Oleh:
Izzatul Ulya
(2010013211012)
Kehadiran Kurikulum Paradigma Baru 2022 dengan penerapan bertahap melalui program
sekolah penggerak adalah upaya tranformasi dalam bidang pendidikan yang sudah
mempertimbangkan prinsip dan landasan pengembangan kurikulum. Kurikulum Paradigma Baru
ini sebagai penyempurnaan dari KTSP 2013 akan diberlakukan secara terbatas dan bertahap
melalui program sekolah penggerak. Sehingga pada akhirnya akan diterapkan di setiap satuan
jenjang pendidikan di Indonesia. Hal tersebut akan memberi lebih banyak waktu bagi guru untuk
menerapkan pembelajaran yang mendalam, misalnya diskusi, kerja kelompok, dan pembelajaran
berbasis masalah atau proyek yang lintas mata pelajaran.
menurut Kamdi, proses belajar bisa terfokus apabila pengembangan pola pikir intelektual
secara sosial, inovatif, dan kultural, yang mampu mendorong siswa membangun pola pemahaman
secara alamiah dengan pengetahuan sendiri dalam konteks sosial budaya, dan belajar dimulai
sejak awal pengetahuan dan perspektif budaya lokal. Roda pembelajaran dengan desain
diharapkan menantang dan juga menarik untuk mencapai pengolahan pemikiran tingkat
intelektual.
Pendidikan dengan menggunakan paradigma baru di Indonesia akan menjadi lebih baik
bergantung pada cara konsep manusia dengan tujuan hidup dan menganalisis tantangan zaman
sekarang.
Sebelum diterapkan di setiap jenjang pendidikan, kenali terlebih dahulu 7 (tujuh) hal yang baru
dalam Kurikulum Paradigma Baru, yaitu:
1. Struktur Kurikulum
Profil Pelajar Pancasila (PPP) dijadikan acuan dalam pengembangan standar isi, standar
proses, standar penilaian, atau struktur kurikulum, Capaian Pembelajaran (CP), prinsip
pembelajaran, dan asesmen pembelajaran.Struktur Kurikulum Paradigma Baru yakni terdiri dari
pembelajaran tatap muka bersama guru dan kegiatan proyek.Setiap sekolah diberikan keleluasaan
untuk mengembangkan program kerja tambahan yang dapat mengembangkan kompetensi siswa.
Program tersebut bisa disesuaikan dengan visi misi dan sumber daya yang ada di sekolah
tersebut.
2. Istilah Baru
Terdapat istilah baru dalam kurikulum terbaru ini, yaitu Capaian Pembelajaran (CP). CP
adalah rangkaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai satu kesatuan proses yang
berkelanjutan, sehingga kompetensi secara utuh dapat terbangun.Asesmen pembelajaran yang
akan dikembangkan guru harus mengacu pada capaian pembelajaran yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Dalam Kurikulum Paradigma Baru tidak menetapkan jumlah jam pelajaran perminggu,
tetapi jumlah jamnya ditetapkan pertahun.Sehingga setiap satuan pendidikan mempunyai
kemudahan untuk mengatur pelaksanaan kegiatan pembelajarannya.
Pada KTSP 2013 mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dihilangkan,
sedangkan pada Kurikulum Paradigma Baru mata pelajaran ini akan dikembalikan dengan nama
mapel yaitu Informatika. Dimana mata pelajaran tersebut akan diajarkan mulai jenjang SMP.Bagi
sekolah yang tidak mempunyai guru informatika tidak perlu khawatir. Karena mata pelajaran ini
tidak harus diajarkan oleh guru yang berlatarbelakang TIK/Informatika, tetapi dapat diajarkan
juga oleh guru umum.Hal tersebut karena pemerintah melalui Kemendikbud sudah
mempersiapkan buku pembelajaran Informatika yang mudah digunakan dan dipahami oleh siswa.
Untuk mata pelajaran IPA dan IPS jenjang SD kelas IV, V, dan VI yang selama ini berdiri
sendiri, maka dalam Kurikulum Paradigma Baru kedua mata pelajaran tersebut diajarkan secara
bersamaan dengan nama mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Sosial (IPAS).Tujuannya agar
siswa lebih siap dalam mengikuti pembelajaran IPA dan IPS yang terpisah di jenjang SMP.
B. Perbedaan KTSP, Kurikulum 2013 Dan Kurikulum Paradigma Baru
Berdasarkan Aspek pada KTSP, aspek Pada Kurikulum 2013, Pada paradigm baru, aspek
Kompetensi Lulusan kompetensi lulusan aspek kompetensi kompetensi lulusannya lebih
sangat menekankan lulusannya lebih menekankan pada
pada sisi menekankan pada keseimbangan antara hard
pengetahuan saja keseimbangan antara skills dan soft skills, baik
dan pada hard skills dan soft dalam aspek sikap,
implementasinya skills, baik dalam keterampilan, maupun
cenderung lebih aspek sikap, pengetahuan, serta
fokus pada aspek keterampilan, maupun keseimbangan antara aspek
kognitifnya saja. pengetahuan, serta kognitif (intelektual),
keseimbangan antara psikomotorik (gerak) dan
aspek kognitif afektif (sikap).
(intelektual),
psikomotorik (gerak)
dan afektif (sikap).
Berdasarkan Jumlah Jam Jumlah jam belajar Jumlah jam belajar Kurikulum Paradigma Baru
Belajar dalam KTSP lebih dalam kurikulum 2013 tidak menetapkan jumlah
sedikit dengan lebih banyak dengan jam pelajaran perminggu
materi lebih materi lebih sedikit seperti yang selama ini
banyak berlaku pada KTSP 2013,
akan tetapi jumlah jam
pelajaran pada Kurikulum
Paradigma Baru ditetapkan
pertahun.
Berdasarkan Standar dalam KTSP, Di dalam kurikulum pelaksanaan proses
Proses Pembelajaran proses 2013, proses pembelajaran dengan
pembelajarannya pembelajaran tematik pendekatan tematik yang
meliputi eksplorasi, maupun non tematik selama ini hanya dilakukan
elaborasi, dan dilakukan dengan pada jenjang SD saja, pada
konfirmasi yang pendekatan ilmiah kurikulum baru
mana lebih (scientific approach), diperbolehkan untuk
dominan pada yaitu dengan melalui dilakukan pada jenjang
aspek kognitif, proses pengamatan, pendidikan lainnya. Dengan
psikomotor, dan bertanya, menyajikan, demikian pada jenjang SD
afektif. menyimpulkan, dan kelas IV, V, dan VI tidak
mencipta. harus menggunakan
pendekatan tematik dalam
Dalam proses pembelajaran, atau dengan
belajarnya yang lebih kata lain sekolah dapat
dominan adalah menyelenggarakan
afektif, psikomotor, pembelajaran berbasis mata
baru kemudian pelajaran.
kognitif.
Dalam kurikulum prototipe, ada tiga karakteristik utama bersama dengan penjelasan:
Dalam hal ini, kata implementasi kepala pusat kurikulum dan pembelajaran Kementerian
Pendidikan, Zulfikri Anas, dikutip dari Tempo 25 Desember 2021, bahwa guru diminta untuk
menyediakan sejumlah tugas atau proyek. kepada siswa yang bisa lintas mata pelajaran, bahkan
lintas peminatan murid atau siswa.
Dalam kurikulum prototipe, siswa sekolah dasar (SD) paling tidak dapat melakukan dua penilaian
proyek dalam satu tahun pelajaran. Sementara siswa sekolah menengah pertama SMP , sekolah
sekolah menengah SMA dan SMK setidaknya dapat melakukan tiga penilaian proyek. Namun,
sekolah masih diberi kebebasan untuk mengembangkan program kerja tambahan.
Dengan pembelajaran berfokus pada materi penting atau aesensial, maka ada cukup waktu untuk
pembelajaran mendalam untuk kompetensi dasar, seperti literasi dan numerasi. Dengan begitu,
siswa tidak tertinggal dalam kemampuan dasar. Selain itu, tidak ada jurusan dalam ilmu sosial
(IPS), Alam (IPA), dan bahasa di tingkat pendidikan sekolah menengah. Siswa juga bebas
memilih mata pelajaran sesuai dengan mereka yang dalam pikiran. Ini didasarkan pada kurikulum
prototipe yang memprioritaskan pengembangan karakter dan kompetensi esensial siswa.
Berbeda dengan kurikulum 2013 yang mengetahui istilah KI dan KD, dalam kurikulum prototipe
ada prestasi belajar istilah (CP). CP adalah kesatuan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
berkelanjutan, sehingga dapat membangun kompetensi yang utuh.
Guru, dalam hal ini, dapat mengajarkan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh
siswa. "Fleksibilitas bagi guru, dimaksudkan untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan
kemampuan siswa dan melakukan penyesuaian pada konteks dan konten lokal," jelas Anindito.
Selain itu, perencanaan kurikulum untuk sekolah juga dapat diatur dengan cara yang lebih
fleksibel. Dalam kurikulum prototipe, lanjut Anindito, tujuan pembelajaran ditetapkan per fase,
yaitu dua hingga tiga tahun, untuk memberikan fleksibilitas bagi guru dan sekolah.
Di jenjang SD, terdapat penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS (Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial) untuk memahami lingkungan sekitar, yang mana di
kurikulum 2013 mata pelajaran tersebut terpisah. Kemudian, Bahasa Inggris merupakan
mata pelajaran pilihan bagi siswa dengan bertumpu pada pembelajaran berbasis proyek
(Project Based Learning) untuk meningkatkan Profil Pelajar Pancasila.
Pengurangan materi IPA dan IPS menjadi IPAS memang memiliki konsekuensi dari
keinginan merancang kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada kompetensi dan
karakter. Jika materi yang diwajibkan oleh Kemendikbudristek sudah sedemikian banyak,
guru takkan punya waktu untuk menerapkan project based learning dan bentuk
pembelajaran mendalam lainnya. Dan tanpa pembelajaran seperti itu, akan sulit untuk
menumbuhkan nalar kritis dan kreativitas siswa.
Di jenjang SMP, Jika dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran TIK dihilangkan, maka
dalam kurikulum prototipe mata pelajaran ini dapat diajarkan kembali dengan nama baru,
yaitu Informatika yang mana mata pelajaran ini dapat diajarkan mulai jenjang SMP. Mata
pelajaran informatika menjadi mata pelajaran wajib dengan tujuan untuk menyesuaikan
kemajuan teknologi yang diselaraskan dengan Profil Pelajar Pancasila.
Di jenjang SMA, terdapat penghilangan penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa. Sebagai
gantinya siswa kelas X akan mengikuti mata pelajaran yang sama dengan SMP,
sementara kelas XI dan XII bisa memilih kombinasi mata pelajaran sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan dan cita-citanya. Hal ini didasarkan pada kurikulum prototipe
yang mengedepankan pengembangan karakter dan kompetensi esensial siswa.
Di jenjang Universitas, evaluasi MBKM. Yang pertama, perlunya bekal kompetensi
untuk mahasiswa agar siap bekerja bukan hanya dari segi kognitif tetapi juga bagaimana
teknik agar mahasiswa bisa mengajar dengan baik. Yang kedua, perlu menjalin kerjasama
dengan perguruan tinggi lain, khususnya yang menjurus pada MBKM. Terakhir, tidak
ada ketentuan mahasiswa hanya diperbolehkan mengambil berapa sks di luar perguruan
tinggi, tetapi maksimal hanya diperbolehkan mengambil 24 sks pada semester tersebut.
Daftar Pustaka
https://naikpangkat.com/mengenal-kurikulum-paradigma-baru-2022/
https://kumparan.com/asep-totoh/paradigma-baru-pendidikan-1unNgLInF3M
https://www.tiraswati.net/berita/detail/mengenal-kurikulum-paradigma-baru#:~:text=Kedua%2C%20hal
%20yang%20menarik%20dari%20Kurikulum%20Paradigma%20Baru,proses%20yang%20berkelanjutan
%20sehingga%20membangun%20kompetensi%20yang%20utuh.
https://www.yoru.my.id/2022/01/contoh-penerapan-kurikulum-prototipe-2022-di-sekolah.html
https://tmtk.iainkudus.ac.id/index.php?page=detil&id=57661
https://wartaguru.id/penerapan-kurikulum-prototipe-di-semua-jenjang-pendidikan/