Anda di halaman 1dari 5

MATA KULIAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

NIRMALASARI (200901602034)
PRAMUDITA PUTRI (200901602035)
NABILAH KARTINI NURDAM (200901602036)
AYUPURNAMA (200901602037)
UMMU HUMAERA (200901602053)

PRODI AKUNTANSI TERAPAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


PERTANYAAN HAL 442

1. Bagaimana perbedaan perlakuan akuntansi untuk pajak dan imbalan kerja antara
SAK ETAP dengan SAK Umum?
Jawab :

SAK UMUM SAK ETAP


Imbalan Kerja Menjelelaskan :  Tidak termasuk
 Imbalan kerja jangka imbalan berbasis
pendek ekuitas
 Imbalan pasca kerja,  Untu manfaat pasti
untuk manfaat pasti menggunakan PUC
menggunakan PUC dan jika tidak bisa,
(Project Unit Credit) menggunakan metode
 Imbalan jangka yang disederhanakan.
panjang lainnya
 Pesangon pemutusan
kerja
 Imbalan berbasis
ekuitas
Pajak Penghasilan  Menggunakan deffered  Menggunakan tax
tax concept payable concept
 Pangakuan dan  Tidak ada pengakuan
pengukuran pajak kini dan pengukuran pajak
 Pengakuan dan tangguhan.
pengukuran pajak
tangguhan

2. Sebutkan contoh peristiwa setelah periode yg termasuk ke dalam peristiwa


penyesuaian!
Jawab :
Peristiwa Penyesuai Setelah Periode Pelaporan Entitas menyesuaiakan jumlah yang diakui
dalam laporan keuangan untuk mencerminkan peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan.
Berikut ini adalah contoh peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan yang mensyaratkan
entitas untuk melakukan penyesuaian jumlah yang diakui dalam laporan keuangannya, atau
pengakuan dampak peristiwa yang sebelumnya tidak diakui:
a. Keputusan pengadilan setelah periodepelaporan, yang menyatakan perusahaan
memiliki kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Entitas menyesuaiakan
provisis yang terkait dengan kasus pengadilan tersebut sesuai psak 57 atau mengakui
provisi baru. Entitas tidak hanya mengungkapkan liabilitas kontijensi akibat
darikeputusan pengadilan yang memberikan bukti tambahan untuk dipertimbangkan
sesuai dengan psak 57 paragraf 16.
b. Penerimaan informasi setelah periode pelaporan mengindikasikan adanya penurunan
nilai aset pada akhir periode pelaporan, atau perlunya penyesuaian jumlah yang
sebelumnya telah diakui sebagai rugi penurunan nilai aset. Sebagai contoh: (i)
kebangkrutan pelanggan yang terjadi setelah periode pelaporan biasanya
mengkonfirmasi bahwa pada akhir periode telah terjadi kerugian atas suatu piutang
dagang dan bahwa entitas perlumenyesuaikan nilai tercatat piutang dagang tersebut;
dan (ii) penjualan persediaan setelah periode pelaporan memberikan bukti tentang
nilai realisasi neto pada akhir periode pelaporan;
c. Penentuan setelah periode pelaporan atas biaya perolehan aset yang dibeli, atau atas
hasilpenjualan aset yang dijual sebelum periode pelaporan;
d. Penentuan jumlah pembayaran bagi laba atau bonus setelah periode pelaporan, jika
entitasmemiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif kini pada akhir periode
pelaporan untuk melakukan pembayaran sebagai akibat dari peristiwa setelah tanggal
tersebut; dan
e. Penemuan kecurangan atau kesalahan yang menunjukkan bahwa laporan keuangan
tidakbenar.

3. Apa yg dimaksud dengan peristiwa npn-penyesuaian dan berikan contohnya!


Jawab :
Peristiwa Nonpenyesuai Setelah Periode Pelaporan Entitas tidak menyesuaikan jumlah yang
diakui dalam laporan keuangan untukmencerminkan peristiwa non penyesuai setelah periode
pelaporan.
Contoh dari peristiwa non penyesuai setelah periode pelaporan adalah penurunan nilai
pasarinvestasi di antara akhir periode pelaporan dan laporan keuangan di otorisasi untuk
terbit.Penurunan nilai pasar tersebut normalnya tidak terkait dengan kondisi investasi
tersebut padaakhir periode pelaporan namun mencerminkan keadaan yang timbul setelahnya.
Oleh karenaitu, entitas tidak menyesuaikan nilai investasi yang telah diakui dalam laporan
keuangannya.Perusahaan juga tidak perlu memutakhirkan pengungkapan jumlah investasi
pada akhirperiode, meskipun entitas mungkin harus memberikan pengungkapan tambahan

4. Apa yg dimaksud nilai wajar menurut PSAK 68 Pengukuran Nilai Wajar?


Jawab :
ED PSAK 68 mendefinisikan nilai wajar (fair value)sebagai “harga yang akan diterima untuk
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam
transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran”.

5. Sebutkan dan jelaskan hierarki yg digunakan dalam menentukan input untuk


mengukur nilai wajar?
Jawab :
Hierarki nilai wajar input adalah asumsi yang memberikan dasar dalam mendapatkan
nilaiwajar. Terdapat 2 macam input yang diakui, yaitu input yang dapat diobservasi dan input
yang tidak dapat diobservasi.
Input yang dapat diobservasi yaitu, ketika harga pasar dapat diperoleh dari sumber
yangindependen terhadap perusahaan yang membuat laporan.Inpu
yang dapat diobservasi inidigolongkan menjadi 2 menurut asal harga pasar diperoleh, yaitu
harga diperoleh dari pasar utamadan yang kedua harga diperoleh dari pasar sekunder.
Sedangkan input yang tidak dapatdiobservasi yaitu, ketika harga pasar yang diperoleh
didapatdari asumsi-asumsi perusahaankarena asset atau kewajibannya tidak diperdagangkan.
Terdapat 3 tingkatan dalam hierarki:
a. Input tingkat 1 : input ini diambil dari harga pasar aktif untuk asset atau
kewajibantertentu yang sedang dinilai. Harga tersebut merupakan input yang paling
bisadiandalkan dan harus digunakan dalam menentukan nilai wajar apabila tersedia.
b. Input tingkat 2 : input ini diperoleh dari, kutipan harga dalam pasar aktif untuk asset
atau kewajiban yang mirip tetapi tidak identik atau dari kutipan harga untuk asset
ataukewajiban yang identik tetapi tidak di dalam pasar aktif atau jarang
diperdagangkan.
c. Input tingkat 3 : merupakan input yang tidak dapat diobservasi dan digunakan
ketikaasset atau kewajiban tidak diperdagangkan atau ketika substitusi
perdagangannya tidak dapat diidentifikasi. Input ini merupakan asumsi dari manajer
sendiri dalam penilaian, termasuk data internal dari dalam perusahaan. Tingkatan
yang menurunkan keandalan estimasi nilai wajar adalah tingkat input 3. Olehkarena
itu input ini harus jarang digunakan, walaupun demikian ketika perusahaan
menggunakantingkat input 1 dan 2 perusahaan masih perlu mempertimbangkan
tingkat input 3.
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai