ABSTRACT
PENDAHULUAN
Dekadensi moral di kalangan pelajar dan mahasiswa akhir-akhir ini sangat
memprihatinkan. Tayangan media masa sering menayangkan perilaku anarkis,
menghujat, sampai pada pemaksaan kehendak. Tawuran antar pelajar di berbagai
wilayah di Indonesia sering dapat dilihat di televisi. Perilaku mereka tidak lagi
mencerminkan sebagai seorang yang terpelajar, berbudaya, dan berakhlak, mereka
hanya mengikuti emosi sesaat akibat provokasi orang lain. Mereka seolah-olah
tidak pernah mendapatkan pendidikan karakter. Tak bisa dipungkiri, munculnya
tindakan brutal saat tawuran akibat merosotnya moral dan budi pekerti para
pelajar (Riyadi, 2012).
PEMBAHASAN
Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Matematika
Pendidikan budaya dan karakter secara terintegrasi dalam proses
pembelajaran berupa pengenalan nilai-nilai melalui fasilitas yang diperolehnya
secara sadar akan pentingnya nilai-nilai dalam kehidupan, dan penginternalisasian
nilai-nilai ke dalam tingkah laku siswa sehari-hari melalui proses pembelajaran,
baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran.
Dengan demikian, kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan siswa
menguasai kompetensi yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk
menjadikan siswa mengenal, menyadari, peduli, dang menginternalisasi nilai-nilai
serta menjadikannya perilaku yang secara sadar ataupun tidak, siswa akan
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Unissula 2014 Volume 2 Nomor 2 202
melakukannya dengan ketulusan dalam kehidupan bermasyarakat (Prayitno dan
Widyantini, 2011).
Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap
mata pelajaran. Materi pembelajarannya yang berkaitan dengan norma atau nilai-
nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan dan dikaitkan dengan
konteks kehidupan sehari-hari. Karakter utama dalam pembelajaran matematika
meliputi berpikir logis, kritis, kerja keras, keingintahuan, kemandirian, dan
percaya diri (Listyani, 2012).
Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa
diintegrasikan dalam setiap materi pokok atau sub materi pokok dari setiap mata
pelajaran (Prayitno dan Widyantini, 2011). Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam
silabus dan RPP secara eksplisit berupa kegiatan-kegiatan yang direncanakan
dengan cara sebagai berikut.
(1) Mengkaji SK dan KD yang terdapat pada SI untuk menentukan apakah nilai-
nilai budaya dan karakter bangsa yang tercantum itu sudah tercakup di
dalamnya.
(2) Melihat keterkaitan antara SK dan KD dengan nilai dan indikator untuk
menentukan nilai yang akan dikembangkan.
(3) Mencantumkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam silabus yang
disusun.
(4) Mencantumkan nilai-nilai yang sudah tertera dalam silabus ke dalam RPP
dengan beberapa kegiatan.
(5) Mengembangkan proses pembelajaran siswa secara aktif yang
memungkinkan siswa memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan
menunjukkannya dalam perilaku yang sesuai.
(6) Memberikan bantuan kepada siswa, baik yang mengalami kesulitan untuk
menginternalisasi nilai maupun untuk menunjukkannya dalam perilaku.
Pembelajaran matematika yang biasanya lebih dominan pada ranah kognitif,
maka saat ini sudah diupayakan untuk mengeksplorasi ranah-ranah lainnya, salah
satunya dapat dilakukan dengan memahatkan karakter melalui pembelajaran
matematika. Pembelajaran matematika di kelas dapat dilakukan dengan
Jurnal Pendidikan Matematika FKIP Unissula 2014 Volume 2 Nomor 2 203
mendorong siswa untuk melakukan refleksi dan penghayatan. Dengan cara seperti
ini, sesungguhnyalah pembelajaran matematika dapat menanamkan dan
menguatkan motivasi, apresiasi, atau penghargaan siswa terhadap matematika,
konstribusi siswa dalam pembelajaran, interest (minat kuat), beliefs (sikap mental
yakinI, confidence (sikap mental percaya), dan perseverance (ketekunan, kekuatan
hati, kegigihan). Hal-hal yang seperti ini, selama ini telah hilang dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika di ruang kelas (Prabowo dan Sidi, 2010).
Pembelajaran matematika yang dapat membentuk siswa memiliki nilai
budaya dan karakter bangsa meliputi sebagai berikut (Supinah dan Parmi, 2011).
(1) Karakter utama untuk pelajaran Matematika meliputi berpikir logis, kritis,
kerja keras, keingintahuan, kemandirian, percaya diri.
(2) Karakter pokok meliputi religius, jujur, cerdas, tangguh, peduli, dan
demokratis.
Nilai-nilai lain yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran matematika,
antara lain sebagai berikut.
(1) Teliti, adalah suatu sikap kehati-hatian, kecermatan, kesungguhan dalam
mengerjakan tugas.
(2) Tekun, adalah suatu sikap kesabaran, ketelitian, kehati-hatian, kecermatan
dalam mengerjakan tugas.
(3) Kerja keras, adalah sikap sungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu untuk
mendapatkan hasil yang optimal.
(4) Rasa ingin tahu, adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengetahui lebih
banyak dan mendalam tentang sesuatu hal yang sedang dilihat, didengar dan
dipelajari.
(5) Pantang menyerah, adalah suatu usaha yang dilakukan dengan sungguh-
sungguh, dengan segala tantangan, rintangan dan hambatan untuk mencapai
kesuksesan dalam belajar.
STATISTIKA
- Tabel Frekuensi
- Tabel Frekuensi
- Diagram Lingkaran
- Histrogram
- Diagram Garis
- Poligon
- Diagram Batang
b. Guru menunjuk satu per satu kelompok maju ke depan mengambil permen
yang telah disiapkan. Sebelumnya diinformasikan agar siswa mengambil
jumlah permen yang banyaknya terserah masing-masing siswa dengan
syarat seluruh anggota dalam tiap kelompok mendapatkan permen.
Melalui kegiatan ini diharapkan siswa akan mendapatkan nilai karakter
berpikir logis dan kritis, kepedulian, saling menghargai, dan
demokratis.
c. Setelah siswa mengambil permen sesuai keinginan, guru memberikan
kesempatan kepada salah satu siswa dalam tiap kelompok untuk
menuliskan nama-nama anggota kelompoknya yang mengambil permen
dan jumlah permen yang diambil. Contoh diperoleh data berikut:
Nama Amir Budi Citra Danu Emilia
Jumlah Permen 6 2 4 10 8
Dengan menunjuk salah satu siswa pada tiap kelompok, siswa berlatih
mengembangkan nilai karakter percaya diri dan tanggung jawab.
d. Guru memberikan kesempatan kepada salah satu siswa dalam tiap
kelompok maju ke depan untuk mengumpulkan permen yang sebelumnya
sudah diambil seluruh siswa dalam tiap kelompok. Permen dikumpulkan
menjadi satu, selanjutnya dibagi rata kepada kepada seluruh anggota
kelompok dengan cara membagi satu demi satu permen kepada masing-
Petunjuk!
1. Selesaikan tugas ini secara berkelompok.
2. Bacalah dengan hati-hati kalimat demi kalimat pada Lembar Tugas ini.
Jika kamu menjumpai kesulitan, bertanyalah kepada gurumu, tetapi
berusahalah semaksimal mungkin terlebih dahulu untuk mengatasi
kesulitan tersebut.
3. Selesaikan tugas pada Lembar Tugas dalam waktu paling lama 40 menit
bersama teman sekelompokmu.
4. Hasil penyelesaian tugas dari kelompokmu agar ditulis pada kertas yang
telah disediakan.
5. Hasil kerja dari kelompokmu dipresentasikan pada petemuan selanjutnya.
Frekuensi 2 8 10 10 7 3
Frekuensi 4 3 6 6 2 p 4
Melalui pengerjaan lembar tugas ini secara kelompok, maka siswa dapat
mengembangkan nilai karakter berpikir logis dan kritis, percaya diri,
kemandirian, kepedulian, saling menghargai, dan tolong menolong.
SIMPULAN
Pembelajaran Project Based Learning pada materi statistika dapat dilakukan
dengan memberikan tugas yang berupa proyek yang sesuai dengan sub topik yang
terdapat pada materi statistika. Proyek yang diberikan harus sesuai dengan
kemampuan dan karakteristik siswa, serta disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai. Nilai-nilai karakter yang terdapat dalam
pembelajaran Project Based Learning pada materi statistika yaitu berpikir logis,
kritis, dan inovatif; kemandirian, kepedulian, saling menghargai, demokratis,
percaya diri, tanggung jawab, saling tolong menolong, dan kerjasama.
Berdasarkan pemaparan artikel ini, guru hendaknya dapat menerapkan
pembelajaran Project Based Learning pada materi statistika untuk
mengembangkan nilai-nilai karakter siswa. Pada saat menerapkan pembelaaran
ini, guru harus dapat mengatur waktu dan jadwal yang tepat serta pemilihan
proyek yang sesuai bagi siswa agar pelaksanaan pembelajaran dapat efektif,
efisien, dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Klein, J.I. 2007. Project Based Learning: Inspiring Middle School Students to
Engage in Deep and Active Learning. New York: NYC Department of
Education.
Kosim, M. 2011. Urgensi Pendidikan Karakter. KARSA, Vol. IXI No. 1 April
2011. Terdapat dalam
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=251036&val=
6749&title=URGENSI%20PENDIDIKAN%20KARAKTER