Anda di halaman 1dari 14

PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI

No. Kode : 440/ Ditetapkan Oleh Kepala

SPO Puskesmas
/VII/PKM-SP/2014

Terbitan :01

No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/2
PUAR
1. Pengertian Merupakan Persediaan alkon yang minimum dihitung setelah pengiriman dan
penerimaan alkon sesuai rencana distribusi di gudang Alkon  Kabupaten/ kota
berdasarkan kebutuhan Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Bidan Praktek Swasta,
polindes.
2. Tujuan Untuk menjamin kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan obat
yang efisien, efektif dan rasional.

3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 jenis pelayanan


yang ada di puskesmas SUNGAI PUAR.
2. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang aturan
perilaku dalam pelayanan.
3. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang kebijakan
pelayanan klinis.
4. Referensi 1. Permenkes no 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
2. Permenpan no 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasaan Masyarakat
terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
3. Pedoman penyusunan bahan akreditasi FKTP
4. Pedoman pelayanan di tingkat Puskesmas
5. Alat dan Bahan 1. Alkon
2. Spuid 3 cc
3. Implant
4. Iud
5. Pil KB
6. Prosedur 1. Bendahara barang melalui prosedur penerimaan dengan melakukan 
pemeriksaan barang, mengawasi proses pemindahan barang (bongkar muat),
mencocokkan fisik barang dengan dokumen yang ada serta menandatangani
SBBK dan Berita Acara Serah Terima Barang (BAST) dari Provinsi.  
2. Bendahara barang wajib untuk mengadministrasikan barang kedalam Buku
Penerimaan, Kartu Barang, dan Kartu Persediaan.
3. Setelah menerima barang Bendahara barang harus menginformasikan dan
melaporkan ketersediaan barang kepada Atasan Langsung Bendahara untuk
diteruskan kepada petugas apotik untuk disampaikan pada penanggung jawab
KB agar segera dibuatkan Rencana Distribusi.
4. Penanggung jawab KB yang menerima alkon melakukan pengecekan jenis,
jumlah alkon sebelum dicatat dan mencatat sesuai dengan jenis dan jumlah
alkon di buku bantu.
5. Alkon disimpan di ruangan KB
6. Pemakaian alkon dicatat dalam Buku Pemakaian Alkon atau Buku akseptor.
7. Pelaporan KB/pemakaian jenis alkon dan stock alkon dilaporkan setiap akhir
bulan ke dinas kesehatan dan BKKBN oleh petugas KB
8. Unit Terkait  Poli KIA
 KB
 Apotik
9. Dokumen Terkait Buku Register penerimaan alat kontrasepsi
Laporan penerimaan alat kontrasepsi.
KARTU KB PASIEN
No. Kode : 440/ Ditetapkan Oleh Kepala

SPO Puskesmas
/VII/PKM-SP/2014

Terbitan :01

No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/2
PUAR
1. Pengertian Suatu kegiatan merekam dan menyajikan berbagai aspek yang berkaitan dengan
pelayanan oleh fasilitas pelayanan KB.

2. Tujuan Sebagai tanda pengenal dan tanda bukti bagi setiap peserta KB. 

3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 jenis pelayanan


yang ada di puskesmas SUNGAI PUAR.
2. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang aturan
perilaku dalam pelayanan.
3. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang kebijakan
pelayanan klinis.
4. Referensi 1. Permenkes no 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
2. Permenpan no 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasaan Masyarakat
terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
3. Pedoman penyusunan bahan akreditasi FKTP
4. Pedoman pelayanan di tingkat Puskesmas
5. Alat dan Bahan Form alat tulius
 Blanko kartu kunjungan dan ulang KB
 Pulpen
 Buku register KB
6. Prosedur 1. Penggunaan Kartu Catatan Pasien
Kartu Pendaftaran Klinik Keluarga Berencana (K/O/KB/85)
2. Kartu ini dibuat dalam rangkap 5 (lima) dengan tambahan lembar ”khusus” pada
lembar pertama yang dipergunakan untuk laporan ke BKBN pusat.
3. Ditandatangani oleh penanggung jawab klinik KB yang bersangkutan.
4. Kartu pendaftaran ini setelah diisi dan masing – masing dikirim :
 1 lembar K/O/KB/85 yang khusus (bagian sebelah kanan dari lembar pertama
untuk BKBN pusat di Jakarta.
 1 lembar untuk BKBN propinsi
 1 lembar untuk Unit Pelaksana Propinsi
 1 lembar untuk BKBN Kabupaten/kotamadya
 1 lembar untuk Unit Pelaksana KB
5. Halaman depan terdiri dari dua bagian yaitu:
 Bagian sebelah kiri, untuk mencatat cir-ciri peserta KB. Bagian ini terutama
dimaksudkan untuk mencatat cir-ciri setiap peserta KB baik peserta KB baru
maupun peserta KB pindahan dari klinik KB/tempat pelayanan kontrasepsi
lain.Data dibagian ini sangat diperlukan apabila suatu saat untuk mengetahui
ciri-ciri akseptor KB secara Nasional maupun tingkat wilayah lainya.
  Bagian sebelah kanan, untuk mencatat hasi-hasil pemeriksaan klinik.
6. Petugas klinik KB yang melakukan pengisisan K/IV/KV/85 membutuhkan tanda
tangan dan nama terang pada K/IV/KV/85 di tempat yang telah disediakan.

7. Unit Terkait  Poli KIA


8. Dokumen Terkait Buku Register
Status pasien
Kartu KB
REGISTRASI KB BARU
No. Kode : 440/ Ditetapkan Oleh Kepala

SPO Puskesmas
/VII/PKM-SP/2014

Terbitan :01

No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/2
PUAR
1. Pengertian Digunakan untuk mencatat hasil pelayanan kontrasepsi yang diberikan kepada
pesertaKB pada setiap hari pelayanan dan untuk memudahkan petugas klinik KB
dalam membuatlaporan bulanan klinik KB pada akhir bulan.

2. Tujuan Tujuan Dipergunakan sebagai tanda pengenal dan tanda bukti bagi setiap peserta
KB. 

3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 jenis pelayanan


yang ada di puskesmas SUNGAI PUAR.
2. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang aturan
perilaku dalam pelayanan.
3. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang kebijakan
pelayanan klinis.
4. Referensi 1. Permenkes no 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
2. Permenpan no 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasaan Masyarakat
terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
3. Pedoman penyusunan bahan akreditasi FKTP
4. Pedoman pelayanan di tingkat Puskesmas
5. Alat dan Bahan  Form alat tulis
 Pulpen, blangko KB baru
6. Prosedur 1. Petugas menerima pasien / sasaran yang berkunjung dari loket pendaftaran /Ruang
Pengobatan.
2. Petugas melakukan wawncara terhadap passien / sasaran meliputi :
 Identitas sasaran dan anggota keluarga.
 Masalah yang sedang dihadapi / yang mau dikonsulkan.
 Riwayat penyakit yang sering diderita.
3. Petugas melakukan penimbangan berat badan pasien / sasaran (WUS).
4. Petugas melakukan penilaian dan analisa hasil penimbangan berat badan WUS dan
hasil pengukuran lingkaran lengan WUS berdasarkan pedoman / standar yang berlaku.
5. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan terhadap sasaran / keluarga
sasaran sesuai dengan KB yang akan di pakai.

6. Petugas merencanakan dan mengusulkan kegiatan serta melakukan intervensi


sesuai kebutuhan dan masalah yang dihadapi.
7. Petugas melaksanakan pencatatan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan.
8. Petugas membuat laporan hasil kegiatan sesuai kebutuhan.

7. Unit Terkait  Poli KIA


 Loket karcis
8. Dokumen Terkait Buku Register KB
Status pasien
Informed consent
PELAYANAN KB PASCA SALIN
No. Kode : 440/ Ditetapkan Oleh Kepala

SPO Puskesmas
/VII/PKM-SP/2014

Terbitan :01

No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/3
PUAR
1. Pengertian KB Pascapersalinan yaitu pemanfaatan/ pnggunaan metode kontrasepsi sesudah
bersalin
Menurunkan salah satu kompoien EMPAT TERLALU (terlalu dekat) → menjaga
jarak kehamilan sehingga berkontribusi terhadap penurunan Angka kematian ibu
maupun bayi
Berkontribusi secara tidak langsung terhadap pengendalian pertumbuhan penduduk
beserta dampaknya.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas dalam melayani pasien di KB di puskesmas
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 jenis pelayanan
yang ada di puskesmas SUNGAI PUAR.
2. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang aturan
perilaku dalam pelayanan.
3. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang kebijakan
pelayanan klinis.
4. Referensi 1. Permenkes no 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
2. Permenpan no 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasaan Masyarakat
terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
3. Pedoman penyusunan bahan akreditasi FKTP
4. Pedoman pelayanan di tingkat Puskesmas
5. Alat dan Bahan  Spekulum sim, Hansdcoone
 Forcep cincin untuk memeang cincin.
 Forceps placenta kelli 12 lenkung.
 Kassa
 Cairan antiseptik, Duk penutup steril

6. Prosedur 1. Palpasi uterus untuk menilai tinggi fundus dan kontraksinya, dan jika perlu lakukan masase
uterus untuk membantu terjadinya kontraksi yang stabil.
2. Petugas meminta persetujuan pasien terlebih dahulu
3. Bagi pasien umum diminta untuk membayar retribusi sesuai perda di loket karcis
terlebihdahulu, setelah bukti lunas diberikan baru petugas mulai bekerja.
4. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan keringkan dengan kain kering yang bersih.
5. Gunakan sarung tangan steril.
6. Letakkan duk steril untuk menutupi perut bagian bawah klien dan di bawah bokong klien.
7. Susun semua instrumen yang dibutuhkan dan letakkan pada wadah steril atau duk steril.
8. Pastikan bokong klien terletak pada tepi ujung meja (dengan atau tanpa penyangga
tungkai).
9. Lakukan pemasangan AKDR dalam posisi duduk.
10. Khusus pemasangan pascaplasenta, masukkan spekulum ke dalam vagina dan periksa
adakah laserasi pada serviks. Bila laserasi dan/atau episiotomi (jika dilakukan) tidak
berdarah aktif, dapat dijahit setelah pemasangan AKDR.
11. Masukkan spekulum ke dalam vagina (dipertahankan dengan tangan yang non-dominan),
lalu lakukan visualisasi serviks.
12. Dengan tangan yang dominan, bersihkan serviks dan dinding vagina dengan cairan
antiseptik.
13. Jepit sisi anterior serviks dengan forsep cincin.
14. Sekali serviks dapat divisualisasi dan dijepit dengan forsep cincin, visualisasi
harus dipertahankan.
15. Asisten membuka kemasan AKDR. Kemasan AKDR cukup setengah terbuka.
16. Asisten meletakkan kemasan AKDR yang setengah terbuka pada wadah steril.
17. Jepit AKDR dalam kemasan dengan forsep plasenta Kelly atau forsep cincin panjang.
18. AKDR dijepit pada bagian lengan vertikalnya, sementara lengan horizontal AKDR sedikit
di luar cincin. Hal ini akan membantu pelepasan AKDR pada fundus dan menurunkan
risiko AKDR ikut tercabut keluar ketika mengeluarkan forsepTempatkan AKDR pada
lengkung dalam forsep Kelly (bukan lengkung luar), dengan benang AKDR menjauh dari
forsep.
19. Dengan bantuan asisten untuk memegang spekulum, pegang forsep yang telah
menjepit AKDR dengan tangan yang dominan dan forsep yang menjepit serviks dengan
tangan lainnyaTarik forsep yang menjepit serviks secara perlahan ke arah pemasang, lalu
visualisasikan serviks.

20. Masukkan forsep yang menjepit AKDR melalui vagina dan serviks, secara tegak lurus
terhadap bidang punggung ibu. Hal ini akan mengurangi ketidaknyamanan pasien dan
menghindari kontak antara AKDR dengan dinding vagina.Saat forsep yang menjepit
AKDR telah melalui serviks ke dalam rongga uterus, asisten melepas spekulum.
21. Tangan yang memegang forsep untuk menjepit serviks dipindahkan ke abdomen pada
bagian puncak fundus uteri.
22. Dengan tangan pada abdomen, stabilisasi uterus dengan dengan melakukan penekanan
yang mantap ke arah bawah melalui dinding abdomen. Hal ini untuk mencegah uterus
bergerak ke atas pada saat forsep yang menjepit AKDR didorong masuk ke dalam uterus.
23. Masukkan forsep yang menjepit AKDR dengan gerakan yang lembut ke arah atas menuju
fundus (diarahkan ke umbilikus). Perlu diingat bahwa segmen bawah uterus dapat
berkontraksi, dan oleh karena itu mungkin perlu diberikan sedikit tekanan untuk
mendorong AKDR masuk hingga fundus.Jika terdapat tahanan, tarik forsep sedikit dan
arahkan ulang forsep lebih anterior ke arah dinding abdomen.
24. Berdiri dan pastikan dengan tangan yang berada di abdomen bahwa ujung forsep telah
mencapai fundus.Pada tahap ini, putar forsep 450 ke arah kanan, untuk menempatkan
AKDR secara horizontal setinggi mungkin pada fundusBuka jepitan forsep untuk melepas
AKDR Secara perlahan keluarkan forsep dari rongga uterus, pertahankan forsep dalam
keadaan sedikit terbuka dan merapat ke sisi uterus, menyusuri dinding lateral uterus hingga
forsep ditarik keluar Secara lembut, buka introitus vagina dengan dua jari dan lihat
bagian dalam vagina.
25. Lepaskan dan keluarkan forsep yang menjepit serviks.
26. Lanjutkan dengan perbaikan luka laserasi atau episiotomi.
27. Lakukan pencatatan dan pelaporan pada buku register.

7. Unit Terkait 1. Poli KIA


8. Dokumen Terkait Buku Register
Status pasien
Informed consent
PELAPORAN RUANG KB
No. Kode : 440/ Ditetapkan Oleh Kepala

SPO Puskesmas
/VII/PKM-SP/2014

Terbitan :01
\
No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/2
PUAR
1. Pengertian Pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban dari masing-masing program
terhadap capaian dan kinerjanya dilapangan/puskesmas.

2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas dalam pengolahan laporan di puskesmas

3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 jenis pelayanan


yang ada di puskesmas SUNGAI PUAR.
2. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang aturan
perilaku dalam pelayanan.
3. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang kebijakan
pelayanan klinis.
4. Referensi 1. Permenkes no 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
2. Permenpan no 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasaan Masyarakat
terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
3. Pedoman penyusunan bahan akreditasi FKTP
4. Pedoman pelayanan di tingkat Puskesmas
5. Alat dan Bahan  form alat tulis
 komputerisasi
6. Prosedur 1. Laporan dari bidan desa di kumpulkan pada penanggung jawab KB
2. Laporan dari praktek swasta.
3. Laporan yan terkumpul di sastukan dengan register KB di puskesmas.
4. Laporan dikirim setiap bulannya ke puskesmas pada tanggal 25 bulan
sebelumnya.
5. Setelah laporan KB di cetak, laporan di tanda tangani oleh kepala puskesmas
dan di dikirimkan oleh penanggung jawab tata usaha bersamaan dengan
laporann lainnya.

7. Unit Terkait  Bidan desa


 Puskesmas pembantu
 Polindes
 Puskesmas
 Praktek swasta
 Ruang kepala puskesmas
 Ruan TU
 Poli KIA KB
8. Dokumen Terkait Buku Register
Status pasien
Laporan bulanan
Laporan bides
PENYALURAN ALAT KONTRASEPSI
No. Kode : 440/ Ditetapkan Oleh Kepala

SPO Puskesmas
/VII/PKM-SP/2014

Terbitan :01

No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/2
PUAR
1. Pengertian Penyaluran alat kontrasepsi merupakan pendistribusian yang dilakukan terhadap alat
kontrasepsi yang ada di puskesmas sampai pada pasien.
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas dalam mengelola alat kontrasepsi di puskesmas

1. Kebijakan 1. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 jenis pelayanan


yang ada di puskesmas SUNGAI PUAR.
2. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang aturan
perilaku dalam pelayanan.
3. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang kebijakan
pelayanan klinis.
2. Referensi 1. Permenkes no 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
2. Permenpan no 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasaan Masyarakat
terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
3. Pedoman penyusunan bahan akreditasi FKTP
4. Pedoman pelayanan di tingkat Puskesmas
5. Alat dan Bahan  Alat tulis
   Form Pemeriksaan Laboratorium

 Tablet Fe
6. Prosedur
1. Unit Terkait  Poli KIA
 Loket obat
 Loket karcis
2. Dokumen Terkait

PELAYANAN KONTRASEPSI DARURAT


No. Kode : 440/ Ditetapkan Oleh Kepala

SPO
/VII/PKM-SP/2014 Puskesmas
Terbitan :01
\
No. Revisi :0
PUSKESMAS Tgl. Mulai Berlaku : 15 Juli 2014 DEDI DAMHUDI,SKM
SUNGAI Nip.197503031997021001
Halaman : 1/2
PUAR
1. Pengertian Kontrasepsi darurat adalah kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan bila
digunakan segera setelah hubungan seksual.

2. Tujuan 1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.


2. Bukan sebagai pil penggugur kandungan
3. Cara kerja Kondar adalah “fisiologis”, sehingga tidak mempengaruhi kesuburan dan
siklus haid yang akan datang.
4. Efek samping ringan dan berlangsung singkat.
5. Tidak ada pengaruh buruk di kemudian hari pada organ sistem reproduksi dan organ
tubuh lainnya.

3. Kebijakan 4. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 jenis pelayanan


yang ada di puskesmas SUNGAI PUAR.
5. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang aturan
perilaku dalam pelayanan.
6. Keputusan Kepala Puskesmas No: 440/ /VI/PKM-SP/2015 tentang kebijakan
pelayanan klinis.
7. Referensi 1. Permenkes no 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas
2. Permenpan no 16 Tahun 2014 tentang Pedoman Survei Kepuasaan Masyarakat
terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
3. Pedoman penyusunan bahan akreditasi FKTP
4. Pedoman pelayanan di tingkat Puskesmas
5. Alat dan Bahan
6. Prosedur
7. Unit Terkait 9. Poli KIA
8. Dokumen Terkait Buku Register
Status pasien
Informed consent

Anda mungkin juga menyukai