Anda di halaman 1dari 8

MEMBANGUN JEMBATAN DALAM UPAYA MENGATASI HAMBATAN YANG

DIHADAPI GURU DI SEKOLAH


(Penulis1)
(instansi1)
Email:( emailkamu@gmail.com )

PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang peran guru menjadi krusial dalam
membentuk masa depan generasi mendatang. Namun di tengah tanggung jawab besar mereka
guru sering dihadapkan pada beragam hambatan yang menghalangi kualitas pengajaran dan
pembelajaran. Salah satu hambatan yang umum adalah beban administratif yang berat. Guru
tidak hanya harus fokus pada proses pengajaran, tetapi juga harus menghadapi tugas-tugas
administratif yang kompleks dan memakan waktu. Persiapan materi, penilaian, serta pelaporan
kemajuan siswa merupakan sebagian kecil dari tugas-tugas yang harus mereka
selesaikan.(Jamaludin, Mulyasa, and Sukandar 2022)
Tantangan lain datang dari perubahan-perubahan dalam kurikulum. Perkembangan
kurikulum yang terus-menerus menuntut guru untuk selalu memperbarui metode pengajaran
mereka agar tetap relevan dan efektif. Ditambah lagi, integrasi teknologi dalam pembelajaran
memperluas cakupan tanggung jawab guru, memaksa mereka untuk memahami dan
menggunakan perangkat teknologi terbaru.(Jumri and Engga Putra Damara 2020)
Kendala yang lebih mendalam seringkali terletak pada kesenjangan sumber daya. Di
beberapa daerah, terutama yang terpencil, guru mungkin menghadapi keterbatasan dalam hal
akses terhadap bahan ajar yang mutakhir, fasilitas yang memadai, atau dukungan profesional.
Hal ini mengakibatkan kesenjangan dalam kualitas pendidikan antara wilayah perkotaan dan
pedesaan, serta antara sekolah-sekolah yang berbeda.(Situmorang et al. 2023)
Solusi inovatif menjadi krusial Guru telah mengembangkan berbagai strategi untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut. Mulai dari penerapan manajemen waktu yang efektif
hingga kolaborasi antar-guru untuk berbagi beban kerja, upaya-upaya ini menunjukkan
kreativitas dan ketekunan para pendidik dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang
lebih baik.
Melalui artikel ini kita akan menjelajahi secara mendalam berbagai tantangan yang
dihadapi guru di sekolah serta solusi-solusi yang mereka tawarkan. Dengan membangun
jembatan antara hambatan dan solusi, diharapkan kita dapat menciptakan lingkungan
pendidikan yang lebih inklusif, dinamis, dan memberdayakan bagi semua pihak yang terlibat.

LITERATUR REVIEW
Pendidikan merupakan fondasi utama dalam pembangunan suatu bangsa dan peran
guru sangat krusial dalam menyediakan landasan tersebut. Namun tantangan yang dihadapi
oleh guru di sekolah sering kali menjadi hambatan yang signifikan dalam upaya penyampaian
ilmu pengetahuan secara efektif. Studi yang dilakukan oleh(Sugiyana et al. 2024) menyoroti
bahwa salah satu hambatan utama yang dihadapi oleh guru adalah keterbatasan sumber daya
dan fasilitas di lingkungan pendidikan. Kurangnya akses terhadap materi pembelajaran yang
mutakhir dan kekurangan infrastruktur yang memadai dapat membatasi kreativitas dan
efektivitas pengajaran. Selain itu, penelitian oleh(Munawar 2021) menemukan bahwa beban
kerja yang berlebihan juga merupakan salah satu faktor yang signifikan menghambat kinerja
guru. Tuntutan administratif yang tinggi dan pengaruh faktor-faktor eksternal seperti
perubahan kurikulum dapat mengganggu fokus pengajaran.
Meskipun demikian upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan ini telah menjadi
fokus utama dalam banyak inisiatif pendidikan. Penelitian oleh(Bastari, Uliyah, and Iqbal
2023) menunjukkan bahwa pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan dapat
membantu guru mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Program-program ini tidak hanya
meningkatkan keterampilan pengajaran, tetapi juga memberikan dukungan emosional dan
mental yang diperlukan bagi para pendidik. Selain itu, pendekatan kolaboratif antara guru, staf
sekolah, dan pihak terkait lainnya telah terbukti efektif dalam membangun jembatan untuk
mengatasi hambatan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh(Khomarunizar, Adib, and
Sarbanun 2022), kerjasama tim di antara para profesional pendidikan dapat memfasilitasi
pertukaran ide, sumber daya, dan dukungan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan
dengan lebih efektif.
Terlihat bahwa walaupun hambatan-hambatan yang dihadapi oleh guru di sekolah bisa
menjadi kompleks dan menantang, upaya-upaya untuk membangun jembatan melalui pelatihan
profesional yang berkelanjutan dan kolaborasi antar-sesama telah membawa harapan bagi
perbaikan sistem pendidikan. Melalui pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, diharapkan
bahwa guru dapat mengatasi hambatan-hambatan ini dengan lebih efektif, sehingga mereka
dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam menciptakan masa depan pendidikan
yang lebih baik.

METODE PENELITIAN
Dalam artikel ini ditulis dengan menggunakan metode studi pustaka untuk
mengeksplorasi dan menganalisis hambatan-hambatan yang dihadapi oleh guru di sekolah serta
upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Pendekatan ini melibatkan pengumpulan,
seleksi, analisis, dan interpretasi berbagai sumber pustaka yang relevan dengan topik
penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hambatan Yang Dihadapi Guru
Tantangan berbasis administratif merupakan salah satu hambatan utama yang dihadapi
oleh guru di sekolah saat ini. Beban administratif yang meningkat secara signifikan seringkali
mengganggu proses pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Guru sering kali harus
menghabiskan banyak waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas administratif seperti pembuatan
laporan, pengisian formulir, dan pemenuhan persyaratan dokumentasi lainnya. Hal ini
mengakibatkan waktu dan energi yang seharusnya dialokasikan untuk merancang
pembelajaran yang menarik dan memperhatikan kebutuhan individual siswa menjadi terbatas.
Sebagai contoh, pengisian formulir evaluasi, administrasi absensi, dan pemantauan kemajuan
siswa, meskipun penting, dapat menjadi beban tambahan yang mengganggu fokus guru pada
pengajaran.(Diana, Aminin, and Yanto 2022)
Semakin kompleksnya sistem administrasi di sekolah memperumit proses pengelolaan
waktu dan prioritas bagi para guru. Mereka sering kali dihadapkan pada tugas-tugas
administratif yang memakan waktu, namun tidak selalu mendukung secara langsung dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Akibatnya, guru sering kali merasa terbebani dan terbatas
dalam melakukan inovasi dan pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa
serta perkembangan terkini dalam bidang pendidikan. Dalam era di mana kolaborasi dan
adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan metode pembelajaran baru menjadi kunci,
beban administratif yang berlebihan dapat menjadi penghalang signifikan bagi kemajuan
pendidikan yang berkelanjutan.(Rizkasari, Rahman, and Aji 2022)
Penting bagi para pemangku kepentingan pendidikan termasuk pemerintah, lembaga
pengelola sekolah, dan komunitas pendidikan, untuk mempertimbangkan kembali dan
mengurangi beban administratif yang tidak perlu bagi guru. Langkah-langkah konkret seperti
menyederhanakan prosedur administrasi, memanfaatkan teknologi untuk otomatisasi tugas-
tugas rutin, serta memberikan dukungan administratif tambahan kepada guru dapat membantu
mengatasi tantangan ini. Dengan demikian, guru dapat lebih fokus pada pengajaran dan
pembelajaran yang bermakna, sehingga menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis
dan memuaskan bagi siswa.(Sekolah 2022)
Selain guru dihadapkan dengan tantangan berbasis administratif selanjutnya adalah
Pelatihan dan pengembangan profesional merupakan salah satu komponen kunci dalam
membangun kemampuan guru yang tangguh dan responsif terhadap dinamika pendidikan saat
ini. Dalam menghadapi perkembangan kurikulum, teknologi, dan tuntutan baru dalam proses
pembelajaran, guru perlu terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
Pelatihan yang berkelanjutan tidak hanya penting untuk memperbaharui pengetahuan tentang
materi ajar, tetapi juga untuk memperluas repertoar metode pengajaran dan pendekatan
pembelajaran yang dapat mereka terapkan di ruang kelas.(Huda 2017)
Program pelatihan dan pengembangan profesional yang efektif haruslah menyediakan
platform bagi guru untuk memperdalam pemahaman mereka tentang strategi pengajaran yang
inovatif, penggunaan teknologi pendidikan yang relevan, serta pemahaman akan kebutuhan
belajar individu dari siswa mereka. Selain itu, program ini juga sebaiknya memperhatikan
aspek keterampilan interpersonal dan manajerial yang dapat membantu guru dalam
membangun hubungan yang baik dengan siswa, orang tua, dan rekan kerja.(Fajaryati 2013)
Selain konten materi yang diberikan penting juga bagi program pelatihan ini untuk
menawarkan pendekatan yang interaktif dan partisipatif. Melalui diskusi kelompok, simulasi,
studi kasus, dan pengalaman praktis langsung, guru dapat memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam dan keterampilan yang dapat diaplikasikan secara langsung dalam konteks
pengajaran mereka.
Program pelatihan haruslah berkelanjutan dan berkesinambungan bukan hanya
kegiatan satu kali yang terisolasi. Dengan memberikan akses kepada guru untuk mengikuti
pelatihan berkala, workshop, seminar, dan konferensi pendidikan, mereka dapat terus
mengembangkan diri mereka sepanjang karir profesional mereka. Hal ini tidak hanya
memberikan manfaat bagi guru secara individual, tetapi juga meningkatkan kualitas
pendidikan secara keseluruhan dengan menghasilkan guru yang lebih terampil, terinformasi,
dan termotivasi.
Selanjutnya masalah kesejahteraan guru adalah salah satu isu yang memerlukan
perhatian serius dalam konteks pendidikan. Guru sebagai garda terdepan dalam memberikan
pendidikan berkualitas seringkali menghadapi tekanan yang kompleks dan beragam dari
berbagai aspek pekerjaan mereka. Beban kerja yang berat, tuntutan administratif yang semakin
meningkat, serta tanggung jawab terhadap kesejahteraan, perkembangan, dan kesuksesan
akademik siswa, semuanya merupakan faktor yang dapat menyebabkan stres dan tekanan
mental bagi guru.(Jumri and Engga Putra Damara 2020)
Salah satu aspek yang mendasar dari masalah kesejahteraan guru adalah tingginya
beban kerja yang harus mereka tanggung. Selain mengajar di kelas, guru juga harus
menghadapi tugas-tugas administratif seperti menyiapkan kurikulum, mengoreksi tugas, dan
mengevaluasi kemajuan siswa. Keterbatasan waktu dan sumber daya seringkali membuat guru
merasa terbebani, terutama ketika harus memenuhi target dan standar yang ditetapkan oleh
pihak sekolah atau pemerintah.(Jamaludin, Mulyasa, and Sukandar 2022)
Kondisi lingkungan kerja yang tidak kondusif juga dapat memperburuk masalah
kesejahteraan guru. Kurangnya dukungan dari manajemen sekolah, ketidakpastian dalam
kebijakan pendidikan, serta kurangnya sarana dan prasarana yang memadai di sekolah dapat
menimbulkan stres tambahan bagi guru. Perasaan tidak dihargai atau tidak didukung oleh
lingkungan kerja dapat membuat guru merasa terisolasi dan tidak termotivasi dalam
melaksanakan tugas-tugas mereka.(Munawar 2021)
Dampak dari stres dan tekanan mental yang dialami oleh guru dapat sangat signifikan.
Selain berpotensi menyebabkan masalah kesehatan fisik dan mental seperti kelelahan,
insomnia, dan depresi, stres yang berkepanjangan juga dapat berdampak negatif terhadap
kinerja guru dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan. Guru yang merasa terbebani secara
emosional cenderung mengalami penurunan motivasi dan kepuasan kerja, yang pada gilirannya
dapat mempengaruhi interaksi mereka dengan siswa dan efektivitas pengajaran mereka.
Untuk mengatasi masalah kesejahteraan guru diperlukan langkah-langkah konkret yang
mendukung kesejahteraan mereka. Ini termasuk penyediaan program dukungan kesejahteraan
yang komprehensif, seperti konseling psikologis, pelatihan manajemen stres, dan workshop
kesehatan mental. Selain itu, penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung,
di mana guru merasa didukung dan dihargai oleh manajemen sekolah dan rekan kerja mereka.
Program pengembangan profesional yang berfokus pada kesejahteraan juga dapat membantu
guru mengelola stres dan meningkatkan kemandirian mereka dalam merawat kesejahteraan diri
sendiri.(Bastari, Uliyah, and Iqbal 2023)
Kesadaran dan pemahaman tentang pentingnya kesejahteraan guru juga perlu
ditingkatkan di semua tingkatan mulai dari sekolah hingga pemerintah. Dukungan yang kuat
dari pihak sekolah, pemerintah, dan organisasi pendidikan sangat penting dalam memastikan
kesejahteraan guru sebagai fondasi yang kuat bagi penyelenggaraan pendidikan yang
berkualitas. Hanya dengan menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mendukung, kita
dapat memastikan bahwa guru dapat memberikan kontribusi maksimal mereka dalam
membentuk masa depan generasi yang akan datang.
Tantangan dalam menangani diversitas siswa merupakan salah satu aspek yang
signifikan dalam dunia pendidikan saat ini. Guru sering kali dihadapkan pada kelas yang
heterogen, di mana setiap siswa memiliki kebutuhan pendidikan yang berbeda-beda. Mulai dari
siswa yang memiliki kecerdasan tinggi, hingga mereka yang membutuhkan bantuan ekstra
dalam memahami materi pelajaran, serta siswa dengan kebutuhan khusus seperti disabilitas
fisik atau belajar. Menyelaraskan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan yang beragam ini
bisa menjadi tantangan yang kompleks bagi guru.(Sugiyana et al. 2024)
Mengelola kelas dengan siswa yang memiliki kebutuhan beragam memerlukan
pendekatan yang fleksibel dan responsif. Guru perlu mengidentifikasi perbedaan individual
siswa dalam gaya belajar, kebutuhan akademik, minat, dan latar belakang budaya. Hal ini
membutuhkan waktu, energi, dan keterampilan yang cukup besar dari guru untuk dapat
memberikan perhatian yang setara kepada setiap siswa, tanpa meninggalkan siswa lain di
belakang.(Jamaludin, Mulyasa, and Sukandar 2022)
Tantangan lain yang dihadapi guru adalah dalam menyusun strategi pembelajaran yang
efektif untuk memfasilitasi kemajuan semua siswa. Dalam kelas yang heterogen, memastikan
bahwa materi pelajaran dapat diakses oleh semua siswa tanpa meninggalkan siapapun di
belakang merupakan tugas yang tidak mudah. Guru harus mampu menyajikan materi dengan
berbagai cara yang berbeda, menggunakan metode pembelajaran yang beragam, dan
menyediakan sumber daya yang relevan sesuai dengan kebutuhan individual siswa.
Mengelola diversitas siswa juga merupakan kesempatan bagi guru untuk berkembang
secara profesional dan memperkaya pengalaman belajar di kelas. Dengan menerapkan
pendekatan inklusif dan memperkuat kerjasama antar-siswa, guru dapat menciptakan
lingkungan belajar yang mendukung bagi semua siswa. Dengan memanfaatkan keberagaman
sebagai kekuatan, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan menyeluruh
bagi setiap siswa di kelas.

Strategi Dalam Upaya Mengatasi Hambatan


Penerapan solusi-solusi inovatif dalam mengatasi hambatan yang dihadapi oleh guru di
sekolah tidak hanya menguntungkan para pendidik secara individual, tetapi juga memiliki
dampak yang signifikan terhadap pengalaman belajar siswa dan kualitas keseluruhan
pendidikan di sekolah. Ini merupakan sebuah investasi dalam perbaikan sistem pendidikan
yang memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat secara keseluruhan.(Fajaryati
2013)
Ketika guru-guru mendapatkan pelatihan khusus yang relevan dengan kebutuhan
mereka di ruang kelas mereka menjadi lebih siap dan termotivasi untuk mengajar dengan
efektif. Pelatihan ini dapat mencakup strategi pengajaran yang inovatif, manajemen kelas yang
efisien, teknik evaluasi yang beragam, dan pendekatan pembelajaran yang diferensiasi untuk
memenuhi kebutuhan siswa yang beragam. Dengan memiliki keterampilan yang diperbarui dan
ditingkatkan secara teratur, guru-guru dapat menghadapi tantangan baru di era pendidikan yang
terus berubah dengan lebih percaya diri dan kompeten.(Munawar 2021)
Dukungan administratif yang memadai juga memainkan peran penting dalam
memastikan bahwa guru-guru dapat fokus pada tugas-tugas pengajaran mereka. Ketika guru
tidak harus menghadapi beban administratif yang berlebihan, mereka memiliki lebih banyak
waktu dan energi untuk merencanakan dan melaksanakan pembelajaran yang bermakna.
Dukungan administratif ini mencakup pemenuhan kebutuhan sumber daya seperti buku
pelajaran, peralatan, dan teknologi, serta akses yang mudah terhadap data siswa dan dukungan
profesional.(Munawar 2021)
Selain memberikan manfaat langsung bagi para pendidik penerapan solusi-solusi
inovatif juga memiliki dampak positif yang besar pada pengalaman belajar siswa. Kolaborasi
antar-guru, misalnya, memungkinkan adanya pertukaran ide dan praktik terbaik, sehingga
menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis dan memperkaya pengalaman belajar
siswa. Siswa dapat mengalami berbagai pendekatan pengajaran yang berbeda-beda, sesuai
dengan gaya belajar mereka masing-masing, yang dapat meningkatkan pemahaman mereka
atas materi pelajaran.
Penggunaan teknologi pendidikan juga membuka pintu bagi peluang pembelajaran
yang lebih interaktif dan terlibat. Melalui penggunaan perangkat lunak, aplikasi, dan platform
pembelajaran online, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih menarik dan
relevan dengan dunia digital tempat siswa-siswa tumbuh dan berkembang. Teknologi juga
memungkinkan adanya pembelajaran yang mandiri dan berbasis proyek, di mana siswa dapat
mengembangkan keterampilan kritis seperti pemecahan masalah, kolaborasi, dan pemikiran
kreatif.(Huda 2017)
Peran kepemimpinan sekolah memiliki dampak yang sangat signifikan dalam
mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi oleh para guru di lingkungan pendidikan.
Sebuah kepemimpinan yang efektif tidak hanya membawa kesuksesan bagi siswa, tetapi juga
memberikan dukungan yang konsisten dan memotivasi bagi para guru. Pertama-tama,
kepemimpinan yang kuat dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif di mana para guru
merasa didukung, dihargai, dan diakui akan kontribusi mereka. Ini melibatkan pembangunan
budaya organisasi yang inklusif, yang mendorong kolaborasi, penghargaan terhadap
keberagaman, dan membangun komunitas yang saling mendukung antara guru, staf, siswa, dan
orang tua. Dalam lingkungan seperti ini, guru merasa lebih terhubung, termotivasi, dan
termotivasi untuk berkolaborasi dalam menghadapi tantangan dan mencari solusi
bersama.(Khomarunizar, Adib, and Sarbanun 2022)
Selain menciptakan lingkungan yang mendukung kepemimpinan sekolah yang efektif
juga berperan penting dalam memberdayakan guru dengan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang mereka hadapi. Ini bisa dilakukan
melalui penyediaan pelatihan dan pengembangan profesional yang relevan, sesuai dengan
kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh para guru. Dengan adanya pelatihan ini, para guru
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran mereka, menemukan strategi baru, dan memperluas
kemampuan mereka untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul.
Kepemimpinan sekolah yang efektif juga mencakup pengelolaan sumber daya yang
efisien dan efektif, termasuk alokasi waktu, dana, dan tenaga kerja. Para pemimpin sekolah
harus mampu memprioritaskan kebutuhan guru dan siswa, serta mengelola sumber daya yang
ada secara bijaksana untuk mendukung proses pembelajaran yang optimal. Ini dapat mencakup
penyediaan peralatan dan fasilitas yang memadai, buku pelajaran, serta teknologi yang
diperlukan untuk mendukung pengajaran dan pembelajaran yang efektif.(Diana, Aminin, and
Yanto 2022)
Kepemimpinan sekolah yang efektif memainkan peran penting dalam memfasilitasi
komunikasi yang terbuka dan transparan antara guru, staf, siswa, orang tua, dan komunitas.
Komunikasi yang efektif memungkinkan pertukaran informasi yang penting, umpan balik
konstruktif, dan kolaborasi yang produktif dalam mencari solusi untuk hambatan-hambatan
yang dihadapi oleh para guru.
Dengan demikian peran kepemimpinan sekolah tidak hanya terbatas pada administrasi
dan manajemen, tetapi juga pada menciptakan iklim yang mendukung, memotivasi, dan
memberdayakan guru untuk mengatasi hambatan-hambatan yang mereka hadapi. Melalui
kepemimpinan yang efektif, sebuah sekolah dapat menjadi tempat di mana para guru dapat
berkembang secara profesional, merasa didukung, dan mampu memberikan pendidikan
berkualitas tinggi kepada siswa mereka.
Dampak positif dari solusi-solusi ini tidak hanya terbatas pada pengalaman belajar
individual tetapi juga berdampak pada kualitas keseluruhan pendidikan di sekolah. Perbaikan
dalam kualitas pengajaran dan lingkungan belajar akan menghasilkan peningkatan prestasi
akademik secara keseluruhan, meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses belajar-mengajar,
serta membantu siswa mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan
kebutuhan masa depan mereka.
Dengan demikian upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi guru di
sekolah bukan hanya merupakan sebuah investasi dalam kesejahteraan dan kemampuan guru,
tetapi juga merupakan langkah penting dalam memperkuat fondasi pendidikan yang kokoh dan
berkelanjutan bagi masyarakat secara keseluruhan.

KESIMPULAN
Dalam upaya mengatasi hambatan yang dihadapi oleh guru di sekolah sangat penting
untuk membangun jembatan yang kuat antara tantangan yang dihadapi dan solusi yang tersedia.
Tantangan administratif, seperti beban kerja yang tinggi dan tata kelola yang kompleks,
memerlukan pendekatan yang sistematis dan efisien. Pelatihan profesionalitas yang terkini dan
relevan adalah kunci untuk memperkuat kompetensi guru dalam menghadapi dinamika
pendidikan yang terus berkembang. Selain itu peran kepemimpinan sekolah yang inklusif dan
mendukung sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan
profesional guru. Tantangan diversitas siswa memerlukan pendekatan yang sensitif dan
inklusif, dengan memperhatikan kebutuhan dan latar belakang masing-masing individu.
Penerapan solusi-solusi inovatif seperti teknologi pendidikan yang canggih dan strategi
pengajaran yang berbasis penelitian, menjadi kunci dalam merespon tantangan yang semakin
kompleks di dunia pendidikan saat ini. Dengan memperkuat kerjasama antara guru, sekolah,
dan pihak terkait lainnya, kita dapat membangun jembatan yang kokoh dalam mengatasi
hambatan-hambatan tersebut, menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, dinamis,
dan berdaya saing.

DAFTAR PUSTAKA
Bastari, Alwi, Taqwatul Uliyah, and Riskun Iqbal. 2023. “Iklim Madrasah Terhadap Peran
Guru” 02 (03): 734–45.
Diana, Ela Kris, Sudirman Aminin, and Ri Yanto. 2022. “Efektivitas Pelaksanaan Supervisi
Akademik Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru Di Smk Negeri 4 Bandar
Lampung.” POACE: Jurnal Program Studi Adminitrasi Pendidikan 2 (1): 9–23.
Fajaryati, Nuryake. 2013. “Evaluasi Pelaksanaan Teaching Factory SMK Di Surakarta.” Jurnal
Pendidikan Vokasi 2 (3): 325–37.
Huda, Nurul. 2017. “Manajemen Pengembangan Kurikulum.” Al-Tanzim : Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam 1 (2): 52–75.
Jamaludin, Soleh, E. Mulyasa, and Ahmad Sukandar. 2022. “Manajemen Sumber Daya
Manusia Dalam Meningkatkan Mutu Sekolah Study Deskripsi Di SMP IT Al-Futuhiyah
Kecamatan KarangTengah Kabupaten Garut.” Jurnal Ilmu Pendidikan (ILPEN) 1 (2): 13–
27.
Jumri, Rahmat, and Boby Engga Putra Damara. 2020. “Pengembangan Kreativitas Guru Dalam
Pembelajaran Matematika.” Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia 05 (2): 153–60.
Khomarunizar, A Adib, and A Sarbanun. 2022. “Pengaruh Iklim Kerja Sekolah Terhadap
Kinerja Guru.” Unisan Journal 01 (03): 172–86.
Munawar. 2021. “Meningkatkan Kinerja Guru.” Jurnal Evaluasi Pendidikan Dan Penelitian 2
(2): 14–21.
Rizkasari, Elinda, Ifa Hanifa Rahman, and Prima Trisna Aji. 2022. “Upaya Meningkatkan
Kompetensi Pendagogik Guru Sekolah Dasar Dalam Menghadapi Tantangan
Pembelajaran Abad 21.” Pendidikan Dan Konseling 4: 694–99.
Sekolah, Kepala. 2022. “Almufi Jurnal Pendidikan ( AJP ) Peningkatan Profesionalisme Guru
Melalui Supervisi Kepala Sekolah.”
Situmorang, Patresia, Rani Anggreani, Br Tarigan, and Renti Semina Sinaga. 2023. “Analisis
Kesulitan Guru Dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas V Sekolah Dasar Negeri
060967 Medan Belawan” 3 (3).
Sugiyana, F X, A Astuti, H Hartutik, and ... 2024. “Penguatan Kompetensi Guru Agama
Katolik SD-SMP-SMA Se-Paroki Kudus Dan Jepara Dalam Implementasi Kurikulum
Merdeka.” Cakrawala: Jurnal … 3 (1).

Anda mungkin juga menyukai