Anda di halaman 1dari 66

FINAL DRIVE

&
UNDERCARRIAGE
Untuk Lingkungan Sendiri

PROGRAM & CURRICULUM DEVELOPMENT


PT BUKIT MAKMUR MANDIRI UTAMA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat
tersusun buku “ UNDERCARRIAGE “ Buku ini disusun untuk melengkapi bahan
pelatihan di lingkungan PT Pamapersada Nusantara khususnya Plant Departement.

Buku ini disajikan dalam bentuk yang sederhana, dengan harapan dalam
pemahamannya akan lebih mudah, khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior
Mekanik dibidang Alat-alat Berat.

Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih
jauh dari sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat
mengharap kritik dan saran dari para pembaca untuk meningkatkan kesempurnaan
buku ini sehingga tidak terjadi salah persepsi untuk pemahaman dari isi dan makna
terhadap buku ini.

Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya buku ini.

Balikpapan, April 2019

Penyusun
Program and Curriculum Development

i
ii
VISI DAN MISI BUMA
VISI
VISION

Menjadi perusahaan beromzet milyaran dolar yang menjadi pilihan utama pelanggan, dan
bernilai bagi karyawan serta rekanan kami.

To be the first choice billion dollar partner of our customers and bring value to our people.

MISI
MISSION

Memberikan nilai unggul melalui kemitraan strategis dan pemberdayaan komunitas, oleh tim
yang kompeten dan berpola piker positif.

To provide excellent value through strategic partnering and community engagement delivered
by a competent and positive team.

B’EXCITE

EXCELLENCE
Keunggulan

CARING
Kepedulian

INTEGRITY
Integritas

TEAMWORK
Kerjasama

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
KEBIJAKAN K3LH BUMA
VISI DAN MISI BUMA
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

BAB 1 FINAL DRIVE 2


1.1. SINGLE REDUCTION ROTATED DRIVE SHAFT 5
1.2. SINGLE REDUCTION FIXED DRIVE SHAFT 6
1.3. DOUBLE REDUCTION 7
1.4. PLANETARY GEAR TYPE 9

BAB 2 UNDERCARRIAGE 11
2.1. KLASIFIKASI UNDERCARRIAGE 12
2.2. KOMPONEN UTAMA UNDERCARRIAGE 14
2.2.1. Track Frame 14
2.2.2. Roller 16
2.2.3. Front Idler 25
2.2.4. Recoil Spring 28
2.2.5. Sprocket 32
2.2.6. Track Link 34
2.2.7. Track Shoe 41
2.2.8. Equalizing Beam 44
2.2.9. Guard 44

BAB 3 MEASUREMENT 48
3.1. ALAT - ALAT UKUR KOMPONEN UNDERCARRIAGE 49
3.3.1. Multi Scale 50
3.3.2. Out Side Caliper 50
3.3.3. Sprocket Wear Gauge 51
3.2. Program Pemeriksaan Undercarriage 53
3.3. Measurement 55

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 1


PENDAHULUAN
Normalnya, komponen-komponen pada bulldozer yang mengalami keausan yang
besar adalah perlengkapan kerja dan kerangka bawah. Keausan pada bagian kerangka
bawah dapat digolongkan dalam komponen besar pada bulldozer yang mendapat
perhatian besar terhadap biaya perawatan. Hal terpenting bagaimana mengurangi
biaya yang dipergunakan akibat keausan bagian kerangka bawah dan melakukan
perawatan ataupun perbaikan, karena keausan pada kerangka bawah tercatat besar
bagiannya pada bulldozer dan biaya perawatannya.

Biaya Perbaikan Unit Bulldozer


Other Parts

Steering System

Undercarriage

Blade

Gambar di atas menunjukkan biaya perbaikan kerangka bawah tercatat 60% dari biaya
total perbaikan unit bulldozer.
Biaya Perbaikan Unit Excavator
Other Parts

Work Equipment

Engine
Undercarriege

Hydraulic Equipment

Gambar di atas menunjukkan biaya perbaikan kerangka bawah tercatat lebih besar 45%
dari biaya total perbaikan unit Excavator. Jadi dengan mengurangi biaya perbaikan
untuk kerangka bawah banyak hal kemungkinan, yang jelas biaya perbaikan kerangka
bawah akan menjadi turun.

2 FINAL DRIVE (rev 02.2019)


BAB 1
FINAL DRIVE

Secara umum fiinal drive adalah susunan roda gigi yang biasanya berupa satu set roda gigi
lurus dan atau satu set roda gigi planet (planetary gear) sebagai roda gigi penggerak akhir yang
FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 3
berfungsi untuk mereduksi putaran dan meningkatkan torsi unit, seperti pada bulldozer, dump
truck, wheel loader, dan lain-lain. Susunan roda gigi penggerak akhir adalah pegurang kecepatan
yang biasanya diperlengkapi dengan satu atau dua set roda gigi lurus dan pinion boss roda gigi
penggerak akhir. Prinsip yang dipergunakan sama seperti pada transmisi dimana kecepatan
rotasi dikurangi dan momen puntir ( torque ) ditambah oleh sejumlah roda gigi yang
dipergunakan pada penggerak akhir.

Masing-masing bak penggerak akhir ( final drive case ) dipasang melebar keluar dari bak
roda gigi tirus ( bevel gear case ) pada masing-masing sisi. Dengan memilih perbandingan
kecepatan yang tepat momen puntir ( Torque ) sebelum ke penggerak akhir ( final drive ) dapat
diperkecil. Dengan demikian, transmisi yang sama, poros roda tirus ( bevel gear shaft ) dan lain-
lain dapat dipergunakan yang sama pada berbagai jenis model mesin.

Roda gigi penggerak akhir ( final Drive gears ) dapat dihadapkan pada tekanan permukaan
yang besar disebabkan oleh beban goncangan dan benturan ( shock and impact loads ), yang
mana memerlukan perhatian ekstra untuk seleksi oli pelumas dan mencegah masuknya benda
asing ke dalam bak penggerak akhir ( final drive cases ).

Perbandingan reduksi normal berada diantara 1/9 sampai 1/12 untuk perbandingan
reduksi yang lebih kecil dipergunakan sistem reduksi tunggal ( single reduction system ). Untuk
perbandingan reduksi yang besar dipergunakan sistem reduksi ganda atau sistem roda gigi
planet. ( Double reduction system or planetary gear system ).

4 FINAL DRIVE (rev 02.2019)


Prinsip Dasar Final Drive Pinion
Prinsip kerja final drive sama dengan
Sprocket
prinsip kerja pada transmisi, dimana
terdapat pengurangan kecepatan putar
dan penambahan torsi dengan cara
memanfaatkan perbedaan jumlah gigi
pada roda gigi.

Single reduction final


drive

Final drive dipasang melebar keluar dari


badan unit setelah steering clutch. Dalam
operasinya, final drive dihadapkan pada
tekanan permukaan yang besar
disebabkan oleh beban goncangan dan
benturan, sehingga memerlukan
perhatian yang lebih untuk pemilihan oli
pelumas dan mencegah masuknya benda
asing ke dalam final drive case.

Perbandingan reduksi normal final drive


umumnya berada diantara 1:9 sampai 1:12.
Untuk perbandingan reduksi yang lebih kecil
digunakan sistem reduksi tunggal (single
reduction system). Untuk perbandingan reduksi
yang lebih besar digunakan sistem reduksi
ganda (double reduction system) atau sistem
roda gigi planet (planetary gear system).

Berdasarkan sistem reduksinya, final drive dapat diklasifikasikan sebagai berikut.


FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 5
1. Single reduction final drive shaft ikut berputar ( D31A - 17, D319Q - 17 ).
2. Single reduction fixed final drive shaft ( D20S - 1,2,3 s/n 7 - 478 ).
3. Double reduction ( D50/53A - 17, D75S - 5, D80/85A - 21, D150/155A - 2 ).
4. Planetary gear type rigid (HD 785 – 7,PC 2000 – 8 ).

1.1.SINGLE REDUCTION ROTATED DRIVE SHAFT ( D31S - 17 )

Gbr 1.1. Single Reduction Rotated Final Drive Shaft ( D31S - 17 )

1. Sprocket 12.Plane bearing


2. Steering case 13.Pinion
3. Final drive case 14.Retainer
4. Cover 15.Flange
6. Hub 16.Nut
7. Nut 17.Oil seal
8. Dowel pin 18.Nut
9. Nut 19.Driven gear
10. Floating seal 20.Final drive shaft
11. Cover

Penggerak akhir (final drive) tipe reduksi tunggal (single reduction) dengan roda gigi
lurus (spur gear) tenaga penggeraknya dari kopling stir (steering clutch), disalurkan ke
pinion (13) melalui tromol rem (brake drum) dan flange (15). Tenaga gerak kemudian
disalurkan ke sprocket (1) melalui pinion (13), roda gigi pemutar (drive gear) (19), poros
6 FINAL DRIVE (rev 02.2019)
penggerak akhir (final drive shaft) (20}, dan. hub (6) demikianlah urutannya. Hub (6)
dipress duduk poros penggerak akhir (final drive shaft) (20).

1.2.SINGLE REDUCTION FIXED DRIVE SHAFT ( D20S - 1,2,3 s/n 7 - 478 )

Gbr 1.2. Single Reduction Fixed


Final Drive Shaft ( D20S - 1,2,3 s/n 7 - 478 )

1. Collar 2. Bearing Cage


3. Bearing 4. Collar
5. Washer 6. Nut
7. Cover 8. Bushing
9. Bearing 10. ring
11. Nut 12. Hub

Pada gambar di atas ditunjukkan sebuah final drive tipe double reduction yang
digunakan pada bulldozer D20,21 series. Putaran dari steering clutch akan diteruskan
oleh hub (22) ke pinion (17). Pinion (17) akan berputar menggerakkan gear (19). Melalui
hub (22), putaran dari gear (19) diteruskan ke sprocket (13). Dengan demikian sprocket
shaft (23) selalu dalam kondisi diam (fixed).

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 7


1.3.DOUBLE REDUCTION ( D50/D53, D60/D65, D7ES - 5, D80/D85, D150/D155 )

Gbr 1.3. Double Reduction


( D50/D53, D60/D65, D7ES - 5, D80/D85, D150/D155 ).

Gbr 1.4. Double Reduction.


1. Final drive flange 11.Sprocket nut 21. Bearing

8 FINAL DRIVE (rev 02.2019)


2. Bearing 12.Stopper 22. Floating seal
3. Primary pinion 13.Sprocket boss 23. Guard
( 12 teeth ) 14.Sprocket support 24. Color
4. Bearing 15.Cover 25. Secondary gear
5. Cover 16.Nut ( 55 teeth )
6. Bearing 17.Washer 26. Bolt
7. Cover 18.Bushing 27. Sprocket hub
8. Cover 19.Floating seal 28. Bearing
9. Segment teeth 20.Retainer
10. Nut

Model D150, 155 A menggunakan metode reduksi dua langkah dengan memakai roda
gigi lurus ( spur gears ) dan pelumasan bilas dengan memanfaatkan rotasi dari roda gigi.
Tenaga dari poros steering system disalurkan melalui clutch outer drum ( brake drum )
ke final drive flange ( 1 ), memutar primary pinion ( 3 ). Pada flange primary
berhubungan dengan primary gear ( 35 ), memutar secondary pinion ( 34 ) pada gear
shaft tenaga disalurkan lebih lanjut dari secondary pinion. Dengan mempengaruhi
kecepatan reduksi pada saat yang sama.

Berhubung karena konstruksinya, dimana secondary gear dibautkan pada final drive
hub ( 27 ) ke dalam sprocket boss ( 11 ) dipresskan dalam bentuk taper spline ( alur tirus
), rotasi dari secondary gear berputar menjadi putaran sprocket boss.

Final drive case ( 38 ) berfungsi sebagai tanki oli pelumas untuk masing-masing gear.
Bagian - bagian yang berputar meluncur dari sprocket diperlengkapi dengan floating
seals ( 19 ) dan ( 22 ) untuk mencegah kemasukan debu atau lumpur dan oli bocor.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 9


1.4. PLANETARY GEAR TYPE (HD 785 – 7, PC 2000 – 8, D375A-5)

Gbr 1.5. Final Drive pada HD 785 – 7

1. Sun Gear (No. Of Teeth: 18) 5. Inner hub


2. Planet Gear (No. of Teeth: 37) 6. Wheel hub
3. Planet Gear Shaft 7. Drive shaft
4. Ring Gear (No. of Teeth: 96)

10 FINAL DRIVE (rev 02.2019)


Gbr 1.6. Final Drive pada PC 2000 – 8

1. No.2 planetary carrier 9. No. 1 planetary gear (No. of Teeth: 33)


2. No. 2 ring gear (No. of teeth: 69) 10. Drive gear (No. of teeth: 12)
3. Housing 11. Travel motor case
4. Floating seal 12. Travel motor
5. Sprocket 13. No.1 sun gear (No. of Teeth: 13)
6. Hub 14. Driven gear (No. of teeth: 67)
7. Housing 15. Case
8. No. 1 ring gear (No. of Teeth: 80) 16. No.1 planetary carrier
17. No. 2 planetary gear (No. of teeth: 26)
18. No. 2 sun gear (No. of teeth: 15)

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 11


BAB 2
UNDERCARRIAGE

12 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


Unit type rantai ( Crawler type ) digunakan untuk berbagai macam kerja mendorong
( Bulldozer ), membawa beban ( Dozer Shovel ) dan banyak pekerjaan yang lain dengan
jenis perlengkapan yang berbeda.

2.1.KLASIFIKASI UNDERCARRIAGE

2.1.1. Rigid Type.


Type kerangka bawah ini front idler tidak dilengkapi rubber pad, final drive tidak
memakai rubber bushing dan equalizing beam hanya duduk di atas frame utama (
main frame ).
Contoh : D80/85 A, D155 A, D455 A.

Gbr 2.1. Undercarriage.

2.1.2. Semi Rigid Type

Type kerangka bawah ini pada komponen sprocket diperlengkapi dengan rubber
bushing dan front idler dilengkapi rubber pad dan equalizing beam dilock dengan pin
pada frame utama ( main frame ).

Contoh : D65E - 12, D275A -1, D375A - 1, D475A - 1.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 13


Gbr 2.2. Semi Rigid Type.

2.1.3. Bogey Type.

Type kerangka bawah ini terdapat dua idler, track roller dapat bergerak flexible (
Bogey ) dan sprockets kedudukannya lebih tinggi dari rear idler.

Gbr 2.3. Bogey Type.

KERANGKA BAWAH ( UNDERCARRIAGE ).

Kerangka bawah adalah :

• Bagian bawah dari crawler tractors yang berfungsi untuk bergerak maju,
mundur, belok kiri dan kanan.
• Bagian bawah yang menahan dan meneruskan berat dari tractors ke landasan.

14 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


• Bagian bawah dari crawler tractors yang berfungsi sebagai pembawa dan
pendukung unit.

2.2.KOMPONEN - KOMPONEN UTAMA UNDERCARRIAGE.

1. Track frame.
2. Roller.
3. Idler.
4. Recoil spring.
5. Sprocket.
6. Track link.
7. Track shoe.
8. Equalizing.
9. Guard.

2.2.1. Track Frame.


Struktur track frame :

Gbr 2.4. Track Frame dengan Diagonal Brace.

Keterangan :
1. Carrier roller bracket 6. Track frame
2. Carrier Roller 7. Guiding guard
3. Recoil spring cover
4. Sprocket cover
5. Diagonal brace

Track frame merupakan tulang punggung dari pada Undercarriage, sebagai tempat
kedudukan komponen-komponen undercarriage.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 15


Track frame ( 6 ) merupakan gabungan baja yang dibentuk menyerupai konstruksi box
yang saling menyilang dan dirakit dengan plat baja yang dilas. Track frame khusus di
design mampu melawan beban kejut selama operasi berat atau ringan dari kondisi kerja
unit .
Pada setiap unit terdapat 2 buah track frame yang dipasang pada sisi kiri dan kanan dari
crawler tractors. Bentuk dari track frame seperti pada gambar 2.4., dipasang ke frame
crawler tractors bagian belakang melalui diagonal brace ( 5 ).

Gbr 2.5. Track Frame tanpa Diagonal Brace.

Frame crawler tractors harus diperhatikan kondisi kelurusannya, apabila crawler


tractors sudah dipakai operasi maka kemungkinan posisi kelurusan dari frame berubah
yang menyebabkan toe out menjadi berubah pula.
Yang dimaksud toe in adalah suatu keadaan perubahan kelurusan track frame kiri dan
kanan ketika permukaan idler menuju ke dalam mendekati “ Center line of tractors “.
16 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)
Yang dimaksud toe out adalah suatu keadaan perubahan kelurusan track frame kiri dan
kanan ketika permukaan idler menuju ke luar menjauhi “ Center line of tractors “.
Catatan : Perubahan kelurusan pada kondisi idler dilihat dari sprocket.

Track frame mengalami toe in atau toe out disebabkan karena :

• Posisi ( pitch ) track roller yang dalam pemasangannya tidak memperhatikan


ketentuan - ketentuan skala gambar.
• Terjadinya benturan antara batu dengan permukaan bawah diagonal brace
yang dapat merusak fisik diagonal brace.
• Unit yang sudah beroperasi dalam waktu lama sehingga dengan variasi beban
dapat menyebabkan perubahan kelurusan track frame.

Gbr. 2.6. Pengukuran Toe in dan Toe out.

2.2.2. Roller.

Pada kerangka bawah ada 2 jenis roller yaitu :


• Track roller .
• Carrier roller.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 17


a. Track roller .
Track roller berfungsi sebagai pembagi berat dozer ke track.

Gbr 2.7. Track Roller.

Track roller dibagi menjadi 2 macam tipe yaitu :


• Single flange roller.
• Double flange roller.

➢ Single flange roller.

Gbr 2.8. Single Flange Roller.

➢ Double flange roller.

18 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


Gbr 2.9. Double Flange Roller.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 19


Track Roller dipasang pada Track Frame.

Gbr 2.10. Track Roller.

1. Track roller 4. Floating


2. Bushing 5. Shaft
3. Collar

Gbr 2.11. Track Roller.

20 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


1. Snap ring 7. Spring washer 11-2. O-ring
2. Thrust key 8-1. Seal ring 11-3. Shaft
3-1. Seal ring 8-2. O-ring 11-4. Seal ring
3-2. O-ring 8-3. Bushing 11-5. O-ring
3-3. Bracket 8-4. Dowel pin 11-6. Bushing
4. Snap ring 8-5. O-ring 11-7. Dowel pin
5-1. Seal ring 8-6. Bearing 11-8. O-ring
5-2. O-ring 9. Bolt 11-9. Bearing
5-3. Bracket 10. Spring washer 12. Roller
6. Bolt 11-1. O-ring

Jumlah track roller yang dipasang pada dozer tergantung dari panjang track pada
permukaan tanah ( jarak antara idler dengan sprocket ).

Gbr 2.12. Lokasi Track Roller.

Pada posisi ke satu dan terakhir, pada umumnya dipasang track roller single flanged
type, tujuannya agar keausan dapat dikurangi. Baik keausan pada track link maupun
track roller itu sendiri.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 21


Sebagai contoh, unit D85ESS - 2 punya susunan track roller S S D S S D S S. Sedangkan untuk
unit D 375 A - 3 punya susunan track roller dari beberapa model unit.

S: Single flanged roller


D: Double flanged
Tabel 2.1. Susunan Track Roller

22 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


Unit Komatsu baru ada yang menggunakan track roller dengan tipe BOGIE, unit - unit
terseburt diantaranya D 155 AX dan D15 - 3, D375 - 3, D475 - 3. Untuk selanjutnya, track
roller yang terikat secara tetap di track framenya disebut dengan tipe RIGID.
Dengan tipe BOGIE, track rollernya dapat berisolasi menyesuaikan permukaan tanah,
sehingga daya cengkeram tetap baik walaupun bekerja dipermukaan tanbah yang tidak
rata.

Gbr. 2.13. Track Roller Tipe Bogie.

1. Rubber mount. 6. Floating seal.


2. Track roller. 7. Bushing.
3. Inner bogie. 8. Plug.
4. Outer bogie. 9. Bogie mount cap.
5. Cartridge pin.

Tiap track roller dipasang pada masing-masing inner bogie (3) dan outer bogie (4) untuk
menjamin track roller dan track link selalu bersentuhan. Rubber mount 1) digunakan
untuk menyerap getaran yang disebabkan oleh permukaan tanah.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 23


b. Carrier Roller.
Carrier roller berfungsi untuk :
• Menahan berat gulungan atas dari track shoe ass’y agar tidak melentur.
• Menjaga gerakan track shoe antara sprocket ke idler atau sebaliknya
tetap lurus.

Gbr 2.14. Carrier Roller

1. Bolt 6-2. O-ring 7-6. O-ring


2. Spring washer 6-3. Shaft 7-7. Seal
3-1.Cover 7-1. Seat 7-8. Dowel pin
3-2.O-ring 7-2. O-ring 7-9. Bearing
4. Snap ring 7-3. O-ring 8-1. Bearing
5. Nut 7-4. Seal ring 8-2. Bearing
6-1.Snap ring 7-5. Seal ring 8-3. Carrier roller

24 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


Carrier roller diklasifikasikan menajdi 2 macam tipe yaitu :
• Flanged type.
• Drum type.

Gbr II - 15. Flanged Type. Gbr II - 16. Drum Type.

Jumlah carrier roller yang dipasang pada unit tergantung dari panjang track,
pada umumnya antara 1 buah dan 2 buah tiap sisinya.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 25


2.2.3. Front Idler.
Front idler berfungsi untuk membantu menegangkan atau mengendorkan track dan
juga meredam kejutan.

Gbr III - 17. Front Idler.

Kejutan yang diterima oleh front idler diteruskan ke recoil spring.

Gbr III - 18. Hubungan antara front idler dan recoil spring.

26 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


Gbr 2.19. Front Idler.

1. Idler 4. Cover
2. Bushing 5. Floating seal
3. Shaft 6. Support

Fungsi komponen-komponen antara lain :

• Cover ( 4 ) bersama dengan ketebalan shim ( B ) mengatur kelurusan idler


antara guide plate dan track frame . Jika clearance besar untuk mengatur

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 27


sesuai standard clearance ( 0.5 mm ~ 1.0 mm ) dengan cara mengurangi
ketebalan shim. Begitu sebaliknya jika clearance kecil untuk mengaturnya
dengan cara menambah shim sesuai dengan ketebalan tertentu.
• Support ( 6 ) bersama dengan ketebalan shim ( A ) mengatur kerataan sisi
idler kiri dengan sisi idler kanan.

Komponen-komponen Idler.

Gbr 2.20. Komponen-komponen Front Idler.

28 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


1. Bolt 14-4. Shim 22-4. Dowel pin
2. Spring washer 14-5. Bracket ( R.H ) 22-5. O-ring
3. Scraper ( L.H ) 15. Seal ring 22-6. Bearing
4. Bolt 16. O-ring 23. Bolt
5. Spring washer 17-1. Bolt 24. Lock washer
6. Scraper ( R.H ) 17-2. Spring washer 25-1. Shaft
7. Bolt 17-3. Guide plate 25-2. O-ring
8. Spring washer 17-4. Shim 25-3. O-ring
9. Yoke 17-5. Bracket ( L.H ) 25-4. Seal ring
10. Nut 18. Seal ring 25-5. O-ring
11. Spring washer 19. O-ring 25-6. Bearing
12. Washer 20. Bolt 25-7. Dowel pin
13. Bolt 21. Lock washer 25-8. O-ring
14-1. Bolt 22-1. Seal ring 25-9. Bearing
14-2. Spring washer 22-2. O-ring 26. Idler
14-3. Guide plate 22-3. Bearing

2.2.4. Recoil Spring.

Gbr 2.21. Recoil Spring.

1. Yoke 7. Recoil Spring 13. Oil seal


2. Rod 8. Rear pilot 14. Wear ring
3. Cylinder 9. Nut 15. Packing
4. Piston 10. Cover 16. Grease fitting
5. Cover 11. Collar 17. Plug
6. Front pilot 12. Bushing

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 29


Recoil Spring berfungsi untuk meredam kejutan-kejutan dari front idler.

Track adjuster berfungsi untuk mengatur kekencangan track. Untuk mengencangkan


track dengan cara grease dipompakan masuk ke ruangan dalam cylinder ( 3 ) melalui
grease fitting ( 16 ). Sehingga cylinder ( 3 ) akan bergerak keluar ( Í), sedangkan untuk
mengendorkan track dengan cara grease harus dikeluarkaan dari ruangan pada cylinder
( 3 ) melalui plug ( 17 ).

Komponen-komponen Recoil Spring.

Gbr 2.22. Recoil Spring.

1. Bolt 8-5. Seal 10-1. Bolt


2. Spring washer 8-6. Seal 10-2. Spring washer
3. Cover 8-7. Piston 10-3. Lock
4. Gasket 9-1. Gasket 10-4. Nut
5. Bolt 9-2. Bolt 10-5. Rod
6. Spring washer 9-3. Spring washer 10-6. Stopper
7. Cylinder 9-4. Snap ring 10-7. Pilot
8-1. Ring 9-5. Bushing 10-8. Seat
8-2. Ring 9-6. O-ring 10-9. Spring
8-3. Gasket 9-7. Cover
8-4. Back up ring 9-8. Cover

30 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


Bagian-bagian recoil spring dan fungsinya :
• Rod : Sebagai penerus tekanan ke yoke.
• Cylinder : Sebagai buangan tempat grease yang berfungsi sebagai
penekan rod.
• Piston : Sebagai penerus tekanan rod ke arah spring ( Î).
• Cover depan : Sebagai penahan spring dan tempat mengeluarkan spring.
• Pilot dan seat : Tempat kedudukan spring dan oil pelumas.
• Housing : Tempat susunan recoil spring dan menerima gaya.
• Spring : Sebagai peredam kejut.
• Bolt / Rod : Menerangkan tekanan spring dan meluruskan gaya.
• Cover belakang : Tempat checking kondisi recoil spring.

Adapun bentuk atau konstruksi lain dari recoil spring adalah sebagai berikut
( Diambil dari D 85 ESS - 2 ).

Gbr 2.23. Recoil Spring D 85 ESS - 2.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 31


Penyetelan Kekencangan Track :
• Ketika track kendor, check ketegangan track dengan menempatkan unit di
tempat yang rata, letakkan mistar lurus di atas track shoe diantara front
idler dan front carrier. ( Lihat gambar dan tabel di bawah ini ).

Gbr 2.24. Penyetelan kekencangan track.

Tabel 2.2. Standar Clearance Track

32 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


2.2.5. Sprocket.
Sprocket berfungsi :Meneruskan tenaga gerak ke track, melalui bushing.
- Merubah putaran menjadi gulungan pada track agar unit
dapat bergerak.

Gbr 2.25. Sprocket.

Type Sprocket.
• Segment type
• Solid type

➢ Segment Type.

Gbr 2.26. Segment Type.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 33


Pada segment type, pergantian segment tidak perlu melepas track link.

34 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


➢ Solid Type.

Gbr 2.27. Solid Type.

Pada solid type sprocket, apabila teethnya sudah aus maka pada waktu
penggantiannya, harus banyak yang dilepas dan solid type sprocket harus dipotong,
kemudian diganti dengan sprocket rim yang baru dan di las.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 35


2.2.6. Track Link.

Gbr 2.29 Track Link


1. Link
2. Nut
3. Bolt
4. Master pin
5. Dust seal
6. Shoe
7. Regular pin

36 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


Track link berfungsi untuk :
• Merubah gerakan putaran menjadi gerakan gulungan.
• Tempat tumpuan ( rel ) dari track roller sehingga memungkinkan crawler
tractors dapat berjalan.
Komponen-komponen track link adalah :
- Pin - Seal ass’y
- Bushing - Plugs
- Spacer - Link

➢ P i n.
Surface hardened laver

Gbr 2.30. P i n.

Pin berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan link satu dengan link berikutnya
disamping juga sebagai tempat kedudukan bushing, seal ass’y, plug dan spacer.
Struktur pada pin di bagian permukaannya diproses panas ( Heat treatment ) yang
tujuannya agar didapatkan bahan dengan kekerasan tertentu sehingga proses keausan
karena gesekan terjadi lebih lama gesekan terjadi lebih lama.

Tipe-tipe pin dibedakan atas 2 tipe yaitu :


• Regular pin.
• Master pin.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 37


Regular pin.

Master pin

Center Bor
Gbr. 2.31. Macam – macam Tipe Pin

38 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


➢ L i n k.

Gbr 2.32. L i n k.

Link berfungsi untuk :


• Penumpu berat unit ke landasan.
• Tempat kedudukan pin, bushing dan track shoe.
• Tempat persinggungan dengan roller saat crawler tractors diam maupun
bergerak.
• Menghubungkan dan memutuskan crawler ( hanya pada master link ).

Tipe-tipe master link adalah :

Gbr 2.33. Macam-Macam Tipe Master Link.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 39


➢ Bushing

Gbr 2.34. Bushing.

Bushing berfungsi untuk :


• Tempat persinggungan antara diameter luar bushing dengan permukaan gigi
sprocket.
• Flexible daripada track saat bergerak menggulung.

Struktur pada bushing di bagian I D dan 0 D juga diproses panas ( Heat treatment )
yang tujuannya agar didapatkan bahan dengan kekerasan tertentu sehingga proses
keausan karena gesekan terjadi lebih lama.

Tipe-tipe bushing yang berfungsi sebagai flexible dari track adalah :

Gbr 2.35. Macam-Macam Tipe Bushing.

Seal yang terpasang di bushing ada beberaoa macam sesuai dengan fungsinya

➢ Lubricated.

40 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


Digunakan pada bushing yang memerlukan lubrikasi. Fungsinya untuk mencegah
terjadinya kebocoran oli, serta masuknya debu.

Gbr 2. 36. Lubricated.

➢ Seal Assembly.

Gbr 2.37. Seal Assembly.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 41


Seal assembly berfungsi untuk mencegah terjadinya kebocoran oil dan juga mencegah
masuknya debu dari luar ke dalam clearance antara bushing dan pin.

➢ Dust Seal.

Berfungsi untuk mencegah masuknya debu dari luar ke dalam clearance antara
bushing dan pin.

Dust seal tipe E Dust seal tipe W

• E type dust seal. • W type dust seal.

Dust seal tipe X

• X type dust seal.

42 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


2.2.7. Track Shoe.

Gbr 2.38. Track Shoe.

1. Shoe bolt 4. Bushing


2. Dust seal 5. Shoe
3. Link 6. Pin

Track shoe adalah bagian dari undercarriage yang berfungsi disamping tempat
persinggungan dengan tanah juga merupakan alas gerak crawler tractors.

Track shoe merupakan pembagi berat unit ke prmukaan tanah ( ground ).

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 43


Tipe - Tipe Track Shoe.

• Dipasang pada bulldozer untuk keperluan operasi


di daerah tanah biasa.

• Pada Semi Double Grouser, ketinggian satu grouser


berbeda dengan ketinggian dari grouser
berikutnya. Di pasang pada Dozer Shovel untuk
keperluan operasi di daerah tanah biasa.

• Dipasang pada Dozer Shovel untuk keperluan


operasi di medan operasi permukaan yang
keras juga tipe ini dipasang pada hydraulic
excavator.

• Dipasang pada bulldozer untuk keperluan operasi


di daerah yang berbatu, sedangkan apabila
dioperasikan di daerah yang berpasir tingkat
keausannya cenderung lebih besar. Pada rock
shoe, dilengkapi dengan rib ( 5 ) tujuannya untuk
mengurangi geseran ke samping dan dilengkapi
dengan bolt guard ( 6 ) bertujuan untuk megurangi
kerusakan kepala bolt.

44 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


• Dipasang pada bulldozer untuk keperluan
operasi di daerah pasir bercampur batu yang
sangat abrasif bentuk shoe ini sama dengan
single grouser shoe akan tetapi ketebalannya
dan kekuatan bahannya berbeda.

• Dipasang pada unit untuk keperluan operasi di


daerah yang ber-rawa ( berlumpur ). Bentuk
segitiga pada Swamp shoe adalah grouser.

• Dipasang pada unit untuk keperluan beroperasi di


daerah bersalju. Agar pada saat bergerak, unit tidak
slip ke samping, maka pada snow shoe di pasang
step ( 19 ) dan rib ( 20 ).

• Dipasang pada unit untuk keperluan transportasi


agar tidak merusak jalan.

• Rubber pad dipasang pada shoe yang terpasang


pada unit apabila unit tersebut hendak dijalankan
pada jalan beraspal, agar permukaan jalan tidak
rusak.

FINAL DRIVE AND UNDERCARRIAGE (rev 02.2019) 45


2.2.8. Equalizing Beam.

Equalizing beam berfungsi untuk menahan bagian depan unit ( bulldozer, dozer shovel
) yang diteruskan ke track frame tersebut dengan ditahan oleh bracket.

Gbr 2.39. Equalizing Beam.

1. Sheet 6. Grease fitting


2. Pad 7. Bushing
3. Support 8. Dust seal
4. Equalizer bar 9. Bushing
5. Pad 10.Center pin

2.2.9. Guard.
A. Track Roller Guard
Track roller guard berfungsi untuk :
• Melindungi kerusakan track roller yang diakibatkan oleh benda-benda dari
luar ( batu, kayu ).
• Mencegah lepasnya track link.

Type track roller guard :


• Solid type.
• Segment type.

46 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


Gbr 2.40. Equalizing Beam untuk track frame tipe pivot.

B. Wear Guard.
Wear guard berfungsi untuk melindungi final drive case dari terjadinya keausan
akibat gesekan dengan benda-benda luar.

Gbr 2.41. Wear Guard.

47
BAB III
MEASUREMENT

48 UNDERCARRIAGE (rev 02.2019)


3.1. ALAT-ALAT UKUR KOMPONEN UNDERCARRIAGE.

Undercarriage Measuring Tool Kit


( No. 791 - 502 - 1001 ).
(1) Track Measuring Tool Kit ( Tool No. 791-502 - 1001 ).

3.1.1. Multi Scale.

Gbr 3.1. Multi Scale dilengkapi dengan Adaptor.


49
A. Kegunaan multi scale yaitu dipakai untuk melaksanakan pengukuran :
• Ketinggian komponen
• Panjang, lebar, tebal suatu komponen.
• Diameter komponen

B. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat penggunaan multi scale :


1. Pada pengukuran link height ( ketinggian ).
• Pengukuran ketebalan link dilaksanakan pada bagian tengah link.
• Jangan melaksnakan pengukuran pada shoe yang bengkok.
2. Pada pengukuran track roller outside diameter (Diameter luar track roller).
• Posisikan titik tengah track roller pada bagian tengah link.
• Jangan melaksanakan pengukuran pada shoe yang bengkok.
• Posisikan unit ( machine ) pada tempat yang rata sehingga antara link
dan track roller terjadi contek ( rapat tidak ada celah ).

3.1.2. Out Side Caliper.

Gbr 3.2. Out side caliper.

Out side caliper merupakan alat ukur yang digunakan untuk memindahkan dimensi suatu
objek untuk diukur oleh alat ukur lainnya. Berikut adalah cara penggunaan out side caliper.
1. Bersihkan benda yang akan diukur
2. Kendorkan sekrup pengunci hingga kaki pada outside caliper dapat membuka sesuai
kebutuhan
3. Bengkokkan kedua kaki outside caliper, dan letakkan pada benda yang akan diukur.
4. Kemudian kunci outside caliper untuk mempertahankan posisi kaki outside caliper dan
selanjutnya lepaskan ouside caliper dari benda kerja
5. Untuk dapat menentukan skala ukuran, maka dapat digunakan sebuah mistar dengan
cara ukur bagian ujung dari outside caliper dengan mistar
6. Baca nilai skala ukuran pada mistar

50 MEASUREMENT (rev 02.2019)


Gbr 3.3. Penggunaan Out side Caliper

3.1.3. Sprocket Wear Gauge

Gbr 3.4. Sprocket wear gauge.

Kegunaan sprocket wear gauge adalah untuk mengukur keausan gigi sprocket,
baik yang solid maupun segment type. Ketika menggunakan wear gauge, posisi bawah
harus tepat satu garis dengan standar line pada harus wear gauge. Wear gauge di
pasang diantara dua gigi sprocket, maka akan didapatkan lokasi yang mengalami
keausan yaitu di sisi kiri, kanan dan ditengah-tengah antara dua gigi sprocket tersebut.
Dimana untuk sprocket yang bertipe solid, menentukan standar line tidak jelas. Untuk
itu jumlah keausan gigi sprocket dapat diperkirakan dari segi pandang kesetimbangan
untuk segala bentu

51
3.2. PROGRAM PEMERIKSAAN UNDERCARRIAGE

Pemeriksaan ialah meneliti bagiam – bagian yang telah aus dari komponen
undercarriage, sehingga dapat diketahui sudah berapa ( % ) keausan itu terjadi dan
masih berapa lama dapat dipakai. Di samping itu, dapat menentukan apakah
komponen undercarriage tersebut harus diremajakan ( rebuilding ) atau diganti (
replacement ).
Tetapi kalau tidak dilakukan pemeriksaan maka komponen tersebut akan
rusak secara total sehingga tidak dapat diperbaiki, dengan kata lain dapat
merugikan kita. Jadi kalau pada waktu pemeriksaan diketahui keausan sudah
mencapai service limit, maka cepat – cepatlah diganti sebelum fatal.

Gbr 3.5. Program Pemeriksaan Undercarriage

Dengan Program Pemeriksaan Undercarriage, melalui proses peremajaan


(rebuild), bisa dikurangi biaya (cost) sebesar 60% dari harga komponen baru
dengan kualitas yang dijamin 80% dari jangka waktu komponen baru. Program
Pemeriksaan Undercarriage terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Inspeksi keausan secara berkala atas komponen – komponen undercarriage
seperti track link, track roller, carrier roller, front idler atau sprocket.
2. Analisa keausan komponen undercarriage berupa track Inspection Report
yang memberikan rekomendasi secara terperinci mengenai langkah – langkah
yang sebaiknya diambil untuk pemeliharaan undercarriage agar dapat
mencapai jangka waktu pakai yang maksimal.

Arti pemeriksaan terhadap komponen undercarriage antara lain :

1. Menjaga komponen atau bagian dari undercarriage agar dalam keadaan


bersih dan baik, sehingga tidak mengganggu saat operasi.
2. Memperhatikan pelumasan – pelumasan apa saja yang diperlukan, serta
bagian – bagian mana yang memerlukan nya, dan pemeriksaannya secara
teratur agar selalu diketahui kondisinya.
3. Memeriksa bagian bagian yang telah aus dan sudah berapa prosen
keausannya serta sudah waktunya atau belum.

53
4. Melakukan penyetelan / adjustment terhadap bagian - bagian yang
memerlukannya.
5. Mengadakan perawatan sebelum dan sesudah dipakai.

Tujuan diadakannya pemeriksaan terhadap komponen undercarriage antara lain


1. Akan memperpanjang umur komponen undercarriage.
2. Mencegah keausan yang berlebihan, yang sebenarnya komponen tersebut
masih dapat diperbaiki kembali. Tapi karena kurang diperhatikan maka
komponen hancur sama sekali sehingga tidak dapat diperbaiki lagi.
3. Mencegah terjadinya keausan sebelum waktunya.

Kerugian bila tidak memperhatikan perawatan :


1. Akan memperpendek umur dari komponen undercarriage.
2. Pemborosan spare part.
3. Menurunkan efisiensi kerja unit tersebut.

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kerusakan under carriage:
1. Selalu menggunakan shoe yang tipis (sempit).
Penggunaan shoe yang sempit masih memberikan efek floatation pada unit.
Semakin lebar permukaaan shoe maka akan menyebabkan peningkatan
kerusakan pada bushing, sprocket, link, track roller, idler thread dan track
joint.

2. Pengoperasian unit /alat yang salah


alah satu cara terbaik untuk melindungi machine dari kerusakan yang tidak
wajar adalah dengan memastikan bahwa machine beroperasi secar benar.
Beberapa kondisi yang menyebabkan keausan dini pada komponen under
carriage adalah sebagai berikut: slip pada track, machine berjalan mundur
secara berlebihan, mengoperasikan machine pada kecepatan tinggi yang
tidak diperlukan, selalu memutar unit pada satu arah.

3. Penyetelan track tidak benar


Setiap jenis pekerjaan unit/machine alat berat mengakibatkan keausan
berbeda dan memerlukan track adjustment yang berbeda. Semisal apabila
sebuah track sudah di-adjust dengan benar pada kondisi track bersih,
kemudian pada saat unit beroperasi terdapat packing di beberapa
komponen, maka packing tersebut akan menyebabkan track menjadi lebih
kencang. Track yang terlalu kencang akan menyebabkan penekanan berlebih
pada komponen under carriage. Penyetelan kekencangan track yang salah
dapat menyebabkan: kerusakan pada bushing dan sprocket, kerusakan pada
link, track rollers dan idler.

54 MEASUREMENT (rev 02.2019)


3.3. Measurement Undercariage
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan saat melakukan
pengukuran keausan pada undercarriage, contohnya ketika kita melakukan
pengukuran tingkat keausahan pada undercarriage unit D-155-6.

a. Pengukuran Link Pitch


Alat ukur yang digunakan : vernier caliper
Standard Dimention : 915 (mm)
Limit Dimention : 935 (mm)
Cara pengukuran :
Pengukuran dilakukan dengan mengencangkan track terlebih dahulu (ganjal sprocket
menggunakan pin). Lalu kita ukur jarak antara master pin dengan reguler pin
menggunakan ruler atau Vernier caliper

Gambar 3.6 Cara Pengukuran Link Pitch

b. Pengukuran Rail Height


Alat ukur yang digunakan : Vernier caliper
Standard Dimention : 45 (mm)
Limit Dimention : 28 (mm)
Cara pengukuran :
Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur ketinggian antara diameter lubang pin
pada track link dengan permukaan bawah track link menggunakan ruler atau Vernier
caliper

55
Gambar 3.7 Cara Pengukuran Link Pitch

c. Pengukuran Bushing Out Dia


Alat ukur yang digunakan : Vernier caliper
Standard Dimention : 15 (mm)
Limit Dimention : 7 (mm)
Cara pengukuran :
Pengukuran dilakukan pada permukaan luar dari bushing menggunakan ruler
atau Vernier caliper.

Gambar 3.8 Cara Pengukuran Bushing Out Dia

d. Pengukuran Track Shoe


Alat ukur yang digunakan : Vernier caliper
Standard Dimention : 97 (mm)
Limit Dimention : 47 (mm)
Cara pengukuran :
Pengukuran dilakukan dari puncak grouser hingga ke bagian dasar. Lakukan
pemeriksaan lebih dari satu tempat, serta pastikan permukaan grouser yang
dilakukan pemeriksaan tidak mengalami chipping, pengukuran menggunakan
ruler dan vernier caliper.

56 MEASUREMENT (rev 02.2019)


Gambar 3.7 Pengukuran track shoe

e. Pengukur Idlers Flange Height


Alat ukur yang digunakan : Vernier caliper
Standard Dimention : 25 (mm)
Limit Dimention : 34 (mm)
Cara pengukuran :
Pengukuran dilakukan dengan cara menukur ketinggian dari permukaan bagian
(B) ke permukaan bagian (A).

Gambar 3.8 Pengukuran idler Flange Height

57
f. Pengukuran Sprockets
Alat ukur yang digunakan : Sprocket Wear Gauge
Standard Dimention : 0 (mm)
Limit Dimention : 6 (mm)
Cara pengukuran :
Pastikan untuk menggunakan pengukur keausan sproket yang benar sesuai
jenis unit yang akan di lakukan pengukuran. Tempatkan pengukur di atas dua
gigi sproket dan paskan bagian atas dan bawah di garis standard. Luruskan
pengukur sehingga nilai keausan pada kedua gigi dapat diketahui.

Gambar 3.9 Pengukuran Sprockets

g. Pengukuran Carrier Rollers


Alat ukur yang digunakan : Outside Caliper dan Ruller
Standard Dimention : 37 (mm)
Limit Dimention : 28 (mm)
Cara pengukuran :
Posisikan caliper, jika memungkinkan penjepit atau ujung caliper menyentuh
tapak pada posisi yang memiliki tingkat keausan yang paling tinggi. Lakukan
pengukuran ini berulang kali hingga ditemukan diameter paling rendah.
Gunakan penggaris atau pita pengukur dengan satuan milimeter, kemudian
ukur jarak antara kedua ujung caliper.

Gambar 3.8 Pengukuran Carrier Rollers

58 MEASUREMENT (rev 02.2019)


h. Pengukuran Track Rollers
Alat ukur yang digunakan : Outside Caliper dan Ruller
Standard Dimention : 225 (mm)
Limit Dimention : 230 (mm)
Cara pengukuran :
Cara pengukuran untuk track rollers sama dengan cara pengukuran untuk carrier
roller, Posisikan caliper, jika memungkinkan penjepit atau ujung caliper
menyentuh tapak pada posisi yang memiliki tingkat keausan yang paling tinggi.
Lakukan pengukuran ini berulang kali hingga ditemukan diameter paling rendah.
Gunakan penggaris atau pita pengukur dengan satuan milimeter, kemudian ukur
jarak antara kedua ujung caliper.

Berikut ini merupakan contoh Undercarriage Inspection Report yang digunakan oleh PT.BUMA

Gambar 3.9 Undercarriage Inspection Report

59
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 − 𝑀𝑒𝑎𝑠𝑢𝑟𝑒𝑑 𝑊𝑒𝑎𝑟 𝑅𝑎𝑡𝑒
𝑊𝑜𝑟𝑛 (𝑤𝑒𝑎𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑒) = × 100%
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 − 𝑅𝑒𝑝𝑎𝑖𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑖𝑡

Catatan : Wear rate =Angka keausan ( % ) yang kita cari.


Standard value =Ukuran komponen ketika dalam kondisi baru ( dari
Shop Manual “ Maintenance Standard “ )
Measurement =Hasil pengukuran dari komponen.
Repair Limit =Ukuran komponen setelah ia mengalami keausan
100 % ( dari Shop Manual di kolom repair limit “
Maintenance Standard “ ).

60 TABEL KEAUSAN

Anda mungkin juga menyukai