Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan laporan hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Laporan
ini merupakan bukti bahwa saya telah melaksanakan dan menyelesaikan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) di PT. PLN (PERSERO) UIW S2JB UP3 OGAN ILIR
ULP PRABUMULIH.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih, kepada pihak yang
telah membantu sehingga dapat menambah wawasan penulis dengan
membandingkan antara teori praktek dan lapangan.
Laporan ini dapat dibuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari
pihak pembimbing materi maupun teknis, oleh karena itu saya mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Allah SWT Yang maha Esa, yang telah memberikan anugerah luar biasa.
2. Ayah dan Ibu tercinta, yang telah mendukung kami dengan sepenuh hati.
3.Yth. Ibu Evi Komalasari S.Sos selaku Kepala Sekolah Smk Bukit Asam
Tanjung Enim
4.Yth. Bapak Gemmilang Surya S.Pd. Gr selaku Ketua Pelaksana PKL
5.Yth. Bapak Helmi Lazuardi Selaku Manager PT. PLN (PERSERO)
PRABUMULIH
6. Yth. Bapak Dedi Iskandar selaku Supervisor Teknik Perusahaan PT. PLN
7. Yth. Bapak Didi irawan Selaku Pembimbing Lapangan
8. Yth. Tim Har yang telah memberi pelajaran tambahan kepada kita semua
9. Seluruh staf karyawan PT. PLN (PERSERO) PRABUMULIH
10. Dan semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini
sehingga dapat diselesaikam dengan baik.
Prabumulih, 13 April 2022

(Amelia Komala)

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..………………………………………..................………

HALAMAN MOTTO.............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI...........................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Penulisan Laporan PKL...........................................................1

1.2 Tujuan Pelaksanaan PKL...................................................................................1

1.3 Tujuan Pembuatan Laporan PKL.......................................................................2

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL................................................................2

1.5 Manfaat Pembuatan Laporan PKL.....................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................4

2.1 Tinjauan Pustaka................................................................................................4

2.2 Gardu Distribusi (Transformator)......................................................................4

2.3 Bagian Bagian Transformator Distribusi...........................................................5

2.4 Macam Macam Gangguan pada Transformator Distribusi................................7

BAB III GAMBARAN UMUM DU / DI..............................................................8

3.1 Sejarah Singkat PT. PLN...................................................................................8

3.2 Visi dan Misi.....................................................................................................10

ii
3.3 Identitas PT. PLN..............................................................................................10

3.4 Struktu Organisasi….........................................................................................14

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH................................................................15

4.1 Trouble Shooting..............................................................................................15

4.2 SOP Penggantian Trafo Distribusi…..............................................................15

BAB V PENUTUP................................................................................................19

5.1 Kesimpulan......................................................................................................19

5.2 Saran…............................................................................................................20

BAB VI DAFTAR PUSAKA.............................................................................21

LAMPIRAN.........................................................................................................22

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 PT PLN.................................................................................................9

Gambar 3.2 Bidang Persegi Panjang.....................................................................10

Gambar 3.3 Petir atau Kilat....................................................................................10

Gambar 3.4 Gelombang 3.......................................................................................11

Gambar 3.4.1 Struktur Organisasi...........................................................................14

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan Laporan PKL

Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah bentuk kegiatan pembelajaran


akademik pada siswa untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
tenaga kerja yang berkualitas. Dengan kegiatan PKL tersebut diharapkan dapat
meningatkan keterampilan, pengetahuan dan pengalaman siswa dalam memasuki
dunia kerja yang sebenarnya. Maka dari itu siswa dapat mempersiapkan dirinya
dengan baik sebelum masuk ke dalam dunia industri atau dunia usaha.

Kegiatan PKL ini juga digunakan untuk mengembangkan kemampuan


siswa. Para siswa diharapkan dapat memperoleh pengalaman dalam dunia industri
melalui kegiatan ini. Selain iu kegiatan PKL berfungsi sebagai penghubung dunia
pendidikan dengan dunia industri sehingga kewajiban Akademiknya dapat
terpenuhi serta dapat mempersiapkan siswa dalam menghadapi persaingan dunia
kerja dengan pengetahuan yang mereka peroleh sebelumnya.

1.2 Tujuan Pelaksanaan Laporan PKL

PKL atau Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan untuk melatih dan


memberikan pengajaran kepada siswa dalam Dunia Industri atau Dunia Usaha
yang relevan terkait kompetensi keahlian masing masing. Selain itu PKL juga
bertujuan untuk memberikan bekal ilmu dalam dunia kerja agar dimasa
mendatang para siswa dapat bersaing dalam dunia industri yang semakin ketat
seperti saat ini, untuk mempersiapkan siswa agar memiliki kemampuan teknis
dengan wawasan yang luas dan fleksibel di era kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan, meningkatkan mutu dalam Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),
serta mengasah dan mengimplementasikan materi yang diperoleh siswa dari
sekolah masing masing terkait jurusannya.

1
1.3 Tujuan Pembuatan Laporan PKL

1.3.1 Diharapkan mampu mengimplementasikan materi yang didapat di sekolah.


Sehingga materi tersebut dapat diterapkan di area kerja dengan baik.
1.3.2 Mampu melatih siswa dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara
profesional di dunia kerja. Sehingga nantinya para siswa tidak canggung dan
takut lagi untuk berkomunikasi secara profesional.
1.3.3 Dapat mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan dasar yang
dimiliki oleh para siswa. Tentu saja materi yang sesuai dengan bidang yang
mereka ambil.
1.3.4 Mampu menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan dunia usaha
atau dunia industri.
1.3.5 Mampu membentuk pola pikir yang konstruktif bagi siswa.

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan PKL

Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan untuk program keahlian


Teknik Instalasi Tenaga Listrik pada tahun 2022 dilaksanakan mulai tanggal 13
Januari 2022 sampai dengan 13 April 2022, sesuai dengan tempat yang telah
ditentukan. Dalam melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. PLN
(PERSERO) UIW S2JB UP3 OGAN ILIR ULP PRABUMULIH yang
beralamatkan Jalan Diponegoro, Muara Dua, Prabumulih Telp. 021 - 7251234.
Fax. 021 - 7221330 menggunakan sistem 5 hari kerja yaitu sebagai berikut :

Hari Senin-Jum'at dimulai pukul 08.00-16.00 WIB.

2
1.5 Manfaat Pembuatan Laporan PKL

1.5.1. Bagi Penulis, dapat memahami lebih dalam tentang dunia kerja dengan
segala permasalahan yang dihadapi, dapat menganalisa sistematika kerja
perusahaan dalam menangani setiap proyeknya, serta menjadi bekal yang
baik ketika penulis akan terjun ke dunia kerja.
1.5.2. Bagi Sekolah Smk Bukit Asam kejuruan Telnik Instalasi Tenaga Listrik,
agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten dan siap
kerja serta sebagai media dalam menjalin hubungan kerja sama dengan PT.
PLN (PERSERO) PRABUMULIH dalam rangka pengembangan
pendidikan, sekaligus menyambungkan ilmu pengetahuan dan pengalaman
bagi siswa smk.
1.5.3. Bagi PT. PLN (PERSERO) PRABUMULIH, laporan kerja praktek ini
diharapkan dapat menjadi masukan yang berarti untuk memperbaiki kinerja
perusahaan dan menguraikan sejumlah permasalahan yang belum diketahui
selama ini.
1.5.4. Bagi Pembaca, agar laporan kerja praktek ini dapat dijadikan acuan yang
berarti serta sumber inspirasi yang bermanfaat di kemudian hari.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Salah satu gangguan yang terjadi pada gardu distribusi yaitu disebabkan
beban lebih pada transformator. Gangguan tersebut akan mengakibatkan rusaknya
transformator dan mengurangi umur pakai dari transformator tersebut. Agar
gangguan tersebut dapat diketahui dengan cepat dan dapat mengetahui data beban
secara kontinu, maka dibuatlah rancang bangun alat monitoring beban lebih
berbasis SMS gateway pada gardu distribusi. Alat monitoring ini bekerja dengan
batasan nilai overload yang telah ditentukan sebesar 90% dari nominal
transformator distribusi yang digunakan. Dari hasil perancagan didapat, alat
monitoring beban lebih bekerja baik dalam memberi peringatan lebih melalui
SMS Gateway maupun buzzer. Perancangan alat simulasi pendeteksi overload
dan pelaksanaan sisipan transformator distribusi satu phase menggunakan
Arduino Mega 2560 sebagai pusat kendali dari simulasi pendeteksi overload
transformator distribusi 1 fasa. Tindakan preventif yang bisa dilakukan supaya
transformator yang bersangkutan tidak overload adalah dengan pelaksanaan
metode sisip transformator. Alat tersebut dapat memantau keadaan transformator
distribusi satu fasa, mempercepat respon petugas dan penanganan apabila terjadi
overload melebihi kapasitas transformator, dan sebelum terjadi ledakan atau
pemadaman mendadak karena breaker pada transformator trip.

2.2 Gardu Distribusi (Transformator)

Gardu distribusi merupakan salah satu komponen dari suatu sistem


distribusi yang berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke konsumen atau
untuk membagikan atau mendistribusikan tenaga listrik pada konsumen baik
konsumen tegangan menengah maupun konsumen tegangan rendah. Gardu
Distribusi terdiri dari Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (TM 20
kV), Transformator Distribusi dan Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah

4
TR 220/380 V). Transformator distribusi digunakan untuk menurunkan tegangan
listrik dari jaringan distribusi tegangan tinggi menjadi tegangan terpakai pada
jaringan tegangan rendah (Voltage Regulator transformer), misal tegangan 20 kV
menjadi tegangan 380 Volt atau 220 Volt. Sedang transformator yang digunakan
untuk menaikan tegangan listrik (step up transformer), hanya digunakan pada
pusat pembangkit tenaga listrik agar tegangan yang didistribusikan pada satu
jaringan dengan jarak yang jauh (long line) tidak mengalami penurunan tegangan
(voltage drop) yang berarti, yaitu tidak melebihi ketentuan voltage drop yang
diperkenankan 5% dari tegangan semula.

2.3 Bagian Bagian Transformator Distribusi

2.3.1. Arrester

Arrester merupakan alat untuk melindungi isolasi atau peralatan listrik


terhadap tegangan lebih yang diakibatkan oleh sambaran petir atau tegangan
transient yang tinggi dari suatu penyambungan atau pemutusan rangkaian
(sirkuit). Dengan jalan mengalirkan arus denyut (surge current) serta membatasi
berlangsungnya arus ikutan (follow current) serta mengembalikan keadaan
jaringan-jaringan ke keadaan semula tanpa menganggu sistem.

2.3.2. Breaker

Breaker berfungsi untuk mematikan transformator secara manual. Breaker


Transformator Distribusi ini digunakan untuk memisahkan sisi primer
transformator dan sisi sekunder transformator. Breaker ini ditanam pada tangki
transformator yang mana berfungsi sebagai pemutus hubungan sisi primer dan
sekunder transformator dengan syarat adanya kelebihan beban/ overload yang
dialami oleh transformator tersebut. Apabila breaker ini sudah trip, maka
transformator distribusi sudah tidak bisa menyalurkan energi listriknya ke beban.
Untuk membuat transformator bekerja lagi maka breaker harus di ON kan lagi
dengan bantuan Stick yang digunakan menyaklarkan kembali pada breaker.

5
2.3.3. Bushing

Bushing adalah sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator yang


sekaligus berfungsi sebagai penyekat antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator. Bushing digunakan untuk menghubungkan sisi tegangan tinggi ke
transformator dan memiliki syarat titik tembus tertentu. Bahan utama bushing
biasanya dibuat dari bahan keramik atau arching horn. Dalam transformator, ada 2
jenis bushing, yaitu bushing primer bushing sekunder.

2.3.4. Tangki Tranformator

Tangki transformator merupakan bagian untuk menempatkan


perlengkapan transformator distribusi, seperti : bushing, inti besi, kumparan
(primer dan sekunder), minyak transformator, tap changer, dan sebagainya.
Bentuk tangki transformator bermacam-macam sesuai produk mereknya,
misalnya: berbentuk kotak (segi empat) dan oval.

2.3.5. Indikator Transformator 1 fasa

1) Indikator nyala lampu pada saat transformator dalam keadaan beban lebih.

2) Indikator tap changer.

2.3.6. Tap Changer/ sadapan

Dalam proses penyaluran tenaga listrik , hal utama yang perlu


diperhatikan adalah kestabilan frekuensi dan tegangan ke konsumen. Kestabilan
frekuensi diatur oleh pusat pengatur beban, sedangkan kestabilan tegangan dapat
diatur dengan merubah tap changer. Prinsip kerja tap changer adalah dengan
mengubah banyaknya belitan pada sisi primer dan sekunder. Dengan demikian
tegangan output dapat disesuaikan dengan kebutuhan sistem berapapun tegangan
inputnya.

6
2.4 Macam-Macam Gangguan pada Transformator Distribusi

Terdapat 3 macam gangguan yang ada pada Transformator Distribusi secara


umumnya, antara lain sebagai berikut:

2.4.1. Overload transformator distribusi

Overload pada Transformator merupakan salah satu gangguan yang sering


terjadi dan dialami pada suatu kasus kejadian. Diakibatkan pembebanan yang
terlalu tinggi atau besar pada sisi sekunder yang tidak sesuai pada kapasitas
Transformator itu sendiri. Pada umumnya Transformator Distribusi 1 Phase
mempunyai effisiensi maksimum 80% pada penggunaannya. Sehingga
Transformator tersebut hanya mampu

membebani maksimum sekitar 80% dari kemampuan kapasitasnya. Kemampuan


Daya Transformator Distribusi 1 Phase (VA) =Spek Kapasitas Transformator x
80%

2.4.2. Drop tegangan transformator distribusi

Drop tegangan yang terjadi pada Transformator Distribusi 1 phase


disebabkan beberapa hal, antara lain:

1) Jarak terhadap beban yang terlalu jauh pada pemasangan transformator


distribusi.

2) Sambungan yang bermasalah, sebab masalah pada sambungan biasanya karena


kurang sempurna atau kencang sambungan tersebut.

2.4.3. Ketidakseimbangan beban pada transformator distribusi

Transformator distribusi 1 phase mengalami ketidakseimbangan beban


karena pada kondisi beban yang berkembang dari perencanaan awal tidak sesuai
dan penyaluran secara tidak merata. Pada kondisi ini dapat menyebabkan rugi
daya karena timbul gangguan secara susut teknisnya. Timbul arus yang menuju ke
netral, sehingga membuat arus yang terbuang sia-sia ke tanah dan tidak bisa
dimanfaatkan.

7
BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat PT.PLN (PERSERO)


Sejarah Singkat Berdirinya PT. PLN (Persero) Di Indonesia cahaya listrik
mulai bersinar pada akhir abad XIX, yakni pada jaman pemerintahan Hindia
Belanda. Kelistrikan awal mulanya dibangun di Palembang dalam kaitannya
dengan usaha pertambangan minyak, sementara di Ambon dan Makasar untuk
kepentingan militer. Sejak awal abad ke-20, listrik terutama digunakan sebagai
ganti lampu-lampu gas. Pada saat itu perusahaan penguasaan pelistrikan Indonesia
masih dipegang dan di selenggarakan secara monopoli oleh perusahaan swasta
Belanda.

Pada tahun 1905,Pemerintah Hindia Belanda memberikan izin kepada


Bndoengsche Electriciet Maatschappij (BEM) untuk mendirikan listrik di Bandung
yang bertugas dalam Bidang pembuatan jaringan-jaringan listrik untuk kota
Bandung dan sekitarnya.

Pada tahun 1919, perusahaan BEM dihapuskan dan digabungkan dalam


suatu perusahaan Perseroan Terbatas dengan nama Gemmeenshapp lijke
Elektriciteit Bsdrijf En Omstreken (GEBEO NV) dengan cakupan daerah kerja
meliputi Bandung dan sekitarnya. GEBEO NV merupakan perseroan terbatas
pertama yang mengusahakan kelistrikan termasuk pendistribusian tenaga listrik.

Pada tahun 1942 sampai tahun 1945, pada masa penjajahan jepang,
perusahaan distribusi tenaga listrik dikelola oleh Djawa Djigyo Sha Bandoeng
Chisa. Sedangkan pembangkitan dan penyaluran gardu-gardu dilaksanakan oleh
dua instansi yaitu oleh Seibu Denki Djigya Sha tahun 1942 sampai 1943 dan oleh
Denki Kosha sejak tahun 1943-1945 dengan wilayah kerja di seluruh pulau Jawa.

Pada masa revolusi perjuangan fisik, yaitu dari tahun 1945-1946


pelaksanaan distribusi tenaga listrik untuk Jawa barat khususnya dan Indonesia

8
umumnya dilaksanakan oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Jawatan
Listrik.

Pada tahun 1948, Belanda masuk ke Indonesia maka pemerintah RI hijrah ke


Yogyakarta, sehingga pengusahaan distribusi tenaga listrik khususnya di Jawa
Barat termasuk Jakarta diusahakan kembali oleh GEBEO NV. Sedangkan usaha
pembangkitan dan penyaluran tetap dikuasai RI yaitu Perusahaan Negara untuk
Pembangkit Listrik, yang disingkat PENUMPETEL, dengan wilayah kerja
meliputi seluruh Jawa Barat dan DKI Jakarta. Tanggal. 27 Desember 1957, dalam
rangka perjuangan pembebasan Irian Barat, GEBEO NV sebagai perusahaan milik
asing diambil alih oleh para karyawan yang berkewarganegaraan Indonesia dan
dirubah namanya menjadi Perusahaan Listrik Negara (PLN). Hal ini dikuatkan
dengan hadirnya Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 1958 yang menetapkan bahwa
perusahaan Belanda yang ada di Indonesia dialihkan di bawah naungan Pemerintah
RI. Dengan jalan Nasionalisasi, perusahaan 9 negara tersebut diharapkan dapat
memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat Indonesia dan juga
memperkokoh keamanan dan ketahanan negara Republik Indonesia. Pada tahun
1961, semua perusahaan listrik di Indonesia disatukan ke dalam satu Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN). Sebagai wadah kesatuan
pimpinan PLN, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.67 tahun 1961, tugasnya
mendistribusikan listrik di Indonesia dan tenaga pembangkitnya dipegang oleh
PLN pusat di Jakarta. Dalam penjelasan dan pengumuman tentang pembentukan
kabinet Pembangunan (29 maret 1978) Perusahaan Umum Listrik Negara yang
semula bernaung di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
dialihkan ke bawah naungan Departemen Pertambangan dan Energi. Dalam
perkembangannya kemudian, Perusahaan Umum Listrik Negara di bawah naungan
Departemen Pertambangan dan Energi mengalami perubahan status dari
Perusahaan Umum (Perum) Listrik Negara menjadi PT. PLN (Persero). Dengan
diterbitkannya PP No. 23 tahun 1994 tentang pengalihan bentuk perusahaan
Umum (Perum) menjadi Perseroan Terbatas (Persero). Perubahan bentuk hukum
perusahaan juga mengakibatkan terjadinya perombakan secara struktural pada
tingkat Distribusi/Wilayah. Dalam hal ini, Perum Listrik Negara Distribusi Jawa

9
Barat 10 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan sebutan PT.PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juni 1994 sesuai Akte Pendirian.

3.2 Visi dan Misi Perusahaan


3.2.1 VISI
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh Kembang, Unggul,
dan Terpercaya dengan bertumpuh pada Potensi Insani.

3.2.2 MISI
a) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
b) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
3.3 Identitas PT. PLN (Persero)
3.3.1 Filosofi PT. PLN (Persero)
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Perusahaan, maka landasan filosofi PT.
PLN (Persero) adalah: “Mempunyai komitmen yang tinggi terhadap kepentingan
pelanggan dengan menjadikan Sumber Daya Manusia sebagai daya penting
perusahaan”
3.3.2 Tata Nilai PT. PLN (Persero)
Budaya perusahaan merupakan satu set nilai, penuntun kepercayaan akan
suatu hal, pengertian dan cara berfikir yang dirumuskan oleh manajemen
perusahaan dan diterima oleh seluruh anggota perusahaan dengan rasa (identitas)
organisasi dan menimbulkan komitmen terhadap nilai-nilai yang dianut organisasi
untuk dapat memahami budaya perusahaan. Nilai itu akan bermanfaat bagi
penciptaan iklim di dalam perusahaan dan mendukung strategi perusahaan dalam
mengatasi masalah yang timbul dari lingkungan bisnisnya. Budaya perusahaan
yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) adalah:

1
a. Percaya
b. Peduli
c. Sadar biaya
d. Peka/Tanggap
e. Terbuka
f. Intergritas
g. Pembelajar
3.3.3 Makna Logo
PLN

a. Bentuk Lambang

Gambar 3.1 PT.PLN

Sumber (www.google.com)

Bentuk warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah
sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik
Negara No.: 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang
Perusahaan Umum Listrik Negara.

1
b. Elemen-elemen Dasar Lambang

1. Bidang persegi panjang vertikal

Gambar 3.2 bidang persegi Panjang

Sumber: (www.google.com)

Menjadi bidang dasar bagi elemen - elemen lambang lainnya, melambangkan


bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau organisasi yang terorganisir dengan
sempurna. Berwarna kuning untuk menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan
PLN bahwa listrik mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning
juga melambangkan semangat yang menyala - nyala yang dimiliki tiap insan yang
berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat

Gambar 3.3 petir atau kilat

Sumber: (www.google.com)

Melambangkan tenaga listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa


utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan kerja cepat dan
tepat para insan PT PLN (Persero) dalam memberikan solusi terbaik bagi para
pelanggannya. Warnanya yang merah melambangkan kedewasaan PLN sebagai

1
perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta
tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan
jaman.

3. Tiga Gelombang

Gambar 3.4 Gelombang 3

Sumber: (www.google.com)

Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang
seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan
terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu
yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di
samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan - insan perusahaan
dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.

1
3.4 Struktur Organisasi

MANAGER
Helmi Lazuardi

ANALISIS JABATAN

Adiansyah
Hidayat

SVP. INTERAKSI ENERGI SPV.PELAYANAN SPV. TEKNIK SPV. K3


PELANGGANAN & ADMINISTASI
Basri Hadi Dedi Iskandar Setiyo Nugroho

Achmad Pauz

STAFF STAFF STAFF STAFF

Achmad Alfath Riana Mardeta 1. Jaka Sailendra Salman Bahudin


Pratama
2. Abdul Rahman

Gambar 3.4.1 Struktur Organisa PT. PLN Prabumulih


Sumber : (pt.pln prabumulih)

1
BAB IV

PEMBAHASAN MASALAH

4.1 Trouble Shooting

Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa,
sehingga menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa
tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena
arrester yang terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat kerusakan peralatan
atau pentanahan yang tidak ada. Sesuai pada kapasitas trafo itu sendiri, pada
umumnya trafo distribusi mempunyai efisiensi maksimum 80% dari kemampuan
kapasitasnya. Transformator menggunakan prinsip hukum induksi Faraday dan
hukum Lorentz dalam menyalurkan daya, dimana arus bolak balik yang mengalir
mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet. Dan
apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung
belitan tersebut akan terjadi beda potensial. Arus yang mengalir pada belitan
primer akan menginduksi inti besi transformator sehingga didalam inti besi akan
mengalir flux magnet dan flux magnet ini akan menginduksi belitan sekunder
sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat beda potensial. Berdasarkan
tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi transformator 500/150 kV dan
150/70 kV biasa disebut Interbus Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV
dan 70/20 kV disebut juga trafo distribusi. Titik netral transformator ditanahkan
sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan / proteksi.

4.2 SOP Penggantian Trafo Distribusi

4.2.1 Petugas Terkait


a. Spv teknik ulp
b. Pj. K3lkam ulp
c. Koordinator yantek
d. Piket dcc (distribusi on command center)

1
e. Petugas lapangan
4.2.2. Peralatan Kerja
a. Kunci – kunci (toolkit)
b. Megger pentanahan
c. Megger isolasi
d. Tanggan fibre 11 meter
e. Tambang / rol
f. Multi tester
g. Dudukan katrol
h. Katrol kapasitas 2 – 5 ton.
4.2.3. Perlengkapan K3
a. Sarung tangan kulit
b. Sarung tangan 20 kv
c. Sepatu karet 20 kv
d. Topi pengaman
e. Sabuk pengaman
f. Grounding stick
g. Sackle stock 20 KV 1,5 m
4.2.4. Peralatan Pendukung
1. Radio komunikasi (HT) atau HP (untuk komunikasi group dcc)
2. Kendaraan operasional
3. Kunci gardu
4.2.5. Material

Trafo pengganti (daya KVA disesuaikan)

4.2.6. Langkah Kerja


a. Memakai alat alat K3.
b. Siapkan perlatan kerja dan material yang akan digunakan.
c. Buka kunci gardu kemudian buka NH fuse pada setiap jurusan dan
buka LBS PHB-TR nya.

1
d. Koordinasi dengan piket DCC untuk membebaskantegangan 20 KV di
area pekerjaan gardu ttrafo yang akan diganti (gangguan).
e. Pasang tangga ditempat yang aman.
f. Naik lalu ikat sabuk pengaman pada rangka gardu kemudian naikkan
grounding stick dan pasangkan di ke tiga fasanya pada sutm
tersebut.
g. Buka pengawatan primer dan sekunder trafo lalu tandai urutan fasa fasanya
menggunakan spidol putih.
h. Pasangkan dudukan katrol penggerek.
i. Pasangkan katrol penggerek pada trafo.
j. Pasangkan sling pengail pada trafo.
k. Turunkan trafo yang akan diganti dengan bantuan katrol dan tali (gangguan).
l. Ukur tahanan isolasi trafo menggunakan megger sebelum dinaikkan.
m. Naikkan trafo dengan bantuan katrol hingga terduduk sempurna.
n. Pasangkan kembali pengawatan primer dan sekunder trafo lalu
kencangkan baut – baut bushing dan terminal pada trafo tersebut.
o. Turunkan peralatan kerja dan material yang tidak dipakai
menggunakan tambang.
p. Masukkan tabung cut out dengan sackle stock 20 KV 1,5 m.
q. Turunkan sackle stock 20 KV dengan tambang.
r. Ukur pentanahan gardu dengan menggunakan megger pentanahan.
s. Koordinai dengan piket dcc, minta gar dinormalkan kembali tegangan 20 KV
sampai dengan LBS-TR (area pekerjaan trafo harus dipastikan aman).
t. Bila tegangan sudah ada, ukur tegangan tersebut ( > 230 V ) lalu
cocokkan putaran fasanya.
u. Masukkan LBS-TR nya lalu masukkan NH fuse pada setiap jurusan.
v. Laporkan ke piket bahwa pekerjaan telah selesai, tegangan normal.
w. Kunci kembali pintu gardu.

1
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.1.1. Siswa dituntut untuk mempunyai sikap mandiri


5.1.2. Siswa dapat memperdalam ilmu yang menyangkut bidang keahlian
5.1.3. Siswa dapat mempersiapkan untuk memasuki lapangan kerja
5.1.4. Setelah PKL siswa siswi dapat melatih diri untuk lebih kreatif
5.1.5. Siswa dapat mengembangkan diri dan mengetahui wawasan
5.1.6. Mempersiapkan mental siswa sebagai calon tenaga kerja
5.1.7. Siswa dituntut agar selalu efisiensi terhadap waktu.
5.1.8. Dapat berinteraksi langsung dan saling bertukar pengalaman
5.1.9. Diharapkan siswa dapat memiliki keterampilan serta wawasan

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Perusahaan

5.2.1.1. Semoga tetap menerima siswa yang akan melaksanakan Praktek


Kerja Lapangan dan selalu memberi arahan.
5.2.1.2. Disiplin waktu maupun disiplin kerja sangatlah penting bagi
perusahaan dari pandangan publik juga konsumen.

5.2.2 Bagi Sekolah

5.2.2.1. Sekolah sebaiknya meningkatkan kualitas praktek DU / DI


5.2.2.2. Menjalin hubungan yang baik dengan pihak perusahaan
5.2.2.3. Perlu ditingkatkan dalam pembekalan sebelum magang
5.2.2.4. Perlu adanya pemantauan secara berkala dari pihak sekolah ke
dunia industri.

1
5.2.3 Bagi Siswa

5.2.3.1 Menjalim hubungan yang baik dengan DU / DI sehingga dapat


dijadikan sebagai tempat magang.
5.2.3.2 Peserta diklat harus memenuhi bekal keterampilan yang cukuo sebelum
melakukan praktek.
5.2.3.3 Menjaga nama baik tempat magang dan mengenalkan pada masyarakat
luas.
5.2.3.4 Disiplin kerja sebaiknya ditingkatkan untuk menjaga kualtias hasil
kerja.
5.2.3.5 Siswa harus menaati peraturan atau tata tertib DU / DI
5.2.3.6 Siswa harus teliti dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan DU /
DI.

1
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

PERSERO (2020) Profil Perusahaan,


https://web.pln.co.id/tentang-kami/profil-perusahaan Diakses
pada (13 Maret 2022) 12.21 PM

INSANI N (2019) Landasan Teori 15 – 20,


https://eprints.undip.ac.id/77707/3/BAB_II.pdf Diakses pada (19
Maret 2022) 10.35 PM

2
LAMPIRAN LAMPIRAN

2
2
BIODATA SISWA

Nomor Induk Siswa 10169


Nama : Amelia Komala
Tempat / Tanggal Lahir : Tanjung Enim / 31-03-2006
Kelas : XI TITL
Kompetensi Keahlian : Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Pepaya II Blok M No.17 BTN
Keban Agung
Nomor Telepon Siswa 0895621082296
Nama Sekolah : SMK Bukit Asam
Alamat Sekolah : JL. Buluran Talang Jawa Tg.Enim
Nomor Telepon Sekolah : (0734) 451409
Nama Orang Tua / Wali : Asmazaidar
Nomor Telepon Orang Tua 081279575237
Alamat Orang Tua / Wali : Jl. Pepaya II Blok M No.17 BTN Keban
Agung

2
DAFTAR HADIR

2
2
2
AGENDA HARIAN

2
2
2

Anda mungkin juga menyukai