Anda di halaman 1dari 3

NARASI SUNGKEMAN SISWA :

(Putra) :
Bapak Guruku kini aku bersimpuh di hadapanmu.
Terimalah permintaan maaf-ku, 
Sebanyak itu bukti kasih sayangmu kepadaku.. sebanyak itu pula salah dan dosaku kepadamu
Di hari ini, mata hatiku  mulai terbuka, bahwa kemarahanmu..yang sering aku terima, adalah
kasih sayang  yang tak dapat  kutukar dengan nilai dan harga..
kini mata hatiku mulai terbuka,  bahwa pahitnya nasehatmu adalah cinta tulusmu, demi kebaikan
dalam meniti jalan hidupku di masa depan..
Dalam detik-detik perpisahan ini, bathinku sadar, bahwa aku terlalu banyak berbuat salah
kepadamu, .. 
bapak guruku maapkan..aku
Banyak sudah salah yang sering kuperbuat padamu, .. menyakitimu, menyinggung perasaanmu,
bahkan berprasangka buruk kepadamu..

(Putri)
Ibu guruku … Aku mau pamit…
Berat rasanya hati tuk berpisah dengan engkau 
Berat rasanya kaki tuk melangkah, meninggalkan engkau..
Berat rasanya mulut tuk mengatakan “Selamat tinggal” kepada kalian..
teman dan adik-adik tercinta”
Terlalu banyak kenangan yang telah aku rajut bersama mereka..
Terlalu banyak kenangan yang telah aku ukir, di sekolah tercinta ..
Tawa, canda, dan airmata, sudah terlanjur tertumpah…menyatu dengan hati dan jiwa
Tali kasih persahabatan  telah mengakar sebagai keluarga..
Tapi sekarang aku harus pergi…
Pergi meninggalkan kalian, bapak ibu guruku tercinta
Menginggalkan teman dan adik-adikku..
Meninggalkan semuanya… yang sudah menjadi keluarga 
Ibu guruku…maapkan kami semua 
Biarlah kami binasa, jika air mata dan permintaan maaf kami tidak mampu lagi melembutkan
hatimu 
Inilah Kami…yang dulu sering membuat hatimu jengkel, marah dan kesal..kini Kami bersimpuh
di pangkuanmu…
Bisa kah cinta dan kasih sayangmu kami rasakan, Setelah kami pamit meninggalkan kalian?
Terima kasih telah, mendidik kami hingga hari ini.  Kami akan rindukan semua itu..
semua yang engkau berikan kepada kami..
Tetap doakan kami dalam menempuh jalan masa depan… menggapai cita-cita kami…”

JAWABAN DARI BAPAK-IBU GURU:


(Bapak Guru) :
Anakku..
Sungguh besar harapan bapak dan ibu guru: supaya engkau menjadi anak yang soleh, santun
pada orang tua, membawa kemaslahatan di mana pun engkau berada.
Sungguh besar pula rasa kekhawatiran kami, jika harapan itu tidak terwujud. Itulah sebabnya,
mengapa kami marah, atas perbuatanmu yang tidak baik, kurang sopan, malas, dan sebagainya.
Semoga kemarahan itu bisa mengingatkanmu akan kesalahanmu supaya engkau instropeksi  dan
memperbaiki.

(Ibu Guru)
Anakku..
Ibu marah jika engkau salah, tapi itu semua demi kebaikanmu 
Maapkan ibu gurumu yang masih belum mampu memberi teladan dalam berbuat kebaikan,
hanya ini yang bisa ibu berikan, ilmu yang sedikit, kemampuan yang terbatas.. tapi percayalah,
apa yang selama ini ibu lakukan ..tulus demi keselamatan dan kebahagiaanmu dalam
menjangkau masa depan..
Semua kesalahanmu..kemarin, sekarang, dan esok sudah kami maafkan. Semoga engkau sukses
dalam menggapai masa depan…
PROLOG SAAT SISWA MENINGGALKAN PANGGUNG:

Anakku…
Kejarlah cita-citamu sampai setinggi langit
Jangan malas untuk belajar karena ilmu adalah harta yang bisa kita bawa ke mana pun tanpa
membebani kita.
Ilmu ibarat bintang di malam yang gelap, untuk itu kejarlah ilmu sekuat daya dan upaya."
Hidup adalah tentang belajar. Jika kamu berhenti, maka kamu mati, maka teuslah belajar dan
bekerja keras untuk mencapai kesuksesan masa depanmu kelak."

Ya Allah, sayangi anak-anak kami…anak-anak didik kami…


Tuntunlah langkah-langkah mereka.
Teguhkan mereka dalam menghadapi godaan fitnah dunia
Jadikan anak-anak kami anak-anak yang soleh, ya Allah….
Basahkan lidah mereka dengan doa-doa kebaikan untuk ayah dan ibunya. 
Kumpulkan mereka dan  kami di jannatun firdaus-Mu  kelak.
Amiin… Aamiin Yaa Robbal’alamiin….

Anda mungkin juga menyukai