangan Biaya
1. Tiket masuk 5.000
2. Parkir : Mobil 10.000
Motor 5.000
Sumber: data hasil observasi 2018
72

Berdasarkan data tabel 4.2 dan berdasarkan hasil observasi


yang peneliti lakukan pada tanggal 14 Juli 2018 bahwasannya untuk
biaya tiket masuk dan parkir sudah cukup murah. Area parkir objek
wisata Gunung Padang memiliki dua area parkir. Diantaranya parkiran
utama terletak di atas, tepatnya berada di depan loket atau pintu masuk
objek wisata Gunung Padang. Area parkir kedua tepatnya berada di
bawah kira–kira 200 meter dari area parkir utama. Ketika hari libur
(weekend) pengunjung yang membawa kendaraan beroda 4 disimpan
di area parkir bawah sementara untuk mengunjungi objek wisata
tersebut bisa dengan jalan kaki atau ojek dengan tarif 5.000. Hal
tersebut dikarenakan pengunjung di hari libur yang mengendarai roda
2 sangat banyak sehingga melampui batas. Area parkir objek wisata
Gunung Padang cukup aman, namun tidak dilengkapi dengan penutup
kendaraan, sehingga kendaraan langsung terpapar oleh sinar matahari.

3. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Cianjur, sebelum
penelitian dilakukan, terlebih dahulu melakukan observasi pada tanggal 18
Juli 2018 serta wawancara kepada 8 orang siswa di kelas X-IPS 1. Sampel
yang digunakan ketika penelitian adalah sebanyak 33 siswa, dengan
pertimbangan kelas tersebut memiliki rata-rata kelas lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas lainnya.
Sebelum melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang,
8 orang siswa terlebih dahulu di wawancara mengenai pembelajaran
geografi di dalam kelas, selanjutnya siswa melakukan pembelajaran di
objek wisata Gunung Padang dan 8 orang siswa tersebut di wawancara
kembali mengenai pemanfaatan objek wisata Gunung Padang sebagai
sumber belajar geografi. Berikut ini langkah-langkah kegiatan
pembelajaran dengan memanfaatkan objek wisata Gunung Padang sebagai
sumber belajar geografi.
73

a. Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertama tanggal 18 Juli 2018, peneliti
melakukan pembelajaran, dalam hal ini peneliti mengulang materi
lithosfer mengenai jenis-jenis batuan dan pedosfer mengenai
karakteristik tanah dan menjelaskan sesuai dengan yang akan di
pelajari di objek wisata Gunung Padang. Materi tersebut telah
diajarkan oleh guru geografi SMAN 1 Cianjur. Jadi, dalam hal ini
peneliti mengulas kedua materi tersebut secara singkat.Kemudian
menjelaskan kepada siswa bahwa pertemuan berikutnya akan
melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang, yaitu
dengan meneliti objek secara langsung. Peneliti menjelaskan tata cara
bagaimana praktik yang akan dilaksanakan di objek wisata Gunung
Padang. Peneliti memperlihatkan peralatan yang akan digunakan
keetika melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang.
Peneliti juga membagikam surat izin dari sekolah kepada siswa X-IPS
1 bahwa kelas tersebut akan melakukan pembelajaran di luar kelas
yaitu di di situs megalithikum objek wisata Gunung Padang.
Pertemuan pertama seperti pada gambar 4.11.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.11
Pertemuan Pertama
b. Pertemuan kedua
Kemudian, pada pertemuan selanjutnya tanggal 21 Juli 2018,
peneliti bersama siswa melakukan pembelajaran di objek wisata
Gunung Padang dengan melakukan praktik di alam mengenai macam-
macam batuan dan karakteritik tanah yang sudah di ajarkan di dalam
kelas. Sebelum melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung
74

Padang peneliti membagikan buku panduan kepada masing-masing


siswa serta membagikan kelompok belajar di objek wisata Gunung
Padang dan memberikan alat berupa pH serta cairan H2O2 dan HCL
untuk mengetahui karakteristik tanah. Pertemuan kedua seperti pada
gambar 4.12 dan gambar 4.13.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.12
Pertemuan Kedua

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.13
Sebelum Berangkat Menuju Gunung Padang

Sebelum berangkat menuju objek wisata Gunung Padang,


peneliti disambut oleh bapak Asep selaku wakil kepala sekolah SMA
Negeri 1 Cianjur, beliau memberikan nasehat agar selalu berhati-hati
ketika di perjalanan dan supaya kumpul kembali di SMA Negeri 1
Cianjur.Kemudian melakukan pembelajaran dengan membawa siswa
ke objek wisata Gunung Padang. Perjalanan menuju objek wisata
75

Gunung Padang adalah sekitar 60 menit. Peneliti bersama guru dan


siswa menaiki kendaraan yang telah disiapkan.
Sesampai di objek wisata Gunung Padang, kami disambut oleh
pengelola Gunung Padang, kami mengucapkan salam dan kami
bersama pengelola berkumpul untuk berdoa bersama. Setelah itu
peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk meneliti batuan dan
tanah di objek wisata Gunung Padang. Tugas pertama, siswa dapat
mengetahui karakteristik tanah yang terbagi ke dalam 3 bagian. Yaitu,
penentuan sifat fisik tanah yang terdiri dari tekstur tanah, struktur
tanah dan warna tanah. Penentuan sifat kimia tanah, untuk mengetahui
pH tanah dan kesuburan tanah dengan menggunakan cairan HCL
danH2O2serta penentuan sifat biologi tanah yang terdiri dari macam-
macam flora dan fauna yang terdapat di objek wisata Gunung Padang.
Siswa melakukan penelitian pada dua tempat atau lokasi, yaitu
pada saat siswa sebelum naik anak tangga Gunung Padang dan pada
saat di puncak atau di atas bukit Gunung Padang. Kemudian tugas
berikutnya adalah melanjutkan perjalanan ke atas bukit Gunung
Padang. Dalam perjalanan ke atas bukit Gunung Padang, siswa
meneliti jenis flora dan fauna apa yang terdapat di objek wisata
Gunung Padang. Setelah sampai di puncak Gunung Padang peneliti
memberikan tempat atau lokasi tanah yang akan diteliti kembali oleh
masing-masing kelompok. Siswa tidak lupa untuk mencatat jenis flora
dan fauna yang ditemukan di sekitar objek wisata Gunung Padang.
Kemudian tugas kedua adalah, siswa secara bersama-sama
meneliti batuan yang terdapat di Gunung Padang yaitu dengan cara
menyamakan dengan contoh batuan yang peneliti bawa ke objek
wisata Gunung Padang. Setelah meneliti jenis batuan dan karakteristik
tanah Gunung Padang, kemudian siswa berkumpul mendengarkan
penjelasan dari peneliti dengan dibantu oleh pengelola mengenai
sejarah Gunung Padang, batuan-batuan yang terdapat di Gunung
76

Padang, manfaat objek wisata Gunung Padang dan sesekali memberi


pertanyaan kepada siswa agar siswa lebih aktif.
Setelah pembelajaran selesai guru bersama siswa melakukan
perjalanan pulang secara bersama-sama. Siswa kembali ke sekolah
untuk berkumpul seperti pada saat sebelum berangkat menuju objek
wisata Gunung Padang.
Kemudian pada pertemuan selanjutnya tanggal 25 Juli 2018,
peneliti kembali ke sekolah untuk memanggil 8 orang siswa yang
sebelumnya telah di wawancara untuk di wawancara kembali.
Hal tersebut dilakukan agar peneliti mengetahui perbedaan atas
hasil wawancara siswa setelah melakukan pembelajaran di objek
wisata Gunung Padang.

B. Hasil Penelitian
1. Hasil Wawancara
Selain data observasi, peneliti melakukan wawancara guru geografi
kelas X IPS-1 dan 8 siswa yang dipilih sampai menghasilkan titik jenuh,
maksudnya adalah hasil wawancara tersebut memperoleh kesimpulan yang
sama serta dua pengelola objek wisata Gunung Padang.
a. Hasil Wawancara Guru
Berikut ini adalah hasil wawancara dengan bapak Luthfi
sebagai guru geografi kelas X IPS 1 SMAN 1 Cianjur, pada tanggal 17
Juli 2018 (Keterangan terdapat pada lampiran no. 9).
Sebelum melakukan pembelajaran di objek wisata
Gunung Padang terhadap guru Geografi.
1) Pembelajaran Geografi di Dalam Kelas
Pembelajaran di SMAN 1 Cianjur sudah menggunakan
kurikulum 2013 revisi. Dalam proses pembelajaran geografi bapak
Luthfi mengunakan pendekatan scientific dan ceramah. Terutama
dalam pembelajaran materi lithosfer dan pedosfer siswa hanya
melihat dari gambar dan video serta dari power point tanpa melihat
77

dan merasakan secara langsung bagaimana objek yang dipelajari


tersebut. Seperti pada kutipan berikut.
“Kalau pembelajaran sebetulnya mah itu sudah terpaku
dengan kurikulum 2013 revisi, tapi dimana anak-anak itu
masih menggunakan scientific. Tapi kadang tidak semua
pertemuan itu pakai scientific, masih ada memakai ceramah.
Jadi, kalau misalkan materi kan kelas satu tentang dinamika
litosfer, pedosfer itu contohnya hanya dari gambar dan
video. Terutama litosfer, Jadi hanya melihat dari gambar
sehingga anak tuh apa ya, masih bingung karena hanya
melihat dari gambar saja tidak langsung melihat secara
langsung merasakan bagaimana gitu objek yang dia
pelajari.”117

Menurut bapak Luthfi dalam pembelajaran litosfer dan


pedosfer, siswa masih bingung karena tidak melihat objek secara
langsung.
Maka dari itu, bapak Luthfi sangat setuju jika pembelajaran
geografi dilakukan di luar kelas, karena jika dilihat dari objek
kajian geografi sendiri adalah geosfer, yang mana objek kajian
tersebut ada dipermukaan bumi atau fenomena-fenomena di
permukaan bumi. Fenomena tersebut bukan terjadi di dalam kelas
melainkan di luar kelas. Misalnya, di laboratorium dan di alam.
Hal ini agar pembelajaran geografi tidak hanya menggunakan
ceramah, tetapi langsung belajar dengan alam. Seperti pada kutipan
berikut.
“Oh sangat setuju. Karena, geografi itu objeknya itu adalah
geosfer. Itu kan objek-objek yang ada di permukaan bumi,
fenomena-fenomena di permukaan bumi, dan fenomena
yang ada itu kan terjadinya itu bukan hanya di dalam kelas
tetapi kebanyakan itu diluar kelas. Jadi, pembelajaran di luar
kelas itu sangat bagus, karena objeknya sudah ada. Ibarat itu
pembelajaran di luar kelas seperti di laboratorium, alam .
Agar anak-anak tidak hanya mendengar ceramah saja dari
guru.”118

117
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
118
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
78

2) Gunung Padang Bermanfaat Sebagai Sumber Belajar Geografi


Gunung Padang merupakan situs megalithikum dimana
kontruksinya terbuat dari batuan yang bisa pelajari oleh siswa.
Misalnya, batuan apa yang digunakan yang dapat dimanfaatkan
untuk membangun situs tersebut. Kemudian selain dilihat dari
struktur kegunaannya dari aspek pariwisatapun sangat
berkembang. Masyarakat memanfaatkan objek wisata Gunung
Padang. Hal ini menyebabkan dampak ekonomi masyarakat ikut
meningkat dari pengunjung yang semakin meningkat. Selain itu,
objek wisata Gunung Padang memiliki daya tarik tersendiri.
Seperti pada kutipan berikut.
“Bisa, karena disana kan ada situs kan, Gunung Padang itu
situs megalithikum dimana konstruksinya itu terbuat dari
batu-batuan. Batuan – batuan itu bisa dipelajari. Batuan apa
yang digunakan, dimanfaatkan untuk membangun situs
tersebut. Kemudian selain dari struktur kegunaannya, dari
sisi pariwisata sangat berkembang, masyarakat
memanfaatkan objek, masyarakat juga disana tentu ada
dampak ekonominyalah yang dirasakan masyarakat. Akibat
dari adanya pengunjung dari luar daerah tersebut untuk
berwisata kesana. Karena Gunung Padang itu berdasarkan
pemasarannya berbeda, ada daya tariklah, mempunyai daya
tarik tersendiri.”119

3) Pengetahuan Mengenai Lithosfer dan Pedosfer di Gunung


Padang
Sebelumnya, bapak Luthfi pernah mengunjungi objek
wisata Gunung Padang yaitu pada tahun 2008 dengan tujuan hanya
untuk berwisata dan mengatakan mengetahui batuan di Gunung
Padang hanya sekedar mengetahui dari literatur, tetapi tidak
mengetahui secara mendalam. Karena belum pernah meneliti objek
secara langsung. seperti pada kutipan berikut.
“Kalau saya mengetahui hanya berdasarkan literatur saja
ya, tidak mengetahui secara mendalam. Apalagi meneliti
secara langsung. Hanya mengetahui misalnya hanya batuan

119
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
79

yang menyusun Gunung Padang itu merupakan batuan


jenisnya andesit bataltik kalau batuannya. Kemudian,
strukturnya itu struktur kekar tiang. Kemudian kalau dari
jenis tanah itu, tanahnya itu saya kurang tahu, karena sudah
lupa lagi kalau tanah mah. Hanya batuan saja, karena itu
yang sangat ditonjolkan di batuannya.”120

Bapak Luthfi hanya mengetahui semacam jenis batuan di


Gunung Padang, yaitu andesit bataltik kemudian strukturnya
adalah kekar tiang, kalau dari pedosfer atau tanah kurang
mengetahui karena objek wisata Gunung Padang hanya menonjol
dari batuannya saja.

4) Gunung Padang Sebagai Sumber Belajar Dalam Berbagai


Ilmu
Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar
dalam berbagai ilmu terutama ilmu sosial. Geografi termasuk ke
dalam ilmu sosial di mana mata pelajaran geografi terdapat pada
rumpun IPS. Jadi, sudah jelas dapat dijadikan sebagai sumber
belajar geografi. Dalam hal ini kita dapat meneliti suatu objek
dengan sudut pandang geografinya.
Gunung Padang dapat dijadikan sumber belajar, antara lain
dari aspek geografi. Kedua, dapat dilihat dari aspek fisik dan
sosialnya. Ketiga, dapat dilihat dari aspek sejarah. Dalam aspek
sejarah sangat jelas bahwa Gunung Padang ini merupakan
peninggalan situs megalithikum. Seperti bagaimana kronologinya.
Keempat, dapat dilihat dari aspek ekonomi, bahwa dengan adanya
objek wisata Gunung Padang apakah dapat meningkatkan aktivitas
ekonomi masyarakat. Kelima, dapat dilihat dari aspek sosiologi,
seperti bagaimana keadaan sosial penduduk objek wisata Gunung
Padang, apakah terdapat lembaga sosial di objek wisata tersebut.
Seperti pada kutipan berikut.

120
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
80

“Bisa, terutama dalam bidang ilmu sosial ya terutama,


pertama itu jelas bisa dilihat dari mata pelajaran geografi.
Dari mata pelajaran geografi kita dapat meneliti suatu objek
dengan sudut pandang geografinya. Berarti itu kan Gunung
Padang itu objek situs Gunung Padang. Kita lihat secara
kacamata geografinya, dilihat dari segi fisiknya atau
sosialnya. Dilihat dari interaksinya. Kemudian dari sejarah
sangat jelas, situs Megalithikum. Bagaimana kronologinya
seperti itu, kemudian misalnya dari ilmu sosial lainnya,
misalnya dari ekonomi bisa dilihat apakah Gunung Padang ini
aktivitas ekonominya beragam apakah ada peningkatan akibat
adanya pengunjung berdampak pada ekonomi lokal
berkembang apa tidak. Orang sosiologi juga bisa dilihat
misalkan adanya lembaga-lembaga sosial yang muncul di
situs Gunung Padang. Sebetulnya pembelajaran Gunung
Padang itu tidak hanya permata pelajaran harusnya dikaji
secara multidisiplin bagusnya itu, sehingga apa yang kita
pahami darisana objeknya tersebut holistik menyeluruh
pemahamannya tidak hanya satu saja, tetapi kalau untuk anak
SMA itu cukuplah permata pelajaran saja yang sesuai dengan
kompetensi dasar yang akan dicappai.”121

Menurut bapak Luthfi, sebetulnya Gunung Padang dapat


dijadikan sebagai sumber belajar dalam berbagai ilmu, jadi akan
lebih baik jika dimanfaatkan sebagai sumber belajar multidisplin.
Jadi, bukan permata pelajaran melainkan berbagai mata pelajaran
di sekolah. Sehingga apa yang sudah kita pahami di sana objeknya
tersebut holistik atau menyeluruh. Tetapi kalau dimanfaatkan
sebagai sumber belajar untuk siswa SMA cukup setiap mata
pelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai.

5) Dampak Pembelajaran di Objek Wisata Gunung Padang


Dengan membawa siswa ke objek wisata Gunung Padang
menurut bapak guru Luthfi, siswa tentu akan merasa senang.
Karena, pertama, kita akan mengajak belajar ke alam mengenal
objek secara langsung. Kedua, mereka langsung berinteraksi tidak
akan merasa bosan, tidak seperti ketika belajar di dalam kelas yang

121
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
81

hanya mendengar ceramah dan presentasi, ceramah, presentasi


terus. Jadi, jika siswa diajak ke alam pembelajaran lebih bermakna
dan siswa akan merasa senang karena langsung mengenal objek
dengan jelas. Seperti pada kutipan berikut.
“Menurut bapak akan senang, kenapa? Pertama kita akan
ajak ke alam, langsung mengenal objeknya, kemudian
mereka langsung berinteraksi, tidak akan merasa bosan
dengan pembelajaran yang hanya ceramah, kemudian
berdiskusi, persentasi, begitu terus, berdiskusi, persentasi,
menyesuaikan LKPD. Langsung belajar, jadi
pembelajarannya itu akan lebih bermakna sehingga dari
pembelajaran yang bermakna itu nanti mereka akan senang,
karena langsung merasakan. Oh ini, batu-batuan, tanah-
tanahnya, objek-objeknya dengan jelas.”122

Setelah melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung


Padang, bapak Luhfi mengatakan bahwa, siswa terlihat senang dan
antusias ketika melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung
Padang. Seperti pada kutipan berikut.
“Terlihat senang, mereka antusias dalam mempelajari
lithosfer dan pedosfer.”123

Kemudian bapak Luthfi juga mengatakan tertarik untuk


membawa lagi siswa ke objek wisata Gunung Padang, karena
siswa lebih cepat memahami materi pelajaran, siswa terlihat senang
dan antusias dalam mempelajari lithosfer dan pedosfer. Selain itu,
pengelola dan peneliti menjelaskan dengan baik sehingga mudah
dipahami dan lebih di mengerti oleh peserta didik sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Seperti pada kutipan berikut.
“Iya, penjelasan pengelola dan peneliti sangat baik.
Sehingga siswa cukup memahami tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.”

Hasil wawancara guru geografi di perkuat dengan hasil


wawancara yang peneliti lakukan dengan siswa dan pengelola

122
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
123
Bapak Muhammad Luthfi, Guru SMAN 1 Cianjur
82

objek wisata Gunung Padang (keterangan terdapat pada lampiran


no. 8) sehingga data wawancara dengan guru dapat lebih
terpercaya. Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dengan wawancara 8 orang siswa pada saat sebelum
melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang pada
tanggal 17 Juli 2018 (keterangan terdapat pada lampiran no. 4) dan
pada saat sesudah melakukan pembelajaran di objek wisata
Gunung Padang pada tanggal 25 Juli 2018 (keterangan terdapat
pada lampiran no. 10).

b. Hasil Wawancara Siswa


Sebelum melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung
Padang terhadap siswa kelas X IPS-1 SMAN 1 Cianjur.
1) Pembelajaran Geografi di Dalam Kelas
Dalam pembelajaran geografi di dalam kelas terdapat siswa
yang mengatakan bahwa, pembelajaran geografi cukup sulit,
materi geografi terlalu banyak sehingga sulit untuk dipahami.
Seperti pada kutipan berikut.
“Cukup sulit, tapi kalau selalu diperhatiin cukup mudah
gitu.”124

Menurut Lina, pelajaran geografi itu cukup sulit, tetapi


kalau diperhatikan dengan baik akan cukup mudah.
“Materinya terlalu banyak, kalau dibarengi dengan praktek
juga susah buat dipahami.”125

Menurut Intan, materi geografi itu terlalu banyak, hal ini


yang menyebabkan pembelajaran geografi sulit dipahami.
Selain itu, materi yang sudah di dapatkan ketika di dalam
kelas siswa cepat lupa. Pembelajaran geografi membosankan,
meskipun membosankan tetapi siswa merasa harus tetap

124
Lina Yuliyanti, Siswa SMAN 1 Cianjur
125
Intan Nurfadilla, Siswa SMAN 1 Cianjur
83

mempelajari geografi, karena mata pelajaran geografi merupakan


salah satu pelajaran wajib yang ada di jurusan ilmu pengetahuan
sosial. Seperti yang dipaparkan langsung oleh partisipan Shahira
Putri pada kutipan berikut:
“Kadang mah membosankan, Cuma karena geografi teh
dipikir-pikir mah penting buat kedepannya biar tahu kalau
misalkan nanti kuliahnya gimana.”126

Selain itu pembelajaran geografi di dalam kelas selalu


menggunakan power point seperti yang dipaparkan langsung oleh
partisipan S. Alief Kresna Imaddudin pada kutipan berikut:
“Pembelajarannya suka memakai ppt terus”127

Ada juga siswa yang mengatakan bahwa belajar geografi


itu seru dan menyenangkan. Siswa kalau belajar menggunakan
metode-metode yang berbeda atau menggunakan visual maka
pembelajaran geografi akan terasa seru dan tidak membosankan.
Seperti yang dipaparkan langsung oleh partisipan Alifa pada
kutipan berikut:
“Seru, tapi membosankan. Gimana pembawaannya kalau
dikasih visual-visual gampang diseraplah.”128

Hal ini juga di dukung karena guru geografi menyuruh


siswa agar selalu aktif. Geografi juga termasuk ke dalam pelajaran
yang wajib dipelajari pada rumpun IPS. Jadi, mau tidak mau siswa
harus merasa senang dengan pembelajaran geografi. Seperti yang
dipaparkan langsung oleh partisipan Ardhi pada kutipan berikut:
“Nggak bosan, karena pak Lutfi kalau belajar suka nyuruh
anaknya supaya dapet nilai, jadi kalau misalnya bisa
menjawab dapet 100, tetapi saya tidak termasuk orang
tersebut.”129

126
Shahira Putri, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur
127
S. Alief Kresna Imaddudin, Siswa SMAN 1 Cianjur
128
Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMAN 1 Cianjur
129
Ardhi Fajar Haekal, Siswa SMAN 1 Cianjur
84

Pembelajaran geografi di dalam kelas selain membosankan


juga adanya faktor dari diri siswa seperti siswa mengantuk ketika
sedang belajar geografi di dalam kelas. Seperti yang dipaparkan
langsung oleh partisipan Ajeng pada kutipan berikut:
“Ya, kadang bosan kadang nggak. Soalnya jam
pelajarannya kan siang sehabis istirahat jadi kadang
ngantuk.”130

Selain adanya faktor mengantuk serta ada salah satu faktor


lain yaitu, siswa merasa sangat bosan dengan pembelajaran
geografi yang dilakukan di dalam kelas, karena pembelajaran
geografi selalu belajar di kelas tidak pernah belajar di alam. Seperti
yang dipaparkan langsung oleh partisipan Fikri pada kutipan
berikut:
“Sangat bosan soalnya gimana yah bosan di kelas terus gak
kayak di alam.”131
Berdasarkan petikan wawancara di atas mengenai
pembelajaran geografi di dalam kelas, rata-rata siswa mengatakan
bahwa pelajaran geografi itu sulit, materi dalam pembelajaran
terlalu banyak, siswa cepat lupa pada materi yang telah di
sampaikan oleh guru ketika belajar di dalam kelas. Sebenarnya
guru geografi menyenangkan ketika melakukan pembelajaran di
kelas, seperti hasil wawancara dengan Ardhi seperti pada kutipan
di atas, mengatakan guru geografi ketika belajar menyuruh siswa
agar selalu aktif agar siswa mendapatkan nilai, tetapi Ardhi tidak
termasuk siswa yang aktif.
Jadi, dalam hal ini kurang maksimalnya siswa dalam
keterlibatan secara langsung dalam proses pembelajaran geografi.
Rata-rata siswa bosan dengan pembelajaran geografi, karena materi
geografi sangat banyak serta tidak pernah belajar langsung di alam.

130
Ajeng Dita Salimah, Siswa SMAN 1 Cianjur
131
Fikri Khaufa, Siswa SMAN 1 Cianjur
85

Maka perlunya pengembangan sumber belajar siswa dalam


pembelajaran geografi, agar siswa merasa tidak bosan dan merasa
bahwa geografi penting untuk di pelajari.

2) Pemahaman Siswa Dalam Pembelajaran Lithosfer dan


Pedosfer
Lithosfer yang merupakan lapisan batuan dan pedosfer
merupakan lapisan tanah, rata-rata siswa mengetahui litosfer dan
pedosfer, tetapi siswa lupa pada materi tersebut. Karena, materi
tersebut telah diajarkan sebelumnya oleh guru geografi SMAN 1
Cianjur.
Berdasarkan hasil wawancara rata-rata siswa lupa pada
materi litosfer (batuan) dan pedosfer (tanah) karena materi tersebut
telah disampaikan pada bab sebelumnya. Tetapi, sebelumnya siswa
pernah paham, jadi dalam hal ini hanya sedikit pemahaman
mereka mengenai materi litosfer dan pedosfer. Seperti yang
dipaparkan langsung oleh partisipan Ajeng dan S. Alief, pada
kutipan berikut:
“Pernah memahami tentang batuan dan tanah, tapi sekarang
lupa banget.”132
“Kurang paham eung teh, udah mah kurang paham,
materinya juga sudah kelewat lagi teh jadi udah lupa
lagi.”133

Ada juga siswa yang mengatakan sedikit memahami materi


lithosfer dan pedosfer yang telah dijelaskan oleh guru. Hanya
sekedar memahami tidak mendalami materi tersebut. Pada saat
melakukan pembelajaran di kelas siswa memahami materi yang
disampaikan guru, namun tidak mendalami sampai melakukan
praktik meneliti objek secara langsung. Seperti yang dipaparkan
langsung oleh partisipan ShahiraPutri yang berpendapat bahwa:

132
Ajeng Dita Salimah, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur
133
S. Alief Kresna Imaddudin, Siswa SMAN Negeri 1 Cianjur
86

“Paham, cuma kalau misalkan lagi baca buku, cuma kalau


lagi gak baca mah ngebleng. Pernah sih melakukan praktek
sekali tapi cuma megang tanah aja teksturnya doang”134

Selain itu, terdapat siswa yang masih ingat mengenai


macam-macam batuan dan jenis-jenis tanah. Seperti yang
dipaparkan langsung oleh partisipan Intan dan Alifa, pada kutipan
berikut:
“Tidak terlalu jauh sih teh. palingan hanya mengetahui
jenis-jenis batuan sama jenis-jenis tanah aja. Kayak ada
batuan andesit, konglomerat udah weh lupa lagi ih. Kalau
tanah mah apa ya, lupa lagi hehe.”135
“Macam-macam litosfer seperti batuan-batuan beku,
pedosfer lupa lagi teh.”136

Dari beberapa pemaparan di atas dapat dipahami bahwa,


siswa hanya mengetahui jenis-jenis batuan dan karakteristik tanah,
siswa belum mengetahui bagaimana cara observasi objek langsung
di alam, bagaimana jika dengan menggunakan alat-alat dan bahan
yang akan di pelajari nanti ketika pembelajaran dilakukan di objek
wisata Gunung Padang.
Setelah melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung
Padang terhadap siswa kelas X IPS-1 SMAN 1 Cianjur.

3) Objek Wisata Gunung Padang Bermanfaat Sebagai Sumber


Belajar Geografi
Objek wisata Gunung Padang bermanfaat untuk dijadikan
sumber belajar geografi, karena objek wisata Gunung Padang
banyak mengandung unsur-unsur yang dapat dijadikan sebagai
materi dalam pembelajaran geografi. Seperti yang dipaparkan
langsung oleh partisipan Alifa yang berpendapat bahwa:

134
Shahira Putri, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur
135
Intan, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur
136
Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMA Negeri 1 Cianjur
87

“Sangat bermanfaat, karena mengandung pembelajaran


seperti geografi, terus ada sejarahnya juga.”137

Adapun hal serupa yang dijelaskan oleh partisipan Lina


yang turut serta mengatakan bahwa objek wisata Gunung Padang
dapat dijadikan sebagai sumber belajar geografi, berikut
pemaparan Lina:
“Sangat bermanfaat, karena di sana kita belajar langsung yang
belum semua di praktikkan di sekolah, pokoknya gunung
padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar, karena ada
sejarahnya juga, dan kalau dikaji lebih dalam sebetulnya
banyak manfaat yang dapat digunakan sebagai sumber belajar
di sekolah dalam mata pelajaran lain, selain mata pelajaran
geografi. Begitu sih teh kalau menurut aku.”138

Sedangkan hal lain yang dituturkan oleh partisipan Intan dan


partisipan Ajeng yang juga turut mengatakan bahwa objek wisata
Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar geografi,
berikut pemaparannya pada saat diwawancarai:
“Bermanfaat banget sih, karena kita bisa belajar sambil
refreshing juga jadi tidak bosan tidak seperti di dalam kelas
gitu teh.139”
“Sangat bermanfaat, karena Gunung Padang itu kan
sebenanrya peninggalan sejarah zaman megalithikum, tetapi
ternyata objek wisata Gunung Padang bukan hanya dapat
dijadikan sebagai sumber belajar sejarah saja yang sudah
sering sekali kita dengar, situs megalithikum itu kan pasti
mengenai sejarah, dimana kita itu dapat memanfaatakan
gunung padang sebagai sumber belajar geografi yaitu dengan
meneliti batuan dan tanah di gunung padang. Yang pasti
sangat bermanfaat gitu teh.”140

Tidak hanya itu partisipan Shahira, Ardhi, Alief dan Fikri


juga memaparkan hal yang serupa berikut pemaparannya:
“Bermanfaat.karena, kita disana untuk belajar, bukan hanya
untuk jalan-jalan, berarti gunung padang bermanfaat

137
Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMAN 1 Cianjur
138
Lina, Siswa SMAN 1 Cianjur
139
Intan, Siswa SMAN 1 Cianjur
140
Ajeng Dita Salimah, Siswa SMAN 1 Cianjur
88

dijadikan sebagai sumber belajar, khususnya geografi kitu


teh.”141

“Sangat bermanfaat sih, karena jaman sekarang itu objek


wisata teh bukan untuk berwisata saja tapi juga bisa
dijadikan sumber belajar.”142

“Bermanfaat. Karena, dengan memanfaatkan objek wisata


Gunung Padang berarti kita memanfaatkan alam gitu teh,
yang ada di sekitar kita.”143

“Sangat bermanfaat sekali. Karena bisa jalan-jalan sambil


belajar, jadi lebih mengetahui tentang pelajaran geografi,
tentunya tidak membosankan seperti di dalam kelas,
hehe.”144

Dari beberapa pemaparan di atas, menunjukkan bahwa


objek wisata Gunung Padang sangat bermanfaat sebagai sumber
belajar geografi untuk siswa dan guru, karena objek wisata Gunung
Padang memiliki banyak sumber pembelajaran yang di butuhkan
oleh materi-materi yang ada di dalam mata pelajaran geografi.

4) Bertambahnya Pemahaman Mengenai Objek Kajian Litosfer


dan Pedosfer
Objek kajian litosfer dan pedosfer yang membahas
mengenai batuan dan tanah sangatlah penting untuk dipahami oleh
siswa dalam mata pelajaran geografi. Siswa merasa lebih
memahami mengenai litosfer dan pedosfer secara praktik langsung
bukan hanya melalui teori saja yang biasa dilakukan di dalam
kelas. seperti, yang dipaparkan oleh partisipan Alifa.
“Iya sangat menambah wawasan. Karena litosfer itu kan
batuan, pedosfer itu tanah, nah, di sana waktu di Gunung
Padang kita sudah belajar itu jadi otomatis pembelajaran di

141
Shahira Putri, Siswa SMAN 1 Cianjur
142
Ardhi Fajar Haekal, Siswa SMAN 1 Cianjur
143
S. Alief Kresna Imaddudin
144
Fikri, Siswa SMAN 1 Cianjur
89

Gunung Padang menambah wawasan pada materi litosfer dan


pedosfer.”145

Pemahaman-pemahaman tersebut sangatlah penting


diketahui oleh siswa, karena materi mengenai litosfer dan pedosfer
yang disampaikan pada saat melakukan penelitian bukan hanya
melihat batuan dan tanah saja, melainkan pengetahuan-
pengetahuan lainnya. Seperti halnya yang dipaparkan langsung
oleh pasrtisipan Fikri, Ajeng, Intan, Lina dan Alief.
“Sangat menambah wawasan banget. Karena, jadi
mengetahui macam-macam batuan, bentuk-benuk batuan,
sejarah batuan, serta jadi lebih memahami karakteristik
tanah.”146

“Iya sangat menambah wawasan. Karena di sana kita


memang belajar mengenai batuan dan tanah di Gunung
Padang yang telah dijelaskan sebelumnya oleh teteh, dan
guru. juga kan. Di sana kita bisa melihat dan membedakan
ini batuan apa ini batuan apa, jadi sangat menambah
wawasan.”147

“Mmmm, menambah banget. Karena, di sana kan kita


memang intinya belajar batuan dan tanah Gunung Padang,
jadi sangat menambah wawasan mengenai litosfer dan
pedosfer di sana. Terus yang tadinya saya lupa jadi tidak
lupa karena kan dipraktikan.”148

“Sangat menambah wawasan. Karena, kita jadi tahu macam-


macam batuan, karakteristik tanah serta jadi bisa
bagaimana cara mengukurnya atau mempraktikkannya.”149

“Sangat menambah wawasan. Karena, saya jadi tahu batuan


dan karakteristik tanah di Gunung Padang serta mengetahui
berbagai peninggalan-peninggalan batuan jaman dulu.”150

145
Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMAN 1 Cianjur
146
Fikri Khaufa, Siswa SMAN 1 Cianjur
147
Ajeng Dita Salimah, Siswa SMAN 1 Cianjur
148
Intan, Siswa SMAN 1 Cianjur
149
Lina, Siswa SMAN 1 Cianjur
150
S. Alief Kresna Imaddudin, Siswa SMAN 1 Cianjur
90

Sebagai kesimpulan yang dapat kita pahami bahwa


menggunakan praktik lapangan terhadap siswa dalam sebuah
materi pembelajaran sangatlah penting untuk dilakukan. Karena,
siswa menganggap lebih cepat memahami materi yang diajarkan,
termasuk materi mengenai litosfer dan pedosfer yang sangat mudah
ditemui di mana saja termasuk di objek wisata Guung Padang.

5) Bertambahnya Wawasan Mengenai Objek Wisata Gunung


Padang
Objek wisata Gunung Padang, bukan hanya sebagai tempat
wisata saja, melainkan bisa digunakan untuk praktik lapangan
materi pembelajaran pada siswa. Banyaknya pembelajaran yang
dapat diambil pada objek wisata Gunung Padang membuat siswa
merasa senang, karena bisa belajar bukan hanya di dalam kelas
melainkan di alam terbuka. Sehingga, bisa menambah wawasan
untuk dijadikan sebagai sumber belajar oleh siswa. Seperti yang
dipaparkan oleh partisipan Ajeng:
“Perasaan saya senang, menambah pengalaman dan banyak
sekali ilmu yang sudah di dapatkan di Gunung Padang,
sangat menambah wawasan. Seperti jadi mengetahui
batuan-batuan di Gunung Padang, jadi mengetahui ternyata
kita juga mempunyai objek wisata berupa peninggalan
sejarah yang sebelumnya tidak tahu menjadi tahu gitu aja
teh.”151

Bertambahnya wawasan yang didapatkan oleh siswa


mengenai objek wisata Gunung Padang sangatlah dirasakan oleh
siswa sebagai pengalaman yang sangat berharga untuk mengetahui
sejauh mana objek wisata Gunung Padang dapat di serap sebagai
materi pembelajaran. Seperti yang disampaikan oleh partisipan
Alifa, Lina dan Ardhi yang mengatakan bahwa:

151
Ajeng Dita Salimah, Siswa SMAN 1 Cianjur
91

“Perasaan saya senang, terus menambah wawasan, belajar


jadi ada maknanya lebih dapet gitu dan tidak lupa selalu
bersyukur kepada Allah swt.”152

“Senang, bisa mengetahui apa aja yang ada disana,


pembelajaran juga jadi menambah wawasan dan
menambah pengalaman juga.”153

“Sangat menambah wawasan, sangat senang. Menambah


wawasan mengenai objek wisata Gunung Padang yang
ternyata dapat dijadikan bahan ajar. Gunung padang
tentunya sangat unik ya teh. karena merupakan objek
wisata yang dapat dijadikan sumber belajar.”154
Dari paparan di atas dapat dipahami bahwa siswa bukan
hanya belajar mengenai litosfer dan pedosfer saja melainkan
mempelajari dan mengenal objek wisata Gunung Padang yang
berada di lingkungan sekitar mereka. Sehingga mereka belajar
dengan penuh kesenangan dan mudah mendapatkan wawasan
mengenai materi yang akan diajarkan.
Data hasil wawancara dengan siswa sebelum melakukan
pembelajaran di objek wisata Gunung Padang dan setelah
melakukan pembelajaran di obek wisata Gunung Padang di dukung
dengan hasil dokumentasi yang dilakukan peneliti pada tanggal 17
dan 25 Juli 2018 (keterangan terdapat pada lampiran no. 11).

c. Hasil Wawancara Pengelola Gunung Padang


Kemudian hasil wawancara dengan pengelola objek wisata
Gunung Padang pada tanggal 14 Juli 2018 dan pada saat membawa ke
objek wisata Gunung Padang yaitu pada tanggal 21 Juli 2018
(Keterangan terdapat pada lampiran no. 8).
1) Objek Wisata Gunung Padang Sebagai Sumber Belajar
Objek wisata Gunung Padang sangat mendukung jika
dijadikan sebagai sumber belajar di sekolah dalam berbagai ilmu.

152
Alifa Ufaira Yusuf, Siswa SMAN 1 Cianjur
153
Lina Yuliyanti, Siswa SMAN 1 Cianjur
154
Ardhi Fajar Haekal, Siswa SMAN 1 Cianjur
92

Khususnya untuk mata pelajaran geografi sangat nyambung sekali,


karena memang geografi ada hubungannya dengan geologi,
bahasan geografi itu sangat luas baik itu bumi, tata ruang,
kawasan-kawasan termasuk dalam kajian geografi. Seperti pada
kutipan berikut.
“Objek wisata Gunung Padang ini sangat dan amat sangat
ini digunakan atau dimusikan untuk pembelajaran dari
sekolah berbagai jurusan. Khususnya untuk geografi ini
nyambung sekali, karena memang geografi ada
hubungannya dengan geologi, iya begitu ada hubungannya
sebenarnya, kalau bicara geografi, itu kan luas ya tentang
bahasannya ada bumi, tata ruang, kawasan-kawasan itu
masuk ke geografi.”155

Gunung Padang sangat mendukung untuk dijadikan sebagai


sumber belajar di sekolah, karena objek wisata Gunung Padang
juga mengandung nilai-nilai di dalamnya. Terdapat nilai seni, nilai
sejarah yang merupakan salah satu unsur terpenting yang
terkandung di objek wisata Gunung Padang. Seperti pada kutipan
berikut.
“Yang pasti sangat mendukung sekali, karena kalau kita
perhatikan dari nilai-nilai yang ada terdapat nilai sejarah
dan seni di Gunung Padang yang merupakan salah satu
pembayaran untuk masyarakat Indonesia terutama seperti
itu, dalam geografi pun pastinya sangat bermanfaat, karena
masyarakat tempo dulu terutama Gunung Padang sendiri
lebih kepada masa kejayaan manusia megalithikum
tentunya berbagai nilai seni, sejarah dan ilmu pengetahuan
sangat bermanfaat.”156

Selain Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber


belajar siswa, Gunung Padang juga dapat dimanfaatkan untuk
dijadikan tempat penelitian para ilmuan atau para ahli. Seperti ahli
arkeologi, ahli geologi, ahli astronomi, antropologi, filologi,
morfologi, arsitek dan lain-lain.

155
Bapak Nanang, Pengelola Objek wisata Gunung Padang
156
Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
93

2) Gunung Padang Sebagai Objek Wisata


Gunung Padang sebagai objek wisata sudah dikenal oleh
masyarakat umum dari tahun 2012, khususnya masyarakat Cianjur.
Pengunjung Gunung Padang diantaranya dari berbagai negara
seperti, Inggris, Amerika, Belanda, dan Ceko, Jepang, Korea,
Nigeria dan Swiss. Sementara itu, ketika peneliti membawa siswa
ke objek wisata Gunung,bertemu dengan pengunjung dari Ceko
dan Inggris. Hal ini dapat dikatakan bahwa Gunung Padang sudah
dikenal hingga mancanegara.
Sementara itu, jumlah pengunjung objek wisata Gunung
Padang rata-rata perbulan adalah 6.000-7.000 pengunjung. Seperti
pada kutipan berikut.
“Kita ngambilnya perbulan hitungan kalkulasinya adalah
sekitar 6.000-7.000 perbulan.”157

Sementara itu, menurut bapak Nanang pengunjung objek


wisata Gunung Padang rata-rata di atas 7.000 pengunjung sesuai
dengan laporan rekapitulasi setiap tahun. Bapak Nanang selaku
ketua pengelola objek wisata Gunung Padang juga memiliki data
pengunjung asing. Kira-kita dalam satu bulan ada 50 orang
pengunjung asing, berarti jika dalam 1 tahun pengunjung di atas
7000, maka rata-rata pengunjung lokal adalah 260 pengunjung.
Namun, pengunjung tersebut bahwa sampai saat ini dilihat
dari tahun 2012 sampai ini ialah menurun. Seperti pada kutipan
berikut.
“Sebenarnya itu relatif, tetapi kalau kita lihat dari data
tahun 2012 sampai sekarang itu menurun, yang jadi
kendalanya mungkin karena akses.”158
“Sampai saat ini untuk wisatawan relatif sampai saat ini ada
penurunan dan pengurangan banyak faktor, diantaranya
karena ada pelebaran jalan terhambat jadi orang malas macet
atau terganggu, atau ekonomi masyarakat.”159
157
Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
158
Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
159
Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
94

Menurut cuplikan tersebut, bahwa dengan adanya


penurunan pengunjung objek wisata Gunung Padang dapat
disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya ialah karena akses
jalan yang sedang ada perbaikan dan faktor ekonomi masyarakat.
3) Sarana dan Prasarana Objek Wisata Gunung Padang
Sarana dan prasarana objek wisata Gunung Padang lebih
fokus ke akses jalan dan rest area. Saat ini objek wisata Gunung
Padang sedang dalam penataan untuk infrastruktur yang dikelola
oleh pemda seperti, pelebaran jalan arah Cianjur-Gunung Padang,
kemudian dibuat villa peristirahatan para pejabat atau kunjugan
khusus, serta masjid seperti At-Taawun Puncak di Pal Dua, selain
itu dibuat parkiran dan pasar Gunung Padang.
Mengenai sarana dan prasana, objek wisata Gunung Padang
juga memiliki dua undang-undang. Pertama, undang-undang cagar
dan budaya, kedua, undang-undang pariwisata yang lebih ke
promosi. Seperti pada kutipan berikut.
“Sementara ini sarana dan prasarana kita mendapatkan dua
undang-undang, yang pertama undang-undang cagar dan
budaya yang lebih cenderung ke pelestarian sedangkan
pariwisata sendiri ke promosi. Sementara ini yang jadi
kendala belum ada batas pengamanan atau pemisah antara
pengunjung dengan peninggal cagar budayanya. Jadi,
untuk sarana dan prasarana sendiri mungkin pemerintah
khususnya untuk dinas pariwisata lebih focus ke jalan atau
tempat-tempat yang nantinya jadi rest area.”160

4) Dampak Objek Wisata Gunung Padang Kepada Masyarakat


Sekitar
Sebagai salah satu objek wisata budaya di Cianjur, hal ini
sangat memungkinkan bahwa objek wisata tersebut akan
membawa dampak bagi masyaraakat sekitar. Seperti pada kutipan
berikut.

160
Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunun padang
95

“Kalau dilihat, mungkin ada nilai positif dan negatifnya.


Nilai positifnya, masyarakat sendiri bisa menunjang untuk
30% nya untuk perekonomian baru yang ada di desa, di
desa Karyamukti khususnya. Nilai negatifnya, mungkin
dari unsur budayanya sendiri dikhawatirkan kita mengikuti
budaya-budaya dari luar.”161

Menurut bapak Zainal, mengatakan, bahwa kedatangan


para turis dan pengunjung menyebakan dampak negatif dan positif.
Misalnya, dari dampak negatif ialah dari unsur budayanya,
dikhawatirkan penduduk lokal mengikuti budaya dari luar.
Sementara itu, dampak positifnya ialah perekonomian masyarakat
setempat meningkat serta 30% menambah perekonomian baru desa
Karyamukti.
“Karena masyarakat namanya manusia itu pro kontra ya.
Tetapi kami sebagai pengelola diambil positifnya saja. Jadi
kami dengan masyarakat selalu koordinasi bahwa banyak
karyawan asing yang datang dan non asing atau lokal
dengan etika dan perilaku yang tidak sepantasnya dijadikan
sebuh teguran dan diperbaiki termasuk warganya justru
harus kuat dengan tradisi-tradisinya.”162

Contoh lainnya, dengan adanya objek wisata Gunung dapat


mengurangi pengangguran, seperti yang dikatakan oleh ketua
pengelola Gunung Padang yaitu warga desa Karyamukti yang
sebelumnya menganggur kemudian buka usaha kios, adanya
peluang usaha narik ojek, serta saat ini Gunung Padang
memproduksi teh dan kopi abah asli Gunung Padang.
Jadi, dengan adanya objek wisata Gunung Padang sangat
menambah perekonomian masyarakat, akan tetapi tergantung dari
masyarakat sendiri, kalau masyarakatnya mempunyai kemauan dan
kreatif otomatis dapat menambah pendapatan.

161
Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
162
Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
96

5) Batuan Gunung Padang


Mengatakan bahwa batuan Gunung Padang memiliki dua
versi. Pertama, batuan tersebut berasal dari lelehan magma dan
kedua batuan tersebut berasal dari suatu daerah kemudian di bawa
ke Gunung Padang yang dimanfaatkan untuk pemujaan orang
dahulu. Jadi, menurut bahasa bahwa Gunung Padang dan
struktirnya ini ada dua, ada manmade ada yang buatan manusia ada
batuan alam. Nah, sehingga istilah geologi dikenal dengan ekopak
dan artefak. Ekopak adalah benda alam asli dan artefak adalah
benda buat manusia.
“Kalau batuannya sendiri kita terdapat dua versi, kalau dari
kajian ilmiahnya terbentuk secara ilmiah karena berasal dari
lelehan magma, dipengaruhi oleh penekanan luar biasa
kemudian membentuk batuan columnar seperti itu, tetapi
untuk cerita masyarakat sendiri kita lihat dari cerita
foklornya batuan tersebut berasal dari suatu daerah.”163
“Batuan-batuan Gunung Padang ini memang sumber batuan
balokan-balokannya itu hasil analisis geologi terbuat
dengan proses alam, tetapi kesininya ada perpaduan
manusia cara memotong, cara memindahkan, cara
mendirikan, cara konsep arsiteknya. Kemudian memasang
sejajar-sejajar seperti teras 1-5 itu manusia. Jadi, menurut
bahasa bahwa Gunung Padang dan struktirnya ini ada dua,
ada manmade ada yang buatan manusia ada batuan alam.
Nah, sehingga istilah geologi dikenal dengan ekopak dan
artefak. Ekopak adalah benda alam asli dan artefak adalah
benda buat manusia.”164

Mengenai jumlah batuan di Gunung Padang sampai saat ini


masih belum bisa diprediksi, karena jumlahnya yang sangat
banyak, karena dibawah kedalaman 26-30 meter setelah di bor oleh
ahli geologi batuan masih menumpuk yang tidak bisa dihitung
jumlah batuannya. Seperti pada kutipan berikut.
“Kalau batuan yang ada di Gunung Padang ini sampai saat
ini tidak bisa diprediksi, karena dibawah kedalaman 26-30
meter setelah di bor oleh orang geologi di bawah ini batuan

163
Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
164
Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
97

masih menumpuk yang tidak bisa dihitung jumlah


batuannya.”165

6) Gunung Padang Memiliki Letak Yang Strategis


Letak Gunung Padang sangat strategis, karena dikelilingi
oleh lima bukit dan menghadap ke lima Gunung. Jadi, ibarat bahwa
Gunung Padang ini menjadi titik sentral. Serta tempatnya tidak di
tengah-tengah pemukiman masyarakat sehingga lebih aman dan
terhindar dari gangguan-gangguan manusia yang tidak bertanggung
jawab. Seperti pada kutipan berikut.
“Kalau dilihat dari segi keamanan sangat strategis karena
tempatnya tidak di tengah-tengah pemukiman masyarakat,
jadi lebih aman dari gangguna-gangguan manusia yang
tidak bertanggung jawab.”166
“Sangat strategis, karena dari konsep morfologi ini
strategis, dikelilingi oleh 5 bukit dan menghadap lima
Gunung. Jadi ini adalah titik sentral.”167

2. Hasil Observasi Siswa


a. Berikut ini adalah observasi jenis batuan di objek wisata Gunung
Padang.
Tabel 4.3
Observasi Jenis Batuan Gunung Padang
Jenis
No Gambar Keterangan
Batuan
1. Andesit Mengandung 40%
Firoksin kadar besi.

165
Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
166
Bapak Zainal Arifin, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
167
Bapak Nanang, Pengelola Objek Wisata Gunung Padang
98

Tabel 4.3 (lanjutan)


2. Kuarsit Batuan ini dapat
terbentuk, ketika
batu pasir yang kaya
kuarsa diubah oleh
panas, tekanan, dan
aktivitas kimia
akibat proses
metamorfosis.

3. Batu Pasir Tahan terhadap


cuaca tetapi mudah
untuk dibentuk.

4. Rijang Rijang dapat


terbentuk sebagai
nodul, massa
konkresi, dan
deposit berlapis.

Sumber: Data hasil observasi 2018


99

b. Observasi Jenis Lapisan Tanah Gunung Padang


1. Berikut ini adalah penentuan sifat fisika tanah di objek wisata Gunung Padang.
Tabel 4.4
Penentuan Sifat Fisika Tanah
Penentuan Warna Tanah
Penentuan Tekstur
Kelompok Titik Koodinat Keterangan Struktur Tanah
Tanah
(0-25cm)
1. 06059.530’LS Lempung berpasir Tidak berbentuk benang Granuler Coklat kehitaman
107003,366’BT
06059.660’LS Lempung dengan sedikit Sedikit berbentuk Granuler Coklat tua
107003,382’BT berpasir benang
2. 6099,664’LS Lempung berpasir Berbentuk butir-butir Granuler Coklat kehitaman
107003,383’BT
06059.535’LS Lempung dengan sedikit Terasa lembut (halus Granuler Coklat tua
06059.662’BT berpasir dan licin)
3. 06059.536’LS Lempung berpasir Terbantuk dengan Granuler Coklat kehitaman
107003.365’BT mudah dan tetap
06059.669’LS Lempung dengan sedikit Terasa halus, sedikit Granuler Coklat tua
107003.377’BT berpasir agak kasar dan melekat
4. 06059.534’LS Lempung berair Mudah terbentuk dan Granuler Coklat kehitaman
107003,379BT berair
06059.674’LS Lempung dengan sedikit Terbantuk dengan Granuler Coklat tua
10703.379’BT berpasir mudah dan tetap
5. 06059534’LS Lempung berair Mudah terbentuk dan Granuler Coklat kehitaman
107003,360’BT berair
06059.691’LS Lempung dengan sedikit Terasa halus, sedikit Granuler Coklat tua
107003,381’BT berpasir agak kasar dan melekat
Sumber: data hasil penelitian siswa 2018
100

2. Penentuan Sifat Kimia Tanah


Tabel 4.5
Penentuan Sifat Kimia Tanah
NPK
HCL H2 O2
Tanah Soil
(Untuk (Untuk Keterangan
Keterangan Fertility Keterangan Keterangan
Kelompok pH Mengetahui Mengetahui H2 O2
pH (Nitrogen, Fertility HCL
Kandungan Kandungan
Phospat,
Kapur) Organik)
Kalium)
1. 6 Masam 4 Subur Tidak Tidak terdapat Sedikit Kandungan bahan
bergelembung kandungan zat bergelembung organik sedikit
kapur
7 Netral 5 Subur Tidak Tidak terdapat Bergelembung Kandungan bahan
bergelembung kandungan zat organik banyak
kapur
2. 7 Netral 6,5 Kurang Sedikit Kandungan zat Bergelembung Kandungan bahan
subur bergelembung kapur sedikit organik banyak
7 Netral 6,9 Kurang Sedikit Kandungan zat Bergelembung Kandungan bahan
subur bergelembung kapur sedikit organik banyak
3. 6,5 Netral 4,5 Subur Tidak Tidak terdapat Bergelembung Kandungan bahan
bergelembung kandungan zat organik banyak
kapur
6,5 Netral 5 Subur Tidak Tidak terdapat Bergelembung Kandungan bahan
bergelembung kandungan zat organik banyak
kapur
101

Tabel 4.5 (Lanjutan)


4. 3 Masam 4,5 Subur Tidak Tidak terdapat Bergelembung Kandungan bahan
bergelembung kandungan zat organik banyak
kapur
6 Masam 6 Kurang Tidak Tidak terdapat Sedikit Kandungan bahan
subur bergelembung kandungan zat bergelembung organik sedikit
kapur
5. 7 Netral 6 Kurang Tidak Tidak terdapat Sedikit Kandungan bahan
subur bergelembung kandungan zat bergelembung organik sedikit
kapur
7 Netral 6 Kurang Sedikit Tidak terdapat Bergelembung Kandungan bahan
subur bergelembung kandungan zat organik banyak
kapur
Sumber: Data hasil penelitian siswa 2018
102

3. Berikut ini adalah observasi penentuan sifat biologi tanah di objek


wisata Gunung Padang.
Tabel 4.6
PenentuanJenis Flora dan Fauna Pada Tanah
Vegetasi
Kelompok
Flora Fauna
Rumput Belalang
1. Pohon Pisang Semut
Daun Pandan Nyamuk
Rumput Semut
Rumput Semut
2. Rumput Semut
Rumput Semut
3. Rumput Semut
Rumput Semut
Pohon Kupu-kupu
4. Rumput Semut merah
Nyamuk
Cacing
Rumput -
Paku-pakuan Cacing tanah
5. Lumut Semut Merah
Kupu-kupu
Rumput Kupu-kupu
Semut

Keerangan:
Pada hasil praktikum siswa tersebut membahas mengenai
perhitungan karakteristik tanah yang terdiri dari penentuan sifat
fisika tanah, kimia tanah dan biologi tanah. Masing-masing
kelompok meneliti tanah kurang lebih diberi jarak 5-10 meter.
103

Setiap kelompok meneliti tanah di bawah bukit Gunung Padang


dan di atas bukit Gunung Padang dengan kedalaman 0-25 meter
yang berarti strktur tanah setiap kelompok adalah sama yaitu
granuler.Penelitian kelompok 1-5 adalah seperti berikut.
Kelompok 1
Pada kelompok 1 penelitian pertama memiliki titik
koordinat06059.530’LS dan 107003,366’BT, tekstur tanah lempung
berpasir, berwarna coklat muda, memiliki pH 6, fertility 4 tanah
tersebut subur, setelah menggunakan HCL tanah tidak
bergelembung, setelah menggunakan H2O2tanah sedikit
bergelembung. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
tanah yang diteliti oleh kelompok 1 tanah tersebut adalah subur.
Karena memiiki pH yang tidak terlalu masam, memiliki tingkat
kesuburan ideal, serta tidak terdapat kandungan zat kapur dan
memiliki sedikit kandungan bahan organik. Penelitian kelompok 1
seperti pada gambar 4.14.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.14
Penelitian Pertama Kelompok 1

Penelitian kedua oleh kelompok 1 memiliki titik koordinat


06059.660’LS dan 107003,382’BT, tekstur tanah lempung dengan
sedikit berpasir, memiliki pH 7, fertility 5 tanah tersebut subur,
setelah menggunakan HCL tanah tidak bergelembung, setelah
104

menggunakan H2O2 tanah bergelembung. Dari penelitian tersebut


dapat disimpulkan bahwa tanah yang diteliti subur. Karena, tidak
memiliki kandungan zat kapur dan memiliki kandungan organik.
Penelitian kedua pada kelompok 1 seperti pada gambar 4.15.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.15
Penelitian Kedua Kelompok 1

Kelompok 2
Pada kelompok 2 penelitian pertama memiliki titik
koordinat 6099,664’LS dan 107003,383’BT, tekstur tanah berpasir,
berwarna coklat tua, memiliki pH 7, fertility 6,5 kurang subur,
setelah menggunakan HCL tanah sedikit bergelembung, setelah
menggunakan H2O2 tanah bergelembung. Dari penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa tanah yang diteliti subur. Karena,
memiliki sedikit kandungan kapur tetapi memiliki kandungan
organik. Penelitian pertama pada kelompok 2 seperti pada gambar
4.16.
105

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.16
Penelitian Pertama Kelompok 2
Penelitian kedua pada kelompok 2 memiliki titik koordinat
06059.535’LS dan 06059.662’BT, tekstur tanah lempung berdebu,
berwarna coklat muda, memiliki pH 7, fertility 6,9 kurang subur,
setelah menggunakan HCL tanah sedikit bergelembung, setelah
menggunakan H2O2 tanah bergelembung. Dari penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa tanah yang diteliti kurang subur, karena
memiliki sedikit kandungan kapur tetapi memiliki kandungan
organik yang banyak. Penelitian kedua pada kelompok 2 seperti
pada gambar 4.17.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018

Gambar 4.17
Penelitian Kedua Kelompok 2

Kelompok 3
Pada kelompok 3 penelitian pertama memiliki titik
koordinat 06059.536’LS dan 107003.365’BT, tekstur tanah liat,
106

berwarna coklat, memiliki pH 6,5, fertility 4,5 subur, setelah


menggunakan HCL tanah tidak bergelembung, setelah
menggunakan H2 O2 tanah bergelembung. Dari penelitian tersebut
dapat disimpulkan bahwa tanah yang diteliti adalah subur. Karena,
memiliki tidak terdapat kandungan zat kapur dan memiliki banyak
kandungan organik. Penelitian pertama pada kelompok 2 seperti
pada gambar 4.18.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.18
Penelitian Pertama Kelompok 3
Penelitian kedua memiliki titik koordinat 06059.669’LS dan
107003.377’BT, tekstur tanah liat berpasir, berwarna coklat muda,
memiliki pH 6,5, fertility subur, setelah menggunakan HCL tanah
tidak bergelembung, setelah menggunakan H2O2 tanah
bergelembung. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
tanah yang diteliti subur, karena tidak memiliki kandungan zat
kapur dan memiliki banyak kandungan organik. Penelitian kedua
pada kelompok 3 seperti pada gambar 4.19.
107

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.19
Penelitian Kedua Kelompok 3

Kelompok 4
Pada kelompok 4 penelitian pertama memiliki titik
koordinat 06059.534’LS dan 107003,379’BT, tekstur tanah
lempung berair, berwarna coklat kehitaman, memiliki pH 3,
fertility 4,5 subur, setelah menggunakan HCL tanah tidak
bergelembung, setelah menggunakan H2O2 tanah bergelembung.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tanah yang
diteliti adalah subur, karena tidak memiliki kandungan zat kapur
dan memiliki banyak kandungan organik. Penelitian kedua pada
kelompok 4 seperti pada gambar 4.20.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.20
Penelitian Pertama Kelompok 4
108

Penelitian kedua memiliki titik koordinat 06059.674’LS


10703.379’BT, tekstur tanah liat, berwarna coklat muda, memiliki
pH 6, fertility 6 kurang subur, setelah menggunakan HCL tanah
tidak bergelembung, setelah menggunakan H2O2 tanah sedikit
bergelembung. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
tanah yang diteliti kurang subur. Karena, memiliki pH masam serta
memiliki sedikit kandungan organik. Penelitian kedua pada
kelompok 4 seperti pada gambar 4.21.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.21
Penelitian Kedua Kelompok 4
Kelompok 5
Pada kelompok 5 penelitian pertama memiliki titik
koordinat -06059534’LS dan 107003,360’BT, tekstur tanah
lempung berair, berwarna coklat tua, memiliki pH 7, fertility 6
kurang subur, setelah menggunakan HCL tanah tidak
bergelembung, setelah menggunakan H2O2 tanah sedikit
bergelembung. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
tanah yang diteliti kurang subur. Karena memiliki sedikit
kandungan organik. Penelitian kedua pada kelompok 5 seperti pada
gambar 4.22.
109

\
Sumber: Dokumen Pribadi 2018
Gambar 4.22
Penelitian Pertama Kelompok 5

Penelitian kedua memiliki titik koordinat 06059.691’LS


107003,381’BT, tekstur tanah liat berpasir, berwarna coklat muda,
memiliki pH 7, fertility 6 kurang subur, setelah menggunakan HCL
tanah sedikit bergelembung, setelah menggunakan H2O2 tanah
bergelembung. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa
tanah yang diteliti kurang subur. Karena memiliki sedikit
kandungan kapur tetapi memiliki kandungan organik. Penelitian
kedua pada kelompok 5 seperti pada gambar 4.23.

Sumber: Dokumen Pribadi 2018


Gambar 4.23
Penelitian Pertama Kelompok 5
110

Jadi, kesimpulan dari hasil penelitian tanah tersebut di atas


adalah tanah yang berada di bawah bukit Gunung Padang
bermacam-macam tingkat kesuburannya namun tetap subur.
Sementara itu tanah yang berada di atas Gunung Padang tanah
tersebut subur namun tanah tersebut kurang dimanfaatkan untuk
ditanami tumbuhan atau tanaman lainnya, karena tanah tersebut
kering dan sedikit liat,juga dikarenakan dibawah tanah terdapat
batuan yang menyebabkan tanaman tersebut sangat keras.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Pada bagian ini peneliti membandingkan data hasil dengan teori
ataupun teori hasil penelitian yang sebelumnya. Beberapa teori hasil penelitian
yang digunakan sudah dijelaskan pada bab 2 kajian teori, namun beberapa
lainnya peneliti cari setelah data lapangan terkumpul. Hal ini sesuai dengan
prinsip penggunaan teori pada penelitian kualitatif.
Objek wisata dapat diartikan segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam dan budaya.
Gunung Padang merupakan salah satu objek wisata budaya peninggalan
sejarah yang sudah dikenal mancanegara. Gunung Padang memiliki daya
Tarik dan keunikan tersendiri yaitu terdapat banyak batuan-batuan di atas
puncak Gunung Padang. Selain berfungsi sebagai objek wisata juga dapat
dimanfaatakan sebagai sumber belajar.
Dalam penelitian ini, bukan hanya mengenai litosfer dan pedosfer saja
yang dapat dipahami siswa tetapi juga bertambahnya wawasan mengenai
objek wisata Gunung Padang yang selama ini mereka tidak ketahui. Seperti
yang disampaikan oleh partisipan Ajeng Dita Salimah yang mengatakan
bahwa banyak sekali ilmu yang sudah di dapatkan di objek wisata Gunung
Padang, dari peninggalan-peninggalan sejarah yang sebelumnya belum ia
ketahui menjadi tahu.168 Hal ini membuat siswa merasa senang untuk belajar
dan menambah wawasan yang di dapatkan di luar kelas. Partisipan lainpun

168
Lampiran 10 Transkip Wawancara
111

mengatakan senang belajar di luar kelas karena dapat menambah wawasan


mengenai objek wisata Gunung Padang serta pembelajaran menjadi lebih
bermakna. Materi pembelajaran di luar kelas dianggap penting untuk
menambah wawasan dan pengalaman pada siswa. Hal ini sesuai dengan teori
konstruktivisme menurut Suyono yang mengatakan bahwa:
“Pengetahuan dikonstruksikan melalui pengalaman, belajar adalah
penafsiran personal tentang dunia nyata, belajar adalah sebuah proses
aktif di mana makna dikembangkan berlandaskan pengalaman,
pertumbuhan konseptual berasal dari negoisasi makna, saling berbagi
tentang perspektif ganda dan pengubahan representasi mental melalui
pembelajaran kolaboratif, belajar dapat dilakukan dalam setting nyata,
ujian dapat diintegrasikan dengan tugas-tugas dan tidak merupakan
aktivitas yang terpisah (nilai autentik).169

Hal ini membuat siswa belajar dengan mudah dan cepat memahami
materi-materi yang diajarkan termasuk pendalaman materi mengenai objek
kajian litosfer dan pedosfer yang ada dalam mata pelajaran geografi.
Pemahaman mengenai litosfer dan pedosfer dianggap lebih mudah karena
dapat melihat secara langsung bentuk-bentuk dari batuan dan tanah. Hal
tersebut sesuai teori outdoor learning yang disampaikan oleh John Amos
Comenius yang mengatakan bahwa:
“Was a strong advocate of sensory learning who believed that the
child should experience the actual object of study before reading about
it. He thought the use of the sense - seeing, hearing, tasting, and
touching - were the avenues through which children were to come in
contact with the natural world. In preparation for the later study of
natural sciences, children should first gain acquaintance with objects
such as water, earth, fire, rain, plants, and rocks”.170

Comenius percaya bahwa anak harus berhubungan dengan objek nyata


sebelum ia membacanya. Dia berfikir tentang fungsi indra penglihatan,
pendengaran, perasa dan peraba, sebagai jalan untuk siswa membangun
kontak dengan alam. Dalam persiapan untuk penelitian ilmu pengetahuan

169
Ibid., h. 106.
170
Jakiatin Nisa, “Outdoor Learning Sebagai Metode Pembelajaran IPS Dalam
Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan”, 2015, .Jurnal Sosio Didaktika, h. 2.
112

selanjutnya, anak-anak harus mengenali objek alam seperti air, bumi, api,
hujan, tumbuhan dan bebatuan.
Partisipan Muhammad Luthfi sebagai guru mata pelajaran geografi
mengatakan bahwa Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar
dalam berbagai ilmu terutama ilmu sosial. Geografi termasuk ke dalam ilmu
sosial di mana mata pelajaran geografi terdapat pada rumpun IPS. Jadi, sudah
jelas dapat dijadikan sebagai sumber belajar geografi. Dalam hal ini kita dapat
meneliti suatu objek dengan sudut pandang geografinya. Partisipan Alifa juga
mengatakan bahwa, objek wisata Gunung Padang sangat bermanfaat untuk
dijadikan materi dalam pembelajaran geografi. Dengan memanfaatkan objek
wisata, secara tidak langsung telah menerapkan Permen No. 22 Tahun 2006
yang menjelaskan bahwa sumber belajar dapat dilaksanakan dengan
mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah
untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara
optimal. Selain itu juga, telah menerapkan salah satu model pembelajaran
yang dikemukakan oleh Trianto yaitu model integrasi berdasarkan potensi,
yaitu dengan memanfaatkan potensi wisata.171 Sehingga, siswa dapat belajar
dengan memanfaatkan potensi yang ada dalam objek wisata Gunung Padang.
Pembelajaran di objek wisata juga memiliki manfaat yang besar dalam
kegiatan pembelajaran. Seperti pada jurnal penelitian yang dilakukan Emirta
bahwasannya siswa dapat memetik nilai-nilai yang terdapat pada objek wisata
serta dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa merasakan
pembelajaran yang kreatif dan bermakna serta memberikan pengalaman
belajar secara langsung.172
Dalam pembelajaran kita dapat mengetahui faktor-faktor yang ada
pada diri individu, salah satu faktor intern atau faktor yang ada dalam diri
individu yang sedang belajar yaitu perhatian. Untuk dapat menjamin hasil
belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan

171
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Surabaya .prestasi
Pustaka, 2007), h. 130.
172
Emirta, Hanapi, dan Hariyono, Pemanfaatan Objek Wisata Sebagai Sumber
Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Penelitian. Universitas Negeri Malang, h. 3.
113

yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka
timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar.173 Seperti hasil
wawancara siswa yang penulis lakukan, rata-rata siswa bosan dengan
pembelajaran geografi di dalam kelas174, maka guru geografi perlu melakukan
perhatian kepada siswa agar siswa tersebut tidak bosan dan membangkitkan
kembali semangat belajar siswa dalam belajar geografi di sekolah.
Dengan menggunakan perhatian pada individu yang sedang belajar
seperti penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sulis Setyaningsih, guru
harus pandai-pandai menarik perhatian siswa-siswanya. Pada akhirnya ketika
guru berhasil menarik perhatian siswa-siswanya dengan mengajak ke museum
atau memperkenalkan museum kepada siswa maka akan menimbulkan
pemahaman yang baik kepada siswa.175
Berdasarkan hasil penelitian, secara umum bahwa pemanfaatan objek
wisata Gunung Padang sebagai sumber belajar geografi yang dimanfaatkan
dalam materi lithosfer (batuan) dan pedosfer (tanah), siswa sebelum
melakukan pembelajaran geografi di objek wisata Gunung Padang siswa rata-
rata kurang termotivasi untuk belajar geografi karena materi geografi yang
sangat banyak sehingga membuat siswa menjadi bosan dan jenuh ketika
mempelajarinya. Siswa kelas X-IPS 1 telah mempelajari materi lithosfer
(batuan) dan pedosfer (tanah) sebelumnya, tetapi siswa belum pernah
mempraktikkanya.176 Sehingga belajar di objek wisata Gunung Padang sangat
bermanfaat karena dapat menambah wawasan, siswa dapat lebih memahami
karena melihat objek secara langsung, menambah ilmu pengetahuan,
mengetahui jenis batuan dan karakteristik tanah di objek wisata Gunung
Padang, siswa merasa senang karena belajar di alam dan pembelajaran akan
lebih bermakna, serta menambah rasa syukur kepada Allah swt. dapat

173
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhiny, (Jakarta : PT Rineka
Cipta. 2010), h.56
174
Lampiran 2, Transkip Wawancara
175
Sulis Setyaningsih, “Pemanfaatan Museum Mahameru Sebagai Sumber Belajar Sejarah
Siswa Kelas VII smp Negeri 2 Blora Tahun Ajaran 2007 – 2008”, Skripsi, pada Universitas Negeri
Semarang, Semarang, 2007, h. 71.
176
Lampiran 2, Transkip Wawancara
114

berkunjung ke objek wisata budaya yang merupakan peninggalan sejarah situs


megalithikum.177
Dari hasil penelitian tersebut terdapat perbedaan pada saat sebelum
melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang dan setelah
melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang. Hal ini seperti pada
jurnal sosio didaktika Qonita Surayya menyatakan bahwa, terdapatnya
perubahan persepsi siswa dikarenakan siswa belum pernah melakukan
pembelajaran di luar kelas serta belum mengetahui jika hutan mangrove
Karangsong dapat dijadikan sumber belajar geografi. 178
Kegiatan belajar di alam juga seperti pada jurnal sosio didaktika
Jakiatin Nisa menyatakan bahwa kegiatan belajar melalui pembelajaran di luar
kelas (outdoor learning) akan memberi peluang lebih luas kepada peserta
didik, untuk mempelajari obyek-obyek dalam mata pelajaran IPS yang
menjadi pusat perhatiannya, atau yang lebih sesuai dengan kebutuhan setiap
peserta didik dan memahami konsep peduli lingkungan.179
Dengan memanfaatkan alam sebagai sumber belajar geografi telah
sesuai pada penelitian Febrillian Gemilang Putra, bahwasannya dengan belajar
di alam para peserta didik cepat menangkap materi geografi, karena dari teori
di buku geografi bisa langsung dipraktikkan dan dilihat oleh para peserta didik
secara langsung.180
Gunung Padang kurang dimanfaatkan sebagai sarana dalam proses
pembelajaran geografi di sekolah-sekolah yang ada di Cianjur. Terdapat
beberapa hambatan mengenai kurangnya pemanfaatan objek wisata gunung
padang sebagai sumber belajar geografi, diantaranya belum adanya kunjungan
berupa objek wisata yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar,

177
Lampiran 10, Transkip Wawancara
178
Qonitta Surayya, “Persepsi Siswa Terhadap Fungsi Hutan Mangrove Karangsong
Sebagai Sumber Belajar Geografi, Jurnal Sosio Didaktika, 2017, h. 71.
179
Jakiatin Nisa, “Outdoor Learning Sebagai Metode Pembelajaran IPS Dalam
Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan”, 2015, .Jurnal Sosio Didaktika, h. 8.
180
Febrilian Gemilang Putra, “Pemanfaatan Kebun Raya Bogor Sebagai Sumber
Pembelajaran Geografi Pada SMA Bina Insani Bogor”, Skripsi, pada Program Studi Ilmu
Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta,
2015, h. 6.
115

terbatasnya waktu dan lain sebagainya. Kurang dimanfaatkannya objek wisata


sebagai sumber belajar, seperti penelitian terdahulu yang diteliti oleh Agus
Mursidi pemanfaatan museum sebagai sumber belajar sejarah di bidang
pendidikan belum dilakukan secara optimal. Bahkan hampir semua siswa
SMA tidak mengetahui letak dimana museum.181 Seperti siswa SMAN 1
Cianjur hampir semua siswa tidak tahu peninggalan situs Gunung Padang.
Padahal objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar
dalam berbagai ilmu, baik itu sejarah, sosial, ekonomi maupun geografi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa objek wisata Gunung
Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar geografi, setelah melakukan
pembelajaran di objek wisata Gunung Padang, respon siswa terhadap
pembelajaran geografi adalah sangat baik.

D. Keterbatasan Penelitian
Pemanfaatan objek wisata Gunung Padang tersebut tidak secara
langsung dapat terlaksana terdapat berbagai kendala yang harus dihadapi.
Kendala tersebut antara lain adalah:
1. Waktu
Waktu kunjungan yang dapat dilakukan oleh siswa adalah waktu
dimana pada saat hari senggang atau libur yaitu hari Sabtu dan Minggu.
Padahal objek wisata Gunung Padang disaat hari libur sangat banyak
pengunjung. Maka dari itu siswa berangkat pada hari Sabtu pukul 07.00
karena jika berangkat siang hari dikhawatirkan pembelajaran di objek
wisata Gunung Padang menjadi tidak kondusif karena ramainya
pengunjung.

2. Perijinan
Perijinan menjadi kendala dalam melakukan pembelajaran di objek
wisata Gunung Padang. Penyebabnya adalah pihak sekolah khawatir jika

181
Agus Mursidi, “Pemanfaatan Museum Blambangan Sebagai Sumber Belajar Sejarah
(Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Kabupaten Banyuwangi)”, Skripsi, pada Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2009, h. 117.
116

siswa melakukan pembelajaran di luar kelas. Sehingga untuk mendapatkan


ijin dari pihak sekolah untuk melakukan pembelajaran di objek wisata
Gunung Padang cukup sulit.

3. Komunikasi
Pada saat sebelum melakukan pembelajaran di objek wisata
Gunung Padang, siswa terlihat antusias ketika peneliti memberi tahu
bahwa pembelajaran selanjutnya siswa akan belajar di luar kelas yaitu di
objek wisata Gunung Padang, ternyata dari 33 siswa hanya 14 siswa yang
mengikuti pembelajaran di objek wisata Gunung Padang, padahal siswa
tersebut sudah berjanji kepada peneliti dan sangat dianjurkan oleh gurunya
untuk mengikuti pembelajaran di objek wisata Gunung Padang.

4. Jarak
Jarak tempuh dari tempat tinggal peneliti dan sekolah yang cukup
jauh mengakibatkan penelitian harus dilakukan dengan waktu yang cukup
lama dan mengeluarkan dana lebih banyak.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian, dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pemanfaatan objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber
belajar geografi dalam materi lithosfer (batuan) dan pedosfer (tanah).
Lithosfer yang berarti lapisan batuan dalam hal ini siswa dapat
menganalisis batuan-batuan yang terdapat di Gunung Padang. Pedhosfer
yang berarti lapisan tanah dalam hal ini siswa dapat meneliti tanah yaitu
dengan menentukan sifat fisika, kimia dan biologi tanah.
2. Persepsi guru dan siswa tentang pemanfaatan objek wisata Gunung Padang
sebagai sumber belajar geografi, di dapat melalui wawancara meliputi,
pengetahuan mengenai lithosfer dan pedhosfer di Gunung Padang serta
informasi mengenai objek wisata Gunung Padang sebagai sumber belajar
geografi. Sebelum melakukan pembelajaran geografi di objek wisata
Gunung Padang siswa merasa bosan dengan pembelajaran di dalam kelas,
siswa merasa bahwa pembelajaran geografi itu sulit, siswa kurang
termotivasi untuk belajar geografi karena materi geografi yang sangat
banyak sehingga membuat siswa merasa jenuh ketika mempelajari
geografi di dalam kelas. Setelah melakukan pembelajaran di objek wisata
Gunung Padang siswa kelas X-IPS 1 merasa senang karena belajar di alam
dapat melihat objek secara langsung, pembelajaran lebih bermakna, serta
menambah rasa syukur kepada Allah swt. dapat berkunjung ke objek
wisata budaya yang merupakan peninggalan sejarah situs megalithikum.
Siswa dapat lebih memahami materi, karena melihat objek secara
langsung, menambah ilmu pengetahuan, mengetahui jenis batuan dan
karakteristik tanah di objek wisata Gunung Padang.

117
118

B. Implikasi
1. Dengan adanya objek wisata Gunung Padang guru mempunyai sumber
belajar tambahan yang bersifat holistik (menyeluruh) yang artinya Gunung
Padang dapat dijadikan sumber belajar dalam berbagai macam pelajaran,
baik itu pelajaran geografi, sosiologi, sejarah, ekonomi, dan lain-lain.
2. Objek wisata Gunung Padang dapat lebih terbenah karena objek wisata
Gunung Padang bukan hanya sebagai objek wisata tetapi juga dapat
dijadikan sebagai sumber belajar.

C. Saran
1. Bagi sekolah di Kabupaten Cianjur dengan diketahuinya bahwa sumber
belajar itu merupakan salah satu faktor penting dalam pembelajaran. Oleh
karena itu, diharapkan dalam proses perizinan untuk melaksanakan
pembelajaran di luar kelas dapat lebih dipermudah.
2. Bagi para guru, guru merupakan orang yang langsung berhubungan
dengan dengan siswa, maka suatu kewajiban bagi guru untuk memberikan
sumber belajar. Guru diharapkan dapat memanfaatkan sumber belajar yang
berada di alam sekitar agar siswa dapat lebih memahami materi pelajaran
yang dipelajari.
3. Bagi siswa, seharusnya terus mengembangkan cara untuk mencari
informasi yang tersedia di sekitar yang dapat dijadikan sebagai sumber
belajar, karena tidak selalu guru dpat menjelaskan semua hal. Oleh karena
itu, diperlukan keaktifan dari siswa untuk mencari informasi yang
berkaitan dengan pembelajaran, baik di lingkungan sekitar, memanfaatkan
objek wisata, ataupun juga melalui internet dan media cetak lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Teks
Akbar, Ali. Situs Gunung Padang Misteri dan Arkeologi. Jakarta : Change
Publicatio, 2013.
Arjana I Gusti Bagus. Georafi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2016.
Bungin, M. Burhan. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik, dan IlmuSosial Lainnya. Jakarta: Kencana, 2009.
Cendikia, Tim Alfa. Saat-Saat Jelang Ujian Nasional Geografi 2016/2017.
Bandung, Penerbit Sewu, 2016.
Dariyo, Agoes. Dasar – Dasar Pedagogi Modern. Jakarta: PT Indeks, 2013.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indnesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), Edisi ketiga.
Djamarah, Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.
Endarto, Danang. Geografi Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Departemen
Pendidikan Nasional, 2009.
Eggen, Paul dan Kauchak, Don. Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan
Konten dan Keterampilan Berfikir. Jakarta: PT Indeks, 2012.
Flick Uwe, Introducing Research Methodology: A Beginner’s Guide To Doing a
Research Project, Los Ageles: Sage, 2011.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta : Bumi
Aksara, 2013.
Hakim, Lukmanul. Perencaaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima,
2009.
Hanifah, Nanang dan Suhana, Cucu. Konsep Strategi pembelajaran. Bandung:
Refika Aditama, 2012.
Herdiansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Jakarta : Salemba Humanika, 2010.
Komalasari, Kokom. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasinya.
Bandung: Refika Aditama, 2013.
Mahmud, Marzuki. Landasan Pendidikan. Ciputat: Haja Mandiri, 2013.

120
121

Muljadi dan Warman, Andri. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta :PT Raja
Grafindo Jakarta, 2016.
Mulyasa. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2015.
Nasution, S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2013.
Nasution. Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Nata, Abudin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2014.
Nata, Abudin. Studi Islam Komprehensif. Jakarta: Prenada Media Grup, 2011.
Nurochim. Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: RajaGrafindo
Persadam, 2013.
Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitati Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016.
Ratna Wilis Dahar. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga, 2011.
Riyanto, Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2009.
Rohani, Ahmad. Media Instruksinal Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta, h. 1997. Cet.
1.
Sabri, Alisuf. Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005.
Sindhu, Yasinto. Geografi Jilid 1 Untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Perminatan.
Jakarta : Erlangga, 2013.
Slameto. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010.
Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks,
2011.
Soedijarto. Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita. Jakarta: PT Gramedia,
2008.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&d, (Bandung:
Alfabeta, 2012) h. 274.
Suharyono. Geografi & Lingkungan Hidup Dalam Pendidikan dan Pengajaran.
Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2014.
Sukandarrumidi, dkk. Geologi Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2014.
122

Sukardjo, M dan Komarudin Ukim. Landasan Pendidikan Konsep dan


Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.
Supardi. Kinerja Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011.
Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodolgi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2006), h. 112.
Sabarguna, Boy S. Analisis Data Pada Penelitian Kualitatif. Jakarta: UI Press,
2005.
Sanjaya, Wina. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Grup, 2014.
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Pemula.
Jogjakarta : Gadjah Mada University Press, 2012.
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Surabaya
.prestasi Pustaka :2007.
Trianto. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan TenagaPendidikan. Jakarta: Kencana, 2010.
Utoyo, Bambang. Geografi Membuka Cakrawala Dunia Untuk Kelas X Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta, PT. Pribumi Mekar, 2009.
Yamin, Martinis. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta : Gaung
Persada Press, 2004.
Yaumi, Muhammad., Prinsip – Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana,
2013.
Yondri, Lutfi. Struktur Punden Berundak Gunung Padang dan Adaptasi
Lingkungan. Bandung : Balai Arkeologi Bandung, 2014.
Yulir, Yulmadia. Geografi 1 SMA Kelas X. Jakarta : Perpustakaan Nasional, 2017.

Jurnal
Emirta, Hanapi, dan Hariyono, Pemanfaatan Objek Wisata Sebagai Sumber
Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Penelitian. Universitas Negeri
Malang.
Jakiatin Nisa, “Outdoor Learning Sebagai Metode Pembelajaran IPS Dalam
Menumbuhkan Karakter Peduli Lingkungan” Jurnal Sosio Didaktika :
2015.
Qonitta Surayya, “Persepsi Siswa Terhadap Fungsi Hutan Mangrove Karangsong
Sebagai Sumber Belajar Geografi”, Jurnal Sosio Didaktika : 2017.
123

Sutarman, dkk. Gunung Padang Cianjur: Pelestarian Situs Megalithikum


Terbesar Warisan Dunia. STKIP Sera.
Sutikno dan Billy, Geologi Gunung Padang dan Sekitarnya, Kabupaten Cianjur-
Jawa Barat, Pusat Survei Geologi, Badan Geologi : 2016.
Winarto. Pengembangan Model Wisata Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal
Dengan Pendekatan Saintifik Di Brebes Selatan Sebagai Alternatiff
Model Belajar Siswa Sekolah Dasar. Jurnal penelitian. Dosen
Universitas Peradaban : 2016.
Yeni Wijayanti. Pemanfaatan Situs Karangkamulyan Untuk Kepentingan
Pendidikan Dalam Pembelajaran Sejarah. Jurnal penelitian : 2017.

Skripsi
Agus Mursidi, “Pemanfaatan Museum Blambangan Sebagai Sumber Belajar
Sejarah (Studi Kasus Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Kabupaten
Banyuwangi)”, Skripsi, pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Surakarta : 2009.
Febrilian Gemilang Putra, “Pemanfaatan Kebun Raya Bogor Sebagai Sumber
Pembelajaran Geografi Pada SMA Bina Insani Bogor”, Skripsi, pada
Program Studi Ilmu Pendidikan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta : 2015
Sulis Setyaningsih, “Pemanfaatan Museum Mahameru Sebagai Sumber Belajar
Sejarah Siswa Kelas VII smp Negeri 2 Blora Tahun Ajaran 2007 –
2008”, Skripsi, pada Universitas Negeri Semarang, Semarang, : 2007..

Website
https://cianjurkab.go.id/profil-cianjur/letak-geografis/(Diaksespada Minggu, 05
November 2017 pada pukul 15.46 WIB).
.
124

LAMPIRAN
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142

PROFIL SEKOLAH

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

1. NamaSekolah : SMA Negeri 1 Cianjur


2. NPSN : 20203739
3. Alamat (Jalan/Kec./Kab/Kota) : Jln. PangeranHidayatullah No. 62Kec.
CianjurKab. Cianjur
4. No Telp. : (0263) 261295
5. Akreditasi : A
6. Koordinat : Longitude : -6,8256 Latitude : 107,1314
7. NamaKepalaSekolah : HARUMAN TAUFIK K., S. Pd, MM. Pd
8. Tanggal SK Pendirian : 1959-10-15
9. Tanggal SK IzinOperasional : 1959-10-15
10. Kepemilikantanah/bangunan : MilikPemerintah
a. Luas Tanah Milik (m2) : 23.835 m2
b. LuasBangunan : 12.275 m2
11. Data Pendidikdan Tenaga Kependidikan
a. Data TenagaPendidikdanPesertaDidik

No Uraian Guru Tenaga PTK Peserta


Kependidikan Didik

1. Laki - laki 36 13 49 609

2. Perempuan 44 11 55 712

Total 80 24 104 1321

Keterangan: PTK = Guru ditambahTendik


143

b. Data RombonganBelajar

No Uraian Detail Jumlah Total

1. Kelas 10 L 255 515

P 260

2. Kelas 11 L 197 447

P 250

3. Kelas 12 L 157 359

P 202

c. Data SaranadanPrasarana

No Uraian Jumlah

1. RuangKelas 42

2. Ruang Lab 9

3. RuangPerpustakaan 2

Total 53
144

Lampiran 3
Lembar Wawancara Siswa
(Sebelum Penelitian)
A. Responden 1
Identitas Umum
1. Nama : Alifa Ufaira Yusuf
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab : Seru, tapi membosankan. Gimana pembawaannya kalaudikasih
visual-visual gampang diseraplah.
2. Emang gurunya suka menggunakan metode pembelajaran apa?
Jawab : Kalau guru saya sih lebih sering memakai ppt gitu.
3. Pernah melakukan pembelajaran di luar kelas belum?
Jawab : Pernah di halaman ini, dalam materi pedosfer.
4. Materinya langsung dipraktekan di tanah gitu?
Jawab: Iya teh, cuma tekstur tanah aja lembut atau kasar kayak gitu.
5. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab : Tidak begitu bosan, karena itu kan pelajaran yang wajib buat
rumpun IPS, jadi mau tidak mau jangan merasa bosan.
6. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab : Ya mengetahui, walaupun sedikit lupa.
7. Kajian litosfer itu apa? Pedosfer itu apa?
Jawab: pokoknya litosfer itu batuan, dan pedosfer itu tanah, macam-
macamnya saya lupa lagi teh.
8. Apakah anda memahami materi tersebut?
Jawab : Memahami.
9. Sejauh mana anda memahaminya?
Jawab : Macam-macam litosfer seperti batuan-batuan beku, pedosfer lupa
lagi teh.
145

Lembar Wawancara Siswa


(Sebelum Penelitian)

B. Responden 2
Identitas Umum
1. Nama : Lina
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab : Cukup sulit, tapi kalau selalu diperhatiin cukup mudah gitu.
2. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab : Bosan. Tetapi tergantung pembawaan materinya, kalau misalkan
gurunya bikin seneng gitu jadi ke kitanya juga jadi pengen belajar gitu.
3. Apakah guru yang sekarang selalu bikin seneng di kelas?
Jawab: Seneng sih, seru.
4. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab : Tidak terlalu.
5. Apakah anda memahami materi tersebut?
Jawab : Memahami, cuma tidak terlalu.
6. Sejauh mana anda memahaminya?
Jawab : Tidak terlalu.
7. Litosfer itu kan batuan, pedosfer itu tanah, kita-kira kamu masih ingat gak
sama materi itu?
Jawab: Aduh teh lupa lagi, paling pernah mengetahui macam-macam
batuan dan tanah aja.
8. Apakah pernah melakukan pembelajaran di luar kelas?
Jawab: Mmmmm, pernah sih teh sekali materi tanah, cuma tekstur nya aja
tapi.
146

9. Apakah kamu setuju jika pembelajaran geografi dilakukan di luar sekolah


meneliti tentang batuan dan karakteristik tanah yang sebelumnya sudah
diajarkan di kelas?
Jawab: Setuju-setuju aja sih teh, malah sangat setuju teh, biar jadi
mengetahui lagi.
147

Lembar Wawancara Siswa


(Sebelum Penelitian)

C. Responden 3
Identitas Umum
1. Nama : Intan
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab : Materinya terlalu banyak, kalau dibarengi dengan praktek juga
susah buat dipahami.
2. Apakah bapak guru geografi pernah melakukan pembelajaran di luar
kelas?
Jawab: Pernah sih sekali.
3. Dalam materi apa?
Jawab: Tentang tanah, mempraktekan tekstur tanah.
4. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab : Iya lumayan bosan, soalnya materinya terlalu banyak.
5. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab : Sedikit
6. Apa itu litosfer dan pedosfer?
Jawab: Litosfer itu batuan, pedosfer itu lapisan tanah.
7. Apakah anda memahami materi tersebut:?
Jawab : Memahami, tapi tidak terlalu paham banget.
8. Sejauh mana anda memahaminya?
Jawab : Tidak terlalu jauh sih teh, palingan hanya mengetahui jenis-jenis
batuan sama jenis-jenis tanah aja. Kayak ada batuan andesit, konglomerat
udah weh lupa lagi ih.kalau tanah mah apa ya, lupa lagi hehe.
148

Lembar Wawancara Siswa


(Sebelum Penelitian)

D. Responden 4
Identitas Umum
1. Nama : Fikri
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Perempuan
Pertanyaan
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab : Sangat bosan soalnya gimana yah bosan belajar di kelas terus, gak
kayak di alam.
2. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab : Sulit dan membosankan.
3. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab : Tahu.
4. Apa itu litosfer dan pedosfer?
Jawab: Ya tahu, tapi lupa lagi teh.
5. Litosfer kan batuan, pesdofer itu tanah. Udah inget belum?
Jawab: Ya inget teh, cuma inget batuan dan tanahnya aja.
6. Apakah anda memahami materi tersebut:
Jawab : Sedikit.
7. Sejauh mana anda memahaminya?
Jawab : Sejauh mungkin, sekedar hanya mengetahui batuan.
8. Emang ada batuan apa aja?
Jawab: lupa lagi teh.
149

Lembar Wawancara Siswa


(Sebelum Penelitian)

E. Responden 5
Identitas Umum
1. Nama : Ajeng Dita Salimah
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan:
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab: Kadang bosan kadang nggak. Soalnya jam pelajarannya kan siang
sehabis istirahat jadi kadang ngantuk.
2. Pembelajaran yang disampaikannya itu bagaimana, kok bisa cepet lupa?
Jawab: Ya pembelajarannya lebih ke informasi gitu, penjelasan-penjelasan
gitu.
3. Gurunya suka menggunakan metode pembelajaran apa?
Jawab: Cuma presentasi doang paling.
4. Pernah melakukan pembelajaran di luar kelas?
Jawab: Belum pernah. Kata temen sih pernah tapi waktu itu aku ga masuk
karena lagi di oprasi.
5. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab: Sangat bosan, soalnya gitu banyak materinya.
6. Tapi kalau melakukan pembelajaran di luar kelas seneng gak?
Jawab: Senenglah.
7. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Tidak tahu teh, gatau lupa ketang.
8. Apakah anda memahami materi tersebut?
Pernah memahami tentang batuan dan tanah, tapi sekarang lupa banget.
9. Sejauh mana anda memahaminya?
Tidak tahu.
150

Lembar Wawancara Siswa


(Sebelum Penelitian)

F. Responden 6
Identitas Umum
1. Nama : S. Alief Kresna Imaddudin
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Laki-laki

Pertanyaan:
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab: Pembelajarannya suka menggunakan ppt terus.
2. Tapi kamu mengerti kan dari setiap penjelasan yang sudah disampaikan?
Jawab: Bingung dan tidak mengerti.
3. Memangnya yang disampaikan guru bagaimana kok bisa bingung dan
tidak mengerti?
Jawab: Euuuh, kadang ngerti kadang nggak gimana metode
pembelajarannya aja.
4. Memang suka menggunakan metode pembelajaran apa?
Jawab: PPT, kadang suka dikasih pertanyaan-pertanyaan gitu.
5. Apakah guru pernah membawa alat peraga sebagai media pembelajaran?
Jawab: Euuuuh, belum ga pernah bawa alat-alat.
6. Pernah melakukan pembelajaran di luar kelas belum?
Jawab: Pernah di sana di halaman, kayak mengenal tekstur tanah, itu tanah
gambut atau tanah apa.
7. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab: Menurut aku sih, kan geografi banyak banget materinya jadi susah
dipahami, materinya ada yang masuk ada yang nggak, tapi yang pasti
cepet lupa.
8. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Kurang paham.
151

9. Apakah anda memahami materi tersebut?


Jawab: Kurang paham eung teh, udah mah kurang paham materinya juga
sudah kelewat lagi teh jadi udah lupa lagi.
10. Sejauh mana anda memahaminya?
Jawab: Kalau gak salah, cara pembuatan tanahnya gatau ah lupa lagi.
152

Lembar Wawancara Siswa


(Sebelum Penelitian)

A. Responden 7
Identitas Umum
Nama : Shahira Putri
Kelas : X-IPS 1
Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan:
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab: Kadang mah membosankan, Cuma karena geografi teh dipikir-
pikir mah penting buat kedepannya biar tahu kalau misalkan nanti
kuliahnya gimana.
2. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab: Ya bosan.
3. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Lupa lagi.
4. Apakah anda memahami materi tersebut?
Jawab: Paling kalau dari 100% aku Cuma 50% nya.
5. Sejauh mana anda memahaminya?
Jawab: Paham, Cuma kalau misalkan lagi baca buku, Cuma kalau lagi gak
baca mah ngebleng. Pernah sih melakukan praktek sekali tapi Cuma
megang tanah aja teksturnya doang.
6. Gurunya suka menggunakan metode pembelajaran apa?
Jawab: Pak lutfi sih suka menggunakan power point, terus dibikin
kelompok.
7. Apakah pernah melakukan pembelajaran di luar kelas?
Jawab: Pernah sekali, neliti tanah.
8. Apakah kamu senang jika pembelajaran geografi dilakukan di luar
sekolah?
Jawab: Senenglah teh, pembelajaran jadi tidak membosankan.
153

Lembar Wawancara Siswa


(Sebelum Penelitian)

G. Responden 8
Identitas Umum
1. Nama : Ardhi Fajar Haekal
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pertanyaan
1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?
Jawab: “Nggak bosan, karena pak Lutfi kalau belajar suka nyuruh
anaknya supaya dapet nilai, jadi kalau misalnya bisa menjawab dapet 100,
tetapi saya tidak termasuk orang tersebut.
2. Emang kenapa kalau memakai ppt terus?
Jawab: Lebih ngerti sih daripada ceramah.
3. Bagaimana perasaan anda ketika belajar geografi di dalam kelas?
Jawab: Selalu menggunakan ppt terus.
4. Apakah anda mengetahui objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Lupa lagi.
5. Apakah anda memahami materi tersebut:
Jawab: Pahami, cuma lupa lagi.
6. Sejauh mana anda memahaminya?
Jawab: Pokoknya ngerti we teh kalau baru disampaikan, tetapi setelah
gurunya keluar kelas sudah lupa.
7. Apakah guru geografi pernah melakukan pembelajaran di luar kelas?
Jawab: Pernah sekali di luar kelas.
8. Dalam materi apa?
Tanah kalau gak salah.
154

Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Negeri 1 Cianjur
Mata pelajaran : Geografi
Kelas/semester : X/2
Tahun pelajaran : 2017/2018
Materi pokok : Dinamika Litosfer dan Dampaknya Terhadap
Kehidupan
Sub Tema : 1. Dinamika Perubahan Lithosfer
2. Dinamika Perubahan Pedosfer
Alokasi waktu : 3x45 menit

A. Kompetensi Inti (KI)


KI1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia
KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
155

B. Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan


Pembelajaran
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menganalisis dinamika 1. Mendeskripsikan pengertian
litosfer dan dampaknya lithosfer dan pedosfer
terhadap kehidupan 2. Mengetahui Karakteristik Tanah

4.5 Menyajikan proses 1. Mengidetifikasi jenis batuan dan


dinamika litosfer tanah di gunung padang
dengan menggunakan
peta, bagan, gambar,
tabel, grafik, video,
dan/atau animasi

C. TujuanPembelajaran
Setelah mempelajari unit ini, siswa diharapkan mampu:
1. Mendeskripsikan pengertian lithosfer dan pedosfer.
2. Mengetahui karakteristik tanah.
3. Mengidetifikasi jenis batuan dan tanah di gunung padang.
D. Materi Pembelajaran
1. Pengertian lithosfer dan pedosfer.
2. Karakteristik Tanah.
3. Jenis batuan dan tanah di gunung padang.

E. Metode/ PendekatanPembelajaran
Pendekatan :Scientific Learning
Metode : Menggunakan metode karyawisata atau praktikum
lapangan
F. Media/Alat/Sumber Pembelajaran
Media Pembelajaran : Buku pedoman karyawisata dan atau praktikum
lapangan.
156

Alat Pembelajaran : Instrumen observasi gunung padang dan kamera.


Sumber Pembelajaran : a. Objek wisata gunung padang.
b. Buku geografi kelas X = kurikulum 2013.

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Alokasi
No Kegiatan
Waktu
1. Pendahuluan
a. Guru memberi salam.
b. Guru mempersiapkan secara fisik dan psikis
siswa untuk melakukan praktikum lapangan di
objek wisata gunung padang dengan diawali
berdoa dan mengecek kehadiran siswa.
c. Guru menanyakan kesiapan siswa untuk
300
melakukan praktikum lapangan di objek wisata
gunung padang.
d. Guru memberikan pengarahan mengenai tata
tertib ketika melakukan pembelajaran di objek
wisata gunung padang.
e. Guru memberikan buku pedoman praktikum
lapangan.
2. Kegiatan Inti
1. Mengamati:
a. Guru memandu siswa untuk melakukan observasi di
objek wisata gunung padang.
b. Siswa mendengarkan penjelasan mengenai apa itu
850
lihosfer dan pedosfer, serta jenis litosfer dan
pedosfer di objek wisata gunung padang, yang
disampaikan oleh guru.
c. Siswa mengamati jenis batuandan tanahyang
terdapat di objek wisata gunung padang.
157

2. Menanya:
a. Setelah diberi penjelasan oleh guru dan melihat
secara langsung jenis batuan di gunung padang,
guru memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya dan memberikan pendapatnya
mengenai batuan dan tanah agar terjadi interaksi
antara guru dan siswa, siswa dan siswa.
a.
3. Mengumpulkan data:
a. Guru meminta siswa untuk mengerjakan instrument
observasi yang dibagikan pada masing-masing
siswa.
4.Mengasosiasi/Menalar:
a. Siswa menganalisis jenis-jenis batuan dan tanah di
objek wisata gunung padang.
b. Siswa mengisi lembar observasi yang telah
disedikan masing-masing.
5. Mengomunikasikan:
a. Guru menyajikan gambar batuan dan tanah di
objek wista gunung padang untuk memperkuat
pemahaman siswa.
b. Siswa melakukan wawancara ke pengelola objek
wisata gunung padang dan menyajikannya di
buku pedoman praktikum.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberikan pertanyaan untuk menetapkan
pengetahuan yang telah dipelajari siswa.
200
b. Guru memberikan kesimpulan.
c. Guru menutup pelajaran.
d. Salam dan berdoa sebelum perjalanan pulang.
158

H. Penilaian
Kompetensi Inti Teknik Bentuk Instrumen
Kompetensi Inti I dan II Pengamatan Sikap Lembar pengamatan
sikap rubrik
Kompetensi Inti III dan IV Tes Unjuk Kerja Tes uji petik kerja dan
Rubrik
Tes Tertulis Lembar kerja siswa

I. Lampiran
Bahan Ajar (Materi) dalam bentuk buku panduan karyawisata objek
wisata Gunung Padang.

Cianjur, Juli 2018


Mengetahui,
Guru bidang studi Peneliti

Muhammad Luthfi Neng Dhea Sayyidah Nafisah


159

Lampiran 5
PANDUAN STUDI WISATA
Objek Wisata Gunung Padang

PENDIDIKAN IPS (Geografi)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018
160

KELENGKAPAN DATA

PAS FOTO 3X4

Nama Siswa: ………………………………………………………………….

Kelas : …………………………………………………………………..

Kelompok : …………………………………………………………………..

Cianjur, Juli 2018

Neng Dhea Sayyidah Nafisah

11140150000041
161

Objek Wista Gunung Padang

Objek wisata Gunung Padang terletak di Desa Karyamukti, Kecamatan


Cempaka, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Memiliki luas kurang lebih
900 M2 . Terletak antara 6057’ LS dan 107001’ BT, dan berada diantara dua
kampung, yaitu Gunung Padang di sebelah timur dan Cipanggulan di sebelah
barat.

Gunung Padang merupakan hasil temuan kembali pada tahun 1979.


Sebelumnya temuan ini pernah dicatat oleh Verbeek (1891) kemudian N.J Krom
(1914). Sejak penemuan kembali pada tahun 1979, berturut-turut telah dilakukan
penelitian oleh tim baik dari Direktorat Purbakala, PUSPAN (saat ini bernama
Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional), Balai arkeologi
Bandung, Pemerintah Daerah, serta berbagai kelompok masyarakat yang mencoba
menggali nilai-nilai lain yang terkandung dalam peninggalan tersebut.

Saat ini Gunung Padang menjadi tempat wisata di Cianjur serta dikelola
langsung oleh pemerintah maupun masyarakat lokal.
162

1. Jadwal acara kegiatan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang


No Waktu Kegiatan Penelitian

1. 06.30 – 07.00 Absensi siswa dan breefing

2. 07.00 – 08.30 Perjalanan ke objek wisata Gunung Padang

3. 08.30 – 11.30 Melakukan pembelajaran di Gunung Padang


- Naik anak tangga Gunung Padang
- Penelitian Jenis Batuan Gunung
Padang
- Penelitian Tekstur Tanah
- Penelitian Struktur dan warna tanah

4. 11.30-12.30 Observasi bersama kelompok masing-masing


- Penelitian vegetasi Gunung Padang

5. 12.30 – 12.45 Istirahat Makan

6. 12.45 Persiapan pulang

*Jadwal sewaktu-waktu bisa berubah

A. Lithosfer
1. Pengertian Lithosfer
Litosfer berasal dari kata lithos artinya batuan, dan sphere artinya
lapisan.Jadi, litosfer adalah lapisan kulit bumi paling luar.
2. Batuan Pembentuk Lithosfer
a) Batuan Beku
Batuan Beku (Igneous rock) merupakan jenis batuan yang
terbentuk dari pembekuan magma gunung api.Berdasarkan genesa atau
lokasi terjadinya, batuan beku dibedakan menjadi dua kelompok
utama, yaitu sebagai berikut.
1) Batuan Intrusiva, yaitu batuan beku yang terbentuk di dalam
litosfer atau di dalam kantung-kantung magma. Beberapa contoh
batuan intrusi antara lain Granit, Sienit, Diorit, dan Gabro.
Dilihat dari bentuk dan strukturnya, batuan intrusiva antara lain
sebagai berikut.
163

a. Bentuk Diskordan yaitu intrusiva yang strukturnya memotong


lapisan-lapisan batuan di sekitarnya. Bentuk diskordan meliputi
antara lain sebagai berikut.
(1) Batolith yaitu dapur magma yang telah membeku.
(2) Gang atau Korok yaitu intrusiva yang berbentuk tipis dan
panjang, dengan arah vertikal atau miring.
(3) Apofisa yaitu cabang-cabang dari gang.
(4) Diatrema yaitu intrusiva yang mengisi cerobong gunung -
api atau pipa letusan, mulai dari dapur magma sampai batas
kawah.
b. Bentuk Konkordan, yaitu batuan intrusi yang strukturnya
searah atau sejajar dengan lapisan-lapisan batuan di sekitarnya,
meliputi antara lain sebagai berikut.
(1) Sill yaitu intrusiva yang berbentuk tipis dan pipih, terletak
di antara lapisan batuan di sekitarnya.
(2) Lakolit yaitu intrusiva yang berbentuk lensa cembung,
terletak di antara lapisan-lapisan atau celah batuan di
sekitarnya.
2) Batuan Ekstrusiva yaitu batuan yang terbentuk dari pembekuan
lava di permukaan Bumi setelah terjadinya letusan gunung api.
Contoh ekstrusiva antara lain Riolit, Traktit, Andesit, Dasit, dan
Basal.
b) Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk akibat proses pengendapan. Beberapa
contoh jenis batuan sedimen antara lain breksi, konglomerat, batu
gamping (kapur), batu pasir, lanau, batu bara, dan rijang.

3. Macam-Macam Batuan
a. Batuan Intrusiva
1. Batuan Granit

Karakteristik: butiran kasar dan


berwarna cerah.

Tekstur: Tekstur phaneritic yang


tidak memiliki retakan dan
lubang-lubang bekas pelepasan
gas (vasculer).

Manfaat: Sebagai interior alat


ukur, dll.
164

2. Batuan Sienit

Karakteristik: Tersusun dari


butiran-butiran sedang, berwarna
abu terang.

Tekstur: Tekstur kasar.

Manfaat: Untuk bangunan.

3. Batuan Diorit

Karakteristik: Warnanya agak


gelap.

Tekstur: Bertekstur feneris,


mineralnya berbutir kasar hingga
sedang.

Manfaat: sebagai batu ornamen


dinding, lantai atau untuk untuk
pondasi bangunan / jalan raya.

4. Batuan Gabro

Karakteristik: Batuan ini


berwarna hitam atau hijau gelap
karena mineral utamanya adalah
plagioklas dan augit.

Tekstur: Berukuran kasar (coarse-


grained).

Manfaat: Kegunaan di industri


konstruksi.

5. Batuan Riolit

Karakteristik: Berwarna pink atau


abu-abu dengan butiran mineral
sangat kecil.

Tekstur: tekstur halus.

Manfaat: Menunjang
pembangunan gedung.
165

6. Batuan Traktit

Batuan Ekstrusiva yaitu batuan


yang terbentuk dari pembekuan
lava di permukaan Bumi setelah
terjadinya letusan gunungapi.

7. Batuan Andesit

Karakteristik:Morfologi batuan
andesit dapat dikenali dari warna
abu-abu yang dominan sampai
merah.

Tekstur: Batuan beku yang


tersusun atas mineral yang halus
(fine-grained), serta memiliki
kandungan silika yang lebih
tinggi dari batu basal dan lebih
rendah dari batuan rhylolite dan
felsite.

Manfaat: Digunakan untuk sektor


konstruksi dan dipotong jadi
dimension stone untuk berbagai
keperluan.

8. Batuan Dasit

Karakteristik: berwarna abu abu


terang

Tekstur: permukaan mineralnya


kasar

Manfaat: Digunakan sebagai


bahan pembangunan atau pondasi
seperti jalan, dapat
membersihkan alat rumah, dll.
166

9. Batuan Basal

Karakteristik: Batu basal


berwarna abu- abu hingga
hitam, bersifat keras dan padat
(masif).

Tekstur: Memiliki butiran


kristal halus.

Manfaat: Dalam berbagai


bidang konstruksi bangunan.

10. Batuan Breksi

Karakteristik: Bentuknya tidak


teratur, sudut fragmen berupa
batuan atau hancuran mineral
akan terlihat menumpuk.

Tekstur: kasar

Manfaat: digunakan sebagai


ornamen-ornamen hiasan
dalam dekorasi.

11. Batuan Konglomerat

Karakteristik: Berupa pasir


halus dan kerikil yang
mengendap.

Tekstur: kasar.

Manfaat: Sebagai pendukung


bangunan, tetapi tidak begitu
kuat.
167

12. Batuan Gamping (kapur)

Karakteristik: Terbentuk dari


akumulasi cangkang, karang,
alga, dan pecahan-pecahan sisa
organisme.

Tekstur: halus dan kasar

Manfaat: pengatur Ph tanah,


penstabil jalan raya, dll.

13. Batu Pasir

Karakteristik: Tahan terhadap


cuaca tetapi mudah untuk
dibentuk.

Tekstur: kasar

Manfaat: Untuk bangunan dan


jalan.

14. Batuan Lanau

Karakteristik: biasanya
terbentuk dari pecahnya kristal
kuarsa berukuran pasir.

Tekstur: halus

Manfaat: dekorasi dalam


ruangan.

15. Batubara

Karakteristik: Berasal dari


tumbuhan, baik berupa akar,
batang, maupun daun.

Tekstur: Morf, berlapis, dan


tebal

Manfaat: Sumber tenaga


pembangkit listrik, dll.
168

16. Batuan Rijang

Karakteristik: Rijang dapat


terbentuk sebagai nodul, massa
konkresi, dan deposit berlapis.

Tekstur: halus

Manfaat: membentuk benda


yang sangat tajam.

4. Tenaga Pembentuk Lithosfer


Secara umum, tenaga pembentuk litosfer dibedakan atas proses
endogen dan eksogen.
a) Tenaga Endogen: tektonisme, vulkanisme, gempa
b) Tenaga Eksogen: pelapukan, pengikisan atau erosi, masswasting, dan
sedimentasi.

B. Pedosfer

1. Karakteristik Tanah
d. Sifat Fisik Tanah
Sifat fisik tanah diantaranya adalah warna tanah, tekstur tanah,
struktur tanah, konsistensi tanah, bobot isi (bulk density) dan bobot
jenis (particle’s density), kedalaman efektif tanah, drainase,
permeabilitas tanah, potensi mengembang dan mengkerut, serta
indeks pengembangan dan kematangan tanah (nilai n).
e. Sifat Kimia Tanah
5) Derajat kemasaman tanah (pH). Nilai pH menunjukkan
banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+1). Nilai pH berkisar
dari 0-14 dengan pH 7 disebut netral, sedangkan pH kurang
dari 7 disebut masam, dan pH lebih dari 7 disebut alkali/basa.
6) C-Organik. Penetapan kandungan bahan organik dilakukan
berdasarkan jumlah C-Organik. Kandungan C-Organik di tanah
harus dipertahankan tidak kurang dari 2 persen.
7) N-Total. Nitrogen merupakan unsur hara makroesensial yang
berasal dari bahan organik, pengikatan oleh mikroorganisme
dari N udara, pupuk, dan air hujan.
169

8) Unsur lainnya adalah unsur fosfor (P), kalium (K), natrium


(Na), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).
f. Sifat Biologi Tanah
5) Total mikroorganisme tanah.
6) Jumlah fungsi tanah (ragi, kapang, dan jamur).
7) Jumlah bakteri pelarut fosfat (P)
8) Total respirasi tanah.

BAHAN DAN METODE


 Bahan dan metode
Alat yang diperlukan untuk metoda ini adalah ember yangdigunakan untuk tempat
air, meteran/penggaris untuk mengetahui ukurantanah.
 Cara Kerja
1. Ambil segumpal tanah kira-kira sebesar kelereng, basahi denganair hingga
dapat ditekan.
2. Pijit contoh tanah dengan ibu jari dan telunjuk, kemudianbentuk seperti
benang sambil dirasakan. Langkah pertama yangperlu ditetapkan adalah
apakah tanah tersebut bertekstur liat,lempung berliat, lempung atau pasir.
a. Jika bentukan benang tersebut terbentuk dengan mudah dantetap, maka
contoh tanah tersebut besar kemungkinan adalah liat.
b. Jika bentukan benang tersebut terbentuk tapi mudah patah,maka
kemungkinan lempung berliat.
c. Jika tidak terbentuk benang, kemungkinan lempung berpasir.
d. Jika terasa lembut (halus dan licin) seperti tepung, maka debu yang
dominan. Tetapi jika terasa berbentuk butir-butir, maka yangdominan
adalah pasir
3. Untuk menentukan kelas tekstur selanjutnya dapat digunakanpedoman
penetapan tekstur di lapang

Gambar.1. Penentuan Lahan yang akan dinilai

Perhatikan kondisi lahan untuk menilai tekstur tanah


Tanah yang telah diambil sampelnya kemudian diberi airmenggunakan botol air
dan dibulatkan, kemudian dipenyekpenyekan antara telunjuk dan jempol hingga
memanjang dan ada jatuhannya. Maka tanah yang jatuh itu lah yang diukur
berapapanjangnya.
170

Gambar.2. Cara penentuan tekstur tanah. Gambar 3. Tanah dipijat


dengan ibu jari
171

2. Lembar Observasi
a) Observasi Jenis Batuan Gunung Padang

Keterangan
No Jenis Batuan Geologi (bentuk, ukuran, jenis,
material)

1.

2.

3.

4.

5.
172

b) Observasi Jenis Lapisan Tanah Gunung Padang


- Penentuan Sifat Fisika Tanah
Penentuan Keterangan
Kelompok Titik Koodinat
Tekstur Tanah

Kelompok Struktur Tanah Warna Tanah


173

- Penentuan Sifat Kimia Tanah


Keolompok pH HcL H2 O2 Keterangan

- Penentuan Sifat Biologi Tanah

Vegetasi
Kelompok
Flora Fauna
174

c) Sejarah

d) Ekonomi

No Manfaat objek wisata

Gunung Padang

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.
175

8.

9.

10.
176

Lampiran 6

Pedoman Observasi Aktivitas Siswa di Objek Wisata Gunung Padang

Pengamat :Neng Dhea Sayyidah Nafisah


Kelas / Pelajaran : X-IPS-1 / Geografi
Tanggal : 21 Juli 2018
Waktu : 07.00 – 14.00 WIB
Tempat :Objek wisata Gunung Padang

Aspek Yang
No Indikator Keterangan
Diamati
1. PraPembelajara 1. Pengaturan 1. Siswa duduk melingkar
n tempat duduk. dengan rapi.
2. Kesiapan 2. Siswa sangat antusias
pelaksanaan menerima pembelajaran
pembelajaran. mengenai litosfer dan
pedosfer Gunung Padang.
2. Kegiatan 1. Menjawab Salam 1. Seluruhsiswamenjawabsalam
MembukaPelaj Guru. dari guru.
aran 2. Berdoa sebelum 2. Siswa mampu membaca doa
memulai bersama sebelum
pembelajaran. pembelajaran berlangsung.
3. KegiatanIntiPe 1. Bersemangat saat 1. Siswa semangat ketika
mbelajaran mengikuti pembelajaran berlangsung.
pembelajaran. 2. Siswa mampu bertanya saat
d. Fisik
2. Bertanya dengan proses belajar sedang
antusias saat dilaksanakan.
proses
pembelajaran.
b. Sosial 1. Terdapat interaksi 1. Sangat baik.
antara guru dan
2. Sangat baik, berjalan dengan
siswa saat proses
177

pembelajaran. lancar tanpa kendala apapun.

2. Terdapat interaksi
antarasiswa
dengan siswasaat
diskusi
berlangsung.

c. Kognitif 1. Menjawab 1. Mampu menjawab pertanyaan


pertanyaan yang dari guru.
diajukan guru.
2. Siswa aktif berpendapat ketika
2. Mengemukakan proses belajar berlangsung.
pendapatnya saat
proses
pembelajaran

d. Afektif 1. Mengikuti 1. Seluruh siswa yang mengikuti


pelajaran sampai pembelajaran di objek wisata
selesai Gunung Padang dilakukan
sampai akhir pembelajaran..
2. Memperhatikan
2. Seluruh siswa memperhatikan
ketika guru
penjelasan dari guru.
menjelaskan
3. Seluruh siswa mencatat
materi.
penjelasan dari guru, namun
3. Mencatat setelah buku pedoman
penjelasan yang dikumpulkan hanya sebagian
disampaikan guru siswa yang mencatat dengan
lengkap.
e. Psikomotorik 1. Mengerjakan 1. Seluruh siswa mengerjakan
tugas yang tugas yang diberikan oleh
diberikan guru guru.
2. Mengerjakan 2. Seluruh siswa mengerjakan
178

tugas dengan dengan tepat waktu.


tepat waktu
4. Penutup 1. Berdoa sebelum 1. Seluruh siswa berdoa bersama
menutup sebelum menutup
pelajaran pembelajaran dan sebelum
2. Menjawab salam pulang.
penutup 2. Siswa menjawab dengan
antusias .
179

Lampiran 7

Lembar Observasi Objek Wisata Gunung Padang


Pengamat : Neng Dhea Sayyidah Nafisah Tanggal: 8 Juli 2018

1. Fasilitas di objek wisata Gunung Padang

No Aspek Indikator Keadaan


1. Fisik Data dan Sudah cukup lengkap, sebelum
informasi memasuki kawasan Gunung Padang
objek wisata terdapat tugu bertulis Gunung Padang
Gunung 30 km yang artinya menuju Gunung
Padang Padang berjarak 30 km dari arah jalan
raya. Setelah sampai di sana terdapat
tugu yang bertulis selamat datang di
situs Megalithikum Gunung Padang,
terdapat loket pengunjung serta data
pengunjung, selain itu terdapat
bangunan pusat informasi wisata
Gunung Padang dan juga terdapat
tulisan-tulisan informasi mengenai
Gunung Padang dan petunjuk -
petunjuk lainnya.

Geologi Batuan Terdapat banyak batuan di Gunung


Gunung Padang, batuan – batuan Gunung
- Lithosfer Padang Padang mengandung kadar besi 40%
- Pedosfer yang dinamakan andesit firoksin.
Selain itu juga, terdapat batuan kuarsit,
batu pasir dan rijang yang disebabkan
oleh adanya erosi, sehingga terjadinya
pengikisan dan perubahan-perubahan
yang menyebabkan adanya batuan-
batuan tersebut.

Sejarah Peninggalan Gunung Padang nerupakan situs


Sejarah megalithikum yang terletak di Desa
Karyamukti, Kecamatan Cempaka,
Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa
Barat. Memiliki luas sekitar 4.000
meter.

Ekonomi Objek Wisata Sudah dikenal hingga mancanegara,


terbukti dari para turis yang
berkunjung ke objek wisata Gunung
180

Padang. Selain itu, di sekitar objek


wisata Gunung Padang dan di atas
objek wisata Gunung Padang sudah
terdapat banyak pedagang yang
menjual makanan serta menjual oleh-
oleh khas Gunung Padang.

2. Observasi Jenis Batuan Gunung Padang

No Jenis Batuan Geologi Keterangan


(bentuk, ukuran, jenis,
material)

1. Andesit Firoksin

2. Kuarsit

3. Batu Pasir

4. Rijang
181

3. Observasi Jenis Lapisan Tanah Gunung Padang


- Penentuan Sifat Fisika Tanah

Kelompok Titik Koodinat Penentuan Keterangan


Tekstur Tanah
1. -S06059.535’ Lempung berpasir

1. S06059.662’ Lempung dengan


sedikit berpasir
2. -6099,664’S Pasir
107003,383’E
2. -S06059.535’ Lampung berdebu
0
S06 59.662’
3. S06059.536’ Liat
E107003.365’
3. S06059.669 Liat berpasir
0
E107 03.377
4. S06059.534 Lempung berair
E107003,379
4. S06059.674 Liat
0
E107 3.379
5. -S06059534’ Lempung berair
E107003,360
-S06059.691 Liat berpasir
0
E107 03,381’
182

Kelompok Struktur Tanah Warna Tanah

1. Granuler Coklat muda

1. Granuler Coklat muda

2. Granuler Coklat tua

2. Granuler Coklat muda

3. Granuler Coklat

3. Granuler Coklat muda

4. Granuler Coklat kehitaman

4. Granuler Coklat muda

5. Granuler Coklat tua

5. Granuler Coklat muda


183

- Penentuan Sifat Kimia Tanah


Keolompok pH HcL H2 O2 Keterangan

1. 6 Sedikit
bergelembung
1. 7 Bergelembung

2. 7 Tidak
bergelembung
2. 7 Tidak
bergelembung
3. 6,5 Tidak
bergelembung
3. 6,5 Bergelembung

4. 3 Tidak
bergelembung
4. 6 Bergelembung

5. 7 Tidak
bergelembung
5. 7 Tidak
bergelembung
-
184

- Penentuan Sifat Biologi Tanah

Vegetasi
Kelompok
Flora Fauna
Rumput Semut
1.
Paku-pakuan Cacing tanah
2.
Pohon pisang Belalang
3.
Lumut tanduk Kupu-kupu
4.
Daun pandan Nyamuk
5.

4. Sejarah

Gunung Padang nerupakansitusmegalithikum yang terletak di


DesaKaryamukti, KecamatanCempaka, KabupatenCianjur,
ProvinsiJawa Barat. Memilikiluassekitar 4.000 meter.Gunung Padang
ditemukan pada tahun 1914 oleh N.J Krom.
Batuangunungpadangmengandungkadarbesi 40% yang
dinamakanandesitfiroksin. Gunung Padang
jugaduludigunakansebagaitempatmeditasiatau ritual.
Kemudianpadatahun 2011, Gunung Padang
meraihperhatianmasyarakatluas, banyak para ilmuan yang
menelitisitustersebut. SehinggasampaisaatiniGunung Padang
sudahdikenalhinggamancanegarasertamerupakansalahsatuobjekwisata
di Cianjur.
185

5. Ekonomi
Manfaat objek wisata
No
Gunung Padang
1. Sebagai ojek penelitian

2. Sebagai objek wisata

3. Sebagai situs purbakala

4. Meningkatkan taraf hidup masyarakat

5. Menambah wawasan

6. Sebagai sumber belajar

7.

8.

9.

10.
186

Lampiran 8

Pengelola Gunung Padang

Identitas Umum

1. Wawancara ke : 1 (Satu)
2. Nama : Zainal Arifin (Kepedulian Masyarakat Situs Gunung
Padang)
3. Waktu : 14 Juli 2018

Pertanyaan

1. Apakah objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar
di sekolah? Khususnya mata pelajaran geografi!
Jawab: Yang pasti sangat mendukung sekali, karena kalau kita perhatikan dari
nilai-nilai yang ada terdapat nilai sejarah dan seni di Gunung Padang
yang merupakan salah satu pembayaran untuk masyarakat Indonesia
terutama seperti itu, dalam geografi pun pastinya sangat bermanfaat,
karena masyarakat tempo dulu terutama Gunung Padang sendiri lebih
kepada masa kejayaan manusia megalithikum tentunya berbagai nilai
seni, sejarah dan ilmu pengetahuan sangat bermanfaat.

2. Apakah objek wisata Gunung Padang sering kedatangan turis?


Jawab: Dari jumlah pengunjung rata-rata perbulan itu 6.000-7.000 dan itu 17%
nya adalah asing kebanyakan dari China dan Eropa.

3. Berapa banyak jumlah wisatawan lokal dan wisatawan asing yang


mengunjungi objek wisata Gunung Padang dalam 1 Minggu / bulan?
Jawab: Kita ngambilnya perbulan hitungan kalkulasinya adalah sekitar 6.000-
7.000 perbulan.
187

4. Bagaimana sarana dan prasarana objek wisata Gunung Padang?


Jawab: Sementara ini sarana dan prasarana kita mendapatkan dua undang-
undang, yang pertama undang-undang cagar dan budaya yang lebih
cenderung ke pelestarian sedangkan pariwisata sendiri ke promosi.
Sementara ini yang jadi kendala belum ada batas pengamanan atau
pemisah antara pengunjung dengan peninggal cagar budayanya. Jadi,
untuk sarana dan prasarana sendiri mungkin pemerintah khususnya
untuk dinas pariwisata lebih focus ke jalan atau tempat-tempat yang
nantinya jadi rest area.

5. Apakah Gunung Padang sudah dikenal sebagai salah satu objek wisata di
mancanegara?
Jawab: Kalau kita perhatikan di internet sepertinya sudah di kenal di
mancangara karena para turis sendiri mengetahui Gunung Padang itu
dari internet.

6. Apakah penduduk sekitar merasa terganggu dengan kedatangan para


wisatawan yang mengunjungi objek wisata Gunung Padang?
Jawab: Kalau dilihat, mungkin ada nilai positif dan negatifnya. Nilai
positifnya, masyarakat sendiri bisa menunjang untuk 30% nya untuk
perekonomian baru yang ada di desa di desa Karyamukti khususnya.
Nilai negatifnya, mungkin dari unsur budayanya sendiri
dikhawatirkan kita mengikuti budaya-budaya dari luar.

7. Apakah dengan banyaknya para wisatawan menimbulkan suatu dampak dalam


bidang ekonomi, sosial, budaya?
Jawab: Iya, yang seperti sudah saya jelaskan tadi.

8. Sampai saat ini apakah jumlah wisatawan berkurang atau bertambah?


Jawab: Sebenarnya itu relatif, tetapi kalau kita lihat dari data tahun 2012
sampai sekarang itu menurun, yang jadi kendalanya mungkin karena
akses.
188

9. Berapa banyak ilmuan atau para ahli yang telah meneliti objek wisata Gunung
Padang?
Jawab: Yang melakukan riset di Gunung Pdang ini ialah berbagai disiplin
ilmu, baik itu arkeologi, astronomi, ataupun geografi.

10. Menurut anda apakah batuan di Gunung Padang adalah hasil dari
pembangunan oleh manusia zaman dulu?
Jawab: Kalau batuannya sendiri kita terdapat dua versi, kalau dari kajian
ilmiahnya terbentuntuk secara ilmiah karena berasal dari lelehan
magma, dipengaruhi oleh penekanan luar biasa kemudian membentuk
batuan columnar seperti itu, tetapi untuk cerita masyarakat sendiri
kita lihat dari cerita foklornya batuan tersebut berasal dari suatu
daerah kemudian di bawa ke Gunung Padang untuk pemujaan
mereka.

11. Berapa banyak batuan yang ada di Gunung Padang?


Jawab: Sangat banyak, saya sendiri belum bisa menghitungnya.

12. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang memiliki letak yang
strategis?
Jawab: Kalau dilihat dari segi keamanan sangat strategis karena tempatnya
tidak di tengah-tengah pemukiman masyarakat, jadi lebih aman dari
gangguna-gangguan manusia yang tidak bertanggung jawab.

13. Apakah dengan adanya objek wisata Gunung Padang dapat menambah
pendapatan ekonomi penduduk sekitar?
Jawab: Tergantung dari masyarakat sendiri, kalau masyarakatnya mempunyai
kemauan dan kreatif otomatis dapat menambah pendapatan.
189

Pengelola Gunung Padang


Wawancara ke : 2 (Dua)

Narasumber : Nanang (Ketua Pengelola Gunung Padang)

Waktu : 21 Juli 2018

Pertanyaan

1. Apakah objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai sumber belajar
di sekolah? Khususnya mata pelajaran geografi!
Jawab: Objek wisata Gunung Padang ini sangat dan amat sangat ini digunakan
atau dimusikan untuk pembelajaran dari sekolah berbagai jurusan.
Khususnya untuk geografi ini nyambung sekali, karena memang
geografi ada hubungannya dengan geologi, iya begitu ada
hubungannya sebenarnya, kalau bicara geografi, itu kan luas ya
tentang bahasannya ada bumi, tata ruang, kawasan-kawasan itu
masuk ke geografi.

2. Apakah objek wisata Gunung Padang sering kedatangan turis?


Jawab: Alhamdulillah, cagar budaya situs Gunung Padang ini dari tahun 2012
mulai rame, dikunjungi dari berbagai negara, dan mungkin yang saya
ingat yang berkunjung ke Gunung Padang ada dari Inggris, dari
Amerika, dari Belanda, dari Ceko, kemudian hari ini ada dari Ceko
dan Australia, kemudian dari Jepang, Korea, kemudian dari Nigeria
pernah, kemudian dari Rusia, Swiss, sudah mancanegara.

3. Berapa banyak jumlah wisatawan lokal dan wisatawan asing yang


mengunjungi objek wisata Gunung Padang dalam 1 Minggu / bulan?
Jawab: Euuh saya setiap tahun membuat laporan secara rekapitulasi bahkan
pertahun itu pengunjang rata-rata diatas 7000. Nah, kalau wisata asing
rata-rata saya punya data satu bulan kira kira 50 orangpengunjung
asing. Pengunjung lokal perhari dirata-ratakan 260an.
190

4. Bagaimana sarana dan prasarana objek wisata Gunung Padang?

Jawab: Nah, untuk sarana dan prsarana objek wisata Gunung Padang sekarang
lagi ada penataan untuk infrastruktur sekarang bagiannya Pemda
Cianjur sekarang sudah mulai bergerak yaitu pelebaran jalan arah
Cianjur-Gunung Padang, kemudian dibuat villa peristirahatan para
pejabat atau kunjugan khusus, sekarang dibuat masjid semacam At-
Taawun Puncak di Pal Dua, dibuat parkiran dan pasar Gunung
Padang.

5. Apakah Gunung Padang sudah dikenal sebagai salah satu objek wisata di
mancanegara?
Jawab: Sudah

6. Apakah penduduk sekitar merasa terganggu dengan kedatangan para


wisatawan yang mengunjungi objek wisata Gunung Padang?
Jawab: Karena masyarakat namanya manusia itu pro kontra ya. Tetapi kami
sebagai pengelola diambil positifnya saja. Jadi kami dengan
masyarakat selalu koordinasi bahwa banyak karyawan asing yang
datang dan non asing atau lokal dengan etika dan perilaku yang tidak
sepantasnya dijadikan sebuh teguran dan diperbaiki termasuk
warganya justru harus kuat dengan tradisi-tradisinya.

7. Apakah dengan banyaknya para wisatawan menimbulkan suatu dampak dalam


bidang ekonomi, sosial, budaya?
Jawab: Jelas, dengan ramainya pengunjung ke Gunung Padang ini saya
mengkaji bahwa itu sangat menunjang terhadap perekonomian yang
awalnya pengangguran dibawah itu ada yang narik ngojek, ada yang
buka kios, makanan, cinderamatara, kemudian makanan khas Gunung
Padang artinya itu semua menambah daya tarik ekonomi.
191

8. Sampai saat ini apakah jumlah wisatawan berkurang atau bertambah?


Jawab: Sampai saat ini untuk wisatawan relatif sampai saat ini ada penurunan
dan pengurangan banyak faktor, diantaranya karena ada pelebaran
jalan terhambat jadi orang malas macet atau terganggu, atau ekonomi
masyarakat.

9. Berapa banyak ilmuan atau para ahli yang telah meneliti objek wisata Gunung
Padang?
Jawab: Sudah banyak, diantaranya ahli arkeologi, ahli geologi, ahli astronomi,
antropologi, filologi, morfologi, arsitek dll.

10. Menurut anda apakah batuan di Gunung Padang adalah hasil dari
pembangunan oleh manusia zaman dulu?
Jawab: Batuan-batuan Gunung Padang ini memang sumber batuan balokan-
balokannya itu hasil analisis geologi terbuat dengan proses alam,
tetapi kesininya ada perpaduan manusia cara memotong, cara
memindahkan, cara mendirikan, cara konsep arsiteknya. Kemudian
memasang sejajar-sejajar seperti teras 1-5 itu manusia. Jadi, menurut
bahasa bahwa Gunung Padang dan struktirnya ini ada dua, ada
manmade ada yang buatan manusia ada batuan alam. Nah, sehingga
istilah geologi dikenal dengan ekopak dan artefak. Ekopak adalah
benda alam asli dan artefak adalah benda buat manusia.

11. Berapa banyak batuan yang ada di Gunung Padang?


Jawab: Kalau batuan yang ada di Gunung Padang ini sampai saat ini tidak bisa
diprediksi, karena dibawah kedalaman 26-30 meter setelah di bor
oleh orang geologi dubawah ini batuan masih menumpuk yang tidak
bisa dihitung jumlah batuannya.
192

12. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang memiliki letak yang
strategis?
Jawab: Sangat strategis, karena dari konsep morfologi ini strategis, dikelilingi
oleh 5 bukit dan menghadap lima Gunung. Jadi ini adalah titik
sentral.

13. Apakah dengan adanya objek wisata Gunung Padang dapat menambah
pendapatan ekonomi penduduk sekitar?
Jawab: Itu sangat menambah.
193

Lampiran 9

Lembar Wawancara Guru Bidang Studi Geografi

Identitas Umum

1. Nama : Muhammad Luthfi S. Pd


2. Pekerjaan : Guru Geografi SMA Negeri 1 Cianjur
3. Waktu : 17 Juli 2018

Pertanyaan

1. Bagaimana pembelajaran geografi yang dilakukan di dalam kelas?


Jawab: Kalau pembelajaran sebetulnya mah itu sudah terpaku dengan
kurikulum 2013 revisi, tapi dimana anak-anak itu masih menggunakan
scientific. Tapi kadang tidak semua pertemuan itu pakai scientific,
masih ada memakai ceramah. Jadi, kalau misalkan materi kan kelas
satu tentang dinamika litosfer, pedosfer itu contohnya hanya dari
gambar dan video. Terutama litosfer, Jadi hanya melihat dari gambar
sehingga anak tuh apa ya, masih bingung karena hanya melihat dari
gambar saja tidak langsung melihat secara langsung merasakan
bagaimana gitu objek yang dia pelajari.

2. Apakah bapak setuju jika pembelajaran geografi dilakukan di luar kelas?


Jawab: Oh sangat setuju. Karena, geografi itu objeknya itu adalah geosfer. Itu
kan objek-objek yang ada di permukaan bumi, fenomena-fenomena di
permukaan bumi, dan fenomena yang ada itu kan terjadinya itu bukan
hanya di dalam kelas tetapi kebanyakan itu diluar kelas. jadi,
pembelajaran di luar kelas itu sangat bagus, karena objeknya sudah
ada. Ibarat itu pembelajaran di luar kelas seperti di laboratorium, alam .
Agar anak-anak tidak hanya mendengar ceramah saja dari guru .

3. Apakah bapak pernah mengunjungi objek wisata Gunung Padang?


Jawab: Pernah, satu kali tahun 2008.
194

4. Tujuan apa bapak mengunjungi objek wisata Gunung Padang?


Jawab: Waktu itu hanya berwisata.

5. Apakah menurut bapak objek wisata Gunung Padang dapat dijadikan sebagai
sumber belajar Geografi?
Jawab: Bisa, karena disana kana da situs kan, Gunung Padang itu situs
megalithikum dimana konstruksinya itu terbuat dari batu-batuan.
Batuan – batuan itu bisa dipelajari. Batuan apa yang digunakan,
dimanfaatkan untuk membangun situs tersebut. Kemudian selain dari
struktur kegunaannya, dari sisi pariwisata sangat berkembang,
masyarakat memanfaatkan objek, masyarakat juga disana tentu ada
dampak ekonominyalah yang dirasakan masyarakat. Akibat dari
adanya pengunjung dari luar daerah tersebut untuk berwisata kesana.
Karena Gunung Padang itu berdasarkan pemasraannya berbeda, ada
daya tariklah, mempunyai daya Tarik tersendiri.

6. Apakah bapak mengetahui mengenai lithosfer dan pedosfer Gunung Padang?


Jawab: Kalau saya mengetahui hanya berdasarkan literature saja ya, tidak
mengetahui secara mendalam. Apalagi meneliti secara langsung.
Hanya mengetahui misalnya hanya batuan yang menyusun Gunung
Padang itu merupakan batuan jenisnya Andesit Bataltik kalau
batuannya. Kemudian, strukturnya itu struktur kekar tiang. Kemudian
kalau dari jenis tanah itu, tanahnya itu saya kurang tahu, karena sudah
lupa lagi kalau tanah mah. Hanya batuan saja, karena itu yang sangat
ditonjolkan di batuannya.

7. Menurut bapak apakah siswa akan merasa senang jika pembelajaran dilakukan
diluar kelas?
Jawab: Menurut bapak akan senang, kenapa? Pertama kita akan ajak kealam,
langsung mengenal objeknya, kemudian mereka langsung berinteraksi,
tidak akan merasa bosan dengan pembelajaran yang hanya ceramah,
195

kemudian berdiskusi, persentasi, begitu terus, berdiskusi, persentasi,


menyesuaikan LKPD. Langsung belajar, jadi pembelajarannya itu akan
lebih bermakna sehingga dari pembelajaran yang bermakna itu nanti
mereka akan senang, karena langsug merasakan. Oh ini, batu-batuan,
tanah-tanahnya, objek-objeknya dengan jelas.

8. Menurut bapak apakah objek wisata Gunung Padang sudah dikenal ke


mancanegara?
Jawab: Menurut saya sudah, karena di pemberitaan media online itu kan
cenderung massif ya, cepat menyebarnya. Saya yakin sudah.

9. Apakah objek wisata Gunung Padang bisa dijadikan sebagai sumber belajar
dalam berbagai ilmu?
Jawab: Bisa, terutama dalam bidang ilmu sosial ya terutama, pertama itu jelas
bisa dilihat dari mata pelajaran geografi. Dari mata pelajaran geografi
kita dapat meneliti suatu objek dengan sudut pandang geografinya.
Berarti itu kan Gunung Padang itu objek situs Gunung Padang. Kita
lihat secara kacamata geografinya, dilihat dari segi fisiknya atau
sosialnya. Dilihat dari interaksinya. Kemudian dari sejarah sangat jelas,
situs Megalithikum. Bagaimana kronologinya seperti itu, kemudian
misalnya dari ilmu sosial lainnya, misalnya dari ekonomi bisa dilihat
apakah Gunung Padang ini aktivitas ekonominya beragam apakah ada
peningkatan akibat adanya pengunjung berdampak pada ekonomi lokal
berkembang apa tidak. Orang sosiologi juga bisa dilihat misalkan
adanya lembaga-lembaga sosial yang muncul di situs Gunung Padang.
Sebetulnya pembelajaran Gunung Padang itu tidak hanya permata
pelajaran harusnya dikaji secara multidisiplin bagusnya itu, sehingga
apa yang kita pahami darisana objeknya ersebut holistik menyeluruh
pemahamannya tidak hanya satu saja, tetapi kalau untuk anak SMA itu
cukuplah permata pelajaran saja yang sesuai dengan kompetensi dasar
yang akan dicappai.
196

10. Setelah bapak melakukan pembelajaran di objek wisata Gunung Padang,


apakah bapak tertarik membawa siswa ke tempat ini?
Jawab: Tertarik, karena siswa lebih cepat dalam memahami materi
pembelajaran.

11. Bagaimana sarana dan prasarana objek wisata Gunung Padang?


Jawab: Sudah cukup baik hanya saja tidak ada angkutan umum yang cukup
layak.

12. Apakah siswa terlihat senang dan banyak belajar setelah dibawa ke objek
wisata Gunung Padang?
Jawab: Terlihat senang, mereka antusias dalam mempelajari lithosfer dan
pedosfer.

13. Apakah pengelola dan peneliti dapat menjelaskan secara detail dan apakah
anda memahaminya?
Jawab: Iya, sehingga siswa cukup memahami tujuan pembelajaran yang akan
dicapai.
197

Lampiran 10

Lembar Wawancara Siswa Setelah Penelitian

(Setelah Penelitian)

A. Responden 1

Identitas Umum

1. Nama : Alifa Ufaira Yusuf


2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di objek wisata


Gunung Padang?
Jawab: Perasaan saya senang, terus menambah wawasan, belajar jadi ada
maknanya jadi lebih dapet gitu dan tidak lupa selalu bersyukur
kepada Allah swt.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika


dijadikan sebagai sumber belajar?
Jawab: Sangat bermanfaat, karena mengandung pembelajaran seperti
geografi, terus ada sejarahnya juga.

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?


Jawab: Baru pertama kali.

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek


wisata Gunung Padang?
Jawab: Pelajaran yang sudah saya dapatkan seperti materi-materi
geografi seperti Lithosfer batuan dan karakteristik tanah.
198

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang


objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Iya sangat menambah wawasan. Karena litosfer itu kan batuan,
pedosfer itu tanah, nah, di sana waktu di Gunung Padang kita
sudah belajar itu jadi otomatis pembelajaran di Gunung Padang
menambah wawasan pada materi litosfer dan pedosfer.

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek


secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?
Jawab: Tentu saja lebih mengerti, karena kita langsung melihat objeknya
tersebut. Jadi lebih meresapi.

7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh


pengelola dan peneliti?
Jawab: Cukup dimengerti.

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada materi


yang sudah diajarkan di dalam kelas?
Jawab: Iya sesuai dengan materi yang diajarkan di dalam kelas.

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung


Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?
Jawab: InshaAllah dapat daiajarkan kembali.
199

B. Responden 2
Identitas Umum
1. Nama : Lina
2. Kelas : X-IPS 1
3. Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di objek wisata


Gunung Padang?
Jawab: Senang, bisa mengetahui apa aja yang ada disana, pembelajaran
juga jadi menambah wawasan dan menambah pengalaman juga.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika


dijadikan sebagai sumber belajar?
Jawab: Sangat bermanfaat, karena di sana kita belajar langsung yang
belum semua di praktikkan di sekolah, pokoknya gunung padang
dapat dijadikan sebagai sumber belajar, karena ada sejarahnya
juga, dan kalau dikaji lebih dalam sebetulnya banyak manfaat yang
dapat digunakan sebagai sumber belajar di sekolah dalam mata
pelajaran lain, selain mata pelajaran geografi. Begitu sih kak kalau
menurut aku.

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?


Jawab: Baru pertama kali
4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek
wisata Gunung Padang?
Jawab: Pembahasan materi, mengenai batuan dan tanah.
5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang
objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Sangat menambah wawasan. Karena, kita jadi tahun macam-
macam batuan, karakteristik tanah serta jadi bisa bagaimana cara
mengukurnya atau mempraktikkannya.
200

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek


secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?
Jawab: Dimengerti.

7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh


pengelola dan peneliti?
Jawab: Mengerti.

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada materi


yang sudah diajarkan di dalam kelas
Jawab: Sesuai. Bapak Luthfi juga pernah mengajar materi itu.

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung


Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?
Jawab: Bisa, karena kalau tidak diajarkan kembali bisa cepet lupa.
201

C. Responden 3
Identitas Umum
Nama : Intan
Kelas : X-IPS 1
Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di objek wisata


Gunung Padang?
Jawab: Menurut saya setelah ke Gunung Padang itu kan praktek secara
langsung jadi lebih dimengerti dan menambah wawasan juga.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika


dijadikan sebagai sumber belajar?
Jawab: Bermanfaat banget sih, karena kita bisa belajar sambil refreshing
juga jadi tidak bosan tidak seperti di dalam kelas gitu teh.

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?


Jawab: Baru sekali.

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek


wisata Gunung Padang?
Jawab: Jadi saya mengetahui jenis batuan, saya juga jadi paham
bagaimana menghitung ph tanah.

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang


objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: mmmm, menambah banget. Karena, di sana kan kita memang
intinya belajar batuan dan tanah Gunung Padang, jadi sangat
menambah wawasan mengenai litosfer dan pedosfer di
sana.Terus yang tadinya saya lupa jadi tidak lupa karena kan
dipraktikan.
202

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek


secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?
Jawab: Jelas lebih mengerti.
7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh
pengelola dan peneliti?
Jawab: Mengerti karena mereka menjelaskan dengan terperinci.

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada materi


yang sudah diajarkan di dalam kelas?
Jawab: Sesuai.

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung


Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?
Jawab: Bisa diajarkan kembali.
203

D. Responden 4
Identitas Umum
Nama : Fikri
Kelas : X-IPS 1
Jenis Kelamin : Laki-laki

Pertanyaan

1. Peneliti: Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di


objek wisata Gunung Padang?
Jawab: Sangat menambah wawasan.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika


dijadikan sebagai sumber belajar?
Jawab: Sangat bermanfaat sekali. Karena bisa jalan-jalan sambil belajar,
jadi lebih mengetahui tentang pelajaran geografi, tentunya tidak
membosankan seperti di dalam kelas, hehe.

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?


Jawab: Baru kemarin sekali.

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek


wisata Gunung Padang?
Jawab: Ya jadi tahu, kayak Ph tanah, hcl, batuan dan lain-lain.

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang


objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Sangat menambah wawasan banget. Karena, jadi mengetahui
macam-mcam batuan, bentuk-benuk batuan, sejarah batuan, serta
jadi lebih memahami karakteristik tanah.
204

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek


secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?
Jawab: Iya dapat dimengerti.

7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh


pengelola dan peneliti?
Jawab: Sangat sangat mengerti.

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada materi


yang sudah diajarkan di dalam kelas
Jawab: Iya ada.

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung


Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?
Jawab: Dapat.
205

Lembar Wawancara Siswa Setelah Penelitian

(Setelah Penelitian)

E. Responden 5

Identitas Umum

Nama :Ajeng Dita Salimah


Kelas : X-IPS 1
Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di objek wisata


Gunung Padang?
Jawab: Perasaan saya senang, menambah pengalaman dan banyak sekali
ilmu yang sudah di dapatkan di Gunung Padang, sangat menambah
wawasan. Seperti jadi mengetahui batuan-batuan di Gunung
Padang, jadi mengetahui ternyata kita juga mempunyai objek
wisata berupa peninggalan sejarah yang sebelumnya tidak tahu
menjadi tahu gitu aja teh.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika


dijadikan sebagai sumber belajar?
Jawab: Sangat bermanfaat, karena Gunung Padang itu kan sebenanrya
peninggalan sejarah zaman megalithikum, tetapi ternyata objek
wisata gunung padang bukan hanya dapat dijadikan sebagai
sumber belajar sejarah saja yang sudah sering sekali kita dengar,
situs megalithikum itu kan pasti mengenai sejarah, dimana kita itu
dapat memanfaatakan gunung padang sebagai sumber belajar
geografi yaitu dengan meneliti batuan dan tanah di gunung
padang. Yang pasti sangat bermanfaat gitu teh.
206

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?


Jawab: Baru pertama kali.
4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek
wisata Gunung Padang?
Jawab: Pelajaran yang sudah saya dapatkan seperti materi-materi
geografi seperti Lithosfer batuan dan karakteristik tanah. Juga
menulis juga kana terdapat jenis hewan dan tumbuhan apa di
sana.
5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang
objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Iya sangat menambah wawasan. Karena di sana kita memang
belajar mengenai batuan dan tanah di Gunung Padang yang telah
dijelaskan sebelumnya oleh teteh, dan guru. juga kan. Di sana kita
bisa melihat dan membedakan ini batuan apa ini batuan apa, jadi
sangat menambah wawasan.
6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek
secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?
Jawab: Tentu saja lebih mengerti, karena kita langsung melihat objeknya
tersebut. Jadi lebih jelas dan mengerti.
7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh
pengelola dan peneliti?
Jawab: Dimengerti.
8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada
materi yang sudah diajarkan di dalam kelas?
Jawab: Betul, sesuai dengan materi yang diajarkan di dalam kelas.
9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung
Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?
Jawab: Tentu saja dapat daiajarkan kembali.
207

F. Responden 6
Identitas Umum
Nama : S. Alief Kresna Imaddudin
Kelas : X-IPS 1
Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di objek


wisata Gunung Padang?
Jawab: Sangat senang, yang sebelumnya saya tidak begitu suka sama mata
pelajaran geografi, tapi karena kemarin belajar geografi di objek
wisata Gunung Padang saya jadi suka dan saya ingin
mempraktikannya lagi karena seru aja gitu, yang pasti sangat
menambah wawasan.
2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika
dijadikan sebagai sumber belajar?
Jawab: Bermanfaat. Karena, dengan memanfaatkan objek wisata Gunung
Padang berarti kita memanfaatkan alam gitu teh, yang ada di
sekitar kita.
3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?
Jawab: Baru pertama kali
4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek
wisata Gunung Padang?
Jawab: Pembahasan materi, mengenai batuan dan tanah.
5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang
objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Sangat menambah wawasan. Karena, saya jadi tahu batuan dan
karakteristik tanah di Gunung Padang serta mengetahui berbagai
peninggalan-peninggalan batuan jaman dulu.
208

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek


secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?
Jawab: Dimengerti.
7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh
pengelola dan peneliti?
Jawab: Mengerti.
8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada
materi yang sudah diajarkan di dalam kelas
Jawab: Sesuai.
9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung
Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?
Jawab: Bisa
209

G. Responden 7
Identitas Umum
Nama : Shahira Putri
Kelas : X-IPS 1
Jenis Kelamin : Perempuan

Pertanyaan

1. Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di objek


wisata Gunung Padang?
Jawab: Menurut saya setelah ke Gunung Padang itu kan praktek secara
langsung jadi lebih dimengerti juga.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika


dijadikan sebagai sumber belajar?
Jawab: Bermanfaat.karena, kita disana untuk belajar, bukan hanya untuk
jalan-jalan, berarti gunung padang bermanfaat dijadikan sebagai
sumber belajar, khususnya geografi kitu teh.

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?


Jawab: Baru sekali.

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek


wisata Gunung Padang?
Jawab: Jadi saya mengetahui jenis batuan, saya juga jadi paham
bagaimana menghitung ph tanah.

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang


objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Menambah.
210

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek


secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?
Jawab: Jelas lebih mengerti.
7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh
pengelola dan peneliti?
Jawab: Mengerti karena mereka menjelaskan dengan terperinci.
8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada
materi yang sudah diajarkan di dalam kelas?
Jawab: Sesuai.
9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung
Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?
Jawab: Bisa diajarkan kembali.
211

H. Responden 8
Identitas Umum
Nama : Ardhi Fajar Haekal
Kelas : X-IPS 1
Jenis Kelamin : Laki-laki

Pertanyaan

1. Peneliti: Bagaimana perasaan anda setelah melakukan pembelajaran di


objek wisata Gunung Padang?
Jawab: Sangat menambah wawasan, sangat senang. Menambah wawasan
mengenai objek wisata Gunung Padang yang ternyata dapat
dijadikan bahan ajar. Gunung padang tentunya sangat unik ya
teh. karena merupakan objek wisata yang dapat dijadikan sumber
belajar.

2. Menurut anda apakah objek wisata Gunung Padang bermanfaat jika


dijadikan sebagai sumber belajar?
Jawab: Sangat bermanfaat sih, karena jaman sekarang itu objek wisata teh
bukan untuk berwisata saja tapi juga bisa dijadikan sumber
belajar.

3. Berapa kali anda mengunjungi objek wisata Gunung Padang?


Jawab: Baru kemarin sekali.

4. Pelajaran apa saja yang sudah di dapatkan pada pembelajaran di objek


wisata Gunung Padang?
Jawab: Ya jadi tahu, kayak pH tanah, HCL, batuan dan lain-lain.
212

5. Apakah pembelajaran di Gunung Padang menambah wawasan tentang


objek kajian litosfer dan pedosfer?
Jawab: Pastinya iya, sangat menambah wawasan teh.

6. Apakah setelah anda belajar di Gunung Padang dengan melihat objek


secara langsung dapat lebih memahami dan lebih mengerti?
Jawab: Iya dapat dimengerti.

7. Apakah anda mengerti dengan penjelasan yang sudah dijelaskan oleh


pengelola dan peneliti?
Jawab: Sangat sangat mengerti.

8. Apakah pelajaran yang diberikan sesuai dengan pembelajaran pada materi


yang sudah diajarkan di dalam kelas
Jawab: Iya ada.

9. Apakah pengetahuan yang telah di dapatkan di objek wisata Gunung


Padang dapat diajarkan kembali ke teman lainnya?
Jawab: Dapat, kalau ada yang menanyakan saya bisa bantu.
213

Lampiran 11

Peneliti menggunakan lembar dokumentasi untuk menguatkan data hasil


wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Berikut hasil dokumentasi.

No Jenis Dokumen Keterangan


Dokumen
1. Data informasi
objek wisata
Gunung
TPadang Tugu Gunung Padang
di sebrang jalan raya

Tugu Selamat Datang di


Situs Megalithikum
Gunung Padang

Terdapat papan bertulis


informasi Gunung
Padang serta papan
yang bertulis
pelanggaran undang-
undang cagar budaya.
214

Data Informasi Gunung


Padang berupa sejarah
Gunung Padang
terdapat di pusat bagian
informasi.

Terdapat loket untuk


memasuki objek wisata
Gunung Padang beserta
data pengunjung objek
wisata GunungPadang.
215

2. Batuan Gunung Batuan di atas bukit


Padang objek wisata Gunung
Padang.

3. Sejarah Kelompok pergerak


pariwisata
memperingati HUT
purbakala ke 105.

4. Ekonomi Pedagang yang menjual


makanan serta oleh –
oleh Gunung Padang.

\Hasil olahan kopi dan


teh Gunung Padang
216

5. Sarana dan Fasilitas Toilet


prasarana objek
wisata Gunung
Padang

Akses Jalan

Pembangunan Villa dan


Musholla baru objek
wisata Gunung Padang

6. Kesiapan Absensi dan


sebelum membagikan peralatan
berangkat yang akan digunakan.
217

7. Berdoa Siswa mampu membaca


sebelum doa bersama sebelum
memulai pembelajaran
pembelajaran berlangsung.

8. Bersemangat Saat siswa sedang


saat mengikuti melakukan penelitian
pembelajaran tanah siswa aktif dan
bersemangat dalam
proses pembelajaran.

9. . Terdapat Saat semua siswa telah


interaksi antara melakukan penelitian
guru dengan tanah kemudian peneliti
siswa serta mengeluarkan batuan.
siswa dengan Batuan tersebut
siswa saat langsung dilihat oleh
proses siswa dan terjalin
pembelajaran interaksi angara guru
dengan siswa serta
siswa dengan siswa.
218

10. Memperhatikan Saat siswa mengikuti


ketika guru pembelajaran dan tidak
menjelaskan lupa mengerjakan tugas
materi dan yang sudah terperinci di
mencatat buku panduan.
penjelasan
yang
disampaikan
guru. Selain
itu, siswa
mengerjakan
tugas dengan
tepat waktu.

Dokumentasi Wawancara dengan


wawancara guru Geografi SMAN 1
dengan guru, Cianjur.
pengelola dan
sisa SMA
Negeri 1
Cianjur. Wawancara dengan
ketua pengelola objek
wisata Gunung Padang.

Wawancara dengan
anggota kepedulian
masyarakat Gunung
Padang.
219

Wawancara dengan
siswa sebelum
penelitian.

Wawancara dengan
siswa setelah penelitian.
220
221
222
223
224
225

BIOGRAFI PENULIS

Neng Dhea Sayyidah Nafisah, lahir di Cianjur, pada


tanggal 23 Februari 1997. Bertempat tinggal di Kp.
Cipadang, Rt 01 Rw 05, Desa Bangbayang, Kecamatan
Gekbrong, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Merupakan
Anak Pertama dari Bapak H. Asep Ali Idrus dan Ibu Hj.
Deuis Hodifah. Pendidikan formal yang ditempuh ialah
mulai dari sekolah taman kanak-kanak di RA.
Mubtadiien, kemudian melanjutkan ke sekolah dasar
SD Negeri Cipadang, melanjutkan ke sekolah SMP
Negeri 1Warungkondang, melanjutkan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1
Cianjur, dan melanjutkan Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial/Konsentrasi Geografi. Skripsi ini
saya persembahkan untuk kedua orang tua yang sangat saya cintai dan kedua adik
saya bernama Nabila Defa Alwiyyah Idrus dan Muhammad Raja Al-Idrus yang
sangat saya sayangi. Pesan penulis untuk kerabat ialah, jangan pernah menyerah
dalam menjalani hidup, selalu usaha dan selalu berusaha melakukan yang terbaik,
selalu menjalankan apa yang seharusnya dijalankan, selalu yakin bahwa kamu
bisa.

Anda mungkin juga menyukai