Anda di halaman 1dari 17

No.

Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

PENGUKURAN SFRA
(Sweep Frequency Response Analyzer)

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :1/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

SFRA ( Sweep Frequency Response Analyzer )

SFRA adalah suatu peralatan yang dapat memberikan informasi tentang adanya pergeseran pada inti
dan belitan suatu transformator. Dengan melakukan pengujian, dapat diketahui bagaimana suatu
belitan memberikan sinyal bertegangan rendah dalam berbagai variasi frekuensi.

Transformator adalah sebuah rangkaian impedansi dimana unsur – unsur kapasitif dan induktif
berhubungan dengan konstruksi fisik transformator. Perubahan – perubahan dalam frekuensi respons
terukur dalam teknik SFRA yang mengindikasikan perubahan fisik dalam suatu transformator yang harus
didentifikasi dan diinvestigasi.

Analisa Respon Frekuensi


Setiap sistem mempunyai suatu karakteristik tertentu yang spesifik, sehingga dapat dijadikan
ciri atau sifat dari sistem tersebut. Karakteristik sistem dapat dianalisa berdasarkan basis atau
domain waktu ataupun domain frekuensi. Analisa transien merupakan jenis analisa
karakteristik sistem berdasarkan domain waktu dan biasanya dinyatakan dalam seberapa cepat
respon sistem terhadap perubahan yang terjadi. Parameter yang termasuk pada karakteristik
dalam domain waktu diantaranya: time constant, rise time, over-shoot, damping ratio, steady
state value, dan steady state error. Sedangkan analisa respon frekuensi adalah analisa
karakteristik sistem dengan melihat respon keadaan tunak suatu sistem terhadap masukan
sinusoida. Frekuensi dari masukan sinusoida ini diubah dari frekuensi rendah sampai frekuensi
tinggi (sweep frequency), kemudian pada keluaran sistem direkam. Magnitude dari keluaran
dibandingkan dengan magnitude keluaran pada nilai frekuensi tertentu. Kemudian perubahan
phase sinyal keluaran juga dibandingkan dengan sinyal masukan pada nilai frekuensi tertentu.
Secara phasor perbandingan sinyal keluaran terhadap masukan dinyatakan dalam persamaan
berikut:

V o A o ∠ φo A o
= = ∠(φ o−φi )
V i A i ∠ φi A i (1)
Sebagai ilustrasi metode respon frekuensi ini ditunjukkan pada gambar berikut:
Masukan Keluaran

Sistem

Perbedaan magnitude
Keluaran dan masukan
dibandingkan

Perbedaan phasa

Gambar 1: Respon frekuensi sistem pada satu nilai frekuensi

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :2/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

(analisa dilakukan untuk setiap frekuensi dari frekuensi rendah sampai frekuensi tinggi)
Penyajian respon frekuensi suatu sistem dapat dilakukan dalam tiga jenis, yaitu:
1. Diagram Bode
2. Diagram log besar terhadap fasa (Nichols)
3. Diagram polar (Nyquist)
Dalam penyajian diagram bode, respon frekuensi disajikan dalam dua diagram tepisah, satu
merupakan diagram besar (magnitude) terhadap frekuensi dan yang satunya lagi merupakan
diagram sudut fasa terhadap frekuensi. Keduanya digambar dalam skala logaritmik dan
ditunjukkan pada Gambar 2.
dB Magnitude Response
50
DB Gain

-50

-100 -1 0 1 2
10 10 10 10
Angular Frequency - rad/sec
Phase Response
Angle - degrees

-50

-100

-150

-200

-250

-300
-1 0 1 2
10 10 10 10
Angular Frequency - rad/sec

Gambar 2: Penyajian respon frekuensi dalam diagram bode

Diagram besar (magnitude) merupakan perbandingan dari amplitudo keluaran terhadap


amplitudo masukan yang dinyatakan dalam desibel (dB) dan dirumuskan sebagai berikut:

Ao
Gain[ dB ]=20 log( )
Ai (2)
Sedangkan diagram sudut fasa adalah perbedaan antara sudut fasa sinyal keluaran terhadap
sudut fasa sinyal masukan dan dirumuskan sebagai berikut:

Fasa[ derajat ]=φo −φ i (3)


Diagram log besar terhadap fasa (diagram nichols) merupakan penyajian lain dari diagram
bode, dimana log besar sebagai sumbu tegak dan fasa sebagai sumbu datar. Sedangkan
frekuensi tidak tersajikan secara gamblang.

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :3/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

Frekuensi

Magnitude

Fasa
Gambar 3: Penyajian respon frekuensi dalam diagram nichols

Sedangkan diagram polar suatu sistem fungsi alih G(j) adalah suatu diagram besar
(magnitude) dari G(j) terhadap fasa dari G(j) pada kordinat polar jika frekuensi diubah dari
nol sampai tak terhingga. Untuk menggambarkan diagram bode menjadi diagram polar dapat
dilakukan dengan mengubah besaran magnitude dalam dB beserta sudut fasa dalam derajat
menjadi bilangan kompleks (real dan imajiner) dari persamaan (2) dan (3) diatas menjadi
sebagai berikut:

π
Real =10(Gain/20 ) cos( fasa )
180 (4)
π
Imaginer=10( Gain/20 ) sin( fasa )
180 (5)
0.1

0.08

0.06
Im 0.04

0.02
Ao imajiner 0
Ai -1.4
-0.02
-1.2 -1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0

-0.04

-0.06
(o  i ) -0.08

-0.1

real real
Gambar 4: Penyajian respon frekuensi dalam diagram polar (nyquist)
Diagram respon frekuensi dari ketiga penyajian tersebut adalah spesifik untuk setiap sistem,
sehingga apabila terjadi perubahan fisik pada sistem akan mengubah diagram tersebut. Dari
sifat yang spesifik ini, metoda respon frekuensi dapat digunakan untuk mengetahui atau
mendeteksi terjadinya kerusakan dari suatu sistem. Salah satu contoh adalah metode SFRA
(Sweep Frequency Response Analysis) yang digunakan untuk mendeteksi terjadinya perubahan
karakteristik pada sebuah tranformer daya.

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :4/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

250
0
200
-10
150
-20
100
-30
50
-40
0
-50 -50
-60 -100
-70 -150

-80 -200

-90 -250
2.0E+01

1.6E+03

4.8E+03

1.4E+04

3.8E+05

1.1E+06
6.0E+01

1.8E+02

5.4E+02

4.3E+04

1.3E+05

2.0E+01

5.4E+02

1.6E+03

4.3E+04

1.3E+05
6.0E+01

1.8E+02

4.8E+03

1.4E+04

3.8E+05

1.1E+06
H1-H0 RMS H2-H0 RMS H3-H0 RMS H1-H0 Phase H2-H0 Phase H3-H0 Phase

Gambar 5. SFRA disajikan dalam diagram bode.


Gambar 5 menunjukkan SFRA yang disajikan dalam diagram bode (diagram log besar dan
diagram fasa). Dalam grafik tersebut terdapat 3 karakteristik dari sebuah tranformer.
Perbedaan bentuk ketiga grafik menunjukkan terjadinya perubahan karakteristik dari sebuah
transformer. Dari grafik ini perbedaan yang terjadi tidak begitu terlihat dengan jelas, baik pada
grafik log besar maupun pada grafik fasa. Apabila kedua grafik ini (diagram bode) kemudian
disajikan dalam diagram polar (nyquist), maka perbedaan karakteristik dari ketiga grafik tadi
akan lebih terlihat dengan jelas, seperti ditunjukkan pada Gambar 6. Hal ini dapat membantu
secara lebih seksama dalam menganalisa suatu kerusakan yang terjadi pada sebuah
transformer.
< 2 kHz 2 kHz to 20 kHz

0,01 0,05

0,04
0,005
0,03

0 0,02
Im ag in e r

Im ag in er

0,01
-0,005
0

-0,01 -0,01

-0,02
-0,015
-0,03

-0,02 -0,04
0 0,0005 0,001 0,0015 0,002 0,0025 0 0,02 0,04 0,06 0,08
Real Real

20 kHz to 400 kHz 400 kHz to 1 MHz

0,25 0,1

0,2 0,05

0,15 0
0,1 -0,05
Im ag in er

Im ag in er

0,05 -0,1

0 -0,15

-0,05 -0,2
-0,1 -0,25

-0,15 -0,3

-0,2 -0,35
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 -0,1 0 0,1 0,2 0,3 0,4
Real Re al

Gambar 6. SFRA disajikan dalam diagram polar untuk 4 region frekuensi.

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :5/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

Frequency
Region Components Failure Sensitivity
Sub-Band
Core Deformation, Open Circuits, Shorted
Region 1 < 2 kHz Main Core Bulk Winding Inductance
Turns and Residual Magnetism
Bulk Winding Movement between
Region 2 2 kHz to 20 kHz Bulk Component Shunt Impedances
Windings and Clamping Structure
20 kHz to 400 Deformation within the Main or Tap
Region 3 Main Windings
kHz Wndings
400 kHz to 1 Main winding, Tap windings and Movement of the Main and Tap Windings,
Region 4
MHz Test Leads Ground Impedances Variations

Pada peralatan uji SFRA dari pabrikan Doble, alat tersebut mengaplikasikan tegangan input – V in
(source dan reference) diinjeksikan pada bushing fasa (H1) sedangkan tegangan output – V out
merupakan titik ukur (measurement) pada bushing netral (H0). Pada gambar 10. Titik ukur normal (H1-
H0) ditandai dengan alur grafik berwarna hijau sedangkan titik ukur sebaliknya (H0-H1) ditandai dengan
alur grafik berwarna biru.

Gambar7. H1 – H0 (hijau) dan H0 – H1 (biru)

Dengan demikian diperlukan konsistensi dalam melakukan pengujian sehingga tidak terdapat kesalahan
interpretasi dalam diagnosa.

Gambar 8 menunjukkan contoh dimana SFRA dapat mendiagnosa sebuah short turn dalam sebuah
transformator step up generator. Dalam hasil uji SFRA, setiap fasa di plot sebagai respons dalam satuan
dB terhadap frekuensi dalam satuan Hz. Dalam kasus ini, respons salah satu fasa sangat berbeda
terhadap dua fasa yang lain yang mengindikasikan terjadi short turn.

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :6/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

Gambar 8. Short turn satu Fasa pada Transformator Generator

Cara menganalisa trafo dengan data hasil pengukuran SFRA.

Pada menu software SFRA dari berbagai merk dapat melakukan konversi file dengan extensen (.sfra, .fra
dll) menjadi file dengan extensen .csv. hasil konversi ini dibuka dengan program Exel Office maka dapat
diperoleh data dasar berupa table yang terdiri dari 3 s/d 4 kolom seperti ‘index’, ‘frequensi’.
‘magnitude’, ‘phase’ dan ‘impedansi’. Data ini dibentuk grafik magnitude yaitu kolom frequensi dan
magnitude misalkan untuk pengukuran antara H1-H0 dimana jumlah row/baris masing-masing merk
tidak sama dan dengan merubah grafik liner menjadi logaritma maka didapat grafik dengan sumbu
decibel (dbel) terhadap frequensi (Hz) yang sama bentuknya dengan hasil software computer.
Selanjutnya dengan cara yang sama dibuat grafik phase karena nilai yang berbeda yaitu phase satuannya
adalah derajat (degree) terhadap frequensi (Hz). Dengan menu yang ada di program excel maka dapat
disusun baik secara bersama ketiga fasa pada sisi HV, LV dan TV atau gabungan ketiganya hanya
grafiknya menjadi bertumpuk dan sulit untuk dianalisa.

Cara membuat grafik magnitude maka di ‘highlight’ kolom frequensi dan magnitude kemudian pilah
menu insert dan klik di grafik jenis ‘SCATTER’ dan pilih chart with smotth line pada menu ‘chart’ maka
mendapat kurva masih bersifat liner.

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :7/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :8/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

Dengan mengklik kanan sumbu horizontal dan pilih ‘format Axis’ maka muncul menu format axis
kemudian pilih kontak centak ‘logaritma scale’ dan sesuaikan ‘display unit’ umtuk mempermudah
membaca skalanya satuan, hundreds, 10000 dsb. Maka diperoleh grafik magnitude freq – dBell.

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :9/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

curve magnitude LV side


10 100 1000 10000 100000 1000000 10000000
0
-10
-20
mag (dB)

-30
-40
-50
-60
-70
-80
frequensi (Hz)

X3- H0X0 X2- H0X0 X1 - H0X0

Cara yang sama untuk membuat grafik phase dimana sebagai grafik antara frequensi terhadap sudut
phasa dengan satuan derajat atau ‘degree’

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :10/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

curve phase LV side


10 100 1000 10000 100000 1000000 10000000
200

150

100

50
mag (dB)

-50

-100

-150

-200
frequensi (Hz)

X3-H0X0 X2-H0X0 X1- H0X0

Untuk membuat grafi polar dimana rumus :

π
Real =10(Gain/20 ) cos( fasa )
180
π
Imaginer=10( Gain/20 ) sin( fasa )
180
Dirubah dalam bentuk formula excel menjadi :

Bilangan real adalah =10^(C4/20)*COS(PI()/180*D4)

Bilangan imajiner adalah =10^(C4/20)*SIN(PI()/180*D4)

Diposisikan dengan data awal sehingga menjadi sepeti gambar dibawah ini :

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :11/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

Dengan cara yang sama menu insert setelah highlight kolom ‘real’ dan ‘imaj’ pilih ‘scatter’ kemudian
pilih yang chart with smooth line maka mendapatkan kurva ‘polar’.

CURVE POLAR LV SIDE


0.3
0.2
0.1
0
-0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
IMAJINER

-0.1
-0.2
-0.3
-0.4
-0.5
-0.6
REAL

X3-H0X0 X2-H0X0 X1-H0X0

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :12/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

Membagi berdasarkan ‘FREQUENSI SUB-REGION’

Pada kolom frequensi cari nilai frequensi = 2000 atau 2 kHz berada pada row (baris) berapa catat,
demikian juga f= 20 kHz, 400 kHz dan 2000 kHz. Maka pembagian sub-region menjadi :

REGION FREQUENSI SUB - BAND ROW


I < 2kHz 4 - 420
II 2 kHz - 20 kHZ 421 - 628
III 20 Khz - 400 kHz 629 - 899
IV 400 kHz - 2000 kHz 900 - 1044

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :13/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

Dengan menganalisa dan evaluasi bentuk grafik polar pada setiap REGION sama dan sebangun, identik
dan pola serta skalanya maka dapat diketahui perbedaan yang sangat jelas antara fasa atau fasa hasil
pengukuran sebelumnya dan atau yang sejenis (sister). Berdasarkan REGION dan FREQUENSI maka
‘COMPONENT’ dan ‘FAILURE SENSITIVITY’ dapat dijelaskan komponen trafo dan perkiraan jenis
kerusakannya.

Yang harus diperhatikan saat pengukuran dengan SFRA.

1. apapun obyek yang diuji hanya memiliki satu cek point pentanahan untuk sistem tertutup.
2. Sinyal ditempatkan pada kabel ground sebagai saluran sinyal kembali sehingga tidak ada signal
lain yg mengakibatkan interference dan memastikansignal yang benar.
3. Koneksi ketanah melalui mur, baut atau flens, tidak berarti memiliki Kontak solid yang baik

Contoh kasus SFRA sebelum dan sesudah gangguan.

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :14/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :15/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

Analisa.

transformer dengan tersebut hasil ukur dengan SFRA menjelaskan bahwa telah terjadi gangguan pada
system connection:

1. Pada phasa H1 dan H3 pada sisi HV.


2. Kondisi kumparan Utama (main winding) tidak deformasi.

ooo000ooo

SOAL SFRA.
Jawablah Pertanyaan Esay Dibawah Ini Dengan Jelas.

1. apa tujuan menggunakan frequensi yang bervariasi dalam menguji pada transformator.
Jawaban:
dapat memberikan informasi tentang adanya pergeseran pada inti dan belitan suatu
transformator. Dengan melakukan pengujian, dapat diketahui bagaimana suatu belitan
memberikan sinyal bertegangan rendah dalam berbagai variasi frekuensi.

2. Apa yang dimaksud dengan analisa respon frekuensi.

Jawaban:
adalah analisa karakteristik sistem dengan melihat respon keadaan tunak suatu sistem terhadap
masukan sinusoida.

Pilihan jawaban yang benar dan diberi tanda silang

3. Apa satuan untuk perbedaan amplitude dari frequensi input dan output
a. Decimeter.
b. Decibell
c. Sentimeter.
d. Doble.

4. Apa yang dimaksud dengan resonanasi.


a. Adalah nilai tahanan isolasi terendah.
b. Adalah persamaan nilai impedansi sama dengan nol.
c. Dimana pada frequensi tertentu nilai XL sama dengan XC

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :16/17


No. Dokumen
SFRA (Frequency Response Analyzer ) )
Berlaku Efektif

d. Nilai Impedansi trafo sama dengan 3 X 0

5. Apa yang disiapkan pada saat pengukuran SFRA pada transformator.


a. Obyek uji harus mempunyai pentanahan (grounding) yang baik.
b. Peralatan SFRA harus di lindungi dengan sangkar Faraday.
c. Terminal bushing dihubung singkat semuanya.
d. Power supplai 220 volt harus pada frequensi 60 Hz.

6. Mengapa konduktor yang dilepas dari bushing sisi primer dan sekunder serta tertier harus di
jauhkan dari trafo yang akan diuji.
a. Akan terjadi induksi ke trafo yg diuji.
b. Terjadi arus bocor yg mengalir melalui trafo.
c. Terjadi hubung singkat pada trafo tenaga.
d. Terjadi interferensi induksi dari konduktor yang terinduksi dan mengakibatkan hasilnya
tidak baik.

-------0000-------

EDISI : 01 REVISI : 00 Hal :17/17

Anda mungkin juga menyukai