Anda di halaman 1dari 2

KRASAN MONDOK

Ibu Bapak Kulo Matur  Ibu Bapak Kulo Matur 


Kulo Krasan Wonten Pondok  Kulo Krasan Wonten Pondok
Amergi ten Pondok Wonten Abah Yai  Amergi Ten Pondok Kulo Nggih Sinau 
Ingkang Tulus Ikhlas Mengasuh Kulo  Maneko Werni-Werni Macem Ilmu 
Amergi Ten Pondok Ustadz Lan Ustadzah  Amergi Ten Pondok Dituri Tawadhu 
Tulus Ikhlas Ngajari Marang Kulo  Sopan Lan Santun Marang Poro Guru 

Ibu Bapak Kulo Matur Kulo  Ibu Bapak Kulo Matur 


Krasan Wonten Pondok  Kulo Krasan Wonten Pondok 
Amergi Ten Pondok Kulo Katah Konco  Ibu Bapak Ampun Khawatir Lan Getun 
Ndadoske Kulo Katah Pengalaman  Ten Mriki Sae Keadaanipun 
Amergi Ten Pondok Kulo Katah Konco  Kulo Nyuwun Mawon Dongo Restunipun 
Tambah Sedulur Saking Ngendi Papan  Mugi Saget Manfaat Ilmunipun

PUISI
Ayah... masih saja inginku bermanja di hari
disetiap tetes keringatmu siangmu,
di setiap derai lelahmu berselimut mesra hari malammu...
di setiap hela nafasmu sebab cinta telah kau limpahkan sepenuh
Ada ribuan kasing sayang yang luar biasa hati tanpa banyak kata...
dengan apa kami balas air susumu Ibu?
Demi aku, anakmu... Bahkan dengan nyawaku pun tak dapat
Kau rela terpapar panasnya matahari terganti...
Basah kuyup sebab hujan pun tak Segalanya menjadi kecil jika dibandingkan
membatasimu membanting tulang dengan pengorbananmu.
Wahai ibu... keringat dan air mata yang kau
Ayah... tumpahkan
akan selalu ku jaga nasehatmu di setiap hela adalah aliran sungai kami menuju lautan...
nafasku, Semoga kami bisa meneladani lautan
Akan kuhangatkan namamu di relung hati kesabaran yang kau miliki...
terdalamku.. Aku rela... meski dengan darah akan
Akan kunyalakan semua impianmu dengan kubasuh dosa-dosa anakmu ini ibu...
sekuat pikiranku, tenagaku... Aku rela melepaskan seluruh egoku untuk
Akan kujadikan teladan kerja kerasmu suatu juga membuatmu menepuk dada beriringan
saat nanti... bersama ayah...
Menciptakan senyuman merekah di bibir
Ayah... cantikmu...
hari ini aku belum mampu membuat
senyummu merekah sempurna... Ibu... engkau tak kalah dengan ayah ...
Ayah... Perjuanganmu juga tak kenal lelah.
Hari ini aku belum mampu membuatmu Pengorbananmu juga tak pernah salah...
menepuk dada dengan bangga... Terlebih doamu, jauh lebih mustajab
dibandingkan doa seluruh ummat manusia...
Maafkan aku ayah... Tak akan kubiarkan kata kecewa terucap
selama ini aku masih selalu membuatmu dari bibirmu
bersusah payah berpeluh-peluh keringat Tak akan kubiarkan tetes air mata jatuh di
demi aku, anakmu... pelupukmu.
kau korbankan semuanya demi aku, Aku di madrasah ini... Di pesantren ini kuat,
anakmu... juga berkah doamu ibu...
Tapi, suatu hari nanti akan kubuktikan Ingin sekali kubersimpuh, menciumi kakimu
semua asamu, semua doa-doamu, dan sebagai bukti baktiku padamu.
semua kerja kerasmu... Izinkan aku dan selalu izinkan aku...
Dan semua orang akan berkata bangga...
Bahwa akulah anakmu... Ibu, tak cukup ucapan terima kasih
terima kasih ayah, atas segalanya tanpa sebenarnya...
terdefinisikan dengan kata... Tapi, tetap kuucapkan terimakasihku ini agar
engkau lega dengan semua jawaban doa-
Ibu, wahai Ibu... doa.
Dan doa... Ya... Dan doa yang akan selalu
Guru... kupanjatkan untukmu
Kelembutanmu penuh haru
tutur sapamu penuh rindu Oh guruku...
pengorbananmu tak pernah kau hitung Tak ada kata yang pantas kuucapkan untuk
perjunganmu tak pernah terhenti menebus semua kenakalanku...
wajahmu kau hiasi canda tawa
menutupi kelelahan dalam dada... hanya ridhomu atas segala ilmu yang kau
membimbing kami penuh kobaran cinta alirkan tanpa henti...
kau curahkan jiwa dan raga Hanya Ridhomu atas aliran doa yang kau
Guru... Apa yang harus ku lakukan padamu tengadahkan di setiap malam...
untuk membalas jasamu?
Aku tak patut kau sebut murid Engkaulah teladan perjuangan dalam
aku tak sanggup membayar semuanya menuntut ilmu di madrasah tercinta ini...
Akan ku kenang, akan kuingat betapa besar
jasamu untukku... Terimakasih kuhaturkan dengan penuh asih

Anda mungkin juga menyukai