Segala puji dan syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah nya kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan laporan hasil pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Laporan
ini merupakan bukti bahwa saya telah melaksanakan dan menyelesaikan Praktik
Kerja Lapangan (PKL) di PT. PLN (PERSERO) UIW S2JB UP3 OGAN ILIR
ULP PRABUMULIH.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih, kepada pihak yang
telah membantu sehingga dapat menambah wawasan penulis dengan
membandingkan antara teori praktek dan lapangan.
Laporan ini dapat dibuat dan diselesaikan dengan adanya bantuan dari
pihak pembimbing materi maupun teknis, oleh karena itu saya mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Allah SWT Yang maha Esa, yang telah memberikan anugerah luar biasa.
2. Ayah dan Ibu tercinta, yang telah mendukung kami dengan sepenuh hati.
3.Yth. Ibu Evi Komalasari S.Sos selaku Kepala Sekolah Smk Bukit Asam
Tanjung Enim
4.Yth. Bapak Gemmilang Surya S.Pd. Gr selaku Ketua Pelaksana PKL
5.Yth. Bapak Helmi Lazuardi Selaku Manager PT. PLN (PERSERO)
PRABUMULIH
6. Yth. Bapak Dedi Iskandar selaku Supervisor Teknik Perusahaan PT. PLN
7. Yth. Bapak Didi irawan Selaku Pembimbing Lapangan
8. Yth. Tim Har yang telah memberi pelajaran tambahan kepada kita semua
9. Seluruh staf karyawan PT. PLN (PERSERO) PRABUMULIH
10. Dan semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini
sehingga dapat diselesaikam dengan baik.
Prabumulih, 13 April 2022
(Amelia Komala)
i
DAFTAR ISI
HALAMAN MOTTO.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
ii
3.3 Identitas PT. PLN..............................................................................................10
BAB V PENUTUP................................................................................................19
5.1 Kesimpulan......................................................................................................19
5.2 Saran…............................................................................................................20
LAMPIRAN.........................................................................................................22
i
DAFTAR GAMBAR
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Pembuatan Laporan PKL
2
1.5 Manfaat Pembuatan Laporan PKL
1.5.1. Bagi Penulis, dapat memahami lebih dalam tentang dunia kerja dengan
segala permasalahan yang dihadapi, dapat menganalisa sistematika kerja
perusahaan dalam menangani setiap proyeknya, serta menjadi bekal yang
baik ketika penulis akan terjun ke dunia kerja.
1.5.2. Bagi Sekolah Smk Bukit Asam kejuruan Telnik Instalasi Tenaga Listrik,
agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten dan siap
kerja serta sebagai media dalam menjalin hubungan kerja sama dengan PT.
PLN (PERSERO) PRABUMULIH dalam rangka pengembangan
pendidikan, sekaligus menyambungkan ilmu pengetahuan dan pengalaman
bagi siswa smk.
1.5.3. Bagi PT. PLN (PERSERO) PRABUMULIH, laporan kerja praktek ini
diharapkan dapat menjadi masukan yang berarti untuk memperbaiki kinerja
perusahaan dan menguraikan sejumlah permasalahan yang belum diketahui
selama ini.
1.5.4. Bagi Pembaca, agar laporan kerja praktek ini dapat dijadikan acuan yang
berarti serta sumber inspirasi yang bermanfaat di kemudian hari.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
Salah satu gangguan yang terjadi pada gardu distribusi yaitu disebabkan
beban lebih pada transformator. Gangguan tersebut akan mengakibatkan rusaknya
transformator dan mengurangi umur pakai dari transformator tersebut. Agar
gangguan tersebut dapat diketahui dengan cepat dan dapat mengetahui data beban
secara kontinu, maka dibuatlah rancang bangun alat monitoring beban lebih
berbasis SMS gateway pada gardu distribusi. Alat monitoring ini bekerja dengan
batasan nilai overload yang telah ditentukan sebesar 90% dari nominal
transformator distribusi yang digunakan. Dari hasil perancagan didapat, alat
monitoring beban lebih bekerja baik dalam memberi peringatan lebih melalui
SMS Gateway maupun buzzer. Perancangan alat simulasi pendeteksi overload
dan pelaksanaan sisipan transformator distribusi satu phase menggunakan
Arduino Mega 2560 sebagai pusat kendali dari simulasi pendeteksi overload
transformator distribusi 1 fasa. Tindakan preventif yang bisa dilakukan supaya
transformator yang bersangkutan tidak overload adalah dengan pelaksanaan
metode sisip transformator. Alat tersebut dapat memantau keadaan transformator
distribusi satu fasa, mempercepat respon petugas dan penanganan apabila terjadi
overload melebihi kapasitas transformator, dan sebelum terjadi ledakan atau
pemadaman mendadak karena breaker pada transformator trip.
4
TR 220/380 V). Transformator distribusi digunakan untuk menurunkan tegangan
listrik dari jaringan distribusi tegangan tinggi menjadi tegangan terpakai pada
jaringan tegangan rendah (Voltage Regulator transformer), misal tegangan 20 kV
menjadi tegangan 380 Volt atau 220 Volt. Sedang transformator yang digunakan
untuk menaikan tegangan listrik (step up transformer), hanya digunakan pada
pusat pembangkit tenaga listrik agar tegangan yang didistribusikan pada satu
jaringan dengan jarak yang jauh (long line) tidak mengalami penurunan tegangan
(voltage drop) yang berarti, yaitu tidak melebihi ketentuan voltage drop yang
diperkenankan 5% dari tegangan semula.
2.3.1. Arrester
2.3.2. Breaker
5
2.3.3. Bushing
1) Indikator nyala lampu pada saat transformator dalam keadaan beban lebih.
6
2.4 Macam-Macam Gangguan pada Transformator Distribusi
7
BAB III
Pada tahun 1942 sampai tahun 1945, pada masa penjajahan jepang,
perusahaan distribusi tenaga listrik dikelola oleh Djawa Djigyo Sha Bandoeng
Chisa. Sedangkan pembangkitan dan penyaluran gardu-gardu dilaksanakan oleh
dua instansi yaitu oleh Seibu Denki Djigya Sha tahun 1942 sampai 1943 dan oleh
Denki Kosha sejak tahun 1943-1945 dengan wilayah kerja di seluruh pulau Jawa.
8
umumnya dilaksanakan oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Jawatan
Listrik.
9
Barat 10 berubah menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dengan sebutan PT.PLN
(Persero) Distribusi Jawa Barat sejak tanggal 30 Juni 1994 sesuai Akte Pendirian.
3.2.2 MISI
a) Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
b) Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
c) Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
d) Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
3.3 Identitas PT. PLN (Persero)
3.3.1 Filosofi PT. PLN (Persero)
Untuk mewujudkan Visi dan Misi Perusahaan, maka landasan filosofi PT.
PLN (Persero) adalah: “Mempunyai komitmen yang tinggi terhadap kepentingan
pelanggan dengan menjadikan Sumber Daya Manusia sebagai daya penting
perusahaan”
3.3.2 Tata Nilai PT. PLN (Persero)
Budaya perusahaan merupakan satu set nilai, penuntun kepercayaan akan
suatu hal, pengertian dan cara berfikir yang dirumuskan oleh manajemen
perusahaan dan diterima oleh seluruh anggota perusahaan dengan rasa (identitas)
organisasi dan menimbulkan komitmen terhadap nilai-nilai yang dianut organisasi
untuk dapat memahami budaya perusahaan. Nilai itu akan bermanfaat bagi
penciptaan iklim di dalam perusahaan dan mendukung strategi perusahaan dalam
mengatasi masalah yang timbul dari lingkungan bisnisnya. Budaya perusahaan
yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) adalah:
1
a. Percaya
b. Peduli
c. Sadar biaya
d. Peka/Tanggap
e. Terbuka
f. Intergritas
g. Pembelajar
3.3.3 Makna Logo
PLN
a. Bentuk Lambang
Sumber (www.google.com)
Bentuk warna dan makna lambang Perusahaan resmi yang digunakan adalah
sesuai yang tercantum pada Lampiran Surat Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik
Negara No.: 031/DIR/76 Tanggal : 1 Juni 1976, mengenai Pembakuan Lambang
Perusahaan Umum Listrik Negara.
1
b. Elemen-elemen Dasar Lambang
Sumber: (www.google.com)
Sumber: (www.google.com)
1
perusahaan listrik pertama di Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta
tiap insan perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan
jaman.
3. Tiga Gelombang
Sumber: (www.google.com)
Memiliki arti gaya rambat energi listrik yang dialirkan oteh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan yaitu pembangkitan, penyaluran dan distribusi yang
seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN (Persero) guna memberikan layanan
terbaik bagi pelanggannya. Diberi warna biru untuk menampilkan kesan konstan (sesuatu
yang tetap) seperti halnya listrik yang tetap diperlukan dalam kehidupan manusia. Di
samping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insan - insan perusahaan
dalam memberikan layanan terbaik bagi para pelanggannya.
1
3.4 Struktur Organisasi
MANAGER
Helmi Lazuardi
ANALISIS JABATAN
Adiansyah
Hidayat
Achmad Pauz
1
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
Gangguan ini terjadi akibat sambaran petir yang mengenai kawat phasa,
sehingga menimbulkan gelombang berjalan yang merambat melalui kawat phasa
tersebut dan menimbulkan gangguan pada trafo. Hal ini dapat terjadi karena
arrester yang terpasang tidak berfungsi dengan baik, akibat kerusakan peralatan
atau pentanahan yang tidak ada. Sesuai pada kapasitas trafo itu sendiri, pada
umumnya trafo distribusi mempunyai efisiensi maksimum 80% dari kemampuan
kapasitasnya. Transformator menggunakan prinsip hukum induksi Faraday dan
hukum Lorentz dalam menyalurkan daya, dimana arus bolak balik yang mengalir
mengelilingi suatu inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnet. Dan
apabila magnet tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung
belitan tersebut akan terjadi beda potensial. Arus yang mengalir pada belitan
primer akan menginduksi inti besi transformator sehingga didalam inti besi akan
mengalir flux magnet dan flux magnet ini akan menginduksi belitan sekunder
sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat beda potensial. Berdasarkan
tegangan operasinya dapat dibedakan menjadi transformator 500/150 kV dan
150/70 kV biasa disebut Interbus Transformator (IBT). Transformator 150/20 kV
dan 70/20 kV disebut juga trafo distribusi. Titik netral transformator ditanahkan
sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan / proteksi.
1
e. Petugas lapangan
4.2.2. Peralatan Kerja
a. Kunci – kunci (toolkit)
b. Megger pentanahan
c. Megger isolasi
d. Tanggan fibre 11 meter
e. Tambang / rol
f. Multi tester
g. Dudukan katrol
h. Katrol kapasitas 2 – 5 ton.
4.2.3. Perlengkapan K3
a. Sarung tangan kulit
b. Sarung tangan 20 kv
c. Sepatu karet 20 kv
d. Topi pengaman
e. Sabuk pengaman
f. Grounding stick
g. Sackle stock 20 KV 1,5 m
4.2.4. Peralatan Pendukung
1. Radio komunikasi (HT) atau HP (untuk komunikasi group dcc)
2. Kendaraan operasional
3. Kunci gardu
4.2.5. Material
1
d. Koordinasi dengan piket DCC untuk membebaskantegangan 20 KV di
area pekerjaan gardu ttrafo yang akan diganti (gangguan).
e. Pasang tangga ditempat yang aman.
f. Naik lalu ikat sabuk pengaman pada rangka gardu kemudian naikkan
grounding stick dan pasangkan di ke tiga fasanya pada sutm
tersebut.
g. Buka pengawatan primer dan sekunder trafo lalu tandai urutan fasa fasanya
menggunakan spidol putih.
h. Pasangkan dudukan katrol penggerek.
i. Pasangkan katrol penggerek pada trafo.
j. Pasangkan sling pengail pada trafo.
k. Turunkan trafo yang akan diganti dengan bantuan katrol dan tali (gangguan).
l. Ukur tahanan isolasi trafo menggunakan megger sebelum dinaikkan.
m. Naikkan trafo dengan bantuan katrol hingga terduduk sempurna.
n. Pasangkan kembali pengawatan primer dan sekunder trafo lalu
kencangkan baut – baut bushing dan terminal pada trafo tersebut.
o. Turunkan peralatan kerja dan material yang tidak dipakai
menggunakan tambang.
p. Masukkan tabung cut out dengan sackle stock 20 KV 1,5 m.
q. Turunkan sackle stock 20 KV dengan tambang.
r. Ukur pentanahan gardu dengan menggunakan megger pentanahan.
s. Koordinai dengan piket dcc, minta gar dinormalkan kembali tegangan 20 KV
sampai dengan LBS-TR (area pekerjaan trafo harus dipastikan aman).
t. Bila tegangan sudah ada, ukur tegangan tersebut ( > 230 V ) lalu
cocokkan putaran fasanya.
u. Masukkan LBS-TR nya lalu masukkan NH fuse pada setiap jurusan.
v. Laporkan ke piket bahwa pekerjaan telah selesai, tegangan normal.
w. Kunci kembali pintu gardu.
1
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1
5.2.3 Bagi Siswa
1
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
2
LAMPIRAN LAMPIRAN
2
2
BIODATA SISWA
2
DAFTAR HADIR
2
2
2
AGENDA HARIAN
2
2
2