TANDA-TANDA PERSALINAN
Oleh :
APRILIA INDRIASTUTI
NIM. P07224322083
TAHUN 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )
A. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, ibu hamil mampu memahami
dan mengetahui tentang tanda-tanda persalinan.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan :
1. Ibu hamil mengerti apa yang dimaksud dengan persalinan.
2. Ibu hamil mengerti keluarnya lender bercampur darah sebagai salah
satu tanda persalinan.
3. Ibu hamil mengerti adanya kontraksi yang teratur dan kuat sebagai
salah satu tanda persalinan.
4. Ibu hamil mengerti pecahnya selaput ketuban sebagai salah satu
tanda persalinan.
5. Ibu hamil mengerti bagaimana cara mengurangi rasa nyeri.
6. Ibu hamil mengerti kapan harus menghubungi tenaga kesehatan bila
terdapat tanda persalinan.
B. Materi
Terlampir
C. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
D. Media
Leaflet
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta diharapkan hadir saat penyuluhan
b. Setting tempat yang aman, nyaman dan tenang
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan dilakukan selama 10 menit
b. Peserta menyimak dengan baik materi yang diberikan
c. Peserta memberikan pertanyaan-pertanyaan sesuai topik yang dibahas.
3. Evaluasi Hasil
Ibu hamil dapat menjelaskan kembali hal-hal yang telah diterangkan oleh
penyuluh, berupa :
a. Ibu hamil mengerti apa yang dimaksud dengan persalinan.
b. Ibu hamil mengerti keluarnya lender bercampur darah sebagai salah
satu tanda persalinan.
c. Ibu hamil mengerti adanya kontraksi yang teratur dan kuat sebagai
salah satu tanda persalinan.
d. Ibu hamil mengerti pecahnya selaput ketuban sebagai salah satu
tanda persalinan.
e. Ibu hamil mengerti bagaimana cara mengurangi rasa nyeri.
f. Ibu hamil mengerti kapan harus menghubungi tenaga kesehatan bila
terdapat tanda persalinan.
F. Kegiatan penyuluhan
3. Ketuban pecah
Pada beberapa kasus membrane masih utuh hingga akhir tahap pertama
persalinan. Kemudian desakan kontraksi dan tekanan kepala bayi pada mulut
servik menyebabkan pecahnya membrane. Saat kebocoran dimulai, bisa dirasakan
seperti semburan air atau hanya rembesan, namun sebenarnya pecahnya
membrane takkan terasa karena membrane tidak memiliki saraf. Seringkali pada
ketuban pecah ini ibu merasakan seperti mengompol, namun untuk memastikan
apa yang keluar melalui jalan lahir tersebut apakah urin atau cairan ketuban dari
baunya. Urin biasanya mempunyai bau yang khas, demikian halnya dengan cairan
ketuban namun cairan ketuban ini berbau anyir.
Saat ketuban pecah maka akan keluar cairan ketuban melaui jalan lahir, selama
masa perjalanan menuju ke tenaga kesehatan sebaiknya gunakan pembalut untuk
menampung cairan yang keluar untuk mengurangi ketidaknyamanan bagi ibu.
Agar anak dapat keluar dari rahim maka perlu terjadi pembukaan dari servik.
Pembukaan servik ini biasanya didahului oleh pendataran dari servik. Yang
dimaksud dengan pendataran servik adalah pemendekan dari canalis cervicalis,
yang semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi suatu
lubang saja dengan pinggir yang tipis. Sebetulnya pendataran servik sudah
dimulai dalam kehamilan dan servik yang pendek ( lebih dari setengahnya telah
merata) merupakan tanda dari servik yang matang. Pelebaran leher rahim ini
hanya bisa dilihat melalui pemeriksaan dalam oleh tenaga kesehatan baik bidan
maupun dokter yang akan membantu persalinan. Persalinan akan dimulai ketika
serviks sudah membuka lengkap. Yang dimaksud pembukaan servik adalah
pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu lubang dengan
diameter beberapa millimeter menjaadi lubang yang dapat dilalui anak, kira-kira
10 cm. Jadi pembukaan dianggap lengkap jika telah mencapai ukuran 10 cm.
Tidak dapat dipungkiri bahwa proses persalinan identik dengan rasa nyeri
karena setiap persalinan normal selalu didahului dengan adanya kontraksi uterus
yang menimbulkan rasa nyeri. Factor- factor yang menyebabkan rasa nyeri
tersebut antara lain :
1. Gerakan kontraksi rahim menyebabkan otot-otot dinding rahim mengerut,
menjepit pembuluh darah.
2. Jalan lahir dan jaringan lunak di sekitarnya meregang, sehingga terasa nyeri.
3. Keadaan mental ibu (ketakutan, cemas, khawatir atau tegang), serta hormon
prostaglandin yang meningkat sebagai respon terhadap stress.
Cara mengurangi rasa nyeri :
1. Mintalah pasangan memijat punggung bawah, atau menggompres
punggung anda dengan air hangat di antara saat-saat kontraksi. Gunakanlah
talk atau vaselin sebagai pelicin saat memijat
2. Berkonsentrasilah pada pernafasan , untuk menenangkan dan mengurangi
rasa sakit.
3. Bernyanyilah atau bersuaralah saat nyeri timbul untuk melepaskan rasa
sakit anda. Namun, tidak perlu terlalu keras agar tidak membuang energi yang
sangat anda perlukan saat pengeluaran nantinya
4. Berkonsentrasilah pada tiap kontraksi. Jangan memikirkan rasa sakit atau
ketakutan untuk kontraksi yang berikutnya. Cobalah untuk melihat kontraksi
sebagai gelombang yang harus diikuti untuk mencapai saat penggeluaran sang
bayi
5. Bergeraklah terus diantara tiap kontraksi. Ini akan membantu anda untuk
mengatasi rasa nyeri saat persalinan. Saat kontraksi, pilihlah posisi yang
paling nyaman.
6. Pertahankan posisi punggung yang tegak, baik saat berdiri, duduk, maupun
posisi lainnya. Gunanya agar kepala bayi tetap berada di leher rahim
dengan baik, sehingga kontraksi yang terjadi semakin kuat dan efektif.
7. Buang air kecil sesering mungkin agar kandungan kencing tidak
menghalangi saat kontraksi.
Sampai saat ini mungkin masih banyak ibu yang belum tahu kapan harus
menghubungi tenaga kesehatan terutama pada ibu primigravida yang belum
pernah memiliki pengalaman dalam menghadapi tanda-tanda persalinan.
Kurangnya pengetahuan ibu terhadap hal ini bisa membahayakan ibu maupun
janin yang dikandungnya. Saat yang tepat menghubungi dokter adalah ketika Ibu
merasakan tanda-tanda memasuki tahap persalinan seperti yang telah disebutkan
diatas, Apalagi jika Ibu mengalami pecah ketuban. Jangan tunda menghubungi
tenaga kesehatan.
Pengetahuan tentang tanda – tanda persalinan diatas diharapkan dapat
membantu ibu hamil untuk lebih menyiapkan mentalnya dallam menghadapi
persalinan dan lebih waspada terhadap timbulnya tanda- tanda persalinan agar
tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan, karena jika ibu tidak mengetahui dan
tidak segera menghubungi tenaga kesehatan baik dokter maupun bidan maka hal
ini sangat membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya
DAFTAR PUSTAKA