Anda di halaman 1dari 8

EKSPLORASI ETNOMATEMATIKA PADA ARTSITEKTUR

PATUNG TABUIK DI PARIAMAN

Penulis: Izzatul Ulya


2010013211012

Program Studi Pendidikan Matematika


FKIP – Universitas Bung Hatta/UMRAH
Email: izzatuulya012002@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan


dengan matematika dalam arsitektur patung Tabuik di Pariaman. Penelitian
ini menggukan teknik kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dalam arsitektur tersebut terdapat unsur
matematis diantaranya adalah geometri yang terdiri dari segitiga, kubus,
balok dan setengah bola. Hasil penelitian ini diharapkan bias dapat
digunakan sebagai inovasi pembelajaran matematika disekolah dasar.

Katakunci:arsitektur patung Tabuik,manfaat,metode penelitian,etnomatenatika pada


arsitektur patung Tabuik.

1 PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu kepastian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan sehari-haripenggunaan dan manfaatnyaMatematika dan budaya
memiliki kaitan yang sangat erat dengan kehidupan msyarakat. Siswa dan
masyarakat sering tidak menyadari bahwa mereka telah menerapkan berbagai
konsep matematika dalam kehidapan sehari-hari. Siswa tidak merasakan langsung
manfaat dari pembelajaran matematika di sekolah. Hal ini menimbulkan anggapan
bahwa matematika merupakan ilmu yang rumit, sulit untuk dipahami dan tidak
berguna. Padahal terdapat budaya, tradisi atau permesalahan yang dihadapi oleh
siswadalam kehidupan sehari-hari merupakan cikal bakal dari ilmu matematika itu
sendiri.
Etnomatematika merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan
untuk menjelaskan bahwa budaya masyarakat dan matematika memiliki kaitan
yang sangat erat dan merupakan sebuah rumpun ilmu pengetahuan. Setiap budaya
yang diwariskan oleh nenek moyang pada daerah tertentu memilki kaitan dengan
matematika. Demikanpun halnya dengan Tabuik yang merupakan upacara adat
khas daerah Pariaman. Tabuik merupakan upacara atau perayaan mengenang
kematian Husain, tetapi dikembangkan menjadi pertunjukan budaya khas Pariaman
setelah masuknya unsur-unsur budaya Minangkabau. Pertunjukan budaya tabuik
dilaksanakan setiap tahun tepat pada tanggal 10 Muharram. Akan tetapi,
dikarenkan pandemic yang melanda bukan hanya Indonesia namun juga melanda
dunia. Untuk mengurangi penyebaran virus tersebut pemerintah Pariaman
membuat kebijakan untuk tidak melaksakan pertunjukan tabuik sementara waktu .
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi aspek matematika yang
terdapat pada arsitektur patung Tabuik. Eksplorasi ini bertujuan unutuk
memberikan informasi baru kepada siswa dan masyarakat bahwa arsitektur patung
Tabuik memiliki kaitan erat dengan matematika, dengan demikian mereka lebih
memahami kerterkaitan antara matematika dan budaya yang mereka miliki
sehingga presepsi siswa dan masyarakat tentang matematika menjadi lebih tepat.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika sekolahpun diharapkan dapat lebih
disesuaikan dengan konteks budaya siswa dan masyarakat agar matematika dapat
lebih mudah dipahai karena tidak lagi dipresepsikan sebagai suatu yang rumit, sulit
dipahami dan tidak berguna oleh siswa dan masyarakat.

2 KAJIAN TEORI
Etnomatematika merupakan salaha satu biang ilmu pengetahuan yang
membahasa tentang kaitan anatara matematika dengan budaya. Menurut Hammond
etnomatematika adala sebuah studi tentang aspek kultural yang berhubungan
dengan matematika; kesepakatan dengan studi komperatif (studi yang berkenaan)
dengan matematika dari manusia yang berbeda budaya,terutama dalam kaitannya
dengan bagaimana matematika terbentuk, dan pada giliranya dibentuk oleh,nilai
dan kepercayaan kelompok orang. Istilah “ethno” menggambarkan “ semua bahan
yang membentuk identitas budaya dari sebuah kelompok seperti bahasa, kode,
nilai,jargon, kepercayaan, makanan dan pakaian, kebiasaan, dan sifat fisik”.
Matematika mengekpresikan pandangan luas tentang matematika yang mencakup
aritmatika; mengklasifikasi, pemesanan, pemodelan dan praktik matematika adalah
produk budaya. Bishop (1988) menyatakan bahwa aktivitas manusia yang
bersentuhan dengan wujud kebudayaan pada wujud ketiga dan berkaitan dengan
aktivitas manusia merupakan fenomena matematika yang terdiri dari enam
kegiatan mendasar. Pada sejumlah kelompok budaya dapat ditemukan aktivitas-
aktivitas tersebut yaitu: membilang atau menghitung, menentukan lokasi,
mengukur, mendesain, bermain, dan menjelaskan
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan salah seorang
narasumber yang mengetahui dan pernah ikut serta dalam pertunjukan Tabuik
tersebut,ternyata dalam pertunjukan Tabuik tersebut begitu banyak aspek
matematis yang dapat kita amati.

2.1 Metode Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnorafis.
Menurut Sugiyono (2012) metode penelitian kualitatif merupakan metode
penelitian di bidang antropologi budaya. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah waancara dan dokumentasi. Informasi dalam
penelitian ini adalah salah seorang pemuka masyarakat yang mengetuai acara
pentunjukan Tabuik di Pariaman.

2.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan


Istilah tabuik sebenarnya bukan kata yang berasal dari Minang. Kata Tabuik
merupakan serapan dari bahasa Arab. Asal mula kata Tabuik adala Tabot. Tabot
sendiri memiliki arti kotak atau peti kayu. Tabuik dibuat oleh masyarakat Pariaman
yang tingginya dapat mencapai 11 meter. Bagianatas mewakili keranda berbentuk
menara yang dihiasi dengan Bungan dank ain beludru berwarna-warni. Sedangkan,
bagian bawah berbentuk tubuh kuda, bersayap, berekor dan berkepala manusia
berambut panjang. Kuda itu dibuat dari rotan dan bamboo dengan dilapisi kain
beludru halus warna hitam dan pada emat kakinya terdapat gambar kalajengking
menghadap ke atas. Kuda tersebut adalah symbol Buraq, kendaraan yang memiliki
kemampuan terbang secepat kilat dan digunakan saat Isra’ Miraj Nabi Muhammad
SAW. Buraq dipercaya mambawa Imam Hussien ke langit.
Ritual pembuatan tabuik dimulai dengan pengambilan tanah dari sungai pada
tanggal 1 Muharram. Tanah tersebut diletakkan dalam periuk tanah dan dibungkus
dengan kain putih, kemudian disimpan dalam lalaga yang terdapat di halaman
rumah tabuik. Pada tanggal 5 Muharram dilakukan proses menebang batang pisang
dengan cara sekali tebas pada malam hari. Hal Ini melambangkan perumpamaan
keberanian salah satu putra Imam Husain yang menuntut balas kematian bapaknya.
Selanjutnya pada tanggal 7 dan 8 muharram yang disebut Maatam dan Maarak
sorban. Pada tanggal 10 Muharram pagi, diadakan prosesi Tabuik naik pangkat,
yaitu pemasangan bagian atas tabuik. Kemudian Tabuik diarak hingga akhirnya
dibuang ke laut.
Bagian tengah tabuik berbentuk kotak yang berukuran persegi da nada yang
berbentuk gapura petak yang ukurannya makin ke atas makin besar. Pada gapura
itu ditempelkan motif ukiran khas Minagkabau. Dibagian bawah dan atas gapura
ditanapkan bungo salapan atau delapan Bungan berbentuk paying dengan dasar
keras warna bermotif ukiran atau batik. Puncak tabuik dihiasi paying besar yang
dibalt kain beludru dan kertas hias yang jugabermotif ukiran. Di atas paying
ditancapkan patung burung merpati putih.

Dari gambar terlihat bahwa tabuik memilki komponen-komponen bangun ruang


sisi datar yang berbentuk: Kubus, bangun yang berbentuk kubus pada tabuik
memiliki panjang rusuk ± 2 meter, Balok, bangun yang berbentuk balok pada
tabuik memiliki ukuran panjang ± 1 meter, lebar ± 1 meter, dan tinggi ± 4 meter,
Limas, bangun yang berbentuk limas pada tabuik ada dua buah, pertama pada
bagian bawah memiliki alas berbentuk persegi dengan panjang rusuk alas ± 2
meter, dan memiliki tinggi limas ± 2 meter. Kedua pada bagian atas tabuik
memiliki alas berbentuk persegi dengan panjang rusuk alas ± 1 meter, dan
memiliki tinggi limas ± 0.5 meter.

2.3 Tabel
Tabel 1 Hasil Analisis Aspek Matematis Dalam Arsitektur Patung Tabuik
Gambar arsitektur Tabuik Aspek/aktivitas matematis Materi yang
dan rumus berhubungan
dengan
aspek/aktivitas
matematis
1. Seperti yang tampak pada Geometri
gambar bentuk bangun tersebut bangun ruang
memuat aspek matematis
bangun ruang yaitu balok
Rumus:
volume= p ×l ×t
luas permukaan=2( pl +¿+ tp)

2. Pada gambar disamping dapat Geometri


dilihat terdapat aspek matematis bagun ruang
yaitu bangun ruang dan bangun dan bangun
datar seperti: datar
Limas segiempat,balok,segitiga
dan lingkaran

Rumus:
 Limas
1
volume= × luas alas × t
3
luas permukaan=luasalas+ selubung limas

 Balok
volume= p ×l ×t
luas permukaan=2( pl +¿+ tp)

 Segitiga
1
luas= × a ×t
2
keliling=s1 +s 2+¿ s ¿
3

 Lingkaran
2
luas=π ×r
keliling=2 × π × r
3. Pada gambar di samping Geometri
terdapat aspek matematis yaitu bangun ruang
bangun ruang seperti
Kubus

Rumus
volume=s × s × s
luas permukaan=6 × s × s

4 Pada gambar disamping dapat Geometri


dilihat terdapat aspek matematis bangun ruang
yaitu bangun ruang seperti:
setengah bola

Rumus
 Bola
4 3
volume= × π × r
3
2
luas permukaan=4 × π × r
 Setengah bola
1 4 3
v= ( × π ×r )
2 3

1 2
luas permukaan= (4 × π × r )
2

Pada gambar di samping Geometri


5. terdapat aspek matematis yaitu bangun datar
bangun datar seperti segitiga

Rumus:

1
luas= × a ×t
2
keliling=s1 +s 2+¿ s ¿
3
2.4 kesimpulan dan saran
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat unsur matematis dari
arsitektur patung Tabuik di Pariaman seperti aspek gemetri bidang datar dan
geomatri ruang yakni antara lain; balok,kubus, limas, setengah bola, segitiga, dan
lingkaran. Etnomatematika pada arsitektur patung Tabuik di Pariaman dapat
dimanfaatkan seagai sumber belajar dalam pembelajran matematika, menambah
wawasan siswa mengenai keberadaan matematika yang ada pada salah satu unsur
bdaya yang mereka miliki, meningkatkan mitivasi dalam belajar serta menfasilitasi
siswa dalam mengaitkan konsep-konsep yang dipelajari dengan situasi dunia nyata

3 PUSTAKA

Rozi Fitriza & Indra Gunawan (2018): Tabuik Dalam Pembelajaran Bangun
Ruang Dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik (PMR)

Anda mungkin juga menyukai