Paper - Namiera Dahlia Thahir
Paper - Namiera Dahlia Thahir
Disadur dari:
Razdan P, Sakthivel VS, Naqvi ZA, Goyal V, Tripathi S, Singh S. Alteration in Taste
Perception among Young Children during the use of Removable Orthodontic Appliance
Therapy. J Contemp Dent Pract 2017;18(7):607-613.
Penyaji:
Namiera Dahlia Thahir
NIM: 210631151
Dosen Pembimbing:
Erliera, drg., Sp.Ort (K)
NIP: 198001132008122003
DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2022
DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disadur dari:
Razdan P, Sakthivel VS, Naqvi ZA, Goyal V, Tripathi S, Singh S. Alteration in Taste
Perception among Young Children during the use of Removable Orthodontic Appliance
Therapy. J Contemp Dent Pract 2017;18(7):607-613.
DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2022
DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disadur dari:
Razdan P, Sakthivel VS, Naqvi ZA, Goyal V, Tripathi S, Singh S. Alteration in Taste
Perception among Young Children during the use of Removable Orthodontic Appliance
Therapy. J Contemp Dent Pract 2017;18(7):607-613.
DEPARTEMEN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2022
ABSTRAK
Latar Belakang: Indera penciuman sangat berpengaruh terhadap cita rasa
makanan. Jika aromanya menyenangkan kita, kita mengantisipasi rasa makanan itu
dengan nikmat. Jika indera penciuman kita terganggu, maka begitu juga indera
pengecapan rasa kita. Pembahasan pengaruh piranti pada persepsi rasa selalu menjadi
topik yang kontroversial. Bahan dan metode: Penelitian ini dirancang untuk
menganalisis perubahan persepsi rasa pada anak-anak yang menggunakan piranti
ortodontik lepasan. Semua subjek penelitian yang dipilih diberi rangsangan rasa yang
berbeda dan diminta untuk menilai sesuai persepsi mereka. Tanggapan verbal diminta
berdasarkan rangsangan rasa yang benar dan salah setelah diberikan kepada mereka.
Skala analog visual digunakan untuk menilai intensitas dan estimasi hedonis
(palatabilitas) para subjek penelitian. Hasil: Para subjek dari kedua kelompok studi dan
kontrol mendapat nilai yang berbeda untuk tiap rangsangan rasa. Mayoritas rangsangan
diperkirakan dengan benar oleh kedua kelompok. Tidak ada perbedaan yang signifikan
secara statistik antara kelompok studi dan kontrol. Kesimpulan: Dalam sesi pengujian
yang berbeda, penilaian para subjek penelitian hampir konstan, menunjukkan bahwa
piranti tidak memiliki peran utama dalam perubahan rangsangan rasa.
Signifikansi klinis: Piranti dapat menyebabkan perubahan persepsi rasa,
sehingga kita harus mendidik pasien sebelum memberikan piranti tentang perubahan
dalam persepsi rasa dan menganjurkan pemakaian piranti secara penuh, termasuk saat
makan, tanpa perlu rasa takut mempengaruhi sensasi rasa.
Kata kunci: Perubahan, Piranti ortodontik, Rasa, Anak-anak.
PENDAHULUAN
Pengecapan rasa mengacu pada sensasi yang dialami selama terdapat rangsangan
kemoreseptor oral dan akan mencakup stimulasi sel reseptor khusus di kuncup pengecap
dan ujung saraf bebas di rongga mulut.1 Pada manusia, perkembangan persepsi rasa
mengikuti pola yang dapat didefinisikan dnegan baik: terdapat pola respons penolakan
terhadap rasa pahit dan preferensi makanan manis yang tampaknya merupakan respons
bawaan dan bukan respons yang dipelajari.1 Telah diketahui bahwa bayi yang baru lahir
menunjukkan preferensi terhadap gula, serta keengganan terhadap rangsangan asam dan
pahit dan juga relatif acuh tak acuh terhadap larutan garam.1 Hal ini menunjukkan bahwa
indera perasa sampai tingkat tertentu berfungsi saat lahir. Saat ini, bagaimanapun juga
terdapat beberapa kesimpulan umum yang dapat dibuat tentang perkembangan sensorik
dan penerimaan makanan. Preferensi manis pertama muncul sejak lahir, lalu
keengganan terhadap rasa pahit muncul sejak usia sangat dini, selanjutnya rasa asin
mungkin tidak disukai atau netral untuk bayi, dengan pola preferensi garam orang
dewasa tidak muncul sampai sekitar usia dua tahun.2
Penelitian menunjukkan bahwa kepekaan rasa pada anak usia 8 sampai 9 tahun,
meskipun berkembang dengan baik, belum sepenuhnya matang.2 Pola distribusi indera
pengecap lebih luas pada bayi dan anak-anak. Perkembangan sensorik pada anak-anak
tidak begitu matang jika dibandingkan dengan orang dewasa.2 Oleh karena itu, segala
sesuatu yang menyebabkan perubahan rasa akan menjijikkan bagi anak-anak.
Anak-anak dalam masa berkembang mengembangkan berbagai jenis maloklusi
dan oleh karena itu menjalani terapi ortodontik untuk koreksinya. Namun, terdapat
berbagai penyebab kegagalan terapi piranti lepasan pada anak, seperti gangguan pada
fonasi, vokalisasi, dan keluhan terkait pengecapan makanan dan minuman secara oral
serta perubahan persepsi rasa dan bau.3
Pengaruh piranti pada persepsi rasa selalu menjadi topik yang kontroversial.4
Beberapa peneliti telah mengindikasikan hilangnya sensasi rasa yang terkait dengan
penutupan palatal.4 Peneliti lainnya telah menemukan bahwa piranti tidak memberikan
efek pada persepsi rasa atau benar-benar meningkatkan persepsi ini.4 Pengalaman klinis
menunjukkan bahwa alat prostetik yang dapat dilepas atau dilepas dapat mempengaruhi
rasa dan bau dengan mengganggu aliran udara alami antara rongga mulut dan hidung. 3
Pada anak-anak, tidak banyak penelitian yang dilakukan mengenai perubahan persepsi
rasa dan bau meskipun ada keluhan dan pertanyaan dari pasien dan orang tuanya
mengenai fungsi ini.3 Oleh karena itu, penelitian ini dirancang untuk menganalisis
perubahan persepsi rasa pada anak-anak yang menggunakan piranti ortodontik lepasan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi rasa pada anak-anak yang
menjalani terapi piranti ortodontik lepasan atas.
TUJUAN
• Untuk memeriksa keakuratan pengecapan pada anak-anak yang menjalani terapi
piranti ortodontik lepasan atas.
• Untuk mengukur estimasi hedonik (palatabilitas) dari rangsangan rasa pada
anak-anak yang menjalani terapi piranti ortodontik lepasan atas.
• Untuk memperkirakan intensitas rangsangan rasa pada anak-anak yang
menjalani terapi piranti ortodontik lepasan atas.
METODOLOGI PENELITIAN
Sebanyak 100 subjek penelitian yang dipilih untuk penelitian ini dibagi menjadi
dua kelompok (kelompok I dan II) masing-masing terdiri dari 50 anak sebagai kelompok
studi dan kontrol antara usia 8 dan 13 tahun dari Departemen Pedodonsia dan
Kedokteran Gigi Anak Pencegahan dan Departemen Ortodonsia. Kelompok studi (I)
diberikan piranti ortodontik lepasan atas sesuai kebutuhan perawatan individu.
Kelompok kontrol (II) terdiri dari anak-anak yang tidak memerlukan piranti ortodontik
lepasan. Semua subjek penelitian yang dipilih diberi rangsangan rasa yang berbeda dan
diminta untuk menilai sesuai persepsi mereka. Tanggapan verbal diminta berdasarkan
rangsangan rasa yang benar dan salah setelah diberikan kepada mereka. Skala analog
visual (VAS) digunakan untuk menilai intensitas dan estimasi hedonis (palatabilitas)
para subjek penelitian. Subjek diinstruksikan untuk membuat sebuah penanda yang
jelas, pada masing-masing skala menurut penilaian subjektif terbaik mereka. Hasil yang
diperoleh menjadi data analisis statistik.
Kriteria Ekslusi
Subjek dengan riwayat penyakit sistemik, infeksi saluran pernapasan atas akut,
atau terapi obat dimasukkan ke dalam studi.
Mereka yang memiliki riwayat perawatan ortodontik sebelumnya tidak
dipertimbangkan.
Variasi Rangsangan yang Digunakan
Berbagai rangsangan rasa yang dipilih untuk dinilai Persepsi rasa para subjek
dibagi menjadi 10 kelompok yang berbeda, yaitu:
Kelompok Rangsangan Rasa
I Konsentrat Sukrosa
II Larutan Sukrosa
III Konsentrat asam sitrat
IV Larutan asam sitrat
V Konsentrat Saline
VI Larutan Salin
VII Air Suling
VIII Air Suling
IX Mint
X Stroberi
Analisis Data
• Penamaan verbal dievaluasi secara dikotomis sebagai "benar" atau "salah".
Persentase identifikasi "benar" untuk setiap rangsangan rasa dihitung.
• Untuk perkiraan, jarak antara sisi kiri VAS dan tanda subjek diukur dalam
milimeter (dengan akurasi 0,5 mm). Pengukuran ganda individu digariskan. Dari
estimasi semikuantitatif individu yang diperoleh, mean dan standar deviasi
dihitung.
• Keandalan subyek ditetapkan berdasarkan identifikasi dua sampel air suling.
Mereka dianggap konsisten berdasarkan kriteria berikut: (1) penamaan verbal
dari dua sampel air suling (VII dan VIII) digambarkan sebagai “tidak berasa”,
(2) perbedaan antara dua nilai yang diberikan untuk masing-masing perkiraan
yang diminta pada VAS tidak melebihi 7 mm. Hasil yang diperoleh dilakukan
uji Chi-square, uji t-test tidak berpasangan, dan uji analisis varians.
HASIL PENELITIAN
Dalam penelitian ini hasil estimasi intensitas dan hedonis di antara pasien dengan
piranti lepasan atas adalah dilakukan dengan estimasi verbal.
PEMBAHASAN
Reaksi terhadap rangsangan rasa dapat ditentukan secara objektif, menggunakan
indikator fisiologis, seperti detak jantung, tekanan darah, sekresi air liur, atau "refleks
gustofacial."7,8 Pendekatan yang berbeda adalah evaluasi psikofisik subjektif
berdasarkan deskripsi verbal, peringkat semikuantitatif hedonis dan intensitas
rangsangan. Karena persyaratan utama dalam desain penelitian ini adalah sesi durasi
pendek dan kesederhanaan instruksi yang sesuai dengan situasi pasien anak, pendekatan
yang terakhir diterapkan. Alat yang sebenarnya digunakan dalam penelitian ini adalah
VAS, yang telah digunakan sebelumnya dalam situasi yang sama.7-10 Hasil penelitian
menunjukkan bahwa reaksi yang ditimbulkan oleh rangsangan yang sama sesuai untuk
sebagian besar subjek di kedua kelompok.
Metode kesalahan ditetapkan berdasarkan penelitian Raben et al11 yang
menemukan kesalahan 8 mm dalam penilaian berbagai variabel (di antaranya adalah
palatabilitas juga) mengenai sampel makanan. Dalam penelitian ini, anak-anak yang
menilai intensitas dan palatabilitas rangsangan yang serupa harus memiliki perbedaan
kurang dari 7 mm agar dianggap konsisten dan dimasukkan dalam penelitian.