Anda di halaman 1dari 12

Chapter 4.

An Auditor’s Services

Auditor’s services adalah segala jenis pekerjaan yang bisa diberikan suatu firma audit
untuk klien mereka. Selain daripada jasa konsultasi, pekerjaan yang dilakukan auditor itu akan
mengikuti standar perikatan sesuai dengan standar yang dibuat oleh International Auditing and
Assurance Standards Board (IAASB).
Segala jenis jasa yang diberikan auditor memiliki standardnya yang berbeda-beda dan juga harus
mengikuti kode etik serta juga mengikuti (International Standards on Quality Control (ISQCs).

What services does an independent audit firm offer their clients ? (Apa saja jasa audit
independent yang bisa diberikan kepada kliennya?)

IAASB’s Engagement Standards (Standar keterlibatan IAASB)


Terdapat dua kerangka kerja yaitu : Assurance engangements dan related services
Ada sebagian penugasan/perikatan yang mengikuti standar yang berdasarkan pada
international framework for assurance engangements, penugasan seperti ini kita sebut sebagai
assurance engagements.
Ada juga penugasan yang mengikuti kerangka kerja related services, merupakan
perikatan untuk related services
Tiga set standar (ISA, ISRE dan ISAE) berbagi kerangka kerja penjaminan (assurance
engagement) dan satu set standar (ISRS) didasarkan pada kerangka layanan terkait (related
services)
International Auditing and Assurance Standars Board (IAASB) issues :

 International Standards Auditing (ISAS) diterapkan oleh auditor dalam melaporkan


informasi keuangan historis.
 International Standards on Assurance Engagements (ISAES) sebagai standar yang
diterapkan oleh praktisi dalam perikatan asurans yang berhubungan dengan informasi
selain informasi keuangan historis.
 International Standards on Quality Control (ISQCS) sebagai standar yang diterapkan untuk
semua layanan yang termasuk dalam Standar IAASB.
 International Standards on Related Services (ISRSS) sebagai standar yang akan diterapkan
pada layanan terkait, yang dianggap tepat.
 International Standards on Review Engagements (ISRES) sebagai standar yang diterapkan
untuk mereview informasi keuangan historis.

Standar ISAE dibagi menjadi dua bagian:


1. ISAE 3000–3399 yang merupakan topik yang berlaku untuk semua perikatan asurans.
2. ISAE 3400-3699 yang merupakan subjek standar khusus/subject specific standard,
misalnya standar yang berkaitan dengan pemeriksaan informasi keuangan prospektif
(prospective financial information).

Not all engagements performed by practitioners are assurance engagements (Tidak semua
perikatan yang dilakukan oleh praktisi masuk kedalam kelompok assurance engagements)
Perikatan lain yang sering dilakukan oleh auditor yang tidak memenuhi definisi perikatan
asurans dan oleh karena itu tidak tercakup dalam kerangka perikatan asurans mencakup:

 penugasan yang dicakup oleh International Standards for Related Services (ISRS);
 penyusunan Surat Pemberitahuan (preparation of tax return) yang tidak memberikan
kesimpulan yang menyatakan jaminan; (tidak ada tingkat keyakinan/kesimpulan)
 perikatan konsultasi seperti konsultasi pajak, atau perikatan di mana seorang praktisi
dipekerjakan untuk memberikan kesaksian sebagai saksi ahli dalam bidang akuntansi,
audit, perpajakan atau hal-hal lain, dengan mempertimbangkan fakta-fakta yang
ditetapkan.

Related Services Framework (ISRSs)


Standar di bawah kerangka ini, Standar Internasional tentang Layanan Terkait (ISRSS), saat ini
diterapkan pada dua layanan terkait:

 Agreed-upon procedures (Prosedur yang disepakati) (ISRS 4400)


Prosedur yang disepakati didasarkan pada prosedur audit dalam ruang lingkup
yang sangat terbatas. Area yang disepakati dengan sekelompok pengguna laporan.
 Complilations (ISRS 4410) Kompilasi tidak memberikan tingkat keyakinan apapun.

Assurance Engagments
Berarti ada suatu perikatan dimana seorang praktisi akan mengekspresikan kesimpulan
untuk meningkatkan tingkat keyakinan dari pengguna yang dimaksud selain daripada pihak yang
bertanggung jawab atas laporan yang diperiksa oleh praktisi. Kesimpulan ini memberikan
informasi mengenai hasil dari evaluasi ataupun pengukuran antara subject matter dibandingkan
dengan criteria
Audit itu ada didalam assurance engagments, jadi assurance engagements itu lebih luas
dibandingkan audit.

Five Elements Exhibited by all Assurance Engagements (Terdapat 5 elemen didalam suatu
perikatan assurance)
1. hubungan tiga pihak yang melibatkan praktisi (practitioner), pihak yang bertanggung
jawab (responsible party), dan pengguna yang dituju (intended user);
2. subject matter yang sesuai;
3. kriteria yang sesuai;
4. bukti yang cukup dan tepat (sufficient appropriate evidence)
5. Laporan asurans tertulis dalam bentuk yang sesuai dengan perikatan asurans yang wajar
(reasonable) atau perikatan asurans terbatas (limited).

Responsible party : Orang yang membuat laporan diawal bisa manajemen, individu
Practitioner : Yang memberikan jasa perikatan
Responsible party & Practioner menandatangani suatu dokumen yang berarti Merika terikat
dalam suatu proses perikatan
Didalam proses perikatan ini akan dilihat kriteria yang cocok terkait dengan report yang dibuat
oleh responsible kemudian dibandingkan dengan practioner. Hasilnya nanti akan digunakan oleh
intended user.

Three-party relationship
1. Praktisi/Practitioner (misalnya auditor, akuntan, pakar) mengumpulkan bukti untuk
memberikan kesimpulan kepada pengguna yang dituju tentang apakah suatu subject
matter (misalnya laporan keuangan) sesuai, dalam semua hal material, dengan
kriteria yang diidentifikasi.
(Jadi adanya proses membandingkan kemudian memberikan kesimpulan)
2. Pihak yang bertanggung jawab (The responsible party) mungkin atau mungkin tidak
pihak yang menujuk praktisi (pihak yang terlibat). Pihak yang bertanggung jawab
biasanya memberikan representasi tertulis kepada praktisi yang mengevaluasi atau
mengukur kesesuaian subject matter dibandingkan identified criteria.
3. Pengguna yang dituju (The intended users) adalah individu, sekelompok individu atau
lebih dari 1 individu yang mana laporan assurance ini akan digunakan oleh mereka.
Laporan yang disiapkan oleh praktisi akan digunakan oleh intended users.
a Menentukan kriteria yang akan digunakan
b Menentukan subject matter
Kemudian a dan b akan dibandingkan, hasil perbandingan mereka akan menghasilkan subject
matter information
Dari subject information ini maka akan dikumpulkan bukti-bukti mengenai kewajaran subject
matter information setelah itu bisa diterbitkan issue assurance report yang akan diberikan ke
intended user.

Subject matter and subject matter information


Subject matter adalah topik yang diangkat dalam jasa assurance, suatu hal yang ingin
dberikan jasa assurance. Contoh subject matter adalah laporan keuangan ataupun informasi
statistic.
Subject matter information adalah hasil dari evaluasi atau pengukuran dari subject matter
yang pertama. Hasil dari pengukuran subject matter itu merupakan subject matter information
yang mana praktisioner akan mengumpulkan bukti-bukti yang cukup dan tepat untuk
memberikan dasar yang wajar untuk bisa mengekspresikan kesimpulan didalam assurance
report.
Contohnya :
 Kinerja atau kondisi keuangan/ Financial performance or conditions (misalnya, posisi
keuangan historis atau prospektif, kinerja keuangan dan arus kas) di mana subject matter
information dapat berupa pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan yang
disajikan dalam laporan keuangan.
 Kinerja atau kondisi non-keuangan/ Non-financial performance or conditions (misalnya,
kinerja suatu entitas) yang subject matter information dapat menjadi indikator utama
efisiensi dan efektivitas.
 Karakteristik fisik/Physical characteristics (misalnya, kapasitas fasilitas) yang subject
matter information dapat berupa dokumen spesifikasi.
 Sistem dan proses/Systems and Processes (misalnya, pengendalian internal entitas atau
sistem TI) yang subject matter information dapat berupa pernyataan efektivitas.
 Perilaku/behaviour (misalnya, tata kelola perusahaan, kepatuhan terhadap peraturan,
praktik sumber daya manusia) di mana subject matter information dapat berupa
pernyataan kepatuhan atau pernyataan efektivitas.

Suitable Criteria
Standar pembanding suatu tujuan/suatu set peraturan yang digunakan untuk
mengevaluasi subject matter didalam suatu assurance engangement.
Contohnya :
1. IFRS (International Financial Reporting Standards)
2. US Generally Accepted Accounting Principles
3. National Standards
4. Global Reporting Intiative
5. PCAOB Internal control report criteria
6. Applicable law, regulation or contract
7. An agreed level of performance
8. Internal control framework

Characteristics for Suitable Criteria (Karakteristik Untuk Menilai Kriteria Yang Sesuai)
 Relevansi (relevance): kriteria yang relevan berkontribusi pada kesimpulan yang
memenuhi tujuan penugasan, dan membantu pengambilan keputusan oleh pengguna
yang dituju. (Kriteria yang kita pilih untuk kita gunakan haruslah sesuai dengan tujuan
perikatan yang akan dicapai)
 Kelengkapan (completeness): kriteria cukup lengkap jika faktor relevan yang dapat
memengaruhi kesimpulan dalam konteks tujuan perikatan tidak dihilangkan. Kriteria
lengkap mencakup, jika relevan, tolok ukur untuk presentasi dan pengungkapan subject
matter. (bahwa suatu kriteria yang baik itu haruslah lengkap, mencakup semua aspek
yang diperlukan)
 Reliabilitas (Reliability): kriteria yang dapat diandalkan menghasilkan evaluasi atau
pengukuran yang cukup konsisten termasuk, jika relevan, presentasi dan pengungkapan
subject matter, bila digunakan dalam keadaan serupa oleh praktisi yang berkualifikasi
serupa. (bahwa suatu kriteria yang baik harus bisa diandalkan dan memberikan hasil yang
konsisten untuk mengevaluasi dan melakukan pengukuran)
 Netralitas (Neutrality): kriteria netral yang berkontribusi pada kesimpulan bebas dari bias.
(bahwa suatu kriteria yang akan memberikan kontribusi kepada kesimpulan kepada
praktisi haruslah tidak bias atau tidak memihak)
 Dapat dimengerti (Understandability): kriteria yang dapat dimengerti jelas dan
komprehensif dan tidak tunduk pada interpretasi yang berbeda secara signifikan. (kriteria
yang ada harus mudah dipahami, jelas, komprehensif, sistematis dan tidak memberikan
atau mengarahkan pada interpretasi yang berbeda-beda)

Sufficient Appropriate Audit Evidence


Dari sisi kuantitasnya itu cukup
- Bukti audit yang cukup sangatlah dibutuhkan karena bukti audit ini berpengaruh kepada
resiko salah saji yang ada didalam subject matter information. Semakin besar resiko maka
semakin banyak pula bukti yang dibutuhkan untuk didapatkan sebaliknya semakin rendah
resiko semakin sedikit pula bukti yang harus dikumpulkan.
- Semakin berkualitas suatu bukti maka semakin sedikit pula bukti itu dibutuhkan.
Ketepatan mengukur kualitas bukti tersebut. Di dalam appropriateness terbagi menjadi 2
yaitu relevance dan reability

Assurance Report

Didalam assurance report akan dinyatakan kesimpulan atas jasa assurance yang sudah diberikan.
Assurance report ini sudah diberikan standar-standar elemen yang ada didalam standar ISAs,
ISREs, ISAEs

Reasonable and Limited Assurance Engagements (Perikatan Jaminan Yang Wajar Dan Terbatas)
- Reasonable assurance engagement dan limited assurance engagement Berdasarkan
asersinya suatu perikatan dibagi dua oleh praktisinya.
- Dalam reasonable assurance engagement, praktisi mengungkapkan kesimpulan dalam
bentuk positif, misalnya: 'Menurut pendapat kami, pengendalian internal efektif, dalam
semua hal material, berdasarkan kriteria XYZ.'
- Dalam limited assurance engagement, praktisi mengungkapkan kesimpulan dalam bentuk
negatif, misalnya, 'Berdasarkan pekerjaan kami yang dijelaskan dalam laporan ini, tidak
ada yang menjadi perhatian kami yang menyebabkan kami percaya bahwa pengendalian
internal tidak efektif, dalam semua hal material, berdasarkan kriteria XYZ.’

Yang memberi tingkat keyakinan yang lebih tinggi adalah kesimpulan yang positif karena
secara langsung bahwa secara yakin ia menyatakan internal control itu efektif sesuai dengan
kriteria. Walaupun reasonable hanya mengambil sampling dari internal control namun
kesimpulan yang diberikan atas keseluruhan internal control. Sedangkan yang limited hanya
mampu memberikan kesimpulan atas bagian yang dia percaya dia sudah melakukan
pemeriksaan. Dari apa yang telah dilakukan pemeriksaan oleh praktisi, praktisi ini tidak
menemukan adanya hal-hal yang material bahwa internal control tidak sesuai. Bagaimana jika
ada ketidaksesuaian namun dia tidak melakukan pemeriksaan diarea itu maka tidak tercakup.
Oleh karena itu tingkat keyakinan yang diberikan lebih rendah dan juga tingkat keyakinannya itu
terbatas.

Reasonable Assurance Engagement


Di dalam Reasonable Assurance Engagement bukti yang diperlukan adalah bukti yang
sufficient dan appropriate sebagai suatu bagian dari proses perikatan yang sistematis.
Perbandingannya dibahas didalam ISAE 3000. Namun dikaitkan dengan prosedur-prosedur yang
terbatas dibandingkan yang ada didalam reasonable assurance engagement. Bentuk reportnya
negative.

Assurance report standard elements


- Judul (title) yang secara jelas menunjukkan laporan tersebut adalah laporan jaminan
independent/independent assurance report.
- Penerima (addressee) mengidentifikasi pihak atau pihak-pihak yang diarahkan laporan
asurans
- Pernyataan untuk mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab (the responsible party)
dan untuk menjelaskan tanggung jawab pihak yang bertanggung jawab dan praktisi
- Laporan assurance merujuk secara khusus untuk dilakukan sesuai dengan ISAE spesifik
tersebut
- Nama firma atau praktisi (name of the firm), dan lokasi spesifik (specific location), yang
biasanya adalah kota tempat praktisi memiliki kantor yang bertanggung jawab atas
perikatan
Qualified Conclusions, adverse Conclusions and disclaimers of Conclusion (Kesimpulan
Berkualitas, Kesimpulan merugikan dan penyangkalan Kesimpulan)
Praktisi tidak boleh menyatakan kesimpulan yang tidak memenuhi syarat jika terdapat
keadaan berikut dan, efek dari masalah tersebut bisa jadi mungkin material:

 Terdapat batasan pada ruang lingkup pekerjaan praktisi, yaitu, kondisi atau pihak yang
bertanggung jawab memberlakukan batasan yang mencegahnya untuk memperoleh
bukti audit yang cukup dan tepat. (Adanya pembatasan ruang lingkup yang menyebabkan
praktisi tidak dapat mendapatkan bukti audit yang cukup dan tepat)
 Dalam kasus di mana kesimpulan praktisi diucapkan dalam istilah pernyataan pihak yang
bertanggung jawab yang tidak dinyatakan secara adil; dan subject matter information
salah saji secara material, praktisi harus menyatakan kesimpulan yang memenuhi syarat
atau merugikan (qualified or adverse conclusion); atau jika diketahui,
(responsible party’s tidak menyatakan secara wajar hal-hal yang terkait dengan subject
matter information. Jadi mengandung salah saji yang material)

Professional Judgement
- Berdasarkan standar internasional seorang akuntan professional haruslah menerpkan /
mengaplikasikan professional judgement.
- Professional judgement adalah penerapan pelatihan yang relevan, pengetahuan dan
pengalaman, dalam konteks yang disediakan oleh standar audit, akuntansi dan etika,
dalam membuat keputusan yang diinformasikan tentang tindakan yang tepat dalam
keadaan perikatan audit.

Professional Judgement
Elemen kritis audit termasuk kriteria, independensi pikiran, bukti audit yang cukup dan
tepat, menentukan dan mengomunikasikan defisiensi signifikan dalam pengendalian internal dan
penentuan apakah tujuan audit telah tercapai memerlukan pertimbangan profesional.
Pertimbangan profesional diperlukan dalam penentuan tingkat pengawasan tim perikatan

Documenting Professional Judgement


Auditor diharuskan untuk menyiapkan dokumentasi audit yang memadai untuk
memungkinkan auditor berpengalaman, yang tidak memiliki hubungan sebelumnya dengan audit
tersebut, untuk memahami pertimbangan profesional yang signifikan yang dibuat dalam menarik
kesimpulan atas hal-hal signifikan yang timbul selama audit.
Professional Scepticism
SPA mensyaratkan bahwa tindakan profesional auditor termasuk perencanaan dan
pelaksanaan perikatan asurans harus dilaksanakan dengan sikap skeptisisme profesional dengan
mengakui bahwa keadaan mungkin ada yang menyebabkan informasi pokok (laporan keuangan,
pengendalian internal, dll.) Salah saji secara material.

Skeptisisme profesional (Professional scepticism) adalah sikap yang mencakup pikiran


yang mempertanyakan (questioning mind), waspada terhadap kondisi yang dapat
mengindikasikan kemungkinan salah saji karena kesalahan atau kecurangan, dan penilaian kritis
(critical assessment) terhadap bukti audit.
International Standard on Quality Control (ISQC#1)
International Standard on Quality Control # 1 (ISQC # 1) berlaku untuk semua perusahaan
akuntan profesional sehubungan dengan audit dan review, jaminan lainnya/other assurance, dan
penugasan layanan terkait/related service engagements.
ISQC # 1 memberikan persyaratan yang dirancang untuk memungkinkan kantor akuntan
memenuhi tujuan pengendalian kualitas. Selain itu, berisi pedoman terkait berupa aplikasi dan
materi penjelasan lainnya. ISA 220 mengatur prosedur pengendalian kualitas untuk audit atas
laporan keuangan

Tujuan utama dari KAP adalah untuk membangun dan memelihara sistem pengendalian
mutu untuk memberikan jaminan yang memadai (reasonable assurance) bahwa KAP dan
personelnya mematuhi standar profesional, persyaratan hukum dan peraturan dan bahwa
laporan yang dikeluarkan sesuai dengan keadaan. KAP harus menetapkan, memelihara,
mendokumentasikan, dan mengomunikasikan kepada personelnya sistem pengendalian kualitas
yang mencakup kebijakan dan prosedur yang membahas setiap elemen berikut:

 Tanggung jawab kepemimpinan atas kualitas dalam perusahaan (Leadership


responsibilities for quality within the firm).
 Persyaratan etika yang relevan (Relevant ethical requirements).
 Penerimaan dan kelanjutan hubungan klien dan keterlibatan khusus (Acceptance and
continuance of client relationships and specific engagements).
 Sumber daya manusia (Human resources).
 Performa keterlibatan (engagement performace).
 Pemantauan (Monitoring).

Anda mungkin juga menyukai