Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan
menerapkan teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan
tenaga kerja akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang
tinggi. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk
menciptakan kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang
ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi
juga mental, emosional dan psikologi.
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan,sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja.Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun
kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh,merusak lingkungan yang pada akhirnya
akan berdampak pada masyarakat luas. Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan
Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan dan non kesehatan
kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka
kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor
penyebab,sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan
risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah
tersedia. Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada
pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya.Setiap orang
membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam bekerja
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting untuk
diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam
bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu
komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga
kesehatan. Tenaga kesehatanmempunyai kemampuan untuk menangani korban
dalam kecelakaan kerja dan dapatmemberikan penyuluhan kepada masyarakat
untuk menyadari pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja.
Untuk mengurangi keluhan pada saat bekerja dengan komputer, ada baiknya tempat
yang digunakan dalam berkomputer hendaknya dirancang sedemikian rupa. Posisi
duduk dalam mengetik juga harus diperhatikan. Dianjurkan, kita harus duduk dalam
posisi tegak dan rileks dan posisi salah satu dari kaki agak maju ke depan.
Pilihlah meja komputer yang dilengkapi dengan alat sandaran kaki dan
bagian bawah meja memiliki ruang gerak yang bebas. Tinggi meja disesuaikan
dengan ukuran kursi dan tinggi pengguna. Gunakan kursi yang yang fleksibel (dapat
diatur tinggi rendahnya) dan sandarannya mengikuti lekuk punggung .
B. Jagalah agar kacamata atau lensa kontak (jika menggunakan) dan layar
tampilan selalu bersih.
Syarat tekhnis ruang komputer tidak lepas dari sifat amannya ruang terhadap
gangguan – gangguan, yaitu :
C. Bebas debu.
E. Bebas getaran.
F. Bebas asap.
Ergonamis
Salah satu syarat yang menjamin terjalannya prosedur kesehatan, keselamatan dan
keamanan kerja adalah terpenuhnya syarat ergonomis di tempat kerja. Terdapat
beberapa pengertian ergonomi, antara lain:
A. Ergonomi berasal dari bahasa Latin, yaitu “ergo” yang artinya kerja dan
“nomos” yang artinya hukum alam, dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang
aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,
fisiologi, psikology,engineering, manajemen dan design.
B. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tubuh manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaan dengan memanfaatkan informasi-informasi mengenai
sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja
sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem dengan baik, dengan demikian
manusia dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman, aman, dan efektif sehingga
mencapai produktifitas yang optimal.
Anthropometri
Ergonomi tidak pernah lepas dari Anthropometri. Anthropometri berasal dari “antro”
yang berarti manusia dan “metri” yang berarti ukuran. Jadi secara garis besar
anthropometri dapat didefinisikan sebagai satu studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia.
Tujuan dari anthropometri adalah sbgi acuan yg ergonomis dalam segala hal yang
memerlukan interaksi manusia, dalam aplikasinya mengenai perancangan area, alat,
produk, maupun stasiun kerja, yang berkaitan dengan bentuk, ukuran, dan di mensi
yang tepat sehingga para pengguna alat atas ruangan fisik tersebut cocok,dan di
harapkan akan meningakatkan produktivitas. Anthropometri secara luas akan
digunakan sebagai pertimbangan-pertimbangan ergonomis dalam memerlukan
interaksi manusia. Data yang berhasil diperoleh antara lain dalam hal:
POSISI KERJA
Posisi kerja yang baik antara lain harus memenuhi syarat berikut:
C. Sikut terletak dekat dengan badan dan tidak jauh maju ke depan atau
kebelakang
Para pekerja sebaiknya juga melakukan peregangan setelah beberapa lama bekerja
dengan posisi yang sama, peregangan ini berfungsi untuk menggerakaan otot-otot
yang sudah tegang setelah lama bekerja.
Selain dari posisi tubuh, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi tingkat
ergonamis tempat kerja, yaitu: tenaga yang dikeluarkan, gerakan kerja, penglihatan (
cahaya dan tingkat ketelitian ), keadaan temperatur, keadaan atomosfer, keadaan
lingkungan, dan kelonggaran untuk kebutuhan pribadi.
Gerakan kerja maksudnya adalah apakah gerakannya di dalam area yang sempit
yang terbatas saja; misalnya di meja atau luas; misalnya di studio atau sempit.
Kelelahan penglihatan maksudnya adalah seberapa kerja tersebut mempengaruhi
kelelahan mata, dari tingkat pencahayaan ataupun jenis pekerjaan. jenis pekerjaan
yang kecil dan membutuhkan perhitungan presisi akan lebih cepat membuat mata
menjadi lebih lelah.
Keadaan temperatur yang normal untuk bekerja adalah 22°-28° C. Bila temperatur di
ruang kerja jauh di bawa atau di atas dari suhu normal tersebut, maka akan
mengganggu kinerja dari pekerja yang berada di ruangan tersebut. Keadaan
atmosfer merupakan tingkat kwalitas dari udara di tempat kerja; dari ada tidaknya
ventilasi dan ada tidaknya bau-bauan. Normalnya setiap ruangan memiliki ventilasi
agar menjaga pergerakan udara yang terdapat di dalam ruangan dan udara
harusnya tidak terdapat bau-bauan baik yang beracun maupun tidak. Kelonggaran
untuk kebutuhan pribadi adalah keaadaan di mana karyawan dapat bekerja seefektif
mungkin dengan menghormati kebutuhan dasar dari karywan tersebut sebagai
manusia, seperti pergi ke belakang, makan, berkomunikasi, dll.
Berikut ini adalah salah satu contoh penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dalam Bidang Rekayasa Perangkat Lunak, pada materi kegiatan Belajar perakitan
computer dengan memperhatikan keselamatan kerja, sebagai berikut :
C. LANGKAH 3 Siapkan casing, bukalah dari dusnya dan keluarkan. Casing yang
kami gunakan di sini adalah model tower dengan penutup samping. Bukalah kedua
penutup samping dengan melepas keempat baut yang berada di belakang casing.
Simpanlah terlebih dahulu kedua penutup samping itu di tempat yang aman.
H. LANGKAH 8 Sebaiknya beri heatsink dan fan pada chip prosesor agar
prosesor tidak cepat panas dan tahan lama. Oleskan sedikit thermal paste atau
pasta pendingin di atasnya, lalu tempelkan heatsink dan kipas di atasnya. Kuncilah
kipas prosesor dengan menekan dua pengaitnya secara bergantian dan hati-hati.
J. LANGKAH 10 Berikutnya pasang kartu memori (RAM) pada slot DIMM yang
telah disediakan. Sesuaikan jenis RAM dengan motherboard yang Anda gunakan.
buka pengunci kartu memori, lalu tancapkan kartu dengan benar. Pastikan seluruh
kaki kartu tertancap pada slot. Kemudian kunci posisinya dengan memasukkan
pengait pada tuas penguncinya ke lubang pada kartu memori.
K. LANGKAH 11 Beralihlah ke casing, pasang baut alas untuk mobo pada
pelatnya. Warna bautnya biasanya keemasan dan berlubang. Baut ini biasanya
disertakan pada saat Anda membeli casing PC. Bila tidak ada, maka Anda bisa
membelinya di toko aksesori komputer terdekat. Pastikan penempatannya sesuai
dengan jumlah dan posisi lubang baut yang dimiliki mobo. Kemudian kencangkan
baut tersebut dengan menggunakan tang.
N. LANGKAH 14 Pasang konektor yang berasal dari lampu LED, spiker, tombol
power dan tombol reset PC ke mobo. Letak pinnya biasanya berada di depan slot
PCI. Meski harus berhati-hati, Anda tak perlu merasa khawatir pemasangan
konektornya terbolak-balik. Masing-masing pin di mobo sudah ada namanya.
Tinggal sesuaikan saja namanya dengan nama konektor yang akan ditancapkan.
KESIMPULAN.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pekerjaan dengan
komputer agar nyaman dan tidak berbahaya bagi kesehatan. Beberapa hal yang
perlu dilakukan adalah :
b. Gangguan penglihatan,
c. Stress,
e. masalah lain.
Jadi k3lh sangatlah penting bagi para pengguna computer. Untuk itu kita perlu
memperhatikan k3lh itu karena pada saat kita menggunakan computer kita harus
menjaga kesehatan kenyamanan maupun keselamatan bagi tubuh kita. Tujuan dari
di terapkanyya k3lh ini adalah untuk mengurangi penyalah gunaan terhadap
computer..