Anda di halaman 1dari 20

ANALISA PENGARUH SUMUR INJEKSI “R” TERHADAP RESERVOIR

LAPANGAN “MP” MENGGUNAKAN SIMULATOR TOUGH2

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :
RIZQI MAHFUDZ PRASETYO
113150074

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2019
ANALISA PENGARUH SUMUR INJEKSI “R” TERHADAP RESERVOIR
LAPANGAN “MP” MENGGUNAKAN SIMULATOR TOUGH2

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun oleh:
RIZQI MAHFUDZ PRASTYO
113150074

Disetujui untuk Jurusan Teknik Perminyakan


Fakultas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

………………….. …………………..
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala kemudahan,
kelancaran, dan kesempatan dari-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal Tugas Akhir yang berjudul Analisa Pengaruh Sumur Injeksi “R” terhadap
Reservoir Lapangan “MP” menggunakan Simulator TOUGH2 ini.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak dibantu, dibimbing, dan
didukung oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. H. Herianto, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Perminyakan UPN
“Veteran” Yogyakarta.
2. … selaku Dosen Pembimbing I Tugas Akhir.
3. … selaku Dosen Pembimbing II Tugas Akhir.
4. Teman-teman penulis yang saling membantu dan mendukung selama
penyusunan proposal ini,
5. Pihak-pihak lain yang telah berkontribusi selama penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari bahwa proposal ini belum sempurna, oleh karena itu,
penulis terbuka terhadap kritik, saran, masukan yang membangun dan dapat
menyempurnakan proposal ini.

Yogyakarta, Februari 2019


Penulis,

Rizqi Mahfudz Prasetyo


I. JUDUL
“ANALISA PENGARUH SUMUR INJEKSI “R” TERHADAP
RESERVOIR LAPANGAN “MP” MENGGUNAKAN SIMULATOR
TOUGH2”

II. LATAR BELAKANG


Seiring produksi fluida dari sebuah reservoir panas bumi, penurunan
produktivitas reservoir terjadi sebagai akibat dari adanya perubahan kesetimbangan
massa dan energi pada sebuah sistem panas bumi. Oleh karena itu, sebuah
manajemen reservoir diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup dari suatu
reservoir. Dua aspek penting dalam manajemen reservoir adalah reinjeksi fluida
serta pemodelan dan simulasi reservoir.
Reinjeksi berguna untuk menambah recharge fluida ke reservoir, menjaga
massa fluida yang dapat diproduksikan, mengoptimalkan ekstraksi panas dari
batuan, mempertahankan tekanan reservoir, dan mencegah terjadinya subsidence.
Akan tetapi, reinjeksi juga dapat berpotensi memicu thermal breakthrough, invasi
ke air tanah, perubahan kesetimbangan kimia di reservoir, dan kenaikan muka
tanah.
Pemodelan reservoir merupakan kegiatan untuk membuat tiruan dari
reservoir. Metode pemodelan reservoir yang digunakan untuk manajemen reservoir
adalah pemodelan dinamis. Pemodelan dinamis merupakan pemodelan reservoir
panas bumi untuk mengidentifikasi keadaan awal reservoir, karakter produksi, dan
prediksi kinerja reservoir yang akan datang. Sehingga, pemodelan dinamis dapat
digunakan untuk menganalisa pengaruh dari adanya injeksi fluida ke reservoir.
Pembuatan sebuah model reservoir didasarkan pada model konseptual panas
bumi, yaitu sebuah gambaran yang menampilkan komponen-komponen penting
dalam suatu sistem panas bumi. Kemudian, model numerik 3D reservoir dibuat
berdasarkan model konseptual beserta parameter boundary condition.
Setelah model reservoir terbentuk, langkah selanjutnya adalah melakukan
validasi model dengan cara matching natural state dan history matching. Setelah
itu, model dapat digunakan untuk memprediksi kinerja reservoir di waktu yang
akan datang sehingga dapat diketahui pengaruh dari sumur injeksi terhadap
keadaaan di reservoir serta karakter produksi lapangan.

III. MAKSUD DAN TUJUAN


Penulisan tugas akhir ini untuk menganalisa sumur injeksi “R” pada
reservoir lapangan panas bumi “MP” dengan menggunakan simulator TOUGH2.
Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk menilai apakah sumur injeksi “R”
berfungsi optimal serta apakah lapangan “MP” memerlukan perubahan parameter
injeksi atau perubahan strategi injeksi atau tidak.

IV. TINJAUAN PUSTAKA


4.1. Reinjeksi Fluida
Reinjeksi fluida berarti mengalirkan air ke bawah permukaan bumi. Pada
umumnya, reinjeksi pada panas bumi melibatkan sebagian atau seluruh air yang
terproduksi dari reservoir setelah sebagian energi yang dimiliki air dimanfaatkan
(Axelsson 2012). Air tersebut meliputi air hasil pemisahan di separator serta
kondensat dari uap atau air permukaan lainnya.
Reinjeksi fluida ke dalam sistem panas bumi mempengaruhi keadaan di
reservoir, beberapa di antaranya yaitu:
1. Menjaga Recharge Reservoir
Pada beberapa lapangan, reinjeksi fluida telah terbukti memberikan recharge
tambahan ke reservoir. Recharge dari reinjeksi memiliki kandungan gas yang
rendah dibandingkan dengan recharge dari fluida yang telah tersimpan cukup
lama di bawah permukaan. (Kaya et al. 2011). Apabila fluida yang tersirkulasi
dalam sistem terjaga kesetimbangannya, maka proses ekstraksi energi yang
masih tersimpan dalam batuan reservoir akan lebih optimal, khususnya pada
jalur fluida antara sumur injeksi dengan sumur produksi. Oleh karena itu,
dengan tersedianya fluida di reservoir, maka sistem panas bumi akan lebih
sustain apabila dibandingkan dengan tanpa adanya reinjeksi.
2. Mencegah turunnya tekanan reservoir secara signifikan
Reinjeksi juga terbukti mengurangi pressure draw down akibat eksploitasi.
Pori-pori dan rekahan pada batuan akan terisi kembali dengan air sehingga
tekanan tidak cepat turun dan potensi terbentuknya steam dominated zone pada
reservoir liquid dominated berkurang. Potensi terbentuknya zona superheated
pada reservoir juga akan berkurang.
3. Reinjeksi dapat mencegah fenomena subsidence
Seperti yang telah disebutkan pada subbab sebelumnya, ekstraksi fluida dari
batuan reservoir tanpa diimbangi dengan fluida yang mengisi kembali akan
menyebabkan kontraksi batuan yang berpotensi mengubah elevasi
permukaan tanah di atasnya. Fluida yang mengisi pori dan rekahan akan
menjaga tekanan tidak turun drastis dan sehingga efek subsidence dapat
dikurangi.
Akan tetapi, reinjeksi tidak selalu sesuai dengan target yang diharapkan.
Menurut Sanyal, Granados and Menzies (1995), masalah-masalah yang berpotensi
terjadi akibat reinjeksi fluida meliputi:
1. Pendinginan pada zona produksi dan sumur-sumur uap (thermal breaktrough).
2. Potensi kontaminasi fluida injeksi ke air tanah atau meresapnya fluida injeksi
ke permukaan.
3. Kenaikan muka tanah (kebalikan dari subsidence).
4. Perubahan kesetimbangan kimia pada sumur-sumur produksi, seperti
perubahan konsentrasi unsur tertentu serta perubahan pH, yang berpotensi
memicu terjadinya scaling atau korosi.
5. Berpotensi memicu aktivitas seismik.

4.2. Pemodelan dan Simulasi Reservoir


Pada aspek keteknisan panas bumi, pemodelan reservoir merupakan
kegiatan untuk membuat tiruan dari reservoir. Metode pemodelan reservoir pada
pengembangan panas bumi dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu pemodelan
statis dan pemodelan dinamis.
Pemodelan statis adalah pemodelan reservoir panas bumi untuk mengukur
besarnya energi statis yang terkandung di reservoir dan perkiraan jumlah energi
yang dapat dimanfaatkan secara efisien. Pemodelan statis pada umumnya
dilaksanakan untuk menilai potensi panas bumi (resource assessment) pada suatu
lapangan belum berproduksi dan data terbatas.
Pemodelan dinamis merupakan pemodelan reservoir panas bumi untuk
mengidentifikasi keadaan awal reservoir, karakter produksi, dan prediksi kinerja
reservoir yang akan datang (Gudni Axelsson 2013). Pemodelan dinamis pada
umumnya menggunakan konsep distributed parameter yang mempertimbangkan
heterogenitas parameter reservoir.s
Pemodelan dinamis dilakukan dengan menggunakan simulator komputer.
Berbagai peneliti dan lembaga penelitian serta pengembangan reservoir panas bumi
membuat beberapa jenis simulator. Salah satu simulator yang sering digunakan
dalam pemodelan reservoir panas bumi adalah simulator TOUGH2. TOUGH2
adalah suatu simulator numerik yang dapat digunakan untuk memodelkan aliran
fluida non-isotermal multifasa, multikomponen, multidimensi dalam media rekah
dan berpori.
4.3. Persamaan Dasar Simulator
Pada awal tahun 1980-an, sebuah studi dilaksanakan untuk membuat suatu
simulator panas bumi. (O’Sullivan 1985) Simulasi menggunakan persamaan
matematika untuk menyatakan perubahan keadaan yang terjadi di reservoir. Dari
hasil studi tersebut, disimpulkan apabila metode penyelesaian persamaan secara
numerik digunakan, karena metode analitik sulit dilakukan.
Untuk memodelkan reservoir, beberapa persamaan dasar digunakan,
persamaan tersebut meliputi persamaan Darcy, kesetimbangan massa, dan
kesetimbangan energi.
Persamaan darcy yang menunjukkan pergerakan fasa fluida dalam berbagai
arah di reservoir dituliskan sebagai berikut,

kkrv
Vv   (p   g ) (1)
v

kkrl
Vl   (p   g ) (2)
l
Pada persamaan di atas, simbol subscript v menunjukkan keterangan
parameter untuk uap dan l menunjukkan parameter untuk air, Vv dan Vl adalah laju
alir tiap satuan luas, k adalah permeabilitas absolut matriks, krv dan krl merupakan
permeabilitas relatif, μv dan μl merupakan viskositas dinamis, p adalah tekanan, dan
g adalah kecepatan gravitasi. Kemudian, Persamaan kesetimbangan massa ditulis
sebagai berikut,

Am
 .Fm  qm  0 (3)
t

Di mana jumlah massa per unit volume (Am) adalah,

Am  (Sv v  Sl l ) (4)
Dan fluks massa (Fm) ditulis sebagai,

Fm  v Vv  l Vl (5)

Pada persamaan di atas, Ø adalah porositas matriks, Sv dan Sl adalah saturasi,


ρv dan ρl adalah densitas. qm menunjukkan sink dan source atau massa diproduksi
atau massa diinjeksi ke dalam matriks. Sementara itu, Persamaan kesetimbangan
energi ditulis sebagai berikut,

Ae
 .Fe  qe  0 (6)
t

Di mana besar energi per unit volume (Ae) adalah,

Ae  (1  ) r ur   (Sv v uv  Sl l ul ) (7)

Dengan mengasumsikan bahwa batuan dan fluida dalam keadaan kesetimbangan


thermal, maka fluks energi (Fe) dapat dituliskan sebagai berikut,

Fe  v hv Vv  l hl Vl  K T (8)

Pada persamaan-persamaan di atas, simbol subscript r menunjukkan


parameter batuan reservoir, ur, uv, dan ul adalah energi dalam, hv dan hl adalah
entalpi, K adalah konduktivitas termal batuan, dan qe adalah energi yang diserap
dan dilepas oleh matriks.
Persamaan-persamaan dasar tersebut digunakan untuk menyatakan
perubahan keadaan di reservoir secara numerik. Persamaan finite difference
digunakan pada kesetimbangan massa dan energi secara implisit, sementara analisa
mobilitas (atau transmisibilitas) fluida menggunakan metode Newton-Rhapson,
karena persamaan harus stabil di dalam simulator dengan mempertimbangkan
proses penguapan dan kondensasi akibat perubahan tekanan dan temperatur.
(O’Sullivan 1985) Solusi pendekatan yang dilakukan yaitu dengan diskretisasi
waktu dan ruang. Diskretisasi digunakan untuk membantu proses perhitungan pada
model.
Pada simulator TOUGH2, sifat termofisika dari campuran fluida yang
digunakan dalam persamaan kesetimbangan massa dan energi didasarkan pada
modul “Equation of State” atau EOS (Pruess et al. 2012). TOUGH2 menyediakan
beberapa EOS untuk mengakomodasi beragam campuran fluida.

Tabel IV-1.
Variasi EOS dalam simulator TOUGH2
(Thunderhead Engineering 2016; Pruess et al. 2012)

No EOS Deskripsi
1 EOS1 Air, air dengan tracer
2 EOS2 Air dan CO2
3 EOS3 Air dan udara
4 EOS4 Air dan udara (dengan penurunan tekanan uap)
5 EOS5 Air dan hidrogen
6 EOS7 Air, air garam, dan udara
7 EOS7R Air, air garam, udara, dan radionuklida
8 EOS9 Aliran fluida jenuh dan tak jenuh pada air tanah
9 EWASG Air, NaCl, NCG
10 ECO2 Air, air garam, dan studi CO2 sequestration
4.4. Tahapan Simulasi Reservoir
Tahapan sebuah simulasi reservoir dalat dilihat pada gambar berikut

Gambar 4.1.
Tahapan Simulasi Reservoir Panas Bumi
(Franco & Vaccaro 2014, dengan modifikasi)
Untuk membuat sebuah model reservoir, data-data yang diperlukan meliputi
data geologi, hidrologi, geofisika, geokimia, serta data sumur (DiPippo 2012)
Setelah data-data tersebut dianalisa dan diinterpretasi, maka dibuatlah sebuah
model konseptual panas bumi, yaitu sebuah gambaran yang menampilkan
komponen-komponen penting dalam suatu sistem panas bumi. Kemudian, model
grid & block 3D reservoir dibuat berdasarkan model konseptual beserta parameter
boundary condition.
Setelah model reservoir terbentuk, langkah selanjutnya adalah melakukan
validasi model dengan cara matching natural state, atau menyelaraskan model
dengan keadaan awal reservoir sebelum reservoir diproduksikan, serta history
matching, yaitu menyelaraskan model dengan sejarah produksi reservoir tersebut.
Apabila belum selaras dengan keadaan aktual, maka perbaikan dan perubahan
parameter reservoir dilakukan untuk mencapai keselarasan. Pada tahap ini, simulasi
reservoir cukup memakan waktu. Apabila model telah valid, maka model dapat
digunakan untuk memprediksi kinerja reservoir pada berbagai skenario.
4.5. Natural State
Natural state adalah kondisi reservoir pada keadaan awal sebelum adanya
produksi. Untuk mencapai keadaan natural state, simulasi dilakukan pada waktu
yang cukup lama hingga diperoleh keadaan setimbang, yaitu di mana temperatur
dan tekanan tidak berubah terhadap waktu. Validasi model dilakukan dengan cara
menyelaraskan data tekanan dan temperatur terhadap kedalaman dari hasil simulasi
dengan data aktual mula-mula, sebelum reservoir diproduksikan.

Gambar 4.4.
Temperature-depth Matching pada Lapangan Kawerau, Selandia Baru.
(Grant & Bixley 2011)

Gambar 4.5.
Pressure-depth matching pada Lapangan Kawerau Selandia Baru
(Grant & Bixley 2011)

Apabila belum tercapai keselarasan, maka dilakukan kalibrasi dengan cara


mengubah dan memperbaiki parameter reservoir hingga tercapai keselarasan.
Parameter yang umumnya dikalibrasikan yaitu permeabilitas batuan, tekanan dari
heat source, serta parameter batuan yang memiliki ketidakpastian.
Setelah, data temperatur dan tekanan terhadap kedalaman model telah
selaras dengan data aktual, maka model telah valid artinya model telah
merepresentasikan keadaan reservoir sebelum diproduksikan.
Prediksi kinerja reservoir pada berbagai skenario produksi dan injeksi dapat
menjadi dasar untuk melakukan manajemen reservoir dan perencanaan
pengembangan lapangan.

4.6. History Matching


History matching adalah proses penyelarasan data sejarah produksi dari
model dengan data aktual di lapangan. Data produksi yang diselaraskan pada
umumnya meliputi flowing pressure, flowing temperature, laju alir fluida, dan
entalpi.

Gambar 4.7.
History Matching Tekanan Reservoir Lapangan Wairakei
(Grant & Bixley 2011)
Gambar 4.8.
History Matching Tekanan dan Entalpi pada Sumur MBD-4 Lapangan
Wayang Windu (Mulyadi & Ashat 2011)

Apabila belum tercapai keselarasan, maka dilakukan kalibrasi dengan cara


mengubah dan memperbaiki parameter reservoir yang memiliki ketidakpastian
hingga tercapai keselarasan. Parameter yang umumnya dikalibrasikan yaitu
besarnya productivity index (PI), permeabilitas, dan porositas dari batuan. Pada
dasarnya mengubah parameter tersebut juga dapat mempengaruhi kondisi natural
state yang sudah tercapai pada awal simulasi. Oleh karena itu, proses ini
membutuhkan cukup banyak waktu hingga diperoleh keselarasan pada natural state
dan history matching.
Setelah model selaras terhadap kondisi reservoir awal dan sejarah produksi,
maka model dianggap valid dan dapat digunakan untuk forecasting.

4.7. Forecasting
Forecasting yaitu meramalkan kinerja reservoir pada waktu yang akan
datang dalam berbagai skenario produksi dan injeksi. Sebuah model reservoir yang
telah valid dapat disimulasikan hingga beberapa waktu ke depan dengan
menempatkan sumur-sumur produksi dan injeksi untuk melihat perubahan yang
terjadi di reservoir misalnya perubahan temperatur dan tekanan, evolusi zona liquid
dan steam, serta memperkirakan pengaruh penambahan sumur injeksi maupun
produksi.
Gambar 4.9.
Prediksi Steam Flow pada Beberapa Skenario Lapangan Darajat
(Kaya 2016)

Prediksi kinerja reservoir pada berbagai skenario produksi dan injeksi dapat
menjadi dasar untuk melakukan manajemen reservoir dan perencanaan
pengembangan lapangan.

V. METODOLOGI
Secara garis besar tahapan pnelitian pada penyusunan tigas akhir ini adalah
sebagai berikut:

1. Pengkajian keseluruhan data yang mencakup data manifestasi permukaan (data


geologi, geofisika, geokimia), fluida reservoir dan semua data sumur lainnya
serta hasil-hasil studi yang telah dilakukan sebelumnya.
2. Interpretasi dengan mengintegrasikan semua data ilmu kebumian dan semua
data sumur dengan data yang baru diperoleh.
3. Pengkajian konsep model yang ada dan melakukan revisi (apabila diperlukan)
dengan mengikut sertakan hasil interpretasi data ilmu kebumian serta data
sumur baru.
4. Penetapan bagian dari reservoir yang akan dimodelkan.
5. Pembuatan model komputer (grid system)
6. Persiapan data masukan komputer, mengenai ukuran dan parameter-parameter
reservoir di masing-masing blok seperti permeabilitas, porositas, panas spesifik,
konduktivitas batuan, dll.
7. Simulasi model yang merepresentasikan kondisi reservoir sebenarnya pada
keadaan awal (natural state).
Model ini diuji validitasnya dengan cara membandingkan hasil perhitungan
dengan data sebenarnya, yaitu hasil pengukuran di lapangan pada keadaan awal
(sebelum reservoir diproduksi). Kalibrasi dilakukan dengan mengubah-ubah
parameter batuan dan aliran panas ke dalam reservoir yang mempunyai tingkat
ketidakpastian tinggi.
8. Simulasi untuk memperoleh model yang merepresentasikan kinerja semua
sumur dan reservoir pada saat diproduksi.
History matching dilakukan dengan mengubah-ubah harga aliran panas yang
masuk ke dalam reservoir dan parameter batuan, khususnya di daerah sekitar
sumur. Model tersebut dinilai telah merepresentasikan kondisi reservoir
sebenarnya, apabila telah tercapai keselarasan antara hasil simulasi dengan data
lapangan.
9. Peramalan kinerja semua sumur dan reservoir dengan berbagai skenario
produksi dan injeksi

VI. HASIL YANG DIHARAPKAN


Berdasarkan hasil pemodelan dan simulasi reservoir lapangan “MP”, maka
diperoleh model reservoir lapangan “MP” yang selaras dengan keadaan reservoir
awal sebelum adanya produksi. Model tersebut kemudian digunakan untuk
menganalisa pengaruh dari sumur injeksi “R” terhadap zona produksi. Perubahan
tersebut meliputi perubahan tekanan, temperatur, entalpi, serta laju alir fluida.
Berdasarkan analisa tersebut dapat dievaluasi apakah lapangan “MP” perlu
melakukan perubahan parameter injeksi atau perubahan strategi injeksi agar
reinjeksi dapat berfungsi optimal.
VII. KESIMPULAN SEMENTARA
Model reservoir lapangan “MP” digunakan untuk menganalisa pengaruh
dari sumur injeksi lapangan “MP”. Parameter reservoir yang dianalisa meliputi
tekanan, temperatur, entalpi, serta laju alir fluida. Berdasarkan analisa terhadap
parameter tersebut, dapat dievaluasi apakah lapangan “MP” perlu melakukan
perubahan parameter injeksi atau perubahan strategi injeksi agar reinjeksi dapat
berfungsi optimal.
VIII. RENCANA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR
Pelaksanaan tugas akhir dilaksanakan di PT Pertamina Geothermal Energy
Area Karaha selama kurang lebih 6 minggu dan dilanjutkan dengan penyelesaian
akhir di kampus UPN “Veteran Yogyakarta, Fakultas Teknologi Mineral, Jurusan
Teknik Perminyakan selama 4 minggu.
Tabel VII-1.
Rencana Tugas Akhir
MINGGU KE-
KEGIATAN Lokasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Orientasi ke beberapa divisi di PT Pertamina
kantor/lapangan. Geothermal
Energy
Pengumpulan dan analisa data.

Pembuatan model.

Natural state, history


matching, dan forecasting.

Pembuatan laporan dan


presentasi.

Penyelesaian akhir, pembuatan Kampus UPN


“Veteran
draft, dan revisi.
Yogyakarta
Sidang skripsi.
IX. RENCANA DAFTAR ISI DRAFT SKRIPSI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Maksud dan Tujuan
1.3. Metodelogi Penelitian
1.4. Sistematika Penulisan

II. TINJAUAN LAPANGAN “MP”


2.1. Tinjauan Umum
2.2. Sejarah Pengembangan Lapangan
2.3. Geologi Lapangan
2.3.1. Manifestasi
2.3.2. Identifikasi Mineral Batuan
2.3.3. Struktur Geologi
2.3.4. Stratigrafi Lapangan
2.4. Geokimia Lapangan Panasbumi
2.5. Geofisika Lapangan Panasbumi

III. DASAR TEORI


3.1. Manajemen Reservoir
3.1.1. Reinjeksi Fluida
3.2. Pemodelan dan Simulasi Reservoir
3.2.1. Persamaan Umum
3.2.2. Simulator TOUGH2

IV. PENGUMPULAN DAN PENGKAJIAN DATA


4.1. Data Geoscience
4.1.1. Data Geologi
4.1.2. Data Geokimia
4.1.3. Data Gefisika
4.2. Data Engineering
4.2.1. Porositas
4.2.2. Permeabilitas
4.2.3. Batas Vertikal
4.2.4. Batas Lateral
4.2.5. Temperatur Reservoir
4.2.6. Tekanan Reservoir
4.3. Model Konseptual
V. PEMODELAN DAN SIMULASI RESERVOIR ‘MP’
6.1. Struktur dan Deskripsi Model
6.2. Natural State
6.3. History Macthing
6.4. Forecasting

VI. ANALISA PENGARUH SUMUR INJEKSI “R”


6.1. Profil Sumur
6.2. Parameter Injeksi
6.3. Pengaruh Injeksi
6.3.1. Tekanan
6.3.2. Temperatur
6.3.3. Entalpi
6.3.4. Laju alir

VII. PEMBAHASAN
VIII. KESIMPULAN dan SARAN
DAFTAR PUSTAKA

X. RENCANA DAFTAR PUSTAKA


Axelsson, G., 2013b. Dynamic modelling of geothermal systems. In Short Course
V on Conceptual Modelling of Geothermal Systems. pp. 1–20.
Axelsson, G., 2012. Role and management of geothermal reinjection. Presented at
“Short Course on Geothermal Development and Geothermal Wells”,
organized by UNU-GTP and LaGeo, in Santa Tecla, El Salvador, March 11-
17, 2012., pp.1–21.
Diaz, A.R., Kaya, E. & Zarrouk, S.J., 2016. Reinjection in geothermal fields : A
worldwide review update. Renewable and Sustainable Energy Reviews,
53(April), pp.105–162.
DiPippo, R., 2012. Geothermal Power Plants : Principles , Applications , Case
Studies and Environmental Impact 3rd ed., Elsevier.
Facca, G., 1974. The structure and behaviour of geothermal fields. Geothermal
Energy, 1, pp.61–69.
Franco, A. & Vaccaro, M., 2014. Numerical simulation of geothermal reservoirs
for the sustainable design of energy plants: A review. Renewable and
Sustainable Energy Reviews, 30, pp.987–1002.
Grant, M.A. & Bixley, P.F., 2011. Geothermal reservoir engineering 2nd ed.,
Elsevier Inc.
Kaya, E., 2016. Modelling reinjection into vapour-dominated two-phase systems:
Part 2- reinjection experiments on the 3D Model. Geothermics, 60, pp.196–
217.
Kaya, E., Zarrouk, S.J. & O’Sullivan, M.J., 2011. Reinjection in geothermal fields:
A review of worldwide experience. Renewable and Sustainable Energy
Reviews, 15(1), pp.47–68.
O’Sullivan, M.J., 1985. Geothermal reservoir simulation. International Journal of
Energy Research, 9(3), pp.319–332.
Pruess, K., Oldenburg, C. & Moridis, G., 2012. TOUGH2 USER’S GUIDE,
VERSION 2,
Sanyal, S.K., 2005. Sustainability and Renewability of Geothermal Power
Capacity. In World Geothermal Congress. Antalya, Turkey.
Sanyal, S.K., Granados, E.E. & Menzies, A.J., 1995. Injection - Related Problems
Encountered in Geothermal Projects and Their Mitigation: the United States
Experience. In World Geothermal Congress.
Saptadji, N.M., 2001. Teknik panasbumi, Bandung: Departemen Teknik
Perminyakan, Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral, Institut
Teknologi Bandung.
Thunderhead Engineering, 2016. Petrasim User Manual,
XI. PENUTUP
Demikian Penelitian Proposal Tugas Akhir di PT Pertamina Geothermal
Energy Area Karaha yang penulis susun. Besar harapan penulis, PT Pertamina
Geothermal Energy dapat memberi kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian tugas akhir.
Penulis juga menyadari, sebagai mahasiswa, penulis memiliki berbagai
keterbatasan. Dengan segala kerendahan hati, kami sangat mengharapkan bantuan
dan dukungan dari PT Pertamina Geothermal Energy dalam hal pembimbing
selama pelaksanaan penelitian serta kememudahan mengakses data yang
diperlukan untuk penelitian. Penulis akan menjaga kerahasiaan data yang diberikan
perusahaan kepada kami.
Selain hal tersebut, apabila penulis diberi kesempatan untuk melaksanakan
penelitian, sebisa mungkin penulis akan berkontribusi dalam mendukung
kebutuhan bisnis perusahaan apabila diperlukan.
Atas segala perhatian dan bantuan PT Pertamina Geothermal Energy,
penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Anda mungkin juga menyukai