Anda di halaman 1dari 16

DEPARTEMEN ORTODONSIA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERUBAHAN PERSEPSI RASA DI KALANGAN ANAK-ANAK


SELAMA TERAPI PENGGUNAAN PIRANTI
LEPASAN ORTODONTIK

Disadur dari:
Razdan P, Sakthivel VS, Naqvi ZA, Goyal V, Tripathi S, Singh S. Alteration in Taste
Perception among Young Children during the use of Removable Orthodontic Appliance
Therapy. J Contemp Dent Pract 2017;18(7):607-613.

Selasa, 17 Mei 2022

Penyaji:
Namiera Dahlia Thahir

NIM: 210631151

Dosen Pembimbing:
Erliera, drg., Sp.Ort (K)
NIP: 198001132008122003

DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2022
DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERUBAHAN PERSEPSI RASA DI KALANGAN ANAK-ANAK


SELAMA TERAPI PENGGUNAAN PIRANTI
LEPASAN ORTODONTIK

Disadur dari:
Razdan P, Sakthivel VS, Naqvi ZA, Goyal V, Tripathi S, Singh S. Alteration in Taste
Perception among Young Children during the use of Removable Orthodontic Appliance
Therapy. J Contemp Dent Pract 2017;18(7):607-613.

Selasa, 17 Mei 2022

Dosen Pembimbing: Penyaji:

Erliera, drg., Sp.Ort (K) Namiera Dahlia Thahir


NIP: 198001132008122003 NIM: 210631151

DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2022
DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

PERUBAHAN PERSEPSI RASA DI KALANGAN ANAK-ANAK


SELAMA TERAPI PENGGUNAAN PIRANTI
LEPASAN ORTODONTIK

Disadur dari:
Razdan P, Sakthivel VS, Naqvi ZA, Goyal V, Tripathi S, Singh S. Alteration in Taste
Perception among Young Children during the use of Removable Orthodontic Appliance
Therapy. J Contemp Dent Pract 2017;18(7):607-613.

Selasa, 17 Mei 2022

Dosen Pembimbing: Penyaji:

Erliera, drg., Sp.Ort (K) Namiera Dahlia Thahir


NIP: 198001132008122003 NIM: 210631151

DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2022
ABSTRAK
Latar Belakang: Indera penciuman sangat berpengaruh terhadap cita rasa
makanan. Jika aromanya menyenangkan kita, kita mengantisipasi rasa makanan itu
dengan nikmat. Jika indera penciuman kita terganggu, maka begitu juga indera
pengecapan rasa kita. Pembahasan pengaruh piranti pada persepsi rasa selalu menjadi
topik yang kontroversial. Bahan dan metode: Penelitian ini dirancang untuk
menganalisis perubahan persepsi rasa pada anak-anak yang menggunakan piranti
ortodontik lepasan. Semua subjek penelitian yang dipilih diberi rangsangan rasa yang
berbeda dan diminta untuk menilai sesuai persepsi mereka. Tanggapan verbal diminta
berdasarkan rangsangan rasa yang benar dan salah setelah diberikan kepada mereka.
Skala analog visual digunakan untuk menilai intensitas dan estimasi hedonis
(palatabilitas) para subjek penelitian. Hasil: Para subjek dari kedua kelompok studi dan
kontrol mendapat nilai yang berbeda untuk tiap rangsangan rasa. Mayoritas rangsangan
diperkirakan dengan benar oleh kedua kelompok. Tidak ada perbedaan yang signifikan
secara statistik antara kelompok studi dan kontrol. Kesimpulan: Dalam sesi pengujian
yang berbeda, penilaian para subjek penelitian hampir konstan, menunjukkan bahwa
piranti tidak memiliki peran utama dalam perubahan rangsangan rasa.
Signifikansi klinis: Piranti dapat menyebabkan perubahan persepsi rasa,
sehingga kita harus mendidik pasien sebelum memberikan piranti tentang perubahan
dalam persepsi rasa dan menganjurkan pemakaian piranti secara penuh, termasuk saat
makan, tanpa perlu rasa takut mempengaruhi sensasi rasa.
Kata kunci: Perubahan, Piranti ortodontik, Rasa, Anak-anak.

PENDAHULUAN
Pengecapan rasa mengacu pada sensasi yang dialami selama terdapat rangsangan
kemoreseptor oral dan akan mencakup stimulasi sel reseptor khusus di kuncup pengecap
dan ujung saraf bebas di rongga mulut.1 Pada manusia, perkembangan persepsi rasa
mengikuti pola yang dapat didefinisikan dnegan baik: terdapat pola respons penolakan
terhadap rasa pahit dan preferensi makanan manis yang tampaknya merupakan respons
bawaan dan bukan respons yang dipelajari.1 Telah diketahui bahwa bayi yang baru lahir
menunjukkan preferensi terhadap gula, serta keengganan terhadap rangsangan asam dan
pahit dan juga relatif acuh tak acuh terhadap larutan garam.1 Hal ini menunjukkan bahwa
indera perasa sampai tingkat tertentu berfungsi saat lahir. Saat ini, bagaimanapun juga
terdapat beberapa kesimpulan umum yang dapat dibuat tentang perkembangan sensorik
dan penerimaan makanan. Preferensi manis pertama muncul sejak lahir, lalu
keengganan terhadap rasa pahit muncul sejak usia sangat dini, selanjutnya rasa asin
mungkin tidak disukai atau netral untuk bayi, dengan pola preferensi garam orang
dewasa tidak muncul sampai sekitar usia dua tahun.2
Penelitian menunjukkan bahwa kepekaan rasa pada anak usia 8 sampai 9 tahun,
meskipun berkembang dengan baik, belum sepenuhnya matang.2 Pola distribusi indera
pengecap lebih luas pada bayi dan anak-anak. Perkembangan sensorik pada anak-anak
tidak begitu matang jika dibandingkan dengan orang dewasa.2 Oleh karena itu, segala
sesuatu yang menyebabkan perubahan rasa akan menjijikkan bagi anak-anak.
Anak-anak dalam masa berkembang mengembangkan berbagai jenis maloklusi
dan oleh karena itu menjalani terapi ortodontik untuk koreksinya. Namun, terdapat
berbagai penyebab kegagalan terapi piranti lepasan pada anak, seperti gangguan pada
fonasi, vokalisasi, dan keluhan terkait pengecapan makanan dan minuman secara oral
serta perubahan persepsi rasa dan bau.3
Pengaruh piranti pada persepsi rasa selalu menjadi topik yang kontroversial.4
Beberapa peneliti telah mengindikasikan hilangnya sensasi rasa yang terkait dengan
penutupan palatal.4 Peneliti lainnya telah menemukan bahwa piranti tidak memberikan
efek pada persepsi rasa atau benar-benar meningkatkan persepsi ini.4 Pengalaman klinis
menunjukkan bahwa alat prostetik yang dapat dilepas atau dilepas dapat mempengaruhi
rasa dan bau dengan mengganggu aliran udara alami antara rongga mulut dan hidung. 3
Pada anak-anak, tidak banyak penelitian yang dilakukan mengenai perubahan persepsi
rasa dan bau meskipun ada keluhan dan pertanyaan dari pasien dan orang tuanya
mengenai fungsi ini.3 Oleh karena itu, penelitian ini dirancang untuk menganalisis
perubahan persepsi rasa pada anak-anak yang menggunakan piranti ortodontik lepasan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi rasa pada anak-anak yang
menjalani terapi piranti ortodontik lepasan atas.
TUJUAN
• Untuk memeriksa keakuratan pengecapan pada anak-anak yang menjalani terapi
piranti ortodontik lepasan atas.
• Untuk mengukur estimasi hedonik (palatabilitas) dari rangsangan rasa pada
anak-anak yang menjalani terapi piranti ortodontik lepasan atas.
• Untuk memperkirakan intensitas rangsangan rasa pada anak-anak yang
menjalani terapi piranti ortodontik lepasan atas.

METODOLOGI PENELITIAN
Sebanyak 100 subjek penelitian yang dipilih untuk penelitian ini dibagi menjadi
dua kelompok (kelompok I dan II) masing-masing terdiri dari 50 anak sebagai kelompok
studi dan kontrol antara usia 8 dan 13 tahun dari Departemen Pedodonsia dan
Kedokteran Gigi Anak Pencegahan dan Departemen Ortodonsia. Kelompok studi (I)
diberikan piranti ortodontik lepasan atas sesuai kebutuhan perawatan individu.
Kelompok kontrol (II) terdiri dari anak-anak yang tidak memerlukan piranti ortodontik
lepasan. Semua subjek penelitian yang dipilih diberi rangsangan rasa yang berbeda dan
diminta untuk menilai sesuai persepsi mereka. Tanggapan verbal diminta berdasarkan
rangsangan rasa yang benar dan salah setelah diberikan kepada mereka. Skala analog
visual (VAS) digunakan untuk menilai intensitas dan estimasi hedonis (palatabilitas)
para subjek penelitian. Subjek diinstruksikan untuk membuat sebuah penanda yang
jelas, pada masing-masing skala menurut penilaian subjektif terbaik mereka. Hasil yang
diperoleh menjadi data analisis statistik.

Kriteria Ekslusi
Subjek dengan riwayat penyakit sistemik, infeksi saluran pernapasan atas akut,
atau terapi obat dimasukkan ke dalam studi.
Mereka yang memiliki riwayat perawatan ortodontik sebelumnya tidak
dipertimbangkan.
Variasi Rangsangan yang Digunakan
Berbagai rangsangan rasa yang dipilih untuk dinilai Persepsi rasa para subjek
dibagi menjadi 10 kelompok yang berbeda, yaitu:
Kelompok Rangsangan Rasa
I Konsentrat Sukrosa
II Larutan Sukrosa
III Konsentrat asam sitrat
IV Larutan asam sitrat
V Konsentrat Saline
VI Larutan Salin
VII Air Suling
VIII Air Suling
IX Mint
X Stroberi

Metode Pengumpulan Data


Semua pemeriksaan pemilihan subjek penelitian dilakukan di dental unit.
Sampel disajikan kepada subjek dalam urutan acak individual. Sampel terdiri dari
delapan variasi rangsangan rasa yang berbeda dalam jumlah 5 mL yang mewakili zat
hambar, manis, asin, dan asam.3 Semua rangsangan intraoral disajikan dalam gelas
plastik sekali pakai pada suhu kamar
Dalam setiap sesi, para peserta diminta:
• Untuk menuliskan dengan kata-kata mereka sendiri deskripsi dari rasa
(penamaan verbal)3
• Untuk menandai estimasi hedonis (palatabilitas) dari rangsangan rasa pada VAS3
• Untuk membuat estimasi intensitas rangsangan rasa pada VAS3
Para peserta diminta untuk menandai jawaban mereka pada VAS 100 mm. Skala
adalah garis horizontal dengan titik ujungnya ditandai dengan pernyataan yang
berkaitan. Pernyataan tersebut adalah “paling menyenangkan” (sisi kanan) dan “paling
menjijikkan” (sisi kiri). Skala analog visual juga digunakan untuk mencatat perkiraan
intensitas dengan titik akhir yang ditandai dengan pernyataan yang berkaitan "terkuat"
di sisi kanan dan "terlemah" di sisi kiri.3 Para subjek penelitian diinstruksikan untuk
membuat sebuah penanda yang jelas dan menentukan pada masing-masing skala sesuai
dengan penilaian subjektif terbaik mereka.3-6
• Paling menjijikkan |__________| Paling menyenangkan
• Terlemah |__________| Terkuat
Kelompok studi diuji pada tiga sesi yang berbeda:
• Sesi I: Sepuluh hari sebelum terapi piranti ortodontik lepasan (T0)
• Sesi II: Pada hari pengiriman piranti ortodontik lepasan (T1)
• Sesi III: Satu bulan setelah pengiriman piranti ortodontik lepasan (T2)
Kelompok kontrol diuji pada dua sesi pertama yang berbeda:
• Sesi I: Sepuluh hari sebelumnya (T0′)
• Sesi II: Pada hari itu (T1′)

Analisis Data
• Penamaan verbal dievaluasi secara dikotomis sebagai "benar" atau "salah".
Persentase identifikasi "benar" untuk setiap rangsangan rasa dihitung.
• Untuk perkiraan, jarak antara sisi kiri VAS dan tanda subjek diukur dalam
milimeter (dengan akurasi 0,5 mm). Pengukuran ganda individu digariskan. Dari
estimasi semikuantitatif individu yang diperoleh, mean dan standar deviasi
dihitung.
• Keandalan subyek ditetapkan berdasarkan identifikasi dua sampel air suling.
Mereka dianggap konsisten berdasarkan kriteria berikut: (1) penamaan verbal
dari dua sampel air suling (VII dan VIII) digambarkan sebagai “tidak berasa”,
(2) perbedaan antara dua nilai yang diberikan untuk masing-masing perkiraan
yang diminta pada VAS tidak melebihi 7 mm. Hasil yang diperoleh dilakukan
uji Chi-square, uji t-test tidak berpasangan, dan uji analisis varians.
HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini hasil estimasi intensitas dan hedonis di antara pasien dengan
piranti lepasan atas adalah dilakukan dengan estimasi verbal.

Penamaan Verbal dari Rangsangan Rasa


Hasil penamaan rangsangan rasa diperoleh dari seluruh subjek kelompok studi dan
kontrol Didapati hasil yang bervariasi dalam sesi pengujian yang berbeda. Mayoritas
rangsangan diberi label dengan benar oleh kedua kelompok. Identifikasi yang paling
akurat adalah untuk air suling (kelompok VII dan VIII). Tidak ada perbedaan yang
signifikan secara statistik antara kelompok studi dan kontrol. Hasil keseluruhan secara
statistik tidak signifikan (Grafik 1 dan 2).

Estimasi Hedonis dari Rangsangan Rasa


Variasi individu ditemukan pada estimasi hedonis (palatabilitas) dari rangsangan
rasa. Semua subjek penelitian menunjukkan variasi yang nyata dalam estimasi hedonis
rangsangan rasa pada sesi pengujian yang berbeda terlepas dari mereka yang termasuk
dalam kelompok studi atau kontrol. Namun, tidak ada perbedaan yang signifikan secara
statistik yang ditemukan antara kelompok studi dan kelompok kontrol. Ditemukan juga
tidak ada perbedaan signifikan antara berbagai sesi antara kelompok studi dan kontrol
untuk rangsangan rasa dan dalam perbandingan antar kelompok (Grafik 3 dan 4).
Perkiraan Intensitas Rangsangan Rasa
Para subjek penelitian dari kedua kelompok studi dan kontrol memberikan nilai
yang berbeda untuk estimasi intensitas rangsangan rasa. Mayoritas rangsangan
diperkirakan dengan benar oleh kedua kelompok. Tidak ada perbedaan yang signifikan
secara statistik antara kelompok studi dan kontrol (Grafik 5 dan 6).

PEMBAHASAN
Reaksi terhadap rangsangan rasa dapat ditentukan secara objektif, menggunakan
indikator fisiologis, seperti detak jantung, tekanan darah, sekresi air liur, atau "refleks
gustofacial."7,8 Pendekatan yang berbeda adalah evaluasi psikofisik subjektif
berdasarkan deskripsi verbal, peringkat semikuantitatif hedonis dan intensitas
rangsangan. Karena persyaratan utama dalam desain penelitian ini adalah sesi durasi
pendek dan kesederhanaan instruksi yang sesuai dengan situasi pasien anak, pendekatan
yang terakhir diterapkan. Alat yang sebenarnya digunakan dalam penelitian ini adalah
VAS, yang telah digunakan sebelumnya dalam situasi yang sama.7-10 Hasil penelitian
menunjukkan bahwa reaksi yang ditimbulkan oleh rangsangan yang sama sesuai untuk
sebagian besar subjek di kedua kelompok.
Metode kesalahan ditetapkan berdasarkan penelitian Raben et al11 yang
menemukan kesalahan 8 mm dalam penilaian berbagai variabel (di antaranya adalah
palatabilitas juga) mengenai sampel makanan. Dalam penelitian ini, anak-anak yang
menilai intensitas dan palatabilitas rangsangan yang serupa harus memiliki perbedaan
kurang dari 7 mm agar dianggap konsisten dan dimasukkan dalam penelitian.

Penamaan Verbal dari Rangsangan Rasa


Piranti ortodontik lepasan merupakan benda asing yang dimasukkan ke dalam area
tubuh yang sensitif secara fisik dan psikologis. Saat sedang dipakai sering terlihat jelas
bagi orang lain dan ada kemungkinan bahwa anak-anak yang malu menjadi kurang
percaya diri untuk memakai piranti tersebut. Khususnya pasien anak, mungkin
keberatan dengan ejekan sosial dari teman-teman mereka.12 Untuk menghindari ejekan
sosial ini, anak-anak mungkin berbohong mengeluhkan perubahan persepsi rasa selama
terapi piranti dalam upaya untuk menghentikannya. Berbagai jenis respon diamati
bahkan dalam penelitian ini ketika anak-anak dibuat untuk memberi label rasa dengan
dan tanpa piranti di rongga mulut mereka.
Hasil yang diperoleh dari kelompok studi menunjukkan bahwa ada perubahan
sementara pada rangsangan rasa yang mungkin berhubungan dengan pelepasan akhir
dari monomer akrilik yang self-curing, yang dapat mempengaruhi sensasi secara
langsung.13 Namun, pasien yang menjalani terapi piranti lepasan sering mengeluhkan
perubahan persepsi rasa, yang mungkin terkait dengan berbagai faktor lain.13-15 Faktor
yang mungkin adalah terperangkapnya zat dari sampel pengujian yang diberikan antara
piranti dan langit-langit mulut. Fenomena ini dapat memiliki efek peningkatan pada
indera yang relevan.11,16 Sensasi bau dan rasa ini juga dapat dimodulasi oleh stimulasi
somatomotor yang hidup berdampingan di rongga mulut. Piranti juga dapat
mengganggu input sensorik dari rongga mulut melalui saraf trigeminal. Jika suatu
piranti direntangkan secara berlebihan ke palatum molle, hal itu dapat mengganggu
persepsi rasa karena tekanan atau rasa sakit; oleh karena itu, perpanjangan piranti harus
diperhatikan saat mendesain.17
Indera pengecap terbatas pada area pengecapan lidah tetapi dapat meluas ke
permukaan anterior palatum molle, uvula, tonsil, awal tenggorokan, regio kartilago
arytenoid di dalam laring, dinding posterior faring, dan epiglotis.18 Tidak adanya indera
pengecap di area piranti menunjukkan bahwa piranti yang dapat dilepas tidak
mempengaruhi secara signifikan perubahan persepsi rasa.
Dalam penelitian ini, subjek penelitian dari kedua kelompok tidak menunjukkan
perbedaan yang signifikan dalam penamaan rangsangan rasa. Dalam sesi pengujian
yang berbeda, penilaian para subjek penelitian hampir konstan, menunjukkan bahwa
piranti tidak memainkan peran utama dalam perubahan rangsangan rasa.

Estimasi Hedonis dari Rangsangan Rasa


Estimasi hedonis mewakili palatabilitas rangsangan rasa. Dalam penelitian ini,
perbedaan yang nyata diperoleh dari kedua kelompok yang diberi tanggapan untuk
rangsangan rasa namun perbedaan tersebut tidak signifikan secara statistik. Perubahan
minimal yang terlihat setelah pengiriman piranti dapat dikaitkan dengan fakta bahwa
piranti bertindak sebagai benda asing di rongga mulut; oleh karena itu, terdapat
peningkatan air liur selama beberapa minggu hingga bulan setelah pemakaian piranti,
yang dapat melarutkan rangsangan rasa.12 Air suling dinilai dalam kisaran 70 hingga 80
mm pada VAS, oleh kedua kelompok. Larutan sukrosa dalam kedua konsentrasi (I dan
II) dianggap menyenangkan dalam kisaran 60 hingga 80 mm pada VAS, sedangkan
sampel rasa lainnya (III, IV, V, dan VI) mendapat skor lebih rendah pada VAS dalam
kisaran 18 sampai 40 mm pada VAS, dan dianggap menjijikkan. Distribusi yang sama
dari skor ini untuk rangsangan rasa diperoleh dalam penelitian sebelumnya pada orang
dewasa19,20 dan pada anak-anak.3
Dalam penelitian ini, baik kelompok studi maupun kontrol menunjukkan nilai
yang hampir sama untuk estimasi hedonis, yang mencerminkan fakta bahwa piranti
memiliki peran minimal dalam perubahan rasa. Namun, evaluasi hedonis sampel air
secara tak terduga tinggi (sekitar 75 mm pada VAS) dan ini bisa jadi karena subjek anak
merasa sulit untuk menghubungkan air sebagai rangsangan "netral" dan terasa
menyegarkan dan dengan demikian diberikan penghargaan. skor yang lebih tinggi.

Estimasi Intensitas Rangsangan Rasa


Variasi individu yang luas ditemukan mengenai intensitas rangsangan rasa yang
dilaporkan. Namun, mayoritas peserta di kedua kelompok mampu membedakan antara
konsentrasi rendah dan tinggi dari tiga rangsangan rasa – sukrosa, asam sitrat, dan salin.
Sampel air suling dinilai sebagai intensitas rendah dalam kisaran 30 sampai 40 mm pada
VAS. Sebuah perbandingan yang mungkin dapat dibuat dengan karya Shannon et al21
yang meneliti aliran air liur dari kelenjar parotis sebagai penanda objektif dari respon
terhadap rangsangan rasa cairan yang berbeda pada pasien yang memakai lapisan wax
yang juga menutupi palatum durum. Larutan yang digunakan memiliki komposisi dan
konsentrasi yang sama; fakta bahwa aliran saliva tidak terpengaruh berkorelasi dengan
penelitian ini yang menemukan bahwa piranti intraoral tidak mempengaruhi respon
terhadap rangsangan rasa. Temuan tersebut mendukung hasil penelitian saat ini, yang
menunjukkan kurangnya pengaruh piranti lepasan atas pada pengecapan rasa.
Oleh karena itu, disimpulkan bahwa efek terapi dari piranti lepasan selain dari niat
individu dan cara kerjanya bergantung pada kerjasama pasien.4 Maka dari itu, kami
menyimpulkan dari penelitian kami bahwa piranti membawa perubahan sementara
dalam persepsi rasa, yang dapat dialami pada anak-anak dengan atau tanpa piranti, kita
harus mendidik pasien sebelum memberikan piranti tentang perubahan sementara dalam
persepsi rasa dan mendorong pemakaian piranti sepenuhnya, termasuk selama makan,
tanpa takut mempengaruhi sensasi rasa.
REFERENSI
1. Linden RW. Taste. Br Dent J 1993 Oct;175(7):243-253.
2. Lawless H. Sensory development in children:research in taste and olfaction. J Am
Diet Assoc 1985 May;85(5):577-582, 585.
3. Har-Zion G, Brin I, Steiner J. Psychological testing of taste and flavour reactivity in
young children undergoing treatment with removable orthodontic appliances. Eur J
Orthod 2004;26(1):73-78.
4. Sergl HG, ZentnerA.Acomparative assessment of acceptance of different types of
functional appliances. Eur J Orthod 1998 Oct;20(5):517-524.
5. Wewers ME, Lowe NK. A critical review of visual analogue scales in the
measurement of clinical phenomena. Res Nurs Health 1990 Aug;13(4):227-236.
6. Tiplady B, Jackson SH, Maskrey VM, Swift CG. Validity and sensitivity of visual
analogue scales in young and older healthy subjects. Age Ageing 1998 Jan;27(1):63-
66.
7. Steiner,JE.;Reuveni,J.; Beja,Y. Simultaneous multidisciplinary measures of taste
hedonics. In: Steiner, JE.; Ganchrow, JR., editors. Determination of behaviour by
chemical stimuli. London: IRS Press; 1982. p. 149-160.
8. Bellisle F. Quantifying palatability in humans. Ann N YAcad Sci 1989;575:363-374.
9. Matsui D, BarronA, Rieder MJ.Assessment of the palatability of antistaphylococcal
antibiotics in pediatric volunteers. Ann Pharmacother 1996 Jun;30(6):586-588.
10. Angelilli ML, Toscani M, Matsui DM, Rieder MJ. Palatability of oral antibiotics
among children in an urban primary care center. Arch Pediatr Adolesc Med 2000
Mar;154(3):267-270.
11. Raben A, Tagliabua A, Astrup A. The reproducibility of subjective apetite scores.
British journal of nutrition 1995. 73: 517-530.
12. Stewart FN, Kerr WJ, Taylor PJ.Appliance wear: The patient’s point of view. Eur J
Orthod 1997 Aug;19(4):377-382.
13. Baker S, Brooks SC, Walker DM. The release of residual monomeric methyl
methacrylate from acrylic appliances in the human mouth: an assay for monomerin
saliva. J Dent Res 1988 Oct;67(10):1295-1299.
14. Doty RL, Shaman P, Applebaum SL, Giberson R, Siksorski L, Rosenberg L. Smell
identification ability: changes with age. Science 1984 Dec;226(4681):1441-1443.
15. Anliker JA, Bartoshuk L, Ferris AM, Hooks LD. Children’s food preferences and
genetic sensitivity to the bitter taste of 6-n-propylthiouracil (PROP). Am J Clin Nutr
1991 Aug;54(2): 316-320.
16. Kapur KK, Collister T, Fischer EE. Masticatory and gustatory salivary reflex
secretion rates and taste thresholds of denture wearers. J Prosthet Dent 1967
Nov;18(5):406-416.
17. Hutchins M. Integrative oral sciences 1507 chemical sensory system functions. Ann
N Y Acad Sci 2001;855:816-819.
18. Strain JC. The influence of complete dentures upon taste perception. J Prosthet Dent
1952;2(1):60-67.
19. Steiner, JE. Behaviour manifestations indicative of hedonics and intensity in
chemosensory experience. In: Kurihara, K.; Suzuki, N.; Ogawa, H., editors. Olfaction
and taste. New York: Springer-Verlag; 1994. p. 284-287.
20. Perl E, Shufman E, Vas A, Luger S, Steiner JE. Taste- and odor-reactivity in heroin
addicts. Isr J Psychiatry Relat Sci 1997;34(4):290-299.
21. Shannon IL, Terry JM, Nakamoto RY. Palatal coverage and parotid flow rate. J
Prosthet Dent 1970 Dec;24(6):601-607.

Anda mungkin juga menyukai