Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERSALINAN DITOLONG OLEH TENAGA KESEHATAN

A. TOPIK : Persalinan Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan


B. SUB TOPIK : Proses Persalinan
C. SASARAN : Ibu-ibu Hamil
D. HARI/TANGGAL : 14 Maret 2023
E. WAKTU : 20 menit
F. TEMPAT : Balai Desa Kandangan
G. PENYULUHAN/PETUGAS : Aghisna Mayla M.I.S
H. TUJUAN
1. Tujuan umum:
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan ibu-ibu hamil mampu
memahami tentang Proses Persalinan.
2. Tujuan khusus:
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit, diharapkan ibu-ibu hamil
mampu:
a. Menjelaskan pengertian pengertian dari persalinan
b. Menyebutkan 3 dari 5 tanda-tanda peersalinan
c. Menjelaskan secara singkat tentang proses persalinan
I. POKOK BAHASAN
a. Pengertian persalinan
b. Tanda-tanda persalinan
c. Proses persalinan
J. METODE : Ceramah
K. MEDIA : PPT
L. KBM :
No Kegiatan/Waktu Kegiatan Fasilitator Respon Audiens
1. Pembukaan (5 menit) 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
3. Menyampaikan tujuan 3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan pertanyaan
tentang pokok bahasan

2. Kegiatan Inti (10 menit) 1. Menjelaskan pengertian 1. Menperhatikan &


persalinan mendengarkan
2. Menjelaskan tanda-tanda 2. Memberikan pertanyaan
persalinan & menjawab
3. Menjelaskan proses pertanyaan
3. Menyampaikan
persalinan
pendapat
3. Penutup (5 menit) 1. Memberi pertanyaan 1. Menjawab pertanyaan
2. Menutup penyuluhan 2. Membalas salam
dengan salam
HASIL EVALUASI SAP
PERSALINAN DITOLONG OLEH TENAGA KESEHATAN

A. EVALUASI STRUKTURAL
1. Persiapan media yang akan digunakan. Yang sudah sesuai dengan SAP: LCD,
laptop, dan PPT
2. Persiapan tempat yang akan digunakan. Yang sesuai dengan SAP: Balai Desa
Kandangan
3. Persiapan SAP
4. Persiapan sudah lengkap
B. EVALUASI PROSES
Kegiatan penyuluhan tetang proses persalinan berjalan pada pukul 08.00 WIB dengan
jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan sebanyak 15 orang.
1. selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasa yang disampaikan
Yang sudah terlaksana: peserta tampak focus memperhatikan penjelasan materi
yang diberikan oleh penyaji.
2. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang disampaikan
Yang sudah terlaksana: peserta sangat aktif dalam bertanya dan menyampaikan
beberapa pertanyaan.
3. Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang diajukan
Yang sudah terlaksana: sat diajukan pertanyaan peserta menjawab dengan
bersamaan
C. EVALUASI HASIL
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian dari persalinan
Hasil: peserta yang ditunjuk mampu menjelaskan dengan benar
2. Sebutkan 3 tanda-tanda persalinan
Hasil: peserta mampu menyebutkan dengan benar
3. Jelaskan tentang proses persalinan
Hasil: peserta mampu menjelaskan tentang proses persalinan meskipun tidak
begitu lancer
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik ibu maupun janin.
Persalinan adalah proses pengeluaran bayi atau janin dari dalam kandungan.
B. Tanda-Tanda Persalinan
Tanda-tanda permulaan persalinan sebelum terjadi persalinan yang sebenarnya,
beberapa minggu sebelumnya, wanita memasuki “bulan-nya” atau “minggu-nya” atau
“hari-nya”. Yang disebut kala pendahuluan. Kala pendahuluan memberikan tanda-
tanda sebagai berikut:
1. Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul, terutama pada primigravida (seorang wanita yang baru pertama kali
hamil). Pada multipara (wanita yang telah melahirkan beberapakali), hal tersebut
tidak begitu jelas.
2. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
3. Sering buang air kecil atau sulit berkemih (polakisuria), karena kandung kemih
tertekan oleh bagian bawah janin.
4. Perasaan nyeri di perut dan di pinggang, oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah
uterus, kadang-kadang disebut “false labor pains”.
5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah, mungkin
bercampur darah (bloody show).
C. Proses Persalinan
1. Kala I (kala pembukaan)
Kala 1 persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh perubahan serviks yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan
lengkap (10 cm) pada primipara (wanita yang telah melahirkan satu kali) kala 1
berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada multipara (wanita yang telah
melahirkan beberapa kali) kira-kira 7 jam. Terdapat 2 fase pada kala 1, yaitu:
1) Fase Laten
Merupakan periode awal persalinan hingga ke titik ketika pembukaan mulai
berjalan secara progresif, yang umumnya dimulai sejak kontraksi mulai
muncul hingga pembukaan 3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung
dalam 7-8 jam. Selama fase ini presentasi mengalami penurunan sedikit
hingga tidak sama sekali.
2) Fase Aktif
Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan menjadi
komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya dimulai dari
3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam. Penurunan bagian
presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala
2 persalinan.
Fase aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain:
(1) Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
(2) Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat, dari 4 cm
menjadi 9 cm.
(3) Fase deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2
jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.

Pada kala 1 tugas penolong adalah mengawasi dan menanamkan semangat


kepada ibu bahwa proses persalinan adalah fisiologis tanamkan rasa percaya diri
dan percaya pada penolong.

Pemberian obat atau tindakan hanya dilakukan apabila perlu dan ada indikasi.
Apabila ketuban belum pecah, wanita inpartu boleh duduk atau berjalan-jalan.
Jika berbaring, sebaiknya ke sisi terletaknya punggung janin. Jika ketuban sudah
pecah, wanita tersebut dilarang berjalan-jalan harus berbaring. Periksa dalam
pervaginam dilarang, kecuali ada indikasi, karena setiap pemeriksaan akan
membawa infeksi, apalagi jika dilakukan tanpa memperhatikan sterilitas. Pada
kala pembukaan dilarang mengedan karena belum waktunya dan hanya akan
menghabiskan tenaga ibu. Biasanya, kala 1 berakhir apabila pembukaan lengkap
sampai 10 cm.

2. Kala II (kala pengeluaran janin)


Beberpa tanda dan gejala persalinan kala 2 adalah ibu mersakan ingin
meneran bersamaan terjadinya kontraksi, ibu merasakan peningkatan tekanan
pada rectum atau vaginanya, perineum terlihat menonjol, vulva vagina, dan
sfingter ani terlihat membuka, peningkatan pengeluaran lendir darah.
Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira- kira 2-3
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi
tekanan pada otot -otot dasar panggul yang secara reflektoris timbul rasa
mengedan, karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar dengan
tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai terlihat, vulva membuka
dan perenium meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahirlah
kepala dengan diikuti seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1½ - 2 jam, pada
multi ½ - 1 jam (Mochtar, 2002). Pada permulaan kala II, umumnya kepala janin
telah masuk P.A.P ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri. Apabila
belum pecah, ketuban harus dipecahkan. His datang lebih sering dan lebih kuat,
lalu timbullah his mengedan. Penolong harus telah siap untuk memimpin
persalinan. Ada 2 cara ibu mengedan:
1) Posisi berbaring sambil merangkul merangkul kedua pahanya dengan kedua
lengan sampai batas siku. Kepala diangkat sedikit hingga dagu mengenai
dada. Mulut dikatup.
2) Dengan sikap seperti diatas, tetapi badan miring ke arah terdapatnya
punggung janin dan hanya satu kaki yang dirangkul, yaitu yang sebelah atas.
Apabila kepala janin telah sampai di dasar panggul, vulva mulai terbuka
(membuka pintu), rambut kepala kelihatan. Setiap kali his, kepala lebih
maju,manus terbuka, perinium meregang. Penolong harus menahan perinium
dengan tangan kanan beralaskan kain kasa atau kain doek steril supaya tidak
terjadi robekan (ruptur perinei). Pada primigravida, dianjurkan melakukan
episiotomi.
Episiotomi dilakukan jika perinium menipis dan kepala janin tidak masuk
lagi ke dalam vagina, yaitu dengan jalan mengiris atau menggunting perinium.
Ada 3 arah irisan, yaitu medialis, mediolateralis dan lateralis. Tujuan episiotomy
adalah supaya tidak terjadi robekan perinium yang tidak teratur dan robekan pada
m. spinchter ani yang jika tidak dijahit dan dirawat dengan baik akan
menyebabkan inkontinensia alvi. Selanjutnya yaitu Ekspresi Kristeller dengan
mendorong fundus uteri sewaktu ibu mengedan, tujuanya membantu tenaga ibu
untuk melahirkan kepala (jarang digunakan karena dapat menyebabkan rupture
uteri, atonia uteri, trauma organ-organ dalam perut, dan solusio plasenta.
Ketika perinium meregang dan menipis, tangan kiri penolong menekan
bagian belakang kepala janin ke arah anus, tangan kanan di perinium. Dengan
ujung-ujung jari tangan kanan, dicoba mengait dagu janin untuk di dorong
pelanpelan ke arah simfisis. Dengan pimpinan yang baik dan sabar, lahirlah
kepala dengan ubun-ubun kecil (suboksiput) di bawah simfisis sebagai
hipomoklion, kemudian secara berturut-turut tampaklah bregma (ubun-ubun
besar), dahi, muka dan dagu. Perhatikan apakah tali pusat melilit leher, kalau ada,
lepaskan. Kepala akan mengadakan putaran ke salah satu paha ibu. Lahirkan bahu
depan dengan menarik kepala ke arah anus (bawah), lalu bahu belakang dengan
menarik pelanpelan ke arah simfisis (atas). Melahirkan badan, bokong, dan kaki
lebih mudah, yaitu dengan mengait kedua ketiak janin.
Bayi baru lahir yang sehat dan normal akan segera menangis,
menggerakkan kaki dan tanganya. Bayi diletakkan dengan kepala lebih rendah,
kira-kira membuat sudut 30 derajat dengan bidang datar. Mulut dan hidung
dibersihkan, dan lendir diisap dengan pengisap lendir, tali pusat di klem pada 2
tempat: 5 dan 10 cm dari umbilikus, lalu digunting diantaranya. Ujung tali pusat
pada bayi diikat dengan pita atau benang atau klem plastik sehingga tidak ada
pendarahan. Lakukan pemeriksaan ulang pada ibu: kontraksi atau palpasi rahim,
kandung kemih penuh atau tidak. Kalau penuh, kandung kemih harus
dikosongkan sebab dapat menghalangi kontraksi rahim dan menyulitkan kelahiran
uri.
3. Kala III (pengeluaran plasenta)
Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal di
bawah ini: perubahan bnetuk dan tinggi fundus, tali pusat memanjang, semburan
darah tiba-tiba.
Setelah bayi lahir kontraksi Rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras
dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang tebal 2 kali
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.
Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina akan lahir
spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses
biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai
pengeluaran darah kira-kira 100-200cc.
Manajemen aktif kala III meliputi pemberian oksitosin dengan segera,
pengendalian dengan tarikan pada tali pusat, dan pemijatan uterus segera setelah
plasenta lahir. Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir juga
dalam waktu 30 menit, periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi, periksa
adanya tanda pelepasan plasenta, berikan oksitosin 10 unit (intramuscular) dosis
ketiga, dan periksa si ibu dengan seksama dan jahit semua robekan pada serviks
dan vagina kemudian perbaiki episiotomy.
4. Kala IV
Kala pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai 1 jam. Periksa
fundus uteri setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama jam
kedua. Jika kontraksi tidak kuat massase uterus sampai menjadi keras.
Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih, dan perdarahan setiap 15
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua. Selain itu perawat
juga menganjurkan untuk minum agar mencegah dehidrasi. Higyene juga perlu
diperhatikan, istirahat dan biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan
hubungan ibu dan bayi. Sebagai permulaan dengan menyusui bayi karena
menyusui dapat membantu uterus berkontraksi.

Anda mungkin juga menyukai