Anda di halaman 1dari 4

INTAN Jurnal Penelitian Tambang

Volume 2, Nomor 2, 2019

STUDI KASUS DESAIN MATRIX ACIDIZING DENGAN


MEMPERHATIKAN MEKANISME PEMBENTUKAN
WORMHOLE PADA RESERVOIR KARBONAT

Praditya Nugraha1), Leonardo Davinci Massolo2), Nur Wahyuni3)


1) 2) 3)
Jurusan Teknik Perminyakan, Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Universitas Papua
Jl. Gunung Salju Amban Manokwari
Email: 1)prad.nugraha@gmail.com, 2)leonardodavincimassolo@gmail.com, 3)nwahyuni026@gmail.com

Abstract

This paper discusses the comparison of acid calculation required on carbonate matrix acidizing
between volumetric method and by considering the wormhole formation mechanism. Normally the standard
estimation of the required acid volume in carbonate rocks is based on volumetric method where the acid
will be distributed evenly to all direction in the targeted formation. However the real acid mechanism at
carbonate rock is affected by the creation of wormhole. This case study compares the amount of acid volume
to both scenarios. The result shows more optimistic result for volumetric method compared to the wormhole
influences.

Keyword: Matrix Acidizing, carbonate acidizing, volumetric method, wormhole

Abstrak

Paper ini membahas perbandingan perhitungan kebutuhan asam pada sebuah operasi acidizing
formasi karbonat secara volumetrik dan dengan mempertimbangkan mekanisme pembentukan wormhole.
Selama ini standar perhitungan kebutuhan volume acid pada batuan karbonat masih berdasarkan metode
volumetrik seperti normalnya pada batuan pasir. Dimana pada asumsi metode volumetrik rembesan asam
akan merata kesegala arah pada formasi target. Lain halnya pada karbonat, mekanisme rembesan asam
terdapat pembentukan wormhole. Studi kasus ini membandingkan jumlah volume asam terhadap kedua
skenario tersebut. Didapatkan, skenario volumetrik menghasilkan volume asam yang lebih optimis
dibandingkan pada pengaruh wormhole.

Kata kunci: Matrix acidizing, karbonat acidizing, metode volumetrik, wormhole

INTAN Jurnal Penelitian Tambang


125
Nugraha, Massolo dan Wahyuni INTAN Volume 2, Nomor 2, 2019

PENDAHULUAN dipengaruhi oleh laju injeksi dan sifat fluida


Matrix acidizing adalah injeksi larutan asam dengan mineral yang meliputi kinetika reaksi, laju
ke dalam formasi dengan tekanan injeksi di bawah perpindahan massa, geometri aliran, dan
tekanan rekah formasi. Matrix acidizing bertujuan kehilangan cairan (fluid loss). Terdapat beberapa
untuk memperbaiki permeabilitas formasi di jenis struktur pelarutan pada pembentukan
daerah sekitar sumur. Pada reservoir batupasir wormhole yaitu pelarutan merata (face dissolution),
(sandstone), injeksi asam dilakukan untuk wormhole kerucut (conical wormhole), wormhole
melarutkan mineral-mineral dekat lubang sumur dominan (dominant wormhole), wormhole
sehingga permeabilitas yang rendah (skin) dapat bercabang (ramified wormhole), dan pelarutan
diperbaiki. seragam (uniform dissolution). Al-Harty dkk,
(2009) memperlihatkan bahwa struktur pelarutan
Operasi Acidizing pada reservoir karbonat dipengaruhi oleh laju injeksi dan pore volume yang
memiliki mekanisme yang berbeda dengan ditembus wormhole.
acidizing pada reservoir batupasir. Pada acidizing
di reservoir karbonat terjadi reaksi kimia pada
matrix batuan yang membuat porositas dan
permeabilitas batuan meningkat dengan
terbentuknya wormhole. Wormhole adalah saluran
menyerupai rekahan yang konduktif untuk dilalui
fluida reservoir sebagai akibat reaksi asam dengan
batuan karbonat yang melampaui daerah formasi
yang mengalami kerusakan (penurunan
permeabilitas).

Desain operasi acidizing pada reservoir


karbonat seringkali hanya dengan menghitung
kebutuhan volumetrik asam berdasarkan besaran Gambar 1. Pola Struktur Pembentukan Wormhole
volume reservoir yang akan distimulasi . Walaupun
pada operasi tersebut didapati kenaikan produksi Kondisi wormhole yang diinginkan adalah
akibat perbaikan nilai skin, mekanisme wormhole dominan dimana pada kondisi ini laju
pembentukan wormhole perlu diperhatikan untuk injeksi optimum memungkinkan asam disalurkan
mendapatkan kebutuhan volume asam optimum ke ujung rekahan hingga panjang rekahan yang
dan tekanan injeksi optimum yang dapat diinginkan.
meningkatkan efisiensi operasi acidizing di
Akanni dan Nasr-El-Din (2015), telah
reservoir karbonat.
mengulas berbagai model pembentukan wormhole
Sebuah studi kasus dengan data lapangan untuk menentukan laju injeksi optimum. Mereka
dan data sekunder dari literatur akan diolah untuk merekomendasikan laju injeksi asam optimum
melihat perbandingan kebutuhan volume asam adalah pada kondisi maksimal yang
secara volumetrik dan dengan metode yang memungkinkan dilakukan di lapangan. Kondisi
memperhitungkan pembentukan wormhole. maksimal yang memungkinkan di lapangan adalah
pada tekanan di bawah tekanan rekah formasi.
METODE PENULISAN Maksimal laju injeksi pada sumur vertikal
Model Pembentukan Wormhole (Economides dkk., 1994) :
Wormhole terbentuk akibat proses pelarutan
kh( − )
matrix karbonat yang efisien. Pada laju injeksi Q =
0.472 (1)
optimum, pori-pori yang lebih besar akan meluas 141.2 ln +
lebih cepat dibandingkan pori-pori yang lebih
kecil. Pori-pori yang lebih besar mendapat bagian
Schecter dkk (2000), mengembangkan
asam lebih banyak pada proses acidizing, sehingga
persamaan untuk menghitung panjang penetrasi
panjang dan volumenya meningkat membentuk
wormhole dengan memperhatikan pengaruh
wormhole. Wormhole akan terbentuk ketika reaksi
kehilangan fluida serta asumsi bahwa wormhole
dibatasi oleh perpindahan massa, atau bila laju
sebagai fraktal. Untuk aliran radial :
perpindahan massa dan laju reaksi pada permukaan
bernilai sama. Kondisi tersebut disebut juga mixed
kinetics. Proses pembentukan wormhole
INTAN Jurnal Penelitian Tambang
126
Nugraha, Massolo dan Wahyuni INTAN Volume 2, Nomor 2, 2019

!" !" %& ,.


− =# $ *+ - (2)
2(1 − ')(ℎ

Di mana NPe merupakan Peclet number yang


dihitung dari :
/
*+ = (3)
0 ℎ

Laju injeksi optimum, volume asam yang


dibutuhkan, dan panjang penetrasi akan
dibandingkan dengan hasil perhitungan volume
asam secara volumetrik zona skin yang dhitung
dengan persamaan :

% 123 = (456 7 − 5 7
8'ℎ (4)
Gambar 2. Skema Aliran Radial dan Skin
Studi Kasus
Operasi acidizing akan dilakukan pada Pertama-tama perlu dilakukan perhitungan
sebuah sumur vertikal dangkal dengan reservoir besarnya perbaikan skin yang diharapkan
karbonat limestone. Data-data sumur dapat dilihat berdasarkan panjang radius penetrasi wormhole
pada Tabel 1 sedangkan data-data operasi acidizing (sebagai radius skin yang ingin diperbaiki) dengan
terdapat pada Tabel 2. Aliran pada sumur ini asumsi permeabilitas pada zona stimulasi tidak
diasumsikan aliran radial seperti diilustrasikan terbatas (Economides dan Nolte, 2000) :
pada Gambar 2. 1
= − ln 9 : (5)
Tabel 1. Data Sumur
Data Sumur Simbol Nilai Diperoleh skin perbaikan sebesar -2.11.
Harga skin 2.11 akan digunakan untuk menghitung
Gradien Rekah pf 226.4 psi laju injeksi dengan persamaan (1). Qmax dari
Tekanan Reservoir p- 130.7 psi perhitungan persamaan (1) divariasikan dengan
lamanya waktu injeksi dengan menggunakan
Permeabilitas k 7 md persamaan (2) dan (3) hingga diperoleh radius
Porositas ϕ 0.2 penetrasi yang diharapkan (2.2 ft). Dari laju injeksi
dan waktu injeksi maka didapat volume asam yang
Interval perforasi h 12.73 ft dibutuhkan. Volume asam ini merupakan volume
Radius sumur rw 0.265 ft asam yang diperoleh dengan memperhatikan
pembentukan wormhole.
Radius pengurasan re 250 ft
Hasil tersebut akan dibandingkan dengan
Radius penetrasi rd 2.2 ft perhitungan volume asam konvensional di mana
Viskositas minyak µ 3.1 cp volume asam yang diperlukan diasumsikan sebesar
volume zona skin yang akan diinjeksi asam.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 2. Data Operasi Acidizing Laju Alir Optimum
Data Simbol Nilai Laju alir optimum diperoleh berdasarkan
laju alir maksimum sebelum mencapai tekanan
Jenis Asam - HCl 15% rekah formasi. Dari persamaan (1) :
Dissolving Power X 0.082 (7)(12.73)(226.4 − 130.7)
Q =
Diffusivitas Asam DA 7 x 10-9 m2/s 0.472(250)
141.2(3.1) =9ln : + (2.11)?
(0.265)
bbl D
Q = 2.37 = 4.36 × 10 E- /G
d

INTAN Jurnal Penelitian Tambang


127
Nugraha, Massolo dan Wahyuni INTAN Volume 2, Nomor 2, 2019

Laju alir max sebagai laju alir optimum terbentuk. Struktur wormhole dominan terbentuk
digunakan untuk menghitung Peclet number pada pada kondisi laju injeksi optimum. Walaupun pada
persamaan (3). operasi di lapangan dibuat lebih tinggi daripada
laju injeksi optimum berdasarkan percobaan
4.36 × 10 D
*+ = = 1.61 × 107
coreflooding pada beberapa referensi. Sehingga
(7 × 10 D )(3.88) batasan tekanan rekah formasi dapat menjadi
parameter yang menentukan laju injeksi optimum
Parameter VA (volume asam) pada pada operasi acidizing di lapangan.
persamaan (2) merupakan hasil kali laju alir dengan
lama waktu injeksi (VA = Q x t). Disini lama waktu KESIMPULAN
injeksi akan divariasikan hingga mendapat radius Perhitungan kebutuhan volume asam secara
penetrasi sebesar 2.2 ft (rA). Nilai nf dan b masing- volumetrik akan menghasilkan volume asam yang
masing sebesar 1.67 dan 1.7 x 104 diperoleh dari lebih optimis dibandingkan dengan metode yang
dimensi fractal dan percobaan pada berbagai laju memperhatikan pembentukan wormhole.
alir (Daccord, dkk., )
Untuk operasi matrix acidizing di reservoir
,.IJ
− 0.8,.IJ = karbonat direkomendasikan menggunakan laju
injeksi maksimal yang dapat dilakukan (dengan
L(4.36 × 10 D )(M)N ,
memperhitungkan tekanan rekah formasi) untuk
(1.67)(1.7 × 10K ) (1.61 × 107 ) -
2(1 − 0.2)((3.88) mendapatkan struktur pembentukan wormhole
yang optimal yaitu wormhole dominan.
Hasil perhitungan persamaan (2)
ditabulasikan dalam Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Persamaan (2) DAFTAR PUSTAKA


Parameter Simbol Nilai Al-Harty, S., Bustos, O.A., Samuel, M. et at.,
(2009), Option for High-Temperature Well
Radius penetrasi rA 2.2 ft Stimulation. Oilfield Review, 20(4), pp. 52-
62
Lama waktu injeksi t 1.44 jam
Akanni, O.O., and Nasr-El-Din, H.A., (2015), The
Volume Asam VA 0.14 bbl Accuracy of Carbonate Matrix-Acidizing
Models in Predicting Optimum Injection and
Wormhole Propagation Rates, SPE Middle
Perhitungan Volume Asam Volumetrik East Oil & Gas Show and Conference, SPE-
Dengan memasukkan data pada persamaan 172575-MS.
(4) diperoleh :
Daccord, G. dkk. (1989). Carbonate Acidizing :
% 123 = ((2.27 − 0.2657 )(0.2)(12.73) Toward a Quantitative Model of the
= 8.71 $$O
Wormholing Phenomenon. SPE Production
Pembahasan Engineering. pp. 63-68.
Perhitungan volume asam yang diperlukan
pada operasi acidizing tanpa memperhatikan Economides, M.J., and Nolte, K.G., (2000),
pembentukan wormhole akan mendapatkan hasil Reservoir Stimulation, 3rd , John Wiley &
yang jauh optimistis. Hal ini menyebabkan Sons Ltd, England.
penggunaan volume yang lebih banyak Economides, M.J., Hill, A.D., Ehlig-Economides,
dibandingkan volume asam yang optimum. Akan C. et al., (1994), Petroleum Production
tetapi, dengan tingginya ketidakpastian pada System.
reservoir karbonat terutama pada permeabilitas
Schecter, S.R. (1992). Oil Well Stimulation.
yang dapat bervariasi seperti adanya vug atau
rekahan alami, maka perhitungan kebutuhan Prentice-Hall, Inc. A Simon & Schuster
volume asam berdasarkan volumetrik dapat Company Englewood Cliffs. New Jersey.
dilakukan dengan tingkat keberhasilan yang baik.

Laju injeksi asam berperan penting dalam


pembentukan struktur wormhole yang akan

INTAN Jurnal Penelitian Tambang


128

Anda mungkin juga menyukai