Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran

Volume xx, Number xx, Tahun 2022, pp. xx-yy

P-ISSN: 2614-3909 E-ISSN: 2614-3895

Open Access: https://dx.doi.org/10.23887/jp2.v4i3

Peran Kepala Sekolah dalam Inovasi Kurikulum Pengembangan bakat dan Minat Siswa
1 2
Ahmad Faozi *, Nurtanio Agus Purwanto
1,2
Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia

ARTICLE INFO
ABSTRAK
Article history:
Perencanaan kurikulum yang inovatif dalam upaya pengembangan bakat dan minat siswa di MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta dilakukan
Received Juni 22, 2021

Revised Juni 30, 2021 dengan baik. Kerangka kerja yang terkoordinasi menunjukan gambaran keadaan sekolah atas inovasi kurikulum yang diterapkan. Hal ini

Accepted Agustus 14, 2021 menunjukkan bahwa rencana program ini telah dikomunikasikan oleh kepala sekolah kepada berbagai pemangku kepentingan sekolah,
Available online October 25, 2021 termasuk guru, staf, komite sekolah, dan wali siswa. Perencanaan inovasi yang dilakukan yaitu sebuah kebijakan dan komitmen yang tegas
Kata Kunci: oleh sekolah, penambahan jam tatap muka untuk mata pelajaran tertentu, program bimbingan akademik, dokumentasi keterampilan siswa,
Inovasi kurikulum, Kepala Sekolah, bakat dan minat siswa
program les bahasa tambahan, ekstrakurikuler, pembiasaan dan pelatihan komputer yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa analisis
Keywords:
kebutuhan sebelum implementasi program dilakukan. Kepala sekolah memiliki hubungan dengan orang tua siswa, staf, komite sekolah, dan
Innovation in the curriculum, head master, students'
guru sehingga tidak dapat dikatakan banyak kendala yang signifikan terjadi selama pelaksanaan program. Selain itu, serangkaian pertemuan
talentsand interests
This is an open access article under the HYPERLINK digunakan untuk melakukan evaluasi dilakukan rutin oleh kepala sekolah. Kepala Sekolah bertemu dengan guru dua kali per semester,
"https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/" CC BY-SA sedangkan dengan wakil kepala sekolah bertemu sebulan sekali. Sementara evaluasi dilakukan pada akhir semester bersama orang tua dan
license.
Komite Sekolah.
Copyright © 2022 by Author. Published by Universitas Pendidikan
Ganesha.

ABSTRACT

Innovative curriculum planning in an effort to develop students' talents and interests at MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta is well done. The

coordinated framework shows a picture of the school's state of implementing curriculum innovations. This indicates that this program plan has

been discussed by the principal to whole school stakeholders, including teachers, staff, school committees, and student guardians. The

innovation planning carried out is in the form of strict policies and commitments by the school, additional face-to-face hours for certain subjects,

additional tutoring programs, documentation of student skills, additional language tutoring programs, extracurricular programs, habituation

programs, and good computer programs. This shows that the needs analysis prior to program implementation is carried out. The principal has a

relationship with parents, staff, school committees, and teachers so it cannot be said that many significant obstacles occurred during program implementation. In addition, a series of meetings are used to carry

out routine evaluations by the principal. Principals meet with teachers twice per semester, while Principals meet once a month and the evaluation is carried out at the last of the semester with parents and the

School Committee.

1. PENDAHULUAN

Pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses dimana manusia mengembangkan kepribadian dan kemampuannya baik secara internal maupun eksternal. Menurut

Sari, Saputri, dan Sasmita (2017), pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mendukung pembangunan dan kemajuan negara.

Sumber daya manusia yang dibekali dengan pengetahuan dan karakter dapat dibentuk melalui pendidikan. Dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan tinggi (Warsito, 2019).

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan sejumlah peraturan perundang-undangan lainnya yang berkaitan dengan pemenuhan hak mengatur

hak warga negara atas pendidikan, dan pendidikan merupakan sarana perbaikan. Pendidikan berperan dalam kehidupan suatu negara untuk menjamin kehidupan berbangsa dan

bernegara (Sujatmoko, 2010).

Dalam Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi pribadi yang beriman serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab dengan berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa (Fathurrahman, 2012).

Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam suatu lembaga pendidikan merupakan kunci keberhasilan dalam mengembangkan dan meningkatkan lembaga yang

dipimpinnya menjadi lembaga yang unggul (Furchah, 2004). Kepala sekolah harus mampu menyatukan pandangan semua pihak yang terlibat di sekolah, termasuk guru, karyawan,

siswa, dan orang tua (Furchah, 2004).

Penting bagi kepala sekolah untuk menyelesaikan tugas ini sesuai dengan fungsi manajemen kepala sekolah, termasuk mengelola lembaga pendidikan. Tugas mengelola

sumber daya manusia di lembaga pendidikan juga harus ditingkatkan untuk kepentingan pendidik, siswa, dan semua orang yang bekerja di sana. Selain itu, siswa perlu diperhatikan

dalam hal peningkatan fisik dan mental mereka. dengan pendampingan guru dan kepala sekolah harus melaksanakan program manajemen untuk meningkatkan kemampuan fisik

siswa, seperti bakat (Nurul, 2022).

Menurut Mustari & Rahman (2014), pendidikan juga membantu mempersiapkan generasi muda untuk bekerja. Keterampilan diperlukan untuk mempersiapkan

seseorang untuk siap terjun di duniackerja. Kegiatan tambahan dalam pendidikan formal yang sering disebut dengan kegiatan ekstrakurikuler berfungsi untuk meningkatkan

keterampilan siswa (Dahliyana, 2017). Bakat dan minat siswa dapat di tingkatkan untuk bekal siswa di masa depan. Banyak orang berhasil di masa depan dengan keterampilan yang

dimiliki. Setiap sekolah menawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang berbeda-beda (Dahliyana, 2017). Guru, staf, dan kepala sekolah harus mendukung program

ektrakurikuler yang dilakukan oleh sekolah. Sebagai kepala sekolah memegang peran yang sangat penting atas jalanya kegiatan ekstrakurikuleryang ada di sekolah. Peran manajerial

kepala sekolah menentukan berhasil dan gagalnya kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Termasuk dalam hal administrasi sekolah, visi dan misi sekolah, program pembelajaran, dan

ekstrakurikuler.

Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai pengelola di sekolah meliputi: a) bertindak sebagai penghubung antara warga sekolah dengan pemangku kepentingan

lainnya; b) memberikan informasi; dan c) membuat keputusan. Kemampuan kepala sekolah untuk mengawasi seluruh pelaksanaan program sangat menentukan keberhasilan program

di sekolah. Kesuksesan program yang ada di sekolah ditentukan berdasarkan kemampuan manajerial kepala sekolah dalam mengatur pelaksanaan seluruh program. Berlangsungnya

*Corresponding author.

E-mail addresses: zyudinha@gmail.com (Ahmad Faozi)


Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, Vol. xx, No. xx, 2022, pp. xx-yy 2

program sekolah dilandasi dengan adanya pembinaan terhadap semua yang terlibat di sekolah terutama Guru, pemanfaatan sarana dan prasarana dengan maksimal serta

pengembangan program ekstrakurikuler sebagai program non-akademik di sekolah (Fitrah, 2017).

Sekolah harus bisa menawarkan kurikulum yang inovativ jika ingin mendapat kepercayaan masyarakat dengan cara menyediakan kurikulum sekolah yang mewakili

masyarakat dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat yang berkembang (Furhan, 2004).

Kondisi ini menjadi pendorong berkembangnya gagasan reformasi dalam pemberdayaan sistem pendidikan sekolah, yang dicontohkan oleh sekolah model yang

menampilkan inovasi-inovasi baru dan memperbaiki kurikulum.

Menurut pengamatan penulis, kurikulum MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta adalah kurikulum nasional, baik dari Kementerian Agama maupun Pendidikan Nasional. Ini

telah dimodifikasi dengan ide-ide baru yang relevan dengan kemajuan zaman dan tantangan masyarakat zaman sekarang. Jenis inovasi yang dilakukan antara lain sebagai berikut:
1. Siswa Wajib tinggal dan menetap di Asrama.
2. Sekolah memberikan fasilitas dan bimbingan sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh siswa.
3. Program Pengembangan Potensi Akademik.
4. Adanya program pengembangan bahasa asing.
5. Mata pelajaran olahraga atau penjasorkes fokus pada pelatihan olahraga peminatan siswa dan olahrga yang sering dilombakan.
6. Materi Seni Budaya dan Keterampilan di fokuskan pada praktik.
7. Mata Pelajaran TIK di fokuskan pada praktik.
8. Pada Pelajaran Bahasa Indonesia siswa di bimbing untuk menghasilkan projek.
9. Dokumentasi.

Program yang ditawarkan kurikulum MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta merupakan inovasi kurikulum yang tidak dilaksanakan oleh kebayakan sekolah menengah

pertama pada umumnya sejak tahun ajaran 2017/2018. Perencanaan inovasi kurikulum MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta merupakan program yang tidak lepas atas peran Aminullah

selaku Kepala sekolah dengan para staf dan semua tenaga kependidikan MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta. Sejalan dengan adanya program penggalakan yang disebut Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS) sebagai wujud konsekuensi UU Republik Indonesia Nomor. 22 Tahun 1999 yang menerangkan tentang otonomi daerah dimana MTs Nur Iman Mlangi

melaksanakan program inovasi kurikulum dalam rangka menyongsong program Kurikulum Berbasis Kompetensi yang tertera dalam undang-undang diatas.

Tujuan adanya kebijakan ini adalah dalam rangka menghasilkan lulusan yang cerdas, bermoral, dan mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat dengan

kemampuan yang mereka miliki. Sehingga inovasi kurikulum dapat diterapkan di MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta untuk membantu siswa mempersiapkan masa depan dan

menggunakan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah di masyarakat.

Kemudian dari hal tersebut penulis tertarik lebih lanjut meneliti tentang bagaimana inovasi kurikulum sekolah dikelola dan bagaimana MTs Nur Iman Mlangi

Yogyakarta menemukan gagasan untuk melakukan inovasi terhadap kurikulum. Kemudian peneliti tertarik melakukan kajian yang lebih mendalam untuk mendapatkan wawasan

tentang bagaimana pengaruh kurikulum sekolah terhadap perkembangan bakat dan minat siswa

2. METODE

Penelitian ini penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif, penelitian yang tidak menggunakan penghitungan kuantitatif (Moleong, 2006).

Data dikumpulkan dengan latar yang alami (natural setting) sebagai sumber data langsung. Dengan mendapatkan data dari fakta yang detail dan dapat disesuaikan dengan

teori yangsesuai dan kemudian akan menjadi bahan analisi data secara mendalam untk mengembangkan teori.

Ketika melakukan penelitian, seseorang mencoba menggambarkan lingkungan, objek, dan peristiwa tertentu secara rinci dan mendalam, berdasarkan

studi kasus. Studi kasus dilakukan dengan mengkaji secara intensif unit-unit sosial tertentu, yang meliputi individu, kelompok, institusi dan masyarakat (Riyanto,

2001). Penelitian ini memberikan informasi rinci yang tidak dapat diperoleh dari penelitian lain. Tempat penelitian ini adalah Madrasah Tsanawiyyah Nur Iman Mlangi

Yogyakarta. Sekolah ini dipilih karena sekolah ini sukses dalam inovasi kurikulum. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara dan

dan pengamatan kepada kepala sekolah, guru dan segenap civitas akademika MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta. Data sekunder dari penelitian ini adalah dokumen-dokumen

sekolah atau yang terkait.

Pengumpulan data pertama kali dilakukan melalui teknik observasi dengan mengunjungi Madrasah Tsanawiyah Nur Iman Mlangi Yogyakarta untuk memperhatikan

atau mengamati kegiatan yang dilakukan dan mengamati lingkungan sekitar. Kedua, teknik wawancara melalui wawancara langsung dengan kepala sekolah dan guru. Dokumen

pihak ketiga, baik dokumen resmi MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta, seperti peraturan, sejarah perkembangan, dokumen dari surat kabar, majalah atau website tentang sekolah.
.
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif dengan menempuh tiga langkah yang terjadi secara bersamaan (Miles M.B & Huberman A.Mikel, 1992)

yaitu: l) reduksi data (data reduction), 2) penyajian data (data displays) dan 3) penarikan kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Perencanaan Inovasi Kurikulum

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diasumsikan bahwa Madrasah Tsanawiyah Nur Iman Mlangi Yogyakarta menggunakan kepemimpinan partisipatif dalam

implementasi inovasi kurikulum. Tugas kepala sekolah sebagai fasilitator, koordinator dan inovator merupakan tiga bagian dari manajemen partisipatif ini. Klien bertindak sebagai

fasilitator untuk memenuhi kebutuhan operasional program yang direncanakan. Sebagai koordinator, kepala sekolah bertanggung jawab atas semua program. Ini bisa dalam bentuk

keuangan, personel yang berkualitas, infrastruktur atau apa pun. Selain itu, berbagai hal terkait program di atas dikoordinasikan oleh Direktur. Sebagian besar ide program datang dari

kepala sekolah yang merupakan inovator program.

Program kerja sekolah menunjukkan manajemen inovasi kurikulum yang terencana dengan baik di MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta. Selain itu, kepala sekolah sudah

memiliki pemahaman yang mendalam tentang perencanaan teknis untuk mengelola inovasi kurikulum.

Gambaran kurikulum inovasi tampak dalam program sebagai berikut:

JP2. P-ISSN: 2614-3909 E-ISSN: 2614-3895


Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, Vol. xx, No. xx, 2022, pp. xx-yy 3

1. Siswa Wajib tinggal dan menetap di Asrama untuk mengikuti bimbingan terarah dari para pembimbing yang telah di sediakan oleh Yayasan sejak siswa mendaftar di MTs Nur
Iman Mlangi Yogyakarta. Di MTs Nur Iman Mlangi menyediakan 8 Komplek Asrama pilihan sesuai dengan kehendak siswa. Program ini sudah di sosialisasikan sejak

sekolahan ini berdiri dan sesuai dengan ADART Yayasan dan program kepala sekolah.
2. Sekolah memberikan fasilitas dan bimbingan sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh siswa. Sekolah melakukan penelusuran bakat dan minat siswa sejak siswa
masuk dan memberikan bimbingan terarah. Sejak siswa mendaftar di MTs Nur Iman Siswa diberikan formulir yang menggambarkan kondisi bakat dan minat siswa.

Setelah siswa di nyatakan lulus dan resmi menjadi siswa MTs Nur Iman kemudian dilakukan pendataan bakat dan minat siswa dan kemudian di rancang dan di

persiapkan program untuk pengembangan bakat dan minat masing-masing siswa dengan berbagai macam program ekstrakurukuler dan bimbingan.
3. Program Pengembangan Potensi Akademik dilakiukan untuk mempersiapkan kompetisi yang sering diadakan seperti OSN dan Kompetisi Sains Madrasah. Program bimbingan
ini juga diawali dengan penelusuran dan sleksi kemudian dilakukan pengembangan potensi sesuai dengan minat dan kemampuan mata pelajaran masing-masing siswa.
4. Adanya program pengembangan bahasa asing baik arab maupun inggris. Program diawali dengan sleksi peminatan siswa terhadap pengembangan bahasa yang diminati,
kemudian di sleksi dan dilaksanakan program pengembangan bahasa sesuai hasil sleksi.
5. Mata pelajaran olahraga atau penjasorkes fokus pada pelatihan olahraga peminatan siswa dan olahrga yang sering dilombakan.
6. Kegiatan ini dilatih oleh pelatih profesional. Setelah dilakukan sleksi kemudian melakukan Latihan sesuai dengan kelompok dari hasil sleksi yang dilakukan.
7. Materi Seni Budaya dan Keterampilan di fokuskan pada praktik kesenian seperti membatik, menjahit, membuat patung, kaligrafi, melukis dan lain sebagainya. Kegiatan ini
dilakukan oleh guru mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.
8. Mata Pelajaran TIK di fokuskan pada praktik administrasi, website, Bloger, email, design grafis dan lain sebagainya. Program ini dilaksanakan oleh semua siswa.
9. Pada Pelajaran Bahasa Indonesia siswa di bimbing untuk menghasilkan projek berupa film, video puisi, pidato dan lain sebagainya.
10. Mendokumentasi secara berkala setiap kemampuan siswa di youtub sekolah dan media social sekolah. Hal demikian memberi motivasi kepada siswa untuk semangat
berkarya dan mengembangkan bakat dan minat yang di miliki.

Implementasi Inovasi Kurikulum

Dalam menjalankan Program pengembangkan bakat dan minat kepala sekolah MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta mengidentifikasi kebutuhan sarana maupun sumber

daya manusia untuk kelangsungan program, seperti penambahan sumberdaya baru dari pegawai sekolah, sarana-prasarana, ektrakulikuler, dan sumber keuangan, dengan cara

diskusi dengan dengan siswa, orang tua, , komite sekolah, karyawan dan guru sehingga tidak ada kendala berarti yang menghalangi pelaksanaan program yang akan dilakukan.

Pengelolaan program inovasi kurikulum didukung penuh dan diawasi oleh kepala sekolah agar siswa merasakan perbedaan dalam kegiatan yang mereka ikuti. Di MTs

Nur Iman Mlangi Yogyakarta terlihat jelas bahwa kepala sekolah, tenaga kependidikan, komite sekolah, dewan pendidikan, dan orang tua bekerja sama untuk kesuksesan program

yang dilakukan. Misalnya dilakukanya penambahan sumber daya sekolah seperti guru, staf ahli, pembimbing dan pelatih untuk keberlangsungan program. Program ini tidak akan

berhasil tanpa bantuan semua pihak termasuk sumber daya di luar sekolah.

MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta menerapkan peraturan bahwa siswa yang masuk MTs Nur Iman wajib tinggal dan menetap di asrama. Jika di kemudian hari ada siswa

yang tidak bersedia tinggal di asrama secara otomatis siswa tersebut mengundurkan diri dari MTs Nur Iman dan di rekomendasikan untuk mengajukan surat pindah sekolah. Bagi

siswa yang mendaftar menandatangani kontrak perjanjian yang ditandatangani oleh orang tua siswa, siswa dan kepala sekolah dengan tandatangan brmatrai.

Kepala sekolah juga memberikan perhatian serius terhadap berbagai kegiatan ekstrakurikuler sekolah. Berbagai rencana yang telah disepakati bersama selalu di kawal

oleh kepala sekolah. Seorang siswa, misalnya, menyatakan bahwa kerja kepala sekolah dalam menegakkan tata tertib sekolah sangat memuaskan dalam hal kedisiplinan.

Selain itu, pihak sekolah tampak sangat memperhatikan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar khususnya yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa. Menurut

seorang siswa menggambarkan berbagai kegiatan sekolah yang membantu siswa berhasil.

Dari dokumen prestasi setiap tahun MTs Nur Iman selalu mendapatkan piala dan piagam dalam perlombaan baik sains, seni maupun yang lainnya. Piagam dan piala

terpampang di ruang kepala sekolah. Padahal, fasilitas komputer sudah disediakan oleh pihak sekolah. Sekolah kemudian menyewa rental komputer di dekat sekolah karena tidak

tersedia komputer yang cukup.

Berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler, khususnya olahraga, juga mendapat perhatian yang serus. Terlihat dari pengamatan bahwa siswa mengikuti kegiatan latihan

bersama dengan guru olahraga.

Berdasarkan uraian tersebut, penerapan manajemen inovatif di MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta tidak lagi menjadi persoalan. Artinya ketika diterapkan, mendapat

perhatian yang cukup signifikan dari kepala sekolah dan cukup diterima dengan baik oleh seluruh komponen sekolah, sehingga tidak ada kendala yang berarti dalam hal implementasi

dalam mengelola inovasi kurikulum di MT Nur Iman Mlangi Yogyakarta.

Evaluasi Inovasi Kurikulum

Kepala sekolah melakukan evaluasi ini melalui berbagai pertemuan dan diskusi. Pertemuan dengan wakil kepala sekolah diadakan sebulan sekali, dengan guru dua kali

selama satu semester. Evaluasi dengan pihak sekolah dan orang tua dilakuka pada saat pengambilan laporan akademik siswa. Dari hasil rapat 22 Oktober 2022 diketahui bahwa

kemampuan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh sangat penting terhadap kinerja guru.

Oleh karena itu, tampaknya dalam mengelola inovasi kurikulum dalam mengembangkan keterampilan dan minat siswa di MT Nur Iman Mlangi Yogyakarta, selalu ada

pertimbangan dari pihak lain yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan sekolah, termasuk komite sekolah dan dewan siswa. Wali, tampaknya Nur Iman Mlangi Yogyakarta

juga mendapat nilai bagus dalam evaluasi Manajemen Inovasi Kurikulum.

Keunggulan MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta dalam menerapkan Manajemen Inovasi Kurikulum adalah:
1. Seluruh bagian sekolah memiliki etos kerja yang tinggi. Hal ini tercermin dari keseriusan siswa untuk mengambil kelas tambahan di sore hari ketika mereka benar-benar lelah.
2. Komunitas sekolah sangat berkomitmen untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan.
3. Sekolah mengadakan lomba untuk maju sesuai rencana kerja dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBM).
4. Hubungan baik dengan dewan sekolah, orang tua, masyarakat dan lembaga lainnya. Hal ini tercermin dari laporan triwulan kepada komite sekolah, pertemuan orang tua/wali

pada saat pembagian kartu bergambar, dan kegiatan guru pada MGMP.
5. Sekolah mencapai banyak keberhasilan.

MT Nur Iman Mlangi Yogyakarta memiliki beberapa keterbatasan dalam menerapkan kurikulum manajemen inovasi untuk mengembangkan keterampilan dan minat

siswa, antara lain:


1. Anggaran sekolah relatif kecil dibandingkan dengan program yang direncanakan.

Ahmad Faozi / Peran Kepala Sekolah dalam Inovasi Kurikulum Pengembangan bakat dan Minat Siswa
Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, Vol. xx, No. xx, 2022, pp. xx-yy 4

2. Dukungan orang tua terhadap dana dewan sekolah masih relatif rendah.
3. Ruang komputer belum tersedia, tetapi disewakan kepada orang lain.

Kemampuan MT Nur Iman Mlangi Yogyakarta dalam menerapkan manajemen inovasi kurikulum adalah:
1. Kepercayaan masyarakat cukup tinggi terlihat dari besarnya minat siswa yang datang ke MTt Nur Iman Mlangi Yogyakarta.
2. Tersedianya infrastruktur pendukung seperti alat jahit dan mobil.
3. Tersedianya sumber dana atau anggaran yang berimbang dengan program.
4. Fasilitas yang memadai, saran dan prasarana yang sesuai.Bimbingan karir dalam rangka meningkatkan kesadaran siswa terhadap beberapa program yang kurang diminati.

Pembahasan

Menurut E. Mulyasa Manajemen pendidikan merupakan proses pengembangan kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Proses pengendalian kegiatan tersebut mencangkung perencanaan, pengorganisasian, aktualisasi dan pengawasan sebagai suatu Proses untuk visi menjadi aksi (Mulyasa,

2004).Dalam manajemen pendidikan, seorang kepala sekolah memiliki peran yang sangat vital. Kemajuan sekolah akan tergantung pada sejauh mana kepala sekolah menjalankan

fungsi manajemen dengan baik. Hal terpenting dalam manajemen adalah seorang kepala sekolah harus mampu membangun sikap kerjasama dan integrasi agar proses man berjalanya

roda organisasi sekolah. Kepala sekolah berkewajiban membuat program dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dihadapan peserta didik seperti tugas guru mata pelajaran

lainnya (Kemendikbud, 1996).

Inovasi merupakan usaha menemukan sesuatu yang baru dengan melakukan kegiatan atau usaha invention dan discovery. Ibrahim (1989) berpendapat bahwa inovasi

merupakan penemuan berupa sesuatu ide, kejadian, barang dan metode yang diamati sebagai sesuatu hal yang baru. Inovasi bisa berupa hasil dari invention atau discovery. Inovasi

dilakukan dbertujuan untuk menyelesaikan masalah (Subandiyah, 1992).

Kurikulum merupakan corak has utama dalam dunia pendidikan. Adanya urikulum bersifat mutlak untuk sekolah (Muliawan, 2005). Tujuan adalah segala sesuatu yang

ingin dicapai. Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan (Dakir, 2004). Tujuan kurikulum sejatinya adalah tujuan dari semua program pendidikan yang akan diberikan

kepada siswa (Khaeruddin, 2007).

MTs Nur Iman Mlangi Yogyakarta merupakan salah satu sekolah menengah di Yogyakarta yang memperkenalkan inovasi dalam kurikulumnya. Yang paling penting

dalam hal ini adalah Direktur Inovasi Kurikulum. Berdasarkan data diketahui bahwa manajemen yang dikembangkan oleh MT Nur Iman Mlangi Yogyakarta adalah manajemen

partisipatif. Kepemimpinan partisipatif ini memposisikan klien sebagai moderator, koordinator dan inovator. Sebagai supervisor, kepala sekolah mendorong sharing kebutuhan

operasional program yang direncanakan. Ini bisa dalam bentuk keuangan, pekerja terampil atau infrastruktur.

Kepala sekolah bertanggung jawab sebagai koordinator untuk semua program. Oleh karena itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas semua koordinasi jika ada

masalah dengan program di atas. Sebagian besar ide program, termasuk inovasi kurikulum, berasal dari pimpinan sekolah yang merupakan inovator. Selain itu, tiga aspek dijelaskan

dalam kurikulum manajemen inovasi penulis: Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Setelah proses perencanaan dilakukan hingga menghasilkan rencana kerja kemudian langkah selanjutnya adalah pelaksanaan program. Pelaksanaan pada hakikatnya

adalah aktualisasi dari rencana kerja yang sudah disusun. Fungsi pelaksanaan adalah proses mengoperasionalkan desain atau rencana itu dengan menggunakan strategi kebijakan dan

kegiatan yang terarah secara jelas, menggunakan tenaga manusia dan fasilitas yang diperlukan dalam mencapai tujuan (Hidayat A. dan Machali I, 2010) seperti yang dilakukan oleh

kepala sekolah Mts Nur Iman Mlangi Yogykarta.

Kurikulum MT Nur Iman Mlangi Yogyakarta telah dikembangkan dengan cermat dengan mempertimbangkan desain yang inovatif. Dengan bantuan kerangka koordinasi,

deskripsi keadaan sekolah saat ini dan prioritas pengembangannya direncanakan. Hal ini menunjukkan bahwa kepala sekolah telah mengkomunikasikan rencana awal kepada

berbagai pemangku kepentingan sekolah seperti guru, staf, komite sekolah dan orang tua atau wali siswa. Inovasi kurikulum biasanya berbentuk program komputer, program setelah

sekolah, kursus bahasa, dan program pendidikan tambahan.

Selain itu, pelaksanaannya juga baik. Ini menunjukkan bahwa kepala sekolah dan anggota manajemen lainnya melakukan latihan kepastian kebutuhan sebelum

menerapkan rencana inovasi. kepala sekolah yang sebelumnya memiliki hubungan dengan orang tua siswa, staf, komite sekolah, dan guru.sehingga dapat dikatakan tidak banyak

tantangan yang berarti selama pelaksanaan ini.

Dalam mengevaluasi kepala sekolah, banyak pertemuan yang digunakan untuk itu. Sebulan sekali, pertemuan dengan wakil kepala sekolah dan dua kali per semester,

pertemuan dengan guru, Selama waktu penerimaan laporan, evaluasi dilakukan dengan orang tua dan Komite Sekolah.

4. SIMPULAN

Dengan demikian dapat disimpulkan baahwa Perencanaan kurikulum yang inovatif dalam upaya pengembangan bakat dan minat siswa di MTs Nur Iman Mlangi

Yogyakarta sudah terencana dengan baik. Kerangka kerja yang terkoordinasi menunjukan gambaran keadaan sekolah atas inovasi kurikulum yang diterapkan. Hal ini menunjukkan

bahwa rencana sebelumnya telah dikomunikasikan oleh kepala sekolah kepada berbagai pemangku kepentingan sekolah, termasuk guru, staf, komite sekolah, dan orang tua siswa atau

wali. Perencanaan inovasi yang dilakukan berupa kebijakan dan komitmen yang tegas oleh sekolah, penambahan jam tatap muka untuk mata pelajaran tertentu, program les

tambahan, dokumentasi keterampilan siswa, program les bahasa tambahan, program ekstrakurikuler, program pembiasaan, dan program komputer yang baik. Hal ini menunjukkan

bahwa analisis kebutuhan sebelum implementasi program dilakukan. Kepala sekolah memiliki hubungan dengan orang tua siswa, staf, komite sekolah, dan guru sehingga tidak dapat

dikatakan banyak kendala yang signifikan terjadi selama pelaksanaan program. Selain itu, serangkaian pertemuan digunakan untuk melakukan evaluasi dilakukan rutin oleh kepala

sekolah. Kepala Sekolah bertemu dengan guru dua kali per semester, sedangkan dengan wakil kepala sekolah bertemu sebulan sekali. Sementara evaluasi dilakukan pada akhir

semester bersama orang tua dan komite sekolah.

5. UCAPAN TERIMAKASIH

Terimakasih kepada LPDP dan Universitas Negeri Yogyakarta tang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan dan tanpa

halangan suatu apapun.

6. DAFTAR PUSTAKA

Abu bakar M. Luddin. 2010. Dasar-Dasar Konseling. Bandung: Cita Pustaka Media Perintis, .

JP2. P-ISSN: 2614-3909 E-ISSN: 2614-3895


Jurnal Pedagogi dan Pembelajaran, Vol. xx, No. xx, 2022, pp. xx-yy 5

Ara Hidayat, Imam Machali.2010. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Permata Biru 2010.

Arif Furchan, Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia, Anatomi Keberadaan Sekolah dan PTAI. (Yogyakarta: Gama Media, 2004), hal. 87.

Bambang Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada.

Dahliyana, Asep. 2017. “Penguatan Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah”. Jurnal: Sosioreligi: 15 (1).
https://ejournal.upi.edu/index.php/SosioReligi/article/view/5628/3821
Dakir. 2004. Perencanaan dan Pengembagan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

Emmanuel Sujatmoko. 2010. ”Hak Warga Negara Dalam Memperoleh Pendidikan” dalam jurnal Konstitusi, Vol. 7 No. 1, Februari 2010.
https://doi.org/10.31078/jk718
Emmanuel Sujatmoko. 2010. Hak Warga Negara Dalam Memperoleh Pendidikan. Jurnal Konstitusi. Vol. 7. Nomor 1, Februari 2010.
https://jurnalkonstitusi.mkri.id/index.php/jk/article/download/718/204.
Fathurrahman, Muhammad dan Sulistyorini. 2012. Belajar & Pembelajaran, Meningkatkan Mutu Pembelajaran Sesuai Standar Nasional. Yogyakarta: Teras.

Fitrah, M., & Luthfiyah. 2017. Metodologi Penelitian; Penelitian Kualitatif, Tindakan Kelas & Studi Kasus. Sukabumi: CV Jejak.

Furchan, Arif. 2004. Transformasi Pendidikan Islam di Indonesia, Anatomi Keberadaan Sekolah dan PTAI. Yogyakarta: Gama Media.

Hasbullah,. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Hidayat A. dan Machali I. 2010. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Pustaka Educa.

Jasa Ungguh Muliawan. 2005. Pendidikan Islam integratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kemendikbud. 1996. Tugas Pokok Kepala Sekolah: UU tentang Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah, Pasal 12 Ayat 1. Jakarta: Kemendikbud.

Khaerudin, Mahfud Junaedi dkk. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Konsep dan Implementasi di Madrasah. Yogyakarta: Nusa Aksara.

Lestari, L. N. I. D., & Hasiyatiningsih, H. (2022). Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Bakat Siswa di SDN 4 Kayumas di Masa Pandemi Covid 19. Edukais : Jurnal Pemikiran

Keislaman, 6(1), 61–76. https://doi.org/10.36835/edukais.2022.6.1.61-76


Lincoln, YS., Egon G. Guba. 1985. Naturalistic Inquiry, Beverly Hill, Caifornia: Sage Publications.
.
M B, Miles, Huberman A.Mikel. 1992. Qualitative Data Analisis, Beverly Hills: SAGE Publication, Inc,.

Moleong, Lexy J..2006. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya.

Muhaimin. 2003. Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan Pengembangan Kurikulum hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan. Bandung: Nuansa, .

Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mustari, M dan Rahman, T. (2014). Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Riyanto, Yatim. 2021. Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya : SIC.

Sari, I. N., Saputri, D. F., & Sasmita, S. (2017). Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Galing Kabupaten Sambas.

Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, 4(2), 108-114

Subandiyah.1992. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sudjana Nana dan Ibrahim.1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Bandung.

Warsito, W. (2019). Peningkatan Minat Belajar Matematika Kelas Iv Melalui Alat Peraga Layang-Layang. Jurnal Sinetik, 2(2), 242–248.
https://doi.org/10.24042/terampil.v7i1.5585
Yatim Riyanto. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC. hal. 24.

Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: Bigraf, 2000.

Ahmad Faozi / Peran Kepala Sekolah dalam Inovasi Kurikulum Pengembangan bakat dan Minat Siswa

Anda mungkin juga menyukai