Anda di halaman 1dari 41

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING PADA MATA PELAJARAN

GEOGRAFI DI KELAS X SMA N 12 SEMARANG TAHUN PELAJARAN

2018/2019

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Geografi

Oleh:

Tuti Purwaningsih

3201412050

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2019

i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

 Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka bila kamu telah

selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang

lain. Dan hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap (QS Al

Insyirah ayat 6-8)

 Sukses itu bukan kewajiban, tapi berusaha untuk mencapai sukses adalah

suatu kewajiban (penulis).

PERSEMBAHAN

Sebuah karya kecilku ini saya persembahkan untuk:

1. Bapak Moh. Mukhyidin, Ibu Sulbiyah dan adik –

adikku Ahmad Saefudin, Abu Masruhin, Ibnu

Kamaludin, Rian Fadilah Nizmah Sofi, Aziz Al-

Azwa yang selalu memberikan do’a, pengertian,

kasih sayang dan cintanya,

2. Teman-teman Pendidikan Geografi 2012 yang

selalu memberikan motivasi dan bantuannya,

3. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan

semangat,

4. Almamaterku Universitas Negeri Semarang.

v
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmatNya

sehingga skripsi dengan judul “Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Mata Pelajaran Geografi Di Kelas

X SMA N 12 Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019” dapat terselesaikan dengan

baik. Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya skripsi ini bukan

hanya atas kemampuan dan usaha penulis semata, tetapi juga berkat bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar –

besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menyelesaikan studi

2. Dr. Moh. Solehatul Mustofa, M,A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis.

3. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si., Ketua Jurusan Geografi yang telah

memberikan ijin untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Drs. Suroso, M.Si., Dosen Pembimbiing I yang telah memberikan pengarahan

dan bimbingan selama proses penelitian sampai akhir penulisan skripsi.

5. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si., Dosen Pembimbiing II yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan selama proses penelitian sampai akhir penulisan

skripsi.

vi
6. Dr. Juhadi M.Si sebagai penguji skripsi yang telah memberikan masukan dan

arahan yang sangat membantu untuk meningkatkan kualitas materi skripsi ini.

7. Dosen jurusan Geografi yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis

selama menempuh studi di Jurusan Geografi.

8. Kusno, S.Pd., M.Si selaku Kepala SMA N 12 Semarang yang telah

memberikan ijin penelitian di sekolah.

9. Karyono, S.Pd, M.Pd., guru Geografi SMA N 12 Semarang yang telah

membantu kelancaran penelitian.

10. Siswa – siswi kelas X IPS 2 SMA N 12 Semarang yang telah berkenan

menjadi obyek penelitian

11. Sahabat - sahabat Prodi Pendidikan Geografi 2012, yang telah membantu

penyelesaian skripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan sumbangsih pengembangan ilmu

pengetahuan di bidang sosial.

Semarang, 21 Agustus 2019

Penulis

vii
ABSTRAK

Purwaningsih, Tuti, 2019. “Aktivitas Belajar Siswa Dengan Menggunakan


Model Pembelajaran Discovery Learning Pada Mata Pelajaran Geografi Di
Kelas X SMA N 12 Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019”. Skripsi, Jurusan
Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. 65 halaman.

Kata kunci: Aktivitas Siswa, Model Discovery


Model Discovery Learning merupakan salah satu model pembelajaran
yang berorientasi pada siswa, dimana dalam proses pembelajaran guru sebagai
fasilitator mengarahkan siswa untuk dapat menemukan suatu konsep atau prinsip
tentang permasalahan yang ada. Pada kenyataannya, pembelajaran geografi
dengan model discovery learning sudah dilakukan oleh siswa di SMA N 12
Semarang, namun kenyataannya masih belum maksimal. Tujuan dala penelitian
ini adalah untuk mengetahui tingkata aktivitas siswa dalam model discovery
learning.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA N 12
Semarang tahun pelajaran 2018/2019. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan
teknik purposive sampling. Dan kelas yang terpilih adalah kelas X IPS 2 yang
berjumlah 28 siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam
model pembelajaran discovery learning. Subvariabel dalam penelitian ini adalah
aktivitas siswa dalam merumuskan masalah, aktivitas siswa dalam merumuskan
hipotesis, aktivitas siswa dalam mengumpulkan data, aktivitas siswa dalam
menguji hipotesis, aktivitas siswa dalam merumuskan kesimpulan.
Bedasarkan hasil penelitian aktivitas siswa dalam merumuskan masalah
termasuk dalam kriteria “tinggi” dengan perhitungan mean 5,28, dengan
persentase 46,43%. aktivitas siswa dalam meumuskan hipotesis termasuk dalam
kriteria “rendah” dengan perhitungan mean 5,36, dengan persentase 53,57%.
aktivitas siswa dalam mengumpulkan data termasuk dalam kriteria “tinggi”
dengan perhitungan mean 8,21, dengan persentase 50%. aktivitas siswa dalam
menguji hipotesis termasuk dalam kriteria “tinggi” dengan perhitungan mean
8,43, dengan persentase 67,86%. aktivitas siswa dalam meumuskan masalah
termasuk dalam kriteria “rendah” dengan perhitungan mean 5,43, dengan
persentase 57,15%.
Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran discovery learning pada mata
pelajaran Geografi dapat disimpulkan termasuk dalam kriteria “tinggi”, yaitu pada
aktivitas merumuskan masalah,mengumpulkan data, dan menguji hipotesis. Pada
aktivitas merumuskan hipotesis, dan menarik kesimpulan termasuk dalam kriteria
“rendah”. Penerapan model discovery learning sebagai salah satu alternatif dalam
pembelajaran Geografi dapat lebih baik apabila guru memperhatikan kekurangan
– kekurangan dalam aktivitas belajar siswa seperti kurangnya aktivitas dan
pemahaman siswa dalam mengolah data, dan menyusun laporan.

viii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................... iii

PERNYATAAN................................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN.................................................................... v

PRAKATA ......................................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1

B. Rumausan Masalah........................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian............................................................................................ 3

E. Batasan Istilah................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka .................................................................................................. 6

1. Pengertian Model Discovery Learning ................................................. 6

2. Ciri – Ciri Pembelajaran Discovery Learning....................................... 7

3. Tujuan Pembelajaran Discovery Learning ............................................ 8

4. Tahapan Pembelajaran Discovery Learning ......................................... 9

ix
5. Mata Pelajaran Geografi ..................................................................... 22

B. Kerangka Berfikir........................................................................................... 23

BAB III METODE PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian ............................................................................................. 26

B. Metode Dan Desain Penelitian ....................................................................... 26

C. Populasi Penelitian ......................................................................................... 26

D. Variabel Penelitian ......................................................................................... 27

E. Sampel dan Teknik Sampling......................................................................... 28

F. Metode Pengumpulan Data............................................................................. 29

G. Teknik Analisis Data...................................................................................... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Keadaan Umum Objek Penelitian ................................................................... 35

B. Hasil Penelitian............................................................................................... 38

C. Pembahasan .................................................................................................... 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ..................................................................................................... 48

B. Saran ............................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 49

LAMPIRAN....................................................................................................... 51

x
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman

1.1. Daftar ketuntasan siswa .............................................................................. 2

3.1 Populasi penelitian ........................................................................................ 27

3.2. Tabel Kriteria Aktivitas Siswa ..................................................................... 32

3.3. Tabel Persentase Aktivitas Siswa................................................................. 33

4.1. Aktivitas Belajar Siswa ............................................................................... 38

4.2. Rincian Aktivitas Belajar Siswa .................................................................. 39

xi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman

2.1. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 25

4.1 Peta Lokasi Penelitian ................................................................................... 36

4.2. Aktivitas Dalam Mengumpulkan Data ........................................................ 41

xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran No. Halaman

1. Lembar observasi ........................................................................................... 52

2. Rubik lembar penilaian ................................................................................... 53

3. Daftar nama siswa ........................................................................................... 58

4. Tabulasi skor ................................................................................................... 60

5. Surat ijin penelitian ......................................................................................... 63

6. Surat ijin dinas pendidikan.............................................................................. 64

7. Surat keterangan penelitian ............................................................................. 65

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bidang yang penting bagi kehidupan

manusia, karena dengan adanya pendidikan akan tercipta sumber daya

manusia yang lebih berkualitas. Sesuai dengan Undang – Undang Sistem

Pendidikan Nasional (UUSNP) No. 20 tahun 2003 disebutkan “

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan peroses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.”

Pendidikan saat ini dihadapkan oleh era pengetahuan yang

membutuhkan berbagai modal dan ketrampilan yang dikategorikan dalam

kurikulum 2013. Pendidikan pada kurikulum 2013 menekankan pada

pendekatan ilmiah sebagaimana meliputi mengamati, menanya, menalar,

mencoba dan membentuk jejaring serta membentuk satu kesatuan semua

siswa. Proses belajar sendiri merupakan aktivitas yang terjadi di dalam

kelas yang melibatkan antara siswa dan guru. Proses belajar harus

didukung oleh adanya lingkungan, sarana prasarana, media pembelajaran,

model pembelajaran dan lain sebagainya sehingga menghasilkan hasil

belajar yang optimal. Proses belajar selalu terjadi pada siswa dan guru di

1
2

sekolah, salah satunya yaitu di SMA N 12 Semarang yang beralamat di

Jalan Raya Gunungpati, Plalangan, Gunungpati, Kota Semarang.

Model Discovery Learning merupakan salah satu model

pembelajaran untuk mengembangkan aktivitas belajar siswa dengan cara

menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan

tahan lama dalam ingatan, tidak mudah dilupakan siswa. Namun dari hasil

belajar siswa dengan menggunakan model discovery learning di SMA N

12 Semarang tahun 2018/2019. Di ketahui bahwa jumlah ketuntasan siswa

sebagai berikut:

Tabel 1.1 daftar ketuntasan siswa.

No Kriteria UH 1 UH 2 UH 3 UH 4 UH 5 Total *(%)

1 Tuntas 0 21 14 22 9 66 47.14

2 Tidak 28 7 14 6 19 74 52.86
tuntas

3 jumlah 28 28 28 28 28 140 100

Sumber: daftar nilai siswa

Berdasarkan tebel tersebut di atas, diketahui bahwa jumlah siswa

tuntas sebanyak 64 siswa, dengan persentase 47,14 % dan nilai terendah

adalah 53. Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas adalah sebanyak 74

siswa dengan persentase 52,86 %. Hal ini dapat diartikan bahwa jumlah

siswa yang tuntas kelas X pada tahun 2018/2019 lebih rendah di

bandingkat jumlah siswa yang tidak tuntas. Hasil belajar ini tidak lepas

dari aktivitas itu sendiri dalam pembelajaran menggunakan model

discovery learning. Oleh karana itu, perlu diketahui bagaimana tingkat


3

aktivitas siswa dengan model discovery learning. Hal inilah yang melatar

belakangi penelitian ini dilakukan dengan judul “Aktivitas Belajar Siswa

Dengan Menggunakan Model Discovery Learning Pada Mata

Pelajaran Geografi Di Kelas X SMA N 12 Semarang Tahun

Pelajaran 2018/2019”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

ditentukan adalah bagaimana tingkat aktivitas belajar siswa dengan

menggunakan model discovery learning pada mata pelajaran Geografi di

SMA N 12 Semarang ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar

siswa dengan menggunakan model discovery learning pada mata pelajaran

Geografi di SMA N 12 Semarang

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin di capai dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya bidang pendidikan dalam kaitannya dengan pembelajaran

yang menggunakan model discovery learning pada mata pelajaran

Geografi.

2. Manfaat Praktis
4

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi oleh guru

maupun pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery

learning sehingga pembelajaran yang dilaksanakan dapat mencapai

tujuannya secara maksimal.

E. Batasan Istilah

Penegasan istilah bertujuan untuk mewujudkan suatu kasatuan

berfikir dan menghindari salah tafsir terhadap judul skripsi.

1. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam

diri individu. Perubahan itu merupakan hasil dari pengalaman individu

dalam belajar dan nantinya akan mempengaruhi pola pikir individu

dalam berbuat dan bertindak (Djamarah, 1994:22)

Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini adalah segala

aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran discovery learning dari

langkah merumuskan masalah merumuskan hipotesis, mengumpulkan

data, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan.

2. Model Discovery Learning

Model pembelajaran discovery learning adalah model

pembelajaran yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga

siswa memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahui itu

tidak melalui pemberitahuan, sebagaian atau seluruhnya ditemukan

sendiri. Penggunaan model discovery learning, ingin merubah kondisi


5

belajar yang pasif menjadi aktif dan kreatif. Mengubah pembelajaran

yang teacher oriented ke student oriented.

3. Mata Pelajaran Geografi

Pembelajaran Geografi di sekolah mengungkap fakta

fenomena-fenomena, data dan informasi seputar keruangan di

lingkungan manusia. Pembelajaran Geografi dalam penelitian ini

dikhususkan pada pembelajaran Geografi di kelas X.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Model Discovery Learning

Discovery berarti penemuan, menurut Robert B dalam Suharyono

(1998:59) metode discovery adalah proses mental dimana murid

mengasimilasi konsep dan prinsip. Murid melakukan discovery bila

terlihat menggunakan proses mentalnya seperti: mengamati, menggolong

– golongkan, mengukur, menduga, mengambil kesimpulan dalam

menemukan konsep- konsep atau prinsip-prinsip.

Menurut Moh. Amin dalam Suharyono (1998:59) pembelajaran

discovery harus meliputi pengalaman – pengalaman belajar untuk

menjamin murid dapat mengembangkan proses-proses penemuan. Pada

pembelajaran discovery learning kegiatan belajar mengajarnya harus

direncanakan sedemikian rupa sehingga murid dapat menemukan

konsep-konsep atau prinsip – prinsip melalui proses mentalnya antara

lain: merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merencanakan dan

melakukan percobaan, mengumpulakan dan menganalisis data, menarik

kesimpulan.

Menurut Burner (Lefancois dalam Emetembun, 1986:103) “

model discovery learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran

yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk

finalnya, tetapi diharapkan mengorganisasi sendiri”.

6
7

Menurut Budiningsih (2005:43), “model discovery learning

adalah cara belajar memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses

intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan”.

Penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund

“discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan

sesuatu konsep atau prinsip”. Proses mental tersebut ialah mengamati,

mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan,

menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya

(Roestiyah, 2001:20), sedangkan menurut Bruner, “penemuan adalah

suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya

suatu produk atau item tertentu”. Dengan demikian di dalam pandangan

Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan,

dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi

yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan

masalah (Markaban, 2006:9).

Dari pengertian yang telah dijabarkan tersebut dapat disimpulkan

bahwa discovery learning merupakan model pembelajaran yang

mengarahkan siswa untuk menemukan secara mandiri pemahaman yang

harus dicapai dengan bimbingan dan pengawasan guru.

2. Ciri – Ciri Pembelajaran Discovery Learning

Model discovery learning memiliki ciri tersendiri sehingga dapat

ditemukan perbedaan dengan model pembelajaran lainnya, berikut tiga


8

ciri utama belajar dengan model pembelajaran discovery learning atau

penemuan yaitu:

a. Model Discovery Learning menekankan kepada aktivitas siswa

secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Siswa tidak hanya

berperan sebagai penerima palajaran melului penjelasan guru secara

verbal, tatapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari

materi pelajaran itu sendiri.

b. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan

menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,

sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self

belief). Model pembelajaran discovery learning menempatkan guru

bukan sebagai sumber belajar akan tetapi sebagai fasilitator dan

motivator belajar siswa.

c. Tujuan dari penggunaan model Discovery dalam pembelajaran

adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis, logis

dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai

bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam model discovery

learning siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran,

akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan kemampuan yang

dimilikinya secara optimal.

3. Tujuan Pembelajaran Discovery Learning

Tujuan yang dapat diperoleh dari proses pembelajaran dengan

model discovery learning antara lain:


9

a. Mengembangkan pengertian kognitif siswa,

b. Melatih siswa menjadi lebih mandiri, oleh karena itu perlu sekali

guru berusaha menciptakan suasana bebas yang akan membantu

proses pembelajaran,

c. Mengaktifkan seluruh potensi belajar siswa,

d. Melatih siswa untuk berfikir dan bekerja ilmiah,

e. Melatih siswa untuk bekerjasama dengan lembaga lain di luar

sekolah,

f. Melatih siswa untuk mencari dan menggunakan sumber belajar yang

relevan dengan bahan kajian

g. Melatih siswa untuk membedakan antara fakta dengan pendapat,

h. Mengenalkan pada siswa adanya kenyataan yang sukar dibuktikan.

4. Tahapan dalam Pembelajaran Discovery Learning

Dalam mengaplikasikan metode discovery learning di kelas, ada

beberapa prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan belajar

mengajar secara umum sebagai berikut:

a. Merumuskan masalah

Pemecahan masalah yang dirumuskan dalam penelitian

sangat berguna untuk membersihkan kebingungan kita akan sesuatu

hal, untuk memisahkan kemenduaan, untuk mengatasi rintangan

ataupun untuk menutup celah antar kegiatan atau fenomena.

Karenanya, peneliti harus dapat memilih suatu masalah bagi


10

penelitiannya dan merumuskannya untuk memperoleh jawaban

terhadap masalah tersebut (Nazir: 96)

Langkah–langkah yang dilakukan siswa dalam merumuskan

permasalahan yaitu:

1) Aktivitas siswa dalam menemukan latar belakang permasalahan

Uraian latar belakang permasalahan harus berdasarkan pada

fakta atau kondisi faktual, bukan asumsi dan bukan hipotesis. Latar

belakang penelitian diharapkan tidak terlalu panjang, hal ini

bertujuan untuk menghindarkan pengaburan substansi yang akan

ditonjolkan. Untuk menegaskan uraian berkaitan dengan latar

belakang permasalahan, peneliti dapat mengemukakannya dalam

bagian akhir uraian mengenai latar belakang permasalahan atau

dalam sub judul sendiri yaitu perumusan permasalahan penelitian.

Perumusan permasalahan penelitian merupakan uraian yang sangat

singkat, namun sangat jelas mengenai hal-hal yang menjadi

substansi penelitiannya (Hadi: 182).

Dalam hal ini aktivitas siswa yang dimaksud adalah upaya

siswa dalam melihat masalah yang muncul dari realita atau fakta

dilapangan untuk dirumuskan dalam latar belakang permasalahan.

Aktivitas yang dapat dilihat dalam langkah ini apabila siswa dapat

menemukan beberapa latar belakang masalah yang terkait dengan

sebuah realita fakta sesuai dengan materi. Atas dasar tersebut


11

sehingga dapat dinilai apakah siswa tersebut sudah melakukan

aktivitas menemukan latar belakang dengan baik atau tidak.

2) Aktivitas siswa dalam merumuskan masalah

(Sumadi:17) Setelah masalah diidentifikasi, dipilih, maka

perlu dirumuskan. Perumusan ini penting karena hasilnya akan

menjadi penunjuk bagi langkah-langkah selanjutnya. Tidak ada

aturan umum mengenai cara merumuskan masalah itu, namun

dapat disarankan hal-hal berikut ini: (a) Masalah hendaknya

dirumuskan dalam bentuk kalimat Tanya, (b) Rumusan itu

hendaknya padat dan jelas, (c) Rumusan itu hendaknya memberi

pentunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam rumusan

itu.

Dalam hal ini aktivitas siswa yang dimaksud adalah

bagaimana siswa dapat merumuskan masalah - masalah yang ada

menjadi sebuah pernyataan ataupun pertanyaan. Aktivitas yang

dapat dilihat dalam langkah ini apabila siswa dapat merumuskan

masalah yang terkait dengan latar belakang masalah. Atas dasar

tersebut sehingga dapat dinilai apakah siswa tersebut sudah

melakukan identifikasi permasalahan dengan baik atau tidak.

b. Merumuskan hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap

masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara


12

empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau

yang ingin kita pelajari. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima

secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada

saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan

dalam verifikasi. Hipotesis adalah keterangan sementara dari

hubungan fenomena-fenomena yang kompleks (Nazir: 132).

Hipotesis dalam discovery adalah jawaban sementara dari

siswa dari rumusan masalah dengan menggunakan dasar teori. Untuk

memudahkan proses ini siswa harus mempunyai dasar teori sebelum

merumuskan hipotesis. Baik teori-teori dari buku maupun dari

sumber yang lain (Golu dalam Triyanto, 2007:137). Dalam hal ini

langkah-langkah yang dilakukan siswa dalam merumuskan hipotesis,

yaitu:

1) Aktivitas siswa dalam memilih sumber untuk merumuskan

hipotesis

Setelah merumuskan masalah, maka langkah selanjutnya

adalah mencari teori-teori, konsep-konsep, generalisasi-

generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian

yang akan dilakukan. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian

itu mempunyai dasar yang kokoh. Untuk mendapatkan informasi

mengenai hal tersebut, peneliti harus melakukan penelaahan

kepustakaan. Teori-teori dan konsep-konsep dapat ditemukan

dalam sumber bacaan dalam bentuk buku teks, ensiklopedia, dan


13

sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan

hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan bagi masalah yang

sedang digarap.

Dalam hal ini aktivitas siswa yang dimaksud adalah

bagaimana siswa dalam memilih sumber. Sumber disini berarti

dasar teori yang dia pilih untuk merumuskan hipotesis. Apakah

sumber yang dipakai sesuai dengan rumusan yang dibuat.

Bagaimana jumlah dari sumber pustakanya apakah lengkap dan

mendukung dalam penulisan dasar teori untuk merumuskan

hipotesis. Aktivitas yang dapat dilihat dalam langkah ini apabila

siswa dapat menggunakan banyak sumber dan juga memilih

sumber yang sesuai. Sehingga dapat diketahui apakah siswa dapat

melakukan aktivitas memilih sumber dan sesuai dengan baik atau

tidak.

2) Aktivitas siswa dalam merumuskan hipotesis

Secara teknis, hipotesis dapat didefinisikan sebagai

pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya

berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara

ststistik, hipotesis merupakan pernyataan mengenai keadaan

parameter yang akan diuji melalui statistik sampel. Berikut adalah

ciri-ciri hipotesis yang baik: (a) Hipotesis harus menyatakan

hubungan antara dua variabel atau lebih, (b) Hipotesis harus

dinyatakan dalam kalimat deklaratif atau pernyataan, (c) Hipotesis


14

harus dirumuskan secara jelas dan padat, (d) Hipotesis harus dapat

diuji, artinya peneliti harus mengumpulkan data guna menguji

kebenaran hipotesis (Nazir: 33).

Dalam hal ini aktivitas siswa yang dimaksud adalah

bagaiamana siswa dalam merumuskan hipotesis. Apakah terjadi

saling keterkaitan dari rumusan masalah, dasar teori dan hipotesis

yang siswa buat. Aktivitas yang dapat dilihat dalam hal ini apabila

siswa dapat merumuskan beberapa hipotesis yang terkait dengan

permasalahan dan teori yang ada. Sehingga dapat diketahui apakah

siswa dapat melakukan aktivitas merumuskan hipotesis dengan

baik atau tidak.

c. Mengumpulkan data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan

standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Selalu ada

hubungan antara metode mengumpulkan data dengan masalah

penelitian yang ingin dipecahkan. Masalah memberi arah dan

mempengaruhi metode pengumpulan data. Banyak masalah yang

dirumuskan tidak akan dapat terpecahkan karena metode untuk

memperoleh data yang digunakan tidak memungkinkan ataupun

metode yang ada tidak dapat menghasikan data seperti yang

diinginkan.

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi

yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam


15

pembelajaran discovery learning, mengumpulkan data merupakan

proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual.

Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar,

misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara

dengan ahli, dan lain sebagainya (Gulo dalam Triyanto, 2007:137).

Beberapa langkah dalam pengumpulan data, yaitu:

1) Aktivitas siswa dalam menentukan variabel dan indikator

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam hal ini aktivitas siswa yang dimaksud adalah

bagaimana siswa dapat menentukan variabel dan indikator dari

penelitian discovery yang akan siswa lakukan sebelum mencari

data. Kegiatan yang dapat dilihat dalam langkah ini apabila

siswa dapat menentukan variabel dan indikator dengan sangat

tepat. Sehingga dapat diketahui apakah siswa dapat melakukan

aktivitas menentukan variabel dan indikator dengan baik atau

tidak.

2) Aktivitas siswa dalam merumuskan teknik pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan sangat

penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan data yang benar

akan menghasilkan data yang memiliki kreadibilitas tinggi dan


16

sebaliknya. Oleh karena itu, tahapan ini tidak boleh salah dan

harus dilakukan dengan cermat sesuai prosedur dan ciri-ciri

penelitian. Sebab kesalahan atau ketidak sempurnaan dalam

metode pengumpulan data akan bersifat fatal, yakni berupa data

yang tidak credible, sehingga hasil penelitiannya tidak bisa

dipertanggung jawabkan.

Dalam hal ini aktivitas siswa yang dimaksud adalah

bagaimana siswa dalam merumuskan teknik pengumpulan data.

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa teknik

diantaranya dengan cara observasi, test, wawancara dan

sebagainya. Kegiatan yang dapat dilihat dalam langkah ini

apabila siswa dapat merumuskan teknik pengumpulan data yang

sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sehingga dapat

diketahui apakah siswa dapat melakukan aktivitas menggunakan

teknik pengumpulan data dengan baik atau tidak.

3) Aktivitas siswa dalam membuat instrument

Instrument penelitian yaitu semua alat yang digunakan

untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah,

atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan

data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan

memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi

semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut

instrument penelitian. Instrument penelitian digunakan untuk


17

mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah

instrumen yang akan digunakan tergantung pada jumlah variabel

yang diteliti.

Dalam hal ini aktivitas siswa yang dimaksud adalah

bagaimana siswa dalam membuat instrumen. Instrumen disini

sebagai alat untuk mengumpulkan data. Contohnya dari teknik

pengumpulan data observasi, berarti siswa harus membuat

instrumen sebelum mengobservasi, yaitu kisi-kisi observasi, dan

lembar pengamatan observasi telebih dahulu. Kegiatan yang

dapat dilihat dalam langkah ini apabila siswa dapat membuat

instrument yang sesuai dan dibuat dengan tepat. Sehingga dapat

diketahui apakah siswa dapat melakukan aktivitas membuat

instrument dengan baik atau tidak.

d. Menguji hipotesis

Fungsi hipotesis adalah untuk memberi suatu pernyataan

terkaan tentang hubungan tentative antara fenomena-fenomena

dalam penelitian. Kemudian hubungan tentative ini akan diuji

validitasnya menurut teknik-teknik yang sesuai untuk keperluan

pengujian.(Moh Nazir,2003:161)

Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah

dirumuskan dengan menganalisis data yang telah diperoleh. Faktor

penting dalam menguji hipotesis adalah pemikiran “benar” atau

“salah”. Setelah memperoleh kesimpulan, dari data percobaan siswa


18

dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata

hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan dengan

proses discovery yang telah dilakukannya (Gulo dalam Triyanto,

2007:137). Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan siswa

yaitu:

1) Aktivitas siswa dalam mengolah data yang didapat

Tabulasi data adalah penyusunan data ke dalam bentuk

tabel. Tujuan tabulasi adalah agar data mudah disusun, dijumlah,

dan mempermudah penataan data untuk disajikan serta dianalisa.

Proses pembuatan tabulasi bisa dilakukan dengan metode tally,

menggunakan kartu, ataupun menggunakan komputer. (Budiarto:

2002).

Dalam hal ini aktivitas siswa yang dimaksud adalah

bagaimana siswa dalam mentabulasi data, yaitu apakah siswa

dapat mengolah data mentah menjadi basis data yang valid dan

bisa diuji dalam pengujian hipotesis. Aktivitas yang dapat dilihat

dalam langkah ini apabila siswa dapat mengolah data yang

didapat dengan sangat tepat. Sehingga dapat diketahui apakah

siswa dapat melakukan aktivitas mengolah data yang didapat

dengan baik atau tidak.

2) Aktivitas siswa dalam menganalisis data

Data mentah yang dikumpulkan peneliti tidak akan ada

gunanya jika tidak dianalisis. Analisis data merupakan bagain


19

yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan

analisisnyalah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang

berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Data mentah

yang telah dikumpulkan perlu dipecahkan dalam kelompok-

kelompok, diadakan kategorisasi, dilakukan manipulasi, serta

diperas sedemikian rupa, sehingga data tersebut mempunyai

makna untuk menjawab hipotesis

Dalam hal ini aktivitas siswa yang dimaksud adalah

bagaimana siswa dalam menggunakan metode analisis data,

apakah siswa itu dapat menggunakan metode analisis data.

Aktivitas yang dapat dilihat dalam langkah ini apabila siswa

dapat menganalisis basis data dengan teknik tertentu secara tepat

dan benar. Sehingga dapat diketahui apakah siswa dapat

melakukan aktivitas menganalisis data dengan baik atau tidak.

3) Aktivitas siswa dalam memberikan rekomendasi dari hasil

pengujian hipotesis

Secara umum hipotesis dapat diuji dengan dua cara, yaitu

mencocokkan dengan fakta, atau mempelajari dengan konsistensi

logis. Dalam menguji hipotesis dengan mencocokkan fakta, maka

diperlukan percobaan-percobaan untuk memperoleh data. Data

tersebut kemudian dinilai untuk mengetahui apakah hipotesis

tersebut cocok dengan fakta tersebut atau tidak. Jika hipotesis

diuji dengan konsistensi logis, maka peneliti memilih suatu


20

desain dimana logika dapat digunakan, untuk menerima atau

menolak hipotesis. (Moh Nazir 2003:161).

Dalam hal ini aktivitas siswa yang dimaksud adalah

aktivitas siswa dalam memberikan rekomendasi. Dalam hal ini

siswa di tuntut untuk bisa memberikan rekomendasi dari hasil

pengujian hipotesis. Aktivitas yang dapat dilihat dalam langkah

ini apabila siswa dapat menemukan konsep baru dari hasil

pengujian hipotesis dengan sangat tepat. Sehingga dapat

diketahui apakah siswa dapat melakukan aktivitas memberikan

rekomendasi dari hasil pengujian dengan baik atau tidak.

e. Menarik kesimpulan

Langkah penutup dari pembelajaran discovery adalah

membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang diperoleh

siswa. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan

temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

Merumuskan kesimpulan merupakan hal yang utama dalam

pembelajaran, karena banyaknya data yang diperoleh menyebabkan

kesimpulan yang dirumuskan tidak fokus terhadap masalah yang

hendak dipecahkan. Karena hal itu, untuk mencapai kesimpulan yang

akurat siswa harus dapat menuliskan, menyampaikan, dan juga

memberikan saran dari kesimpulannya dengan baik (Gulo dalam

Triyanto,2007:137). Dalam hal ini langkah-langkah yang dilakukan

siswa,yaitu:
21

1) Aktivitas siswa dalam menyusun laporan

Menyampaikan hasil kesimpulan di depan kelas

merupakan suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak siswa

atau salah satu bentuk komunikasi. Menyampaikan hasil

merupakan kegiatan pengajuan topik, pendapat, atau informasi

kepada orang lain.

Dalam hal ini aktivitas siswa yang dimaksud adalah

bagaimana siswa dalam menyusun laporan. Aktivitas yang dapat

dilihat dalam langkah ini apabila siswa dapat menyusun laporan

hasil pengujian secara rapi dan sesuai dengan sistematika

penulisan yang baik dan benar. Sehingga dapat diketahui apakah

siswa dapat melakukan aktivitas menyusun laporan dengan baik

atau tidak.

2) Aktivitas ketrampilan siswa dalam menyampaikan kesimpulan

dan hasil penelitian

Saran merupakan suatu yang diberikan kepada pembaca

yang didasarkan atas hasil temuan dalam penelitian yang telah

dilakukan. Saran hanya berisi rekomendasi yang dirumuskan

oleh peneliti namun bukan untuk menjawab permasalahan

dalam pokok penelitian. Saran dirumuskan berdasarkan

penelusuran yang menurut peneliti dapat bermanfaat secara

praktis maupun bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan.
22

Dalam hal ini aktivitas siswa yang dimakksud adalah

bagaiamana siswa dalam memberikkan saran sesuai dengan

kesimpulan. Siswa harus bisa memberikan masukan dari hasil

penelitian discovery yang sudah dia lakukan. Aktivitas yang

dapat dilihat dalam langkah ini apabila siswa dapat

memberikan beberapa saran sesuai dengan kesimpulan.

Sehingga dapat diketahui apakah siswa dapat melakukan

aktivitas memberikan saran dengan baik atau tidak.

5. Mata Pelajaran Geografi

Geografi dari ilmu sosial mempunyai bahan kajian tentang

variasi keruangan di muka bumi, yang secara lebih lengkap

dikemukakan bahwa Geografi merupakan disiplin ilmu yang

menganalisis variasi keruangan dalam artian kawasan-kawasan (region)

dan hubungan antar variabel-variabel keruangan (Suharyono,1990:5).

Sedangkan menurut ikatan Geografi Indonesia (IGI) tahun 1988.

Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan

perbedaan fenomena geosfer dalam sudut pandang kelingkungan dan

kewilayahan dalam konteks keruangan.

Tujuan mata pelajaran Geografi seperti yang tertuang dalam

lampiran permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar

kompetensi dan kompetensi dasar untuk jenjang pendidikan SMA

sebagai berikut: Memahami pola spasial, lingkungan dan kewilayahan

serta proses yang berkaitan, menguasai ketrampilan dasar dalam


23

memperoleh data dan informasi, mengkomunikasikan dan menerapkan

pengetahuan Geografi, menampilkan perilaku peduli terhadap

lingkungan hidup, dan memanfaatkan sumber daya secara arif serta

memiliki toleransi terhadap keragaman budaya masyarakat.

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir adalah model konseptual tentang bagaimana

teori berhubungan dengan faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah

yang penting (Sugiyono,2015:91). Aktivitas belajar merupakan suatu

proses kegiatan belajar siswa yang menimbulkan perubahan-perubahan

atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan. Seorang pakar

pendidikan, Trinandita (1984) menyatakan bahwa “hal yang paling

mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan

siswa”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan

interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu

sendiri. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula

terbentuknya pengetahuan dan ketrampilan yang akan mengarah pada

peningkatan prestasi.

Dalam penelitian yang akan dilaksanakan, peneliti berfokus pada

kegiatan atau aktivitas belajar siswa yang terdiri dari 5 kegiatan atau tahap,

yang dilakukan pembelajaran discovery learning dimulai dari merumuskan

masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis,

dan kesimpulan. Masing- masing aktivitas terdiri dari beberapa indikator

penyusun yang akan diobservasi, kemudian diambil data tingkat aktivitas


24

siswanya. Dimana diharapkan siswa dapat aktif dalam melakukan berbagai

tahap yang ada pada pembelajaran discovery learning. Berikut ini adalah

kerangka berfikir yang akan dikembangkan dalam penelitian ini.


25

Aktivitas Siswa dalam Menggunakan


Model Pembelajaran Discovery Learning

1. Merumuskan latar belakang


Merumuskan 2. Merumuskan masalah
masalah

1. Memilih sumber untuk merumuskan


Merumuskan
hipotesis
hipotesis
2. Merumuskan hipotesis

1. Menentukan variabel dan indikator


Mengumpulkan 2. Merumuskan teknik pengumpulan data
data 3. Menyusun instrumen

1. Mengolah data yang didapat


Menguji hipotesis 2. Menganalisis data
3. Memberikan rekomensadi dari hasil
pengujian hipotesis

Menarik 1. Menyusun laporan


kesimpulan 2. Menyampaikan kesimpulan dan hasil
penelitian

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa aktivitas

belajar siswa dalam pembelajaran discovery learning pada mata pelajaran

Geografi di SMA N 12 Semarang termasuk dalam kriteria “tinggi”, dengan

rincian aktivitas dalam merumuskan masalah berkriteria tinggi, aktivitas

dalam merumuskan hipotesis berkriteria tinggi, aktiviras dalam mengolah

data berkriteria rendah, aktivitas dalam menguji hipotesis berkriteria tinggi,

serta aktivitas dalam merumuskan kesimpulan berkriteria rendah.

B. Saran

Berdasarkan temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka

disarankan sebagai berikut:

1. Penerapan model discovery learning sebagai salah satu alternatif dalam

pembelajaran Geografi dapat lebih baik apabila guru memperhatikan

kekurangan – kekurangan dalam aktivitas belajar siswa seperti

kurangnya aktivitas dan pemahaman siswa dalam mengolah data, dan

menyusun laporan.

2. Siswa diharapkan dapat menguasai dan mengembangkan materi yang

dijadikan sebagai bahan pembelajaran atau diskusi dengan cara

mengumpulkan materi dari berbagai sumber.

48
49

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta


: PT Rineka Cipta.

Budiningsih, C.A. 2008. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar Dan Pembelajaran.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013.


Yogyakarta: Gava Media.

Daud. 2010. Model-model pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Djamarah, SB. 2002. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Usaha Nasional,
Surabaya.

Feriana, Tri. 2016. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Discovery


Learning dan Group Investigation pada Mata Pelajaran Geografi
Kelas X di SMA Negeri 12 Semarang (skripsi). UNNES. Semarang.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakatra: Grasindo

Gusmalisa, Debi.2015. Penerapan Model Discovery Learning Terhadap hasil


Belajar dan Aktivitas Siswa pada Mata Pelajaran Geograf (Skripsi).
Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hadi, Djawadi. 2013. Strategi Pembelajaran Geografi. Yogyakarta : Ombak.

Hadi, Sutrisno. 2015. Metodologi riset. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Herdi. 2010. Metode Pembelajaran Discovery.


(http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/metode-pembelajaran-
discovery penemuan/#more-1046) diakses 06 desember 2018.
50

Huda, miftahul. 2013. Model – model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Husamah, Oemar. 2011. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta:


Algresindo Wiratama.

Jayanti. 2018. Efektivitas Penerapan Model Discovery Learning Dalam


Pembelajaran IPS Siswa Kelas VII SMP Mujahidin Pontianak (Artikel).
UNTAN. Pontianak.

Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, 2010. Metode Statistika . Bandung. Tarsito.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Triyanto, 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi


Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem


Pendidikan Nasional. 2008. Bandung: Citra Umbara.

Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Zain, Aswan dan Syaiful Bahri Djamarah. 2010. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai