LABORATORIUM
OLEH
NAMA : CANDRA WINATA
NIM : D021191039
KELOMPOK : VIII(Delapan)
LABORATORIUM BAKAR
JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LEMBAR PENGESAHAN
Awal Efendi Andi Dandi Reski Alam Syah Erina Dwi Ramadhani
STB : D021181310 STB : D021181309 STB : D021181305
Asisten IV Asisten V
Menyetujui,
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Mengetahui,
Kepala Laboratorium
CURICULUM VITAE
I. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Candra Winata
Nama Panggilan : Candra
Tempat / Tanggal Lahir : Lampa, 06 April 2001
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Nama Orang tua
Ayah : Sukamto
Ibu : Dewi
Pekerjaan Orang tua
Ayah : Wiraswasta
Ibu : Urt
Golongan Darah :O
Alamat : Pinrang
Telepon /No.HP : 0882019295549
E-mail : winatac019@gmail.com
Twitter :-
LINE :-
Cita-cita : Pengusaha
Hobi : Olahraga
Candra Winata
NIM. D021191039
NOMENKLATUR
d Diameter Silinder mm
s Langkah Piston mm
Do Diameter Orifice mm
Km Komposisi mol -
Kb Komposisi berat -
Cpm Panas jenis molekul kJ/kg˚C
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan kasih karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Laboratorium Motor Bakar ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai pengertian, prinsip kerja, jenis-jenis mesin pada
motor bakar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat
kekurangan- kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
1. PERATURAN PRAKTIKUM
A. KEHADIRAN
a. Sesuai jadwal praktikum yang ditetapkan. Kehadiran dianggap absen
jika terlambat 5 menit dari jadwal yangtelah ditentukan.
b. Praktikan yang tidak mengikuti satu kali praktikum dianggap gagai/
mengundurkan diri dan harus mengulang seluruh praktikum pada
semester berikutnya
c. Praktikan hanya diperbolehkan pindah waktu praktikum maksimal
satukali selama praktikum.
B. TATA TERTIB
a. Setiap praktikan wajib menggunakan jas praktikum (warna putih)
padasetiap kali mengikuti praktikum.
b. Tidak dibenarkan memakai sandal, sepatu sandal, dan sejenisnya
padasaat praktikum.
c. Rambut rapi. Bagi laki-laki maksimal 3 cm. Bagi perempuan
yangtidak memakai jilbab, rambutnya diikat.
d. Menggunakan kemeja, rok kain hitam (wanita), celana kain hitam
(pria) pada saat praktikum.
e. Membawa modul, name tag, perlengkapan praktikum, dan
menyelesaikan Tugas Pendahuluan sebagai syarat masuk praktikum.
f. Mengikuti respon; baik pintu, tulisan maupun lisan jika dibutuhkan.
g. Hanya praktikan yang lulus respon dan mematuhi tata tertib yang
boleh mengikuti praktikum.
h. Selama di Laboratorium Motor Bakar (praktikum), praktikan
dilarangkeras menggunakan aksesoris (kalung, gelang, dll).
i. Selama praktikum tidak dibenarkan makan, minum, dan
meninggalkanruangan (lab) tanpa seizin asisten yang bertugas.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang pada umumnya
kegiatan industri di negara ini kebanyakan menggunakan mesin, namun tidak
dapat dipungkiri bahawa pada tahun 2017 jumlah kendaraan bermotor
berjumlah sebesar 138.556.669 ( data BPS 2017) hal ini menunjukan betapa
besarnya minat masyarakat dalam menggunakan kendaraan bermotor.
Dengan besarnya jumlah kendaraan bermotor tersebut akan menimbulkan
problem berupa besarnya tingkat pemakaian bahan bakar.sedangkan
diketahui bahwa cadangan minyak bumi hanya tinggal 3,17 milliar barel
(CNBC Indonesia 2019).
Motor bakar merupakan mesin konversi energi yang mengubah energi
kimia menjadi energi termal, kemudian diubah lagi menjadi energi mekanik.
Motor bakar terbagi menjadi dua yaitu motor pembakaran dalam (internal
combustion engine) dimana tenaga panas dihasilkan dalam mesin itu sendiri.
Sebagai contoh mesin bensin, mesin diesel. Motor pembakaran luar (external
combustion engine), dimana tenaga panas yang dihasilkan dari luar mesin,
akan tetapi masih dalam satu unit mesin. Contohnya mesin uap, mesin turbin
dan lain lain
Pembakaran yang terjadi pada mesin akan menimbulkan gerakan mekanis
pada poros dan kemudian akan memutar roda, namun tidak semua energi dari hasil
pembakaran akan diteruskan ke poros mesin akibat adanya loses dari system
pembakaran tersebut. . Hasil dari pembakaran bahan bakar fosil/batu bara digunakan
untuk memanaskan air sehingga timbul steam. Aliran massa dari Steam ini kemudian
akan dimanfaatkan mejadi gerakan mekanis pada turbin yang kemudian digunakan
untuk memutar
Praktikum motor bakar ini memiliki tujuan untuk mengetahui dan
melihat perbedaan prinsip dan cara kerja dari mesin diesel dan mesin bensin.
Kita juga ingin membandingkan parameter-parameter yang dimiliki
keduanya, seperti daya efektif, konsumsi bahan bakar, efisiensi, dll, sehingga
dapat diaplikasikan sesuai dengan karakteristik mesin masing-masing
2. Tujuan Khusus
a. Daya Efektif Mesin (kW)
b. Konsumsi Bahan Bakar (kg/jam)
c. Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (kg/kav-jam)
d. Konsumsi Udara Aktual (kg/jam)
e. Perbandingan udara – bahan bakar
f. Efisiensi volumetrik (%)
g. Efisiensi termal (%)
h. Neraca panas (keseimbangan panas mesin)
BAB II
TEORI
DASAR
Motor bakar adalah salah satu jenis dari mesin kalor, yaitu mesin
yang mengubah energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau
mengubah tenaga kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanis. Energi
diperoleh dari proses pembakaran, proses pembakaran juga mengubah
energi tersebut yang terjadi didalam dan diluar mesin kalor (Srini, 2012).
Sebuah motor bakar memerlukan suatu proses pembakaran untuk
menghasilkan energi agar dapat berjalan dengan normal. Suatu sistem
pembakaran memerlukan 3 hal agar dapat menghasilkan energi yang
diperlukan oleh mesin, yaitu bahan bakar, media pembakarannya, dan
tempat terjadi pembakarannya. Berdasarkan sistem pembakarannya,
mesin atau engine dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu sistem
pembakaran dalam (internal combustion engines) dan sistem
pembakaran luar (external combustion engines). Pembagian mesin
menurut sistem pembakarannya didasarkan pada tempat proses
pembakaran yang terjadi.(Srini, 2012)
A. External Combustion Engine
pesawat, atau alat lainnya seperti mesin pemotong rumput atau motor,
dan motor outboard untuk kapal. Tipe paling umum dari mesin ini
adalah mesin pembakaran dalam putaran empat stroke yang
membakar bensin. Pembakaran dimulai oleh sistem ignisi yang
membakaran spark voltase tinggi melalui busi. Tipe mesin putaran dua
stroke sering digunakan untuk aplikasi yang lebih kecil, ringan dan
murah, tetapi efisiensi bahan bakarnya tidak baik. ( Faruq Alfahrobi,
2019)
C. Prinsip Kerja
Pada motor bensin, bensin dibakar untuk memperoleh energi
thermal. Energi ini selanjutnya digunakan untuk melakukan gerakan
mekanik. Prinsip kerja motor bensin, secara sederhana dapat
dijelaskan sebagai berikut : campuran udara dan bensin dari
karburator di hisapmasuk ke dalam silinder, dimampatkan oleh gerak
naik torak, dibakar untuk memperoleh tenaga panas. Bila torak
bergerak turun naik di dalam silinder dan menerima tekanan tinggi
akibat pembakaran, maka suatu tenaga kerja pada torak
memungkinkan torak terdorong ke bawah. batang torak dan poros
engkol berfungsi untuk merubah gerakan turun naik menjadi gerakan
putar, torak akan menggerakkan batang torak dan akan memutarkan
poros engkol. Dan juga diperlukan untuk membuang gas-gas sisa
pembakaran dan penyediaan campuran udara bensin pada saat-saat
yang tepat untuk menjaga agar torak dapat bergerak secara periodik
dan melakukan kerja tetap. (Suyatno, 2010)
2. Langkah kompresi
3. Langkah kerja
4. Langkah buang
D. Siklus Termodinamika
Pada proses kimia dan termodinamika yang terjadi pada motor
bakar yang sangat rumit. Oleh karena itu,analisa siklus
termodinamika sangat penting untuk dipahami. Pada siklus
termodinamika, siklus ini didealkan untuk mempermudah
menganalisa proses yang terjadi pada motor bakar. Pada penjelasan,
akan dijabarkan pada siklus ideal dan secara aktual pada motor
bakar. Pada siklus ideal fluida adalah udara, sedangkan pada siklus
aktual fluidanya adalah campuran antara udara dan bahan
bakar.(Harahap,2016)
a) Blok Silinder
Merupakan bentuk dasar dari mesin dan pada blok silinder
ini terdapat beberapa buah silinder mesin, pada tiap silinder
terdapat sebuah torak/piston yang dipasangkan pada salah satu
d) Torak / Piston
Oleh sebab itu dijumpai diameter bagian atas torak agak lebih
kecil dari bagian bawahnya, dimanadalam keadaan suhu tinggi
maka bagian atas dan bawah akan menjadi sama besar.
Sumber : http://fakhri010595.blogspot.com/2015/10/camshaft.html
B. Spesifikasi
Product Research Engine test setup 1 cylinder, 4 stroke,
Multifuel, VCR, Code 240.
Engine Single cylinder, 4 stroke, water cooled, stroke 110
mm, bore 87.5 mm, 661 cc. Diesel mode: 3.5 kW,
1500 rpm, CR range 12-19. Injection variation 0-
250 BTDC Petrol mode: 4.5 kW@ 1800 rpm,
Speed range 1200-1800 rpm, CR range 6-10.
Dynamometer Type eddy current, water cooled, with loading
unit.
Propeller shaft With universal joints.
Air box M S fabricated with orifice meter and manometer.
Fuel tank Capacity 15 lit. Type: Duel compartment, with
fuel metering pipe of glass.
Calorimeter Type Pipe in pipe.
ECU PE3 Series ECU, Model PE3-8400P, full build,
potted enclosure. Includes peMonitor & peViewer
software.
Piezo sensor Combustion: Range 350 bar, Diesel line: Range
350 bar, with low noise cable.
Crank angle Resolution 1 Deg, Speed 5500 rpm with TDC
sensor pulse.
Data acquisition NI USB-6210, 16-bit, 250 kS/s.
device
Nilai kalor bahan bakar terdiri dari Nilai Kalor Atas (Highest
Heating Value) dan Nilai Kalor Bawah (Lowest Heating Value). Nilai
Kalor Atas (NKA) adalah kalor yang dihasilkan oleh pembakaran
sempurna satu satuan berat bahan bakar padat atau cair, atau satu
satuan volume bahan bakar gas, pada tekanan tetap, apabila semula air
yang mula-mula berwujud cair setelah pembakaran mengembun
kemudian menjadi cair kembali. Nilai Kalor Bawah (NKB) adalah kalor
yang besarnya sama dengan nilai kalor atas dikurangi kalor yang
diperlukan air yang terkandung dalam bahan bakar dan air yang
terbentuk dari pembakara bahan bakar. (Farel, 2006).
Nilai kalor bahan bakar ditentukan berdasarkan hasil
pengukuran dengan kalorimeter dilakukan dengan membakar bahan
bakar dan udara pada temperatur normal, sementara itu dilakukan
pengukuran jumlah kalor yang terjadi sampai temperatur dari gas hasil
pembakaran turun kembali ke temperatur normal. Nilai kalori dari
bensin yang memiliki angka oktan 90- 96 adalah sebesar ±10,500 kkal/kg.
Nilai kalori diperlukan karena dapat digunakan untuk menghitung
jumlah konsumsi bahan bakar minyak yang dibutuhkan untuk suatu
mesin dalam suatu periode.
B. Bahan Bakar
Bahan bakar adalah bahan-bahan yang digunakan dalam
proses pembakaran. Syarat utama proses pembakaran adalah tersedia
bahan bakar yang bercampur dengan baik dengan udara dan
tercapainya suhupembakaran. Bahan bakar yang di pergunakan dapat
diklasifikasikan dalam tiga kelampok yakni bahan bakar berbentuk
cair, gas dan padat.
Bahan bakar cair adalah bahan bakar yang strukturnya tidak
rapat, jika dibandingkan dengan bahan bakar padat dimana
molekulnya dapat bergerak bebas. Bensin/gasolin/premium, minyak
solar, minyak tanah adalah contoh bahan bakar cair. Bahan bakar cair
yang biasa dipakaidalam industri, transportasi maupun rumah tangga
adalah fraksi minyak bumi. Minyak bumi adalah campuran berbagai
hidrokarbon yang termasuk dalam kelompok senyawa: parafin,
naphtena, olefin, dan aromatik. Kelompok senyawa ini berbeda dari
yang lain dalam kandungan hidrogennya. Minyak mentah, jika
disuling akan menghasilkan beberapa macam fraksi, seperti: bensin
atau premium, kerosen atau minyak tanah, minyak solar, minyak
bakar, dan lain-lain. Setiap minyak petroleum mentah mengandung
keempat kelompok senyawa tersebut, tetapi perbandingannya
berbeda. Adapun pada mesin bensin digunakan bahan bakar cair
berupa bensin.
Unjuk kerja dari mesin bensin sangat dipengaruhi oleh bahan
bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Bahan bakar ysng
titik beku, panas pembakaran persatuan massa dan volume, titik nyala,
berat jenis, keseimbangan kimia (stoikiometri), keamanan, dan
kebersihan.
a) Angka Oktan
Salah satu cara pengelompokan kualitas suatu BBM adalah
dengan tingkat research octane number-nya (RON, atau nilai oktan).
Semakian tinggi calorific value suatu bahan bakar maka energi yang
dihasilkan pun akan semakin efisein, karena menghasilkan panas
yang lebih besar dengan massa yang sedikit. Angka oktan adalah
indicator yang menunjukkan seberapa besar tekanan maksimum
yang bisa diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar secara
maksimum. Kualitas oktan yang tinggi menunjukkan
kemampuannya yang bagus dalam menghambat terjadinya
knocking pada engine.
b) Kemudahan menguap (Volatility)
Volatilitas adalah kecenderungan suatu cairan berubah
menjadi gas. Hal ini penting dalam pembentukan dan nilai
campuran udara dan bahan bakar pada saat terjadi penyalaan.
Apabila volatilitas suatu bahan bakar terlalu tinggi maka partikel
bahan bakar akan cepat menguap. Semburan lebih banyak berupa
hidrokarbon sehingga jumlah bahan bakar cair yang bercampur
dengan udara lebih sedikit. Penguapan yang lebih cepat akan
mengurangi temperatur udara sehingga temperatur campuran
relatif lebih rendah, namun campuran menjadi lebih jenuh dan
keduanya memperlambat timbulnya penyalaan.
c) Titik beku
Titik beku pada bahan bakar sangat penting sekali dalam
proses starting awal mesin pada kondisi dingin, dimana jika
temperature titik beku minyak kurang dari temperature
lingkungannya maka akan menyebabkan minyak berubah menjadi
kristal-kristal es baik di dalam karburator maupun pada saluran
udara, yang mana akan timbul nyala api dalam waktu yang cepat,
apabila permukaan minyak tersebut didekatkan dengan api. Titik
nyala ini diperlukan sehubungan dengan adanya pertimbangan-
pertimbangan mengenai keamanan dari penimbunan minyak dan
pengangkutan bahan bakar minyak terhadap bahaya kebakaran.
Titik nyala tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam
persyaratan pemakaian bahan bakar minyak untuk mesin diesel
atau ketel uap
e) Berat jenis
Berat jenis adalah suatu perbandingan berat dari bahan
bakar tertentu dengan berat dari air denga nisi yang sama dimana
suhu dari bahan bakar dan suhu dari air adalah sama tingginya
(rata-rata 60F). Kegunaan berat jenis adalah untuk menghitung
berat bahan bakar dimana berat isi telah diketahui. Semakin rendah
berat jenis suatu bahan bakar maka semakin berharga karena
banyak mengandung bensin. Minyak yang mempunyai berat jenis
tinggi berarti minyak tersebut mempunyai kandungan panas yang
(heating value) yang rendah.
f) Viskositas
dalam bahan bakar minyak itu sendiri dan berasal dari sistem
penyaluran dan penimbunan.
h) Kandungan Belerang (Sulphur content)
Semua bahan bakar minyak mengandung belerang/ sulfur
dalam jumlah yang sangat kecil. Walaupun demikian, berhubungan
keberadaan belerang ini tidak diharapkan karena sifatnya merusak,
maka pembatasan dari jumlah kandungan belerang dalam bahan
bakar minyak adalah sangat penting dalam bahan bakar minyak.
Hal ini disebabkan karena dalam proses pembakaran, belerang ini
teroksidasi oleh oksigen menjadi belerang oksida (SO2) dan belerang
teroksida (SO3). Oksida belerang ini apabila kontak dengan air
merupakan bahan- bahan yang merusak dan korosif terhadap
logam-logam didalam ruang bakar dan sistem gas buang.
π . d2 .s .z
Vs = (m3)
4 . 10 6
[ ]
(218,7 + 7,9 Twb
f' = 10 (mmHg)
(273,2 + Tdb)
[ ( )]
Patm
f = f' - 0,5(Tdb - Twb) (mmHg)
760
[ ]( )
f kg .udara lembab
x = 0,622
Patm - f kg .udara kering
[ ][ ]
Tdb 760
v = (0,773 + 1,224 .x) 1 + ( m3 kg )
273,2 Patm
Do = Diameter orifice = 20 mm
ho = Beda tekanan pada manometer
BAB III
TABEL DATA PENGUJIAN
Keterangan :
Renaldi Parrangan I Made Widhi Aditya
Muh. Arjun Fikri Haeruddin
Chandra Winata Yudi Reyaldi
2,486 . 1696
BHP = (kW)
9549,3
BHP = 0,441 kW
FC = 0,6876 kg/h
0,6876
SFC =
0.441
6 . 104 . 2 . 0,441
MEP = (kPa)
1696 . 0,034
π . d2 .s .z
Vs = (kPa)
4.106
Vs = 0,034 m3
1
ρud = (kg/m3)
0,877
[ ]
(218,7 + 7,9Twb)
f’ = 10 (mmHg)
(273,2 + Tdb)
[ ]
(218,7 + 7,9 . 29)
f’ = 10
(273,2 + 30)
f’ = 14,769 mmHg
[ ( )] (mmHg)
Patm
f = f’ - 0,5(Tdb - Twb)
760
[ ( )]
755
f = 14,769 - 0,5(30 - 29)
760
f = 14,269 mmHg
[ ]( )
f kg . udara lembab
x = 0,622
Patm - f kg . udara kering
[ ]
14,269
x = 0,622
755 - 14,269
kg . udara lembab
x = 0,011
kg . udara kering
[ ][ ]
Tdb 760
v = (0,773 + 1,224 . x) 1 + (m3/kg)
273,2 Patm
[ ][ ]
30 760
v = (0,773 + 1,224 . 0,011) 1 +
273,2 755
v = 0,879 m3/kg
3,14
Maact = 0,6 . . 202 . 10-6 . 3600 . 4,4295 . 4,00 ∙ 1,14
4
6,405
AFRact =
0,687
AFRact = 9,323
9,323
α=
14,5704
α = 0,639
6,405
ηvol = 1,965 . 100%
ηvol = 325,954 %
0, 687 . 42585,483
Qtot = 3600
Qtot = 8,126 kW
3,6 . 106
ηth = 41000000 . 1.559
ηth = 0,056
Qpm = 222,271 kW
150 + 1,8
975,88
qpm = 0,36
1000
60
Cpw = 4,1814 kJ kg °C
Qgb = 0,043 kW
( ) . 0,133 . 222
6,405 + 0,687
Hgb =
3600
Hgb = 0,081 kW
( ) . 0,133 . 30
6,405
Hud =
3600
Hud = 0,007 kW
0,441
ηmek = 8,126 . 100%
ηmek = 5,427 %
Qoth = -214,629 kW
0,441
%BHP = . 100%
8,126
%BHP = 5,427 %
207,909
%Qpm = . 100%
8,126
%Qpm =2558,5651 %
0,043
%Qgb = . 100%
8,126
%Qgb = 0,529 %
-214,629
%Qoth = . 100%
8,126
%Qoth = -2641,262 %
BHP
%BHP = 2.3793 %
0.1835 kW
%Qpm = 2695.7539 %
Qtot
7.7124 kW
%Qgb =0.5679 %
%Qoth = -2598.7012 %
Candra Winata/D021191039 Internal Combustion Engine
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
Qpm
207.9094 kW
Beban : 1,2 kg Qgb
-200.4242 kW
BHP
%BHP = 4.5212 %
0.3661 kW
%Qpm = 2744.2963 %
Qtot
8.0985 kW
%Qgb = 0.6064 %
%Qoth =-2649.424 %
Qpm
222.2479 kW
Beban : 2,4 kg Qgb
-214.5647 kW
BHP
%BHP =5.4282 %
0.4415 kW
%Qpm = 2732.3782 %
Qtot
8.1338 kW
%Qgb = 0.6101 %
%Qoth = -2638.4166 %
Qpm
222.2479 kW
Beban : 2,9 kg Qgb
-214.6052 kW
BHP
%BHP = 6.5808 %
0.5317 kW
%Qpm = 2839.297 %
Qtot
8.08 kW
%Qgb = 0.6144 %
%Qoth = -2746.4923%
Qpm
229.4172 kW
Beban : 3,5 kg Qgb
-221.9185 kW
BHP
%BHP = 7.1713 %
0.6217 kW
%Qpm = 2729.0395 %
Qtot
8.6692
%Qgb = 0.5754 %
%Qoth = -2636.7864 %
Qpm
236.5865 kW
-228.5889 kW
BHP
%BHP = 8.1033 %
0.7652 kW
%Qpm = 2657.187 %
Qtot
9.4432 kW
%Qgb =0.5188 %
%Qoth = -2565.8092 %
Qpm
250.9251 kW
Beban : 5,1 kg Qgb
-242.2961 kW
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
1. Daya efektif mesin (BHP) dapat di definisikan sebagai nilai kerja torak
sebuah mesin yang di dapatkan dari hasil kali antara torsi dengan putaran
mesin (RPM) lalu dibagi 9549,3. Berdasarkan praktikum yang sudah
dilakukan, pada mesin bensin daya efektif (BHP) terdapat kenaikan nilai
daya efektif seiring bertambahnya nilai torsi sehingga dapat di simpulkan
nilai BHP berbanding lurus dengan nilai torsi
2. Fuel Consumption atau konsumsi bahan bakar merupakan nilai antara
volume bahan bakar yang dikonsumsi per satuan waktu . Berdasarkan
praktikum yang sudah dilakukan pada mesin bensin, terjadi kenaikan nilai
fuel consumption seiring bertambahnya nilai torsi.Sehingga dapat di
simpulkan konsumsi bahan bakar berbanding lurus dengan nilai torsi yang
bekerja.
3. Specific Fuel Consumption (SFC) dapat di definisikan sebagai perbandingan
antara konsumsi dengan daya efektif mesin. Berdasarkan praktikum dengan
mesin bensin, terjadi penurunan nilai konsumsi bahan bakar spesifik seiring
bertambahnya nilai torsi dimana semakin besar torsi maka semakin kecil
nilai konsumsi bahan bakar spesifik yang diperoleh atau dapat di simpulkan
SFC berbanding terbalik dengan besar torsi yang bekerja
4. Pada konsumsi udara aktual (Mact) berdasarkan praktikum dengan mesin
bensin, terjadi penurunan nilai konsumsi udara actual dimana semakin
tinggi nilai torsi maka semakin kecil nilai Mact karena debit udara yang
masuk ke ruang bakar semakin kecil.Sehingga nilai torsi berbanding terbalik
dengan (Mact)
5. Perbandingan udara-bahan bakar (Air Fuel Ratio atau AFR) dapat di
definisikan sebagai rasio perbandingan antara udara dan bahan bakar.AFR
merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi kesempurnaan pada
proses pembakaran di ruang bakar. Dari hasil praktikum dengan mesin
bensin, terdapat penurunan nilai perbandingan udara bahan bakar seiring