Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Administrasi Pendidikan 28 (2) (2021) 283-289

1 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Issue 2, Oktober 2021 Hal 283-289

JURNAL ADMINISTRASI PENDIDIKAN


Journal homepage: http://ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs

Pembangunan Ruang Kelas Di Sekolah Dasar (Kajian Dari


Aspek Pembiayaan)
Sri Wulansari, Mohammad Fakry Gaffar, Aan Komariah, Suryadi
Prodi Administrasi Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia
Correspondence: E-mail: sriwulansari@upi.edu

ABSTRACT ARTICLE INFO


Article History:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis skema pembiayaan Received 18 Juni 2021
pembangunan ruang kelas SD di Kabupaten Bandung. Ketersediaan ruang Revised 23 Juli 2021
kelas yang nyaman sangat berpengaruh terhadap kelancaran jalannya Accepted 26 September 2021
proses pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan Available online 30 Oktober 2021
pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara
mendalam (indept interview) dan studi dokumentasi pada Sekolah Dasar
(SD) di Kabupaten Bandung yang mendapatkan bantuan dana
pembanguna ruang kelas selama tiga tahun berturut-turut. Analisis data
penelitian ini dilakuan dengan tiga langkah utama yaitu reduksi data,
display data dan verifikasi data. Temuan penelitian dikelompokkan
menjadi tiga kategori yaitu skema pembiayaan pembangunan ruang kelas,
pengelolaan dana hibah, dan kendalam pelaporan keuangan. Dana hibah
yang tidak dapat memenuhi semua kebutuhan karena tidak ada dalam
aturan pembaiyaan menyebabkan sekolah harus kreatif dan inovatif
memenuhi kekuarangan dana tersebut. Selain itu dalam menunjang
pelaporan yang baik sebagai bentuk akuntabilitas sekolah. Pengelola
keuangan perlu diberikan pelatihan tenntang penyusunan laporan
keuangan yang baik dan sesuai dengan aturan.

Keyword: Dana Alokasi Khsusu (DAK), Ruang Kelas Baru (RAB).

© 2021 Tim Pengembang Jurnal UPI

1. PENDAHULUAN gedung sekolah dan fasilitas pembelajaran


yang memadai salah satunya adalah ruang
Pembangunan gedung sekolah seringkali
kelas (Adaralegbe, Adesina dalam Abraham,
dikaitkan dengan kajian tentang sarana
2003).
prasarana sekolah. Lingkungan fisik dan
fasilitas sebagai penunjang kegiatan belajar Ruang kelas dimaknai sebagai suatu
mengajar dipandang unsur penting agar ruang yang berfungsi sebagai sarana dalam
pelaksanaannya berkualitas. Proses belajar proses pembelajaran (Karwati & Priansa,
mengajar terjadi dalam lingkungan yang 2014). Ruang kelas digunakan untuk
terstruktur dan bermakna. Pembelajaran kegiataan tatap muka antara guru dan siswa
efektif juga tergantung dari ketersediaan dalam berbagai aktivitas pembelajaran.
DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Sri Wulansari, et al. Title - Pembangunan Ruang Kelas Di Sekolah Dasar (Kajian Dari Aspek
Pembiayaan) | 284

Proses belajar mengajar akan berjalan operasional pendidikan selama satu tahun
dengan baik apabila peserta didik akan anggaran. Biaya ini digunakan untuk
merasakan aman dan nyaman dalam menunjang pelaksanan program pengajaran,
mengikuti pembelajaran, dan hal ini akan pembayaran gaji guru dan personil sekolah,
menghasilkan mutu pendidikan yang lebih administrasi kantor, pemeliharaan dan
baik. Fasilitas ruang kelas diperlukan untuk perawatan fasilitas pendidikan.
realisasi hasil yang berorientasi belajar
Data dari Dinas Pendidikan Kabupaten
mengajar (Okon & Sole, 2006).
Bandung, kondisi ruang kelas SD pada tahun
Ketersediaan raung kelas menjadi hal 2019 terdapat 654 ruang kelas yang rusak
yang penting dalam rangka mendukung berat, sedangkan tahun 2020 terdapat 489
pembelajaran yang berkualitas. Sehingga ruang kelas yang rusak berat. Dalam waktu
banyak kajian tentang ketersediaan satu tahun kondisi ruang kelas yang rusak
lingkungan fisik sering dihubungkan dengan berat hanya berkurang 165 ruang kelas
prestasi akademik siswa. Namun kajian (25,2%). Hal ini menggambarkan
pembangunan ruang kelas dapat dilihat juga pertumbuhan yang sangat lambat.
dari sudut panjang pembiayaan pendidikan. Ketersediaan anggaran pemerintah dan tata
Pembiayaan pendidikan dalam rangka kelola yang buruk yang berpotensi korupsi
meningkatkan kualitas menjadi hal yang menjadi salah satu penyebab kenapa
sangat peting. Sehingga ada yang pembangunan ruang kelas sangat lambat
menyatakan kualitas pendidikan selalu pertumbungannya (Bustari, 2016).
beriringan dengan biaya yang dikeluarkan.
Biaya (cost) dalam kajian pendidikan
dipandang sebagai sumber daya yang
dikorbankan (scarified) dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan (Horngen, 2006;
Nwokoye, et. al, 2018). Biaya ini dikeluarkan
untuk memenuhi ketersediaan sarana
prasana pendidikan. Salah satu dari sarana
prasarana pendidikan adalah ruang kelas.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Gambar 1. Kondisi Ruang Kelas SD di Kab.
pembangunan ruang kelas memiliki Bandung
hubungan yang erat dengan konsep
pembiayaan pendidikan. Sumber: NDP Kemendikbud (2020)

Biaya pendidikan terdiri dari biaya Pada gambar 1 dapat dilihat kondisi
langsung (direct cost), biaya tidak langsung ruang kelas SD di Kab. Bandung didominasi
(indirect cost), biaya rutin (recurrent cost), dengan kondisi yang rusak ringan, sedangkan
biaya pembangunan (capital cost), biaya pada kondisi rusak total menjadi kondisi yang
pribadi (private cost), biaya sosial (social paling sedikit. Bahkan pada tahun 2020
cost), monetary cost dan nonmonetary cost kondisi ruang kelas yang rusak total sudah
(Cohn, 1979; Thomas, 1985). Kaitannya tidak ada. Secara terperinci data kondisi
dengan fasilitas pendidikan dikenal istilah raung kelas di Kab. Bandung dapat dilihat
biaya rutin dan biaya pembangunan. pada tabel 1.
Menurut Gaffar (1987), biaya rutin dan biaya Kondisi ini menggambarkan masing
pembangunan merupakan bagian dari biaya banyak pekerjaan rumah pemerintah daerah
langsung. Biaya rutin adalah biaya yang bagaimana dapat menyelesaikan
digunakan untuk membiayai kegiatan
DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
285 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Issue 2, Oktober 2021 Hal 283-289

permasalahan tentang kondis ruang kelas ini. Banyaknya ruang kelas yang tidak layak
Bagaimana pemerintah harus menyediakan digunakan menjadi masalah paling besar
banyak dana untuk memperbaiki kondisi ini. dalam hal ini.

Tabel 1. Kondisi Ruang Kelas SD di Kabupaten Bandung 2018-2020

Baik % Rusak % Rusak % Rusak % Rusak %


Ringan Sedang Berat Total
2018 2262 24.59 5677 61.73 703 7.64 554 6.02 1 0.01
2019 2245 24.22 5644 60.89 717 7.74 654 7.06 9 0.1
2020 1082 10.98 6922 70.27 1358 13.79 489 4.96 0 0

gedung sekolah seringkali dikaitkan menggunakan pendekatan pembiayaan


dengan kajian tentang sarana prasarana dikaji secara mendapat dalam penelitian ini.
sekolah. Lingkungan fisik dan fasilitas sebagai
Pengumpulan data dilakukan dengan
penunjang kegiatan belajar mengajar
wawancara mendalam (indept interview) dan
dipandang unsur penting agar
studi dokumentasi pada Sekolah Dasar (SD)
pelaksanaannya berkualitas. Proses belajar
di Kabupaten Bandung yang mendapatkan
mengajar terjadi dalam lingkungan yang
bantuan dana pembanguna ruang kelas
terstruktur dan bermakna. Pembelajaran
selama tiga tahun berturut-turut.
efektif juga tergantung dari ketersediaan
gedung sekolah dan fasilitas pembelajaran Analisis data penelitian ini dilakuan
yang memadai salah satunya adalah ruang dengan tiga langkah utama yaitu reduksi
kelas (Adaralegbe, Adesina dalam Abraham, data, display data dan verifikasi data (Miles &
2003). Huberman, 1994). Sedangkan untuk uji
keterpercayaan data dilakukan teknik
Berkaitan dengan fenomena di atas,
Triangulasi yaitu untuk mendapatkan
penulis tertarik untuk melakukan suatu
temuan dan interpretasi (menafsirkan atau
penelitian guna mengkaji pengelolaan sistem
menjelaskan) data yang lebih akurat dan
informasi di Sekolah Laboratorium UPI,
kredibel (Sugiyono, (2015), Patton, (2009)).
menganalisis seberapa penting tingkat
keberhasilan yang diperoleh, bagaimana 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
efektifitas dan efesiensi pengelolaannya,
serta bagaimana solusi alternatif 3.1 Hasil Penelitian
pengembangannya. Hasil penelitian digambarkan dalam tiga
kategori yaitu 1) skema pembiayaan
pembangunan ruang kelas, 2) pengelolaan dana
2. METODE PENELITIAN pembangunan ruang kelas, dan 3) Kendala
dalam pelaporan keuangan pembangunan
Metode Penelitian ini menggunakan
ruang kelas.
metode kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Penelitian studi kasus mengarah pada i. Skema Pembiayaan Pembangunan Ruang
pendekatan yang digunakan untuk menelaah Kelas
permasalah penelitian dan untuk
menemukan data dan informasi yang Temuan penelitian tentang skema
mendalam tentang topik yang sedang pembiayaan pembangunan ruang kelas SD di
dibahas dalam penelitian (Creswell, 2009). Kabupaten Bandung didapatkan pada dua
Skema pembangunan ruang kelas dengan sumber keuangan yaitu Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Sri Wulansari, et al. Title - Pembangunan Ruang Kelas Di Sekolah Dasar (Kajian Dari Aspek
Pembiayaan) | 286

Secara terperinci sumber pendanaan dari menerima bantuan dana pembangunan ruang
APBN dikelompokkan ke dalam dua jenis kelas pada Data Pokok Pendidikan (Dapodik)
bantuan, yaitu bantuan pemerintah yang tidak terupdate secara berkala. Sehingga
dananya diberikan oleh Kementerian terkadang data sekolah pada Dapodik tidak
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sama dengan kondisi real di lapangan.
secara langsung kepada pihak sekolah penerima
iii. Kendala Pelaporan Keuangan
bantuan dan Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik
pendidikan yang dananya diberikan langsung Pelaporan keuangan hibah pembangunan
oleh Kementerian Keuangan kepada ruang kelas yang bersumber dari pemerintah
Pemerintah Daerah. memiliki aturan yang ketat. Kejelasan
penggunaan dana, kesesuaian, dan bahkan
ii. Pengelolaan Dana Pembangunan Ruang
bukti otentik penggunaannya tentu menjadi
Kelas
ukuran pelaporan yang baik. Temuan penelitian
Pengelolaan dana pembangunan ruang pada pelaporan keuangan hibah pembangunan
kelas dilakukan oleh panitia khusus yang ruang kelas ternyata masih memiliki beberapa
dibentuk oleh satuan pendidikan. Panitia kendala.
Pembangunan di Satuan Pendidikan (P2S)
Kendala yang masih dihadapi oleh panitian
merupakan tim yang memiliki dasar hukum,
pembangunan di satuan sekolah (P2S)
sehingga wewenang pengelolaan dana hibah
diantaranya adalah kemampuan panitia dalam
untuk pembangunan ruang kelas secara hukum
menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB),
memiliki wewenang penuh.
realisasi anggaran dengan menyertakan bukti
Dasar hukum yang menjadi acuan dalam otentik, serta pembukuan laporan sesuai
pembentukan panitia pembangunan ini adalah dengan aturan yang telah ditetapkan.
Peraturan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)
Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan
satuan kerja Direktorat Pembinaan SD pada
(P2S) masih kesulitan merancang RAB dan
Kependikbud. Peraturan tentang petunjuk
gambaran perencanaan pembangunan. Hal ini
pelaksanaan pembangunan Ruang Kelas Baru
menyebabkan adanya pemborosan anggaran
(RKB). Dasar hukum lainnya adalah Perpes RI
dan fisik bangunan tidak sesuai dengan gambar
nomor 123 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis
yang ada pada petunjuk teknis pelaksanaan
Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran dan
pembangunan. Selain itu terkadang realisasi
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
anggaran yang tidak sesuai dengan rencana juga
Nomor 5 Tahun 2021 Tentang Juknis DAK Fisik
menjadi kendala lainnya. Kenaikan harga
Reguler Bidang Pendidikan Tahun 2021.
barang-barang menjadikan ketidak sesuaian
Meskipun pengelolaan dana realisasi anggaran ini terjadi.
pembangunan ruang kelas yang bersumber dari
Temuan lain juga menunjukkan guru yang
bantuan pemerintah atau DAK ini dilakukan
diberi tugas tambahan sebagai bendahara
oleh penitian pembangunan. Kepala sekolah
panitia pembangunan memiliki kemampuan
tetap menjadi penanggungjawab utama dalam
pengelolaan keuangan yang kurang baik.
pelaksanaannya. Namun terkadang hal tersebut
Kemampuan ini menyebabkan laporan
memiliki kendala tersediri, salah satunya adalah
keuangan hibah pembangunan ruang kelas
kepala sekolah terkadang kesulitan membangi
menjadi tidak rapi. Beberapa hal yang terjadi
waktu antara tugas manajerial sekolah dan
dalam laporan keuangan adalah adanya bukti-
penanggungjawab pembangunan ruang kelas.
bukti pencatatan tidak lengkap mengenai
Selain itu, temuan penelitian juga pembelian barang dan upah pekerja, bahkan
mengambarkan bahwa data sekolah yang

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
287 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Issue 2, Oktober 2021 Hal 283-289

terkadang bukti pengeluaran masih ada yang Panitia pembangunan dalam aturan
belum didukung oleh tanda pengesahan. disebut sebagai swakelola, pelaksanaan
pekerjaan yang direncanakan, dikerjakan, dan
3.2 Pembahasan
diawasi sendiri (Keputusan Presiden Nomor 80
Pembangunan ruang kelas menjadi hal Tahun 2003 Pasal 39 Ayat 1). Dalam
penting dalam rangka mendukung peningkatan pelaksanaannya, sekolah wajib melibatkan
mutu pendidikan. Program pembangunan komite sekolah dan masyarakat sekitar sekolah
ruang kelas yang sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan Permendiknas Nomor 5 Tahun
standar kualitas yang baik tentu tidak mudah. 2010. Jadi, pada jenis swakelola ini tidak ada
Unsur yang paling mendominasi terkait dengan penunjukan langsung, pemilihan/seleksi
hal ini adalah ketersediaan dana. Namun langsung, pelelangan/seleksi umum dalam
masalah pendanaan ini adalah menjadi salah proses Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik bidang
satu faktor yang menghambat dalam pendidikan di sekolah. Tidak diperbolehkan
pembangunan ruang kelas (Bustari, 2016). menyerahkan pekerjaan kepada sebuah
perusahaan atau institusi di luar sekolah, karena
Pemerintah telah menyediakan anggaran proses swakelola oleh penerima hibah harus
yang cukup besar dalam rangka membangun dilaksanakan sendiri oleh penerima.
fasilitas fisik seperti ruang kelas sebagai
penunjang dalam pembelajaran. Anggaran dari Sebagai bentuk pertanggungjawaban maka
APBN dan APBD menjadi sumber utama hibah panitia pembangunan juga harus membuat
pembangunan ruang kelas ini. Pemberian dana laporan keuangan. Laporan keuangan yang baik
secara langsung oleh kementerian pendidikan tentuk laporan yang lengkap dan tepat.
dan kebudayaan (Kemendikbud) atau DAK. Pembuatan laporan yang baik akan sangat
ditentukan oleh kompetensi dari bagian
Dana hibah yang terbatas merupakan keuangan atau bendahara. Laporan keuangan
tantangan tersendiri bagi penitia pembangunan ini juga sebagai bentuk akuntabilitas sekolah.
di sekolah. Terkadang dana hibah tersebut juga Akuntabilitas di dalam manajemen keuangan
perlu mendapatkan dana tambahan dari berarti penggunaan uang sekolah dapat
internal sekolah. Hal-hal yang tidak dipertanggungjawabkan sesuai dengan
diperbolehkan dalam penggunaan dana hibah, perencanaan yang telah ditetapkan dan sesuai
tentu itu menjadi tanggungjawab sekolah dengan aturan yang berlaku (Molchanova,
dalam pemenuhannya. Penelitian Adillah (2016) 2019).
menunjukkan bahwa untuk mendapatkan dana
guna memenuhi berbagai kebutuhannya, Laporan pertanggungjawaban merujuk
sekolah harus kreatif dan inovatif dalam pada laporan mingguan, bulanan, dan laporan
memanfaatkan peluang yang ada. akhir dari pembangunan ruang kelas secara
keseluruhan. Unsur-unsur yang harus dimuat
Selain itu sekolah perlu membentuk panitia dalam laporan mingguan dan bulanan adalah: (i)
yang mampu mengelola dana hibah dengan informasi volume, satuan dan bobot pekerjaan;
baik. Pengelolaan yang baik memungkinkan (ii) prestasi pekerjaan mingguan; (iii) jumlah
dana hibah tersebut digunakan sesuai sasaran dana yang digunakan; dan (iv) foto-foto
dan sesuai dengan aturan. Poston (2011) kemajuan pelaksanaan kegiatan mencakup
menyampaikan pengelolaan angaran tampak depan, belakang, samping, dan dalam
pembiayaan yang efektif dapat dilakukan yang diambil dari titik yang sama. Sedangkan
dengan merujuk pada langkah berikut: (1) laporan akhir terdiri dari: (i) dokumen
menentukan tujuan; (2) mengestimasi penyelesaian fisik; (ii) dokumen penggunaan
kebutuhan di masa depan; (3) melakukan dana; dan (iii) foto-foto pelaksanaan kegiatan
penilaian kebutuhan; (4) pelakasanaan rencana. (0%, 40%, 70%, dan 100%) yang diambil dari titik
yang sama.

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Sri Wulansari, et al. Title - Pembangunan Ruang Kelas Di Sekolah Dasar (Kajian Dari Aspek
Pembiayaan) | 288

4. KESIMPULAN inovatif dalam mencari dana tambahan


untuk pembangunan tersebut. Selain itu
Berdasarkan hasil penelitian dapat
sekolah harus berusaha mengelola dana
disimpulkan bahwa skema pembiayaan
dengan baik agar tidak terjadi pemborosan
pembangunan ruang kelas bersumber dari
dan penyalahgunaan anggaran oleh pihak
dua sumber dana yaitu APBN dan APBD,
yang tidak bertanggungjawab. Pelatihan bagi
secara langsung diberikan oleh Kementerian
panitia pembuatan laporan dapat dilakukan
Pendidikan dan Kebudayaan dan Dana
dalam rangka meningkatkan kemampuan
Alokasi Khsusus (DAK). Dana hibah ini
bendaha pembangunan dalam membuat
terkadang tidak dapat memenuhi kebutuhan
laporan keuangan yang baik.
pembangunan karena ada hal-hal yang tidak
dapat dianggarkan melalui dana hibah
tersebut, sehingga sekolah perlu kreatif dan

5. DAFTAR PUSTAKA
Adaralegbe, (n.d) in Abraham, N. M. (2003). Educational Administration in Nigeria. Port
Harcourt: Pam Unique Publishing Company Ltd.
Adesina, (n.d.) in Abraham, N. M. (2003). Educational Administration in Nigeria. Port
Harcourt: Pam Unique Publishing Company Ltd.
Adillah, G. (2016). Manajemen keuangan sekolah. Manajer Pendidikan, 10(4).
Bustari, M. (2016). Optimalisasi rehabilitasi ruang kelas dalam mendukung penyelenggaraan
wajib belajar 9 tahun. Jurnal Manajemen Pendidikan UNY, 12(2), 113156.
Castaldi, (n.d.). in Peretemode, V. F. (2001). Educational Administration: Applied Concepts and
Theoretical Perspective. Lagos: Joja Educational Research and Publishers Ltd.
Cohn, Elchanan. (1979). The Economic of Education. Massachusetts: Ballinger Publishing
Company
Creswell, J. W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches, Third Edition. California: SAGE Publication Inc.
Gaffar, Fakry, M. (1987). Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodalogi. Jakarta: P2LPTK
Ditjen Dikti - Depdikbud
Horngren,Charles T., et al. (2008). Akuntansi Biaya. Edisi 7. PT. Indeks kelompok Gramedia:
Jakarta
Karwati, E., & Priansa, D. J. (2014). Manajemen Kelas: Classroom Management. Bandung:
Alfabeta.
Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1994). Qualitative Data Analysis, Second Edition. London:
Sage Publication.
Molchanova, V. S., & Federation, R. (2019). Education and financial inclusion. An empirical
study in students of higher education. European Journal of Contemporary Education,
8(4), 810–818.
Nwokoye. et. al. (2018). Principles of Economics 1 Nigeria. Department of Economics Nnamdi
Azikiwe University
Okon, J. E., & Sole, M. A. (2006). Management of the Nigerian primary school plant:
Perceptions for effective practice. Nigerian Journal of Curriculum Studies, 13(1), 139-
146.

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i2 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
289 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Issue 2, Oktober 2021 Hal 283-289

Parmo, P., Sucipto, M. H., & Sumarkan, S. (2016). Penilaian kondisi bangunan gedung Sekolah
Dasar Negeri studi kasus di Sekolah Dasar Negeri Se-Kabupaten Madiun. EMARA
Indonesian Journal of Architecture, 2(1), 42-52.
Patton, M. (2009). Metode Evaluasi Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah (lampiran). Jakarta: BSNP.
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D).
Bandung: Alfabeta.
Terry, G.R. (1977). Principles of Manajement. Illionis: Dow Jones-Irwin Inc.
Thomas, Jones H. (1985). Introduction to School Finance: Technique and Social Policy. New
York: MacMillan Publishing Company.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
YAPPIKA-Action Aid. (2017). Laporan riset tata kelola rehabilitasi ruang kelas dan
pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB).YAPPIKA-Action Aid.Jakarta.
Zahruddin, Arifin, Z., & Suhandi, A. (2019). Implementasi penyusunan Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah. Jurnal Administarsi Pendidikan, 26(1), 45
Zakariya, R. (2020). Pencegahan korupsi melalui optimalisasi tata kelola rehabilitasi dan
pembangunan ruang kelas di Indonesia. Integritas: Jurnal Antikorupsi, 6(1), 45-62.

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i1 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |

Anda mungkin juga menyukai