Anda di halaman 1dari 191

PENGARUH KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH, MANAJEMEN KONFLIK

KEPALA SEKOLAH, DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH


TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI KECAMATAN TANGSE
KABUPATEN PIDIE PROVINSI ACEH

Disusun Oleh:
IDA ROSYIDA
NIM: 20703251027

Tesis ini ditulis untuk memenuhi sebagian


persyaratan untuk mendapatkan gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
ABSTRAK

IDA ROSYIDA: Pengaruh Komunikasi kepala sekolah, Manajemen konflik kepala


sekolah, dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di
Kabupaten Pidie Provinsi Aceh. Tesis. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Yogyakarta, 2022.
Penelitian lini lbertujuan luntuk lmengetahui: l(1) lpengaruh lkomunikasi kepala sekolah
lterhadap lkinerja lguru lSMP lNegeri ldi lKecamatan lTangse lKabupaten lPidie l(2) lpengaruh
lmanajemen lkonflik kepala sekolah terhadap lkinerja lguru lSMP lNegeri ldi lKecamatan
lTangse lKabupaten lPidie l(3) lpengaruh lpengambilan lkeputusan lkepala lsekolah lterhadap
lkinerja lguru lSMP lNegeri ldi lKecamatan lTangse lKabupaten lPidie l l(4) lpengaruh
lkomunikasi kepala sekolah, lmanajemen lkonflik, ldan lpengambilan lkeputusan lkepala
lsekolah lterhadap lkinerja lguru lSMP lNegeri ldi lkecamatan lTangse lkabupaten lPidie.
Penelitian sini sdengan spendekatan skuantitatif sdengan smetode ssurvei. sPopulasinya
sadalah sguru sSMP sNegeri s1 sTangse sdan sguru sSMP sNegeri s2 sTangse sdi sKecamatan
sTangse sKabupaten sPidie sProvinsi sAceh. sSampel ssebanyak s44 sguru sditentukan sdengan
sTeknik sproportionate srandom ssamping smenggunakan srumus sYamane sdengan staraf
skesalahan s5%. sPengumpulan sdata smenggunakan skuesioner sdengan svalidasi sitem sdengan
spertimbangan sahli sdan suji scoba ssecara sempiris. sUji svaliditas sdan suji sreliabilitas
sinstrumen smenggunakan suji sstatistik sproduct smoment syang sdilakukan sdengan sbantuan
sSPSS s20. sUji sprasyarat sanalisis sterdiri sdari suji snormalitas, skolerasi, suji sregresi
ssederhana.
Hasil lpenelitian lini lsebagai lberikut: l(1) lTerdapat lpengaruh lkomunikasi kepala sekolah
lterhadap lkinerja lguru ldi lNegeri l1 lTangse, ldengan lpersentase lsebesar l23,1%, lterdapat
lpengaruh lkomunikasi kepala sekolah lterhadap lkinerja lguru ldi lSMP lNegeri l2 lTangse,
ldengan lpersentase lsebesar l22,5%. l(2) lTerdapat lpengaruh lmanajemen lkonflik lterhadap
lkinerja lguru ldi lNegeri l1 lTangse, ldengan lpersentase lsebesar l34,4%, ldan lterdapat lpengaruh
lmanajemen lkonflik lterhadap lkinerja lguru ldi lSMP lNegeri l2 lTangse, ldengan lpersentase
lsebesar l34,4%. l(3) lTerdapat lpengaruh lpengambilan lkeputusan lkepala lsekolah lterhadap
lkinerja lguru ldi lNegeri l1 lTangse, ldengan lpersentase lsebesar l23,1%, ldan lterdapat lpengaruh
lpengambilan lkeputusan lkepala lsekolah lterhadap lkinerja lguru ldi lSMP lNegeri l2 lTangse
ldengan lpersentase lsebesar l23,1%. l(4) lTerdapat lpengaruh lkomunikasi kepala sekolah
lmanajemen lkonflik ldan lpengambilan lkeputusan lkepala lsekolah lterhadap lkinerja lguru ldi
lNegeri l1 lTangse, ldengan lpersentase lsebesar l58,3%, ldan lterdapat lpengaruh lkomunikasi
kepala sekolah lmanajemen lkonflik lpengambilan lkeputusan lkepala lsekolah lterhadap lkinerja
lguru ldi lSMP lNegeri l2 lTangse, ldengan lpersentase lsebesar l58,4%.

Kata kunci: Komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah, Pengambilan
Keputusan Kepala Sekolah, dan Kinerja Guru.

i
ABSTRACT

IDA ROSYIDA: The Effect of Communication, Conflict Management and


Principals’ Decision-Making on Teachers’ Performance at Public Junior High Schools in
Pidie District, Aceh Province. Thesis. Yogyakarta: Faculty of Education, Yogyakarta
State University, 2020.
This study aims to determine the effect of communication, conflict management, and
principals’ decision-making on the performance of public junior high school teachers in
Tangse sub-district, Pidie district, Aceh province.
This research used a quantitative approach with a survey method. The population of
this research was the teachers of SMP Negeri 1 Tangse and SMP Negeri 2 Tangse in Tangse
Commune, Pidie City, Aceh Province. A sample of 44 teachers was determined by using the
proportionate random sampling and the Yamane formula at the level of 5% error. The data
collection of this research used a questionnaire with items validation from expert judgment
and empirical testing. Validity and reliability test of the instruments used the product moment
statistical test which was analyzed by the program SPSS version 20. The prerequisite analysis
test consisted of normality test, linearity test, and hypothesis test.
The results of hypothesis testing indicate that: There are some effects of
communication on teachers’ performance at Public Junior High School 1 Tangse, with a
percentage of 23,1%, and there are some effects of communication on teachers’ performance
at Public Junior High School 2 Tangse, with a percentage of 22,5%. There are some effects of
conflict management on teachers’ performance in Public Junior High School 1 Tangse, with a
percentage of 34,4%, and there are some effects of conflict management on teachers’
performance at Public Junior High School 2 Tangse, with a percentage of 34,4%. There are
some effects of principals’ decision making on teachers’ performance at Public Junior High
School 1 Tangse, with a percentage of 23,1%, and there is an effect of principal's decision
making on teacher performance at Public Junior High School 2 Tangse with a percentage of
23,1%. There are some effects of conflict management communication and principals’
decision-making on teachers’ performance at Public Junior High School 1 Tangse, with a
percentage of 58,3%, and there are some effects of conflict management communication and
principals' decision-making on teachers’ performance at Public Junior High School 2 Tangse,
with a percentage of 58,4%.

Keywords: Communication, Conflict management, Principals’ Decision-Making, and


Teachers’ Performance.

ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN

iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama Mahasiswa : Ida Rosyida


Nomor Induk Mahasiswa : 20703251027
Program Studi : Manajemen Pendidikan

Dengan lini lmenyatakan lbahwa ltesis lini lmerupakan lkarya lsaya lsendiri ldan lbelum
lpernah ldiajukan luntuk lmemperoleh lgelar lmagister ldi lstrata lperguruan ltinggi, ldan
lsepanjang lpengetahuan lsaya ldalam ltesis lini ltidak lterdapat lkarya latau lpendapat lyang
lpernah lditulis latau lditerbitkan loleh lorang llain lkecuali lyang lsecara ltertulis ldiacu ldalam
lnaskah lini ldan ldisebutkan ldalam ldaftar lPustaka.

Yogyakarta, 24 April 2022


Yang membuat pernyataan

Ida Rosyida

v
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur atas karunia Allah SWT yang telah


memberikan taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaiakan tesis yang
berjudul “Pengaruh Komunikasi kepala sekolah, Manajemen konflik kepala sekolah,
dan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMP Negeri di
kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi Aceh”.
Dalam lkesempatan lini lpenulis lingin lmenyampaikan lucapan lterimakasih lsebanyak-
banyaknya lkepada lsemua lpihak lyang lterlibat ldalam lpenyusunan ltesis, lsehingga ltesis lini
ldapat ldiselesaikan. lTesis lini lmerupakan ltugas lakhir lkuliah ldi lFakultas lIlmu lPendidikan
lUniversitas lNegeri lYogyakarta lJurusan lManajemen lPendidikan. lUcapan lTerimakasih
lpenulis lsampaikan lkepada:
1. Kepada ketua prodi manajemen Pendidikan.yang .telah
rela.membantu.sehingga.tesis.ini.telah.selesai.
2. Kepada selaku pembimbing yang dengan sabar telah membimbing,
mengarahkan,.memberikan.ilmu.dan.wawasan.kepada.penulis,sehingga.memudahkan.
penulis.dalam .menyusun.tesis.ini.dengan .bekal yang .telah .diberikan.
3. Segenap.Bapak/Ibu.dosen.dan.karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan .Universitas
Negeri Yogyakarta.khususnya.program .studi .Manajemen .Pendidikan .yang .telah
membantu mengarahkan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
4. Kepada Kepala Sekolah SMP Neregi 1 Tangse di Kecamatan Tangse Kabupaten
Pidie.yang.telah .mengizinkan.dan.berkenan.untuk.memberi .informasi .tentang .penel
itian .ini. Beserta, Bapak/Ibu guru SMP Neregi 1 Tangse di kecamatan Tangse
Kabupaten Pidie yang telah bekerja sama dengan penulis.
5. Kepada Kepala Sekolah SMP Neregi 2 Tangse di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie
yang.telah.mengizinkan.dan.berkenan.untuk memberi informasi tentang penelitian ini.
Beserta, Bapak/Ibu guru SMP Neregi 2 Tangse di .kecamatan Tangse .Kabupaten
Pidie.yang .telah .bekerja .sama .dengan .penulis.
6. Ucapansterimakasihsyangssebesar-besarnyasjugaspenulisssampaikanskepada kedua
orang tua yaitu Bapak Syamwil dan Ibu Ruhana atas doa, jerih payah, pengorbanan
baik materi maupun fisik, kasih sayang serta kesabarannya membimbing, membantu,
menasihati, serta menunggu setiap proses yang dilalui penulis selama kuliah hingga
penyusunan tesis ini.

vi
7. Adiksdanskakakssayasyangstelahsmenjadispenyejukshati sayasyangsselalusbersinar
smenerangisketikaslangkahsdanshatikusgelap,sdan skembali smemantapkan
skekuatan .saya.yang.sempat .goyah dan kepada kakak dan adik saya yang senantiasa
mendo’akan dan mensuport penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
8. Teman-teman Takanser yaitu Maghfirah ulfa, Rifka syafira, Khairunnisak, Zahrati,
Maisa fitri, Ahsanun nadiyya, dan Nurul izzati.atas .persahabatan .yang .indah,
.semoga .persaudaraan .kita akan .tetap .terjalin .meski .jarak .memisahkan.
9. Teman-teman lManajemen lPendidikan l2020 latas lpersahabatan lyang lindah, lsemoga
lpersaudaraan lkita lkan ltetap lterjalin lmeski ljarak lmemisahkan, ldan lteruslah lberjuang
lbersemangat lmenggapai lcita-cita.
10. Semua lpihak lyang ltidak ldapat lpenulis lsebutkan lsatu lper lsatu, lyang ltelah lmembantu
lpenulis ldalam lmenyelesaikan ltesis lini.

Semoga lamal lbaik lsaudara lmendapatkan lbalasan ldari lAllah lSWT. lPenulis lmenyadari
lbahwa ltesis lini lmasih ljauh ldari lkesempurnaan. lOleh lkarena litu, lsaran ldan lkritik lyang
lbersifat lmembangun lselalu ldiharapkan ldemi lkebaikan ldan lkesempurnaan ltesis lini. lDan
lsemoga ltesis lini ldapat lbermanfaat lbagi lkita lsemua. lAamiin.

Yogyakarta, 24 April 2022


Yang membuat pernyataan

Ida Rosyida

vii
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah atas rahmat dan karunia Allah SWT, peneliti
persembahkan karya ini untuk:
1. Terima kasih kepada Allah SWT yang selalu memberikan nikmat dan karunia yang
sangat luar biasa hingga saat ini, dalam sebuah kehidupan yang penuh kebahagiaan
dan rasa syukur yang tiada henti.
2. Almamaterku tercinta Universitas Negeri Yogyakarta.

viii
DAFTAR ISI

COVER
ABSTRAK................................................................................................................... i
ABSTRAC................................................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA..................................................................... v
KATA PENGANTAR................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN....................................................................................................... viii
DAFTAR ISI............................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Identifikasi .................................................................................................. 8
C. Pembatas Masalah ....................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah........................................................................................ 9
E. Tujuan Penelitian......................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian....................................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis.............................................................................................. 11
1. Kinerja Guru......................................................................................... 11
2. Komunikasi kepala sekolah.................................................................. 18
3. Manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah.............................. 28
4. Pengambilan Keputusan kepala sekolah............................................... 34
B. Kajian Penelitian yang Relavan................................................................... 39
C. Keragka Berfikir.......................................................................................... 41
D. Hipotesis Penelitian...................................................................................... 42
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian............................................................................................. 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 44

ix
C. Populasi dan Sampel.................................................................................... 44
D. Variabel Penelitian....................................................................................... 46
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen yang digunakan........................ 46
F. Validitas dan Reabilitas Instrumen.............................................................. 48
G. Teknik Analisis Data.................................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian............................................................................ 59
B. Hasil Uji Hipotesis....................................................................................... 79
C. Pembahasan.................................................................................................. 97
D. Keterbatasan Penelitian................................................................................ 107
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan...................................................................................................... 108
B. Implikasi....................................................................................................... 108
C. Saran............................................................................................................. 110
Daftar Pusaka ............................................................................................................ 111
Lampiran .................................................................................................................... 117

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keterangan grafik hubungan konflik terhadap kinerja .................................... 31


Tabel 2. Daftar Satuan Pendidikan SMP Negeri 1 Tangse dan guru SMP Negeri 2
Tangse di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi Aceh........................ 45
Tabel 3. Jumlah Responden Guru untuk penelitian pada tiap Satuan Pendidikan
SMP Negeri 1 Tangse dan guru SMP Negeri 2 Tangse di Kecamatan Tangse
Kabupaten Pidie Provinsi Aceh........................................................................ 46
Tabel 4. Skor jawaban berdasarkan skala likert.............................................................. 47
Tabel 5. Hasil analisis validitas butir pernyataan angket untuk variabel komuniksi...... 49
Table 6. Hasil analisis validitas butir pernyataan angket untuk variabel
manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah....................................... 50
Table 7. Hasil analisis validitas butir pernyataan angket untuk variable
pengambilan keputusan kepala sekolah .......................................................... 51
Table 8. Hasil analisis validitas butir pernyataan angket untuk variable
kinerja guru...................................................................................................... 52
Tabel 9. Kategori reabilitas............................................................................................. 53
Tabel 10. uji reliabilitas instrument................................................................................ 54
Tabel 11. Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi nilai r................ 55
Tabel 12. Rincian deskripsi responden di SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 tangse..... 59
Tabel 13. Komunikasi kepala sekolah di SMP Negeri 1 Tangse.................................... 61
Tabel 14. Manejemen konflik Kepala Sekolah di SMP Negeri 1 Tangse...................... 62
Tabel 15. Pengambilan keputusan kepala sekolah di SMP Negeri 1 Tangse................. 63
Tabel 16. kinerja guru kepala sekolah di SMP Negeri 1 Tangse.................................... 64
Tabel 17. Komunikasi kepala sekolah di SMP Negeri 2 Tangse.................................... 65
Tabel 18. Manejemen konflik kepala sekolah di SMP Negeri 2 Tangse........................ 66
Tabel 19. Pengambilan keputusan kepala sekolah di SMP Negeri 2 Tangse................. 67
Tabel 20. kinerja guru kepala sekolah di SMP Negeri 2 Tangse.................................... 68
Table 21. uji normalital di SMP N 1 Tangse.................................................................. 69
Table 22. uji normalital di SMP N 2 Tangse.................................................................. 71
Table 23. uji linieritas komunikasi kepala sekolah dan kinerja guru di SMP N 1
Tangse............................................................................................................. 73
Tabel 24. koefisien korelasi komunikasi kepala sekolah kepala sekolah terhadap

xi
kinerja guru.................................................................................................... 74
Table 25. uji linieritas manajemen konflik kepala sekolah dan kinerja
guru di SMP N 1 Tangse ................................................................................ 74
Tabel 26. koefisien korelasi manajemen konflik kepala sekolah terhadap kinerja guru 77
Table 27. uji linieritas pengambilan keputusan kepala sekolah dan kinerja
guru di SMP N 1 Tangse ............................................................................... 75
Tabel 28. Koefisien korelasi pengambilan keputusan terhadap kinerja guru................. 76
Table 29. uji linieritas komunikasi kepala sekolah dan kinerja guru di SMP N 2
Tangse ............................................................................................................ 76
Tabel 30. koefisien korelasi komunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru............. 77
Table 31. uji linieritas manajemen konflik kepala sekolah dan kinerja guru
di SMP N 2 Tangse......................................................................................... 77
Tabel 32. koefisien korelasi manajemen konflik kepala sekolah terhadap kinerja guru 78
Table 33. uji linieritas pengambilan keputusan kepala sekolah dan kinerja guru
di SMP N 2 Tangse ........................................................................................ 78
Tabel 34. koefisien korelasi pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap
kinerja guru..................................................................................................... 79
Tabel 35. Hasil uji pengaruh variabel komunikasi kepala sekolah dengan variabel
kinerja guru..................................................................................................... 80
Tabel 36. Hasil uji pengaruh variabel manajemen konflik kepala sekolah dengan
variabel kinerja guru....................................................................................... 81
Tabel 37. Hasil uji pengaruh variabel pengambilan keputusan kepala sekolah
dengan variabel kinerja guru........................................................................... 82
Tabel 38. Hasil uji pengaruh variabel komunikasi kepala sekolah dengan variabel
kinerja guru .................................................................................................... 83
Tabel 39. Hasil uji pengaruh variabel manajemen konflik kepala sekolah dengan
variabel kinerja guru....................................................................................... 84
Tabel 40. Hasil uji pengaruh variabel pengambilan keputusan kepala sekolah
dengan variabel kinerja guru........................................................................... 85
Tabel 41. Hasil Uji regresi berganda Pengaruh variabel komunikasi kepala sekolah,
manajemen konflik kepala sekolah pengambilan keputusan kepala sekolah
terhadap Variabel Kinerja Guru SMP 1 Tangse............................................. 86
Tabel 42. Hasil Uji regresi berganda Pengaruh variabel komunikasi kepala sekolah,

xii
manajemen konflik kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala
sekolah terhadap Variabel Kinerja Guru SMP 2 Tangse.............................. 87
Tabel 43. Uji koefesien determinasi variabel komunikasi kepala sekolah terhadap
kinerja guru.................................................................................................... 89
Tabel 44. Uji koefesien determinasi variabel manajemen konflik kepala sekolah
terhadap kinerja guru..................................................................................... 89
Tabel 45. Uji koefesien determinasi variabel pengambilan keputusan kepala
sekolah terhadap kinerja guru......................................................................... 90
Tabel 46. Uji koefesien determinasi variabel komunikasi kepala sekolah,
manajemen konflik kepala, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap
kinerja guru..................................................................................................... 90
Tabel 47. Uji koefesien determinasi variabel komunikasi kepala sekolah terhadap
kinerja guru..................................................................................................... 91
Tabel 48. Uji koefesien determinasi variabel manajemen konflik kepala sekolah
terhadap kinerja guru...................................................................................... 91
Tabel 49. Uji koefesien determinasi variabel pengambilan keputusan kepala
sekolah terhadap kinerja guru......................................................................... 91
Tabel 50. Uji koefesien determinasi variabel komunikasi kepala sekolah, manajemen
konflik kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap
kinerja guru..................................................................................................... 92
Tabel 51. Hasil uji-t variabel komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala
sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap variabel kinerja
guru................................................................................................................. 93
Tabel 52. Hasil uji-t variabel komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala
sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap variabel kinerja
guru................................................................................................................. 94
Tabel 53. Hasil Uji regresi berganda variabel komunikasi kepala sekolah, manajemen
konflik kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap
Variabel Kinerja Guru (tabel Anova)............................................................. 96
Tabel 54. Hasil Uji regresi berganda variabel komunikasi kepala sekolah, manajemen
konflik kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap
Variabel Kinerja Guru (tabel Anova)............................................................ 96

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka komunikasi kepala sekolah dengan guru..................................... 25


Gambar 2 Hubungan konflik terhadap kinerja............................................................. 30
Gambar 3 Formulasi hubungan antara komunikasi kepala sekolah dan manajemen
konflik kepala sekolah terhadap kinerja guru.............................................. 42
Gambar 4. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent
Variabel: Kinerja Guru................................................................................. 70
Gambar 5. Histogram dependent variable: kinerja guru .............................................. 70
Gambar 6. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent
Variabel: Kinerja Guru................................................................................. 72
Gambar 7. Histogram dependent variable: kinerja guru .............................................. 72

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi instrumen penelitian..................................................................... 117


Lampiran 2 Angket penelitian........................................................................................ 127
Lampiran 3 Daftar nama guru SMPN 1 Tangse dan SMPN 2 Tangse .......................... 131
Lampiran 4 Data hasil penelitian ................................................................................... 135
Lampiran 5 Hasil validasi instrumen.............................................................................. 136
Lampiran 6 Hasil reliabilitas instrumen.......................................................................... 138
Lampiran 7 Hasil uji analisis deskriptif.......................................................................... 139
Lampiran 8 Hasil uji normalitas..................................................................................... 141
Lampiran 9 Hasil uji kolerasi ......................................................................................... 144
Lampiran 10 Hasil uji regresi sederhana ....................................................................... 148
Lampiran 11 Uji hipotesis............................................................................................... 157
Lampiran 12 Daftar tabel................................................................................................ 158
Lampiran 13 Persuratan.................................................................................................. 163
Lampiran 14 Foto penelitian .......................................................................................... 168
Lampiran 15 Biodata peneliti.......................................................................................... 171

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan lmerupakan lusaha lsadar luntuk lmelaksanakan lproses lpembelajaran lyang
ldilakukan ldua lorang latau llebih lyang lsaling lberhubungan lantara lpemberi lilmu ldengan
lpenerima lilmu l(Hikmayanti et al., 2016: 57). lMelalui lpendidikan lseseorang lmampu
lmembangun lsikap, ltingkah llaku lserta lpengetahuan ldan lketerampilan lyang ldimiliki, lyang
lnantinya lmampu ldikembangkan ldi ldalam lproses lpembelajaran. l(Putri et al., 2014: 17)
l“Pembelajaran lmerupakan lproses linteraksi lpeserta ldidik ldengan lpendidik ldan lsumber
lbelajar lpada lsuatu llingkungan lbelajar. lPendidikan ldi lsekolah ltidak llepas ldari lkegiatan
lbelajar lmengajar lyang lmeliputi lseluruh laktivitas lyang lmenyangkut lpemberian lmateri lagar
lpeserta ldidik lmemperoleh lkecakapan lpengetahuan lyang lbermanfaat lbagi lkehidupan.
Pendidikan ljuga lmerupakan lsalah lsatu lfaktor lyang ldapat lmenjadi ltolak lukur
ldikatakan lmaju latau ltidaknya lsuatu lnegara. lSeperti lyang lkita lketahui lbahwa lsuatu
lpendidikan ltentunya lakan lmencetak lsumber ldaya lmanusia lyang lberkualitas lbaik ldari lsegi
lspritual, lintelegensi ldan lskill. lPendidikan lmerupakan lproses lmencetak lgenerasi lpenerus
lbangsa. lApabila loutput ldari lproses lpendidikan lini lgagal lmaka lsulit ldibayangkan
lbagaimana ldapat lmencapai lkemajuan. l
Dalam lkegiatan lbelajar ldi lsekolah, lkinerja lguru ljuga lmempengaruhi lmutu
lPendidikan, lkarena lguru lmemegang lperan lpenting ldalam lkeberhasilan ldan lketercapaian
ltujuan lpembelajaran lyang ldilaksanakan, lhal lini lsesuai ldengan lUU lnomor l20 lTahun l2003
lpada lbab lXI ltepatnya lpada lpasal l39 lyang lmenyatakan lbahwa: l(1) lTenaga lkependidikan
lbertugas lmelaksanakan ladministrasi, lpegelolaan, lpegembangan, lpengawasan, ldan
lpelayanan lteknis luntuk lmenunjang lproses lpendidikan lpada lsatuan lpendidikan. l(2)
lPendidik lmerupakan ltenaga lprofessional lyang lbertugas lmerencanakan ldan lmelaksanakan
lproses lpembelajaran, lmenilai lhasil lpembelajaran, lmelakukan lpembimbingan ldan lpelatihan,
lserta lmelakukan lpenelitian, lpengabdian lkepada lmasyarakat, lterutama lbagi lpendidik
lperguruan ltinggi.
Salah lsatu lupaya lpemerintah luntuk lmendukung lpelaksanaan lundang lundang ltersebut
ladalah ldengan lmeningkatkan lkualifikasi lpendidikan lguru lmelalui lprogram lpenyetaraan.
lGuru-guru lSekolah lDasar l(SD), lminimal lharus lberlatar lbelakang l(DII), lguru-guru lSLTP
lminimal lharus lberlatar lbelakang l(DIII), lsedangkan lguru-guru lSLTA lminimal lharus

1
lberlatar lbelakang l(S1). lUpaya-upaya ltersebut lmasih ldilengkapi ldengan lberbagai lpelatihan
ldan lpenataran lserta lsertifikasi lguru. lUsaha ltersebut lmengindikasikan lmasih lperlu
lditingkatkannya lkinerja lguru.
Profesionalisasi ltenaga lpendidikan lmerupakan lsesuatu lyang ldirasa lkontroversional,
lakan ltetapi lhal litu lharus ldimaknai lsebagai lcara lpeningkatan lkinerja lguru. lKinerja lguru
lbagi lsekolah lmerupakan lsuatu lhal lyang lpenting, lkarena ldapat lmenunjukkan ladanya
lkeberhasilan lsekolah ldalam lmencapai ltujuan. lKinerja lguru lmerupakan lsalah lsatu lfakta
lpenentu lkeberhasilan lsetiap lupaya lpendidikan. lItulah lsebabnya, lsetiap ladanya lmotivasi
lpendidikan lkhususnya ldalam lpeningkatan lsumber ldaya lmanusia lyang ldihasilkan lguru
lmenjadi lsangat lpenting l(Susanto, 2012: 23-24). lMemang lbanyak lusaha lpembaharuan lyang
ltelah ldilakukan lseperti lkurikulum, lmetode, lpembinaan ldan lpenyuluhan, lakan ltetapi litu
lsemua lbelum lbisa lmeningkatkan lkinerja lguru lsecara lmaksimal. lKinerja lguru lmenunjukkan
lseberapa ljauh lhal-hal lyang ltelah ldiperbuat lguru ldapat lmemenuhi ldan lmemuaskan
lmasyarakat lsebagai lpengguna ljasa.
Seseorang lguru lyang lmempunyai lkinerja ltinggi lseharusnya lmempunyai lsikap lpositif
lterhadap lpekerjaan lyang ldihadapinya, lsikap ltersebut lmisalnya ldisiplin, lsuka lbekerja
ldengan lsungguh-sungguh, lmenjaga lkualitas lkerjanya, lbertanggung ljawab, lberdedikasi
ltinggi ldan lsebagainya. lMaka lmenjaga ldan lmengupayakan lagar lguru lmemiliki lkinerja lyang
ltinggi lmutlak ldiperlukan. lFaktor-faktor lyang lberpengaruh lterhadap lpeningkatan lkinerja
lguru, lperlu lsegera ldicari ljawabannya lagar lmasalah lpeningkatan lmutu lpendidikan,
lkhususnya lSMP lNegeri ldi lKecamatan lTangse ldapat lsegera lterwujud. l
Kinerja l(performance) lmenunjuk lpada lperbuatan lseseorang ldalam lmenjalankan
ltugasnya, lyaitu lseberapa ltingkat lpencapaian lhasil lkerja lseseorang latau lsekelompok lorang
ldalam lsuatu lorganisasi lsesuai ldengan lwewenang ldan ltanggung ljawabnya. lKegiatan lyang
lpaling llazim ldinilai ldalam lsuatu lorganisasi, lterutama lorganisasi lpendidikan ladalah lkinerja
lpendidik ldan ltenaga lkependidikan, lyakni lbagaimana lmereka lmelakukan lsegala lsesuatu
lyang lberhubungan ldengan lsuatu lpekerjaan l(Masana, 2012: 17). lDengan ldemikian lyang
ldimaksud ldengan lkinerja latau lperformance ladalah ltingkat lpencapaian lkebijakan/ lprogram/
lkegiatan ldengan lmenggunakan lsejumlah lsumber ldaya ldalam lmencapai ltujuan lorganisasi
lyang ltelah lditetapkan lsebelumnya. lKualitas lkinerja lguru lsangat lmenentukan lkualitas lhasil
lproses lpembelajaran lkarena lguru lmerupakan lpihak lyang lbersentuhan llangsung ldengan
lkegiatan lpembelajaran ldi llembaga lpendidikan lsehingga lperlu ladanya lkerjasama lyang lbaik

2
ldari lseluruh lkomponen lyang lada ldi lsuatu llembaga lpendidikan ltersebut ldalam
lmeningkatkan lkualitas lkinerja lguru. l
Kinerja lguru ldalam lpembelajaran lmenjadi lbagian lterpenting ldalam lmendukung
lterciptanya lproses lpendidikan lsecara lefektif lterutama ldalam lmembangun lsikap ldisiplin ldan
lmutu lhasil lbelajar lsiswa l(Sari et al., 2016: 76). lDengan ldemikian lguru lsangat lmenentukan
lmutu lpendidikan, lberhasil ltidaknya lproses lpembelajaran, ltercapai ltidaknya ltujuan
lpendidikan ldan lpembelajaran, lterorganisasikannya lsarana lprasarana, lpeserta ldidik, lmedia,
lalat, ldan lsumber lbelajar. lKinerja lguru lyang lbaik ldapat lmenciptakan lefektifitas ldan
lefisiensi lpembelajaran lserta ldapat lmembentuk ldisiplin lpeserta ldidik, lMadrasah ldan lguru
lsendiri.
Faktor-faktor lyang lmempengaruhi lkinerja lguru lterdiri ldari lFaktor leksternal l(faktor
lpolitik, lfaktor lekonomi, ldan lfaktor lsosial) ldan lfaktor linternal l(tujuan lorganisasi, lstruktur
lorganisasi, lsumber ldaya lmanusia, lbudaya lorganisasi, ldan lkumunikasi lyang lbaik).
lPentingnya lkomunikasi kepala sekolah lbagi lorganisasi ltidak ldapat ldipungkiri, ladanya
lkomunikasi kepala sekolah lyang lbaik lsuatu lorganisasi lmaka ldapat lberjalan ldengan llancar,
lberhasil ldan lbegitu lpula lsebaliknya l(Barnawi l& lMohammad lArifin, l2010: l11) lMisalnya
lKepala lSekolah ltidak lmenginformasikan lkepada lguru-guru lmengenai lkapan lsekolah
ldimulai lsesudah llibur lmaka lbesar lkemungkinan lguru ltidak lakan ldatang lmengajar. l
lKomunikasi kepala sekolah lyang lefektif ladalah lpenting lbagi lsemua lorganisasi loleh lkarena
litu lpara lpemimpin lorganisasi ldan lpara lkomunikator ldalam lorganisasi lperlu lmemahami ldan
lmenyempurnakan lkemampuan lkomunikasi kepala sekolah lmereka.
lBerdasarkan lpernyataan ldiatas lbahwa lkomunikasi kepala sekolah kepala sekolahlyang
lbaik ldalam lorganisasi ladalah lsalah lsatu lfaktor lyang lmempengaruhi lkinerja lorganisasi.
l(Sitorus, 2020: 9) lKomunikasi kepala sekolah ladalah lsuatu lproses lpenyampaian ldan
lpenerimaan lberita latau linformasi ldari lseseorang lke lorang llain. lSuatu lkomunikasi kepala
sekolah lyang ltepat ltidak lakan lterjadi, lkalau ltidak lpenyampai lberita lmenyampaikan lsecara
lpatut ldan lpenerima lberita lmenerimanya ltidak ldalam lbentuk ldistorsi. lBentuk lkomunikasi
kepala sekolah ldapat ldilihat ldari lberbagai lsudut lpandang lmasing lmasing lpakar lmenurut
lpengalaman ldan lbidang lstudinya. lBerdasarkan ljurnlnya, l(Suwardani, l2010: l98) lkomunikasi
kepala sekolah lkepala lsekolah lberpengaruh lpositif lterhadap lkinerja lguru. l
Kepala lsekolah ldan lguru lharus lmenyadari lbahwa lsekolah lsebagai lsatu lsistem lsosial
lmerupakan lorganisasi lyang ldinamis ldan ltempat lberlangsungnya lkomunikasi kepala sekolah
lsecara laktif. lSebagai lsuatu lsistem lsosial ldidalamnya lmelibatkan ldua lorang latau llebih lyang

3
lsaling lberkomunikasi kepala sekolah luntuk lmencapai ltujuan. lBeberapa lhal lyang lmenarik
ldalam lmembicarakan lsekolah lsebagai lsuatu lsistem lsosial ladalah ldimensi-dimensi lyang
lterdapat ldidalamnya, lsemangat lserta lkonflik lyang lterjadi ldidalam lorganisasi litu lsendiri.
lSebagai lsatu lsistem lsosial, ldidalamnya lterdapat lbeberapa ldimensi. l(1) lSederetan lunsur
lyang lterdiri ldari: linstitusi, lperan ldan lharapan-harapan, lyang lsecara lBersama-sama
lmembentuk ldimensi lnormative latau lsosiologis. l(2) lSederetan lunsur lyang lmencakup:
lindividu, lkepribadian, ldan lkeperluan lwatak l(need ldispositions), lyang lsecara lbersama-sama
lmelahirkan ldimensi lkepribadian latau lpsikologis. l l l(3) lPerilaku lsosial lsebagai lhasil
linteraksi lantara lfaktor linstitusi ldengan lurnsur-unsur ldidalamnya ldengan lfaktor lindividu
lbeserta lunsur-unsurnya l(Simamora, 2021: 114).
Faktor lmanusia ldilingkungan lsekolah lterdiri ldari: lkelompok lguru, ltenaga
ladministrative, lstaff, ldan lkelompok lsiswa. lMasing-masing lkelompok lmemiliki lpribadi
lyang lberbeda-beda. lMereka lmemiliki lwatak, lkepentingan, lsikap, lbahkan ljuga lmemiliki
lkekhawatiran lyang ltidak lsama. lAkibat lperbedaan lpribadinya lyang lberbeda-beda lakan
lmenyebabkan linteraksi lyang lunik ldari lmasing-masing lorang ldengan llingkungannya,
lsehingga ltidak lmustahil lpada lsuatu lsaat lterjadi lperbenturan lantara lkeinginan-keinginan ldi
lantara lpara lindividu, lsehingga llahirlah lyang ldisebut lkonflik. lKonflik litu lsendiri lterjadi
lselalu lbersumber lpada lmanusia ldan lperilakunya ldisamping lpada lstruktur lorganisasi ldan
lkomunikasi kepala sekolah.
Sebagai lseorang ladministrator latau lmanajer lkepala lsekolah ldalam lmelaksanakan
ltugas, ltentu ldengan lberkomunikasi kepala sekolah lagar ldapat lmenggerakkan lorganisasi
lmencapai ltujuan ldan lsekaligus lterlaksananya lfungsi-fungsi lmanajerialnya. lMenurut
l(Giyarni & Triastity, 2016: 21) lpentingnya lseorang lmanajer lberkomunikasi kepala sekolah
ldengan lbaik lkarena lsebagian lbesar lmanajer lmencurahkan lsebagian lproporsi lwaktunya
luntuk lberkomunikusi. lKemudian l(Bonita & Wibowo, 2014: 54) lmengemukakan l"Seorang
lpemimpin, lhasil lberfikirnya ltidak lakan lberfungsi ldalam lmenggerakkan langgota
lorganisasinya ljika ltidak ldikomunikasi kepala sekolahkan lsecara lefektif. l
Keharmonisan lhubungan langgota lsekolah ldengan ladanya lkomunikasi kepala sekolah
lyang lbaik ldari lkepala lsekolah lditunjukkan lketika lmengkomunikasi kepala sekolahkan
ltugas-tugas lyang lharus ldilaksanakan lguru, lketika lmemberikan linformasi lbaru, lmengajak,
lmemberi lperintah, lmengatur, lmenggerakkan, lmembimbing, lmenegur ldan llain-lain.
lAktivitas lkomunikasi kepala sekolah lkepala lsekolah ltentu lharus ldiimbangi ldengan

4
lkemampuan ldan lketerampilan ldalam lberkomunikasi kepala sekolah lserta ldengan
lmelakukan lstrategi ldan lgaya lkomunikasi kepala sekolah lyang ltepat.
Dalam lmelaksanakan ltugas, lkepala lsekolah ltentunya lharus lmenciptakan lsuasana
lharmonis lagar ltidak lterjadi lkonflik lpada ltenaga lkependidikan lkhususnya lguru. lLebih ldari
litu, lkepala lsekolah lbersama lpara ltenaga lkependidikan ltentunya ldapat lmengelola lkonflik
ldan lmemanfaatkannya luntuk lkemajuan. lUntuk lkepentingan ltersebut ltentu lkepala lsekolah
lharus lberwibawa, ljujur, ldan ltransparan. lItulah lmodal lbaik luntuk lmenjalinkan lkomunikasi
kepala sekolah lyang lharmonis ldengan lpara ltenaga lkependidikan lkhususnya lguru lguna
lmenciptakan lrasa lsaling lpercaya, lbudaya lmalu, lserta lbudaya lkerja lberbasis lkreativitas ldan
lspiritual ldalam lorganisasi, lmeskipun lkehadiran lkonflik lsering lmenimbulkan lketegangan,
lnamun ltetap ldiperlukan luntuk lkemajuan ldan lperkembangan lorganisasi lbegitu ljuga ldengan
lsekolah. lDalam lhal lini, lkonflik ldapat lmenjadi lenergi lyang ldahsyat ljika ldikelola ldengan
lbaik, lbahkan ldapat ldijadikan lsebagai lalat luntuk lmelakukan lperubahan, ltetapi ldapat ljuga
lmenurunkan lkinerja lmengajar lguru lkalau ltidak ldikendalikan lsebagaimana lmestinya.
lBerdasarkan lpenelitian l(Lutfiah, l2019) lterdapat lhubungan lpositif lyang lsignifikan lantara
lpengaruh lmanajemen lkonflik lterhadap lkinerja lguru ldi lSMP lNegeri l3 lPakuhaji lKabupaten
lTangerang.
Kepala lsekolah lsebagai lpemimpin lpendidikan lharus lmempunyai lbekal, ltermasuk
lkomunikasi kepala sekolah lantar lpribadi lyang lbaik, ldan ldalam lmenangani lkonflik lyang
lterjadi lagar lkeamanan ldan lkenyamanan lsekolah lterjaga, lPara lpakar lmanajemen ltelah
lbanyak lmengemukakan lpendapatnya ltentang ldefinisi lpengambilan lkeputusan ldalam
lkonteks lmanejemen. lMenurut lDavis, lKeputusan ladalah lhasil lpemecahan lmasalah lyang
ldihadapinya ldengan ltegas. lSetelah lpengertian lkeputusan ldisampaikan, lkiranya lperlu ldiikuti
lpula ldengan lpengertian lpengambilan lkeputusan. lPengambilan lKeputusan lmenurut lTery,
ladalah lpemilihan lalternatif lperilaku ldari ldua lalternatif latau llebih. l“Decision lmaking lcan
lbe ldivided las lthe lselection lof lone lbehavior lalternative lfrom ltwo lor lmore lposible
lalternatives.”
Tetapi ldapat ljuga ldikatakan lbahwa lPengambilan lKeputusan ladalah ltindakan
lpimpinan luntuk lmemecahkan lmasalah lyang ldihadapi ldalam lorganisasi lyang ldipimpinnya
lmelalui lpemilihan lsatu ldiantara lalternatif-alternatif lyang ldimungkinkan. lPengambilan
lKeputusan ladalah lsuatu lpendekatan lyang lsistematis lterhadap lhakikat lalternatif lyang
ldihadapi, ldan lmengambil ltindakan lyang lmenurut lperhitungan lmerupakan ltindakan lyang
lpaling ltepat. l

5
Hal lini lberkaitan ldengan lfungsi lmanajemen. lMisalnya, lsaat lmanajer lmerencanakan,
lmengelola, lmengontrol, lmereka lmembuat lkeputusan. lSenada ldengan lapa lyang ldikatakan
l(Siswanto, l2012: l17) ldimana lpengambilan lkeputusan ladalah lserangkaian laktifitas lyang
ldilakukan loleh lseseorang ldalam lusaha lmemecahkan lmasalah lyang lsedang ldihadapi
lkemudian lmenetapkan lalternatif lyang ldianggap lpaling lrasional ldan lsesuai ldengan
llingkungan lorganisasi, lmaka lpengambilan lkeputusan ldapat ldimaknai lsebagai lintisari ldari
lproses ladministrasi. lPada lhakikatnya lpengambilan lkeputusan ladalah lsuatu lpendekatan
lyang lsistematis lterhadap lhakikat lsuatu lmasalah, lpengumpulan lfakta-fakta ldan ldata,
lpenentuan lyang lmatang ldari lalternatif lyang ldihadapi ldan lmengambil ltindakan lyang
lmenurut lperhitungan lmerupakan ltindakan lyang lpaling ltepat. lPengambilan lkeputusan
lmerupakan lfungsi lkepemimpinan lyang ltidak lmudah ldilakukan. lOleh lsebab litu lbanyak
lpemimpin lyang lmenunda luntuk lmelakukan lpengambilan lkeputusan. lBahkan lada lpemimpin
lyang lkurang lberani lmengambil lkeputusan. lMetode lpengambilan lkeputusan ldapat
ldilakukan lsecara lindividu, lkelompok, ltim latau lpanitia, ldewan, lkomisi, lreferendum,
lmengajukan lusul ltertulis ldan llain lsebagainya.
Pengambilan lkeputusan lyang ldilakukan loleh lkepala lsekolah lbertujuan luntuk
lpendapat lyang ldapat lmenyelesaikan lsuatu lmasalah ldengan lcara l/ lteknik ltertentu lagar ldapat
llebih lditerima loleh lsemua lpihak. lMasalahnya ltelebih ldahulu lharus ldiketahui ldan
ldirumuskan ldengan ljelas, lsedangkan lpemecahannya lharus ldidasarkan lpemilihan lalternatif
lterbaik ldari lalternatif lyang lada.
Tentunya lkepala lsekolah lsebagai lpemimpin lpendidikan ltidak lbisa llepas ldari laktivitas
lkomunikasi kepala sekolah ldengan lguru ldan ldalam lbingkai lproses lpembelajaran lyang
ldilakukan lguru. lBegitu ljuga ldengan laktivitas lpembelajaran ltidak llepas ldari ladanya
lbenturan-benturan lyang ldirasakan loleh lguru lsesama lguru ldan ldengan lkepala lsekolah
lterutama ldi lalami lguru lyang ltentunya lbermuara lpada lkinerja lmengajar lguru, ldan ldisitulan
lperan lkepala lsekolah ldalam lmengambil lkeputusan lyang lbaik luntuk lpeningkatan lkinerja
lguru lyang llebih lbaik.
Berdasarkan lobsevasi lyang ldilakukan loleh lpeneliti lpada ltanggal l16-17 lJuni l2021
lyang lpenulis llihat ldan ltemui ldi llapangan, lTerdapat lgejala-gejala lyang ldialami lguru-guru
ldan lpegawai ldalam lberkomunikasi kepala sekolah ldengan lkepala lsekolah lkhususnya lpada
lsekolah lSMP lNegeri l1 lTangse ldan lSMP lNegeri l2 lTangse lKabupaten lPidie, ldiantaranya
lkurang ldiperhatikannya lkesiapan ldalam lmenerima lpesan lbaik llisan lmaupun ltulisan ldan
ltiadanya lumpan lbalik lagar lpesan llebih lbermakna ldalam lpelaksanaan lproses lPendidikan,

6
lKurangnya lkeharmonisan ldan lketerbukaan ldalam lproses lkomunikasi kepala sekolah lantara
lkepala lsekolah ldan lguru, lMasih lkurangnya lproses lkomunikasi kepala sekolah linterpersonal
lyang lterjadi lantara lkepala lsekolah ldan lguru. l
Akibat llainnya ldari lsituasi lkomunikasi kepala sekolah lyang ldilakukan lkepala lsekolah
ladalah ltimbulnya lkonflik ldalam lpribadi lguru, lguru lmenjadi lserba lsalah ldengan larah
lkomunikasi kepala sekolah lyang ldilakukan lkepala lsekolah ldan ldengan lsituasi ldan lsuasana
lsekolah lyang lmenimbulkan lkonflik, ldan lterkadang ldiantara lsesama lguru ljuga lterjadi
lkonflik lyang ldisebabkan lpesan lyang ldisampaikan lkepala lsekolah, lbaik litu ldalam
lpelaksanaan ltugas, lseperti lpembagian ltugas, lpenetapan lkebijakan, ldan lpengambilan
lkeputusan. lSelain litu lbeban lkerja ldan ltanggungjawab lyang ltidak lsesuai ldiberikan lkepada
lguru ldan ltenaga lkependidikan lserta lkekurangan lsarana ldan lprasarana lmenjadi lsumber
lkonflik ldi lsekolah, lkeberagaman lwarga lsekolah ldapat lmenjadi lsumber lkonflik ldi lsekolah,
lmasih lsering lterjadi lkonflik ldiantara lpara lguru lyang ltidak ldapat ldikelola lsehigga
lmenimbulkan lpermusuhan ldiantara lguru, ldan ljuga lkonflik linternal ldiantara lguru ltelah
lmenyebabkan lkerugian lpada lbanyak lpihak, lseperti lsiswa, lsekolah ldan lguru lyang
lbersangkutan, lmasih lbanyak lguru lyang ltidak lmampu lmemenej lkonflik lpribadi lmaupun
lkonflik lantar lpersonal lsehingga ldapat lmerugikan ldirinya lsendiri. l
kepala lsekolah ldalam lmelihat lkonflik lyang lterjadi lkurang lmenggunakan lpendekatan-
pendekatan lyang lsemestinya. lSedangkan lsumber lkonfliknya ljelas lkelihatan, lakibat lkurang
lkepedulian lini ldapat ldibayangkan lkeharmonisan lhubungan lantara langgota lsekolah lakan
lterganggu ldan laktivitas lpembelajaran ldan lkinerja lmengajar lguru lkurang lsesuai lseperti
lyang ldiharapkan.
Begitu lpula ldengan lpengambilan lkeputusan lyang ldilakukan lkepala lsekolah lmasih
lbersifat lsepihak lmeskipun lakhir-akhir lini lusaha lkepala lsekolah ldalam lmengambil
lkeputusan lberusaha lmenerima lmasukan ldari lpihak llain ltapi litu lsifatya lmasih lsekedar
lpertimbangan lperorangan lkarena lpengambilan lkeputusan lmasih lbelum ldi lbicarakan lsecara
lbersama-sama ldengan lpihak-pihak lyang lakan lterlibat ldalam lpengambilan lkeputusan
ltersebut. lSelain litu lKeputusan lkepala lsekolah ldalam lpelaksanaan lprogram lyang lberkaitan
ldengan lpelatihan lkemampuan ldan lprofesional lguru lmasih lminim, l(umumnya ldiserahkan
lpada lkebijakan ldinas lpendidikan latau ldepartemen lpendidikan), lmasih lada lkeputusan
lkepala lsekolah lbelum lterlaksana lkarena lbeberapa lguru lbelum lsiap luntuk lmengikuti
lperaturan lterbaru lmengenai lpeningkatan lkinerja lguru, lkepala lsekolah lyang lkurang

7
lmenyadari lbahwa lkeputusan lkepala lsekolah lsangat lberpengaruh lpada lkinerja lguru, lkepala
lsekolah lmasih lkurang lmelibatkan lguru ldalam lpengambilan lkeputusan.
Pembahasan ltentang lkomunikasi kepala sekolah lmanajemen lkonflik, lpengambilan
lkeputusan ldan lkinerja lmerupakan lsuatu lkajian ladministrasi lpendidikan, lkarena lkomunikasi
kepala sekolah lpimpinan, lmanajemen lkonflik, lpengambilan lkeputusan ldan lkinerja
lmerupakan lsalah lsatu ltopik ldalam lPerilaku lorganisasi, lsedang lperilaku lorganisasi
lmerupakan lsalah lsatu lbahasan lpokok ldalam ladministrasi lpendidikan ltepatnya ldalam lkajian
lorganisasi ldan lkepemimpinan lpendidikan ldan lmanajemen lsumber ldaya lmanusia. lOleh
lkarena litu, lbahasan lmengenai lkomunikasi kepala sekolah lkepala lsekolah ldan lmanajemen
lkonflik ldan lkinerja lguru ltercakup ldalam lbahasan ladministrasi lpendidikan. l
Bertitik ltolak ldari luraian ldiatas ldan lfenomena lyang ltelah ldipaparkan, lmaka ldapat
ldipahami lbahwa lkomunikasi kepala sekolah, lmanajemen lkonflik kepala sekolah, ldan
lpengambilan lkeputusan lkepala lsekolah lyang lsesuai lmerupakan lsalah lsatu lfaktor lyang
lperlu lmendapatkan lperhatian ldalam lrangka lmeningkatkan lkinerja lmengajar lguru. lOleh
lkarena litu, lpenulis ltertarik luntuk lmelakukan lpenelitian lyang llebih lmendalam ldengan ljudul
l"Pengaruh lKomunikasi kepala sekolah, lManajemen lKonflik, ldan lPengambilan lKeputusan
lKepala lSekolah lTerhadap lKinerja lGuru lSMP lNegeri ldi lKecamatan lTangse lKabupaten
lPidie lProvinsi lAceh".

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Kurang sdiperhatikannya skesiapan sdalam smenerima spesan sbaik slisan smaupun
stulisan sdan stiadanya sumpan sbalik sagar spesan slebih sbermakna sdalam
spelaksanaan sproses spendidikan. s
2. Kurangnya skeharmonisan sdan sketerbukaan sdalam sproses skomunikasi kepala
sekolah santara skepala ssekolah sdan sguru.
3. Masih skurangnya sproses skomunikasi kepala sekolah sinterpersonal syang sterjadi
santara skepala ssekolah sdan sguru.
4. Beban skerja sdan stanggungjawab syang stidak ssesuai sdiberikan skepada sguru sdan
stenaga skependidikan sserta skekurangan ssarana sdan sprasarana smenjadi ssumber
skonflik sdi ssekolah.

8
5. Masih ssering sterjadi skonflik sdiantara spara sguru syang stidak sdapat sdikelola
ssehigga smenimbulkan spermusuhan sdiantara sguru
6. Konflik sinternal sdiantara sguru stelah smenyebabkan skerugian spada sbanyak spihak,
sseperti ssiswa, ssekolah sdan sguru syang sbersangkutan.
7. Masih sbanyak sguru syang stidak smampu smemenej skonflik spribadi smaupun
skonflik santar spersonal ssehingga sdapat smerugikan sdirinya ssendiri.
8. Keputusan skepala ssekolah sdalam spelaksanaan sprogram syang sberkaitan sdengan
spelatihan skemampuan sdan sprofesional sguru smasih sminim, s(umumnya
sdiserahkan spada skebijakan sdinas spendidikan satau sdepartemen spendidikan).
9. Masih sada skeputusan skepala ssekolah sbelum sterlaksana skarena sbeberapa sguru
sbelum ssiap suntuk smengikuti speraturan sterbaru smengenai speningkatan skinerja
sguru.
10. Masih sada skepala ssekolah syang skurang smenyadari sbahwa skeputusan skepala
ssekolah ssangat sberpengaruh spada skinerja sguru.
11. Kepala sekolah masih kurang melibatkan guru dalam pengambilan keputusan.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan sidentifikasi smasalah syang stelah sdikemukakan sdi satas, sdan smengingat
sketerbatasan skemampuan syang sdimiliki speneliti, sserta sketerbatasan swaktu, smaka
spenelitian sini sdifokuskan spada smasalah syang sberkaitan sdengan skomunikasi kepala
sekolah, manajemen konflik kepala sekolah, dan pengambilan keputusan kepala sekolah,
serta kinerja guru SMP Negeri 1 Tangse dan SMP Negeri 2 Tangse di Kecamatan Tangse
Kabupaten Pidie Provinsi Aceh.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan.identifikasi.masalah.yang.telah.diuraikan.dilatar.belakang.dan.keterbatasan.
yang.dimiliki.peneliti,.maka.rumusan .masalah .dalam .penelitian .ini .adalah .sebagai .beriku
t:
1. Bagaimana pengaruh komunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie?
2. Bagaimana pengaruh manajemen konflik kepala sekolah.terhadap.kinerja .guru SMP
Negeri .di .Kecamatan Tangse .Kabupaten Pidie?

9
3. Bagaimana .pengaruh pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap kinerja guru
SMP Negeri di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie?
4. Bagaimana pengaruh komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah,
dan pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri .di
.kecamatan Tangse .kabupaten Pidie?

E. Tujuan Penelitian
.Adapun .tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
besarnya:
1. pengaruh komunikasi kepala sekolah.terhadap.kinerja.guru SMP Negeri.di.Kecamatan
Tangse Kabupaten Pidie.
2. pengaruh manajemen konflik kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie.
3. pengaruh pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri
di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie.
4. pengaruh komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah, dan
pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di
kecamatan Tangse kabupaten Pidie

F. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pembangunan
ilmu pengetahuan kedepannya.

2. Kegunaan Praktis
Penelitian lini ldiharapkan ldapat ldijadikan lsebagai lbahan lbacaan, ldiskusi, lrujukan
latau lpedoman lbagi lpara lkepala lsekolah ldan lguru, lserta ltenaga lkependidikan llainnya
lbahwa ldalam lmelaksanakan ltugas lserta lfungsi lkepemimpinannya lselalu lberhubungan
ldengan lkomunikasi kepala sekolah, lproses lkomunikasi kepala sekolah lyang ldilakukan
ldisesuaikan ldengan lstrategi lgaya lmanajemen lkonflik ldan lpengambilan lkeputusan lyang
ltepat. lDalam lorganisasi lmustahil ltidak lada lkonflik, ldan ladakalanya lkonflik litu
ldiperlukan, lsalah lsatu lpenyebabnya ladalah lkurang lefektifnya lkomunikasi kepala

10
sekolah, lsebagai lseorang lpemimpin ltentunya lkepala lsekolah lharus lberusaha luntuk
lmengelola lkonflik lagar ltidak lmenghambat laktivitas lpembelajaran ldi lsekolah.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Kinerja Guru
a. Pengertian Guru
(Karwati dan Priansa, 2014:65) Guru adalah fasilitator utama disekolah,yang
berfungsi untuk menggali,mengembangkan,mengoptima lkan potensi yang dimilikinya
sehingga menjadi bagian masyarakat yang beradab. (Sanjaya 2012: 15) guru merupakan
orang yang secara langsung berhadapan dengan siswa, dengan sistem pembelajaran guru
dapat berperan sebagai perencana, desainer pembelajaran sebagai implementator atau
mungkinkeduanya.
Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju,guru
memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama
calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai
ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola
kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa guru sebagai orang yang
bertugas terkait dengan upaya mencerdaskan kedidupan bangsa dalam semua aspeknya
melalui mengoptimalan berbagai potensi yang dimiliki oelh peserta didik.

11
b. Tugas Guru Dalam Proses Belajar Mengajar
(Sabri, 2010:65) Guru merupakan memegang peranan utama dalam proses belajar
mengajar. Proses belajar mengajar merupaka suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atau dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan.
Seorang guru memiliki banyak tugas jika dikelompokan tugas guru berupa tugas
dalam bidang profesi, tugas kemanusiaan dan tugas dalam bidang kemasyarakatan.
Tugas guru dalam proses belajar meliputi tugas paedagogis dan tugas administrasi. Tugas
paedagogis merupakan tugas membimbing dan memimpin.
1) Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti
meneruskan dan mengembangkan keterampilan – keterampilan pada siswa.
2) Tugas guru bidang kemanusiaan disekolah harus dapat menjadikan dirinya
sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi
idola para siswanya.
Masyarakat menempatkan guru sebagai orang yang lebih terhormat dilingkungan
karena dari seorang guru diharpkan masyarakat dapat memperoleh ilmu pengetahuan.
Tugas guru tidak hanya sebatas didalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya
merupakn komponen strategi yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak
maju kehidupan bangsa.
(Sabri, 2010: 68) Sebagai yang dikemukakan diatas perkembangan baru terhadap
pandangan belajar mengajar membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan
peran dan kompetensinya karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa
sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Adapun peranan guru
ialah:
1) Guru sebagai demontrator :guru hendaknya menguasai bahan atau materi
pelajaran yang akan diajarkan, serta senantiasa mengembangkan dalam arti
meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini
sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
2) Guru sebagai pengelola kelas. Dalam peran sebagai pengelola kelas, guru
hendaknya mampu mengolah kelas sebagai lingkungan sekolah yang perlu di
organisir. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan belajar mengajar
terarah kepada tujuan pendidikan. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang

12
menantang danmerangsang siswa untuk belajar, memberikan rasa aman dan
kepuasan dalam mencapai lingkungan.
3) Guru sebagai mediator dan fasilitator. Mediator ini dapat diartikan sebagai
penengah dalam kegiatan belajar siswa. Misalnya saja menengahi atau
memberikan jalan keluar atau solusi ketika diskusi tidak berjalan dengan baik.
4) Guru sebagai evaluator Guru memiliki tugas untuk menilai dan mengamati
perkembangan prestasi belajar peserta didik. Guru memiliki otoritas penuh dalam
menilai peserta didik, namun demikian evaluasi tetap harus dilaksanakan dengan
objektif.
5) Peran guru dalam pengadministraasian. Guru sebagai administrator. Seorang guru
tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada
bidang pendidikan dan pengajaran.
6) Peran guru secara psikologis. Guru dipandang sebagai ahli psikologi pendidikan,
seniman dalam hubungan antara manusia, membentuk kelompok sebagai jalan
atau alat pendidikan, catalytic, dan petugas kesehatan mental.
7) Sebagai Motivator, guru hendaknya dapat mendorong peserta didik agar
bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat
menganalisi motif-motif yang melatarbelakangi peserta didik malas belajar dan
menurun prestasinya di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai
motivator, karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada di Antara peserta
didik yang malas belajar dan sebagainya.

c. Kinerja Guru
(Rusman, 2017: 26) mengemukakan lbahwa lkinerja ladalah lperformance latau lunjuk
lkerja. lKinerja ldapat lpula ldiartikan lprestasi lkerja latau lpelaksanaan lkerja latau lhasil lunjuk
lkerja. l(Mulyasa, 2013: 11) lberpendapat lbahwa lkinerja ladalah lunjuk lkerja lseseorang
lyang lditunjukan ldalam lpenampilan, lperbuatan, ldan lprestasi lkerjanya lsebagai lakumulasi
ldari lpengetahuan, lketerampilan, lnilai ldan lsikap lyang ltelah ldimilikinya. lSedangkan
l(Hasyim & Supardi, 2018: 75) lyang lmenjelaskan lbahwa l“kinerja ladalah shasil skerja syang
stelah sdicapai soleh sseseorang sdalam ssuatu sorganisasi suntuk smencapai stujuan
sberdasarkan satas sstandarisasi satau sukuran sdan swaktu syang sdisesuaikan sdengan sjenis
spekerjaannya sdan ssesuai sdengan snorma sdan setika syang stelah sditetapkan”. sBanyak
sfaktor syang smempengaruhi skinerja sguru. s

13
(Sedarmayanti & Rahadian, 2018: 9) sfaktor-faktor syang smempengaruhi skinerja
santara slain: s“(1) ssikap smental s(motivasi skerja, sdisiplin, setika skerja); s(2) spendidikan;
s(3) sketerampilan; s(4) smanajemen skepemimpinan; s(5) stingkat spenghasilan; s(6) sgaji sdan
skesehatan; s(7) sjaminan ssosial; s(8) siklim skerja; s(9) ssarana sprasarana; s(10) steknologi;
s(11) skesempatan sberprestasi. l
Sedangkan lmenurut l(Setyoningsih, 2015: 19) lkinerja ldipengaruhi loleh ltiga lvariabel
lyaitu lvariabel lindividu, lorganisasi ldan lpsikologis lindividu. lVariabel lindividu lmeliputi
lkemampuan ldan lketerampilan lmental lfisik l(dalam lhal lini lkemampuan ldan
lmeterampilan lmemahami lkurikulum), llatar lbelakang l(keluarga, ltingkat lsosial,
lpengalaman), ldemografis l(umur, letnis, ljenis lkelamin). lSedangkan lvariabel lorganisasi
lmeliputi lsumber ldaya, lkepemimpinan, limbalan, lstruktur, ldesain lpekerjaaan, l(variabel
lyang lmempengaruhi ldan lmenciptakan liklim lkerja). lVariabel lterakhir ladalah lvariabel
lpsikologis lyang lmeliputi lpersepsi, lsikap, lkepribadian, lbelajar, lmotivasi, lkepuasan lkerja,
liklim lkerja. lDari luraian ldi latas ldapat ldisimpulkan lbahwa lkinerja ladalah lhasil lkerja
lyang ltelah ldicapai lseseorang lyang lditunjukan lkedalam lpenampilan, lperbuatan lataupun
lprestasi luntuk lmencapai ltujuan ldalam lsuatu lorganisasi. l
Hasil lpembelajaran ldisekolah ldi lpengaruhi loleh lkinerja lguru lsebagai lpendidik.
l(Hasyim & Supardi, 2018: 76) lmengemukakan lbahwa lkinerja lguru lmerupakan
lkemampuan ldan lkeberhasilan lguru ldalam lmelaksanakan ltugas-tugas lpembelajaran.
lLebih llanjut l(Giyarni & Triastity, 2016: 2) lberpendapat lbahwa lkinerja lguru ldalam
lpembelajaran lmenjadi lbagian lterpenting ldalam lmendukung lterciptanya lproses
lpendidikan lsecara lefektif lterutama ldalam lmembangun lsikap ldisiplin ldan lmutu lhasil
lbelajar lpeserta ldidik. lDengan ldemikian, lguru lsangat lmenentukan lmutu lpendidikan,
lberhasil ltidaknya lproses lpembelajaran, ldan ltercapai ltidaknya ltujuan lpendidikan ldan
lpembelajaran. lKinerja lguru ltidak lhanya lditunjukan loleh lhasil lkerja, lakan ltetapi ljuga
lditunjukan loleh lperilaku lguru ldalam lbekerja. l
Kinerja sguru sjuga sdapat sditunjukan sdari sseberapa sbesar skompetensi-kompetensi
syang sdi spersyaratkan sdi spenuhi. sKompetensi stersebut smeliputi skompetensi spedagogik,
skompetensi skepribadian, skompetensi ssosial sdan skompetensi sprofesional s(UU sNo. s14
stahun s2005 stentang sguru sdan sdosen). sPedagogik smerupakan skemampuan smengelola
spembelajaran speserta sdidik. sKepribadian smerupakan skemampuan spribadi syang
smantap, sberakhlak smulia, sarif, sberwibawa, sdan smenjadi steladan speserta sdidik. sSosial
sadalah skemampuan sguru suntuk sberkomunikasi kepala sekolah sdan sberinteraksi ssecara

14
sefektif sdan sefisien sdengan speserta sdidik, ssesama sguru, sorang stua/wali speserta sdidik,
sdan smasyarakat ssekitar. sProfesional sadalah skemampuan smenguasai smateri spelajaran
ssecara smeluas sdan smendalam. l(Yunita, 2017: 32) lberpendapat l“untuk lmenilai lkinerja
lguru ldapat ldilihat ldari laspek: lpenguasaan lcontent lknowledge, lbehavioral lskill, ldan
lhuman lrelation lskill". lLebih llanjut l(Rizal, 2019: 4) l“aspek lyang ldilihat ldalam lmeneliti
lkinerja lindividu l(termasuk lguru) lyaitu lquality lof lwork, lproptness, linitiatif, lcapability,
land lcommunication”. lKemudian l(Supardi l2013: l90) lmenyimpulkan l“kinerja lguru
ldinilai ldari lpenguasaan lkeilmuan, lketerampilan ltingkah llaku, lkemampuan lmembina
lhubungan, lkualitas lkerja, linisiatif, lkapasitas ldiri lserta lkemampuan ldalam lberkomunikasi
kepala sekolah”. l
Berdasarkan lteori ltentang lkinerja lguru lyang ldijelaskan ldi latas, lmaka ldapat
ldisimpulkan lbahwa lkinerja lguru lmerupakan lkemampuan lyang lditunjukkan lguru ldalam
lkewajiban lmelaksanakan ltugas latau lpekerjaan lyang ldiberikan loleh lmadrasah lmelalui
lpenampilan, lperbuatan ldan lprestasi lyang ldimiliki loleh lguru ldengan ltanggungjawab
lpersonil ldan luniversal lsecara lkepribadian lmaupun lsecara lumum. lSemua laktifitas lkinerja
lguru lyang ldicapai lada lstandar loperasional lyang lditetapkan loleh lmasing-masing
lmadrasah. lKinerja lguru ldikatakan lbaik ldan lmemuaskan lapabila lhasil lyang ldicapai
lsesuai lstandar ldan lindikator lyang ltelah lditetapkan.

a. Dimensi-dimensi lkinerja
Di ldalam ldunia lkerja, lsebuah lsekolah lmemiliki ldimensi-dimensi lkerja luntuk
lmenguatkan lsebuah lpekerjaan lagar ldapat lterjaga lkeseimbangannya ldalam lbekerja,
lkarena ljika ltidak lmemiliki ldimensi lmaka lakan lmenimbulkan lkonflik lyang
lmenurunkan lkinerja lpekerja. lAdapun lDrucker l(Pupuh ldan lAa lSuryana, l2012:28)
lmenyatakan lbahwa, ldimensi-dimensi lkerja ladalah lsebagai lberikut:
1) Dimensi.fisiologis,.yaitu.seseorang.akan .bekerja .dengan .baik.jika.bekerja .dala
m .konfigurasi .operasional .bersama .dengan .tugas .sesuai .keadaan .fisik.
2) Dimensi.psikologis, .yaitu .bekerja .merupakan .ungkapan .kepribadiannya .karen
a .seseorang .yang .mendapatkan .kepuasan .kerja .akan .berdampak .pada .kerja .
yang .lebih .baik.
3) Dimensi .sosial, .yaitu .bekerja .dapat .dipandang .sebagai .ungkapan .hubungan .
sosial .diantara .sesama .guru.

15
4) Dimensi .ekonomi, .yaitu .bekerja .merupakan .kehidupan .bagi .guru. Imbalan
.jasa.yang.baik .sepadan .dapat .menghambat .atau memicu guru dalam
berprestasi.
5) Dimensi lkeseimbangan, lyaitu lkeseimbangan lantara lapa lyang ldiperoleh ldari
lpekerjaan ldengan lkebutuhan lhidup lakan lmemacu lseseorang luntuk lberusaha
llebih lgiat ldalam lmencapai lkeseimbangan.
Hasibuan l(Pupuh ldan lAa lSuryana, l2012:31), lmengemukakan ldimensi lkerja
lyang lbiasa ldi lnilai lyaitu: lKesetiaan, lrestasi lkerja, lkejujuran, lkedisiplinan, lkreativitas,
lkerjasama, lkepemimpinan, lkepribadian, lkecakapan, ldan ltanggungjawab.
Berdasarkan luraian ldi latas, lpeneliti lmenyimpulkan lbahwa ldimensi-dimensi
lkerja lmemacu lpada ldimensi lyang ldikemukakan loleh lHasibuan. lKarena luntuk
lmenghasilkan lpekerjaan lyang lmaksimal ldi lsekolah, lseorang lguru lharus lmemiliki:
1) Kejujuran .dalam .pendidikan .untuk .mencerdaskan .siswa.
2) Kedisiplinan .di .sekolah .yang .dijaga .sebagai .contoh .siswanya.
3) Kreativitas .dalam .mengajar .agar .siswa .tidak .merasa .bosan.
4) Kerjasama .antar .guru .harus .baik .untuk .mensukseskan .sebuah .sekolah .yang
maju .dan .berkembang.
5) Kepemimpinan .yang .jelas .dalam .kegiatan.
6) Kepribadian .yang .bisa .menjaga .pekerjaan .yang .ada .di .sekolah.
7) Kecakapan .dalam .mendidik .siswa.
8) Tanggung .jawab .yang .tinggi .terhadap .tugas .yang .di .embannya.
b. Faktor-faktor .yang .mempengaruhi .kinerja .guru
Faktor-faktor .yang .mempengaruhi .kinerja .guru .menurut .Syafri .dan .Aida
(Martinis Yamin dan Maisah, 2010: 129) .terdiri .dari .beberapa .faktor yaitu:
1) Faktor lpersonal/individual lguru, lmeliputi lunsur lpengetahuan, lketerampilan
l(skill), lkemampuan, lkepercayaan ldiri, ldan lkomitmen lyang ldimiliki loleh ltiap
lindividu lguru.
2) Faktor lkepemimpinan, lmeliputi laspek lkualitas lmanager ldan lteam lleader ldalam
lmemberikan ldorongan, lsemangat, larahan, ldan ldukungan lkerja lkepada lguru.
3) Faktor ltim, lmeliputi lkualitas ldukungan ldan lsemangat lyang ldiberikan loleh
lrekan ldalam lsatu ltim, lkepercayaan lterhadap lsesama langgota ltim,
lkekompakan ldan lkeeratan ldalam langgota ltim. l

16
4) Faktor lsistem, lmeliputi lsistem lkerja, lfasilitas lkerja lyang ldiberikan loleh
lpimpinan lsekolah, lproses lsekolah ldan lkultur lkerja ldalam lsekolah.
5) Faktor lsituasional, lmeliputi ltekanan ldalam lperubahan llingkungan leksternal
ldan linternal. lLingkungan leksternal ldan linternal lseperti lfasilitas lsekolah,
lperaturan ldan lkebijakan lyang lberlaku, ljaminan lkesejahteraan l(gaji ldan
ltunjangan, lpemberian lkesempatan lpeningkatan lkarir ldan lkesempatan
lpendidikan ldan lpelatihan, ldan lsebagainya).
c. Indikator-indikator lkinerja lguru
Mahmudi l(Martinis lYamin ldan lMaisah, l2010:109) lmengemukakan lpengukuran
lkinerja lmerupakan lbagian lpenting ldari lproses lpengendalian lmanajemen, lbaik lsekolah
lswasta lmaupun lnegeri. lTujuan ldiadakannya lpengukuran lkinerja lguru lyaitu luntuk
lmengetahi ltingkat lketercapaian ltujuan lorganisasi, lmemperbaiki lkinerja lperiode
lberikutnya, lmemotivasi lguru, lmemberikan lreward ldan lpunishment. lWibowo l(2011:
l229) lmenyatakan lpengukuran lkinerja ldilakukan luntuk lmengetahui lapakah lselama
lpelaksanaan lkinerja lterhadap ldeviasi ldari lrencana lyang ltelah lditentukan, latau lapakah
lkinerja ldapat ldilakukan lsesuai ljadwal lwaktu lyang lditentukan, latau lapakah lhasil
lkinerja ltelah ltercapai lsesuai ldengan lyang ldiharapkan. l
Mitcell lyang ldikutip loleh lTrisni l(2015: l27), lmenyatakan lindikator lyang ldapat
ldijadikan lukuran ldalam lmengukur ltingkat lkinerja lseseorang ladalah lsebagai lberikut: l
1) Quality lof lwork. lKualitas l(Sallis, l2002: l11) ldidefinisikan l“Quality lis ldifficult
lto ldefine land lis lan lelusive lconcept”, lartinya lkualitas litu lsulit luntuk
ldidefinisikan ldan lmerupakan lkonsep lyang lsulit ldipahami. lDalam lkualitas
lkerja lyang lbaik ldapat lmenunjukkan ltingkat lkinerja lseseorang. lKualitas lkerja
lseorang lpegawai ldapat lterlihat ldari lketelitian ldan lketepatannya ldalam
lbekerja. lSehingga lsemakin lbaik lkualitas lkerjanya lmaka lsemakin lbaik ltingkat
lkinerjanya. l
2) Promptness. lSeorang lpegawai ldapat ldikatakan lmemiliki lkinerja lyang ljika
lmemenuhi laspek lpromptness latau lketepatan lwaktu. lartinya lpegawai ltersebut
lmampu lmenyelesaikan lpekerjaannya lsesuai lwaktu lyang ltelah lditentukan loleh
lorganisasi.
3) Initiative latau lCreativity. lInisiatif latau lkreativitas l(Samuel, l2012: l478)
l“Creativity lis lthe lability lto lgenerate loriginal lideas lor lnew lperspectives lon
lexisting lideas” lyang lartinya lkreativitas ladalah lkemampuan luntuk

17
lmenghasilkan lide-ide lbaru ldari lide-ide lyang lsudah lada. lInisiatif lseorang
lpegawai lberkaitan ldengan ldaya lpikir ldan lkreativitasnya ldalam lmembentuk
lide-ide, lsehingga ljika lsikap lpegawai lmemiliki linisiatif lyang lbaik, lmaka
ldiharapkan lakan lmampu lmenghasilkan lsesuatu lyang lbaik ldalam
lpekerjaannya.
4) Capability, lKemampuan ldapat lmenunjukan ltingkat lkinerja lseseorang.
lKemampuan lseorang lpegawai ldapat lterlihat ldari lkeahliannya lyang
ldimilikinya.
5) Communication. lKemampuan lseorang lpegawai ldalam lberkomunikasi kepala
sekolah lbaik ldengan latasan lmaupun ldengan lsesama lrekan lkerjanya ljuga
lmempengaruhi lkinerja lseorang lpegawai. lBerupa lkemampuan ldalam lmenerima
ldan lmenyampaikan linformasi ldengan lbenar ldan ltepat. lTanpa ladanya
lkomunikasi kepala sekolah lyang lbaik lsetiap lpekerjaan ltidak ldapat
ldiselesaikan ldengan lbaik.
Berdasarkan lteori ldi latas lpengukuran lkinerja lguru lharus ldisesuaikan ldengan
lindikator lyang lada ldalam lkinerja lguru. lAdapun lindikator lyang lada ldi lsekolah lpada
lumumnya ladalah: lPertama, lQuality lof lwork l(kualitas lkerja). lKualitas lkerja lseorang
lguru ldapat lterlihat ldari lketelitian ldan lketepatannya ldalam lbekerja. lKedua,
lPromptness l(ketepatan lwaktu). lPromptness lseorang lguru lmampu lmenyelesaikan
lpekerjaannya lsesuai lwaktu lyang ltelah lditentukan loleh lorganisasi. lKetiga, lInisiatif.
lInisiatif lseorang lguru lberkaitan ldengan ldaya lpikir ldan lkreativitasnya ldalam
lmembentuk lide-ide, lsehingga ljika lsikap lguru lmemiliki linisiatif lyang lbaik, lmaka
lmampu lmenghasilkan lsesuatu lyang lbaik ldalam lpekerjaannya. lKeempat, lKapabilitas.
lKapabilitas lkemampuan lseorang lguru ldari lkeahliannya lyang ldimilikinya. lKelima,
lKomunikasi kepala sekolah. lKomunikasi kepala sekolah lkemampuan lseorang lguru
ldalam lbercakap lterkait ltugas ldi lsekolah. lKeenam, lTanggungjawab. lSeorang lguru
ljika ldiberi lsebuah lwewenang ldalam ldunia lpendidikan lsecara lotomatis ldengan
lsendirinya lmempunyai lrasa ltanggung ljawab lkepada lsiswanya luntuk lmeningkatkan
lkinerjanya. lDan lketujuh, lDisiplin. lDisiplin lini luntuk lmengetahui lapakah lkinerja lguru
ldapat ldilakukan lsesuai ljadwal lwaktu lyang lditentukan, latau lapakah lhasil lkinerja ltelah
ltercapai lsesuai ldengan lyang ldiharapkan.

2. Komunikasi kepala sekolah

18
a. Pengertian Komunikasi kepala sekolah
Orang lyang lmasih lhidup ltidak lakan lmungkin llepas ldari lkomunikasi kepala
sekolah lwalaupun lbukan lberarti lsemua lperilaku ladalah lsuatu lkomunikasi kepala
sekolah. lNamun, lkomunikasi kepala sekolah lterjadi lhampir lpada lsetiap lkegiatan
lmanusia. lUntuk llebih ltegas ldapat ldikatakan lbahwa lbanyak lkegiatan lmanusia lyang
lhanya lbisa lterjadi ldengan lbantuan lkomunikasi kepala sekolah. lKomunikasi kepala
sekolah lmerupakan lmedium lpenting lbagi lpembentukan latau lpengembangan lpribadi,
ljuga lsebagai lkontak lsosial. lMelalui lkomunikasi kepala sekolah lkita ltumbuh ldan
lbelajar. lKomunikasi kepala sekolah ltidak llain lmerupakan linteraksi lsimbolik. lManusia
ldalam lberkomunikasi kepala sekolah llebih lpada lmemanipulasi llambang-lambang ldari
lberbagai lbenda. lSemakin ltinggi ltingkat lperadaban lmanusia lsemakin lmaju lorientasi
lmasyarakatnya lterhadap llambang-lambang. l
Kata lkomunikasi kepala sekolah ldalam lbahasa lInggris lcommunication, lyang
lsecara lbahasa lberakar lpada lbeberapa lkata, ldiantaranya: l(Deddy lMulyana, l2014: l15)
lKata lcommunico, lcommunicatio, latau lcommunicare lmemiliki larti l“membuat lsama”
l(to lmake lcommon). lDari lkeempat lasal lkata lkomunikasi kepala sekolah ltersebut, listilah
lpertama lcommunis lmerupaka listilah lyang lpaling lsering ldigunakan lsebagai lasal lkata
lkomunikasi kepala sekolah, lserta lmenjadi lakar ldari lkata-kata llatin llainnya lyang lmirip.
lKomunikasi kepala sekolah lterjadi lketika lsuatu lpikiran, lsuatu lmakna, latau lsuatu lpesan
ldianut lsecara lsama. l(Fauzi et al., 2021: 42) lPengertian lkomunikasi kepala sekolah
lsecara lbahasa ltersebut ltampaknya lkomunikasi kepala sekolah lditekankan lpada
ldicapainya lpemahaman lyang lsama lterhadap lsuatu lpesan loleh lpihak- lpihak lyang
lterlibat ldalam laktivitas lkomunikasi kepala sekolah. lDengan ldemikian, lkomunikasi
kepala sekolah lterjadi ljika lpesan ldapat lditerima latau ldipahami lsama loleh lsemua lorang
lyang lterlibat lkegiatan lkomunikasi kepala sekolah.
Adapun lmakna ldari lkata lpendidikan lyang lpertama lmenurut lUU lRI lNomor l20
ltahun l2003 ltentang lSIKDIKNAS, lpasal l1 layat l(1) lyaitu, lpendidikan ladalah lusaha
lsadar ldan lterrencana luntuk lmewujudkan lsuasana lbelajar ldan lproses lpembelajaran lagar
lpeserta ldidik lsecara laktif lmengembangkan lpotensi ldirinya luntuk lmemiliki lkekuatan
lspiritual lkeagamaan, lpengendalian ldiri, lkepribadian, lkecerdasan, lakhlak lmulia, lserta
lketrampilan lyang ldiperlukan ldirinya, lmasyarakat, lbangsa, ldan lnegara. l(Kholifah &
Santoso, 2017: 82) lPendapat llain ltentang lpengertian lpendidikan ladalah lmenurut
lFederick lJ.Mc lDonald, lmenurutnya lpendidikan ladalah lsuatu lproses latau lkegiatan lyang

19
ldiarahkan luntuk lmerubah ltingkah llaku l(behavior) lmanusia, latau lsetiap ltanggapan,
lperubahan lseseorang. lMenurut lZakiyah lDrajat lyang ldikutip loleh lSiti lKholifah
lmenuturkan lbahwa lpendidikan ladalah lsuatu lusaha luntuk lmembina ldan lmengasuh
lpeserta ldidik lagar lsenantiasa ldapat lmemahamiajaran lsecara lmenyeluruh.
Komunikasi kepala sekolah ldalam lpendidikan lmerupakan lunsur lyang lsangat
lpenting lkedudukannya. lBahkan lia lsangat lbesar lperanannya ldalam lmenentukan
lkeberhasilan lpendidikan lyang lbersangkutan. lOrang lsering lberkata lbahwa ltinggi
lrendahnya lsuatu lpencapaian lmutu lpendidikan ldipengaruhi loleh lfaktor lkomunikasi
kepala sekolah, lkhususnya lkomunikasi kepala sekolah lpendidikan.
Sebenarnya listilah lkomunikasi kepala sekolah lpendidikan lmasih lbelum lfamiliar
lbaik ldi lkalangan lpeminat lkajian lkomunikasi kepala sekolah, lcivitas lakademika
lmaupun lkhalayak lumum ldi ltanah lair lini. lBidang lini ltak lsementereng lkomunikasi
kepala sekolah lpolitik, lkomunikasi kepala sekolah lbisnis, lkomunikasi kepala sekolah
lorganisasi, lkomunikasi kepala sekolah lantarbudaya ldan llain-lain. lNamun ldibalik
lsemua litu, lsesungguhnya lkomunikasi kepala sekolah lpendidikan lmemiliki lperan
lpenting lbaik ldalam lkonteks lkajian ldiranah lkeilmuan lkomunikasi kepala sekolah ldan
lkeilmuan lpendidikan lmaupun lsebagai lskill laktif lyang ldapat lmenunjang lproses
lpendidikan litu lsendiri. lPaling ltidak lada ldua lpertimbangan ldasar lyang lpenting lkita
lperhatikan luntuk lmenjawab lsuatu lpertanyaan, lmengapa lkomunikasi kepala sekolah
lpendidikan lmenjadi lsuatu lkeharusan. lPertimbangan lyang lpertama, ldunia lpendidikan
lsangat lmembutuhkan lsuatu lpemahaman lyang lholistik, lkomprehensif, lmendasar, ldan
lsistematis ltentang lpemanfaatan lkomunikasi kepala sekolah ldalam limplementasi
lkegiatan lbelajar lmengajar. lTanpa lkomunikasi kepala sekolah lyang lbaik, lmaka
lpendidikan lakan lkehilangan lcara ldan lorientasi ldalam lmembangun lkualitas loutput
lyang ldiharapkan. lDalam lkonteks lini, lkomunikasi kepala sekolah lpendidikan lbisa lkita
lsejajarkan lpentingnya ldengan lmetodologi lpengajaran, lmanajemen lpendidikan, ldan
llain-lain. lKita lbisa lbayangkan, lhampir l80% laktivitas lguru lmaupun ldosen ldiruang
lkelas ladalah lkegiatan lkomunikasi kepala sekolah lbaik lverbal lmaupun lnonverbal. lOleh
lkarenanya, lhasil lburuk lpenerimaan lmateri loleh lpara lsiswa, lbelum ltentu lkarena lguru
latau ldosennya lyang lkurang ledukatif, lbisa ljadi ljustru lkarena lmetode lkomunikasi kepala
sekolah lmereka lyang lburuk ldidepan lpara lsiswa. lAdapun lpertimbangan lyang lkedua,
lbahwa lkomunikasi kepala sekolah lpendidikan lakan lmenunjukkan larah ldari lproses
lkonstruksi lsosial latas lrealitas lPendidikan.

20
M. lYusuf lPawit l(2010: l2) lSecara lsederhana, lkomunikasi kepala sekolah
lpendidikan lmerupakan lsebuah lproses ldan lkegiatan lkomunikasi kepala sekolah lyang
ldirancang lsecara lkhusus lyang lbertujuan luntuk lmeningkatkan lnilai ltambah lbagi lpihak
lsasaran, lyang lsebenarnya ldalam lbanyak lhal ladalah luntuk lmeningkatkan lliterasi lpada
lbanyak lbidang lyang lbernuansa lteknologi, lkomunikasi kepala sekolah, ldan linformasi.
b. Proses Komunikasi kepala sekolah Pendidikan
(Ngainun Naim 2011: 11-12) Proses lpembelajaran lpada lhakekatnya ladalah lproses
lkomunikasi kepala sekolah, lpenyampaian lpesan ldari lpengantar lke lpenerima. lPesan
lyang ldisampaikan lberupa lisi latau lajaran lyang lditujukan lkedalam lsimbol-simbol
lkomunikasi kepala sekolah, lbaik lverbal l(kata-kata ldan ltulisan) lmaupun lnon-verbal.
lProses lini ldinamakan lencoding. lPenafsiran lsimbol-simbol lkomunikasi kepala sekolah
ltersebut loleh lsiswa ldinamakan ldecoding.
1) Komunikasi kepala sekolah verbal
(Djoko Purwanto 2006: 14) Komunikasi kepala sekolah lverbal l(verbal
lcomunication) lmerupakan lsalah lsatu lbentuk lkomunikasi kepala sekolah lkomunikasi
kepala sekolah lyang ldisampaikan lkepada lpihak llain lmelalui ltulisan l(written) ldan
llisan l(oral). lSeperti lcontohnya, lmengirimkan lsesuatu lkepada lseseorang, latau
lmenelepon lorang ltua, lteman, lpacar, ldan llainnya, lmembaca lpuisi ldidepan lkelas,
lmempresentasikan lmakalah, lmembaca lsurat lkabar, lmajalah, ldan lsebagainya,
lmerupakan lcontoh lkomunikasi kepala sekolah lverbal.

2) Komunikasi kepala sekolah non-verbal


Sebelum lmanusia lmenggunakan lkata-kata, lmanusia ltelah lmenggunakan
lgerakan-gerakan ltubuh, latau llebih ldikenal ldengan lbahasa lisyarat l(body llanguage)
lsebagai lalat luntuk lberkomunikasi kepala sekolah ldengan lorang llain. lSeperti
lmenggigit lgigi luntuk lmenunjukkan lkemarahan, ltersenyum ldan lberjabat ltangan
ldengan lorang llain luntuk lmenunjukkan lrasa lsenang, lsimpati ldan lpenghormatan.
lMembuang lmuka luntuk lmenunjukkan lrasa ltidak lsenang ldengan lorang llain.
lMenggelengkan lkepala luntuk lmenunjukkan lsikap lmenolak. lSemua litu lmerupakan
lcontoh lkomunikasi kepala sekolah lnon-verbal.
c. Komunikasi kepala sekolah Kepala Sekolah
Seperti lyang lsudah ldisampaikan lsebelumnya, lbahwa lkomunikasi kepala sekolah
ladalah lsuatu lproses lmenyalurkan linformasi, lide, lpenjelasan, lperasaan ldan lpertanyaan

21
ldari lorang lke lorang latau ldari lkelompok lke lkelompok. lKomunikasi kepala sekolah
ldisebut ljuga lsebagai lproses linteraksi lantara lorang-orang latau lkelompok lyang
lditujukan luntuk lmempengaruhi lsikap ldan lperilaku lorang llain ldisekitarnya. lKepala
lsekolah lterdiri ldari ldua lkata, lyaitu lkepala ldan lsekolah. lKata lkepala ldapat ldiartikan
lsebagai lketua latau lpeimpin ldalam lsuatu lorganisasi latau lsebuah llembaga. lSedangkan
lsekolah ladalah lsebuah llembaga lyang lmenjadi ltempat lmenerima ldan lmemberi
lpelajaran. lKepala lsekolah ladalah ljabatan lpemimpin lyang ltidak lbisa ldiisi loleh lorang-
orang ltanpa ldidasarkan latas lpertimbangan-pertimbangan. lSiapapun lyang lakan ldiangkat
lmenjadi lkepala lsekolah lharus lditentukan lmelalui lprosedur ldan lpersyaratan-
lpersyaratan ltertentu, lseperti llatar lbelakang lpendidikan, lpengalaman, lusia, ldan lpangkat.
l(Wahdjosumidjo l2011: l29) lKepala lsekolah lakan ldikatakan lberhasil lapabila lmereka
lmemahami lkeberadaan ldan lposisi lmereka lsebagai lseorang lpemimpin, ldisamping litu
lmereka ljuga lmampu lmelaksanakan lperanan lkepala lsekolah lsebagai lseorang lyang
ldiberi ltanggung ljawab luntuk lmemimpin lsekolah. lDalam lhal lini ldapat ldikatakan
lbahwa lkepala lsekolah lsebagai lpejabat lformal lyang lpengangkatannya ldilakukan
lmelalui lproses ldan lprosedur lyang ldidasarkan latas lperaturan-peraturan lsebagaimana
lyang ldiberlakukan ldan ljuga lseseorang lyang ldiberi ltanggung ljawab lpenuh ldalam
lmenjalankan lsuatu ltugas ldan ltanggung ljawab ldalam lorganisasi latau llembaga
lpendidikan lagar ltercapainya ltujuan lyang ldiinginkan.
Betapa lpentingnya lperanan lkepala lsekolah ldalam lmenggerakkan lkehidupan
lsekolah luntuk lmencapai ltujuan. lMaka ldari litu, ldalam lhal lini lada lbeberapa lhal lyang
lharus ldiperhatikan loleh lkepala lsekolah ldalam lmenjalankan ltugasnya lsebagai lseorang
lpemimpin ldalam lsuatu lorganisasi latau llembaga lpendidikan, lyaitu lsebagai lberikut:
1) Kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi penggerak
kehidupan sekolah.
2) Kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi mereka demi keberhasilan
sekolah, serta memiliki kepedulian pada komponen-komponen yang terdapat
dalam lembaga tersebut.
Keberhasilan lkepala lsekolah ldalam lmencapai ltujuan lmenunjukkan lbahwa
lkepala lsekolah ladalah lpondasi lawal lyang lmenentukan ltitik lpusat lsekolah, lapakah
lsekolah lakan lmencapai ltujuan lyang ldiinginkan latau lsebaliknya. lKepala lsekolah
lsebagai lpemimpin lharus lmemiliki lkarakter lyang lbaik luntuk ldicontoh loleh
lbawahannya, lagar ldapat lmencapai ltujuan lyang ldiharapkan ldalam lkelompok ltersebut.

22
lRasulullah lmenyatakan lbahwa lpemimpin lsuatu lkelompok, lmerupakan lpelayan lbagi
lkelompok ltersebut.
(Danim. l2009: l59-60) lKepala lsekolah ltidak lhanya lmengolah ldan lmenjalankan
lfungsi lmanajemen lsebagaimana lmestinya lyang ldilakukan ldalam lmerencanakan,
lmengorganisasikan, lmengkoordinasikan, lmenggerakkan, lmengawasi, lserta lmemberi
lpenilaian lterhadap lterhadap laspek-aspek lyang lakan ldilakukan ldalam llembaga
lpendidikan. lNamun lkepala lsekolah lyang lharusnya lmampu luntuk lmenggerakkan
lsemua lpotensi lyang lberhubungan llangsung latau ltidak llangsung lbagi lkepentingan
lproses lpembelajaran lsiswa.
Kegagalan lkepala lsekolah lmenciptakan lkondisi lpembelajaran lyang lefektif ldan
lefisien lakan lberdampak lpada lmutu lprestasi ldan lmasa ldepan lpeserta ldidik, lsebab
lkepala lsekolah lsebagai lpemimpin ldalam lmenjalankan ltugas ldan ltanggung ljawab
lorganisasi lyang ldipimpinnya. lSemua lkomunitas lsekolah lmemerlukan lbimbingan ldan
lpembinaan ldari lkepala lsekolah ldalam lupaya lmewujudkan lproses lbelajar lsehingga
ltujuan lyang ldiharapkan ldapat ltercapai.
Terkait ldengan ltugas lkepala lsekolah ldalam lmenjalankan lperannya ldalam
lkehidupan lsehari-hari ltentu ltidak lterlepas ldari lkomunikasi kepala sekolah.
lSebagaimana ldiketahui lbahwa lkomunikasi kepala sekolah lsangat lesensi ldengan
lkehidupan lkomunitas lsekolah. lDalam lmengemban ltugasnya, lkepala lsekolah lperlu
lberkomunikasi kepala sekolah ldengan lseluruh langgota lkomunitas lsekolah luntuk
lmengajak, lmemberikan lperintah, lmengatur, lmenyampaikan, lmemberikan ldorongan
ldan lmembangun lpengertian ldari lorang lyang ldipimpinnya. lDisini lkepala lsekolah
lmutlak lmemerlukan lkemampuan lberkomunikasi kepala sekolah, lsebagaimana lsalah
lsatu lkompetensi lyang lharus ldikuasai.
Dalam lhal lini lkomunikasi kepala sekolah ldijadikan lsebagai llandasan luntuk
lmelakukan lhubungan ldan lpembinaan lyang lefektif ldengan lstaf, lguru, lmaupun lsiswa
ldalam lrangka lmeningkatkan lkualitas linformasi ldan lhasil lbelajar lmengajar lagar
ltujuan lyang ldiharapkan ldalam lsuatu llembaga lpendidikan lyang ldipimpin loleh lkepala
lsekolah ldapat ltercapai. l(Syafaruddin, 2018: 10) lKeberadaan lmanajer lyang lefektif
lsejatinya lmenggunakan lbanyak lmetode lkomunikasi kepala sekolah, ltermasuk
lmenseleksi lkekayaan lmedia lkomunikasi kepala sekolah ldengan lmemudahkan
lpenggunaan lkomunikasi kepala sekolah ldari latas lke lbawah, ldari lbawah lke latas,
lhorizontal, lmemahami ldan lmenggunakan lkomunikasi kepala sekolah lnon-verbal,

23
lmembangun ljaringan lkomunikasi kepala sekolah linformal lyang lmelintasi llingkungan
lorganisasi. lDalam lkonteks lmanajemen, lpara lmanajer ldan lpimpinan lorganisasi lperlu
lmenggunakan linformasi lsebagai lmodel lkomunikasi kepala sekolah lorganisasi luntuk
lmemudahkan ldan lmempengaruhi lpersonil ldalam lmencapai ltujuan ldan lkinerja lyang
ldiharapkan. lSegala lbentuk lupaya ldilakukan loleh lseorang lpemimpin ltermasuk ljuga
lpemimpin ldalam ldunia lpendidikan, lyaitu lkepala lsekolah.
(Sudarwan lDanim, l2009: l6) lKomunikasi kepala sekolah lyang lmerupakan laspek
lpenting ldalam lmenjalankan lkegiatan lsehari-hari ljuga ldilakukan loleh lkepala lsekolah
ldalam lmenjalankan ltugas ldan ltanggung ljawabnya lsebagai lpemimpin ldalam llembaga
lpendidikan. lMengingat lsebagian lbesar lwaktu lkerja lkepala lsekolah ladalah
lberkomunikasi kepala sekolah lbaik ldengan ldiri lsendiri latau lintrapersonal lmaupun
ldengan langgota lkomunitasnya latau lantar lpersonal. lDanim ldan lSuparno lmelihat ldari
laspek lantar lpersonal lkemampuan lkepala lsekoalah lberkomunikasi kepala sekolah
lsecara lpersuasif lsenantiasa lperlu lditumbuh lkembangkan. lUpaya lyang ldapat
ldilakukan luntuk lmeningkatkan lhal lini ldenagn lcara-cara lberikut:
1) Pemberian ldan lpenerimaan linformasi. lJenis lupaya lyang ldapat ldilakukan
ladalah lmelalui lpeningkatan lkemampuan ldaya lbaca, lterutama lmenbaca
lsituasi ldan lkeinginan lwarga lsekolah, lserta lmakna ldan lperaturan lperundang-
undangan lpendidikan. l
2) Menggunakan lmetode ldan lpendekatan lyang ltepat. lKemampuan lmemilih
lmetode ldan lpendekatan lyang ltepat lperlu ldikuasai loleh lkepala lsekolah luntuk
lmencapai lefektivitas lkomunikasi kepala sekolah ldengan lguru, ltenaga
ladministrasi, lsiswa ldan lorang ltua lpeserta ldidik. l
3) Meningkatkan lkemampuan lmemahami lisi lpesan ldan lmemberikan lumpan
lbalik. lUpaya lini ldapat ldilakukan lmelalui ldiskusi linteraktif luntuk
lmenetapkan lkebijakan lpendidikan ldan lmengkoordinasikan lberbagai laspek
lprogram lsekolah.
4) Meningkatkan lkejujuran ldan lketerbukaan ldalam lmelaksanakan ltugas
lmengelola lsekolahnya. lUpaya lyang ldapat ldilakukan ladalah lmelalui
lpembinaan lmental ldan lrohani lbagi lkepala lsekolah.
d. Komunikasi kepala sekolah dengan Guru
Peranan lpenting lkepala lsekolah lsebagai lpemimpin ldi llingkungan lsekolah
lmenjadikan lia lharus ltrampil lkomunikatif ldan lmampu lmengatur lgaya lbahasa ldalam

24
lsetiap lberkomunikasi kepala sekolah ldengan lbawahannya, lbaik lguru lataupun lpegawai
lsekolah. lKomunikasi kepala sekolah lyang ldilakukan loleh lkepala lsekolah ldalam
laktivitasnya lsebagai lpemimpin ldilingkungan lsekolah lmemiliki laspek lpenting ldalam
lrangka lmeningkatkan lkredibilitas lpegawai, lguru, ldan lsuasana latau lkondisi lkegiatan
lbelajar lmengajar.
Dilihat ldari ljenis lkomunikasi kepala sekolah lyang lterdapat ldisetiap lhampir lkepala
lsekolah llakukan, lada lbentuk lkomunikasi kepala sekolah lorganisasi lyang lmenjadi ldasar
lpengkarakteran lseorang lpoemimpin ldisekolah, lyaitu lkomunikasi kepala sekolah lsatu
larah. lArtinya ldalam laktivitas lkomunikasi kepala sekolah lini lseorang lkomunikan
lmengirim lpesan lkepada lkomunikator ldengan ltidak lmementingkan ltimbal lbalik litu
lterjadi. lSeperti, lseorang lkepala lsekolah lmengeluarkan lsurat ledaran ltentang lkebijakan-
kebijakan lsekolah. lDalam lkonteks lkepala lsekolah lsebagai lpemimpin lperlu ldiawali loleh
lprinsip lmenyatukan lkomponen lsekolah, lPrinsip lkedua, lBagaimana lmemfungsikannya.
lPrinsip lketiga lBagaimana lmenggerakkannya lMenyatukan lkomponen lsekolah lbukanlah
lhal lyang lmudah ldilakukan, lmemerlukan lteknik ltertentu. lSebab lsetiap lorang lberbeda
lpola lpikir ldan lkarakter.
Dalam listilah lumum lkomunikasi kepala sekolah ldapat ldigeneralkan lmenjadi
lsuatu lcara lseseorang lberhubungan ldengan lorang llain. lDisini lkomunikasi kepala
sekolah ldi lukur ldari lbentuk lefektivitasnya. lJika lseseorang lmelakukan lkomunikasi
kepala sekolah lyang lmaka lhasilnya ladalah lkomunikasi kepala sekolah lyang lberhasil,
lnamun lsebaliknya ljika lseseorang lmengalami lkegagalan ldalam lkomunikasi kepala
sekolah, lmaka lkomunikasi kepala sekolah ltersebut lburuk. lOleh lkarena litu, lpembahasan
lini lakan lmembuka lpengetahuan ltentang lefektivitas lkomunikasi kepala sekolah.
(Dedy lMulyana l2014: l7) lManusia ladalah lmakhluk lsosial lyang ltidak ldapat lhidup
lsendiri ldan lselalu lmembutuhkan lorang llain. lOleh lkarena litu, lmanusia lmembutuhkan
lsarana luntuk lbisa lberinteraksi ldengan lorang llain luntuk lmencapai ltujuannya, lsalah
lsatunya ladalah ldengan lkomunikasi kepala sekolah. lmenurut lwiliam lsebagaimana
ldikutip loleh lDedy lMulyana. lmengidentifikasikan llima lalasan lmengapa lkita lperlu
lmemahami lkomunikasi kepala sekolah, lsebagai lberikut:
1) Komunikasi kepala sekolah .penting .bagi .kehidupan .manusia .secara .personal
2) Kita .tidak bisa, jika .tidak .berkomunikasi kepala sekolah
3) Komunikasi kepala sekolah.adalah.dasar dalam .pengembangan .dan
.pemantapan.hubungan interpersonal

25
4) Manusia .adalah .konsumen .komunikasi kepala sekolah
5) Komunikasi kepala sekolah .meningkat .secara .tajam .dalam .penyelenggaraan
.komunikasi kepala sekolah .modern.
Menurut lCovey, luntuk lmembangun lkomunikasi kepala sekolah lyang lefektif,
lmaka ldiperlukan llima ldasar lpenting, lyaitu: ladanya lusaha luntuk lbenar-benar lmengerti
lorang llain, ladanya lkemampuan luntuk lmemenuhi lkomitmen, lkemampuan luntuk
lmenjelaskan lharapan, lkemauan luntuk lmeminta lmaaf lsecara ltulus ljika lmelakukan
lkesalahan, ldan lkemampuan lmemperlihatkan lintegritas.

Gambar 1.
Kerangka Komunikasi kepala sekolah Kepala Sekolah dengan Guru

e. Hubungan Komunikasi kepala sekolah Kepala Sekolah terhadap Kinerja


Guru
Kepemimpinan l(leadership) lseorang lkepala lsekolah lmerupakan lfaktor lyang
lsangat lmenentukan lpeningkatan lkinerja ldan lkeberhasilan lguru. lDisamping lfaktor-
faktor llain lseperti lfaktor linstitusi ldan lkelompok lorganisasi, lmenurut lGibson
lbahwasanya lkepala lsekolah lmerupakan lsosok lpemimpin lyang ldapat lmenentukan larah
lperkembangan lorganisasi lsekolah, lsehingga lkepemimpinan lseorang lkepala lsekolah
lmampu lmempengaruhi lsemua lorang lyang lterlibat ldalam lproses lpenddikan ldisuatu
lsekolah ldalam lrangka lmencapai lsuatu ltujuan lyang ltelah lditentukan. lSementara litu,
lkualitas lkepemimpinan l(leadership) lseorang lkepala lsekolah lsangat ldipengaruhi loleh
lbeberapa lfaktor, lantara llain; lkemampuan lberkomunikasi kepala sekolah lyang lefektif
lyang ldimiliki lkepala lsekolah ltersebut. lKomunikasi kepala sekolah lyang lefektif ldan
ldikembangkan loleh lkepala lsekolah lakan lberhubungan ldengan lkinerja lguru, lmengingat
ldengan lkomunikasi kepala sekolah lmenunculkan lpersamaan-persaman lyang
lmembangun lkerjasama lke larah lyang llebih lbaik ldalam lkehidupan lberorganisasi,
lterutama ldalam llembaga lpendidikan. lMenurut lAribowo lPrijosaksono ldan lRoy lSembe

26
lbahwasannya l“kesuksesan lseorang lmanager, ltermasuk lkepala lsekolah ltidak lakan
ldiperoleh ltanpa lpenguasaan lketrampilan lkomunikasi kepala sekolah lyang lefektif,
lsebab ltanpa lketrampilan ltersebut lmaka lmanajer latau lkepala lsekolah ltidak ldapat
lmembentuk lteamwork lyang lsolid.” lJadi, lkeefektifan lkomunikasi kepala sekolah lini
lmemiliki lhubungan lerat ldengan lkeberhasilan lpada lsuatu lorganisasi latau lkemajuan
lpada llembaga lpendidikan. lDengan ldemikian, lkomunikasi kepala sekolah lkepala
lsekolah lyang lefektif lmemegang lperanan lyang lsangat lpenting ldalam
lmengkoordinasikan lsemua lkomponen lyang lterdapat ldi lsekolah ltersebut ltermasuk lguru
lyang lpada lgilirannyajuga ldapat lmeningkatkan lkinerja lguru ltersebut.

f. Pengaruh Komunikasi kepala sekolah Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru


(Wahjosumidjo 2007: 46) Kepala lsekolah ladalah lpemimpin lyang lmempunyai
lperanan lsangat lbesar ldalam lmengembangkan lmutu lpendidikan ldi lsekolah. lKepala
lsekolah lharus lmembangkitkan lsemangat lkerja lyang ltinggi, lmenciptakan lsuasana lkerja
lyang ltinggi, lmenciptakan lsuasana lkerja lyang lmenyenangkan, laman ldan lpenuh
lsemangat. lDalam lmelaksanakan lkepemimpinannya lkepala lsekolah lharus lmelakukan
lpengelolaan ldan lpembinaan lsekolah lmelalui lberbagai lkegiatan lseperti lkegiatan
lkepemimpinan. l(Kartini lKartono, l2008: l13) lkepala lsekolah lsebagai lpemimpin
lpendidikan lberfungsi lmewujudkan lhubungan lmanusiawi l(human lrelationship) lyang
lharmonis ldalam lrangka lmembina ldan lmengembangkan lkerjasama lantar lpersonal, lagar
lsecara lserempak lbergerak lke larah lpencapaian ltujuan lmelalui lkesediaan lmelaksanakan
ltugas lmasing- lmasing lsecara lefisien ldan lefektif. lOleh lkarena litu, lsegala
lpenyelenggaraan lpendidikan lakan lmengarah lkepada lusaha lmeningkatkan lmutu
lpendidikan lyang lsangat ldipengaruhi loleh lguru ldalam lmelaksanakan ltugasnya lsecara
loperasional.
Kualitas lkinerja lguru lakan lsangat lmenentukan lpada lkualitas lhasil lpendidikan,
lkarena lguru lmerupakan lpihak lyang lpaling lbanyak lbersentuhan llangsung ldengan lsiswa
ldalam lproses lpendidikan latau lpembelajaran ldi lsekolah. lKinerja lguru ltidak lterlepas
ldari lperan lkepala lsekolah lsebagai lpemimpin ldan linovator ldi lsekolah. lKepala lsekolah
lbertanggung ljawab lpenuh luntuk lmengelola ldan lmemberdayakan lguru-guru lagar lterus
lmeningkatkan lkemampuan lkerjanya. lDengan lpeningkatan lkemampuan latas lsegala
lkemampuan lyang ldimilikinya litu, lmaka ldipastikan lguru-guru lyang ljuga lmerupakan
lmitra lkerja lkepala lsekolah ldalam lberbagai lbidang lkegiatan lpendidikan ldapat lberupaya

27
lmenampilkan lsikap lpositif lterhadap lpekerjaannya ldan lmeningkatkan lkompetensi
lprofesionalnya. l
(Sulistiya, 2013: 4) lUntuk lmeningkatkan lkinerja lguru ldiperlukan lpengetahuan
lyang lberkaitan ldengan lfaktor-faktor lyang lmempengaruhi lpeningkatan lkinerja lguru
ltersebut, lpada lpokoknya lada ldua lfaktor lyang ldapat lmempengaruhi lpeningkatan
lkinerja lguru, lyaitu lfaktor linternal ldari ldalam ldiri lguru litu lsendiri, ldan lfaktor leksternal
lyang lberasal ldari lluar lseorang lguru.
Faktor linternal lmerupakan lfaktor lyang lmempengaruhi lkinerja lseorang lguru,
ldiantaranya ladalah lmotivasi lkerja, ldisiplin lkerja, lkomitmen, lkepercayaan ldiri,
ltanggung ljawab, ldan lkepuasan lkerja. lFaktor linternal lini lpada lintinya lmerupakan
lfaktor lpsikologis lyang lmenyangkup lpotensi lkejiwaan. lIni lsangat lbergantung ldari
lindividu litu lsendiri, lnamun ldemikian linternal lini ldapat lditingkatkan lmelalui lstimulasi
lsecara ltepat. l
Faktor leksternal lmerupakan lfaktor lyang lberasal ldari lluar ldiri lseorang lguru,
ldiantaranya lgaya lkepemimpinan lkepala lsekolah lyang lmempengaruhi lkinerja lguru,
ladalah lkemampuan lkomunikasi kepala sekolah linterpersonal lkepala lsekolah.
lKomunikasi kepala sekolah linterpersonal lkepala lsekolah lyang lberasal ldari lluar
lseorang lguru lsangat lmenentukan lkinerja lguru. lKepala lsekolah lyang lmemiliki
lkemampuan lberkomunikasi kepala sekolah linterpersonal ldalam lmelaksanakan ltugasnya
lakn lmenyadari lbahwa lmereka lmemiliki ltanggung ljawab lyang lbesar ldalam lmencapai
ltujuan lpendidikan. lDengan ldemikian lmereka lakan lberusaha lmembina lhubungan lbaik
ldengan lguru. lSebaliknya, lapabila lseorang lkepala lsekolah ltidak lmemiliki lkemampuan
lkomunikasi kepala sekolah linterpersonal ldengan lguru ldalam lmelakukan ltugas ldan
lkewajibannya, lakan lmemberi limplikasi lmenurunnya lkinarja lguru, lbahkan llebih ljauh
lakan lmemberikan ldampak lmerosotnya lsumber ldaya lmanusia.

3. Manajemen konflik kepala sekolah


a. Konflik
1) Pengertian Konflik
(Dean sG. sPruitt, sJeffrey sZ. sRubin, s2004) sMenurut sWebster, sistilah
s“conflict” sdi sdalam sbahasa saslinya sberati ssuatu s“perkelahian, speperangan, satau
sperjuangan” syaitu sberupa skonfrontasi sfisik santara sbeberapa spihak. s

28
(Rantung, 2017: 39) sRantung sdalam sbukunya s“Resolusi sKonflik”
sdalam”Organisasi” s skonflik ssecara sepistimologi, sberasal sdari sBahasa sLatin,
syakni s”fligere” syang sberati s”menyerang” s(to sstrike) sdan s”com” syang sberarti
s”bersama-sama” s(together). sKata skerja sBahasa sLatin suntuk skonflik,
syakni”confligure” skemudian sdiadopsi ske sdalam sBahasa sInggris smenjadi
s”conflict”. sDisini skonflik sdapat sdi sterjemahkan ssuatu stindakan ssaling smeyerang.
Konflik lsering lmuncul ldan lterjadi lpada lorganisasi, ldan lterdapat lperbedaan
lpandangan lpara lpakar ldalam lmengartikan lkonflik: lMitchell, lB ldan lRahmi, lD.H,
ldalam lbuku lWahyudi, lmenjelaskan lkonflik latau lpertentangan lpada lkondisi
ltertentu lmampu lmengidentifikasi lsebuah lproses lpengelolaan llingkungan ldan
lsumber ldaya lyang ltidak lberjalan lsecara lefektif, lmempertajam lgagasan, lbahkan
ldapat lmenjelaskan lkesalah lpahaman. lPertentangan lkepentingan ldiantara langgota
lorganisasi latau ldalam lkomunitas lmasyarakat lmerupakan lsuatu lkewajaran.
Cummings, lP. lW, ldalam lbuku lWahyudi, lmengartikan lkonflik ladalah
lperbedaan lpendapat ldan lpandangan ldiantara lkelompok-kelompok lmasyarakat
lyang lakan lmencapai lnilai lyang lsama. lSedangakan lStoner, lJ. lA. lF ldan lfreeman, lR.
lE, lberpendapat lbahwa lkonflik lorganisasi ladalah lmencakup lketidak lsepakatan lsoal
lalokasi lsumber ldaya lyang llangka latau lperselisihan lsoal ltujuan, lstatus, lnilai,
lpersepsi latau lkepribadian. lPerbedaan lpersepsi lmengenai ltujuan, lkepentingan
lmaupun lstatus lserta lnilai lindividu ldalam lorganisasi ldapat lmenimbulkan lkonflik
lantar lindividu lmaupun lantarkelompok. lLuthans, lF, ldalam lbuku lWahyudi,
lmengartikan lkonflik lmerupakan lketidaksesuaian lnilai latau ltujuan lantara langgota
lorganisasi, lsebagaimana ldikemukakan lberikut, l“conflic lhas lbeen ldefined las lthe
lcondition lof lofjective lincompatibility lbetween lvalues lor lgoal, las lthe lbehavior lof
ldeliberately linterfering lwith lanother’s lgoal lacbievement, land lemotionally lin lterm
lof lbostility”. lLebih llanjutnya ldikemukakan loleh lLuthans, lprilaku lkonflik
ldimaksud ladalah lperbedaan lkepentingan/ lminat, lprilaku lkerja, lperbedaan lsifat
lindividu, ldan lperbedaan ltanggungjawab ldalam laktivitas lorganisasi.
lHal lsenada ljuga ldikemukakan loleh lHardjana, ldalam lbuku lWahyudi, lbahwa
lkonflik ladalah lperselisihan, lpertentangan, lantara ldua lorang/ ldua lkelompok ldimana
lperbuatan lyang lsatu lberlawanan ldengan lyang llainnya lsehingga lsalah lsatu latau
lkeduanya lsaling lterganggu. lPendapat lselanjutnya ldikemukakan loleh lStoner ldan
lWankel, lbahwa lkonflik ldalam lorganisasi ladalah lketidak lsesuaian lantara ldua lorang

29
langgota lorganisasi latau llebih lyang ltimbul lkarena lfakta lbahwa lmereka lharus
lberbagi ldalam lhal lmendapatkan lsumber-sumber ldaya lyang lterbatas, latau laktivitas-
aktivitas lpekerjaan, latau lkarena lfakta lbahwa lmereka lmemiliki lstatus, ltujuan, lnilai-
nilai latau lpersepsi lyang lberbeda.

2) Manajemen konflik kepala sekolah


a) Pengertian manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah
(Handoko, 1993: 15) Manajemen ladalah lproses lperencanaan,
lpengorganisasian, lpengarahan ldan lpengawasan lusaha-usaha lpara langgota
lorganisasi ldan lpengunaan lsuberdaya-sumberdaya llainnya lagar lmencapai
ltujuan lyang ltelah lditetapkan. l(Palgunadi & Mansur, 2016: 28) lWirawan
lmendefinisikan lkonflik lsebagai lproses lpertentangan lyang ldiekspresikan
ldiantara ldua lpihak latau llebih lyng lsaling ltergantung lmengenai lobjek lkonflik,
lmenggunakan lpola lperilaku ldan linteraksi lkonflik lyang lmeghasilkan lkeluaran
lkonflik. l
Wirawan lmendefinisikan lmanajemen lkonflik lsebagai lproses lpihak lyang
lterlibat lkonflik latau lpihak lketiga lmenyusun lstrategi lkonflik ldan
lmenerapkannya luntuk lmengendalikan lkonflik lagar lmenghasilkan lresolusi
lyang ldiinginkan. l
Berdasarkan lfungsinya, lRobbins lmembagi lkonflik lmenjadi ldua lmacam,
lyaitu lkonflik lfungsional l(functional lconflict) ldan lkonflik ldisfungsional
l(dysfunctional lconflict). lKonflik lfungsional ladalah lkonflik lyang lmendukung
lpencapaian ltujuan lkelompok ldan lmemperbaiki lkinerja lkelompok, lsedangkan
lkonflik ldisfungsional ladalah lkonflik lyang lmerintangi lpencapaian ltujuan
lkelompok.
Menurut l(Robbins, l1996: l17), lbatas lyang lmenentukan lapakah lsuatu
lkonflik lfungsional latau ldisfungsional lsering ltidak ljelas l(kabur). lsuatu lkonflik
lmungkin lfungsional lbagi lsuatu lkelompok, ltetapi ltidak lfungsional lbagi
lkelompok llain. lbegitu lpula, lkonflik ldapat lfungsional lpada lwaktu ltertentu,
ltetapi ltidak lfungsional lpada lwaktu lyang llain. lKriteria lyang lmembedakan
lapakah lsuatu lkonflik lfungsional latau ldisfungsional ladalah ldampak lkonflik
ltersebut lterhadap lkinerja lkelompok, lbukan lpada lkinerja lindividu. lJika lkonflik
ltersebut ldapat lmeningkatkan lkinerja lkelompok, lwalaupun lkurang lmemuaskan

30
lbagi lindividu, lkonflik ltersebut ldikatakan lfungsional. ldemikian lpula
lsebaliknya, ljika lkonflik ltersebut lhanya lmemuaskan lindividu, ltetapi
lmenurunkan lkinerja lkelompok, lkonflik ltersebut ldisfungsional.
Model lyang lmembahas lketerkaitan lantara lkonflik ldan lkinerja lsuatu lunit
lkerja latau linstansi, lModel lyang lakan ldibahas lbersumber ldari lRobbins. lIa
lmenggambarkan lhubungan lantara lkonflik ldan lkinerja ldalam lsuatu lkurva
lnormal lyang lmemperlihatkan ladanya ltiga lsituasi lyang ldisimbolkan ldengan lA,
lB, ldan lC. lSumbu lvertikal ldari lkurva ladalah lkinerja, ldan lsumbu lhorisontalnya
ladalah ltingkat lkonflik. lSituasii lA lmenunjukkan ltingkat lkonflik lyang lrendah
latau ltidak lada lkonflik. lSituasi lB lmenggambarkan lkonflik lberada lpada lkondisi
loptimal, ldan lsituasi lC lmemperlihatkan ltingkat lkonflik lyang ltinggi.

Gambar 2.
Hubungan Konflik Terhadap Kinerja

Tabel 1.
Keterangan Grafik Hubungan Konflik Terhadap Kinerja

Situasi Tingkat Jenis konflik Karakteristik Kinerja


konflik internal unit
A Rendah Disfungsiona - Apatis Rendah
atau tidak l - stagnan
ada -tidak
tanggap
perubahan

31
-kekurangan
ide-ide baru
B Optimal Fungsional - bergairah Tinggi
- krisis
terhadap diri
sendiri
- inovatif
C Tinggi Disfungsiona - Mengganggu Rendah
l - kacau
- tidak
koperatif

Dari lgambar ldiatas ldapat ldiketahui, ljika lkonflik lberada lpada ltingkat lyang
lsangat lrendah l(situasi lA) latau lsangat ltinggi l(situasi lC) ldapat lmenghambat lkinerja
lmaupun lkeefektifan lkelompok ldan lorganisasi, lsehingga lmenyebabkan
lkarakteristik linternal lunit lyang lapatis, lmacet l(stagnan), lkekurangan lide-ide lbaru,
lkacau, lmengganggu ldll. lNamun lbila lkonflik lberada lpada ltingkat lyang loptimal
l(situasi lB) ldimana ltercapai lsuatu lkonflik loptimal lyang lfungsional, lyang lditandai
loleh lciri-ciri lorganisasi lyang lbergairah, linovatif ldan lkrisis lterhadap ldiri lsehingga
lmenjadikan lpekerjaan lmenarik, lyang lpada lakhirnya lmeningkatkan lkinerja lmaupun
lproduktivitas. l
Sedangkan lLynne lIrvine ldalam lWirawan lmerumuskan lmanajemen lkonflik
lmerupakan llagkah-langkah lyang ldiambil lpara lpelaku latau lpihak lketiga ldalam
lrangka lmengarahkan lperselisihan lke larah lhasil ltertentu lyang lmungkin latau ltidak
lmungkin lmenghasilkan lketenangan, lhal lpositif, lkreatif, lbermufakat latau lagresif.
Dari lbeberapa lpendapat ldiatas ldapat ldikemukakan lbahwa lmanajemen lkonflik
ladalah lproses lpara lpihak lyang lterlibat ldalam lkonflik luntuk lmenyususn llangkah-
langkah lstrategis lpenyeleseian lkonflik ldan lmenghasilkan lresolusi lyang lditerima
lpara lpihak.
b. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Konflik.
Menurut Robbins, konflik muncul karena ada kondisi yang melatarbelakanginya
(antecedent conditions). (Umam, 2018: 8) Kondisi tersebut yang disebut juga sebagai
sumber terjadinya konflik, terdiri atas tiga kategori, yaitu komunikasi kepala sekolah,
struktur dan variabel pribadi.
1) Komuikasi. l
Komunikasi kepala sekolah lyang lburuk, ldalam larti lkomunikasi kepala sekolah
lyang lmenimbulkan lkesalah lfahaman lantara lpihak-pihak lyang lterlibat, ldapat

32
lmenjadi lsumber lkonflik. lsuatu lhasil lpenelitian lmenunjukkan lbahwa lkesulitan
lsemantik, lpertukaran linformasi lyang ltidak lcukup ldan lgangguan ldalam lsaluran
lkomunikasi kepala sekolah lmerupakan lpenghalang lterhadap lkomunikasi kepala
sekolah ldan lmenjadi lkondisi lanteseden luntuk lterciptanya lkonflik. l
2) Struktur. l
Istilah lstruktur ldalam lkonteks lini ldigunakan ldalam lartian lyang lmencakup:
lukuran l(kelompok), lderajat lspesialisasi lyang ldiberikan lkepada langgota lkelompok,
lkejelasan lyurisdiksi l(wilayah lkerja), lkecocokan lantara ltujuan langgota ldengan
ltujuan lkelompok, lgaya lkepemimpinan, lsistem limbalan ldan lderajat lketerantungan
lantara lkelompok. l
3) Variabel lpribadi. l
Sumber lkonflik llainnya lyang lpotensial ladalah lfaktor lpribadi, lyang lmeliputi
lsistem lnilai lyang ldimiliki ltiap-tiap lindividu, lkarakteristik lkepribadian lyang
lmenyebabkan lindividu lmemiliki lkeunikan l(idiosyncrasies) ldan lberbeda ldengan
lindividu lyang llain.
c. Mengatasi Konflik
Apabila lsuatu lkonflik ltelah lterjadi, lmaka llakukanlah lishlah. lIshlah lbaru ldilakukan
lsecara lbaik, ljika lkedua lbelah lpihak lyang lberkonflik lmemiliki lsikap lyang lsaling
lmenghargai ldan lsikap lmemandang lbahwa lkonflik litu ldapat ldiseleseikan. lJika lishlah
ltidak ldapat ldilakukan, lmaka lhukum lpengadilan ldapat ldijadikan lpilihan luntuk
lmenempuh ljalan litu ladalah lbiaya lsangat lmahal, ljuga lakan lmenimbulkan lcitra lnegatif
lterhadap llembaga latau lorganisasi litu lsendiri.

d. Dampak Positif Konflik


(Edelmann, 1993: 42) Meskipun skonflik serat ssekali skonotasinya sdengan skeadaan
snegatif sdan sselalu sdiposisikan ssebagai spenghambat skemajuan, snamun skonflik sjuga
smempunyai ssisi spositif, santara slain:

1) Konflik smeningkatkan skewaspadaan s


Konflik smeningkatkan skewaspadaan smanajer sterhadap sberbagai smasalah
sdidalam sorganisasinya, ssiapa ssaja syang sterlibat sdidalamnya sdan sbagaimana
smenyeleseikan spersoalan satau skesulitan syang sdihadapi ssumber sdaya smanusia
sdan sorganisasinya. s

33
2) Konflik smemudahkan sterciptanya sproblem ssolving s
Setiap sanggota sorganisasi sdigairahkan sdn ssecara spsikologis smemokuskan sdiri
skepada smasalah. skonflik sjuga smendorong sdan smemotivasi smanajemen
smenerapkan sperencanaan syang sbaik ske sdalam sorganisasi.
3) Konflik merangsang perubahan
Konflik mendorong organisasi menjadi lebih waspada terhadap ketidakadilan,
pemborosan, penyimpangan dan apa yang diperlukan untuk memperbaikinya.
1) Konflik menghasilkan keputusan bermutu
Konflik berpotensi menghasilkan keputusan bermutu ketika anggota organisasi
mengemukakan pandangan oposisi dan perspektif mereka.
2) Konflik mendorong kreatifitas manajemen
Adanya konflik akan mendorong manajemen melihat penyeleseiannya dari
berbagai sisi. hal inilah yang mendorong kreatifitas manajemen
3) Konflik menambah kesenangan kerja
Konflik akan menambah kesenangan kerja. hal ini tentu saja jika tidak terlalu
ditanggapi secara serius.
4) Konflik meningkatkan produktivitas
Konflik berpotensi meningkatkan produktivitas jika disertai dorongan dan
tantangan untuk berprestasi.
e. Dampak Negatif Konflik (Konflik Destruktif)
(Jismullatif, 2016: 72) Dampak latau lpengaruh lyang lditimbulkan ljika lkonflik ltidak
ldimanajemen ldengan lbaik latau lsuatu lperusahaan ltidak lmemiliki lmanajemen lkonflik
lyang lbaik luntuk lmengatasi lsuatu lkonflik ldidalamnya lmaka lakan lmengakibatkan
lsebagai lberikut:
1) Tidak lagi sejalan antar seseorang dengan orang lain atau kelompok dengan
kelompok lain untuk menuju tujuan perusahaan.
2) Dapat menurunkan kinerja karyawan.
3) Menghambat tumbuh kembang kerjasama dalam perusahaan.
4) Dapat menghalangi kerjasama antar individu
5) Dapat mengganggu saluran komunikasi kepala sekolah antar karyawan.

4. Pengambilan Keputusan
a. Pengertian Pengambilan Keputusan

34
Para lpakar lmanajemen ltelah lbanyak lmengemukakan lpendapatnya ltentang ldefinisi
lpengambilan lKeputusan ldalam lkonteks lmanenjemen. lSebelum lkita lmengetahui
ldefinisi ldari lPengambilan lKeputusan, lalangkah llebih lbaiknya, lkita lmengetahui ldefinisi
lkeputusan lterlebih ldahulu. lMenurut lDavis lyang ldi lkutip loleh libnu lsayamsi, lKeputusan
ladalah lhasil lpemecahan lmasalah lyang ldihadapinya ldengan ltegas. lSetelah lpengertian
lkeputusan ldisampaikan, lkiranya lperlu ldiikuti lpula ldengan lpengertian lpengambilan
lkeputusan. lIbnu lSyamsi l(1995: l3-6) lPengambilan lKeputusan lmenurut lTery lyang ldi
lkutip loleh libnu lsyamsi, ladalah lpemilihan lalternatif lperilaku ldari ldua lalternatif latau
llebih. l“Decision lmaking lcan lbe ldivided las lthe lselection lof lone lbehavior lalternative
lfrom ltwo lor lmore lposible lalternatives.” lTetapi ldapat ljuga ldikatakan lbahwa
lPengambilan lKeputusan ladalah ltindakan lpimpinan luntuk lmemecahkan lmasalah lyang
ldihadapi ldalam lorganisasi lyang ldipimpinnya lmelalui lpemilihan lsatu ldiantara
lalternatif-alternatif lyang ldimungkinkan. lPengambilan lKeputusan ladalah lsuatu
lpendekatan lyang lsistematis lterhadap lhakikat lalternatif lyang ldihadapi, ldan lmengambil
ltindakan lyang lmenurut lperhitungan lmerupakan ltindakan lyang lpaling ltepat.
Pada lsumber lyang llain ldisebutkan, lpengambilan lkeputusan ladalah lproses
lmemilih lsejumlah lalternatif. l(Husaini lUsman, l2006: l231) lPengambilan lkeputusan
lpenting lbagi ladministrator lpendidikan lkarena lpengambilan lkeputusan lmempunyai
lperan lpenting ldalam lmemotivasi,kepemimpinan, lkomunikasi kepala sekolah, ldan
lkoordinasi. lPada lhakikatnya lpengambilan lkeputusan ladalah lpemilihan ldiantara
lbeberapa lalternatif lpemecahan lmasalah. lBertolak ldari ldefinisi ldi latas ldapat ldi
lsimpulkan lbahwa lpengambilan lkeputusan lialah lperoses lpemecahan lmasalah ldengan
lmenentukan ldari lbeberapa lalternatif luntuk lmenetapkan lsuatu ltindakan ldalam
lmencapai ltujuan lyang ldi linginkan.

b. Karakteristik konsep Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah


Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut:
Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah
1) Orientasi tujuan: kesatuan tujuan yang ingin dicapai
2) Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
3) Preferensi yang jelas: alternatif yang tersedia diurutkan sesuai kriteria.
4) Hasil yang maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil yang
maksimal

35
Tahapan Pengambilan Keputusan menurut Simon.27, dia telah memperkenalkan
empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:
1) Intelligence: adalah pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan
permasalahan.
2) Design: adalah tahap perencanaan solusi dalam bentuk alternatif-alternatif
pemecahan masalah.
3) Choice: adalah tahap memilih dari solusi dari alternatif- alternatif yang
disediakan.
4) Implementation: adalah tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya

c. Hubungan Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru


Rendahnya lkualitas lsumber ldaya lmanusia lmerupakan lmasalah lmendasar lyang
ldapat lmenghambat lpembnagunan ldan lperkembangan lpendidikan lnasional. lPenataan
lsumber ldaya lmanusia lperlu ldiupayakan lsecara lbertahap ldan lberkesinambungan
lmelalui lsistem lpendidikan lyang lberkualitas lbaik lpada ljalur lpendidikan lformal,
linformal, lmaupun lnon lformal lmulai ldarin lpendidikan ldasar lsampai lperguruan ltinggi.
lPengembangan lsistem lpendidikan lyang lberkualitas lperlu llebih lditekankan, lkarena
lberbagai lindikator lmenunjukkan lbahwa lpendidikan lyang lada lbelum lmampu
lmenghasilkan lsumber ldaya lyang lsesuai ldengan lperkembangan lmasyarakat ldan
lkebutuhan lpembangunan.
(M. lHasibuan, l2003: l45) lguru ladalah lsalah lsatu lkomponen lmanusiawi ldalam
lproses lpembelajaran, lyang likut ldalam lusah lpembentukan lsumber ldaya lmanusia lyang
lpotensial ldibidang lpembangunan. lOleh lkarena litu, lguru lyang lmerupakan lsalah lsatu
lunsur ldibidang lkependidikan lharus lberperan lsecara laktif ldan lmenempatkan
lkedudukannya lsebagai ltenaga lprofesional, lsesuai ltuntutan lmasyarakat lyang lsemakin
lberkembang. lDalam lhal lini, lguru ltidak lsemata-mata lsebagai lpengajar lyang lmelakukan
ltransfer lilm lpengetahuan, ltetapi ljuga lsebagai lpendidik lyang lmelakukan ltransfer lnilai-
nilai lsekaligus lsebagai lpembimbing lyang lmemberikan lpengarahan ldan lmenuntun
lpeserta ldidik ldalam lbelajar. lGuru lmerupakan lelemen lkunci ldalam lsistem lpendidikan,
lkhususnya ldisekolah. lSemua lkomponen llain lseperti lkurikulim, lsarana lprasarana,
lbiaya, ldan lsebagainya ltidak lakan lbanyak lberarti lapabila lesensi lpembelajaran lyaitu
linteraksi lantara lguru ldan lpeserta ldidik ltdak lberkualitas. lSemua lkomponen llain
lterutama lkurikulum lakan lhidup lapabila ldilaksanakan loleh lguru. lBegitu lpentingnya

36
lperan lguru ldalam lmentransformasikan linput-input lpendidikan, lsampai-sampai lbanyak
lpakar lyang lmenyatakan lbahwa ldisekolah ltidak lakan lada lperubahan latau lpeningkatan
lkualitas ltanpa ladanya lpeningkatan ldan lperubahan lkinerja lguru.
Aktivitas latau lpekerjaan lguru lmerupakan lsuatu lkolektivitas lsehingga ldalam lsetiap
lpenyelesaian lrangkaian lseorang lguru ldituntut luntuk lbekerja lsama, lsaling lterkait, ldan
ltidak lakan lmelepaskan ldiri ldengan lguru llain ldalam lsekolah ltersebut. lDalam lsebuah
lsekolah, lyang lmenjadi lperhatian lutama ladalah lbagaimana lmenciptakan lkeharmonisan
ldan lkeserasian ldalam lsetiap lpelaksanaan lkegiatan latau laktivitas lkerja ltersebut. lHal lini
lakan lmembuat lpara lguru ltermotivasi luntuk lbekerja ldengan loptimal lyang lpada
lakhirnya ltujuan lsekolah ldapat lterwujud ldengan ltingkat lefisien ldan lefektivitas lyang
ltinggi.
Keberhasilan lpendidikan ldisekolah lsangat lditentukan loleh lkepala lsekolah ldalam
lmengambil lkeputusan l(decision lmaking) luntuk lmenciptakan lkepuasan lkerja l(job lsatis
lfaction) lmengelola lkinerja l(performance) lguru lyang ltersedia ldi lsekolah. sKepala
ssekolah smerupakan ssalah ssatu skomponen spendidikan syang sberpengaruh sdalam
smeningkatkan skinerja sguru. skepala ssekolah sbertanggung sjawab satas spenyelenggaraan
skegiatan spendidikan, sadministrasi ssekolah, spembinaan stenaga skependdikan slainnya,
sdan spendayagunaan sserta spemeliharaan ssarana sdan sprasarana. sHal stersebut smenjadi
slebih spenting ssejalan sdengan ssemakin skompleksnya stuntutan stugas skepala ssekolah,
syang smenghendaki sdukungan skinerja syang sefektif sdan sefisien. lKepuasan lkerja lguru
lyang ltinggi, lakan lmembuat lseorang lguru lsemakin lloyal ldan ltermotivasi ldalam
lmelakukan lproses lkegiatan lpembelajaran, lserta lbekerja ldengan lrasa ltenang, ldan lyang
llebih lpenting ldari ltiu ladalah letos lkerja lyang ltinggi lakan lmemperbesar lkemungkinan
ltercapainya ltujuan lpembelajaran lyang ldikehendaki.

1) Pengaruh lPengamblian lKeputusan lKepala lSekolah lTerhadap lKinerja


lGuru
Proses lpengambilan lkeputusan lyang ldilaksanakan loleh lkepala lsekolah
ldilakukan ldengan ladanya ltahap-tahap lobservasi, lpengumpulan ldata, lperencanaan,
ldan lmengidentifikasikan lmasalah lyang lberkaitan ldengan lpendidikan ldi lsekolah,
lkemudian lmelakukan lmusyawarah ldiantara lguru-guru, luntuk lmengambil lsuatu
lkebijakan latau lkeputusan, lkepala lsekolah lmelakukan lkegiatan lpendekatan-
pendekatan lsecara linterpersonal lkepada lguru-guru luntuk lmelakukan lkegiatan

37
lorganizing, lsupervise lsebagai lkegiatan lcontrolling lyang ldilakukan loleh lkepala
lsekolah lyang ldituangkan ldalam lpenilaian lkinerja lguru, luntuk lmeningkatkan lpotensi
lguru, lkepala lsekolah lmengikutsertakan lguru-guru ldalam lkegiatan llomba-lomba ldan
lpelatihan. l lPenjelasan ltersebut lmerupakan lkutipan ldari lhasil lwawancara lpenulis
ldengan lkepala lsekolah lSMP lIslam lTa’alumul lHuda lBumiayu l(Nely lMaskaningsih
lS.Pd, lpada ltanggal l20 ljuli l2017). lHal lini lsesuai ldengan lapa lyang ldiungkapkan loleh
lpara lahli, lyaitu lmenurut lSyarwani, lkepala lsekolah lberfungsi lsebagai lpendidik,
lsebaga lmanager, lsebagai ladministrasi, ldan lsebagai lsupervisor. lTugas lkepala
lsekolah lsebagai lmanager lyaitu lmemiliki lfungsi lperencanaan l(planning),
lpengorganisasian l(organizing), lmemberi ldorongan l(actuating), lpengawasan
l(controling).
Selan litu, lkepala lsekolah ljuga lharus lmemiliki lkertrampilan ldasar lsebagai
lmanager, lyaitu, l1) lketrampilan lteknis l(technical lskill), l2) lketrampilan lhubungan
ldengan lmanusia l(human lrelation lskill), ldan l3) lketrampilan lkonseptual ldan lke
ltrampilan lteknis lberkenaan ldengan lpengetahuan lkhusus lyang ldiperlukan luntuk
lmelaksanakan lfungsi-fungsi lpokok lsebagai lpembina lsekolah. lKetrampilan lteknis lini
lmeliputi lobservasi lkelas, lmenetapkan ltujuan lpengajaran, lpengembangan lsistem
lpengajaran, lmendemontrasikan lketrampilan lpengajaran, lmelakukan lpenelitian.
lKeterampilan lhubungan lkemanusiaan lberkenaan ldengan lkemampuan lkepala
lsekolah ldalam lbekerja lsama ldengan lmemotivasi lguru luntuk lbekerja lsecara
lbersungguh-sungguh. lKetrampilan lin lmerespon lperbedaan lindividu lmendengarkan
lsaran ldari lorang llain, lmemecahkan lkonflik, ldan lmemberi lcontoh lyang lbaik.
lSedangkan lketrampilan lkonseptual ladalah lkemampuan lkepala lsekolah ldalam
lmembuat lkeputusan ldan lmelihat lhubungan lpenting ldalam lmencapai ltujuan.
lKegiatan lini ljuga lmeliputi lprioritas, lmenganalisis llingkungan, lmemonitor, ldan
lmengontrol laktivitas lkelas.
Proses lpengambilan lkeputusan lyang ldilakukan lkepala lsekolah lharus
lmendorong luntuk lterwujudnya lvisi ldan lmisi lsekolah lmelalui lprogram-program
lyang lterencana ldan lbertahap. lKepala lsekolah lsebagai lpengambil lkeputusan lharus
lmemahami ldan lmemiliki lkompetensi lkepala lsekolah, ldiantaranya:
a) Kompetensi lkepribadian lyakni lberakhlak lmulia, lmengembangkan lbudaya ldan
ltradsi, lmenjadi lteladan, ldan lberkepribadian lsebaga lseorang lpemimpin.
lMemiliki lkeinginan lyang lkuat ldalam lmengembangkan ldiri lsebagai lkepala

38
lsekolah. lBersikap lterbuka ldalam lmelaksanakan ltugas lpokoknya ldan ldapat
lmengandalikan ldiri ldalam lmenghadapi lmasalah ldalam lpekerjaannya lsebagai
lkepala lsekolah.
b) Kompetensi lmanajerial, lyakni lmenyusun lperencanaan lsekolah luntyuk lberbagai
ltingkat lsesuai ldengan lkebutuhan. l
c) Memiliki ljiwa lkewirausahawan, lyakni lmenciptakan linovasi lbagi lperkembangan
lsekolah, lbekerja lkeras luntuk lmencapai lkeberhasilan, lsekoplah lsebagai
lorganisasi lpembelajaran lyang lefektif. lMemiliki lnaluri lkewirausahawan ldalam
lmengolah lkegiatan lproduk latau ljasa lsekolah lbagi lsumber lbelajar lpeserta ldidik.
l
d) Melaksanakan lsupervisi lyakni lmerencanakan lprogram lsupervise lakademik
ldalam lrangka lpeningkatan lprofesionalisme lguru.
e) Bekerja lsosial, lharus lbekerja ldengan lpihak llain luntuk lkepentingan lsekolah.
lSenantiasa lberpartsipasi ldalam lkegiatan lsosial lmasyarakat.
Proses lpengambilan lkeputusan lyang ldilakukan loleh lkepala lsekolah lyang
lberpedoman lpada lkompetensi lpendidikan lakan lmenghasilkan lsebuah lkeputusan
luntuk lpeningkatan lkinerja lguru. lMurtiningsih ldan lBukman lLian l(2017: l92-95)
lSekolah lyang ldiberi lotonomi lberbasis lsekolah ldengan lmaksud lkepala lsekolah ldapat
lmenyusun, lmelaksanakan, ldan lmengambil lkeputusan lprogram lsekolah lyang lsesuai
ldengan lmasyarakat lsekoalah. lPengambilan lkeputusan lmerupakan lcermin ldari lsikap
lkepala lsekolah lsebagai lpemimpin, lhal lini ltidak llepas ldari lkualitas ldan lkinerja
lkepala lsekolah. lMenurut lWhitmor lyang ldikutip loleh lMurtiningsih ldan lBukman
lLian ldalam ljurnal lyang lberjudul lproses lpengambilan lkeputusan lkepala lsekolah
lterhadap lpeningkatan lkinerja lguru lmengatakan lbahwa lkinerja lmerupakan lpotensi
lseseorang, lsuatu lperbuatan, lsuatu lprestasi, lpameran lumum lketrampilan.
Kepala lsekolah ldalam lpengamblan lkeputusan ldilakukan ldengan lmelibatkan
llangsung ldengan lwaka lkurikulum, lserta lguru-guru ldalam lmelakukan lkebijakan
lsekolah lyang ldipimpinnya, ldalam lkegiatan lproses lbelajar lmengajar lguru-guru ldapat
llebih lbervarasi ldalam lpembelajaran. lKetegasan lkepala lsekolah lsebagai lseorang
lmanager ldalam lproses lpengambilan lkeputusan lmelibatkan lsemua ldewan lguru lyang
lada ldi llingkungan lsekolah, ladanya lpeningkatan lkehadiran lguru, lkerja lsama lantar
lguru, lserta lkinerja lguru.

39
B. Kajian penelitian yang relavan
Penelitian lyang lberkaitan ldengan lpeneliti lyang lakan lpenulis lteliti lini ladalah lyang
lPertama lPengaruh lManajemen lKonflik, lBudaya lOrganisasi lDan lKompensasi lTerhadap
lKinerja lKaryawan lKopsyah lBMT lHasanah lJabung lPonorogo. l(Jumaidah, 2019) lPenelitian
lini lbertujuan luntuk lmengetahui ldan lmenganalisis lpengaruh lmanajemen lkonflik, lbudaya
lorganisasi ldan lkompensasi lterhadap lkinerja lkaryawan lKopsyah lBMT lHasanah lJabung
lPonorogo. lBerdasarkan lhasil lanalisis lregresi llinier lberganda lmenunjukkan lbahwa lsecara
lparsial lvariabel lmanajemen lkonflik lberpengaruh lterhadap lkinerja lkaryawan lKopsyah lBMT
lHasanah lJabung lPonorogo, ldengan lnilai lT lhitung l2,230 l> lT ltabel l2,228. lVariabel lbudaya
lorganisasi lberpegaruh lterhadap lkinerja lkaryawan lKopsyah lBMT lHasanah lJabung
lPonorogo, ldengan lnilai lT lhitung l2,478 l> l2,447. lVariabel lkompensasi ltidak lberpengaruh
lterhadap lkinerja lkaryawan lKopsyah lBMT lHasanah lJabung lPonorogo, ldengan lnilai lT
lhitung l-1,795 lF ltabel l3,71.
Penelitian lyang lberkaitan lyang lkedua ladalah ldari ltesisnya l(Mustopa, 2017) lyaitu
ltentang lPengaruh lKomunikasi kepala sekolah lDan lPengambilan lKeputusan lKepala lSekolah
lTerhadap lKinerja lGuru ldi lSMP lIslam lTa’alumul lHuda lDan lSmp lIslam lMiftahul lManan
lKecamatan lBumiayu lKabupaten lBrebes. lPenelitian lini lbertujuan luntuk lmengetahui
lkomunikasi kepala sekolah lkepala lsekolah ldalam lmeningkatkan lkinerja lguru ldi lSMP lIslam
lTa’allumul lHuda ldan lSMP lIslam lMiftahul lManan lBumaiyu ldan ldampak lpengambilan
lkeputusan lkepala lsekolah lterhadap lkinerja lguru ldi lSMP lIslam lTa’allumul lHuda ldan lSMP
lIslam lMiftahul lManan lBumiayu”. lPenelitian lini lmerupakan lpenelitian lPengaruh
lkuantitatif. lData-data lyang lada ldianalisis ldengan lmenggunakan lanalisis ldeskriptif ldan
lanalisis lregresi lsederhana lserta lregresi lberganda. lHasil lpenelitian lmenunjukkan lbahwa
lpertama, lKomunikasi kepala sekolah lKepala lSekolah lberpengaruh lterhadap lkinerja lguru
ldengan lkoefisien ldeterminasi lsebesar lR l2 l= l90%. lArtinya l90% lvariabel lY1 lbisa ldijelaskan
loleh lvariansi ldari lvariabel lindependen lX1 lSedangkan lsisanya l(100% l- l90% l= l10%)
ldipengaruhi loleh lvariabel-variabel llain. lKedua, lpengambilan lkeputusan lkepala lsekolah
lberpengaruh lsignifikan lterhadap lkinerja lguru lsangat lkuat ldengan lkoefisien ldeterminasi
lsebesar lR l2 l= l63%. lArtinya l63% lvariabel lY2 lbisa ldijelaskan loleh lvariansi ldari lvariabel
lindependen lX2. lSedangkan lsisanya l(100% l- l63% l= l37%) ldipengaruhi loleh lvariabel-
variabel llain. lKetiga lkomunikasi kepala sekolah ldan lpengambilan lkeputusan lkepala lsekolah

40
lberpengaruh lsignifikan lterhadap lkinerja lguru ldengan lpersentase lX2 lterhadap lY1 lsebesar
l98,5%. lKesimpulan ldalam lpenelitian lini lbahwa l83,6% lkomunikasi kepala sekolah ldan
lpengambilan lkeputusan lkepala lsekolah lberpengaruh lterhadap lkinerja lguru ldi lSMP lIslam
lTa’allumul lHuda ldan lSMP lIslam lMiftahul lmanan lKecamatan lBumiayu.
Penelitian syang sberkaitan syang sketiga sadalah sdari stesisnya sMurtiningsih sdan sBukman
sLian s(2017) sProses sPengambilan sKeputusan sKepala sSekolah sTerhadap sPeningkatan
sKinerja sGuru sSMP. sKeputusan sadalah sawal sdari ssebuah stindakan. sPengambilan
skeputusan sdalam ssuatu sorganisasi spendidikan sberhubungan slangsung sdengan skepala
ssekolah. sKepala ssekolah ssebagai smanajer smemiliki speran spenting sdalam smengambil
skeputusan ssecara scepat, stepat sdan sefektif sdengan smenggunakan sdata sdan sinformasi
suntuk skinerja slingkungan spendidikan syang soptimal. sPengambilan skeputusan syang
sdilakukan soleh skepala ssekolah sSMP sNegeri s13 sPalembang ssudah sberjalan sdengan sbaik,
shal sini sterlihat sdari sproses sdan stahapan syang sdilakukan soleh skepala ssekolah sdengan
spengambilan skeputusan sdengan sobservasi, spendataan, sperencanaan sdan spencatatan sterkait
spendidikan sdi ssekolah. sKemudian smelakukan smusyawarah sdengan sguru suntuk
smengambil skebijakan, smelakukan spendekatan ssecara sinterpersonal skepada sguru suntuk
smenyelenggarakan sacara, smemberikan side, smengikutsertakan sguru sdalam spelatihan, sdan
smelakukan ssupervisi ssebagai skegiatan ssupervisi. sSebagaimana sdituangkan sdalam
spenilaian skerja sguru, sbermanfaat suntuk smeningkatkan spotensi sdan skinerja sguru, suntuk
smeningkatkan skualitas sprestasi sbelajar smengajar sdi sSMP sNegeri s13 sPalembang.
Penelitian syang sberkaitan syang skeempat sadalah sdari sjurnalnya Made Dwiana
Mustawans(2019) Pengaruh Keterampilan Komunikasi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Guru Di Sekolah Dasar Negeri Lisanpuro 2 Kota Malang. Hasil penelitian yang didapat
yaitu : 1) Keterampilan komunikasi kepala sekolah di Sekolah Dasar Negeri Lisanpuro 2
Kota Malang cukup baik, karena dari hasil penelitian membuktikan bahwa dari 70 responden
terdapat 38 data yang memiliki nilai rata-rata (mean) 135,61 dan sebanyak 32 data yang
memiliki nilai dibawah rata-rata (mean) 35,61. 2) Kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri
Lisanpuro 2 Kota Malang baik, karena dari hasil penelitian membuktikan bahwa dari 70
responden terdapat 38 data yang memiliki nilai diatas rata-rata (mean) 132,73 dan 32 data
yang memiliki nilai dibawah rata-rata (mean) 132,73. 3) Keterampilan komunikasi kepala
sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri Lisanpuro 2
Kota Malang, hal ini dapat dilihat dari nilai hitung lebih besar dari tabel yaitu: 43,328 lebih
besar dari 1,671. Kontribusi dari variabel keterampilan komunikasi kepala sekolah terhadap

41
kenerja guru sebesar 96,5% adalah berkuntribusi posotif dan sisanya 3,5% ditentukan oleh
faktor lain. Dapat disimpilkan semakain meningkat keterampilan komunikasi kepala sekolah
maka akan diikuti dengan peningkatan kinerja guru di Sekolah Dasar Negeri Lisanpuro 2
Kota Malang.
Penelitian syang sberkaitan syang skelima sadalah sdari sTesisnya Wuryani, Dewi Sri (2009)
engaruh kepemimpinan dan pengambilan keputusan terhadap kinerja guru di SMP Negeri 2
Kartasura. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, diperoleh persamaan regresi linier berganda
Y = 3,929 + 0,732 X1 + 0,107 X2. Artinya, kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja
guru di SMP Negeri 2 Kartasura. dan pengambilan keputusan berpengaruh secara bersama-
sama terhadap kinerja guru di SMP Negeri 2 Kartasura ditunjukkan oleh nilai koefisien
regresi sebesar 0,732 didukung nilai thitung sebesar 2,633, ttabel n 50 sebesar 2,021 atau
2,633 > 2,021. Kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja guru di SMP Negeri 2 Kartasura
ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 0,732 didukung oleh nilai t hitung variabel
kepemimpinan terhadap kinerja guru sebesar 2,633, sementara t tabel n 50 sebesar 2,021 atau
2,633 > 2,021. Pengambilan keputusan berpengaruh terhadap kinerja guru di SMP Negeri 2
Kartasura ditunjukkan oleh koefisien regresi sebesar 0,107, didukung oleh nilai t hitung
variabel pengambilan keputusan terhadap kinerja guru sebesar 2,389, sementara t tabel n 50
sebesar 2,021 atau 2,389 > 2,021. Kepemimpinan dan pengambilan keputusan berpengaruh
terhadap kinerja guru di SMP Negeri 2 Kartasura ditunjukkan oleh nilai F hitung sebesar
4,202, sementara F tabel dengan n=40, k=3 pada level signifikansi 5 % sebesar 3,32 atau
4,202 > 3,32 didukung nilai signifikansi sebesar 0.001 < 0.05.

C. Kerangka berfikir
Menurut (Handoko & Swasta, 2008: 21) pentingnya seorang manajer berkomunikasi
kepala sekolah dengan baik karena sebagian besar manajer mencurahkan sebagian proporsi
waktunya untuk berkomunikusi. Kemudian (Tjeriawan & Afriansyah, 2019: 5)
mengemukakan l"Seorang lpemimpin, lhasil lberfikirnya ltidak lakan lberfingsi ldalam
lmenggerakkan langgota lorganisasinya ljika ltidak ldikomunikasi kepala sekolahkan lsecara
lefektif. lKeharmonisan lhubungan langgota lsekolah ldengan ladanya lkomunikasi kepala
sekolah lyang lbaik ldari lkepala lsekolah lditunjukkan lketika lmengkomunikasi kepala
sekolahkan ltugas-tugas lyang lharus ldilaksanakan lguru, lketika lmemberikan linformasi lbaru,
lmengajak, lmemberi lperintah, lmengatur, lmenggerakkan, lmembimbing, lmenegur ldan llain-
llain. lAktivitas lkomunikasi kepala sekolah lkepala lsekolah ltentu lharus ldiimbangi ldengan

42
lkemampuan ldan lketerampilan ldalam lberkomunikasi kepala sekolah lserta ldengan
lmelakukan lstrategi ldan lgaya lkomunikasi kepala sekolah lyang ltepat.
(Handoko & Swasta, 2008: 19) lManajemen ladalah lproses lperencanaan,
lpengorganisasian, lpengarahan ldan lpengawasan lusaha-usaha lpara langgota lorganisasi ldan
lpengunaan lsuberdaya-sumberdaya llainnya lagar lmencapai ltujuan lyang ltelah lditetapkan.
lHardjana, ldalam lbuku lWahyudi, lbahwa lkonflik ladalah lperselisihan, lpertentangan, lantara
ldua lorang/ ldua lkelompok ldimana lperbuatan lyang lsatu lberlawanan ldengan lyang llainnya
lsehingga lsalah lsatu latau lkeduanya lsaling lterganggu. lDengan lkata llain lkonflik ldan lgaya
lmanajemen lkonflik lkepala lsekolah lsangat lberpengaruh lterhadap lkinerja lguru, ldan lapabila
lkomunikasi kepala sekolah ldi lsekolah lbaik ldan lgaya lmanajemen lkonflik lkepala lsekolah
lbaik lmaka lkinerja lguru lakan lbaik lpula.

Gambar 3
formulasi hubungan antara komunikasi kepala sekolah dan manajemen konflik kepala
sekolah kepala sekolah, mengambil keputusan kepala sekolah terhadap kinerja guru.

Keterangan:
X1: Komunikasi kepala sekolah
X2: manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah
X3: Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah
Y: Kinerja Guru

D. Hipotesis
a. Ha: Adanya pengaruh komunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri
di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi Aceh.

43
Ho: Tidak adanya komunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP Negeri di
Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi Aceh.
b. Ha: Adanya pengaruh gaya manajemen konflik kepala sekolah terhadap kinerja guru
SMP Negeri di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi Aceh.
Ho: Tidak adanya pengaruh gaya manajemen konflik kepala sekolah
terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tangse Kabupaten
Pidie provinsi Aceh.
c. Ha: Adanya pengaruh Pengambilan Keputusan kepala sekolah terhadap
kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie
Provinsi Aceh
Ho: Tdak adanya pengaruh pengambilan keputusan kepala sekolah
Terhadap kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Tangse
Kabupaten Pidie Provinsi Aceh.
d. Ha: Adanya pengaruh komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala
sekolah,
dan pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP
Negeri di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi Aceh.
Ho: Tidak adanya pengaruh komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala
sekolah, dan pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMP
Negeri di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi Aceh.

44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode syang sdigunakan sdalam spenyusunan stesis sini sadalah spenelitian ssurvei sdengan
spendekatan skuantitatif. s(Riduwan, s2005: s42) sPenelitian ssurvei syang sdimaksud sadalah
sbersifat smenjelaskan shubungan skausal sdan spengujian shipotesis. sKerlinger smengatakan
sbahwa spenelitian ssurvei sadalah spenelitian syang sdilakukan spada spopulasi sbesar smuapun
skecil, stetapi sdata syang sdipelajari sadalah sdata ssampel syang sdiambil sdari spopulasi
stersebut, ssehingga sditemukan skejadian-kejadian srelatif, sdistribusi sdan shubungan santara
svariable ssosiologis smaupun spsikologis. sMenurut s(Sugiyono, s2018: s46) sdata skuantitatif
smerupakan smetode spenelitian syang sberlandaskan spositivistik s(data skonkrit), sdata
spenelitian sberupa sangka-angka syang sakan sdiukur smenggunakan sstatistik ssebagai salat suji
spenghitungan, sberkaitan sdengan smasalah syang sditeliti suntuk smenghasilkan ssuatu
skesimpulan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 28
februari sd 02 maret 2022.
2. Tempat Penelitian
Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di sekolah SMP Negeri 1 Tangse dan
SMP Negeri 2 Tangse Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie provinsi Aceh.

C. Populasi dan sampel penelitian


1. Populasi
Populasi s(Sugiyono, s2018: s148) sadalah swilayah sgeneralisasi syang sterdiri satas
sobyek/subyek syang smempunyai skualitas sdan skarakteristik stertentu syang sditetapkan
soleh speneliti suntuk sdipelajari sdan skemudian sditarik skesimpulannya. sPopulasi syang
sdiambil sdalam spenelitian sini sadalah sguru sSMP sNegeri s1 sTangse sdan sguru sSMP
sNegeri s2 sTangse sdi sKecamatan sTangse sKabupaten sPidie sProvinsi sAceh sdengan

45
sjumlah s63 sguru sberdasarkan sdata sdari ssekolah. sGuru sdalam spenelitian sini stidak
sdibedakan sstatusnya santara sguru shonorer satau sguru ssertifikasi.

Tabel 2.
Daftar Satuan Pendidikan SMP Negeri 1 Tangse dan guru SMP Negeri 2 Tangse di
Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi Aceh
No Nama Satuan Pendidikan Alamat Jumlah guru
1 SMP Negeri 1 Tangse Tangse 28 guru
2 SMPNegeri 2 Tangse Blang Dhod 35 guru

2. Sampel
Sampel s(Sukardi, s2012:65) sadalah sbagian sdari spopulasi syang sdiambil soleh speneliti
suntuk smewakili spopulasi syang sada. sTeknik spengambilan ssampel s(Sugiyono,
s2018:152) sadalah spengambilan sanggota ssampel sdari spopulasi sdilakukan ssecara sacak
stanpa smemperhatikan sstrata syang sada sdalam spopulasi situ. sTeknik spengambilan
ssampel sdalam spenelitian sini smenggunakan sproporsional srandom ssampling
s(Proportionate sstratified srandom ssampling) sUntuk smenentukan sjumlah ssampel sdalam
spenelitian sini sdengan smenggunakan srumus sYamane sdengan staraf skesalahan s5%
s(Sugiyono, s2018:128-129) ssebagai sberikut:
N
n=
1+ N ¿ ¿
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang diperlukan
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat kesalahan sampel (sampling error), biasanya 5%
Adapun perhitungan sampel untuk penelitian ini adalah:
N
n=
1+ N ¿ ¿
63
n=
1+ 63 ¿¿
63
n=
1+ 63(0,025)
63
n=
1+ 1,575

46
63
n=
2,575
n = 24,4660194
n = 24
Berdasarkan .perhitungan .sampel .di atas, .diketahui .dari .populasi 63 .guru, sampel
yang digunakan adalah sebanyak 24 guru, namun dalam penelitian menggunakan 44 guru.
Adapun responden guru untuk penelitian pada masing-masing satuan pendidikan terdapat
pada tabel 3.

Tabel 3.
Jumlah .Responden .Guru .untuk .penelitian .pada .tiap .Satuan .Pendidikan SMP Negeri
1 Tangse dan guru SMP Negeri 2 Tangse di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi
Aceh
No Nama Satuan Pendidikan Jumlah Guru Jumlah Responden
1 SMP Negeri 2 Tangse 28 11
2 SMPNegeri 1 Tangse 35 13

D. Variabel Penelitian
Variabel spenelitian s(Sugiyono, s2018: s95) spada sdasarnya sadalah ssegala ssesuatu syang
sberbentuk sapa ssaja syang sditetapkan soleh speneliti suntuk sdipelajari ssehingga sdiperoleh
sinformasi stentang shal stersebut, skemudian sditarik skesimpulannya.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam variabel yaitu sebagai
berikut:
1. Variabel bebas (independent)
Variabel sbebas s(independent) s(Erwan, s2011:17) smerupakan svariabel syang
smempengaruhi satau smenjadi spenyebab sberubahnya svariabel sterikat. sDalam
spenelitian sini svariabel sbebasnya sadalah skomunikasi kepala sekolah s(X1),
sManajemen skonflik s(X2), sdan sPengambilan skeputusan s(X3).
2. Variabel sTerikat s(Dependent)
Variabel sterikat s(dependent) s(Sugiyono, s2018:97) smerupakan svariabel syang
sdipengaruhi satau syang smenjadi sakibat, skarena sadanya svariabel sbebas. sDalam
spenelitian sini svariabel sterikatnya sadalah skinerja sguru s(Y).

E. Teknik Pengumpulan data dan Instrumen yang digunakan

47
1. Teknik pengumpulan Data
Teknik spengumpulan sdata sadalah scara speneliti smemperoleh satau smengumpulkan
sdata. sTeknik spengumpulan sdata syang sdigunakan sdalam spenelitian sini sadalah
smenggunakan sangket satau skuesioner s(Sugiyono, s2018: s230) sadalah steknik
spengumpulan sdata syang sdilakukan sdengan scara smemberi sseperangkat spertanyaan satau
spernyataan stertulis skepada sresponden suntuk sdijawabnya. sPada spenelitian sini, sangket
sdigunakan suntuk smengambil sdata sdan sinformasi stentang skomunikasi kepala sekolah,
smanajemen skonflik, spengambilan skeputusan skepala ssekolah, sdan skinerja sguru. sAngket
sini sdiberikan ssecara slangsung skepada sresponden syaitu sguru syang sada sdi sSMP sNegeri
sdi sKecamatan sTangse sKabupaten sPidie ssaat speneliti smelakukan spenelitian suntuk
smemudahkan speneliti smelakukan spendataan.

Tabel 4.
Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Pernyataan Pernyataan
No Alternatif jawaban
positif negative
1 Selalu 5 1
2 Sering 4 2
3 Kadang-kadang 3 3
4 Pernah 2 4
5 Tidak pernah 1 5

2. Instrumen Penelitian
Instrumen spenelitian s(Arikunto, s2006:160) sadalah salat/ sfasilitas syang sdigunakan
soleh speneliti sdalam smengumpulkan sdata sagar spekerjaannya slebih smudah sdan
shasilnya slebih sbaik, syaitu slebih scepat, slengkap sdan ssistematis ssehingga slebih smudah
sdiolah. sInstrumen syang sdigunakan suntuk spengambilan sdata spada spenelitian sini
sadalah smenggunakan slembar sangket satau skuesioner.
Adapun instrument penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
a. Angket/ Koesioner
Angket, syaitu sdigunakan skepada sguru sdengan stujuan suntuk spengumpulan sdata
stentang spengaruh skomunikasi kepala sekolah, smanajemen skonflik sdan, spengambilan
skeputusan skepala ssekolah sterhadap skinerja sguru. sDalam sangket sini sdigunakan sskala
slikert syang sterdiri sdari sselalu, ssering, skadang-kadang, sjarang, sdan stidak spernah.

48
sSkala slikert sadalah sskala syang sdirancang suntuk smemungkinkan sresponden
smenjawab sberbagai stingkatan spada ssetiap sobjek syang sakan sdiukur. sJawaban sdari
sangket stersebut sdiberi sbobot sskor satau snilai ssebagai sberikut:
b. Observasi
Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap subjek
penelitian untuk memproleh informasi pengaruh komunikasi kepala sekolah,
manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah dan, pengambilan keputusan kepala
sekolah terhadap kinerja guru.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profil sekolah, bukti
peneliti bahwa benar-benar adanya melakukan penelitian.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen


Validitas merujuk kepada sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas mengacu sejauh mana alat secara konsisten
mengukur pada apa saja yang diukurnya Ary donald (Arief, 2011: 293). Sebelum penelitian
ini dilakukan maka sebelumnya peneliti akan melakukan uji coba instrumen. Uji coba
instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen disusun benar-benar instrumen
yang baik. Uji coba instrumen dilaksanakan di MTsS Darul Ulum Banda Aceh, dan SMP
Negeri 5 Tangse sebagai tempat uji coba instrumen. Responden untuk uji coba instrumen
berjumlah 55 guru
1. Uji Validitas
Validitas sisi sinstrumen smerupakan ssuatu sproses spengujian skelayakan
sinstrumen suntuk smemastikan sbahwa sskala syang sdigunakan ssudah sdinyatakan svalid
ssesuai sdengan skonsep, sPengujian svaliditas sini sdilakukan soleh spara sahli s(judgment
sexpert). sTahap sselanjutnya spara sahli smemberikan smasukan sdengan smenganalisis
sinstrumen ssebagai sdasar sperbaikan sinstrumen. s
Dalam spenelitian sini sadalah sdua sdosen syaitu sDr. sCepi sSafruddin sAJ, sM.Pd
sdan sDwi sEsti sAndriani, sS.Pd., sM.Pd., sM.Ed.St., sEd.D. sHal sini sdimaksudkan suntuk
smemberikan smasukan sterhadap smateri sdan sinstrumen spenelitian ssehingga sakan
sdiketahui skesalahan satau skelemahan sinstrumen syang stelah sdibuat soleh speneliti.
sDalam smenentukan svalid satau stidaknya ssuatu sitem syang sdigunakan, sdigunakan suji
ssignifikansi skoefisien skorelasi sproduct smoment spada staraf ssignifikasi sterhadap sskor

49
stotal. sPemilihan svaliditas sini sdidasarkan spada stingkat spemakaian svaliditas suji
ssignifikansi skorelasi syang ssering sdigunakan soleh speneliti.
Untuk menghitung korelasi pada uji validitas menggunakan metode Pearson
Product Moment dan bantuan SPSS (Statistikal Product and Service Solution) 20.
Adapun ketentuan pengujian menggunakan perbandingan nilai r hasil dengan r tabel.
Apabila nilai r hasil perhitungan lebih besar dari r tabel atau r perhitungan > r tabel,
maka item pertanyaan dinyatakan valid begitu pun sebaliknya jika r perhitungan < r tabel
maka item pertanyaan dinyatakan tidak valid. Pengujian validitas dalam penelitian ini
menggunakan teknik korelasi product moment.

a. Uji Validitas Angket Pernyataan untuk variabel komunikasi kepala sekolah


Untuk mengetahui valid atau tidak valid butir pernyataan untuk variabel komunikasi
kepala sekolah, dilakukan dengan teknik korelasi product moment dengan bantuan
program IBM SPSS Statistic 20. Hasil perhitungan atau rhitung kemudian dibandingkan
dengan rtabel atau nilai signifikansi 5% untuk angket untuk variabel komunikasi kepala
sekolah untuk alpha 5% Rtabel adalah 0,266. Peryataan angket dianggap valid bila nilai r
hasil perhitungan lebih besar dari r tablel atau rhitung> rtabel.
Berikut hasil uji validitas peryataan untuk variabel komunikasi kepala sekolah
menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistic 20.

Tabel 5.
Hasil Analisis Validitas Butir Pernyataan Angket untuk variabel komuniksi

Butir soal Nilai Rtabel Nilai Rhitung Keterangan


1 0,266 0,496 Valid
2 0,266 0,381 Valid
3 0,266 0,672 Valid
4 0,266 -0,021 Tidak valid
5 0,266 0,572 Valid
6 0,266 0,566 Valid
7 0,266 0,681 Valid
8 0,266 0,490 Valid
9 0,266 0,543 Valid
10 0,266 0,366 Valid
11 0,266 0,483 Valid
12 0,266 0,391 Valid

50
Berdasarkan hasil uji validitas angket pernyataan untuk variabel komunikasi kepala
sekolah diperoleh data yang telah tersaji dalam table 6. Hasil analisis validitas angket
pernyataan untuk variable komunikasi kepala sekolah yang berjumlah 12 butir soal
terdapat 11 butir soal yang valid dan 1 butir soal yang tidak valid yaitu nomor 4. Untuk 1
butir soal yang tidak valid berarti dinyatakan gugur karena tidak mampu mengukur suatu
konstruk yang akan diukur sehingga dalam penelitian ini butir soal yang tidak valid tidak
dipakai atau dikeluarkan dalam penelitian.

b. Uji Validitas Angket Pernyataan untuk variabel manajemen konflik kepala sekolah
kepala sekolah
Untuk mengetahui valid atau tidak valid butir pernyataan untuk variabel manajemen
konflik kepala sekolah kepala sekolah, dilakukan dengan teknik korelasi product
moment dengan bantuan program IBM SPSS Statistic 20. Hasil perhitungan atau rhitung
kemudian dibandingkan dengan rtabel atau nilai signifikansi 5% untuk angket untuk
variabel manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah untuk alpha 5% R tabel adalah
0,266. Peryataan angket dianggap valid bila nilai r hasil perhitungan lebih besar dari r
table atau rhitung> rtabel.
Berikut hasil uji validitas peryataan untuk variable komunikasi kepala sekolah
menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistic 20.

Tabel 6.
Hasil Analisis Validitas Butir Pernyataan Angket untuk variabel manajemen konflik
kepala sekolah kepala sekolah

Butir soal Nilai Rtabel Nilai Rhitung Keterangan


1 0,266 0,102 Tidak Valid
2 0,266 0,475 Valid
3 0,266 0,581 Valid
4 0,266 0,811 valid
5 0,266 0,643 Valid
6 0,266 0,899 Valid
7 0,266 0,587 Valid
8 0,266 0,643 Valid
9 0,266 0,708 Valid
10 0,266 0,792 Valid

51
11 0,266 0,613 Valid
12 0,266 0,479 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas angket pernyataan untuk untuk variabel manajemen
konflik kepala sekolah kepala sekolah diperoleh data yang telah tersaji dalam tabel 7.
Hasil analisis validitas angket pernyataan untuk untuk variabel manajemen konflik
kepala sekolah kepala sekolah yang berjumlah 12 butir soal terdapat 11 butir soal yang
valid dan 1 butir soal yang tidak valid yaitu nomor 1. Untuk 1 butir soal yang tidak valid
berarti dinyatakan gugur karena tidak mampu mengukur suatu konstruk yang akan
diukur sehingga dalam penelitian ini butir soal yang tidak valid tidak dipakai atau
dikeluarkan dalam penelitian.

c. Uji Validitas Angket Pernyataan untuk variabel pengambilan keputusan kepala


sekolah
Untuk mengetahui valid atau tidak valid butir pernyataan untuk variabel
pengambilan keputusan kepala sekolah, dilakukan dengan teknik korelasi product
moment dengan bantuan program IBM SPSS Statistic 20. Hasil perhitungan atau rhitung
kemudian dibandingkan dengan rtabel atau nilai signifikansi 5% untuk angket variabel
pengambilan keputusan kepala sekolah untuk alpha 5% Rtabel adalah 0,266. Peryataan
angket dianggap valid bila nilai r hasil perhitungan lebih besar dari r table atau rhitung>
rtabel.
Berikut hasil uji validitas peryataan untuk variabel pengambilan keputusan kepala
sekolah menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistic 20.

Tabel 7.
Hasil Analisis Validitas Butir Pernyataan Angket untuk variable pengambilan keputusan
kepala sekolah

Butir soal Nilai Rtabel Nilai Rhitung Keterangan


1 0,266 0,441 Valid
2 0,266 0,098 Tidak Valid
3 0,266 0,351 Valid
4 0,266 0,532 valid
5 0,266 0,304 Valid
6 0,266 0,491 Valid
7 0,266 0,412 Valid
8 0,266 0,434 Valid

52
9 0,266 0,467 Valid
10 0,266 0,445 Valid
11 0,266 0,418 Valid
12 0,266 0,346 Valid
13 0,266 0,114 Tidak Valid

Berdasarkan hasil uji validitas angket pernyataan untuk variabel pengambilan


keputusan kepala sekolah diperoleh data yang telah tersaji dalam table 8. Hasil analisis
validitas angket pernyataan suntuk svariabel spengambilan skeputusan skepala ssekolah
syang sberjumlah s13 sbutir ssoal sterdapat s11 sbutir ssoal syang svalid sdan s2 sbutir ssoal
syang stidak svalid syaitu snomor s2 sdan snomor s13. sUntuk s2 sbutir ssoal syang stidak svalid
sberarti sdinyatakan sgugur skarena stidak smampu smengukur ssuatu skonstruk syang sakan
sdiukur ssehingga sdalam spenelitian sini sbutir ssoal syang stidak svalid stidak sdipakai atau
dikeluarkan dalam penelitian.

d. Uji Validitas Angket Pernyataan untuk variabel kinerja guru


Untuk mengetahui valid atau tidak valid butir pernyataan untuk variabel kinerja
guru, dilakukan dengan teknik korelasi product moment dengan bantuan program IBM
SPSS Statistic 20. Hasil perhitungan atau rhitung kemudian dibandingkan dengan rtabel atau
nilai signifikansi 5% untuk angket efektivitas sekolah untuk alpha 5% R tabel adalah 0,266.
Peryataan angket dianggap valid bila nilai r hasil perhitungan lebih besar dari r table atau
rhitung> rtabel.
Berikut hasil uji validitas peryataan untuk untuk variabel kinerja guru menggunakan
bantuan program IBM SPSS Statistic 20.

Tabel 8.
Hasil Analisis Validitas Butir Pernyataan Angket untuk variabel kinerja guru

Butir soal Nilai Rtabel Nilai Rhitung Keterangan


1 0,266 0,123 Tidak Valid
2 0,266 -0,001 Tidak Valid
3 0,266 0,564 Valid
4 0,266 0,685 valid
5 0,266 0,375 Valid
6 0,266 0,603 Valid
7 0,266 0,573 Valid
8 0,266 0,675 Valid
9 0,266 0,684 Valid

53
10 0,266 0,831 Valid
11 0,266 0,564 Valid
12 0,266 0,301 Valid

Berdasarkan hasil uji validitas angket pernyataan untuk untuk variabel kinerja guru
diperoleh data yang telah tersaji dalam table 9. Hasil analisis validitas angket pernyataan
untuk untuk.variabel.kinerja.guru .yang berjumlah 12.butir soal.terdapat 10 .butir soal
yang .valid .dan 2 butir soal .yang .tidak .valid .yaitu .nomor 1 .dan nomor 2. Untuk 2
butir soal yang tidak valid berarti dinyatakan gugur karena tidak mampu mengukur suatu
konstruk yang akan diukur sehingga dalam penelitian ini butir soal yang tidak valid tidak
dipakai atau dikeluarkan dalam penelitian.

2. Realibilitas Instrumen
Angket syang sreliabel s(Ghozali, s2011:47) syaitu sapabila sdapat smenunjukkan
sketepatan sdengan skata slain sbila sdiujikan sberulang-ulang sakan smenunjukkan shasil
syang srelatif ssama. sSebuah sangket sdikatakan smemiliki stingkat skepercayaan syang
stinggi sjika sangket stersebut sdapat smemberikan shasil syang stetap. sUntuk smencari
sreliabilitas s(Arikunto, s2009:109) smenggunakan srumus salpha sCronbach, sadapun
srumusnya:

r 11 =
n
(1 -
∑ σ 2b )
n−1 σ 2t
.Keterangan:
r11 : Reliabilitas .yang .dicari
n : Banyaknya.Item
∑ σ 2b : Jumlah.varians .skor .tiap .item

σ 2t : Varians .total

Interpretasi .besarnya .koefisien .reliabilitas .instrumen .adalah .seperti .tabel 10.

Tabel 9.
Kategori Reliabilitas
.Kategori .Reliabilitas .Keterangan

54
0,00 < r11 ≤ 0,20 .Sangat.Rendah
0,20 < r11 ≤ 0,40 .Rendah
0,40 < r11 ≤ 0,70 .Sedang
0,70 < r11 ≤ 0,90 .Tinggi
0,90 < r11 ≤ 1,00 .Sangat.tinggi

.Perhitungan .reliabilitas .instrument dilakukan dengan .menggunakan .bantuan


program IBM SPSS Statistic 20. Hasil .uji .reliabilitas pada .instrumen .disajikan
dalam .tabel .berikut.

Tabel 10.
Pengujian Reliabilitas Cronbach’s Alpha
Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted

komunikasi kepala sekolah 167.2909 65.062 .633 .693


manajemen konflik kepala
167.0545 58.349 .425 .640
sekolah kepala sekolah
pengambilan keputusan 162.5091 75.329 .515 .781
kinerja guru 169.4182 72.989 .318 .691

Hasil .uji .reliabilitas .di .atas .diketahui .bahwa .butir .pengukur .variabel
komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah,
keputusan kepala sekolah dan, kinerja .guru .memiliki.nilai Cronbach’s alpha > 0,7 .jadi
.semua .variabel .dinyatakan .reliabel.
Berdasarkan .hasil .validitas .dan .reliabilitas .yang .diperoleh .di .atas, .semua .item
valid .dan.semua .indikator .reliabel .yang .terdapat .pada .variabel komunikasi kepala
sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah, keputusan kepala sekolah
dan, kinerja guru .maka .layak .digunakan untuk .penelitian. .Dalam .penelitian,
instrumen .diujikan .kembali .kepada .guru SMP Negeri 1 Tangse dan SMP Negeri 2

55
Tangse di Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh dengan responden 44
guru.

G. Teknik Analisis Data


Analisis sdata smerupakan skegiatan ssetelah sdata sdari sseluruh sresponden satau ssumber
sdata slain sterkumpul s(Sugiyono: s2014: s32). sKegiatan sdalam sanalisis sdata sadalah
smengelompokkan sdata sberdasarkan svariabel sdan sjenis sresponden, smentabulasi sdata
sberdasarkan svariabel sdari sseluruh sresponden, smenyajikan sdata stiap stabel syang sditeliti,
smelakukan sperhitungan suntuk smenguji shipotesis syang stelah sdiajukan. sPersyaratan
sanalisis sadalah suntuk smengetahui sapakah sdata syang sdikumpulkan smemenuhi spersyaratan
suntuk sdianalisis sdengan steknik sanalisis syang sdirencanakan. sAdapun sUji spersyaratannya
sadalah ssebagai sberikut:.

1. Normalitas
Normalitas sdihitung suntuk smengetahui sapakah sdata syang sterkumpul
sberdistribusi snormal. sJika sdata sberdistribusi snormal smaka shasil sperhitungan sstatistik
sdapat sdigeneralisasikan suntuk spopulasi spenelitian. sAnalisis snormalitas sdata
smenggunakan srumus sKolmogrow sSmirnov sSPSS s20.00 sfor sWindows spengambilan
skeputusan snormal satau stidaknya sdata sdiputuskan sdengan smelihat snilai sobserve
s(observasi) sdengan snilai sExpected s(harapan/ sideal). sJika snilai sAsymp sSig slebih sbesar
sdari s0,05 smaka sdisimpulkan sdata syang sdiuji smempunyai sdistribusi snormal.
sSebaliknya, sjika slebih skecil sdari s0,05 smaka sdata smempunyai sdistribusi syang stidak
snormal.
2. Linearitas
Linearitas sdiukur suntuk smengetahui slinearitas shubungan santara svariabel sX
sdengan svariabel sY, syaitu skomunikasi kepala sekolah s(X1) smanajemen skonflik s(X2),
skeputusan skepala ssekolah s(X2) sdengan skinerja sguru s(Y). sKriteria syang sdigunakan
sadalah sapabila sharga sp spada slajur sdev. sfrom slinearty slebih sbesar sdari sharga sα s=
s0,05 sdinyatakan sbahwa sregresinya slinier, sdan ssebaliknya sjika sp slebih skecil sdari
sharga sα s= s0,05 sdinyatakan sbahwa sregresinya stidak slinier.

56
Teknik sanalisis syang sdigunakan sdalam spenelitian sini sadalah sanalisis skorelasi
spearson sproduct smoment. sAnalisis sini sakan sdigunakan sdalam smenguji sbesarnya
shubungan sdan skontribusi svariabel sX sterhadap sY. sUntuk smengetahui sderajat
shubungan santar svariabel syaitu skomunikasi kepala sekolah s(X1) smanajemen skonflik
s(X2), skeputusan skepala ssekolah s(X2) sterhadap skinerja sguru s(Y). sUntuk smengetahui
shubungan santara svariabel sX sterhadap sY sdigunakan steknik skorelasi. sAnalisis skorelasi
syang sdigunakan sadalah s(PPM) sPearson sProduct sMoment, sdengan srumus:

Korelasi sPPM sdilambangkan s(r) sdengan sketentuan snilai sr stidak slebih sdari sharga
s(-1 s≤ sr s≤ s+ s1). sApabila snilai sr s= s-1 sartinya skorelasinya snegatif ssempurna; sr s= s0
sartinya stidak sada skorelasi; sdan sr s= sberarti skorelasinya ssangat skuat.

Tabel 11.
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

3. Uji hipotesis
a. Regresi Linear Sederhana
Teknik sanalisis sdata syang sdigunakan suntuk smenguji shipotesis spenelitian sini
sakan smenggunakan sanalisis sregresi slinier ssederhana. sTeknik sanalisis syang
sdigunakan sadalah sregresi slinier ssederhana, skarena sregresi slinier ssederhana
smerupakan ssuatu smetode suntuk smengetahui skontribusi skolektif sdari svariabel s(X)
sterhadap svariabel sterikat s(Y). sPenelitian sini smenempatkan svariabel skinerja sguru

57
s(Y) ssebagai svariabel sterikat, ssedangkan svariabel skomunikasi kepala sekolah s(X1)
smanajemen skonflik s(X2) sdan spengambilan skeputusan skepala ssekolah s(X3) ssebagai
variabel bebas. Persamaan regresi linier sederhana untuk variabel terikat dan variabel
bebas adalah:

Y = a + bX
Dimana:
a = konstanta
b = koefisien regresi
Y = Variabel dependen(variabel tak bebas)
X = Variabel independen (variabel bebas)
Untuk mencari rumus a dan b dapat digunakan metode Least Square sebagai
berikut:

b. Uji regresi berganda


Analisis regresi berganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan
variabel dependen jika terdapat dua atau lebih variabel independen sebagai faktor
prediktor dimanipulasi. Berikut adalah persamaan regresi linier ganda 3 prediktor
menurut Sugiono (2012:283), yaitu:
Ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
Keterangan
Ŷ = variabel dependen
a = koefisien
b = regresi
X1 = variabel independen 1
X2 = variabel independen 2
X3 = variabel independen 3

c. Uji Koefisien Determinasi

58
Menurut Ghozali (2016: 78), uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menunjukkan
bahwa kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas. Klasifikasi koefisien korelasi tanpa memperhatikan arah
adalah sebagai berikut:
0 : Tidak ada Korelasi
0 s.d. 0,49 : Korelasi lemah
0,50 : Korelasi moderat
0,51 s.d.0,99 : Korelasi kuat
5. 1,00 : Korelasi sempurna

Kelemahan dari koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel


independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap ada penambahan variabel
independen maka R2 pasti akan meningkat tanpa mempedulikan apakah variabel
tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu,
digunakanlah model adjusted R2 . Model adjusted R2 dapat naik atau turun apabila
ada suatu variabel independen yang ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2016: 79).

d. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)


Uji statistik F mengukur goodness of fit, yaitu ketepatan fungsi regresi sampel
dalam menaksir nilai aktual. Jika nilai signifikansi F < 0,05, maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel independen. Uji statistik F juga menunjukkan
apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F
mempunyai signifikansi 0,05. Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan
statistik F adalah jika nilai signifikansi F < 0,05, maka hipotesis alternatif diterima,
yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016: 82).

e. Uji T-test
Uji st sadalah spengujian ssignifikansi suntuk smengetahui spengaruh svariabel sX
sterhadap svariabel sY, sapakah sberpengaruh ssignifikan satau stidak. Uji statistik t pada

59
dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas (independen)
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Uji t mempunyai
nilai signifikansi α= 5%. Kriteria pengujian hipotesis dengan menggunakan uji
statistik t adalah jika nilai signifikansi t (p-value) < 0,05, maka hipotesis alternatif
diterima, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual dan
signifikan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2016: 83). S
Untuk smengetahui shasil ssignifikan satau stidak sdapat sdilihat sdengan skriteria
spengujian:
1) Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima
2) Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak
Berdasarkan hasil signifikansi dengan kriteria sebagai berikut:
Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima
Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada .bab .ini .akan membahas .mengenai .hasil .penelitian .yang .telah .dilakukan
.yaitu meliputi .deskripsi .data, .uji prasayarat .analisis, .pengujian .hipotesis .penelitian, dan
pembahasan .hasil .penelitian.

A. Deskripsi Hasil Penelitian


1. Gambaran umum penelitaan
Penelitian .ini .termasuk .penelitian .kuantitatif .dengan .dua .macam .variabel .yaitu
variabel .bebas (Independent) berupa komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik
kepala sekolah kepala sekolah, dan pengambilan keputusan kepala sekolah, dan .variabel
.terikat (Dependent) .berupa .kinerja .guru. Penelitian .ini .dilakukan di SMP Negeri 1
Tangse dan SMP Negeri 2 Tangse di kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi Aceh.

60
SMP Negeri 1 Tangse adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang sekolah
menengah pertama SMP di Keude Tangse Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi
Aceh. Dalam menjalankan kegiatannya, SMP Negeri 1 Tangse berada di bawah naungan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sama halnya dengan SMP Negeri 2
Tangse adalah salah satu satuan pendidikan dengan jenjang sekolah menengah pertama
SMP di Blang Dhod Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi Aceh. Dalam
menjalankan kegiatannya, SMP Negeri 2 Tangse berada di bawah naungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Adapun rincian deskripsi responden di SMP Negeri 1 Tangse dan SMP Negeri 2
Tangse di kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi Aceh dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12.
Rincian deskripsi responden di SMP Negeri 1 Tangse dan SMP Negeri 2 Tangse di
kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi Aceh
Jenis
Jabatan golongan
Nama Satuan kelamin
No populasi sampel
pendidikan IV/ IV/ III/
LK PR III/b III/ a
b a c
1 SMP Negeri 1 35 13 5 30 4 7 1 1 6
Tangse
2 SMP Negeri 28 11 7 21 5 2 2 0 4
12Tangse
Jumlah populasi responden yang digunakan penelitian dari 2 Sekolah Menengah
pertama ada 63 guru dan sampel responden sebanyak 24 guru dengan penentuan, namun
peneliti menggunaka sampel lebih dari sampel yang ditentukan yaitu 44 guru.
Jumlah ssampel, speneliti smenggunakan srumus sMeyene s(data sguru sdapat sdilihat
spada slampiran s3). sDalam spengumpulan sdata, speneliti stidak smembedakan sresponden
sdari ssegi sjenis skelamin sresponden, slatar sbelakang sguru, sataupun sjabatan sgolongan
sguru, sdan speneliti stidak smembedakan santara smadrasah syang sdi snaungi syayasan syang
smemiliki sbanyak sjenjang spendidikan smaupun syang stidak smemiliki sjenjang slain sselain
sSMPN stersebut. s
Dilihat sdari stabel s12. smaka sresponden sdiharapkan smemiliki spola spikir syang
smemadai sdalam smenghadapi smasalah-masalah syang sterjadi stentang skomunikasi kepala
sekolah, smanajemen skonflik, spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdan, skinerja sguru.
sData stentang skomunikasi kepala sekolah, smanajemen skonflik, spengambilan skeputusan
skepala ssekolah sdan, skinerja sguru sdikumpulkan smelalui spengisian sangket. sOleh skarena

61
situ, sangket sdiberikan skepada sresponden s(guru) ssecara sacak sdengan sperlakuan syang
ssama spada sSMP sNegeri s1 sTangse sdan sSMP sNegeri s2 sTangse sdi skecamatan sTangse
sKabupaten sPidie.

2. Gambaran khusus penelitian


a. Deskripsi data di SMP Negeri 1 Tangse
Penelitian sini sdilakukan sterhadap s22 sresponden. sUntuk smemperoleh sgambaran
smengenai skarakteristik sdistribusi sskor suntuk ssetiap svariabel, sberikut sdisajikan sskor
stertinggi, sskor sterendah, srata-rata, ssimpangan sbaku, smedian sdan smodus sdari stiap-
tiap svariabel syang sditeliti. sHasil sperhitungan sanalisis sdeskriptif suntuk smasing-
masing svariable spenelitian sadalah ssebagai sberikut:
1) Komunikasi kepala sekolah
Data skomunikasi kepala sekolah sdiambil sdengan smenggunakan sangket sdengan
salternatif sjawaban s“Selalu, sSering, sKadang-kadang, sPernah, sdan sTidak spernah”.
sPernyataan syang sdigunakan sdalam sangket sini sadalah ssebanyak s10 sbutir
spernyataan sdengan s22 sorang sresponden. sBerdasarkan stabel spengolah sdata sdengan
swindows sSPSS s20 stentang skomunikasi kepala sekolah skepala ssekolah sdi sSMP
sNegeri s1 sTangse, sdapat skita stentukan sjumlah sminimum, smaksimum, sdan smean
sserta sstandar sdeviasi sdari shasi spengolahan sdata stentang sKomunikasi kepala
sekolah sKepala ssekolah sdi sSMP sNegeri s1 sTangse sdengan smenggunakan sbantuan
sprogram swindos sSPSS s20. sAdapun slebih sjelasnya sdapat sdilihat spada stabel s13.
sberikut sini:

Tabel 13.
Komunikasi kepala sekolah Kepala Sekolah di SMP Negeri 1 Tangse

Descriptive Statistics

N Range Minimu Maximu Mean Std. Varianc


m m Deviation e

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Statistic Statistic


Error

KI 22 15.00 35.00 50.00 41.0000 .83225 3.90360 15.238

Valid N
22
(listwise)

62
Berdasarkan stabel s14. spengolah sdata sdengan swindows sSPSS s20 stentang
skomunikasi kepala sekolah skepala ssekolah sdi sSMP sNegeri s1 sTangse, sdidapatkan
shasil spenelitian ssecara sdeskriptif sdiketahui sbahwa: sRangenya sadalah s15; snilai
sminimum sadalah s35; snilai smaximum sadalah s50; smean sadalah s41; sstandar serror
sadalah s0,83225; sstandar sdeviasi sadalah s3.90360; sdan svariance sadalah s15.238.

2) Manjemen Konflik
Data sManajemen sKonflik sdiambil sdengan smenggunakan sangket sdengan
salternatif sjawaban s“Selalu, sSering, sKadang-kadang, sPernah, sdan sTidak spernah”.
sPernyataan syang sdigunakan sdalam sangket sini sadalah ssebanyak s10 sbutir
spernyataan sdengan s22 sorang sresponden. sBerdasarkan stabel spengolah sdata sdengan
swindows sSPSS s20 stentang sManajemen sKonflik sdi sSMP sNegeri s1 sTangse, sdari
sdata stersebut sdapat skita stentukan sjumlah sminimum, smaksimum, sdan smean sserta
sstandar sdeviasi sdari shasi spengolahan sdata stentang smanajemen skonflik sdi sSMP
sNegeri s1 sTangse sdengan smenggunakan sbantuan sprogram swindows sSPSS s20.
sAdapun slebih sjelasnya sdapat sdilihat spada stabel s145 sberikut sini:

Tabel 14.
Manejemen Konflik di SMP Negeri 1 Tangse

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximu Mean Std. Varianc


m Deviation e

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Statistic Statistic


Error

Komunikasi
kepala 22 15.00 35.00 50.00 43.0909 .94642 4.43910 19.706
sekolah
Valid N
22
(listwise)

Berdasarkan stabel s15. spengolah sdata sdengan swindows sSPSS s20 stentang
smanajemen skonflik skepala ssekolah sdi sSMP sNegeri s1 sTangse, sdidapatkan shasil
spenelitian ssecara sdeskriptif sdiketahui sbahwa: sRangenya sadalah s15; snilai sminimum

63
sadalah s35; snilai smaximum sadalah s50; smean sadalah s43,0909; sstandar serror sadalah
s0,9464; sstandar sdeviasi sadalah s11,492; sdan svariance sadalah s19,706.

3) Pengambilan Keputusan Kepala sekolah


Data spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdiambil sdengan smenggunakan
sangket sdengan salternatif sjawaban s“Selalu, sSering, sKadang-kadang, sPernah, sdan
sTidak spernah”. sPernyataan syang sdigunakan sdalam sangket sini sadalah ssebanyak s10
sbutir spernyataan sdengan s22 sorang sresponden. sBerdasarkan stabel spengolah sdata
sdengan swindows sSPSS s20 stentang spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdi
sSMP sNegeri s1 sTangse, sdari sdata stersebut sdapat skita stentukan sjumlah sminimum,
smaksimum, sdan smean sserta sstandar sdeviasi sdari shasi spengolahan sdata stentang
spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdi sSMP sNegeri s1 sTangse sdengan
smenggunakan sbantuan sprogram swindows sSPSS s20. sAdapun slebih sjelasnya sdapat
sdilihat spada stabel s16 sberikut sini:

Tabel 15.
Pengambilan keputusan kepala sekolah di SMP Negeri 1 Tangse

Descriptive Statistics

N Range Minimu Maximu Mean Std. Varianc


m m Deviation e

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Statistic Statistic


Error

PK 22 14.00 36.00 50.00 43.5000 .78886 3.70006 13.690

Valid N
22
(listwise)

Berdasarkan stabel s16 spengolah sdata sdengan swindows sSPSS s20 stentang
spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdi sSMP sNegeri s1 sTangse, sdidapatkan
shasil spenelitian ssecara sdeskriptif sdiketahui sbahwa: sRangenya sadalah s14; snilai

64
sminimum sadalah s36; snilai smaximum sadalah s50; smean sadalah s43.5000; sstandar
serror sadalah s0,78886; sstandar sdeviasi sadalah s3.70006; sdan svariance sadalah
s13.690.

4) Kinerja Guru
Data skinerja sguru sdiambil sdengan smenggunakan sangket sdengan salternatif
sjawaban s“Selalu, sSering, sKadang-kadang, sPernah, sdan sTidak spernah”. sPernyataan
syang sdigunakan sdalam sangket sini sadalah ssebanyak s10 sbutir spernyataan sdengan
s22 sorang sresponden. sBerdasarkan stabel spengolah sdata sdengan swindows sSPSS s20
stentang skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s1 sTangse, sdari sdata stersebut sdapat skita
stentukan sjumlah sminimum, smaksimum, sdan smean sserta sstandar sdeviasi sdari shasi
spengolahan sdata stentang spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdi sSMP sNegeri
s1 sTangse sdengan smenggunakan sbantuan sprogram swindows sSPSS s20. sAdapun
slebih sjelasnya sdapat sdilihat spada stabel s17 sberikut sini:

Tabel 16.
kinerja guru kepala sekolah di SMP Negeri 1 Tangse

Descriptive Statistics

N Range Minimu Maximu Mean Std. Varianc


m m Deviation e

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Statistic Statistic


Error

KG 22 13.00 37.00 50.00 43.0000 .89006 4.17475 17.429


Valid N
22
(listwise)

Berdasarkan stabel s17 spengolah sdata sdengan swindows sSPSS s20 stentang
spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdi sSMP sNegeri s1 sTangse, sdidapatkan
shasil spenelitian ssecara sdeskriptif sdiketahui sbahwa: sRangenya sadalah s13; snilai

65
sminimum sadalah s37; snilai smaximum sadalah s50; smean sadalah s43.0000; sstandar
serror sadalah s0,89006; sstandar sdeviasi sadalah s4.17475; sdan svariance sadalah
s17429.

b. Deskripsi data di SMP Negeri 2 Tangse


Penelitian sini sdilakukan sterhadap s22 sresponden. sUntuk smemperoleh sgambaran
smengenai skarakteristik sdistribusi sskor suntuk ssetiap svariabel, sberikut sdisajikan sskor
stertinggi, sskor sterendah, srata-rata, ssimpangan sbaku, smedian sdan smodus sdari stiap-
tiap svariabel syang sditeliti. sHasil sperhitungan sanalisis sdeskriptif suntuk smasing-
masing svariable spenelitian sadalah ssebagai sberikut:

1) Komunikasi kepala sekolah


Data skomunikasi kepala sekolah sdiambil sdengan smenggunakan sangket sdengan
salternatif sjawaban s“Selalu, sSering, sKadang-kadang, sPernah, sdan sTidak spernah”.
sPernyataan syang sdigunakan sdalam sangket sini sadalah ssebanyak s10 sbutir
spernyataan sdengan s22 sorang sresponden. sBerdasarkan stabel spengolah sdata sdengan
swindows sSPSS s20 stentang skomunikasi kepala sekolah skepala ssekolah sdi sSMP
sNegeri s2 sTangse, sdari sdata stersebut sdapat skita stentukan sjumlah sminimum,
smaksimum, sdan smean sserta sstandar sdeviasi sdari shasi spengolahan sdata stentang
sKomunikasi kepala sekolah sKepala ssekolah sdi sSMP sNegeri s2 sTangse sdengan
smenggunakan sbantuan sprogram swindows sSPSS s20. sAdapun slebih sjelasnya sdapat
sdilihat spada stabel s17 sberikut sini:
Tabel 17.
Komunikasi kepala sekolah Kepala Sekolah di SMP Negeri 2 Tangse

Descriptive Statistics

N Range Minimu Maximu Mean Std. Varianc


m m Deviation e

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Statistic Statistic


Error

KI 22 12.00 38.00 50.00 45.2727 .80362 3.76932 14.208


Valid N
22
(listwise)

66
Berdasarkan stabel s18. spengolah sdata sdengan swindows sSPSS s20 stentang
skomunikasi kepala sekolah skepala ssekolah sdi sSMP sNegeri s2 sTangse, sdidapatkan
shasil spenelitian ssecara sdeskriptif sdiketahui sbahwa: sRangenya sadalah s12; snilai
sminimum sadalah s38; snilai smaximum sadalah s50; smean sadalah s45,2727; sstandar
serror sadalah s0,8362; sstandar sdeviasi sadalah s3.76932; sdan svariance sadalah s14,208.

2) Manjemen Konflik
Data sManajemen sKonflik sdiambil sdengan smenggunakan sangket sdengan
salternatif sjawaban s“Selalu, sSering, sKadang-kadang, sPernah, sdan sTidak spernah”.
sPernyataan syang sdigunakan sdalam sangket sini sadalah ssebanyak s10 sbutir
spernyataan sdengan s22 sorang sresponden. sBerdasarkan stabel spengolah sdata sdengan
swindows sSPSS s20 stentang sManajemen sKonflik sdi sSMP sNegeri s2 sTangse, sdari
sdata stersebut sdapat skita stentukan sjumlah sminimum, smaksimum, sdan smean sserta
sstandar sdeviasi sdari shasi spengolahan sdata stentang smanajemen skonflik sdi sSMP
sNegeri s2 sTangse sdengan smenggunakan sbantuan sprogram swindows sSPSS s20.
sAdapun slebih sjelasnya sdapat sdilihat spada stabel s19 sberikut sini:

Tabel 18.
Manejemen Konflik di SMP Negeri 2 Tangse

Descriptive Statistics

N Range Minimu Maximu Mean Std. Varianc


m m Deviation e

Statisti Statisti Statistic Statistic Statisti Std. Statistic Statisti


c c c Error c

43.500 1.0314
MK 22 14.00 36.00 50.00 4.83785 23.405
0 3
Valid N (listwise) 22

Berdasarkan stabel s19 spengolah sdata sdengan swindows sSPSS s20 stentang
smanajemen skonflik skepala ssekolah sdi sSMP sNegeri s2 sTangse, sdidapatkan shasil

67
spenelitian ssecara sdeskriptif sdiketahui sbahwa: sRangenya sadalah s14; snilai sminimum
sadalah s36; snilai smaximum sadalah s50; smean sadalah s43,5000; sstandar serror sadalah
s1,03143; sstandar sdeviasi sadalah s4,83875; sdan svariance sadalah s23,405.

3) Pengambilan Keputusan Kepala sekolah


Data spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdiambil sdengan smenggunakan
sangket sdengan salternatif sjawaban s“Selalu, sSering, sKadang-kadang, sPernah, sdan
sTidak spernah”. sPernyataan syang sdigunakan sdalam sangket sini sadalah ssebanyak s10
sbutir spernyataan sdengan s22 sorang sresponden. sBerdasarkan stabel spengolah sdata
sdengan swindows sSPSS s20 stentang spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdi
sSMP sNegeri s1 sTangse, sdari sdata stersebut sdapat skita stentukan sjumlah sminimum,
smaksimum, sdan smean sserta sstandar sdeviasi sdari shasi spengolahan sdata stentang
spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdi sSMP sNegeri s2 sTangse sdengan
smenggunakan sbantuan sprogram swindows sSPSS s20. sAdapun slebih sjelasnya sdapat
sdilihat spada stabel s20 sberikut sini:

Tabel 19.
Pengambilan keputusan kepala sekolah di SMP Negeri 2 Tangse

Descriptive Statistics

N Range Minimu Maximu Mean Std. Varianc


m m Deviation e

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Statistic Statistic


Error

PK 22 10.00 39.00 49.00 45.2273 .59191 2.77629 7.708


Valid N
22
(listwise)

Berdasarkan stabel s20. spengolah sdata sdengan swindows sSPSS s20 stentang
spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdi sSMP sNegeri s2 sTangse, sdidapatkan
shasil spenelitian ssecara sdeskriptif sdiketahui sbahwa: sRangenya sadalah s10; snilai

68
sminimum sadalah s39; snilai smaximum sadalah s49; smean sadalah s45.2273; sstandar
serror sadalah s0,59191; sstandar sdeviasi sadalah s2,77629; sdan svariance sadalah s7,708.

4) Kinerja Guru
Data skinerja sguru sdiambil sdengan smenggunakan sangket sdengan salternatif
sjawaban s“Selalu, sSering, sKadang-kadang, sPernah, sdan sTidak spernah”. sPernyataan
syang sdigunakan sdalam sangket sini sadalah ssebanyak s10 sbutir spernyataan sdengan
s22 sorang sresponden. sBerdasarkan stabel spengolah sdata sdengan swindows sSPSS s20
stentang skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s2 sTangse, sdari sdata stersebut sdapat skita
stentukan sjumlah sminimum, smaksimum, sdan smean sserta sstandar sdeviasi sdari shasi
spengolahan sdata stentang spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdi sSMP sNegeri
s2 sTangse sdengan smenggunakan sbantuan sprogram swindows sSPSS s20. sAdapun
slebih sjelasnya sdapat sdilihat spada stabel s21 sberikut sini:

Tabel 20.
kinerja guru kepala sekolah di SMP Negeri 2 Tangse

Descriptive Statistics

N Range Minimu Maximu Mean Std. Varianc


m m Deviation e

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Statistic Statistic


Error

KG 22 13.00 37.00 50.00 43.0000 .89006 4.17475 17.429


Valid N
22
(listwise)

Berdasarkan stabel s20 spengolah sdata sdengan swindows sSPSS s20 stentang
spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdi sSMP sNegeri s2 sTangse, sdidapatkan
shasil spenelitian ssecara sdeskriptif sdiketahui sbahwa: sRangenya sadalah s13; snilai
sminimum sadalah s37; snilai smaximum sadalah s50; smean sadalah s43.0000; sstandar

69
serror sadalah s0,89006; sstandar sdeviasi sadalah s4.17475; sdan svariance sadalah
s17429.

B. Hasil Uji Hipotesis/Jawaban Pertanyaan Penelitian


1. Pengujian persyaratan analisis
Guna smendapatkan ssuatu ssimpulan syang sberarti sdiperlukan sadanya ssuatu sanalisis
sdata. sAdapun sdalam smelakukan sanalisis sregresi ssederhana, sterlebih sdahulu sdilakukan
spengujian spersyaratan sanalisis sterhadap svariabel skomunikasi kepala sekolah,
smenajemen skonflik, spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdan skinerja sguru. sUji
spersyaratan syang sdimaksud sadalah: s

a. Uji sNormalitas s
Uji snormalitas sdigunakan suntuk smengetahui sdata sdari smasing-masing svariabel
sberdistribusi snormal satau stidak. sDengan sbantuan sperangkat slunak skomputer spengolah
sdata sstatistik sSPSS sversi s20 sfor swindows shasil suji snormalitas sditunjukan stabel s21 sdan
stabel s22 sberikut:

Table 21.
Uji normalital di SMP N 1 Tangse

70
Berdasarkan soutput sone ssample sKolmogorov-Smirnov sTest, suntuk svariabel
skomunikasi kepala sekolah sdiperoleh snilai ssig s(signifikan) s0,763 sdan slebih sbesar sdari
s0,05 s(0,763 s> s0,05) smaka sdari sdata stersebut shipotesis sditerima sdan sdengan sdemikian
svariabel sdependen sberdistribusi snormal, suntuk svariable smanajemen skonflik sdiperoleh
snilai ssig s(signifikan) s0,812 sdan slebih sbesar sdari s0,05 s(0,812 s> s0,05) smaka sdari sdata
stersebut shipotesis sditerima sdan sdengan sdemikian svariabel sdependent sberdistribusi
snormal, suntuk svariabel spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdiperoleh snilai ssig
s(signifikan) s0,647 sdan slebih sbesar sdari s0,05 s(0,647 s> s0,05) smaka sdari sdata stersebut
shipotesis sditerima sdan sdengan sdemikian svariabel sdependent sberdistribusi snormal, sdan
suntuk svariabel skinerja sguru sdiperoleh snilai ssig s(signifikan) s0,712 sdan slebih sbesar sdari
s0,05 s(0,712 s> s0,05) smaka sdari sdata stersebut shipotesis sditerima sdan sdengan sdemikian
svariabel sindependent sberdistribusi snormal. sDari sketerangan sdata sdi satas sdapat
sdisimpulkan sbahwa svariable skomunikasi kepala sekolah, smanajemen skonflik,
spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdan svariable skinerja sguru sberdistribusi snormal.
Selanjutnya berdasarkan grafik P-Plot of Regression Stand, data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi memenuhi syarat
normalitas. Adapun secara lengkap dan rinci gambar tebaran data sebagaimana pada
gambar 4 sebagai berikut:

Gambar 4.
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variabel: Kinerja Guru

71
Gambar P-Plot diatas terlihat titik-titik mendekati dan mengikuti garis diagonalnya,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi model regresi normalitas.
Selanjutnya berdasarkan histogram, jika chart yang berbentuk lonceng terbalik yang
memenuhi garis lonceng yang berarti dapat dikatakan berdistribusi normal Adapun secara
lengkap dan rinci gambar histogram sebagaimana pada gambar 5 sebagai berikut:

Gambar 5.
Histogram dependent variable: kinerja guru

Dapat dilihat pada chart diatas yang berbentuk lonceng terbalik yang memenuhi garis
lonceng yang berarti dapat dikatakan berdistribusi normal.
Table 22.
Uji normalital di SMP N 2 Tangse

72
Berdasarkan soutput sone ssample sKolmogorov-Smirnov sTest, suntuk svariabel
skomunikasi kepala sekolah sdiperoleh snilai ssig s(signifikan) s0,540 sdan slebih sbesar sdari
s0,05 s(0,540 s> s0,05) smaka sdari sdata stersebut shipotesis sditerima sdan sdengan sdemikian
svariabel sdependent sberdistribusi snormal, suntuk svariabel smanajemen skonflik sdiperoleh
snilai ssig s(signifikan) s0,570 sdan slebih sbesar sdari s0,05 s(0,570 s> s0,05) smaka sdari sdata
stersebut shipotesis sditerima sdan sdengan sdemikian svariabel sdependent sberdistribusi
snormal, suntuk svariabel spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdiperoleh snilai ssig
s(signifikan) s0,375 sdan slebih sbesar sdari s0,05 s(0,375>0,05) smaka sdari sdata stersebut
shipotesis sditerima sdan sdengan sdemikian svariabel sdependent sberdistribusi snormal, sdan
suntuk svariabel skinerja sguru sdiperoleh snilai ssig s(signifikan) s0,847 sdan slebih sbesar sdari
s0,05 s(0,847>0,05) smaka sdari sdata stersebut shipotesis sditerima sdan sdengan sdemikian
svariabel sindependent sberdistribusi snormal. sDari sketerangan sdata sdi satas sdapat
sdisimpulkan sbahwa svariable skomunikasi kepala sekolah, smanajemen skonflik,
spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdan svariable skinerja sguru sberdistribusi snormal.
Selanjutnya berdasarkan grafik P-Plot of Regression Stand, data menyebar disekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, sehingga model regresi memenuhi syarat
normalitas. Adapun secara lengkap dan rinci gambar tebaran data sebagaimana pada
gambar 6 sebagai berikut:
Gambar 6
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variabel: Kinerja Guru

73
Gambar P-Plot diatas terlihat titik-titik mendekati dan mengikuti garis diagonalnya,
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi model regresi normalitas.
Selanjutnya berdasarkan histogram, jika chart yang berbentuk lonceng terbalik yang
memenuhi garis lonceng yang berarti dapat dikatakan berdistribusi normal Adapun secara
lengkap dan rinci gambar histogram sebagaimana pada gambar 5 sebagai berikut:

Gambar 7.
Histogram dependent variable: kinerja guru

Dapat dilihat pada chart diatas yang berbentuk lonceng terbalik yang memenuhi
garis lonceng yang berarti dapat dikatakan berdistribusi normal.
b. Uji Linieritas
1) Uji linieritas di SMP N 1 Tangse
Uji slinearitas sdigunakan suntuk smengetahui shubungan santar svariabel sbebas
sdengan svariabel sterikat sbersifat slinier satau stidak. s sUntuk smenyatakan sapakah sgaris
sregresi slinier satau stidak, smenggunakan scara smengunakan sharga skoefisien sF shitung
spada slinierity satau sF shitung spada sDeviation sfrom sliniearity. sJika sF shitung s> sF
stabel satau sSig s> s0,05 s(5%) smaka sdata sdinyatakan slinier. sSetelah sdilakukan
sperhitungan sdengan sbantuan sSPSS sversi s20. sHasil suji slinearitas sditunjukkan spada
stabel ssebagai sberikut:

Table 23.
Uji linieritas komunikasi kepala sekolah dan kinerja guru di SMP N 1 Tangse

74
ANOVAa

Model Sum of df Mean Square F Sig.


Squares

Regression 97.903 1 97.903 7.304 .014b

1 Residual 268.097 21 13.405

Total 366.000 22

a. Dependent Variable: kinerja guru


b. Predictors: (Constant), Komunikasi kepala sekolah
Dari
soutput sdi satas sdapat sdilihat sbahwa shasil suji slinearitas sdengan sJika sF shitung s> sF
stabel sdimana s7,304 s> s4,32 sdan sSig s< s0,05 sdimana s0,014 s< s0,05 smaka sdari shasil
spengolahan sdata stersebut sdapat sdisimpulkan sbahwa santara svariabel sbebas sdengan
svariabel sterikat smempunyai shubungan syang slinier. sUntuk skoefisisen skorelasinya
sdapat sdi slihat spada stabel s25. sDibawah:

Tabel 24.
Koefisien korelasi komunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru
Correlations

komunikasi kinerja guru


kepala
sekolah

komunikasi Pearson Correlation 1 .517*

kepala Sig. (2-tailed) .014


sekolah N 22 22
Pearson Correlation .517 *
1

kinerja guru Sig. (2-tailed) .014

N 22 22

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

75
Berdasarkan tabel diatas nilai koefisien korelasi komunikasi kepala sekolah sebesar
0,517 berdasarkan pedoman nilai interpretasi kolerasi berada pada rentang “0,400-
0,599” yang berarti tingkan hubungan komunikasi kepala sekolah terhadapa kinerja
guru termasuk pada tingkat hubungan yang sedang.

Table 25.
Uji linieritas Manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah dan kinerja guru di
SMP N 1 Tangse

ANOVAa

Model Sum of df Mean Square F Sig.


Squares

Regression 71.490 1 71.490 4.855 .039b

1 Residual 294.510 21 14.725

Total 366.000 22

a. Dependent Variable: kinerja guru


b. Predictors: (Constant), Manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah

Dari soutput sdi satas sdapat sdilihat sbahwa shasil suji slinearitas sdengan sJika sF
shitung s> sF stabel sdimana s4,855 s> s4,32 sdan sSig s< s0,05 sdimana s0,039 s< s0,05 smaka
sdari shasil spengolahan sdata stersebut sdapat sdisimpulkan sbahwa santara svariabel sbebas
sdengan svariabel sterikat smempunyai shubungan syang slinier.

Tabel 26.
Koefisien korelasi manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah terhadap kinerja
guru

Correlations

kinerja guru manajemen


konflik kepala
sekolah kepala
sekolah

Pearson Correlation 1 .442*

kinerja guru Sig. (2-tailed) .039

N 22 22

manajemen konflik Pearson Correlation .442 *


1

kepala sekolah Sig. (2-tailed) .039


kepala sekolah N 22 22
76
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel diatas nilai koefisien korelasi komunikasi kepala sekolah sebesar
0,442 berdasarkan pedoman nilai interpretasi kolerasi berada pada rentang “0,400-
0,599” yang berarti tingkan hubungan komunikasi kepala sekolah terhadapa kinerja
guru termasuk pada tingkat hubungan yang sedang.

Table 27.
Uji linieritas pengambilan keputusan kepala sekolah dan kinerja guru di SMP N 1 Tangse

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 84.647 1 84.647 6.017 .023b

1 Residual 281.353 21 14.068

Total 366.000 22

a. Dependent Variable: kinerja guru


b. Predictors: (Constant), pengambilan keputusan

Dari soutput sdi satas sdapat sdilihat sbahwa shasil suji slinearitas sdengan sJika sF
shitung s> sF stabel sdimana s6,017 s> s4,32 sdan sSig s< s0,05 sdimana s0,023 s< s0,05 smaka
sdari shasil spengolahan sdata stersebut sdapat sdisimpulkan sbahwa santara svariabel sbebas
sdengan svariabel sterikat smempunyai shubungan syang slinier.

Tabel 28.
Koefisien korelasi pengambilan keputusan terhadap kinerja guru

Correlations

kinerja guru pengambilan


keputusan

Pearson Correlation 1 .481*

kinerja guru Sig. (2-tailed) .023

N 22 22
Pearson Correlation .481 *
1

pengambilan keputusan Sig. (2-tailed) .023

N 22 22

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

77
Berdasarkan tabel diatas nilai koefisien korelasi komunikasi kepala sekolah sebesar
0,481 berdasarkan pedoman nilai interpretasi kolerasi berada pada rentang “0,400-
0,599” yang berarti tingkan hubungan komunikasi kepala sekolah terhadapa kinerja
guru termasuk pada tingkat hubungan yang sedang.

2) Uji lineritas SMP Negeri 2 Tangse


Uji slinearitas sdigunakan suntuk smengetahui shubungan santar svariabel sbebas
sdengan svariabel sterikat sbersifat slinier satau stidak. s sUntuk smenyatakan sapakah sgaris
sregresi slinier satau stidak, smenggunakan scara smengunakan sharga skoefisien sF shitung
spada slinierity satau sF shitung spada sDeviation sfrom sliniearity. sJika sF shitung s> sF
stabel satau sSig s> s0,05 s(5%) smaka sdata sdinyatakan slinier. sSetelah sdilakukan
sperhitungan sdengan sbantuan sSPSS sversi s20. sHasil suji slinearitas sditunjukkan spada
stabel ssebagai sberikut:
Table 29.
Uji linieritas komunikasi kepala sekolah dan kinerja guru di SMP Negeri 2 Tangse

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 45.811 1 45.811 7.105 .015b

1 Residual 128.961 21 6.448

Total 174.773 22

a. Dependent Variable: kinerjaguru


b. Predictors: (Constant), komunikasi kepala sekolah

Dari output di atas dapat dilihat bahwa hasil uji linearitas dengan Jika F hitung > F
tabel dimana 7,105 > 4,32 dan Sig < 0,05 dimana 0,015 < 0,05 maka dari hasil
pengolahan data tersebut dapat disimpulkan bahwa antara variabel bebas dengan
variabel terikat mempunyai hubungan yang linier.

Tabel 30.
Koefisien korelasi komunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru

78
Correlations

komunikasi kinerja guru


kepala sekolah

Pearson Correlation 1 .512*


komunikasi
Sig. (2-tailed) .015
kepala sekolah
N 22 22
Pearson Correlation .512 *
1

kinerja guru Sig. (2-tailed) .015

N 22 22

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel diatas nilai koefisien korelasi komunikasi kepala sekolah sebesar
0,512 berdasarkan pedoman nilai interpretasi kolerasi berada pada rentang “0,400-
0,599” yang berarti tingkan hubungan komunikasi kepala sekolah terhadapa kinerja
guru termasuk pada tingkat hubungan yang sedang.

Tabel 31.
Uji linieritas Manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah dan kinerja guru di
SMP N 2 Tangse

ANOVAa

Model Sum of df Mean F Sig.


Squares Square

Regression 65.555 1 65.555 12.004 .002b

1 Residual 109.218 21 5.461

Total 174.773 22

a. Dependent Variable: kinerja guru


b. Predictors: (Constant), manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah

Dari soutput sdi satas sdapat sdilihat sbahwa shasil suji slinearitas sdengan sJika sF
shitung s> sF stabel sdimana s12,004 s> s4,32 sdan sSig<0,05 sdimana s0,002 s< s0,05 smaka
sdari shasil spengolahan sdata stersebut sdapat sdisimpulkan sbahwa santara svariabel sbebas
sdengan svariabel sterikat smempunyai shubungan syang slinier.

Tabel 32.
Koefisien korelasi manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah terhadap kinerja
guru

79
Correlations

kinerja guru Manajemen konflik kepala


sekolah kepala sekolah

Pearson Correlation 1 .612**

kinerja guru Sig. (2-tailed) .002

N 22 22

Manajemen konflik Pearson Correlation .612** 1

kepala sekolah kepala Sig. (2-tailed) .002


sekolah
N 22 22

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel diatas nilai koefisien korelasi komunikasi kepala sekolah sebesar
0,612 berdasarkan pedoman nilai interpretasi kolerasi berada pada rentang “0,600-
0,799” yang berarti tingkan hubungan komunikasi kepala sekolah terhadapa kinerja
guru termasuk pada tingkat hubungan yang kuat.

Table 33.
Uji linieritas pengambilan keputusan kepala sekolah dan kinerja guru di SMP N 2
Tangse

ANOVAa
Dari
Model Sum of df Mean Square F Sig.
soutput Squares
sdi
satas Regression 46.729 1 46.729 7.299 .014b sdapat
sdilihat 1 Residual 128.044 21 6.402 sbahwa
shasil Total 174.773 22 suji
a. Dependent Variable: kinerja guru
slineari tas
b. Predictors: (Constant), pengambilan keputusan
sdenga n sJika
sF shitung s> sF stabel sdimana s7,299 s> s4,32 sdan sSig s< s0,05 sdimana s0,014 s< s0,05 smaka
sdari shasil spengolahan sdata stersebut sdapat sdisimpulkan sbahwa santara svariabel sbebas
sdengan svariabel sterikat smempunyai shubungan syang slinier.

Tabel 34.
Koefisien korelasi pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap kinerja guru

80
Correlations

kinerja guru pengambilan


keputusan

Pearson Correlation 1 .517*

kinerja guru Sig. (2-tailed) .014

N 22 22
Pearson Correlation .517 *
1

pengambilan keputusan Sig. (2-tailed) .014

N 22 22

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel diatas nilai koefisien korelasi komunikasi kepala sekolah sebesar
0,517 berdasarkan pedoman nilai interpretasi kolerasi berada pada rentang “0,400-
0,599” yang berarti tingkan hubungan komunikasi kepala sekolah terhadapa kinerja
guru termasuk pada tingkat hubungan yang sedang.

c. Uji Hipotesis
1. Uji regresi sederhana
a) Uji regresi sederhana di SMP Negeri 1 Tangse
Teknik sanalisis sdata suntuk smenguji shipotesis spenelitian sini smenggunakan
spersamaan sregresi ssederhana. sDimana skita sakan smencari spengaruh syang
ssignifikan skomunikasi kepala sekolah s(X1), smanajemen skonflik s(X2), sdan
sPengambilan skeputusan skepala ssekolah s(X3) sterhadap sKinerja sGuru s(Y). sOutput
sdari sprogram sSPSS sversi s20 sdiperoleh snilai sregresi syang sterlihat spada stabel
sdibawah sini:

Tabel 35.
Hasil Uji Pengaruh Variabel komunikasi kepala sekolah dengan Variabel Kinerja
Guru

81
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 20.322 8.428 2.411 .026

Komunikasi
1
kepala .553 .205 .517 2.703 .014
sekolah

a. Dependent Variable: kinerja guru

Berdasarkan stabel soutput sdi satas, spada stabel scoefficients, spada skolom sB
spada sconstant s(a) sadalah s20,322. sSedangkan snilai skomunikasi kepala sekolah s(b)
sadalah s0,533. sSehingga spersamaan sregresinya sdapat sditulis sY= sa s+ sbX satau
s20.322 s+ s0,553.
Adapun spersamaan sregresi sdiatas: sNilai skonstanta spositif ssebesar s20.322
smenunjukkan spengaruh spositif sveriabel sdependent s(komunikasi kepala sekolah).
sBilai svariabel sindependent snaik satau sberpengaruh sdalam ssatu ssatuan, smaka
svariabel skinerja sguru sakan snaik satau sterpenuhi. sKoefisien sregresi sX ssebesar
s0,553 smenyatakan sbahwa sjika skomunikasi kepala sekolah s(X1) smengalami
skenaikan ssatu ssatuan, smaka skinerja sguru s(Y) sakan smengalami speningkatan
ssebesar s0,553. sJika ssig s< s0,05 syaitu s0,014 s> s0,05 smaka smanajemen skomunikasi
kepala sekolah ssignifikan sterhadap skinerja sguru.

Tabel 36.
Hasil Uji Pengaruh Variabel Manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah
dengan variabel Kinerja Guru

82
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 25.090 8.170 3.071 .006

Manajemen konflik
1
kepala sekolah .416 .189 .442 2.203 .039
kepala sekolah

a. Dependent Variable: kinerja guru

Berdasarkan tabel output di atas, pada tabel coefficients, pada kolom B pada
constant (a) adalah 25,090. Sedangkan nilai manajemen konflik kepala sekolah
kepala sekolah (b) adalah 0,416. Sehingga persamaan regresinya dapat ditulis Y= a +
bX atau 25,090+ 0,416.
Adapun spersamaan sregresi sdiatas: sNilai skonstanta spositif ssebesar s25,090
smenunjukkan spengaruh spositif sveriabel sdependent s(manajemen skonflik). sBilai
svariabel sindependent snaik satau sberpengaruh sdalam ssatu ssatuan, smaka svariabel
skinerja sguru sakan snaik satau sterpenuhi. sKoefisien sregresi sX ssebesar
s0,416menyatakan sbahwa sjika smanajemen skonflik s(X2) smengalami skenaikan ssatu
ssatuan, smaka skinerja sguru s(Y) sakan smengalami speningkatan ssebesar s0,416. sJika
ssig s< s0,05 syaitu s0,039 s> s0,05 smaka smanajemen skonflik sberpengaruh ssignifikan
sterhadap skinerja sguru.

Tabel 37.
Hasil Uji Pengaruh Variabel pengambilan keputusan kepala sekolah dengan
Variabel Kinerja Guru

83
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardize t Sig.


Coefficients d
Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 19.397 9.656 2.009 .058


1 pengambilan
.543 .221 .481 2.453 .023
keputusan

a. Dependent Variable: kinerja guru

Berdasarkan tabel output di atas, pada tabel coefficients, pada kolom B pada constant
(a) adalah 19,397. Sedangkan nilai pengambilan keputusan (b) adalah 0,543. Sehingga
persamaan regresinya dapat ditulis Y= a + bX atau 19,397+ 0,543.
Adapun persamaan regresi diatas: Nilai konstanta positif sebesar
19,397menunjukkan pengaruh positif veriabel dependent (pengambilan keputusan).
Bilai variabel independent naik atau berpengaruh dalam satu satuan, maka variabel
kinerja guru akan naik atau terpenuhi. Koefisien regresi X sebesar 0,543 menyatakan
bahwa jika pengambilan keputusan (X3) mengalami kenaikan satu satuan, maka
kinerja guru (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,543 atau 54,3 %. Jika sig <
0,05 yaitu 0,023 > 0,05 maka pengambilan keputusan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja guru.

b) Uji regresi linier sederhana di SMP Negeri 2 Tangse


Teknik sanalisis sdata suntuk smenguji shipotesis spenelitian sini smenggunakan
spersamaan sregresi ssederhana. sDimana skita sakan smencari spengaruh syang
ssignifikan skomunikasi kepala sekolah s(X1), smanajemen skonflik s(X2), sdan
sPengambilan skeputusan skepala ssekolah s(X3) sterhadap sKinerja sGuru s(Y). sOutput
sdari sprogram sSPSS sversi s20 sdiperoleh snilai sregresi syang sterlihat spada stabel
sdibawah sini:

Tabel 38.

84
Hasil Uji Pengaruh Variabel komunikasi kepala sekolah dengan Variabel Kinerja
Guru

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 25.690 6.636 3.872 .001

Komunikasi
1
kepala .389 .146 .512 2.665 .015
sekolah

a. Dependent Variable: kinerja guru

Berdasarkan stabel soutput sdi satas, spada stabel scoefficients, spada skolom sB spada
sconstant s(a) sadalah s25, s690. sSedangkan snilai skomunikasi kepala sekolah s(b) sadalah
s0,389. sSehingga spersamaan sregresinya sdapat sditulis sY= sa s+ sbX satau s25, s690+ s0,389.
Adapun spersamaan sregresi sdiatas: sNilai skonstanta spositif ssebesar s25, s690
smenunjukkan spengaruh spositif sveriabel sdependent s(komunikasi kepala sekolah).
sBilai svariabel sindependent snaik satau sberpengaruh sdalam ssatu ssatuan, smaka
svariabel skinerja sguru sakan snaik satau sterpenuhi. sKoefisien sregresi ssebesar s0,389
smenyatakan sbahwa sjika skomunikasi kepala sekolah s(X1) smengalami skenaikan
ssatu ssatuan, smaka skinerja sguru s(Y) sakan smengalami speningkatan ssebesar s0,389
satau s38,9 s%. sJika ssig s< s0,05 syaitu s0,015 s> s0,05 smaka smanajemen skomunikasi
kepala sekolah ssignifikan sterhadap skinerja sguru.

Tabel s39.

85
Hasil Uji Pengaruh Variabel Manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah
dengan Variabel Kinerja Guru

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 27.432 4.612 5.948 .000

manajemen
1 konflik kepala
.365 .105 .612 3.465 .002
sekolah kepala
sekolah

a. Dependent Variable: kinerja guru

Berdasarkan stabel soutput sdi satas, spada stabel scoefficients, spada skolom sB spada
sconstant s(a) sadalah s27,432. sSedangkan snilai smanajemen skonflik s(b) sadalah s0,365.
sSehingga spersamaan sregresinya sdapat sditulis sY= sa s+ sbX satau s27,432 s+ s0,365.
Adapun spersamaan sregresi sdiatas: sNilai skonstanta spositif ssebesar s27,432
smenunjukkan spengaruh spositif sveriabel sdependent s(manajemen skonflik). sBilai
svariabel sindependent snaik satau sberpengaruh sdalam ssatu ssatuan, smaka svariabel
skinerja sguru sakan snaik satau sterpenuhi. sKoefisien sregresi ssebesar s0,365
smenyatakan sbahwa sjika smanajemen skonflik s(X2) smengalami skenaikan ssatu
ssatuan, smaka skinerja sguru s(Y) sakan smengalami speningkatan ssebesar s0,365 satau
s36,5 s%. sJika ssig s< s0,05 syaitu s0,002 s> s0,05 smaka smanajemen skonflik ssignifikan
sterhadap skinerja sguru.

Tabel 40.

86
Hasil Uji Pengaruh Variabel pengambilan keputusan kepala sekolah dengan
Variabel Kinerja Guru

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardize t Sig.


Coefficients d
Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 18.690 9.132 2.047 .054


1 pengambilan
.545 .202 .517 2.702 .014
keputusan

a. Dependent Variable: kinerja guru

Berdasarkan stabel soutput sdi satas, spada stabel scoefficients, spada skolom sB
spada sconstant s(a) sadalah s18,690. sSedangkan snilai spengambilan skeputusan s(b)
sadalah s0,545. sSehingga spersamaan sregresinya sdapat sditulis sY= sa s+ sbX satau
s18,690 s+ s0,365.
Adapun spersamaan sregresi sdiatas: sNilai skonstanta spositif ssebesar s18,690
smenunjukkan spengaruh spositif sveriabel sdependent s(pengambilan skeputusan).
sBilai svariabel sindependent snaik satau sberpengaruh sdalam ssatu ssatuan, smaka
svariabel skinerja sguru sakan snaik satau sterpenuhi. sKoefisien sregresi ssebesar s0,545
smenyatakan sbahwa sjika spengambilan skeputusan s(X2) smengalami skenaikan ssatu
ssatuan, smaka skinerja sguru s(Y) sakan smengalami speningkatan ssebesar s0,545 satau
s54,5 s%. sJika ssig s< s0,05 syaitu s0,014 s> s0,05 smaka spengambilan skeputusan
ssignifikan sterhadap skinerja sguru

2. Uji regresi berganda


a) Uji regresi berganda di SMP Negeri 1 Tangse
Teknik sanalisis sdata suntuk smenguji shipotesis spenelitian sini smenggunakan
spersamaan sregresi sberganda. sDimana skita sakan smencari spengaruh syang
ssignifikan skomunikasi kepala sekolah s(X1), smanajemen skonflik s(X2), sdan
sPengambilan skeputusan skepala ssekolah s(X3) sterhadap sKinerja sGuru s(Y). sOutput
sdari sprogram sSPSS sversi s20 sdiperoleh snilai sregresi syang sterlihat spada stabel
sdibawah sini:

87
Tabel 41.
Hasil Uji regresi berganda Pengaruh variabel komunikasi kepala sekolah,
manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala
sekolah terhadap Variabel Kinerja Guru.

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 7.331 10.918 .671 .510

Komunikasi kepala
.525 .176 .491 2.977 .008
sekolah

Manajemen konflik
1
kepala sekolah kepala .169 .165 .180 1.028 .318
sekolah

pengambilan
.494 .192 .438 2.573 .019
keputusan

a. Dependent Variable: kinerja guru

Berdasarkan tabel output di atas, pada tabel coefficients, pada kolom B pada constant
(a) adalah 7,331. Sehingga persamaan regresinya dapat ditulis Y= 7,331+ 0,525 X1 + 0,169
X2 + 0,494 X3.
- Nilai a sebesar 7.331 merupakan konstanta atau keadaan saat variabel kinerja guru belum
dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel komunikasi kepala sekolah (X1),
manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah (X2), dan pegambilan keputusan
kepala sekolah (X3). Jika variabel independent tidak ada maka variabel kinerja guru tidak
mengalami perubahan.
- Besarnya skoefisien sregresi sB1 sadalah s0,525, shal sini smenunjukkan sbahwa
sdengan smeningkatnya svariabel sX1 smakan sakan smeningkatkan svariabel sY
ssebesar s0,525. sJika ssig s< s0,05 syaitu s0,008 s> s0,05 smaka sX1 sberpengaruh
ssignifikan sterhadap skinerja sguru.
- Besarnya skoefisien sregresi sB2 sadalah s0,169, shal sini smenunjukkan sbahwa
sdengan smeningkatnya svariabel sX2 smakan sakan smeningkatkan svariabel sY
ssebesar s0,169. sJika ssig s< s0,05 syaitu s0,318 s> s0,05 smaka sX2 stidak
sberpengaruh ssignifikan sterhadap skinerja sguru.

88
- Besarnya skoefisien sregresi sB3 sadalah s0,494, shal sini smenunjukkan sbahwa
sdengan smeningkatnya svariabel sX1 smakan sakan smeningkatkan svariabel sY
ssebesar s0,494. sJika ssig s< s0,05 syaitu s0,019 s> s0,05 smaka sX3 sberpengaruh
ssignifikan sterhadap skinerja sguru.
Persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa pengaruh komunikasi kepala
sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah, pengambilan keputusan
kepala sekolah kinerja guru perngaruh positif terhadap kinerja guru, yang berarti
semakin baik komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala
sekolah, dan pengambilan keputusan kepala sekolah maka akan semakin baik pula
kinerja guru. Selanjutnya berdasarkan nilai koefisien regresi pada masing-masing
variabel, jika variabel diurutkan dari pengaruh terbesar sampai terkecil, maka yang
sangat pengaruh pertama adalah komunikasi kepala sekolah (X1), Pengambilan
keputusan kepala sekolah (X3) dan yang terkecil adalah manajemen konflik kepala
sekolah kepala sekolah (X2).
b) Uji regresi berganda di SMP Negeri 2 Tangse
Teknik sanalisis sdata suntuk smenguji shipotesis spenelitian sini smenggunakan
spersamaan sregresi sberganda. sDimana skita sakan smencari spengaruh syang
ssignifikan skomunikasi kepala sekolah s(X1), smanajemen skonflik s(X2), sdan
sPengambilan skeputusan skepala ssekolah s(X3) sterhadap sKinerja sGuru s(Y). sOutput
sdari sprogram sSPSS sversi s20 sdiperoleh snilai sregresi syang sterlihat spada stabel
sdibawah sini:
Tabel 42.
Hasil Uji Pengaruh Variabel komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala
sekolah kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap Variabel
Kinerja Guru

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 1.505 8.057 .187 .854

Komunikasi kepala
.283 .111 .372 2.547 .020
sekolah

manajemen konflik
1
kepala sekolah kepala .248 .090 .416 2.761 .013
sekolah

pengambilan
.403
89 .154 .382 2.625 .017
keputusan

a. Dependent Variable: kinerja guru


Berdasarkan tabel output di atas, pada tabel coefficients, pada kolom B pada
constant (a) adalah 1,505. Sehingga persamaan regresinya dapat ditulis Y= 1,505 +
0,283 X1 + 0,248 X2 + 0,403 X3.
- Nilai a sebesar 1,505 merupakan konstanta atau keadaan saat variabel kinerja
guru belum dipengaruhi oleh variabel lainnya yaitu variabel komunikasi
kepala sekolah (X1), manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah (X2),
dan pegambilan keputusan kepala sekolah (X3). Jika variabel independent
tidak ada maka variabel kinerja guru tidak mengalami perubahan.
- Besarnya skoefisien sregresi sB1 sadalah s0,283, shal sini smenunjukkan sbahwa
sdengan smeningkatnya svariabel sX1 smakan sakan smeningkatkan svariabel sY
ssebesar s0,283. sJika ssig s< s0,05 syaitu s0,020 s> s0,05 smaka sX1 sberpengaruh
ssignifikan sterhadap skinerja sguru.
- Besarnya skoefisien sregresi sB2 sadalah s0,248, shal sini smenunjukkan sbahwa
sdengan smeningkatnya svariabel sX2 smakan sakan smeningkatkan svariabel sY
ssebesar s0,248. sJika ssig s< s0,05 syaitu s0,013 s< s0,05 smaka sX2 sberpengaruh
ssignifikan sterhadap skinerja sguru.
- Besarnya skoefisien sregresi sB3 sadalah s0,403, shal sini smenunjukkan sbahwa
sdengan smeningkatnya svariabel sX1 smakan sakan smeningkatkan svariabel sY
ssebesar s0,403. sJika ssig s< s0,05 syaitu s0,017 s> s0,05 smaka sX3 sberpengaruh
ssignifikan sterhadap skinerja sguru.
Persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa pengaruh komunikasi kepala
sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah, pengambilan keputusan
kepala sekolah kinerja guru perngaruh positif terhadap kinerja guru, yang berarti
semakin baik komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala
sekolah, dan pengambilan keputusan kepala sekolah maka akan semakin baik pula
kinerja guru. Selanjutnya berdasarkan nilai koefisien regresi pada masing-masing
variabel, jika variabel diurutkan dari pengaruh terbesar sampai terkecil, maka yang
sangat pengaruh pertama adalah komunikasi kepala sekolah (X1), Pengambilan
keputusan kepala sekolah (X3) dan yang terkecil adalah manajemen konflik kepala
sekolah kepala sekolah (X2).

90
3. Uji koefisien diterminasi (R2)
a) Uji koefisien diterminasi (R2) di SMP Negeri 1 Tangse
Uji R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini koefisien determinasi
menggunakan nilai adjusted R2.

Tabel 43.
Uji koefesien determinasi variabel komunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .517a .267 .231 3.66126

a. Predictors: (Constant), Komunikasi kepala sekolah


b. Dependent Variable: Kinerja guru

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi kepala sekolah terhadap
kinerja guru berpengaruh sebesar 0,231 atau 23,1 %. Sedangkan 76,9% dipengaruhi oleh
variabel-variabel diluar variabel independen penelitian ini.

Tabel 44.
Uji koefesien determinasi variabel manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah
terhadap kinerja guru

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .612 a
.375 .344 2.33685

a. Predictors: (Constant), Manajemen konflik kepala sekolah kepala


sekolah
b. Dependent Variable: Kinerja guru

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik kepala sekolah kepala
sekolah terhadap kinerja guru berpengaruh sebesar 0,344 atau 34,4 %. Sedangkan 65,6%
dipengaruhi oleh variabel-variabel diluar variabel independen penelitian ini.

91
Tabel 45.
Uji koefesien determinasi variabel pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap
kinerja guru

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .517 a
.267 .231 2.53026

a. Predictors: (Constant), Pengambilan keputusan


b. Dependent Variable: Kinerja guru

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan kepala sekolah
terhadap kinerja guru berpengaruh sebesar 0,231 atau 23,1 %. Sedangkan 76,9%
dipengaruhi oleh variabel-variabel diluar variabel independen penelitian ini.

Tabel 46.
Uji koefesien determinasi variabel komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik
kepala sekolah kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap kinerja
guru

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .802a .643 .583 1.86191

a. Predictors: (Constant), Pengambilan keputusan, Komunikasi kepala


sekolah, Manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah
b. Dependent Variable: Kinerja guru

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi kepala sekolah, manajemen
konflik kepala sekolah kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap
kinerja guru berpengaruh sebesar 0,583 atau 58,3 %. Sedangkan 41,7% dipengaruhi oleh
variabel-variabel diluar variabel independen penelitian ini.

b) Uji koefisien diterminasi (R2) di SMP Negeri 2 Tangse

92
Uji R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menjelaskan variasi variabel dependen. Dalam penelitian ini koefisien determinasi
menggunakan nilai adjusted R2.
Tabel 47.
Uji koefesien determinasi variabel komunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .512a .262 .225 2.53931

a. Predictors: (Constant), Komunikasi kepala sekolah


b. Dependent Variable: Kinerja guru

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi kepala sekolah terhadap
kinerja guru berpengaruh sebesar 0,225 atau 22,5 %. Sedangkan 77,5% dipengaruhi oleh
variabel-variabel diluar variabel independen penelitian ini.

Tabel 48.
Uji koefesien determinasi variabel manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah
terhadap kinerja guru

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .612a .375 .344 2.33685

a. Predictors: (Constant), Manajemen konflik kepala sekolah kepala


sekolah
b. Dependent Variable: Kinerja guru

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik kepala sekolah kepala
sekolah terhadap kinerja guru berpengaruh sebesar 0,344 atau 34,4 %. Sedangkan 65,6%
dipengaruhi oleh variabel-variabel diluar variabel independen penelitian ini.

93
Tabel 49.
Uji koefesien determinasi variabel pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap
kinerja guru.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .517 a
.267 .231 2.53026

a. Predictors: (Constant), Pengambilan keputusan


b. Dependent Variable: Kinerja guru

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan kepala sekolah
terhadap kinerja guru berpengaruh sebesar 0,231 atau 23,1 %. Sedangkan 76,9%
dipengaruhi oleh variabel-variabel diluar variabel independen penelitian ini.

Tabel 50.
Uji koefesien determinasi variabel komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik
kepala sekolah kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap kinerja
guru

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .802 a
.643 .583 1.86191

a. Predictors: (Constant), Pengambilan keputusan, Komunikasi kepala


sekolah, Manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah
b. Dependent Variable: Kinerja guru

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi kepala sekolah, manajemen
konflik kepala sekolah kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap
kinerja guru berpengaruh sebesar 0,583 atau 58,3 %. Sedangkan 41,7% dipengaruhi oleh
variabel-variabel diluar variabel independen penelitian ini.

4. Uji parsial (Uji -t)


a) Uji- t di SMP Negeri 1 Tangse

94
Uji st smerupakan spengujian suntuk smenunjukkan spengaruh ssecara sindividu
svariabel sbebas syang sada sdalam smodel sterhadap svariabel sterikat. sHal sini
sdimaksudkan suntuk smengetahui sseberapa sjauh spengaruh ssatu svariabel sbebas sdalam
smenjelaskan svariabel sterikat. sPengujian slinieritas shubungan santara skomunikasi kepala
sekolah, smanajemen skonflik, spengambilan skeputusan sterhadap skinerja sguru sdengan
sbantuan sperangkat slunak skomputer spengolah sdata sSPSS sversi s20 sfor sWindows.
Dasar spengambilan skeputusan sadalah sbahwa sditerima sHo sjika snilai sSignifikasi s>
sAlpha s0,05 sdan sHa sjika snilai ssignifikasi s< sAlpha s0,05. sHasil sperhitungan skorelasi
sKomunikasi kepala sekolah sberpengaruh ssecara ssignifikan sterhadap skinerja sguru sdi
sdi sSMP sNegeri s1 sTangse, sdapat sdilihat spada stabel sdibawah sini:

Tabel 51.
Hasil Uji-t Variabel komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah
kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap Variabel Kinerja
Guru

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 7.331 10.918 .671 .510

Komunikasi kepala
.525 .176 .491 2.977 .008
sekolah

Manajemen konflik
1
kepala sekolah kepala .469 .165 .327 2.562 .016
sekolah

pengambilan
.494 .192 .438 2.573 .019
keputusan

Berdasar output data pada tabel di atas adalah sebagai berikut:


1) Pengujian shipotesis spertama s(H1) syaitu spengaruh skomunikasi kepala sekolah
sterhadap skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s1 sTangse. sDiketahui snilai ssig. suntuk
spengaruh sX1 sterhadap sY sadalah ssebesar s0,008 s<0,05 sdan snilai st-hitung
s2,977 s> s2,086 ssehingga sdapat sdisimpulkan sbahwa sHo sditolak sdan sHa
sditerima, syang sberarti sterdapat spengaruh skomunikasi kepala sekolah sterhadap
skinerja sguru. s

95
2) Pengujian shipotesis spertama s(H2) syaitu spengaruh smanjemen skonflik sterhadap
skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s1 sTangse. sDiketahui snilai ssig. suntuk spengaruh
sX2 sterhadap sY sadalah ssebesar s0,0016 s< s0,05 sdan snilai st-hitung s2,562 s>
s2,086 ssehingga sdapat sdisimpulkan sbahwa sHo sditolak sdan sHa sditerima, syang
sberarti sterdapat spengaruh smanajemen skonflik sterhadap skinerja sguru. s
3) Pengujian shipotesis spertama s(H3) syaitu spengaruh spengambilan skeputusan
skepala ssekolah sterhadap skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s1 sTangse. sDiketahui
snilai ssig. suntuk spengaruh sX3 sterhadap sY sadalah ssebesar s0,019 s< s0,05 sdan
snilai st-hitung s2,573>2,086 ssehingga sdapat sdisimpulkan sbahwa sHo sditolak
sdan sHa sditerima, syang sberarti sterdapat spengaruh spengambilan skeputusan
skepala ssekolah sterhadap skinerja sguru.

b) Uji- t di SMP Negeri 2 Tangse


Uji st smerupakan spengujian suntuk smenunjukkan spengaruh ssecara sindividu
svariabel sbebas syang sada sdalam smodel sterhadap svariabel sterikat. sHal sini
sdimaksudkan suntuk smengetahui sseberapa sjauh spengaruh ssatu svariabel sbebas sdalam
smenjelaskan svariabel sterikat. sPengujian slinieritas shubungan santara skomunikasi kepala
sekolah, smanajemen skonflik, spengambilan skeputusan sterhadap skinerja sguru sdengan
sbantuan sperangkat slunak skomputer spengolah sdata sSPSS sversi s20 sfor sWindows.
Dasar spengambilan skeputusan sadalah sbahwa sditerima sHo sjika snilai sSignifikasi s>
sAlpha s0,05 sdan sHa sjika snilai ssignifikasi s< sAlpha s0,05. sHasil sperhitungan skorelasi
sKomunikasi kepala sekolah sberpengaruh ssecara ssignifikan sterhadap skinerja sguru sdi
sdi sSMP sNegeri s2 sTangse, sdapat sdilihat spada stabel sdibawah sini:

Tabel 52.
Hasil Uji-t Variabel komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah
kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap Variabel Kinerja Guru

96
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 1.505 8.057 .187 .854

Komunikasi kepala
.283 .111 .372 2.547 .020
sekolah

manajemen konflik
1
kepala sekolah kepala .248 .090 .416 2.761 .013
sekolah

pengambilan
.403 .154 .382 2.625 .017
keputusan

a. Dependent Variable: kinerja guru

Berdasar output data pada tabel di atas adalah sebagai berikut:


1) Pengujian shipotesis spertama s(H1) syaitu spengaruh skomunikasi kepala sekolah
sterhadap skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s1 sTangse. sDiketahui snilai ssig. suntuk
spengaruh sX1 sterhadap sY sadalah ssebesar s0,020 s< s0,05 sdan snilai st-hitung s2,547
s> s2,086 ssehingga sdapat sdisimpulkan sbahwa sHo sditolak sdan sHa sditerima, syang
sberarti sterdapat spengaruh skomunikasi kepala sekolah sterhadap skinerja sguru. s
2) Pengujian shipotesis spertama s(H2) syaitu spengaruh smanjemen skonflik sterhadap
skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s2 sTangse. sDiketahui snilai ssig. suntuk spengaruh
sX2 sterhadap sY sadalah ssebesar s0,013 s< s0,05 sdan snilai st-hitung s2,761 s> s2,086
ssehingga sdapat sdisimpulkan sbahwa sHo sditolak sdan sHa sditerima, syang sberarti
sterdapat spengaruh smanajemen skonflik sterhadap skinerja sguru. s
3) Pengujian shipotesis spertama s(H3) syaitu spengaruh spengambilan skeputusan
skepala ssekolah sterhadap skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s2 sTangse. sDiketahui
snilai ssig. suntuk spengaruh sX3 sterhadap sY sadalah ssebesar s0,017 s< s0,05 sdan
snilai st-hitung s2,625 s> s2,086 ssehingga sdapat sdisimpulkan sbahwa sHo sditolak
sdan sHa sditerima, syang sberarti sterdapat spengaruh spengambilan skeputusan
skepala ssekolah sterhadap skinerja sguru.

97
5. Uji F-test
a) Uji F-tes di SMP Negeri 1 Tangse
Uji F-test digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independent (komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala
sekolah, dan pengambilan keputusan kepala sekolah) terhadap variabel dependen (kinerja
guru). Uji F-test untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 53.
Hasil Uji regresi berganda variabel komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik
kepala sekolah kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap
Variabel Kinerja Guru (tabel Anova)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 199.188 3 66.396 7.165 .002b

1 Residual 166.812 18 9.267

Total 366.000 21

a. Dependent Variable: Kinerja guru


b. Predictors: (Constant), Pengambilan Keputusan, Komunikasi kepala sekolah, Manajemen
konflik kepala sekolah kepala sekolah

Berdasarkan tabel output di atas, diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh X1,
X2, dan X3 secara silmultan terhadap Y adalah sebesar 0,002 < 0,05 dan nilai F hitung
7,165 >3,13, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 di terima yang berarti terdapat
pengaruh secara simultan antara komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala

98
sekolah kepala sekolah dan pengambilan keputusan kepala sekolah secara terhadap
kinerja guru.

b) Uji F di SMP Negeri 2 Tangse


Uji F-test digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independent (komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala
sekolah, dan pengambilan keputusan kepala sekolah) terhadap variabel dependen (kinerja
guru). Uji F-test untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 54.
Hasil Uji Pengaruh variabel komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala
sekolah kepala sekolah, pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap Variabel
Kinerja Guru (tabel Anova)
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 112.372 3 37.457 10.805 .000b

1 Residual 62.401 18 3.467

Total 174.773 21

a. Dependent Variable: Kinerja guru


b. Predictors: (Constant), Pengambilan keputusan, Komunikasi kepala sekolah, Manajemen
konflik kepala sekolah kepala sekolah

Berdasarkan tabel output di atas, diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh X1, X2,
dan X3 secara silmultan terhadap Y adalah sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai F hitung
10,805>3,13, sehingga dapat disimpulkan bahwa H3 di terima yang berarti terdapat
pengaruh secara simultan antara komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala
sekolah kepala sekolah dan pengambilan keputusan kepala sekolah secara terhadap
kinerja guru.

C. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


1. Pengaruh komunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1
tangse dan di SMP Negeri 2 Tangse

99
Berdasarkan shasil spenelitian sbahwa sterdapat spengaruh skomunikasi kepala sekolah
sterhadap skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s1 sTangse sdengan ssignifikansi suji slinearitas
sdengan sSig s< s0,05 sdimana s0,014 s< s0,05 smaka sdari shasil spengolahan sdata stersebut
sdapat sdisimpulkan sbahwa santara svariabel sbebas sdengan svariabel sterikat smempunyai
shubungan syang slinier. sDengan suji-t snilai ssig. suntuk spengaruh sX1 sterhadap sY sadalah
ssebesar s0,008<0,05 sdan snilai st-hitung s2,977>2,086 ssehingga sdapat sdisimpulkan sbahwa
sHo sditolak sdan sHa sditerima, yang berarti terdapat pengaruh komunikasi kepala sekolah
terhadap kinerja guru. nilai koefisien korelasi komunikasi kepala sekolah sebesar 0,517
berdasarkan pedoman nilai interpretasi kolerasi berada pada rentang “0,400-0,599” yang
berarti tingkan hubungan komunikasi kepala sekolah terhadap kinerja guru termasuk pada
tingkat hubungan yang sedang.
Sedangkan hasil penelitian bahwa sterdapat spengaruh skomunikasi kepala sekolah
sterhadap skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s2 sTangse sdengan ssignifikansi suji slinearitas
sdengan sSig s< s0,05 sdimana s0,015 s< s0,05 smaka sdari shasil spengolahan sdata stersebut
sdapat sdisimpulkan sbahwa santara svariabel sbebas sdengan svariabel sterikat smempunyai
shubungan syang slinier. sDengan suji-t snilai ssig. suntuk spengaruh sX1 sterhadap sY sadalah
ssebesar s0,020<0,05 sdan snilai st-hitung s2,547>2,086 ssehingga sdapat sdisimpulkan sbahwa
sHo sditolak sdan sHa sditerima, yang berarti terdapat pengaruh komunikasi kepala sekolah
terhadap kinerja guru. nilai koefisien korelasi komunikasi kepala sekolah sebesar 0,512
berdasarkan pedoman nilai interpretasi kolerasi berada pada rentang “0,400-0,599” yang
berarti tingkan hubungan komunikasi kepala sekolah terhadapa kinerja guru termasuk pada
tingkat hubungan yang sedang.
Hasil spenelitian syang ssesuai sdengan spenelitian sini sdilakukan soleh s(Christifora
sRahawarin, s2015: s185) smenunjukan sbahwa skomunikasi kepala sekolah sorganisasi
sberpengaruh sterhadap skinerja sguru. sKomunikasi kepala sekolah syang sefektif sdan
sterbuka santar sguru sdan sguru, sguru sdan skepala ssekolah, sguru sdan ssiswa, sserta santar
ssetiap swarga ssekolah sdapat smengarahkan sanggota sorganisasi suntuk smenjalankan stugas
sdengan sbaik ssehingga sdapat sberdampak spositif sterhadap skinerja swarga ssekolah sdalam
shal sini sadalah sguru. sDan sjuga ssesuai sdengan spenelitian syang sdilakukan soleh s(Ahmad
sSumali, s2019: s442) sBahwa spengaruh spositif sdan ssignifikan ssecara sparsial santara
skomunikasi kepala sekolah sterhadap skinerja sguru, shal sini sdilihat sdari suji shipotesis
sdengan skedua svariabel smempunyai stingkat spengaruh syang skuat. sBerdasarkan shasil
sstatistik, sdiperoleh snilai spersamaan skoefesien skolerasi ssebesar spersamaan sregresi sY s=

100
s9,725 s+ s0,408X1 sdan snilai skoefisien skorelasi ssebesar s0,703 sartinya skedua svariabel
smempunyai stingkat spengaruh syang skuat. sNilai sdeterminasi satau skontribusi spengaruh
skomunikasi kepala sekolah s(X1) sterhadap skinerja sguru s(Y) sadalah ssebesar s0,494 satau
ssebesar s49,4% ssedangkan ssisanya s50,6% sdipengaruhi soleh sfaktor slain. sHal sini
smenunjukkan sbahwa skomunikasi kepala sekolah syang smeningkat sakan smeningkatkan
skinerja sguru. sUji shipotesis sdiperoleh st shitung s> st stabel satau s(5,927 s> s2,028), shal sini
sdiperkuat sdengan sprobability ssignicancy s0,000 s< s0,05, sdengan sdemikian sH0 sditolak
sdan sH1 sditerima sartinya sterdapat spengaruh spositif sdan ssignifikan ssecara sparsial santara
skomunikasi kepala sekolah sterhadap skinerja sguru sSDN sParakan sTangerang. s sSelain situ
spenelitian sdari s(Vincentzo sCalviny sJoski, s2015: s2335) sTerdapat spengaruh skomunikasi
kepala sekolah sorganisasi syang sberlaku sdi sSMA sRegina sPacis sBogor, syaitu ssebesar
s8.473 sdengan spersentase s72,3% syang stermasuk ske sdalam skategori sbaik. sArtinya
skriteria srata-rata sresponden smengenai skomunikasi kepala sekolah sorganisasi ssecara
skeseluruhan sadalah sbaik. sNamun smasih sterdapat skekurangan sdimana spara sguru smenilai
smasih sada syang skurang sbaik sdalam sSMA sRegina sPacis sBogor, sterlihat sdari sdua
sdimensi syang smemiliki skategori skurang sbaik, syaitu skepuasan sorganisasi sdan sketepatan
spesan.
Hasil spenelitian sini ssesuai sdengan steori syang sdipaparkan soleh s(Ivancevich, set sal,
s2007: s115) syang smenyatakan s“Komunikasi kepala sekolah smembantu sanggota-anggota
sorganisasi smencapai stujuan sindividu sdan sjuga stujuan sorganisasi, smerespon sdan
smengimplementasikan sperubahan sorganisasi, smengkoordinasikan saktivitas sorganisasi,
sdan sikut smemainkan speran sdalam shampir ssemua stindakan sorganisasi syang srelevan”.
sKomunikasi kepala sekolah smerupakan shal spenting sdan ssangat sdiperlukan, sbaik soleh
smanusia smaupun sorganisasi. sSetiap sorganisasi smemerlukan skegiatan skomunikasi kepala
sekolah sdi sdalamnya, syang slebih sdikenal sdengan skomunikasi kepala sekolah sorganisasi.
sOrganisasi stak shanya sdiperlukan sdalam sperusahaan, spendidikan spun smemerlukan
sadanya sorganisasi sdi sdalamnya. sOrganisasi spendidikan sserta skomunikasi kepala sekolah
sorganisasi smemiliki smanajemen sdan sketerkaitan ssatu ssama slain. sSesuai sdengan
spendapat sIrianta sdan sSyaripudin s(2013:48), syang smenyatakan sbahwa sdalam smanajemen
sorganisasi spendidikan sterdapat smanajemen skomunikasi kepala sekolah sorganisasi. sOleh
skarena situ, sdalam supaya smeningkatkan smutu spendidikan sdan smutu spengelolaan
sorganisasi spendidikan, skomunikasi kepala sekolah syang sbermutu spun smenjadi sbagian
spenting. sPendidikan syang sbermutu santara slain sditopang sjuga sdengan skomunikasi kepala

101
sekolah syang sbermutu syang sterjadi sdan sdilakukan sorganisasi sinstitusi spendidikan.
sKomunikasi kepala sekolah sorganisasi smemiliki spengaruh sterhadap skinerja. sPace sdan
sFaules s(2006:386) smenjelaskan sbahwa skomunikasi kepala sekolah sorganisasi ssebagai
sperantara santara ssumber sdaya smanusia sdengan sberfungsinya sorganisasi sdan shasil
sorganisasi, sberupa svitalitas. sVitalitas skerja smemiliki sempat sunsur, syaitu sharapan,
spemenuhan, speluang sdan skinerja. sTerlihat sbahwa skomunikasi kepala sekolah sorganisasi
sdapat smemberikan shasil sorganisasi sberupa svitalitas skerja sdan svitalitas skerja smemiliki
sunsur skinerja sdi sdalamnya. sBerdasarkan shal stersebut, skomunikasi kepala sekolah
sorganisasi sberpengaruh sterhadap skinerja. sDengan sdemikian sperlu sterus sdiupayakan sagar
stercipta skomunikasi kepala sekolah syang sefektif, sterbuka, sserta skomunikasi kepala
sekolah syang sterarah sdengan sbaik santara sguru sdengan sguru, sguru sdengan skepala
ssekolah, sguru sdengan ssiswa, sdan santar ssemua swarga ssekolah ssehingga skinerja sguru
sSMP sNegeri sdi skecamatan stangse skabupaten spidie sprovinsi sAceh spun sdapat sterus
sditingkatkan.

2. Pengaruh Manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah terhadap kinerja


guru di SMP Negeri 1 tangse dan di SMP Negeri 2 Tangse
Berdasarkan shasil spenelitian sdapat sdilihat sbahwa sterdapat spengaruh smanajemen
skonflik sterhadap skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s1 sTangse sdengan ssignifikansi suji
slinearitas sdengan sSig s< s0,05 sdimana s0,039 s< s0,05 smaka sdari shasil spengolahan sdata
stersebut sdapat sdisimpulkan sbahwa santara svariabel sbebas sdengan svariabel sterikat
smempunyai shubungan syang slinier. sDengan suji-t snilai ssig. suntuk spengaruh sX2 sterhadap
sY sadalah ssebesar s0,0016<0,05 sdan snilai st-hitung s2,562>2,086 ssehingga sdapat
sdisimpulkan sbahwa sHo sditolak sdan sHa sditerima, yang berarti terdapat pengaruh
manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah terhadap kinerja guru.koefisien korelasi
manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah sebesar 0,442 berdasarkan pedoman nilai
interpretasi kolerasi berada pada rentang “0,400-0,599” yang berarti tingkan hubungan
komunikasi kepala sekolah terhadapa kinerja guru termasuk pada tingkat hubungan yang
sedang.
Berdasarkan shasil spenelitian sdapat sdilihat sbahwa sterdapat spengaruh smanajemen
skonflik sterhadap skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s2 sTangse sdengan ssignifikansi suji
slinearitas sdengan sSig s< s0,05 sdimana s0,002 s< s0,05 smaka sdari shasil spengolahan sdata
stersebut sdapat sdisimpulkan sbahwa santara svariabel sbebas sdengan svariabel sterikat

102
smempunyai shubungan syang slinier. sDengan suji-t snilai ssig. suntuk spengaruh sX2 sterhadap
sY sadalah ssebesar s0,013<0,05 sdan snilai st-hitung s2,761>2,086 ssehingga sdapat
sdisimpulkan sbahwa sHo sditolak sdan sHa sditerima, syang sberarti sterdapat spengaruh
smanajemen skonflik sterhadap skinerja sguru. nilai koefisien korelasi komunikasi kepala
sekolah sebesar 0,612 berdasarkan pedoman nilai interpretasi kolerasi berada pada rentang
“0,600-0,799” yang berarti tingkan hubungan komunikasi kepala sekolah terhadapa kinerja
guru termasuk pada tingkat hubungan yang kuat.
Hasil spenelitian syang ssesuai sdengan spenelitian sini sdilakukan soleh s(Lutfiah, s2019:
s185) smenunjukan sbahwa smanajemen skonflik sberpengaruh sterhadap skinerja sguru.
sManajemen skonflik smerupakan scara syang sdapat sdigunakan sdari spihak syang sterlibat
skonflik satau spihak sketiga suntuk smenghadapi skonflik santara sdua sorang satau slebih satau
sdua skelompok satau slebih ssupaya smenemukan sjalan skeluar satas spermasalahan stersebut.
sSedangkan smenurut sWirawan smanajemen skonflik smerupakan sproses spihak syang
sterlibat skonflik satau spihak sketiga smenyusun sstrategi skonflik sdan smenerapkan suntuk
smengendalikan skonflik sagar smenghasilkan sresolusi syang sdiinginkan s(Wirawan, s2010:
s60). sMenurut sRusdiana s(2015:171) smanajemen skonflik sadalah sseni smengatur sdan
smengelola skonflik syang sada spada sorganisasi sagar smenjadi sfungsional sdan sbermanfaat
sbagi speningkatan sefektivitas sdan sprestasi sorganisasi. sMenurut sWirawan s(2010:129),
smanajemen skonflik smerupakan sproses spihak syang sterlibat skonflik satau spihak sketiga
smenyusun sstrategi skonflik sdan smenerapkan suntuk smengendalikan skonflik sagar
smenghasilkan sresolusi syang sdiinginkan. sSementara smenurut sTosi, sH. sL. set sal s(dalam
sWahyudi, s2015:47) sberpendapat sbahwa: sManajemen skonflik sdalam sorganisasi smenjadi
stanggung sjawab spimpinan sbaik smanajer stingkat slini s(supervisor), smanajer stingkat
smenengah s(middle smanager) sdan smanajer stingkat satas s(top smanager) smaka sdiperlukan
speran saktif suntuk smengarahkan ssituasi skonflik sagar stetap sproduktif. sManajemen skonflik
syang sefektif sdapat smencapai stingkat skonflik syang soptimal syaitu, smenumbuhkan
skreativitas sanggota, smenciptakan sinovasi, smendorong sperubahan sdan sbersikap skritis
sterhadap sperkembangan slingkungan. sSehingga spenulis sdapat ssimpulkan spengertian
smanajemen skonflik smerupakan scara syang sdilakukan sbagaimana smemanajemenkan ssuatu
skondisi skonflik syang sterjadi sdidalam ssuatu sorganisasi suntuk smencapai stujuan syang
ssudah sditetapkan. sKarena skonflik syang sterjadi sdiakibatkan stidak stercapai ssuatu skondisi
spemahaman syang ssama sdiantara sanggota sorganisasi ssecara svertikal smaupun ssecara
shorizontal.

103
Terdapat spenelitian syang sdilakukan soleh s(Rizal sLesmana, s2014: s12) sdengan sjudul
s"Pengaruh sKomunikasi kepala sekolah sdan sManajemen sKonflik sTerhadap sKinerja sGuru
s(Studi sKasus sGuru sSDN sGalang sKota sBatam)" sHasil spenelitian sdapat sdiketahui sbahwa
svariabel smanajemen skonflik, snilai st situng slebih sbesar s3818 sdan snilai s-t stabel ssebesar
s2000. sSehingga st shitung s> st stabel smaka sHi sditerima sdan sHo sditolak. sArtinya svariabel
smanajemen skonflik sberpengaruh ssecara ssignifikan sterhadap skinerja sguru, skeputusan sini
sdi sdukung sp. svalue syang sberada sdi sbawah s0,05 syaitu ssebesar s0,000. sBerdasarkan
spenelitian syang sdilakukan soleh s(Syahrul sBudiman) sbahwa s“konflik sl sberpengaruh
sterhadap skinerja sguru sMadrasah sAliyah sSwasta s(MAS) sAl sWashliyah sKabupaten
sLabuhanbatu.” sBerdasarkan shipotesis spertama sini sdilakukan spembuktian spengujian
sdengan smenggunakan sUji-t. sHasil sperhitungan ssecara sparsial sini smenunjukkan sbahwa
svariabel skonflik svertikal smemiliki snilai sthitung ssebesar s2,163 slebih sbesar sdibandingkan
sttabel s1,986 s(thitung>ttabel: s2,163>1,986) sdengan sdemikian sHa sditerima ssedangkan sH0
sditolak. sSehingga sdapat sdinyatakan sbahwa svariabel skonflik svertikal sberpengaruh
ssignifikan spada sα s= s0,05 sterhadap skinerja sguru sMadrasah sAliyah sSwasta s(MAS) sAl
sWashliya sKabupaten sLabuhanbatu.
menurut speneliti, sKonflik syang sterjadi santar sguru sdengan sguru sataupun sguru
sdengan skepala ssekolah, sjika stidak sditangani sdengan sbaik, sakan smengakibatkan sadanya
shambatan sbagi sguru suntuk sbekerja ssama sdalam smenyelesaikan stugas sdan spekerjaan syang
sdiberikan ssehingga skinerja sguru stersebut smenurun. sManajemen skonflik ssangat spenting
sbagi sSMP sNegeri sdi skecamatan sTangse skabupaten sPidie sprovinsi sAceh skarena
smanajemen skonflik smerupakan ssalah ssatu scara suntuk smengoptimalkan ssumber sdaya
smanusia ssehingga skinerja sguru sdapat smaksimal.

3. Pengaruh pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP


Negeri 1 tangse dan di SMP Negeri 2 Tangse
Berdasarkan shasil spenelitian sdapat sdilihat sbahwa sterdapat spengaruh spengambilan
skeputusan skepala ssekolah sterhadap skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s1 sTangse sdengan
ssignifikansi suji slinearitas sdengan sSig s< s0,05 sdimana s0,023 s< s0,05 smaka sdari shasil
spengolahan sdata stersebut sdapat sdisimpulkan sbahwa santara svariabel sbebas sdengan
svariabel sterikat smempunyai shubungan syang slinier. sDengan suji-t snilai ssig. suntuk
spengaruh sX3 sterhadap sY sadalah ssebesar s0,019<0,05 sdan snilai st-hitung s2,573>2,086
ssehingga sdapat sdisimpulkan sbahwa sHo sditolak sdan sHa sditerima, syang sberarti sterdapat

104
spengaruh spengambilan skeputusan skepala ssekolah sterhadap skinerja sguru. s snilai skoefisien
skorelasi skomunikasi kepala sekolah ssebesar s0,481 sberdasarkan spedoman snilai
sinterpretasi skolerasi sberada spada srentang s“0,400-0,599” syang sberarti stingkan shubungan
skomunikasi kepala sekolah sterhadapa skinerja sguru stermasuk spada stingkat shubungan
syang ssedang. s
Sedangkan sBerdasarkan shasil spenelitian sdapat sdilihat sbahwa sterdapat spengaruh
spengambilan skeputusan skepala ssekolah sterhadap skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s2 sTangse
sdengan ssignifikansi suji slinearitas sdengan sSig s< s0,05 sdimana s0,014 s< s0,05 smaka sdari
shasil spengolahan sdata stersebut sdapat sdisimpulkan sbahwa santara svariabel sbebas sdengan
svariabel sterikat smempunyai shubungan syang slinier. sDengan suji-t snilai ssig. suntuk
spengaruh sX3 sterhadap sY sadalah ssebesar s0,017<0,05 sdan snilai st-hitung s2,625>2,086
ssehingga sdapat sdisimpulkan sbahwa sHo sditolak sdan sHa sditerima, syang sberarti sterdapat
spengaruh spengambilan skeputusan skepala ssekolah sterhadap skinerja sguru. s snilai skoefisien
skorelasi skomunikasi kepala sekolah ssebesar s0,517 sberdasarkan spedoman snilai
sinterpretasi skolerasi sberada spada srentang s“0,400-0,599” syang sberarti stingkan shubungan
skomunikasi kepala sekolah sterhadapa skinerja sguru stermasuk spada stingkat shubungan
syang ssedang.
Berdasarkan shasil spenelitian syang sdilakukan soleh s(Muh. sNasrullah, s2017: s109) sini
smenunjukkan sbahwa spengambilan skeputusan skepala ssekolah smempengaruhi skinerja
sguru sdi sSMK sNegeri s1 sMakassar. sKorelasi satau shubungan santara spengambilan
skeputusan skepala ssekolah sdan skinerja sguru sdiperoleh spengaruhnya syang sberada sdalam
skategori srendah. sHal sini sberarti sterdapat shubungan skorelasional syang spositif santara
spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdengan skinerja sguru. sDalam spengambilan
skeputusan skepala ssekolah smelakukan stahap sidentifikasi, stahap spengembangan, sdan
stahap spemilihan sagar skeputusan syang sdiambil sbisa sditerima soleh ssemua sguru syang
sdapat smempengaruhi skinerja sguru. sBerdasarkan shasil spengujian shipotesis, sbahwa
sterdapat spengaruh svariabel spengambilan skeputusan skeapala ssekolah sterhadap svariabel
skinerja sguru sdi sSMK sNegeri s1 sMakassar. sHal sini smenunjukkan sbahwa shipotesis syang
smengatakan s“Diduga sterdapat spengaruh syang ssignifikan spengambilan skeputusan
skeapala ssekolah sterhadap skinerja sguru sdi sSMK sNegeri s1 sMakassar”. sInti sdalam
spenelitian sini sadalah spengambilan skeputusan skepala ssekolah sdapat smeningkatkan
skinerja sguru sapabila sdilakukan sdengan sbaik, ssehingga spenelitian sini sdapat sdi

105
skembangkan sdalam srangka smengetahui sgambaran spengambilan skeputusan skepala
ssekolah
Kepala ssekolah smemiliki speran syang ssangat spenting sdalam smeningkatkan skinerja
sguru, suntuk situ ssebelum smemutuskan ssegalah ssesuatu skepala ssekolah sharus smengetahui
ssebab sakibat sdari smasalah syang sdihadapi sdan smengetahui ssetiap skompetensi syang
sdimiliki sguru-guru sdan sselain situ skepala ssekolah sharus smendukung sdan smemberikan
smotivasi sterhadap sguru-guru. sPengambilan skeputususan skepala ssekolah syang sbaik stentu
sakan sberpengaruh sterhadap skinerja sguru.
Salah ssatu syang smempengaruhi skinerja sguru sjuga sadalah spengambilan skeputusan
skepala ssekolah sdiamana shasil spenelitian syang sdilakukan soleh s(Zainal sMustopa, s2017:
s98) sdi sSMP sIslam sTa’allumul sHuda sdan sSMP sIslam sMiftahul sManan sKecamatan
sBumiayu smenunjukkan sbanwa spengaruh santara spengambilan skeputusan sterhadap skinerja
sguru ssangat skuat sdengan skoefisien sdeterminasi ssebesar/ sR s2 s= s63%. sArtinya s63%
svariabel sY2 sbisa sdijelaskan soleh svariansi sdari svariabel sindependen sX2. sSedangkan
ssisanya s(100% s- s63% s= s37%) sdipengaruhi soleh svariabel-variabel slain. s
Masalah spengambilan skeputusan ssangat skomplek, sdimana spengambilan skeputusan
smeliki sdua sjenis skeputusan syaitu skeputusan sterprogram sdan skeputusan stak sterprogram.
s(a) sKeputusan sterprogram, smerupuakan skeputusan syang sbaikatan sdengan spersoalan syang
stelah sdiketahui ssebelumnya. sProes spengambilan skeputusan sterprogram sdidasarkan satas
steknik sdan sstandar stertentu. sKategori skeputusan sini sdapat sdikatakan ssebagai sproses
sjawaban ssecara sotomatis spada skebijakan syang ssudah sditentukan ssebelumnya. s(b)
sKeputusan stak sterprogram, smerupakan skeputusan syang sberkaitan sdengan sberbagai
spersoalan sbaru. sKeputusan stak sterprogram sberkaitan sdengan spersoalan syang scukup spelik,
skarena sbanyaknya sparameter syang sbelun sdiketahui.
Dengan skata slain sbahwa spengambilan skeputusan sterjadi smulai sdari sjenis skeputusan
ssepintas, sterprogram sdan skeputusan skomplek syang skesemuanya smempunyai spengaruh
sbesar sterhadap ssistem. sTingkat spengambilan skeputusan smeliputi stingkat spengambilan
skeputusan ssebagai sberikut: sPengambilan skeputusan stingkat sstrategis, sditandai soleh
sbanyak sketidak spastian sdan sberorientasi ske smasa sdepan. sKeputusan sini sdigunakan suntuk
smenentukan srencana sjangka spanjang. sStrategi sorganisasi sberhubungan sdengan spenentuan
stujuan, skebijakan, spengorganisasian, sdan spencapaian skeberhasilan sorganisasi.
sPengambilan skeputusan stingkat staktis, sberhubungan sdengan skegiatan sjangka spendek sdan
spenentu ssumber sdaya sorganisasi. sBerhubungan sdengan sperumusan sanggaran, sanalisis

106
saliran sdana, spemilihan slokasi, smasalah skepegawaian sdan spengembangan. sPengambilan
skeputusan stingkat steknis, sproses suntuk smenjamin sagar stugas-tugas sbisa sdilaksanakan
sdengan sefektif sdan sefisien. sYakub, sVico sHisbanarto, s2014: s165) s
Pengambilan skeputusan smerupakan saktivitas smanajemen sberupa spemilihan stindakan
salternatif syang stelah sdirumuskan ssebelumnya sguna smencari spemecahan smasalah,
stahapan-tahapan spengambilan skeputusan smelewati santara slain sPertama sTahapan
sintelegensi smerupakan spenelusuran smasalah syang sdimulai sdari skegiatan sa). sIdentifikasi
stujuan s(goals) satau ssasaran s(Objectives) sb) smencari s(search) sc) smengamati sprosedur
s(scanning sprosedures) sd) smengumpulkan sdata s(data scolection) se) smengidentifikasi
smasalah s(problem sidentification sf) smengklasifikasi smasalah s(problem sClassification)
sdan sg) smembuat sperumusan smasalah s(Problem sStatement). sKedua sTahap sdesain
smerupakan sperancangan spemecahan smasalah sdimulai sdengan skegiatan s(a) smembangun
ssebuah smodel s(formulate sa smodel), s(b) smengumpulkan skriteria suntuk sdipilih s(set
scriteria sfor scoice) s(c) smencari salternatif- salternatif s(search sfor salternatives) s(d)
smembuat staksiran sdan sukuran shasil s(predict sand smeasure soutcomes). sKetiga stahap
spilihan smerupakan sberbagai salternatif stindakan, sdimulai sdari skegiatan s(a) ssolusi
smenggunakan smodel s(solution sto sthe smodel), s(b) sanalisi ssensitivitas s(sensitivity
sanalisys) s(c) smenyeleksi salternatif sterbaik s(slection sof sthe saltenative) s(d) srencana suntuk
simplementasi s(plan sfor simplementation). s(e) smerancang ssisitem spengendalian s(design
sof scontrol ssystem) s(Wirawan, s2013: s46). s
Berdasarkan shasil spenelitian stersebut, smaka sdapat sdikatakan sbahwa spengambilan
skeputusan skepala ssekolah ssudah sbaik, shal sini sdapat sdilihat sdari sproses spengambilan
skeputusan syang sdilakukan skepala ssekolah sdalam smenyelesaikan smasalah sdi ssekolah
ssudah sbaik sdan skeputusan syang sdiambil situ ssudah sbisa sdi sterima sbaik soleh sguru-guru.
sHal sini sberarti skepala ssekolah sSMP sNegeri sdi skecamata sTangse skabupaten sPidie
sprovinsi sAceh stelah smenjadi ssosok spemimpin syang sbertanggung sjawab sserta sadil sdan
sbijak sdalam smengambil skeputusan sagar sguru syang sberada sdi ssekolah smerasa sdihargai
sdan sdiperlakukan sadil sdalam ssetiap saspek stanpa smelihat slatar sbelakang sguru stersebut.
sKepala ssekolah smemiliki speran syang ssangat spenting sdalam smeningkatkan skinerja sguru,
suntuk situ ssebelum smemutuskan ssegalah ssesuatu skepala ssekolah sharus smengetahui
ssebab sakibat sdari smasalah syang sdihadapi sdan smengetahui ssetiap skompetensi syang
sdimiliki sguru-guru sdan sselain situ skepala ssekolah sharus smendukung sdan smemberikan

107
smotivasi sterhadap sguru-guru. sPengambilan skeputususan skepala ssekolah syang sbaik stentu
sakan sberpengaruh sterhadap skinerja sguru.

4. Pengaruh komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala


sekolah, dan pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap kinerja guru di
SMP N 1 Tangse dan di SMP Negeri 2 Tangse
Berdasarkan shasil spenelitian sdapat sdilihat sbahwa sterdapat spengaruh skomunikasi
kepala sekolah, smanajemen skonflik, sdan spengambilan skeputusan skepala ssekolah
sterhadap skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s1 sTangse sdengan ssignifikansi suji slinearitas
sdengan sSig s< s0,05 sdimana s0,0002 s< s0,05 smaka sdari shasil spengolahan sdata stersebut
sdapat sdisimpulkan sbahwa santara svariabel sbebas sdengan svariabel sterikat smempunyai
shubungan syang slinier. snilai skoefisien skorelasi skomunikasi kepala sekolah, smanajemen
skonflik sdan spengambilan skeputusan skepala ssekolah ssebesar s0,738, sberdasarkan
spedoman snilai sinterpretasi skolerasi sberada spada srentang s“0,600-0,799” syang sberarti
stingkan shubungan skomunikasi kepala sekolah sterhadapa skinerja sguru stermasuk spada
stingkat shubungan syang skuat.
Sedangkan sberdasarkan shasil spenelitian sdapat sdilihat sbahwa sterdapat spengaruh
skomunikasi kepala sekolah, smanajemen skonflik, sdan spengambilan skeputusan skepala
ssekolah sterhadap skinerja sguru sdi sSMP sNegeri s2 sTangse sdengan ssignifikansi suji
slinearitas sdengan sSig s< s0,05 sdimana s0,000 s< s0,05 smaka sdari shasil spengolahan sdata
stersebut sdapat sdisimpulkan sbahwa santara svariabel sbebas sdengan svariabel sterikat
smempunyai shubungan syang slinier. snilai ssig suntuk spengaruh sX2 sterhadap sY sadalah
ssebesar s0,013<0,05 sdan snilai st-hitung s2,761>2,086 ssehingga sdapat sdisimpulkan sbahwa
sHo sditolak sdan sHa sditerima, syang sberarti sterdapat spengaruh smanajemen skonflik
sterhadap skinerja sguru. s snilai skoefisien skorelasi skomunikasi kepala sekolah ssebesar
s0,802 sberdasarkan spedoman snilai sinterpretasi skolerasi sberada spada srentang s“0,600-
0,799” syang sberarti stingkan shubungan skomunikasi kepala sekolah sterhadapa skinerja sguru
stermasuk spada stingkat shubungan syang skuat.
Komunikasi kepala sekolah smemegang speranan syang ssangat spenting sdalam
skehidupan smanusia. sAdanya skomunikasi kepala sekolah syang sefektif santara ssi
skomunikator s(pemberi spesan) sterhadap ssi skomunikan s(penerima spesan) sakan
smemudahkan skedua sbelah spihak suntuk ssaling smengerti sdan smemahami sapa syang shendak
sdisampaikan. sDalam sdunia spendidikan skhususnya, shubungan santara spimpinan sdan

108
sbawahan sdipengaruhi soleh sintensitas s(seberapa ssering) smereka smelakukan skomunikasi
kepala sekolah santara syang satasan ske sbawahan sataupun ssebaliknya. sKepala ssekolah syang
smemegang speran stertinggi sdisebuah ssekolah sdituntuk suntuk sdapat smemimpin ssekolah
skearah syang slebih sbaik. sHubungan santara skepala ssekolah sdengan stenaga spengajar sakan
sbaik sapabila sada skomunikasi kepala sekolah syang sbaik sdiantara smereka s(Deni sMerdi
sSimamora, s2018: s89) sDalam shal sini skomunikasi kepala sekolah syang sdigunakan skepala
ssekolah sharus sdapat sdipahami soleh stenaga spengajar ssehingga sbimbingan, ssaran sdan
snasihat sdapat sditerima sdengan sbaik. ssesuai sdengan steori ssifat ssyang ssmenyatakan ssbahwa
ssseseorang ssdapat ssmenjadi sspemimpin ssapabila ssmemiliki sssifat-sifat ssyang sslebih ssdaripada
ssyang ssdipimpin. ssDisamping ssmemiliki sskelebihan ssratio, ssrohaniah ssdan ssbadaniah,
ssseorang sspemimpin sshendaknya ssmemiliki sssifat-sifat ssyang sspositif, ssmisalnya: ssadil, sssuka
ssmelindungi, sspenuh sspercaya ssdiri, sspenuh ssinisiatif, ssmempunyai ssdaya sstarik, ssenergik,
sspersuasif, sskomunikatif ssdan sskreatif.
Konflik smerupakan ssebuah skata skerja sdari sbahasa sLatin sconfigure syang sdapat
sberarti ssaling smemukul, sselanjutnya sdiadopsi ske sdalam sbahasa sInggris smenjadi sconflict,
sserta sdiadopsi ske sdalam sbahasa sIndonesia smenjadi skonflik. s(Wirawan, s2016: s5)
smengartikan skonflik ssebagai ssuatu spertentangan syang sbiasanya sdiekspresikan soleh sdua
spihak sataupun slebih syang ssaling smemiliki srasa sketergantungan sterkait spusat skonflik.
spengekspresian sini sdapat smenggunakan spola sinteraksi sataupun spola sperilaku syang
smenghasilkan skeluaran skonflik, satau sbisa sdikatakan skonflik sbiasa sterjadi sketika sterdapat
slebih sdari ssatu stindakan sataupun spendapat syang sdipertimbangkan s(Pickering, s2001: s38).
Sedangkan skeputusan skepala ssekolah sdalam smeningkatkan skinerja sguru ssudah
ssangat sbaik sdijalankan, ssehingga skeputusan skepala ssekolah ssudah sbisa sdikatakan
sberjalan sdengan sbaik, sbeberapa sguru ssudah ssiap suntuk smengikuti speraturan sterbaru
smengenai speningkatan skinerja sguru, shasil spelatihan sbelum sberpengaruh skepada sguru-
guru sdi sSMP sNegeri s1 sTangse sdan sSMP sNegeri s2 sTangse. sSeperti shalnya sJames
s(1995) sbahwasannya ssebuah skeputusan syang sbaik sakan smenghasilkan stujuan sberhasil
ssesuai skesepakatan sbersama. sKepala ssekolah smelibatkan swakil skepala ssekolah suntuk
sperencanaan sdalam spenyelesaian smasalah sdalam smembuat skeputusan. sKepala ssekolah
stidak ssendirinya smembuat skeputusan, smelainkan sdibantu sanggota stim sasesor syang
smemberikan side-ide suntuk spengambilan skeputusan sdalam smerencanakan. sGuru ssenior
syang smemiliki skinerja sbagus sdilibatkan sdalam sberbagai skeputusan syang sdibuat soleh
skepala ssekolah skarena smengambil ssebuah skeputusan smembutuhkan spendapat sorang slain

109
syang sdimana skepala ssekolah sselalu smeminta ssaran sdari sbawahan, sjadi skepala ssekolah
stidak ssendirinya smerencanakan spengambilan skeputusan (Fitri Rahmadani Lubis, 2020:
150)
Berdasarkan hasil analisis menjelaskan bahwa komunikasi kepala sekolah, manajemen
konflik kepala sekolah kepala sekolah, dan pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap
kinerja guru di SMP N 1 Tangse dan di SMP Negeri 2 Tangse belajar memberikan
konstribusi positif yang cukup mendasar dalam efektivitas sekolah. Adanya komunikasi
kepala sekolah yang baik terhadap sesama baik guru dengan guru, guru dengan kepala
sekolah, guru dengan siswa, ataupu kepala sekolah dengan siswa dan seluruh staf sekolah
akan membuat suasana belajar mengajar lebih nyaman, sehingga itu juga akan sangat
berpengaru pada kinerja guru. Serta manajemen konfilk dan pengambilan keputusan kepala
sekolah akan sangat berpengaruh terhadap kinerja guru, karena apabila komunikasi kepala
sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah, dan pengambilan keputusan
kepala sekolah yang baik maka kinerja guru akan baik pula.

D. Keterbatasan Penelitian
Dalam spenelitian sini smemiliki sketerbatasan, sdiharapkan smembuka speluang sdan
skesempatan sbagi speneliti suntuk smelakukan spenelitian ssesuai satau ssejenis sagar slebih
smencakup sluas spengetahuan syang sberguna sdalam sberbagai skeilmuan. sKeterbatan sini
sseperti:
1. Penelitian yang kurang maksimal karena peneliti melakukan penelitian dalam
kondisi lagi andemi, jadi Sebagian guru tidak berkenan untuk mengisi angket dari
peneliti.
2. Keterbatasan waktu yang diberikan oleh peneliti dan kesibukan masing-masing guru
di sekolah.
3. Ketika penelitian angket tidak terisi penuh karena kesibukan guru, selain itu terdapat
beberapa angket yang tidak dikembalikann kepada peneliti.

110
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan dan pembahasannya mengenai pengaruh
komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah, pengambilan
keputusan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMP Negeri 1 Tangse dan SMP Negeri 2
Tangse, penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh komunikasi kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (Y) di
Negeri 1 Tangse, dengan persentase sebesar 23,1%. dan terdapat pengaruh
komunikasi kepala sekolah (X1) terhadap kinerja guru (Y) di SMP Negeri 2 Tangse,
dengan persentase sebesar 22,5%.
2. Terdapat pengaruh manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah (X2) terhadap
kinerja guru (Y) di Negeri 1 Tangse, dengan persentase sebesar 34,4%. dan terdapat
pengaruh manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah (X2) terhadap kinerja
guru (Y) di SMP Negeri 2 Tangse, dengan persentase sebesar 34,4%.
3. Terdapat pengaruh pengambilan keputusan kepala sekolah (X3) terhadap kinerja
guru (Y) di Negeri 1 Tangse, dengan persentase sebesar 23,1%. dan terdapat
pengaruh pengambilan keputusan kepala sekolah (X3) terhadap kinerja guru (Y) di
SMP Negeri 2 Tangse dengan persentase sebesar 23,1%.
4. Terdapat pengaruh komunikasi kepala sekolah (X1) manajemen konflik kepala
sekolah kepala sekolah (X2) dan pengambilan keputusan kepala sekolah (X3)
terhadap kinerja guru (Y) di Negeri 1 Tangse, dengan persentase sebesar 58,3%. dan
terdapat pengaruh komunikasi kepala sekolah (X1) manajemen konflik kepala
sekolah kepala sekolah (X2) pengambilan keputusan kepala sekolah (X3) terhadap
kinerja guru (Y) di SMP Negeri 2 Tangse, dengan persentase sebesar 58,4%.
Dari shasil stersebut sdapat sdikatakan sbahwa svariabel-variabel syang smempengaruhi
skinerja sguru stidak sdapat sberjalan ssensiri-sendiri snamun sharus sselalu sbersinergi sdalam
spelaksanaannya ssehingga smemberikan skontribusi syang stinggi.

111
B. Implikasi
Dari .hasil .penelitian .ini .serta .pembahasan .yang .sudah .dijabarkan .tentang
komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah, dan
.pengambilan .keputusan .kepala .sekolah terhadap kinerja .guru .di SMP Negeri di
Kecamatan Tangse Kabupaten Pidie Provinsi Aceh, .maka penulis .memberikan .penjelasan
.beberapa .implikasi yaitu:
1. Bagi Guru
Dalam komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala
sekolah dan manajemen pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap kinerja guru,
guru harus mampu berkomunikasi kepala sekolah dengan baik kepada kepala sekolah,
murid, dan kepada seluruh staff di sekolah, juga harus mampun megikuti manajemen
konflik kepala sekolah kepala sekolah yang di putuskan oleh kepala sekolah sagar
smasalah syang sdihadapi sbisa steratasi sdengan sbaik, sdan sterakhir sguru sharus
smengikuti skeputusan-keputusan syang sada suntuk smembiasakan sdiri satas speraturan
sterbaru. sPenyiapan sberbagai sfungsi smanajemen sharus sdisusun slebih sawal, sdan
suntuk speningkatakan skinerja sguru sterlebih sdahulu sguru sharus smenyiapkan sRPP
ssebelum smelakukan spengajaran sdi skelas sdan smeluangkan swaktunya sdalam
spenyusunan sadministrasi sserta smengikuti spelatihan-pelatihan smelulis skarya silmiah
suntuk snaik sgolongan. sUntuk spara stim sasesor slebih sgiat slagi smembantu sguru sdalam
spengembangan skinerja sguru.
2. Bagi Kepala sekolah
Dalam komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala
sekolah dan pengambilan keputusan kepala sekolah terhadap kinerja guru harus melihat
kesemua apakah komunikasi kepala sekolah antar sesama guru dengan guru atau guru
dengan siswa sudah berjalan dengan baik, dan harus memastikan tidak adanya
miskomunikasi kepala sekolah dengan sesame agar tidak terjadinya hal-hal yang tidak
terduga/ konflik. Begitu juga skepala ssekolah sharus smelihat ssemua smengikuti
smenajemen skonflik syang sdi sterapkan, sdan smelihat sdari skeadaan sguru sagar sguru
smengikuti skeputusan syang sterbaru ssambil smelakukan sperubahan satas skeputusan
skepala ssekolah sdan ssiap smendengarkan ssaran, skomentar sdari sbeberapa sguru. sJadi
sdari spenelitian sini sdiharapkan skepala ssekolah sbertanggung sjawab satas skekurangan
sguru sdan smembantu sguru suntuk slebih smengembangkan skemampuannya sdalam
smengajar sdan smemenuhi skebutuhan sguru. sKarena skepala ssekolah sharus sbisa

112
smenyiapkan sapa syang sdibutuhkan sguru sagar ssemua sberbagai skegiatan sguru sbisa
sterlaksana.

C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, beberapa saran yang dapat diajukan untuk
meningkatkan dan mengembangkan komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala
sekolah kepala sekolah dan pengambilan keputusan kepala sekolah adalah sebagai berikut:
1. Bagi skepala ssekolah sharus sselalu smengkomunikasi kepala sekolahkan ssegala ssesuatu
syang syang sterjadi sdisekolah sagar stidak sterjadinya skonflik, sdan sjuga shendaknya
sharus slebih ssigap suntuk smenanggapi skonflik syang sterjadi santara sguru sdisekolah,
sagar stidak sterjadi skonflik syang sberakibat snegatif sterhadap skinerja sguru. sDan sjuga
syang ssudah smelakukan sbanyak skeputusan suntuk speningkatan skinerja sguru sdi
ssekolah slebih smengembangkan slagi sagar spara sguru slebih sgiat smelaksanakan
stugasnya ssebagai sguru syang sprofesional. sBukan shanya smembuat skeputusan ssaja
stetapi skepala ssekolah sharus sbisa smerasakan sapa syang sdirasakan sbawahan ssehingga
skepala ssekolah ssaat smembuat skeputusan sbisa smempertimbangkan sdengan skeadaan
sguru sagar sguru-guru sdengan smudah smenjalankan skeputusan skepala ssekolah suntuk
skedepannya. s
2. Bagi sguru syang ssudah smemiliki skinerja syang sbaik sharus smeningkatkan slagi sdan
sbisa smembantu sguru syang slain ssaling smembantu sdan smemberikan spengalaman.
sKinerja sguru sdilihat sdari stanggung sjawab sguru syang smentuntaskan stugas-tugas
syang sdiembannya suntuk sbisa smenyiapkan ssesuai skesepakatan sdan stidak ssepele satas
spekerjaan. sGuru sharus smenjalankan samanah sdari skepala ssekolah sdan smemberikan
skepercayaan spada sdiri sguru sagar smengajar sdi skelas sbisa smembantu ssiswa
smendapatkan silmu syang sbermanfaat, sdan sjuga ssaat skepala ssekolah stidak sberada sdi
ssekolah sdiharapkan ssemua sguru sbisa sbekerja slebih sbaik slagi stidak smembuang-
buang swaktu sdan smelakukan stugasnya ssebagai sguru. sGuru sharus smembuat sRPP
sdan smenyelesaikannya stepat swaktu sdan smempunyai sperencanaan ssebelum
smelakukan spembelajaran, sdan smempunyai smetode sbaru ssaat smengajar sagar ssiswa
stidak sbosan sdengan smetode syang stidak spernah sberganti. sGuru sharus smembiasakan
sdiri ssaat skeputusan skepala ssekolah sharus sdilaksanakan.

113
3. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu untuk meneliti lebih jauh dan membahas secara
mendalam tentang komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah
kepala sekolah, pengambilan keputusan dan kinerja guru.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad lSumali, l2019. lPengaruh lKomunikasi kepala sekolah lDan lDisiplin lKerja lTerhadap
lKinerja lGuru lSDN lParakan l- lTangerang lSelatan. lJurnal: lJurnal lIlmiah, lManajemen
lSumber lDaya lManusia lJENIUS. lVol. l2, lNo. l3, lMei l2019
Arikunto, lS. l(2006). lProsedur lPenelitian; lSuatu lPendekatan lPraktik. lJakarta: lRineka lCipta
Barnawi l& lMohammad lArifin, lInstrumen lPembinaan. l(2012). lPeningkatan, l& lPenilaian
lKinerja lGuru lProfesional. lJogjakarta: lAr-Ruzz lMedia.
Bonita, lM., l& lWibowo, lA. lM. l(2014). lPola lKepemimpinan lDi lPondok lModern
lBabussalam lDesa lMojorejo lKecamatan lKebonsari lKabupaten lMadiun lTahun l2008-
2013. lAgastya: lJurnal lSejarah lDan lPembelajarannya.
Christifora lRahawarin, lSuharsimi lArikunto, l2015. lPengaruh lKomunikasi kepala sekolah,
lIklim lOrganisasi lDan lGaya lKepemimpinan lTransformasional lKepala lSekolah
lTerhadap lKinerja lGuru lSMA. lJurnal. lAkuntabilitas lManajemen lPendidikan lVolume
l3, lNo l2, lSeptember l2015 l(173-188)
Danim, lSudarwan. l(2009). lManajemen lKepemimpinan lTransformasional. lKepala
lsekolahan. lJakarta: lRineka lCipta
Deni lMerdi lSimamora, l2018. lPengaruh lKomunikasi kepala sekolah lKepala lSekolah
lTerhadap lKinerja lTenaga lPengajar l(Studi lKorelasional lMengenai lPengaruh
lKomunikasi kepala sekolah lKepala lSekolah lTerhadap lKinerja lTenaga lPengajar ldi
lSMA lN l1 lPagaran lTapanuli lUtara. lTesis. lFakultas lIlmu lSosial ldan lIlmu lPolitik
Dean lG. lPruitt ldan lJeffrey lZ. lRubin. l(2004). lTeori lKonflik lSosial. lYogyakarta: lPustaka
lPelajar.
Edelmann, lR. lJ. l(2017). lInterpersonal lconflicts lat lwork. lUniversities lPress.
Emzir. l(2010). lMetodologi lPenelitian lPendidikan:Kuantitatif ldan lKualitatif. lJakarta:
lRajawali lPers.

114
Erwan lAgus lPurwanto, lP., l& lDyah lRatih lSulistyastuti, lM. l(2011). lMetode lPenelitian
lKuantitatif luntuk lAdministrasi lPublik ldan lMasalah-masalah lSosial. lYogyakarta: lGava
lMedia.
Fauzi, lZ., lKustati, lM., l& lAnidar, lJ. l(2021). lStudi lDeskriptif lKemampuan lKomunikasi
kepala sekolah lAntarpribadi lPeserta lDidik lKelas lIx lSmp lNegeri l03 lBayang. lJurnal
lAl-Taujih: lBingkai lBimbingan lDan lKonseling lIslami.
Giyarni, lY., l& lTriastity, lR. l(2016). lPengaruh lGaya lKepemimpinan, lMotivasi lKerja, lDan
lKomunikasi kepala sekolah lTerhadap lKinerja lGuru lSekolah lDasar lDi lKecamatan
lSerengan lKota lSurakarta. lJurnal lManajemen lSumber lDaya lManusia, l10(1).
Handoko, lT. lH. l(1993). lBerbagai lisu ldalam lpenilaian lefektivitas lorganisasional. lJournal lof
lIndonesian lEconomy land lBusiness, l8(1).
Handoko, lT. lH., l& lSwasta, lB. l(2008). lPerilaku lKonsumen. lYogyakarta: lBPFE.
Hasyim, lA., l& lSupardi, lS. l(2018). lPengaruh lKepemimpinan lKepala lSekolah lDan lDisiplin
lKerja lGuru lTerhadap lKinerja lGuru ldi lMadrasah lTsanawiyah lNegeri lMuara lKelingi.
lJurnal lInterprof, l4(1). l
Hikmayanti, lI., lSaehana, lS., l& lMuslimin, lM. l(2016). lPengaruh lModel lProblem lBased
lLearning lMenggunakan lSimulasi lTerhadap lHasil lBelajar lSiswa lPada lMateri lGerak
lLurus lKelas lVII lMTs lBou. lJPFT l(Jurnal lPendidikan lFisika lTadulako lOnline), l3(3). l
Husaini lUsman. l(2006). lManajemen lTeori, lPraktik, ldan lRiset lPendidikan. lJakarta: lPT
lBumi lAksara.
Ibnu lSyamsi. l(2016). lPengambilan lKeputusan ldan lSistem lInformasi. lJakarta,PT lBumi
lAlsara.
Irianta, lYosal ldan lUsep lSyaripudin. l2013. lKomunikasi kepala sekolah lPendidikan.
lBandung: lSimbiosa lRekatama lMedia.
Jismullatif, lJ. l(2016). lPengaruh lmanajemen lkonflik lterhadap lkinerja lkaryawan lCV.
lDharma lUtama lBatu. lUniversitas lIslam lNegeri lMaulana lMalik lIbrahim.
Jumaidah, lS. l(2019). l(Kesediaan lPublikasi lBelum lAda).. lPengaruh lManajemen lKonflik,
lBudaya lOrganisasi ldan lKompensasi lTerhadap lKinerja lKaryawan lKOPSYAH lBMT
lHasanah lJabung lPonorogo. lIAIN lPonorogo.
Kartono, lKartini, l2008. lPemimpin ldan lKepemimpinan. lJakarta: lPT. lRaja lGrafindo lPersada
Kholifah, lS. lN., l& lSantoso, lS. l(2017). lPengaruh lPeran lGuru lDan lFasilitas lBelajar
lTerhadap lPrestasi lBelajar lAkuntansi lSiswa lSma lIslam l1 lSurakarta. lTata lArta: lJurnal
lPendidikan lAkuntansi, l3(1).

115
Larasati, lRahayu land lRaharja, lSetya l(2020) lManajemen lKonflik lpada lSekolah lMenengah
lAtas ldi lKecamatan lNanga lPinoh lKabupaten lMelawi lProvinsi lKalimantan lBarat.
lThesis, lProgram lPascasarjana.
Leksono, lAnjar lDhani land lEfianingrum, lAriefa l(2020) lManajemen lpengembangan lbudaya
lsekolah ldi lSMP lNegeri l2 lPurwokerto ldan lSMP lNegeri l8 lPurwokerto. lthesis, lProgram
lPascasarjana.
Lesmana, lRizal l(2014) lPengaruh lKomunikasi kepala sekolah ldan lManajemen lKonflik
lterhadap lKinerja lGuru l(Studi lKasus lGuru lSDN lKecamatan lGalang lKota lBatam).
lMasters lthesis, lUniversitas lTerbuka.
Lutfiah l(2019) lPengaruh lManajemen lKonflik lTerhadap lkinerja lGuru l( lStudi lEksperimen ldi
lSMPN l3 lPakuhaji lkabupaten lTangerang l). lDiploma latau lS1 lthesis, lUNIVERSITAS
lISLAM lNEGERI lSERANG lBANTEN.
Masana, lS. l(2012). lBudaya ldan lKinerja lOrganisasi. l
Martinis lYamin, lM., l& lMaisah, lM. l(2010). lStandarisasi lKinerja lGuru. lJakarta: lGaung
lPersada.
Mulyasa, lE. l(2013). lUji lkompetensi ldan lpenilaian lkinerja lguru. lBandung: lPT lRemaja
lRosdakarya.
Mulyana, lDeddy. l(2014). lIlmu lKomunikasi kepala sekolah: lSuatu lPengantar. lBandung:
lPT. lRemaja lRosdakarya.
Mustopa, lZ. l(2017). lPengaruh lKomunikasi kepala sekolah lDan lPengambilan lKeputusan
lKepala lSekolah lTerhadap lKinerja lGuru lDi lSmp lIslam lTa’allumul lHuda lDan lSmp
lIslam lMiftahul lManan lKecamatan lBumiayu lKabupaten lBrebes. lIAIN lPurwokerto.
Murtiningsih ldan lBukman lLian l(2017). lProses lPengambilan lKeputusan lKepala lSekolah
lTerhadap lPeningkatan lKinerja lGuru lSMP. l lJMKSP lJurnal lManajemen,
lKepemimpinan, ldan lSupervisi lPendidikan. lVolume l2, lNo. l1.
Muh. lNasrullah, l2017. lPengaruh lPengambilan lKeputusan lKepala lSekolah lterhadap lKinerja
lGuru ldi lSMK lNegeri l1 lMakassar. lJurnal: lJurnal lAdministrare: lJurnal lPemikiran
lIlmiah ldan lPendidikan lAdministrasi lPerkantoran lVol. l4, lNo. l2.
M. lHasibuan. l(2003). lManajemen lSumber lDaya lManusia. lJakarta: lBumi lAksara.
Naim, lNgainun. l(2011). lDasar-Dasar lKomunikasi kepala sekolah lPendidikan. lYogjakarta:
lAr-. lRuzz lMedia.

116
Nuryadi, lTutut lDewi lAstuti, lEndang lSri lUtami, l& lMartinus lBudiantara. l(2017). lDasar-
Dasar lStatistikaPenelitian.http://lppm.mercubuana-yogya.ac.id/wp
lcontent/uploads/2017/05/Buku-Ajar_Dasar-Dasar-Statistik-Penelitian.pdf
Pace, lR. lWayne ldan lDon lF. lFaules. l2006. lKomunikasi kepala sekolah lOrganisasi: lStrategi
lMeningkatkan lKinerja lPerusahaan. lBandung: lRemaja lRosdakarya.
Palgunadi, lP., l& lMansur, lM. l(2016). lPengaruh lManajemen lKonflik lDan lPerubahan
lOrganisasi lTerhadap lKinerja lPegawai lPada lKantor lBadan lKesatuan lBangsa lDan
lPolitik lProvinsi lPapua. lFuture: lJurnal lManajemen lDan lAkuntansi, l4(1).
Pupuh lFathurrohman, lP., l& lAa lSuryana, lD. l(2012). lGuru lProfesional. lBandung: lRefika
lAditama.
Purwanto. lDjoko. l2006. l lKomunikasi kepala sekolah lBisnis lEdisi lketiga. lSurabaya:
lPenerbit lAirlangga. l
Putri, lI. lG. lA. lC. lA., lPutra, lD. lB. lK. lT. lN. lG. lR. lS., l& lZulaikha, lS. l(2014). lPengaruh
lmetode lpembelajaran lSQ3R lterhadap lhasil lbelajar lbahasa lIndonesia lkelas lV lSD.
lMimbar lPGSD lUndiksha, l2(1).
Rantung, lD. lA. l(2017). lResolusi lKonflik lDalam lOrganisasi: lSuatu lKajian ldari lPerspektif
lPendidikan lPerdamaian lTerhadap lKasus lKonflik ldalam lLembaga lPendidikan. lBPK
lGunung lMulia.
Rizal, lA. lS. l(2019). lPengaruh lMotivasi lKerja ldan lKedisiplinan lTerhadap lKinerja lGuru
lSMP. lJurnal lUlul lAlbab, l23(1).
Riduwan. l(2005). lSkala lPengukuran lVariable lPenelitian. lBandung: lAlfabeta
Rusman, lM. lP. l(2017). lBelajar l& lPembelajaran: lBerorientasi lStandar lProses lPendidikan.
lPrenada lMedia.
Rusdiana, lA. l(2015). lManajemen lKonflik, lCetakan lKe-I, lBandung: lPenerbit lPustaka lSetia.
Sari, lY. lE., lKurniah, lN., l& lSumarsih, lS. l(2016). lHubungan lKepemimpinan lKepala
lSekolah lTerhadap lKinerja lGuru lPAUD lSekecamatan lMuara lBangkahulu. lJurnal
lIlmiah lPotensia, l1(2).
Sallis, lE. l(2002). lTotal lQuality lManagement lin lEducation. lUSA: lThe lBritish lLibrary
Samuel lC.Certo, lS. lC. l(2012). lModern lManagement l(Concepts land lSkills) l(12th led.). lNew
lJersey: lPearson.
Sedarmayanti, lS., l& lRahadian, lN. l(2018). lHubungan lBudaya lKerja ldan lLingkungan lKerja
lTerhadap lPeningkatan lKinerja lPegawai lPada lLembaga lPendidikan lTinggi. lJurnal
lIlmu lAdministrasi: lMedia lPengembangan lIlmu lDan lPraktek lAdministrasi, l15(1).

117
Setyoningsih, lL. l(2015). lHubungan lantara lKepuasan lKerja ldengan lKinerja lGuru ldi lSMP
lNegeri l1 lNgemplak lBoyolali. lUniversitas lMuhammadiyah lSurakarta.
Simamora, lP. lR. lT. l(2021). lKomunikasi kepala sekolah lOrganisasi. lYayasan lKita lMenulis.
Sitorus, lR. lM. lT. l(2020). lPengaruh lKomunikasi kepala sekolah lAntarpribadi lPimpinan
lTerhadap lMotivasi lKerja. lSCOPINDO lMEDIA lPUSTAKA.
Sugiyono. l(2018). lMetode lPenelitian lKuantitatif. lBandung: lAlfabeta.
Sugiyono. l(2014). lMetode lPenelitian lPendidikan lPendekatan lKuantitatif, lKualitatif, ldan
lR&D. lBandung: lAlfabeta.
Sugiyono. l(2018). lMetode lPenelitian lManajemen. lPendekatan: lKuantitatif, lKualitatif,
lKombinasi l(Mixed lMethods), lPenelitian lTindakan l(Action lResearch), ldan lPenelitian
lEvaluasi. lBandung: lAlfabeta.
Suharsimi lArikunto, l(2010). lProsedur lPenelitian. lYogyakarta: lRineka lCipta.
Sulistiya, lM. l(2013). lPengaruh lKepemimpinan lKepala lSekolah lTerhadap lKinerja lGuru.
lEkonomi lIKIP lVeteran lSemarang, l1(2), l37067.
Supardi. l(2013). lkinerja lguru. lJakrata: lrajagrafindo lpersada. l
Susanto, lH. l(2012). lFaktor-faktor lyang lmempengaruhi lkinerja lguru lsekolah lmenengah
lkejuruan. lJurnal lPendidikan lVokasi, l2(2).
Syafaruddin, lS. l(2018). lJurnal lTadbir lVol. l3 lNo. l2. lTadbir: lJurnal lAlumni lManajemen
lPendidikan lIslam lFITK lUIN-SU, l3(2).
Syahrul lBudiman, lPengaruh lManajemen lKonflik lterhadap lKinerja lGuru lMadrasah lAliyah
lSwasta l(MAS) lAl lWasliyah lKabupaten lLabuhanbatu.
Tjeriawan, lC. lA., l& lAfriansyah, lH. l(2019). lKepemimpinan lPendidikan.
Trisni. l(2015). lPengaruh lKompensasi lTerhadap lKinerja lGuru. lJurnal lUtilitas, l1(1), l24-34
Umam, lK. l(2018). lMereda lKonflik; lMenghargai lIdentitas l(studi lkasus lpada laliran-aliran
lkepercayaan lyang lada ldi lIndramayu). lAsketik, l2(2).
Undang-Undang lRI lNomor l20 lTahun l2003 lTentang lsystem lPendidikan lnasional
Vincentzo lCalviny lJoski, l2015. Lpengaruh Lkomunikasi Kepala Sekolah Lorganisasi
Lterhadap Lkinerja Lguru Ldi LSMA LRegina LPacis LBogor. lJurnal: le-Proceeding lof
lManagement: lVol.2, lNo.2 lAgustus l2015 lISSN: l2355-9357
Wahyudi, l(2015). lManajemen lKonflik ldalam lOrganisasi: lPedoman lPraktis lBagi lPemimpin
lVisioner, lCetakan lKelima, lBandung: lPenerbit lAlfabeta.
Wahjosumidjo. l(2011). lKepemimpinan lKepala lSekolah. lPT. lRajaGrafindo lPersada

118
Wahjosumidjo. l(2007). lKepemimpinan lKepala lSekolah: lTinjauan lTeoritik ldan
lPermasasalahannya. lJakarta: lPT. lRaja lGrafindo lPersada.
Wibowo. l(2011). lManajemen lKinerja. lJakarta: lRajawali lPerss
Wirawan, l(2010). lKonflik ldan lManajemen lKonflik: lTeori. lAplikasi ldan lPenelitian, lJakarta:
lPenerbit lSalemba lHumanika.
Wirawan. l2013. lKonflik ldan lManajemen lKonflik. lJakarta: lSalemba lHumanika.
Yakub, lVico lHisbanarto, l2014. lSistem lInformasi lManajemen lPendidikan. lYogyakarta:
lGraha lIlmu,
Yunita, lF. l(2017). lHubungan lPengembangan lKarir lDengan lKinerja lGuru lDi lSma lNegeri l1
lKandis lKecamatan lKandis lKabupaten lOgan lIlir. Skripsi. lUin lRaden lFatah lPalembang.
Yusuf, lPawit lM. l2010. lKomunikasi kepala sekolah lInstruksional: lteori ldan lpraktek. lJakarta:
lPT. lBumi lAksara.

119
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN (KOMUNIKASI KEPALA SEKOLAH, MANAJEMEN
KONFLIK KEPALA SEKOLAH, DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA
SEKOLAH DAN KINERJA GURU)

Skala
N No. jumla
variabel Pernyataan I Indikator pengukura
o Item h
n
1 Komunikas - Kepala Menunjukkan Likert 1, 2,3,4 4
i kepala lSekolah ldalam kejelasan
sekolah lmemberikan penyampaiain
lInstruksi/ informasi dari
lperintah lsecara kepala sekolah
llisan
ldisampaikan
ldengan ljelas.

- Kepala lsekolah
lmenyampaikan
lpesan ldengan
lbahasa lyang
lsantun ldan
lsopan.

- Kepala lsekolah
lmenyebar
linformasi
lmelalui lsurat
lmenyurat
ldisekolah
lsesuai ldengan
lyang
ldiharapkan

- Kepala lsekolah
lmenyampaikan
linformasi
lterkait
lkegiatan
lsekolah
lkepada lwali
lmurid ldengan
ljelas.
Menunjukkan 5 1
- Kepala lsekolah kemampuan

120
lmenanggapi kepala sekolah
lsetiap l dalam
saran/ lusulan menanggapi
ldari lguru saran dari guru
luntuk
lperkembangan
lsekolah.
- Kemampuan Menunjukkan 5,7,8,9,1 5
lkepala lsekolah kemampuan 0
ldalam lmenjalin kepala sekolah
lkomunikasi dalam menjalin
kepala sekolah komunikasi
ldengan lguru kepala sekolah
lsangat lbaik. l

- Kemampuan
lkepala lsekolah
ldalam lmenjalin
lkomunikasi
kepala sekolah
ldengan
lkaryawan
lsangat lbaik l

- Kemampuan
lkepala lsekolah
ldalam lmenjalin
lkomunikasi
kepala sekolah
ldengan lstaf
lsangat lbaik l

- Kemampuan
lkepala lsekolah
ldalam lmenjalin
lkomunikasi
kepala sekolah
ldengan lwali
lmurid lsangat
lbaik l

- Kemampuan
lkepala lsekolah
ldalam lmenjalin
lkomunikasi
kepala sekolah
ldengan lsiswa

121
lsangat lbaik
2. Manajemen - Kepala lsekolah Menunjukkan Likert 11, 12, 5
konflik lMenolak sikap kepala 13, 14,
kepala ldengan lhalus sekolah dalam 15, 16
sekolah luntuk menangani
kepala lmenanggani konflik
sekolah lkonflik lyang
lterjadi ldi
lsekolah
lutamanya lyang
ldialami lguru
ldalam
lpembelajaran

- Kepala lsekolah
ltidak
lmenerima
ldengan lhangat
lsolusi lyang
ltelah
ldisepakati
lBersama lpara
lguru lwalaupun
ltanpa
lkehadirannya

- Kepala lsekolah
ltidak lberusaha
ldengan
lberbagai lcara
lmencari
linformasi
luntuk
lmenangani
lkonflik lyang
ldirasakan lpara
lguru ldalam
lmelaksanakan
ltugas
lpembelajarann
ya.

- Kepala lsekolah
ltidak lberusaha
ldengan
lberbagai lcara
lmencari
linformasi

122
luntuk
lmenangani
lkonflik lyang
lditimbulkan
lantara lguru
ldan lsiswa

- Jika lterjadi
lpertentangan
lantara lguru,
lkepala lsekolah
lmenekan lsalah
lseorang lguru
ldan lmemihak
lguru llain

- Kepala lsekolah
lterkadang
lpasrah
lmenyerahkan
lpenanganan
lkonflik lyang
lterjadi
ldisekolah
lkepada lguru
lyang llebih
lsenior/
lberwibawa

- Kepala lsekolah Menunjukkan 17, 18, 4


lkurang tingkat 19, 20
lmenyadari kepekaan
lterjadinya kepala sekolah
lkonflik lakibat terhadap
lkomunikasi konflik yang
kepala
terjadi
sekolahnya
ldalam
lmenyampaikan
lpesan.

- Kepala lsekolah
ltidak
lmengabaikan
lkepentinganny
a lsendiri
lsehingga
lkonflik lyang

123
lterjadi
ldisekolah
lmenimbulkan
lpenurunan
lprestasi lkinerja
lguru

- Kepala lsekolah
lmembiarkan
lSituasi lkonflik
ltanpa ldikelola
ldengan
lsemestinya
lakan
lberdampak
lburuk lterhadap
lkinerja
lmengajar lguru

- Keberpihakan
lkepala lsekolah
lkepada lsalah
lseorang lguru
lmenjadikan
lkonflik
lmenjadi llebih
lbesar ldan
lmengganggu
lhubungan lantar
lguru

3. Pengambila - Kepala lsekolah Menunjukkan Likert 21, 22, 8


n ltidak cara kepala 23, 24,
keputusan lmengumpulkan sekolah dalam 25, 26,
kepala linformasi lyang mengambil 27, 28
sekolah lluas lterlebih keputusan
ldahulu
lsebelum
lmemutuskan
lsuatu lmasalah

- Kepala lsekolah
ltidak
lmemberikan
lalternatif
lbeberapa
lpilihan ldalam
lmenyelesaikan
lsuatu lmasalah

124
- Kepala lsekolah
ltidak
lmengedepanka
n ldialog
l(perundingan)
ldalam
lpenyelesaian
lmasalah

- Kepala lsekolah
lmempunyai
lpercaya ldiri
lyang ltinggi
lterhadap
lkemampuan,
lpengambilan
lkeputusan ldan
ldalam
lmemberikan
lgagasan lbaru

- Tata
ltertib/aturan
lyang
ldiberlakukan
ldi lsekolah lini,
lbaik luntuk
lguru lmaupun
luntuk lsiswa
ldipandang
ltelah lcukup
lefektif luntuk
lmengendalikan
lperilaku lguru
lmaupun lsiswa

- Tata ltertib
lsiswa
ldiberitahukan
lsejak lawal
lsiswa
lmemasuki
lsekolah lini,
ldengan ldisertai
lpernyataan
lkesanggupan
lsiswa luntuk
lmematuhinya

125
- Metode
lpengambilan
lkeputusan
lyang ldilakukan
loleh lkepala
lsekolah ladalah
lsecara
lmusyawarah

- Metode
lpengambilan
lkeputusan
lyang ldilakukan
loleh lkepala
lsekolah ladalah
lsecara lindividu
lkelompok, ltim
latau lpanitia,
ldewan, lkomisi,
lreferendum,
lmengajukan
lusul ltertulis
ldan llain
lsebagainya

- Kepala lsekolah Menunjukkan 29, 30 2


lmengambil tanggung jawab
ltanggung kepala sekolah
ljawab lbesar dan mengambil
lterhadap keputusan
lkeberhasilan
lorganisasi
lsekolah

- pengambilan
lkeputusan
lyang ldilakukan
loleh lkepala
lsekolah
lbertujuan
luntuk ldapat
lmenyelesaikan
lsuatu lmasalah

4. Kinerja - Bapak/ lIbu Mengembangk Likert 31, 32, 5


lmempelajari an potensi 33, 34,

126
guru ldengan peserta didik 35
lseksama lmateri
lpelajaran
lsebagaimana
ltercantum
ldalam
lkurikulum
lmelalui lbuku-
buku lteks lyang
llain

- Bapak/ lIbu
lselalu
lmenggunakan
lmedia
lpengajaran
l(seperti: lradio,
lTelevisi, ldsb)
luntuk
lmembantu
landa ldalam
lmenyampaikan
ldan/ latau
lmembantu
lsiswa luntuk
lmemahami
lmateri
lpembelajaran

- Sebagai lguru,
lsaya
lmemunculkan
ldaya
lkreativitas ldan
lkemampuan
lberpikir lkritis
lpeserta ldidik
ldalam
lpembelajaran

- Sebagai lguru,
lsaya
lmenggunakan
lberbagai lteknik
luntuk
lmemotivasi
lkemauan
lbelajar lpeserta

127
ldidik

- Sebagai lguru,
lsaya
lmemberikan
lkesempatan
lyang lsama
lkepada lsetiap
lpeserta ldidik
luntuk
lberpartisipasi
laktif ldalam
lpembelajaran

- Bapak/ lIbu Mengembangk 36, 37, 3


lselalu an potensi 38
lbekerjasama kinerja guru
ldengan lpihak-
pihak lterkait
l(seperti ldengan
lguru llain,
lkepala lsekolah,
lorang ltua
lsiswa, lteman
lsiswa) ldalam
lmembantu
lsiswa lyang
lmempunyai
lmasalah

- Bapak/ lIbu
lselalu lbekerja
lsama ldengan
lpihak-pihak
llain ldalam
lmenjalankan
lkegiatan
lekstrakurikuler
lyang ldiadakan
ldi lsekolah

- Bapak/ lIbu
lsering
lmegikuti
lPendidikan ldan
lpelatihan lyang
lberhubungan
ltugas lsebagai
lguru

128
- Bapak/ lIbu Tanggung 39, 40 2
lselalu jawab guru
lmelaporkan terhadap
lhasil lkerja tugasnya
lyang lberkaitan
ldengan
lmengajar latau
ltugas llain
lkepala lsekolah

- Sebagai lguru,
lsaya
lmemastikan
ltingkat
lpemahaman
lpeserta ldidik
lterhadap
lmateri
lpembelajaran
ltertentu

129
Lampiran 2
Angket Penelitian
ANGKET PENELITIAN

Nama :
Nip :
Nama sekolah :

Petunjuk pengisian:
1. Di lbawah lini lAnda lakan lmenjumpai lsejumlah lpernyataan lyang lmenggambarkan
ltentang lkemampuan lmanajemen lkepala lsekolah. lAnda ldiminta luntuk lmemberikan
lpendapat ltentang lseberapa lbesar lkemampuan lkepala lsekolah lAnda ldalam
lmengelola lkegiatan lpendidikan ldi lsekolah. 
2. Bubuhkan tanda check list (√) pada kolom yang telah disediakan untuk pilihan
jawaban yang menurut Anda paling tepat.
Keterangan:
SL = Selalu
SR = Sering
KD = Kadang-Kadang
J = Jarang
TP = Tidak Pernah

Jawaban
No Variabel Pernyataan
SL SR RD J TP
1 Komunikasi Kepala lSekolah ldalam lmemberikan
kepala lInstruksi/ lperintah lsecara llisan

130
sekolah ldisampaikan ldengan ljelas.
Kepala lsekolah lmenyampaikan lpesan
2
ldengan lbahasa lyang lsantun ldan lsopan.
Kepala lsekolah lmenyebar linformasi
3 lmelalui lsurat lmenyurat ldisekolah lsesuai
ldengan lyang ldiharapkan
Kepala lsekolah lmenyampaikan
4 linformasi lterkait lkegiatan lsekolah
lkepada lwali lmurid ldengan ljelas.
Kepala lsekolah lmenanggapi lsetiap l
5 saran/ lusulan ldari lguru luntuk
lperkembangan lsekolah lsangat lbaik. l
Kemampuan lkepala lsekolah ldalam
6 lmenjalin lkomunikasi kepala sekolah
ldengan lguru lsangat lbaik. l
7 Kemampuan lkepala lsekolah ldalam
lmenjalin lkomunikasi kepala sekolah
ldengan lkaryawan lsangat lbaik l
8 Kemampuan lkepala lsekolah ldalam
lmenjalin lkomunikasi kepala sekolah
ldengan lstaf lsangat lbaik l
9 Kemampuan lkepala lsekolah ldalam
lmenjalin lkomunikasi kepala sekolah
ldengan lwali lmurid lsangat lbaik
10 Kemampuan lkepala lsekolah ldalam
lmenjalin lkomunikasi kepala sekolah
ldengan lsiswa lsangat lbaik
11 Manajemen Kepala lsekolah lMenolak ldengan lhalus
konflik luntuk lmenanggani lkonflik lyang lterjadi
kepala ldi lsekolah lutamanya lyang ldialami lguru
sekolah ldalam lpembelajaran
kepala
sekolah
12 Kepala lsekolah ltidak lmenerima
lkesepakatan lbersama
13 Kepala lsekolah ltidak lberusaha ldengan
lberbagai lcara lmencari linformasi luntuk
lmenangani lkonflik lyang ldirasakan lpara
lguru ldalam lmelaksanakan ltugas
lpembelajarannya.
14 Kepala lsekolah ltidak lberusaha ldengan
lberbagai lcara lmencari linformasi luntuk
lmenangani lkonflik lyang lditimbulkan
lantara lguru ldan lsiswa
15 Jika lterjadi lpertentangan lantara lguru,
lkepala lsekolah lmenekan lsalah lseorang

131
lguru ldan lmemihak lguru llain
16 Kepala lsekolah lterkadang lpasrah
lmenyerahkan lpenanganan lkonflik lyang
lterjadi ldisekolah lkepada lguru lyang
llebih lsenior/ lberwibawa
17 Kepala lsekolah lkurang lmenyadari
lterjadinya lkonflik lakibat lkomunikasi
kepala sekolahnya ldalam lmenyampaikan
lpesan.
18 Kepala lsekolah ltidak lmengabaikan
lkepentingannya lsendiri lsehingga
lkonflik lyang lterjadi ldisekolah
lmenimbulkan lpenurunan lprestasi
lkinerja lguru
19 Kepala lsekolah lmembiarkan lSituasi
lkonflik ltanpa ldikelola ldengan
lsemestinya lakan lberdampak lburuk
lterhadap lkinerja lmengajar lguru
20 Keberpihakan lkepala lsekolah lkepada
lsalah lseorang lguru lmenjadikan lkonflik
lmenjadi llebih lbesar ldan lmengganggu
lhubungan lantar lguru
21 Pengambilan Kepala lsekolah ltidak lmengumpulkan
keputusan linformasi lyang lluas lterlebih ldahulu
kepala lsebelum lmemutuskan lsuatu lmasalah
sekolah
22 Kepala lsekolah ltidak lmemberikan
lalternatif lbeberapa lpilihan ldalam
lmenyelesaikan lsuatu lmasalah
23 Kepala lsekolah ltidak lmengedepankan
ldialog l(perundingan) ldalam
lpenyelesaian lmasalah
24 Kepala lsekolah lmempunyai lpercaya ldiri
lyang ltinggi lterhadap lkemampuan,
lpengambilan lkeputusan ldan ldalam
lmemberikan lgagasan lbaru
25 Tata ltertib/aturan lyang ldiberlakukan ldi
lsekolah lini, lbaik luntuk lguru lmaupun
luntuk lsiswa ldipandang ltelah lcukup
lefektif luntuk lmengendalikan lperilaku
lguru lmaupun lsiswa
26 Tata ltertib lsiswa ldiberitahukan lsejak
lawal lsiswa lmemasuki lsekolah lini,
ldengan ldisertai lpernyataan
lkesanggupan lsiswa luntuk lmematuhinya
27 Metode lpengambilan lkeputusan lyang

132
ldilakukan loleh lkepala lsekolah ladalah
lsecara lmusyawarah
28 Metode lpengambilan lkeputusan lyang
ldilakukan loleh lkepala lsekolah ladalah
lsecara lindividu lkelompok, ltim latau
lpanitia, ldewan, lkomisi, lreferendum,
lmengajukan lusul ltertulis ldan llain
lsebagainya
29 Kepala lsekolah lmengambil ltanggung
ljawab lbesar lterhadap lkeberhasilan
lorganisasi lsekolah
30 pengambilan lkeputusan lyang ldilakukan
loleh lkepala lsekolah lbertujuan luntuk
ldapat lmenyelesaikan lsuatu lmasalah
31 Kinerja guru Bapak/ lIbu lmempelajari ldengan
lseksama lmateri lpelajaran lsebagaimana
ltercantum ldalam lkurikulum lmelalui
lbuku-buku lteks lyang llain
32 Bapak/ lIbu lselalu lmenggunakan lmedia
lpengajaran l(seperti: lradio, lTelevisi,
ldsb) luntuk lmembantu landa ldalam
lmenyampaikan ldan/ latau lmembantu
lsiswa luntuk lmemahami lmateri
lpembelajaran
33 Sebagai lguru, lsaya lmengembangkan
lkemampuan lberpikir lkritis lpeserta ldidik
ldalam lpembelajaran
34 Sebagai lguru, lsaya lmenggunakan
lberbagai lteknik luntuk lmemotivasi
lkemauan lbelajar lpeserta ldidik
35 Sebagai lguru, lsaya lmemberikan
lkesempatan lyang lsama lkepada lsetiap
lpeserta ldidik luntuk lberpartisipasi laktif
ldalam lpembelajaran
36 Bapak/ lIbu lselalu lbekerjasama ldengan
lpihak-pihak lterkait l(seperti ldengan lguru
llain, lkepala lsekolah, lorang ltua lsiswa,
lteman lsiswa) ldalam lmembantu lsiswa
lyang lmempunyai lmasalah
37 Bapak/ lIbu lselalu lbekerja lsama ldengan
lpihak-pihak llain ldalam lmenjalankan
lkegiatan lekstrakurikuler lyang ldiadakan
ldi lsekolah
38 Bapak/ lIbu lsering lmegikuti lPendidikan
ldan lpelatihan lyang lberhubungan ltugas
lsebagai lguru

133
39 Bapak/ lIbu lselalu lmelaporkan lhasil
lkerja lyang lberkaitan ldengan lmengajar
latau ltugas llain lkepala lsekolah
40 Sebagai lguru, lsaya lmemastikan ltingkat
lpemahaman lpeserta ldidik lterhadap
lmateri lpembelajaran ltertentu

Lampiran 3
Daftar nama guru SMP Negeri 1 Tangse

134
135
136
137
Daftar nama guru SMP Negeri 1 Tangse

138
Lampiran 4
Data hasil penelitian SMP Negeri 1 Tangse
pernyataan
Skor
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 HH 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 177
2 AH 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 5 5 5 4 4 188
3 DF 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 5 3 4 4 4 4 3 3 3 174
4 HB 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 170
5 RA 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 3 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 170
6 YI 4 4 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 4 4 4 4 4 3 3 179
7 CH 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 187
8 RH 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 3 3 4 5 5 5 4 3 4 183
9 SH 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 195
10 HS 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 3 3 3 4 4 177
11 HN 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 182
12 KH 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 189
13 TI 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 188
14 NH 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4 5 5 5 3 4 5 5 5 3 3 3 173
15 MI 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 199
16 AA 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 195
17 SH 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 4 3 166
18 CM 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 179
19 ES 4 4 3 4 4 4 4 4 5 5 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 172
20 FM 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 167
21 AS 5 5 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 5 4 4 3 3 4 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 169
22 TT 5 5 4 5 4 5 4 4 4 3 5 5 5 5 3 3 3 4 4 4 3 3 4 5 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 175

Data hasil penelitian SMP Negeri 2 Tangse


pernyataan
Skor
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
1 NA 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 5 171
2 CA 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 3 179
3 MH 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 2 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 175
4 KH 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 4 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 143
5 RM 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 195
6 TH 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 3 3 3 4 4 178
7 ZN 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 3 3 4 3 181
8 SI 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 2 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 3 5 5 3 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 171
9 ZH 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 195
10 FL 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 3 3 3 4 4 177
11 RH 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 182
12 PK 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 189
13 MH 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 188
14 EI 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4 5 5 5 3 4 5 5 5 3 3 3 173
15 CH 5 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 4 5 5 4 3 4 4 4 3 3 3 4 174
16 YR 5 4 5 5 4 5 5 3 2 3 4 5 3 2 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 178
17 SW 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 3 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 181
18 JI 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 179
19 FO 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 2 2 4 4 5 5 5 4 3 5 4 4 3 4 4 4 3 3 5 4 172
20 KH 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 181
21 DY 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 4 185
22 AH 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 3 4 182

139
Lampiran 5
Hasil Validasi Instrumen

Hasil Analisis Validitas Butir Pernyataan Angket untuk variabel komuniksi

Butir soal Nilai Rtabel Nilai Rhitung Keterangan


1 0,266 0,496 Valid
2 0,266 0,381 Valid
3 0,266 0,672 Valid
4 0,266 -0,021 Tidak valid
5 0,266 0,572 Valid
6 0,266 0,566 Valid
7 0,266 0,681 Valid
8 0,266 0,490 Valid
9 0,266 0,543 Valid
10 0,266 0,366 Valid
11 0,266 0,483 Valid
12 0,266 0,391 Valid

Hasil Analisis Validitas Butir Pernyataan Angket untuk variabel manajemen


konflik kepala sekolah kepala sekolah

Butir soal Nilai Rtabel Nilai Rhitung Keterangan


1 0,266 0,102 Tidak Valid
2 0,266 0,475 Valid
3 0,266 0,581 Valid
4 0,266 0,811 valid
5 0,266 0,643 Valid
6 0,266 0,899 Valid
7 0,266 0,587 Valid
8 0,266 0,643 Valid
9 0,266 0,708 Valid
10 0,266 0,792 Valid
11 0,266 0,613 Valid
12 0,266 0,479 Valid

Hasil Analisis Validitas Butir Pernyataan Angket untuk variable pengambilan


keputusan kepala sekolah

Butir soal Nilai Rtabel Nilai Rhitung Keterangan


1 0,266 0,441 Valid
2 0,266 0,098 Tidak Valid
3 0,266 0,351 Valid

140
4 0,266 0,532 valid
5 0,266 0,304 Valid
6 0,266 0,491 Valid
7 0,266 0,412 Valid
8 0,266 0,434 Valid
9 0,266 0,467 Valid
10 0,266 0,445 Valid
11 0,266 0,418 Valid
12 0,266 0,346 Valid
13 0,266 0,114 Tidak Valid

Hasil Analisis Validitas Butir Pernyataan Angket untuk variable kinerja guru

Butir soal Nilai Rtabel Nilai Rhitung Keterangan


1 0,266 0,123 Tidak Valid
2 0,266 -0,001 Tidak Valid
3 0,266 0,564 Valid
4 0,266 0,685 valid
5 0,266 0,375 Valid
6 0,266 0,603 Valid
7 0,266 0,573 Valid
8 0,266 0,675 Valid
9 0,266 0,684 Valid
10 0,266 0,831 Valid
11 0,266 0,564 Valid
12 0,266 0,301 Valid

141
Lampiran 6
Hasil Reliabilitas Instrumen

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's


Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted

komunikasi kepala sekolah 167.2909 65.062 .633 .693


manajemen konflik kepala
167.0545 58.349 .425 .640
sekolah kepala sekolah
pengambilan keputusan 162.5091 75.329 .515 .781
kinerja guru 169.4182 72.989 .318 .691

142
Lampiran 7
Hasil Uji Analisis Deskriptif SMP Negeri 1 Tangse

DESCRIPTIVES VARIABLES=X1
/STATISTICS=MEAN STDDEV VARIANCE RANGE MIN MAX SEMEAN.
Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

Komunikasi
22 15.00 35.00 50.00 41.0000 .83225 3.90360 15.238
kepala sekolah
Valid N (listwise) 22

DESCRIPTIVES VARIABLES=X2
/STATISTICS=MEAN STDDEV VARIANCE RANGE MIN MAX SEMEAN.
Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

Manajemen konflik
kepala sekolah 22 15.00 35.00 50.00 43.0909 .94642 4.43910 19.706
kepala sekolah
Valid N (listwise) 22

DESCRIPTIVES VARIABLES=X3
/STATISTICS=MEAN STDDEV VARIANCE RANGE MIN MAX SEMEAN.

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance


Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

pengambilan kepuutsan 22 14.00 36.00 50.00 43.5000 .78886 3.70006 13.690


Valid N (listwise) 22

DESCRIPTIVES VARIABLES=Y
/STATISTICS=MEAN STDDEV VARIANCE RANGE MIN MAX SEMEAN.
Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

Kinerja guru 22 13.00 37.00 50.00 43.0000 .89006 4.17475 17.429

Valid N (listwise) 22

Hasil Uji Analisis Deskriptif SMP Negeri 2 Tangse

143
DESCRIPTIVES VARIABLES=X1
/STATISTICS=MEAN STDDEV VARIANCE RANGE MIN MAX SEMEAN.

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

komunikasi
22 12.00 38.00 50.00 45.3182 .80954 3.79707 14.418
kepala sekolah
Valid N (listwise) 22

DESCRIPTIVES VARIABLES=X2
/STATISTICS=MEAN STDDEV VARIANCE RANGE MIN MAX SEMEAN.

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

manajemen konflik
kepala sekolah 22 14.00 36.00 50.00 43.5000 1.03143 4.83785 23.405
kepala sekolah
Valid N (listwise) 22

DESCRIPTIVES VARIABLES=X3
/STATISTICS=MEAN STDDEV VARIANCE RANGE MIN MAX SEMEAN.

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic


pengambilan keputusan 22 10.00 39.00 49.00 45.1818 .58345 2.73664 7.489
Valid N (listwise) 22

DESCRIPTIVES VARIABLES=Y
/STATISTICS=MEAN STDDEV VARIANCE RANGE MIN MAX SEMEAN.

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

kinerja guru 22 11.00 39.00 50.00 43.3182 .61506 2.88488 8.323


Valid N (listwise) 22

Lampiran 8
Hasil Uji normalitas SMP Negeri 1 Tangse

144
*Nonparametric Tests: One Sample.
NPTESTS
/ONESAMPLE TEST (X1 X2 X3 Y)
/MISSING SCOPE=ANALYSIS USERMISSING=EXCLUDE
/CRITERIA ALPHA=0.05 CILEVEL=95.

145
Hasil Uji normalitas SMP Negeri 2 Tangse

*Nonparametric Tests: One Sample.


NPTESTS
/ONESAMPLE TEST (X1 X2 X3 Y)
/MISSING SCOPE=ANALYSIS USERMISSING=EXCLUDE
/CRITERIA ALPHA=0.05 CILEVEL=95.

146
147
Lampiran 9
Hasil uji kolerasi SMP Negeri 1 Tangse

CORRELATIONS
/VARIABLES=X1 Y
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations

Komunikasi Kinerja guru


kepala
sekolah

Komunikasi Pearson Correlation 1 .517*

kepala Sig. (2-tailed) .014


sekolah N 22 22
Pearson Correlation .517* 1

Kinerja guru Sig. (2-tailed) .014

N 22 22

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

CORRELATIONS
/VARIABLES=Y X2
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations

Kinerja guru Manajemen


konflik kepala
sekolah kepala
sekolah

Pearson Correlation 1 .442*

Kinerja guru Sig. (2-tailed) .039

N 22 22

Manajemen konflik Pearson Correlation .442*


1

kepala sekolah Sig. (2-tailed) .039


kepala sekolah N 22 22

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

148
CORRELATIONS
/VARIABLES=Y X3
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations

Kinerja guru pengambilan


kepuutsan

Pearson Correlation 1 .481*

Kinerja guru Sig. (2-tailed) .023

N 22 22
Pearson Correlation .481* 1

pengambilan kepuutsan Sig. (2-tailed) .023

N 22 22

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA CHANGE
/CRITERIA=PIN (.05) POUT (.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3.

Model Summary

Model R R Adjusted R Std. Error of Change Statistics


Square Square the Estimate R Square F df1 df2 Sig. F
Change Change Change

1 .738a .544 .468 3.04423 .544 7.165 3 19 .002

a. Predictors: (Constant), pengambilan keputusan, Komunikasi kepala sekolah , Manajemen konflik kepala sekolah
kepala sekolah

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 199.188 3 66.396 7.165 .002b

1 Residual 166.812 19 9.267

Total 366.000 22

a. Dependent Variable: Kinerja guru


b. Predictors: (Constant), pengambilan keputusan, Komunikasi kepala sekolah , Manajemen
konflik kepala sekolah kepala sekolah

149
Hasil uji kolerasi SMP Negeri 2 Tangse
CORRELATIONS
/VARIABLES=X1 Y
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

komunikasi kinerja guru


kepala
sekolah

komunikasi Pearson Correlation 1 .512*

kepala Sig. (2-tailed) .015


sekolah N 22 22
Pearson Correlation .512 *
1

kinerja guru Sig. (2-tailed) .015

N 22 22

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

CORRELATIONS
/VARIABLES=Y X2
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

kinerja guru manajemen


konflik kepala
sekolah kepala
sekolah

Pearson Correlation 1 .612**

kinerja guru Sig. (2-tailed) .002

N 22 22

manajemen konflik Pearson Correlation .612**


1

kepala sekolah Sig. (2-tailed) .002


kepala sekolah N 22 22

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

150
CORRELATIONS
/VARIABLES=Y X3
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

kinerja guru pengambilan


keputusan

Pearson Correlation 1 .517*

kinerja guru Sig. (2-tailed) .014

N 22 22
Pearson Correlation .517 *
1

pengambilan keputusan Sig. (2-tailed) .014

N 22 22

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA CHANGE
/CRITERIA=PIN (.05) POUT (.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of Change Statistics


Square the Estimate R Square F Change df1 df2 Sig. F
Change Change

1 .802a .643 .583 1.86191 .643 10.805 3 19 .000

a. Predictors: (Constant), pengambilan keputusan, komunikasi kepala sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala
sekolah

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 112.372 3 37.457 10.805 .000b

1 Residual 62.401 19 3.467

Total 174.773 22

a. Dependent Variable: kinerja guru


b. Predictors: (Constant), pengambilan keputusan , komunikasi kepala sekolah, manajemen
konflik kepala sekolah kepala sekolah

151
Lampiran 10
Hasil Uji regresi sederhana SMP Negeri 1 Tangse

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN (.05) POUT (.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1.

Variables Entered/Removeda

Model Variables Variables Method


Entered Removed

Komunikasi
1 . Enter
kepala sekolahb

a. Dependent Variable: Kinerja guru


b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .517a .267 .231 3.66126

a. Predictors: (Constant), Komunikasi kepala sekolah

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 97.903 1 97.903 7.304 .014b


1 Residual 268.097 21 13.405

Total 366.000 22

a. Dependent Variable: Kinerja guru


b. Predictors: (Constant), Komunikasi kepala sekolah

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 20.322 8.428 2.411 .026

Komunikasi
1
kepala .553 .205 .517 2.703 .014
sekolah

a. Dependent Variable: Kinerja guru

152
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN (.05) POUT (.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X2.

Variables Entered/Removeda

Model Variables Variables Method


Entered Removed

Manajemen
konflik kepala
1 . Enter
sekolah kepala
sekolahb

a. Dependent Variable: Kinerja guru


b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .442 a
.195 .155 3.83738

a. Predictors: (Constant), Manajemen konflik kepala sekolah kepala


sekolah

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 71.490 1 71.490 4.855 .039b

1 Residual 294.510 21 14.725

Total 366.000 22

a. Dependent Variable: Kinerja guru


b. Predictors: (Constant), Manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 25.090 8.170 3.071 .006

Manajemen konflik
1
kepala sekolah .416 .189 .442 2.203 .039
kepala sekolah

a. Dependent Variable: Kinerja guru

153
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN (.05) POUT (.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X3.

Variables Entered/Removeda

Model Variables Variables Method


Entered Removed

pengambilan
1 . Enter
keputusanb

a. Dependent Variable: Kinerja guru


b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .481 a
.231 .193 3.75069

a. Predictors: (Constant), pengambilan keputusan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 84.647 1 84.647 6.017 .023b

1 Residual 281.353 21 14.068

Total 366.000 22

a. Dependent Variable: Kinerja guru


b. Predictors: (Constant), pengambilan keputusan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 19.397 9.656 2.009 .058


1
pengambilan keputusan .543 .221 .481 2.453 .023

a. Dependent Variable: Kinerja guru

154
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN (.05) POUT (.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3.

Variables Entered/Removeda

Model Variables Variables Method


Entered Removed

pengambilan
keputusan,
Komunikasi
kepala sekolah ,
1 . Enter
Manajemen
konflik kepala
sekolah kepala
sekolahb

a. Dependent Variable: Kinerja guru


b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .738 a
.544 .468 3.04423

a. Predictors: (Constant), pengambilan keputusan, Komunikasi kepala


sekolah, Manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 199.188 3 66.396 7.165 .002b

1 Residual 166.812 19 9.267

Total 366.000 22

a. Dependent Variable: Kinerja guru


b. Predictors: (Constant), pengambilan keputusan, Komunikasi kepala sekolah , Manajemen
konflik kepala sekolah kepala sekolah

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) -7.331 10.918 -.671 .510

155
Komunikasi kepala sekolah .525 .176 .491 2.977 .008

Manajemen konflik kepala


.169 .165 .180 1.028 .318
sekolah kepala sekolah

pengambilan keputusan .494 .192 .438 2.573 .019

a. Dependent Variable: Kinerja guru


Hasil Uji regresi sederhana SMP Negeri 2 Tangse

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN (.05) POUT (.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1.

Variables Entered/Removeda

Model Variables Variables Method


Entered Removed

komunikasi
1 . Enter
kepala sekolahb

a. Dependent Variable: kinerja guru


b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .512 a
.262 .225 2.53931

a. Predictors: (Constant), komunikasi kepala sekolah

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 45.811 1 45.811 7.105 .015b

1 Residual 128.961 21 6.448

Total 174.773 22

a. Dependent Variable: kinerja guru


b. Predictors: (Constant), komunikasi kepala sekolah

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

1 (Constant) 25.690 6.636 3.872 .001

156
komunikasi
kepala .389 .146 .512 2.665 .015
sekolah

a. Dependent Variable: kinerja guru

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN (.05) POUT (.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X2.

Variables Entered/Removeda

Model Variables Variables Method


Entered Removed

manajemen
konflik kepala
1 . Enter
sekolah kepala
sekolahb

a. Dependent Variable: kinerja guru


b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .612 a
.375 .344 2.33685

a. Predictors: (Constant), manajemen konflik kepala sekolah kepala


sekolah

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 65.555 1 65.555 12.004 .002b

1 Residual 109.218 21 5.461

Total 174.773 22

a. Dependent Variable: kinerja guru


b. Predictors: (Constant), manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah

157
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 27.432 4.612 5.948 .000

manajemen konflik
1
kepala sekolah .365 .105 .612 3.465 .002
kepala sekolah

a. Dependent Variable: kinerja guru

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN (.05) POUT (.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X3.

Variables Entered/Removeda

Model Variables Variables Method


Entered Removed

pengambilan
1 . Enter
keputusanb

a. Dependent Variable: kinerja guru


b. All requested variables entered.

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Regression 46.729 1 46.729 7.299 .014b

1 Residual 128.044 21 6.402

Total 174.773 22

a. Dependent Variable: kinerja guru


b. Predictors: (Constant), pengambilan keputusan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 18.690 9.132 2.047 .054


1
pengambilan keputusan .545 .202 .517 2.702 .014

a. Dependent Variable: kinerja guru

158
REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN (.05) POUT (.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3.

Variables Entered/Removeda

Model Variables Variables Method


Entered Removed

pengambilan
keputusan ,
komunikasi
kepala sekolah,
1 . Enter
manajemen
konflik kepala
sekolah kepala
sekolahb

a. Dependent Variable: kinerja guru


b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate

1 .802 a
.643 .583 1.86191

a. Predictors: (Constant), pengambilan keputusan, komunikasi kepala


sekolah, manajemen konflik kepala sekolah kepala sekolah

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 112.372 3 37.457 10.805 .000b

1 Residual 62.401 19 3.467

Total 174.773 22

a. Dependent Variable: kinerja guru


b. Predictors: (Constant), pengambilan keputusan , komunikasi kepala sekolah, manajemen
konflik kepala sekolah kepala sekolah

159
Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 1.505 8.057 .187 .854

komunikasi kepala sekolah .283 .111 .372 2.547 .020


1 manajemen konflik kepala
.248 .090 .416 2.761 .013
sekolah kepala sekolah

pengambilan keputusan .403 .154 .382 2.625 .017

a. Dependent Variable: kinerja guru

160
Lampiran 11
Uji Hipotesis SMP Negeri 1 Tangse

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 7.331 10.918 .671 .510

Komunikasi kepala sekolah .525 .176 .491 2.977 .008


1 Manajemen konflik kepala
.169 .165 .180 1.028 .318
sekolah kepala sekolah

pengambilan keputusan .494 .192 .438 2.573 .019

a. Dependent Variable: Kinerja guru

Uji Hipotesis SMP Negeri 2 Tangse

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 1.505 8.057 .187 .854

komunikasi kepala sekolah .283 .111 .372 2.547 .020


1 manajemen konflik kepala
.248 .090 .416 2.761 .013
sekolah kepala sekolah

pengambilan keputusan .403 .154 .382 2.625 .017

a. Dependent Variable: kinerja guru

161
Lampiran 12
Tabel statistik

162
163
164
165
166
Lampiran 13 Persuratan
Surat keterangan validasi pakar 1

167
Surat keterangan validasi pakar 2

168
Surat Izin penelitian dari Universitas untuk SMP Negeri 1 Tangse

169
Surat Izin penelitian dari Universitas untuk SMP Negeri 2 Tangse

170
Surat izin penelitian di SMP Negeri 1 Tangse

171
Surat izin penelitian di SMP Negeri 2 Tangse

172
Lampiran 14
Foto Penelitian SMP Negeri 1 Tangse
FOTO PENELITIAN DI SMP NEGERI 1 TANGSE

173
Memperlihatkan surat izin penelitian kepada Membagikan angket kepada semua guru
Kepala sekolah di SMP Negeri 1 Tangse yang ada di SMP Negeri 1 Tangse

Membagikan angket kepada semua guru Ruangan guru dari depan SMP Negeri 1
yang ada di SMP Negeri 1 Tangse Tangse

Foto Penelitian SMP Negeri 1 Tangse


FOTO PENELITIAN DI
SMP NEGERI 2 Semua guru SMP Negeri 1 Tangse sedang TANGSE
mengisi angket

174
Persetujuan kepala sekolah Membagikan soal angket kepada semua
melakukan penelitian di guru yang ada di SMP Negeri 2 Tangse
SMP Negeri 2 Tangse

Memberitahu cara pengisian Semua guru di SMP Negeri 2


angket kepada guru SMP Negeri Tangse sedang mengisi angket
2 Tangse

Lampiran 15
Biodata Penulis

175

Anda mungkin juga menyukai