Anda di halaman 1dari 2

IMPLEMENTASI LITERASI DAN NUMERASI DALAM PEMBELAJARAN IPS

Oleh :
Siti Nurul Mutia, S.Pd
Kemajuan IPTEK terutama dibidang teknologi informasi dan komunikasi
menyebabkan semakin pesatnya penyebaran globalisasi dan menimbulkan dampak dalam
berbagai sektor. Hilangnya batas-batas antar negara mampu menghadirkan kemudahan
transfer informasi dan teknologi dari satu negara ke negara lainnya. Dengan adanya jaringan
internet, segala informasi menjadi jauh lebih mudah untuk tersebar ke seluruh penjuru dunia.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPS, literasi digital menjadi salah satu pendukung
untuk mengembangkan pengetahuan peserta didik terhadap isu-isu sosial yang terjadi di
masyarakat secara real-time. Hal ini juga sejalan dengan konsep pembelajaran IPS yang
menjadikan kehidupan manusia sebagai pokok kajian. Hakikat kehidupan manusia yang bersifat
dinamis, tidak pernah berhenti, melainkan selalu aktif, dan menuntut pembaharuan dalam setiap
proses pembelajaran. Sehingga, dibutuhkan kemudahan dalam akses informasi dan pengetahuan
untuk efektivitas pembelajaran IPS. Upaya pengembangan literasi digital di Kota Bekasi
sendiri telah dilakukan oleh pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kota Bekasi khususnya Seksi
Kurikulum dan Penilaian SMP dengan menghadirkan layanan berupa pemanfaatan teknologi
informasi sebagai pendukung kegiatan belajar melalui situs terpadu.
Mulai tahun 2021 Assessment Kompetensi Minimal (AKM) mulai dilaksanakan pada
tahun 2021 menggantikan Ujian Nasional. Terdapat dua kompetensi mendasar yang di ukur yaitu
kompetensi literasi membaca dan numerasi. Keduanya memiliki penilaian yang sama antara lain
mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep
serta pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilih serta menggolah informasi.
Kemampuan literasi yang baik tidak dapat diperoleh secara instan pada pelajaran Bahasa dan
matematika saja namun harus dilakukan secara berkesinambungan dalam kegiatan belajar pada
semua mata pelajaran, diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
literasi dan numerasi siswa salah satunya adalah model Pembelajaran Problem Based Learning.
Pembelajaran IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan dari pada transfer konsep
karena dalam pembelajaran IPS siswa diharapkan memperoleh pemahaman terhadap sejumlah
konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai, moral dan ketrampilannya berdasarkan
konsep yang telah dimilikinya. IPS juga membahas hubungan antara manusia dengan
lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai
bagian dari masyarakat dan dihadapkan pada berbagai permasalahan lingkungan sekitarnya.
Siswa disajikan masalah-masalah yang ada di sekitar seperti mata pencaharian, model rumah,
tanaman, sampai dengan kondisi fisik alamnya. Dari masalah-masalah yang disajikan, siswa
harus memecahkan masalah  secara berkelompok membaca materi dari bergagai referensi dan
hasil pengalaman yang dimilikinya. Dari materi yang dibaca siswa akan mendapatkan konsep
maupun teori-teori berkaitan dengan upaya untuk memecahkan masalah yang disampaikan.
Model Pembelajaran Problem Based Learning pada mapel IPS dapat meningkatkan
kemampuan literasi, siswa akan terbiasa untuk menganalisis masalah yang ada disekitarnya atau
stimulus yang diberikan terutama masalah sosial yang disajikan untuk dipecahkan berdasarkan
konsep yang dimiliki. Siswa juga terbiasa bekerja atau memecahkan masalah berdasarkan
prosedur yang ada. Siswa mampu menggunakan penalaran, membuat generalisasi, dan
mengkomunikasikan suatu penyelesaian masalah.
Materi pelajaran IPS yang berkaitan erat dengan sendi kehidupan masyarakat dapat
dikatakan bisa berjalan berdampingan dengan literasi. Karena pengetahuan dan budaya
merupakan bagian dari unsur kehidupan dalam masyarakat. Pembelajaran materi IPS seharusnya
juga dilaksanakan secara terpadu agar sesuai dengan hakikat mata pelajaran ini. Namun
kenyataanya masih banyak guru IPS yang berasal dari latar belakangan satu disiplin ilmu dan
berdampak pembelajaran yang dilakukan secara terpisah. Pramono (2013:6) berpendapat bahwa
para guru tidak memiliki kesiapan untuk merancang dan melaksanakan pengajaran IPS terpadu.
Permasalahan ini sebenarnya sudah diatas dengan adanya wokshop atau pelatihan pengajaran
terpadu bagi guru IPS. Namun solusi tersebut belum berjalan dengan optimal karena masih
banyak guru yang belum tersentuh oleh hal tersebut. Pembelajaran IPS dilaksanakan pada
jenjang sekolah menengah pertama diajarkan diseluruh Indonesia.
Penggunaan strategi literasi dalam pembelajaran IPS selain akan meningkatkan
kecakapan literasi peserta didik juga akan menumbuhkan kesadaran kritis peserta didik terhadap
isi materi/ kompetensi yang dipelajarinya dan manfaat materi/ kompetensi
tersebut dalam kehidupan. Literasi adalah elemen penting untuk memastikan semua siswa
memiliki peluang paling efektif untuk berhasil dalam penelitian serta kehidupan sehari-hari.
Numerasi berperan menentukan cara dan arah pembelajaran matematika di sekolah,
sehingga pembelajaran matematika lebih bermakna bagi peserta didik secara kontekstual.
Beberapa prinsip penguatan numerasi dalam mata pelajaran mencakup memberikan perhatian
pada konteks kehidupan nyata. Kita semua perlu numerasi untuk meningkatkan potensi kita dan
juga memberikan kontribusi yang menguntungkan bagi masyarakat. Alasan keahlian literasi dan
numerasi perlu untuk dimiliki oleh setiap murid karena kedua kemampuan ini mampu
mempersiapkan para murid untuk menjalani hidup di luar ruangan kelas, baik dalam lingkungan
masyarakat ataupun dunia kerja.

Anda mungkin juga menyukai