Anda di halaman 1dari 15

SAP BAKTI SOSIAL ANC (antenatal care)

“ 14T dalam pemeriksaan ANC”

Disusun oleh:

TIM BAKSOS ANC

STIKes ABDI NUSANTARA JAKARTA


Jurusan DIII Kebidanan
Tahun 2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN KEHAMILAN 14T

Pokok Bahasan : IMUNISASI

Sub PB : pemeriksaan 14T

Sasaran : Seluruh Ibu Hamil di RW 014

Waktu : 15menit (pukul 08.00 sd. 08.15)

Hari/Tanggal : Rabu/18-November-2015

Tempat : STIKES Abdi Nusantara

Penyaji : Listia Siti Salamah

A. Topik
Pemeriksaan 14T pada ibu hamil

B. Sub topik
Pemeriksaan 14T pada Ibu hamil
C. Tujuan instruksional
1. Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit diharapkan Ibu
hamil mengerti tentang manfaat pemeriksaan 14T
2. Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu mampu:
a. Mengetahui pengertian kehamilan
b. Mengetahui apa saja yang harus dilakukan saat kehamilan
c. Mengetahui tujuan dari perawatan selama kehamilan
D. Perencanaan penyuluhan
1. Waktu
a. Hari : Rabu
b. Tanggal : 18 November 2015
c. Jam : 08.00 – 08.15 Wib
2. Tempat : STIKES ABDI NUSANTARA
3. Sasaran : semua Ibu hamil di RW 014
4. Metode : ceramah dan tanya jawab
5. Media : leaflet dan power point
E. Kegiatan penyuluhan
Tahap Kegiatan Media
Durasi Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan
Pendahulua 1menit 1. Menyampaikan Pendahuluan
n salam pembuka
2. Memperkenalka
n diri
3. Memberikan
penjelasan
mengenai topik
penyuluhan
kepada ibu hamil
Penyajian 10 1. Menyebutkan Penyajian Power
menit pengertian dari
Point dan
kehamilan
2. Menjelaskan apa Leaflet
saja yang harus
dilakukan saat
mengalami
kehamilan
3. Menjelaskan
tentang 14T
dalam kehamilan
4. Menjelaskan
tujuan saat
melakukan
perawatan
kehamilan
Penutup 4 menit 1. Memberi Penutup
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya
2. Menanyakan
kepada peserta
tentang materi
yang telah
diberikan
3. Memberikan
reinforcement
kepada orang
yang menjawab
pertanyaan
4. Menyimpulkan
materi yang
telah
disampaikan
5. Memberikan
reinforcement
kepada peserta
yang sudah
berpartisipasi
aktif dalam
kegiatan
penyuluhan
6. Mengakhiri
kegiatan dengan
salam

F. Materi penyuluhan
Terlampir

G. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
1) Menyiapkan SAP
2) Menyiapkan materi dan media yang akan digunakan
3) Kontrak waktu dan tempat dengan peserta
b. Evaluasi proses
1) Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana
2) Peserta antusias mendengarkan materi penyuluhan
3) Peserta bertanya jika ada yang kurang dimengerti
4) Peserta memberikan jawaban pertanyaan yang diajukan penyaji
5) Peserta tidak meninggalkan tempat saat penyuluhan
berlangsung
c. Evaluasi hasil
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat menjawab pertanyaan
yang diajukan penyaji yaitu:
1) Sebutkan pengertian dari kehamilan?
2) Sebutkan salah satu dari pemeriksaan 14T?

LAMPIRAN
MATERI
A. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah suatu masa yang di mulai dengan pembuahan
antara sperma dan sel telur dan berakhir dengan permulaan persalinan.

B. Tujuan Perawatan selama Hamil (Antenatal Care)


Tujuan dari antenatal care yaitu sebagai berikut:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi;
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu dan bayi,
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan,
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin,
5. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

C. Yang Harus Dilakukan Ketika Hamil


Standar Minimal Pelayanan Antenatal “14T”, yang terdiri atas
(Depkes, 2007):
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan ( T1 )
Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum
hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang berkisar antara 9-13,9 kg dan
kenaikan berat badan setiap minggu yang tergolong normal adalah 0,4 -
0,5 kg tiap minggu mulai TM II. Pengukuran tinggi badan ibu hamil
dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering
berhubungan dengan keadaan rongga panggul.

2. Ukur Tekanan Darah ( T2)


Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90 mmHg, bila melebihi
140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya Preeklampsi. Preeklampsia
adalah hipertensi (140/90 mmHg) dan proteinuria ( > 300/24 jam urin)
yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu pada perempuan yang
sebelumnya normotensi. Preeklamsi dibagi menjadi 2 golongan yaitu
preekslamsi ringan dan berat. Preeklampsia ringan adalah timbulnya
hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah umur kehamilan 20
minggu atau segera setelah persalinan. Gejala klinis preeklampsia ringan
meliputi:
a. Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih; diastol 15 mmHg
atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20
minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg;
diastol 90 mmHg sampai kurang 110 mmHg.
b. Proteinuria : secara kuantitatif lebih 0.3 gr/liter dalam 24 jam atau
secara kualitatif positif 2 (+2).
c. Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau
tangan.
d. Kenaikan berat badan ibu 1 kg atau lebih per minggu selama 2 kali
berturut-turut.
Preeklampsia berat berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang
ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai
proteinuria dan atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Gejala
klinis preeklampsia berat meliputi:
a. Tekanan darah sistolik 160 mmHg atau lebih dan atau diastolik 110
mmHg atau lebih, di ukur 2 kali dengan jarak waktu sekurang-
kurangnya 6 jam dan pasien dalam keadaan istirahat rebah.
b. Proteinuri 5 gr atau lebih dalam 24 jam.
c. Oliguri yaitu produksi urine 400 cc atau kurang dalam 24 jam.
d. Gangguan serebral atau gangguan penglihatan.
e. Edema paru atau sianosis.

3. Ukur Tinggi Fundus Uteri ( T3 )


Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan tehnik Mc. Donald adalah
menentukan umur kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di
bandingkan dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT)
dan kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama
dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT. Pengukuran
TFU merupakan bagian dari pemeriksaan palpasi. Cara melakukan
palpasi menurut Leopold terdiri dari 4 bagian, yaitu (Depkes, 2007):
a. Leopold I
Untuk menentukan tinggi fundus (tuanya kehamilan) dan bagian
apa yang terdapat dalam fundus. Sifat kepala keras, bundar dan
melenting. Sifat bokong lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Pada
letak melintang fundus uteri teraba kosong

Gambar 1. Cara Pemeriksaan Leopold I


Hubungan tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan (Depkes, 2007):
Perkiraan usia kehamilan setelah minggu 24, cara yang paling efektif
adalah dengan menggunakan pita ukuran. Ukur tinggi fundus uteri dengan
pita ukuran dari simfisis pubis ke fundus uteri.
Rumus:
Tinggi fundus uteri dlm cm = tua kehamilan dalam bulan
3,5 cm
Tabel. 1 Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan
Usia Kehamilan sesuai Jarak dari
minggu simfisis
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm

b. Leopold II
Untuk menentukan letak punggung janin dan letak bagian-bagian
kecil janin. Caranya, letakan kedua tangan pada sisi uterus, dan tentukan
bagian terkecil janin.

Gambar 2. Cara Pemeriksaan Leopold II

c. Leopold III
Untuk menentukan apa yang terdapat di bagian bawah rahim dan
apakah bagian bawah janin ini sudah terpegang oleh pintu atas panggul
atau belum. Caranya, tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah
satu tangan secara lembut dan masuk ke dalam abdomen ibu di atas
simpisis pubis. Kemudian peganglah bagian presentasi janin dan bagian
apakah yang menjadi presentasi tersebut.
Gambar 3. Cara Pemeriksaan Leopold III

d. Leopold IV
Untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan berapa
jauhnya bagian bawah ini masuk ke dalam rongga panggul. Caranya,
letakan kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan ke dalam dan
gerakan jari-jari ke arah rongga  panggul, di manakah tonjolan sefalik dan
apakah bagian presentasi telah masuk. Pemeriksaan ini tidak dilakukan
bila kepala masih tinggi. Pemeriksaan leopold lengkap dapat dilakukan
bila janin cukup besar, kira-kira bulan VI ke atas.

Gambar 4. Cara Pemeriksaan Leopold IV


4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan ( T4 )
Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe
pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas
kebutuhan meningkat. Dimulai dengan memberikan satu sehari sesegera
mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320
Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg, minimal masing-masing 90
tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena
mengganggu penyerapan.

5. Pemberian Imunisasi TT ( T5 )
Imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali dengan dosis 0,5 cc di
injeksikan intramuskuler/subkutan dalam. Manfaat imunisasi TT ibu hamil
adalah melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus neonatorum.
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus
(bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani,
yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim
saraf pusat dan melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila
terluka. Jarak pemberian (interval) imunisasi TT1 dengan TT2 adalah
minimal 4 minggu. Efek samping imunisasi TT Biasanya hanya gejala-
gejala ringan saja seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan pada
tempat suntikan. TT adalah antigen yang sangat aman dan juga aman
untuk wanita hamil. Tidak ada bahaya bagi janin apabila ibu hamil
mendapatkan imunisasi TT. Efek samping tersebut berlangsung 1-2 hari,
ini akan sembuh sendiri dan tidak perlukan tindakan/pengobatan (Depkes
RI, 2000; Saifuddin dkk, 2001)
Tabel 2. Jadwal Pemberian TT

Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih dulu ditentukan status


kekebalan / imunisasinya. Ibu hamil yang belum pernah mendapatkan
imunisasi maka statusnya T0, jika telah mendapatkan 2 dosis dengan
interval minimal 4 minggu atau pada masa balitanya telah memperoleh
imunisasi DPT sampai 3 kali maka statusnya adalah T2, bila telah
mendapat dosis TT yang ketiga (interval minimal 6 bulan dari dosis ke-2)
maka statusnnya T3, status T4 didapat bila telah mendapatkan 4 dosis
(interval minimal 1 tahun dari dosis ke-3) dan status T5 didapatkan bila 5
dosis telah didapat (interval minimal 1 tahun dari dosis ke 4). Selama
hamil bila ibu hamil statusnya T0 maka hendaknya mendapatkan minimal
2 dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu dan bila memungkinkan
untuk mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya). Ibu hamil dengan
status T1 diharapkan mendapatkan suntikan TT2 dan bila memungkinkan
juga diberikan TT3 dengan interval 6 bulan (bukan 4 minggu/1 bulan).
Bagi bumil dengan status T2 maka bisa diberikan satu kali suntikan bila
interval suntikan sebelumnya lebih dari 6 bulan. Bila statusnya T3 maka
suntikan selama hamil cukup sekali dengan jarak minimal 1 tahun dari
suntikan sebelumnya. Ibu hamil dengan status T4 pun dapat diberikan
sekali suntikan (TT5) bila suntikan terakhir telah lebih dari setahun dan
bagi ibu hamil dengan status T5 tidak perlu disuntik TT lagi karena telah
mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun). Walaupun tidak hamil
maka bila wanita usia subur belum mencapai status T5 diharapkan
mendapatkan dosis TT hinggga tercapai status T5 dengan interval yang
ditentukan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya tetanus pada bayi
yang akan dilahirkan dan keuntungan bagi wanita untuk mendapatkan
kekebalan aktif terhadap tetanus.
Imunisasi TT dapat didapatkan di:
a. Puskesmas/ puskesmas pembantu
b. Rumah sakit pemerintah/ swasta
c. Rumah bersalin
d. Polindes
e. Posyandu dan
f. Dokter/ bidan praktik

6. Pemeriksaan Hb ( T6 )
Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada kunjungan
pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% ibu hamil dinyatakan
Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg As. Folat
hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.

7. Pemeriksaan VDRL ( Veneral Disease Research Lab. ) ( T7 )


Pemeriksaan VDRL (Veneral Diseases Research Laboratory)
merupakan screening untuk sifilis, penyakit kelamin yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Janin yang terinfeksi dapat mengalami
gejalanya saat lahir atau beberapa bulan setelah lahir. Gejalanya berupa
pembesaran hati dan limpa, kuning, anemia, lesi kulit, pembesaran
kelenjar getah bening dan gangguan sistem saraf. Pengobatan terhadap
sifilis sebelum kehamilan bisa mencegah bayi terkena kongenital.
Pemeriksaan dilakukan pada saat ibu hamil datang pertama kali diambil
spesimen darah vena kurang lebih 2 cc. Apabila hasil test positif maka
dilakukan pengobatan dan rujukan.

8. Pemeriksaan Protein urine ( T8 )


Untuk mengetahui apakah pada urine mengandung protein atau
tidak untuk mendeteksi gejala Preeklampsi.

9. Pemeriksaan Urine Reduksi ( T9 ) 


Untuk ibu hamil dengan riwayat DM. Bila hasil positif maka perlu
diikuti pemeriksaan gula darah untuk memastikan adanya DMG.

10. Perawatan Payudara ( T10 )


Perawatan payudara untuk ibu hamil dengan puting susu yang
sudah menonjol dan tanpa riwayat abortus, perawatannya dapat dimulai
pada usia kehamilan 6 bulan ke atas. Ibu hamil dengan puting susu yang
sudah menonjol dengan riwayat abortus, perawatannya dapat dimulai
pada usia kehamilan di atas 8 bulan. Pada puting susu yang mendatar
atau masuk kedalam, perawatannya harus dilakukan lebih dini, yaitu usia
kehamilan 3 bulan, kecuali bila ada riwayat abortus dilakukan setelah usia
kehamilan setelah 6 bulan.

11. Senam Hamil ( T11 )


Senam hamil adalah suatu bentuk latihan yang kegunaannya untuk
memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut,
ligament-ligament, otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses
persalinan. Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan oleh ibu hamil
sebelum mengikuti senam hamil, syarat tersebut antara lain: telah
dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh dokter atau bidan.
Latihan dilakukan setelah kehamilan mencapai 22 minggu, latihan
dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas kemampuan fisik ibu.
Sebaiknya latihan dilakukan di rumah sakit atau klinik bersalin di bawah
pimpinan instruktur senam hamil.

12. Pemberian Obat Malaria ( T12 )


Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga
kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi disertai
mengigil dan hasil apusan darah yang positif.

13. Pemberian Kapsul Minyak Yodium ( T13 )


Diberikan pada kasus gangguan akibat kekurangan Yodium di
daerah endemis yang dapat berefek buruk terhadap Tumbuh kembang
Manusia.

14. Temu wicara / Konseling ( T14 )


Pada saat kunjungan antenatal, petugas kesehatan harus
menjelaskan pada klien dan suami tentang kondisi ibu dan janinnya, dan
jika penyulit terjadi beritahu ibu suami dan keluarga serta ajak ibu, suami
dan keluarga untuk membahas rujukan dan rencana rujukan. Rujukan
tepat waktu merupakan unggulan asuhan sayang ibu dalam mendukung
keselamatan ibu. Persiapan-persiapan dan informasi yang dapat
dimasukkan dalam rencana rujukan adalah :
a. Siapa yang akan menemani ibu atau bayi baru lahir.
b. Tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga (jika ada
lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang
paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan).
c. Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan
mendampingi mengendarainya. Transportasi harus tersedia segera,
baik siang maupun malam.
d. Siapa orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika tranfusi darah
diperlukan.
e. Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan
dan bahan-bahan.
f. Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada
saat ibu tidak di rumah.
Apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan 14T sesuai
kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T
(Prawiroharjo, 2014):
1. Timbang berat badan
2. Ukur tekanan darah
3. Ukur tinggi fundus uteri
4. Pemberian imunisasi TT lengkap
5. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan.
6. Tes terhadap penyakit menular sexual, HIV/AIDS, dan malaria.
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Anda mungkin juga menyukai