&
UNDERCARRIAGE
Untuk Lingkungan Sendiri
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat
tersusun buku “ UNDERCARRIAGE “ Buku ini disusun untuk melengkapi bahan
pelatihan di lingkungan PT Pamapersada Nusantara khususnya Plant Departement.
Buku ini disajikan dalam bentuk yang sederhana, dengan harapan dalam
pemahamannya akan lebih mudah, khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior
Mekanik dibidang Alat-alat Berat.
Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih
jauh dari sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat
mengharap kritik dan saran dari para pembaca untuk meningkatkan kesempurnaan
buku ini sehingga tidak terjadi salah persepsi untuk pemahaman dari isi dan makna
terhadap buku ini.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya buku ini.
Penyusun
Program and Curriculum Development
i
ii
VISI DAN MISI BUMA
VISI
VISION
Menjadi perusahaan beromzet milyaran dolar yang menjadi pilihan utama pelanggan, dan
bernilai bagi karyawan serta rekanan kami.
To be the first choice billion dollar partner of our customers and bring value to our people.
MISI
MISSION
Memberikan nilai unggul melalui kemitraan strategis dan pemberdayaan komunitas, oleh tim
yang kompeten dan berpola piker positif.
To provide excellent value through strategic partnering and community engagement delivered
by a competent and positive team.
B’EXCITE
EXCELLENCE
Keunggulan
CARING
Kepedulian
INTEGRITY
Integritas
TEAMWORK
Kerjasama
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
KEBIJAKAN K3LH BUMA
VISI DAN MISI BUMA
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
BAB 2 UNDERCARRIAGE 11
2.1. KLASIFIKASI UNDERCARRIAGE 12
2.2. KOMPONEN UTAMA UNDERCARRIAGE 14
2.2.1. Track Frame 14
2.2.2. Roller 16
2.2.3. Front Idler 25
2.2.4. Recoil Spring 28
2.2.5. Sprocket 32
2.2.6. Track Link 34
2.2.7. Track Shoe 41
2.2.8. Equalizing Beam 44
2.2.9. Guard 44
BAB 3 MEASUREMENT 48
3.1. ALAT - ALAT UKUR KOMPONEN UNDERCARRIAGE 49
3.3.1. Multi Scale 50
3.3.2. Out Side Caliper 50
3.3.3. Sprocket Wear Gauge 51
3.2. Program Pemeriksaan Undercarriage 53
3.3. Measurement 55
Steering System
Undercarriage
Blade
Gambar di atas menunjukkan biaya perbaikan kerangka bawah tercatat 60% dari biaya
total perbaikan unit bulldozer.
Biaya Perbaikan Unit Excavator
Other Parts
Work Equipment
Engine
Undercarriege
Hydraulic Equipment
Gambar di atas menunjukkan biaya perbaikan kerangka bawah tercatat lebih besar 45%
dari biaya total perbaikan unit Excavator. Jadi dengan mengurangi biaya perbaikan
untuk kerangka bawah banyak hal kemungkinan, yang jelas biaya perbaikan kerangka
bawah akan menjadi turun.
Secara umum fiinal drive adalah susunan roda gigi yang biasanya berupa satu set roda gigi
lurus dan atau satu set roda gigi planet (planetary gear) sebagai roda gigi penggerak akhir yang
FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 3
berfungsi untuk mereduksi putaran dan meningkatkan torsi unit, seperti pada bulldozer, dump
truck, wheel loader, dan lain-lain. Susunan roda gigi penggerak akhir adalah pegurang kecepatan
yang biasanya diperlengkapi dengan satu atau dua set roda gigi lurus dan pinion boss roda gigi
penggerak akhir. Prinsip yang dipergunakan sama seperti pada transmisi dimana kecepatan
rotasi dikurangi dan momen puntir ( torque ) ditambah oleh sejumlah roda gigi yang
dipergunakan pada penggerak akhir.
Masing-masing bak penggerak akhir ( final drive case ) dipasang melebar keluar dari bak
roda gigi tirus ( bevel gear case ) pada masing-masing sisi. Dengan memilih perbandingan
kecepatan yang tepat momen puntir ( Torque ) sebelum ke penggerak akhir ( final drive ) dapat
diperkecil. Dengan demikian, transmisi yang sama, poros roda tirus ( bevel gear shaft ) dan lain-
lain dapat dipergunakan yang sama pada berbagai jenis model mesin.
Roda gigi penggerak akhir ( final Drive gears ) dapat dihadapkan pada tekanan permukaan
yang besar disebabkan oleh beban goncangan dan benturan ( shock and impact loads ), yang
mana memerlukan perhatian ekstra untuk seleksi oli pelumas dan mencegah masuknya benda
asing ke dalam bak penggerak akhir ( final drive cases ).
Perbandingan reduksi normal berada diantara 1/9 sampai 1/12 untuk perbandingan
reduksi yang lebih kecil dipergunakan sistem reduksi tunggal ( single reduction system ). Untuk
perbandingan reduksi yang besar dipergunakan sistem reduksi ganda atau sistem roda gigi
planet. ( Double reduction system or planetary gear system ).
Penggerak akhir (final drive) tipe reduksi tunggal (single reduction) dengan roda gigi
lurus (spur gear) tenaga penggeraknya dari kopling stir (steering clutch), disalurkan ke
pinion (13) melalui tromol rem (brake drum) dan flange (15). Tenaga gerak kemudian
disalurkan ke sprocket (1) melalui pinion (13), roda gigi pemutar (drive gear) (19), poros
6 FINAL DRIVE (rev 02.2019)
penggerak akhir (final drive shaft) (20}, dan. hub (6) demikianlah urutannya. Hub (6)
dipress duduk poros penggerak akhir (final drive shaft) (20).
Pada gambar di atas ditunjukkan sebuah final drive tipe double reduction yang
digunakan pada bulldozer D20,21 series. Putaran dari steering clutch akan diteruskan
oleh hub (22) ke pinion (17). Pinion (17) akan berputar menggerakkan gear (19). Melalui
hub (22), putaran dari gear (19) diteruskan ke sprocket (13). Dengan demikian sprocket
shaft (23) selalu dalam kondisi diam (fixed).
Model D150, 155 A menggunakan metode reduksi dua langkah dengan memakai roda
gigi lurus ( spur gears ) dan pelumasan bilas dengan memanfaatkan rotasi dari roda gigi.
Tenaga dari poros steering system disalurkan melalui clutch outer drum ( brake drum )
ke final drive flange ( 1 ), memutar primary pinion ( 3 ). Pada flange primary
berhubungan dengan primary gear ( 35 ), memutar secondary pinion ( 34 ) pada gear
shaft tenaga disalurkan lebih lanjut dari secondary pinion. Dengan mempengaruhi
kecepatan reduksi pada saat yang sama.
Berhubung karena konstruksinya, dimana secondary gear dibautkan pada final drive
hub ( 27 ) ke dalam sprocket boss ( 11 ) dipresskan dalam bentuk taper spline ( alur tirus
), rotasi dari secondary gear berputar menjadi putaran sprocket boss.
Final drive case ( 38 ) berfungsi sebagai tanki oli pelumas untuk masing-masing gear.
Bagian - bagian yang berputar meluncur dari sprocket diperlengkapi dengan floating
seals ( 19 ) dan ( 22 ) untuk mencegah kemasukan debu atau lumpur dan oli bocor.
2.1.KLASIFIKASI UNDERCARRIAGE
Type kerangka bawah ini pada komponen sprocket diperlengkapi dengan rubber
bushing dan front idler dilengkapi rubber pad dan equalizing beam dilock dengan pin
pada frame utama ( main frame ).
Type kerangka bawah ini terdapat dua idler, track roller dapat bergerak flexible (
Bogey ) dan sprockets kedudukannya lebih tinggi dari rear idler.
• Bagian bawah dari crawler tractors yang berfungsi untuk bergerak maju,
mundur, belok kiri dan kanan.
• Bagian bawah yang menahan dan meneruskan berat dari tractors ke landasan.
1. Track frame.
2. Roller.
3. Idler.
4. Recoil spring.
5. Sprocket.
6. Track link.
7. Track shoe.
8. Equalizing.
9. Guard.
Keterangan :
1. Carrier roller bracket 6. Track frame
2. Carrier Roller 7. Guiding guard
3. Recoil spring cover
4. Sprocket cover
5. Diagonal brace
Track frame merupakan tulang punggung dari pada Undercarriage, sebagai tempat
kedudukan komponen-komponen undercarriage.
2.2.2. Roller.
Jumlah track roller yang dipasang pada dozer tergantung dari panjang track pada
permukaan tanah ( jarak antara idler dengan sprocket ).
Pada posisi ke satu dan terakhir, pada umumnya dipasang track roller single flanged
type, tujuannya agar keausan dapat dikurangi. Baik keausan pada track link maupun
track roller itu sendiri.
Tiap track roller dipasang pada masing-masing inner bogie (3) dan outer bogie (4) untuk
menjamin track roller dan track link selalu bersentuhan. Rubber mount 1) digunakan
untuk menyerap getaran yang disebabkan oleh permukaan tanah.
Jumlah carrier roller yang dipasang pada unit tergantung dari panjang track,
pada umumnya antara 1 buah dan 2 buah tiap sisinya.
Gbr III - 18. Hubungan antara front idler dan recoil spring.
1. Idler 4. Cover
2. Bushing 5. Floating seal
3. Shaft 6. Support
Komponen-komponen Idler.
Adapun bentuk atau konstruksi lain dari recoil spring adalah sebagai berikut
( Diambil dari D 85 ESS - 2 ).
Type Sprocket.
• Segment type
• Solid type
➢ Segment Type.
Pada solid type sprocket, apabila teethnya sudah aus maka pada waktu
penggantiannya, harus banyak yang dilepas dan solid type sprocket harus dipotong,
kemudian diganti dengan sprocket rim yang baru dan di las.
➢ P i n.
Surface hardened laver
Gbr 2.30. P i n.
Pin berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan link satu dengan link berikutnya
disamping juga sebagai tempat kedudukan bushing, seal ass’y, plug dan spacer.
Struktur pada pin di bagian permukaannya diproses panas ( Heat treatment ) yang
tujuannya agar didapatkan bahan dengan kekerasan tertentu sehingga proses keausan
karena gesekan terjadi lebih lama gesekan terjadi lebih lama.
Master pin
Center Bor
Gbr. 2.31. Macam – macam Tipe Pin
Gbr 2.32. L i n k.
Struktur pada bushing di bagian I D dan 0 D juga diproses panas ( Heat treatment )
yang tujuannya agar didapatkan bahan dengan kekerasan tertentu sehingga proses
keausan karena gesekan terjadi lebih lama.
Seal yang terpasang di bushing ada beberaoa macam sesuai dengan fungsinya
➢ Lubricated.
➢ Seal Assembly.
➢ Dust Seal.
Berfungsi untuk mencegah masuknya debu dari luar ke dalam clearance antara
bushing dan pin.
Track shoe adalah bagian dari undercarriage yang berfungsi disamping tempat
persinggungan dengan tanah juga merupakan alas gerak crawler tractors.
Equalizing beam berfungsi untuk menahan bagian depan unit ( bulldozer, dozer shovel
) yang diteruskan ke track frame tersebut dengan ditahan oleh bracket.
2.2.9. Guard.
A. Track Roller Guard
Track roller guard berfungsi untuk :
• Melindungi kerusakan track roller yang diakibatkan oleh benda-benda dari
luar ( batu, kayu ).
• Mencegah lepasnya track link.
B. Wear Guard.
Wear guard berfungsi untuk melindungi final drive case dari terjadinya keausan
akibat gesekan dengan benda-benda luar.
47
BAB III
MEASUREMENT
Out side caliper merupakan alat ukur yang digunakan untuk memindahkan dimensi suatu
objek untuk diukur oleh alat ukur lainnya. Berikut adalah cara penggunaan out side caliper.
1. Bersihkan benda yang akan diukur
2. Kendorkan sekrup pengunci hingga kaki pada outside caliper dapat membuka sesuai
kebutuhan
3. Bengkokkan kedua kaki outside caliper, dan letakkan pada benda yang akan diukur.
4. Kemudian kunci outside caliper untuk mempertahankan posisi kaki outside caliper dan
selanjutnya lepaskan ouside caliper dari benda kerja
5. Untuk dapat menentukan skala ukuran, maka dapat digunakan sebuah mistar dengan
cara ukur bagian ujung dari outside caliper dengan mistar
6. Baca nilai skala ukuran pada mistar
Kegunaan sprocket wear gauge adalah untuk mengukur keausan gigi sprocket,
baik yang solid maupun segment type. Ketika menggunakan wear gauge, posisi bawah
harus tepat satu garis dengan standar line pada harus wear gauge. Wear gauge di
pasang diantara dua gigi sprocket, maka akan didapatkan lokasi yang mengalami
keausan yaitu di sisi kiri, kanan dan ditengah-tengah antara dua gigi sprocket tersebut.
Dimana untuk sprocket yang bertipe solid, menentukan standar line tidak jelas. Untuk
itu jumlah keausan gigi sprocket dapat diperkirakan dari segi pandang kesetimbangan
untuk segala bentu
51
3.2. PROGRAM PEMERIKSAAN UNDERCARRIAGE
Pemeriksaan ialah meneliti bagiam – bagian yang telah aus dari komponen
undercarriage, sehingga dapat diketahui sudah berapa ( % ) keausan itu terjadi dan
masih berapa lama dapat dipakai. Di samping itu, dapat menentukan apakah
komponen undercarriage tersebut harus diremajakan ( rebuilding ) atau diganti (
replacement ).
Tetapi kalau tidak dilakukan pemeriksaan maka komponen tersebut akan
rusak secara total sehingga tidak dapat diperbaiki, dengan kata lain dapat
merugikan kita. Jadi kalau pada waktu pemeriksaan diketahui keausan sudah
mencapai service limit, maka cepat – cepatlah diganti sebelum fatal.
53
4. Melakukan penyetelan / adjustment terhadap bagian - bagian yang
memerlukannya.
5. Mengadakan perawatan sebelum dan sesudah dipakai.
Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kerusakan under carriage:
1. Selalu menggunakan shoe yang tipis (sempit).
Penggunaan shoe yang sempit masih memberikan efek floatation pada unit.
Semakin lebar permukaaan shoe maka akan menyebabkan peningkatan
kerusakan pada bushing, sprocket, link, track roller, idler thread dan track
joint.
55
Gambar 3.7 Cara Pengukuran Link Pitch
57
f. Pengukuran Sprockets
Alat ukur yang digunakan : Sprocket Wear Gauge
Standard Dimention : 0 (mm)
Limit Dimention : 6 (mm)
Cara pengukuran :
Pastikan untuk menggunakan pengukur keausan sproket yang benar sesuai
jenis unit yang akan di lakukan pengukuran. Tempatkan pengukur di atas dua
gigi sproket dan paskan bagian atas dan bawah di garis standard. Luruskan
pengukur sehingga nilai keausan pada kedua gigi dapat diketahui.
Berikut ini merupakan contoh Undercarriage Inspection Report yang digunakan oleh PT.BUMA
59
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 − 𝑀𝑒𝑎𝑠𝑢𝑟𝑒𝑑 𝑊𝑒𝑎𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑒
𝑊𝑜𝑟𝑛 (𝑤𝑒𝑎𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑒) = × 100%
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 − 𝑅𝑒𝑝𝑎𝑖𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡
60 TABEL KEAUSAN