SPO Puskesmas
/VII/PKM-SP/2014
Terbitan :01
No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/2
PUAR
1. Pengertian Merupakan Persediaan alkon yang minimum dihitung setelah pengiriman dan
penerimaan alkon sesuai rencana distribusi di gudang Alkon Kabupaten/ kota
berdasarkan kebutuhan Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Bidan Praktek Swasta,
polindes.
2. Tujuan Untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat
yang efisien, efektif dan rasional.
SPO Puskesmas
/VII/PKM-SP/2014
Terbitan :01
No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/2
PUAR
1. Pengertian Suatu kegiatan merekam dan menyajikan berbagai aspek yang berkaitan dengan
pelayanan oleh fasilitas pelayanan KB.
2. Tujuan Sebagai tanda pengenal dan tanda bukti bagi setiap peserta KB.
SPO Puskesmas
/VII/PKM-SP/2014
Terbitan :01
No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/2
PUAR
1. Pengertian Digunakan untuk mencatat hasil pelayanan kontrasepsi yang diberikan kepada
pesertaKB pada setiap hari pelayanan dan untuk memudahkan petugas klinik KB
dalam membuatlaporan bulanan klinik KB pada akhir bulan.
2. Tujuan Tujuan Dipergunakan sebagai tanda pengenal dan tanda bukti bagi setiap peserta
KB.
SPO Puskesmas
/VII/PKM-SP/2014
Terbitan :01
No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/3
PUAR
1. Pengertian KB Pascapersalinan yaitu pemanfaatan/ pnggunaan metode kontrasepsi sesudah
bersalin
Menurunkan salah satu kompoien EMPAT TERLALU (terlalu dekat) → menjaga
jarak kehamilan sehingga berkontribusi terhadap penurunan Angka kematian ibu
maupun bayi
Berkontribusi secara tidak langsung terhadap pengendalian pertumbuhan penduduk
beserta dampaknya.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas dalam melayani pasien di KB di puskesmas
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 jenis pelayanan
yang ada di puskesmas SUNGAI PUAR.
2. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang aturan
perilaku dalam pelayanan.
3. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang kebijakan
pelayanan klinis.
4. Referensi 1. Permenkes no 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
2. Permenpan no 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasaan Masyarakat
terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
3. Pedoman penyusunan bahan akreditasi FKTP
4. Pedoman pelayanan di tingkat Puskesmas
5. Alat dan Bahan Spekulum sim, Hansdcoone
Forcep cincin untuk memeang cincin.
Forceps placenta kelli 12 lenkung.
Kassa
Cairan antiseptik, Duk penutup steril
6. Prosedur 1. Palpasi uterus untuk menilai tinggi fundus dan kontraksinya, dan jika perlu lakukan masase
uterus untuk membantu terjadinya kontraksi yang stabil.
2. Petugas meminta persetujuan pasien terlebih dahulu
3. Bagi pasien umum diminta untuk membayar retribusi sesuai perda di loket karcis
terlebihdahulu, setelah bukti lunas diberikan baru petugas mulai bekerja.
4. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan kain kering yang bersih.
5. Gunakan sarung tangan steril.
6. Letakkan duk steril untuk menutupi perut bagian bawah klien dan di bawah bokong klien.
7. Susun semua instrumen yang dibutuhkan dan letakkan pada wadah steril atau duk steril.
8. Pastikan bokong klien terletak pada tepi ujung meja (dengan atau tanpa penyangga
tungkai).
9. Lakukan pemasangan AKDR dalam posisi duduk.
10. Khusus pemasangan pascaplasenta, masukkan spekulum ke dalam vagina dan periksa
adakah laserasi pada serviks. Bila laserasi dan/atau episiotomi (jika dilakukan) tidak
berdarah aktif, dapat dijahit setelah pemasangan AKDR.
11. Masukkan spekulum ke dalam vagina (dipertahankan dengan tangan yang non-dominan),
lalu lakukan visualisasi serviks.
12. Dengan tangan yang dominan, bersihkan serviks dan dinding vagina dengan cairan
antiseptik.
13. Jepit sisi anterior serviks dengan forsep cincin.
14. Sekali serviks dapat divisualisasi dan dijepit dengan forsep cincin, visualisasi
harus dipertahankan.
15. Asisten membuka kemasan AKDR. Kemasan AKDR cukup setengah terbuka.
16. Asisten meletakkan kemasan AKDR yang setengah terbuka pada wadah steril.
17. Jepit AKDR dalam kemasan dengan forsep plasenta Kelly atau forsep cincin panjang.
18. AKDR dijepit pada bagian lengan vertikalnya, sementara lengan horizontal AKDR sedikit
di luar cincin. Hal ini akan membantu pelepasan AKDR pada fundus dan menurunkan
risiko AKDR ikut tercabut keluar ketika mengeluarkan forsepTempatkan AKDR pada
lengkung dalam forsep Kelly (bukan lengkung luar), dengan benang AKDR menjauh dari
forsep.
19. Dengan bantuan asisten untuk memegang spekulum, pegang forsep yang telah
menjepit AKDR dengan tangan yang dominan dan forsep yang menjepit serviks dengan
tangan lainnyaTarik forsep yang menjepit serviks secara perlahan ke arah pemasang, lalu
visualisasikan serviks.
20. Masukkan forsep yang menjepit AKDR melalui vagina dan serviks, secara tegak lurus
terhadap bidang punggung ibu. Hal ini akan mengurangi ketidaknyamanan pasien dan
menghindari kontak antara AKDR dengan dinding vagina.Saat forsep yang menjepit
AKDR telah melalui serviks ke dalam rongga uterus, asisten melepas spekulum.
21. Tangan yang memegang forsep untuk menjepit serviks dipindahkan ke abdomen pada
bagian puncak fundus uteri.
22. Dengan tangan pada abdomen, stabilisasi uterus dengan dengan melakukan penekanan
yang mantap ke arah bawah melalui dinding abdomen. Hal ini untuk mencegah uterus
bergerak ke atas pada saat forsep yang menjepit AKDR didorong masuk ke dalam uterus.
23. Masukkan forsep yang menjepit AKDR dengan gerakan yang lembut ke arah atas menuju
fundus (diarahkan ke umbilikus). Perlu diingat bahwa segmen bawah uterus dapat
berkontraksi, dan oleh karena itu mungkin perlu diberikan sedikit tekanan untuk
mendorong AKDR masuk hingga fundus.Jika terdapat tahanan, tarik forsep sedikit dan
arahkan ulang forsep lebih anterior ke arah dinding abdomen.
24. Berdiri dan pastikan dengan tangan yang berada di abdomen bahwa ujung forsep telah
mencapai fundus.Pada tahap ini, putar forsep 450 ke arah kanan, untuk menempatkan
AKDR secara horizontal setinggi mungkin pada fundusBuka jepitan forsep untuk melepas
AKDR Secara perlahan keluarkan forsep dari rongga uterus, pertahankan forsep dalam
keadaan sedikit terbuka dan merapat ke sisi uterus, menyusuri dinding lateral uterus hingga
forsep ditarik keluar Secara lembut, buka introitus vagina dengan dua jari dan lihat
bagian dalam vagina.
25. Lepaskan dan keluarkan forsep yang menjepit serviks.
26. Lanjutkan dengan perbaikan luka laserasi atau episiotomi.
27. Lakukan pencatatan dan pelaporan pada buku register.
SPO Puskesmas
/VII/PKM-SP/2014
Terbitan :01
\
No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/2
PUAR
1. Pengertian Pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban dari masing-masing program
terhadap capaian dan kinerjanya dilapangan/puskesmas.
SPO Puskesmas
/VII/PKM-SP/2014
Terbitan :01
No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/2
PUAR
1. Pengertian Penyaluran alat kontrasepsi merupakan pendistribusian yang dilakukan terhadap alat
kontrasepsi yang ada di puskesmas sampai pada pasien.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas dalam mengelola alat kontrasepsi di puskesmas
Tablet Fe
6. Prosedur
1. Unit Terkait Poli KIA
Loket obat
Loket karcis
2. Dokumen Terkait
SPO
/VII/PKM-SP/2014 Puskesmas
Terbitan :01
\
No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/2
PUAR
1. Pengertian Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan bila
digunakan segera setelah hubungan seksual.