Anda di halaman 1dari 2

Biografi dan Peran Syekh Datuk Kahfi dalam Menyebarkan Islam

Penyebaran agama Islam di pulau Jawa tidak luput dari pengaruh dakwah yang
disyiarkan oleh para ulama. Salah satu ulama yang berperan dalam menyebarkan agama
Islam ialah Syekh Datuk Kahfi. Berikut saya tuliskan biografi singkat beserta peran Datuk
Kahfi dalam menyebarkan Islam.

Nama Datuk berasal dari bahasa Arab dzatu yang maknanya menunjukkan
kepemilikan, sedangkah Kahfi berarti goa. Ia dikenal juga dengan nama Syekh Nurjati yang
diambil dari nama wilayah pertama dakwahnya yaitu, Giri Amparan Jati atau Gunung Jati,
sebuah bukit di desa Astana sebelah utara kabupaten Cirebon.

Syekh Datuk Kahfi lahir di Malaka pada abad ke-14 dan merupakan salah satu putra
dari Syekh Datuk Ahmad, seorang ulama besar di Malaka. Ia adalah keturunan nabi
Muhammad SAW dari jalur Zaenal Abidin generasi ke dua puluh satu. Memasuki
pertengahan abad ke-14, ia pergi menuntut ilmu ke Mekkah. Ia memperdalam dan
mengamalkan ilmu tersebut ke Baghdad.1

Syekh Datuk Kahfi bertemu dengan raja Baghdad Syarif Sulaiman dan menikahi
adiknya Syarifah Halimah. Ia hidup berumah tangga di Baghdad dan dikarunai empat orang
anak. Kondisi sosial, ekonomi dan pendidikan di Baghdad saat itu sedang mencapai masa
keemasannya. Oleh karena itu, banyak sekali filosof muslim yang sedang berjaya yang
ideologinya mempengaruhi pemikiran Syekh Datuk Kahfi.

Setelah dirasa memiliki ilmu yang cukup, ia diutus oleh raja Baghdad untuk
berdakwah ke tanah Jawa. Seraya memohon petunjuk Allah SWT, ia berangkat bersama 12
orang lainnya yang terdiri dari dua orang perempuan dan sepuluh orang laki-laki. Pada
1420 M, ia tiba di Pelabuhan Muara Jati dan disambut oleh penguasa setempat, Ki Gedeng

1
“Biografi Syekh Nurjati”, Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon, dikutip dari
https://info.syekhnurjati.ac.id/profil/biografi-syekh-nurjati/.
Tapa/Ki Mangkubumi Jumajan Jati yang merupakan ayah dari Nyai Subang Larang atau
kakek dari Raden Walangsungsang.

Berkat bantuan Raden Walangsungsang, ia mendapat izin dari Ki Gedeng Tapa


untuk bermukim di daerah Pesambangan, sebuah bukit kecil yang bernama Giri Amparan
Jati. Di sana ia mulai menyiarkan ajaran agama Islam dengan membangun sebuah pondok
pesantren yang bernama Pasembangan Jati.2 Diantara beberapa muridnya merupakan putra-
putri raja Prabu Siliwangi yang bernama Raden Walasungsang dan Nyai Rara Santang.
Mereka mendapat wasiat dari ibunya untuk berguru kepada Syekh Datuk Kahfi.3

Sebagai kesimpulan, Syekh Datuk Kahfi ialah ulama yang berdakwah di daerah
Cirebon. Ia lahir di Malaka, menuntut ilmu di Mekkah dan Baghdad. Ia mulai berperan
dalam penyebaran agama Islam di Cirebon sejak 1420 M, dengan membangun pondok
pesantren yang bernama Pasembangan Jati dan memiliki murid keturunan raja, Raden
Walangsungsang dan Nyai Rara Santang.

2
Damar Shasangka, Sabda Palon : Kisah Nusantara yang Disembunyikan, (Lumba-Lumba, 2011),
hlm. 357.
3
Wawan Hermawan, Irma Riyani dan Busro B., “Religious Moderation in Naskah Wawacan Babad
Walangsungsang : A Sundanese religious diversity wisdom”, HTS Teologiese Studies/Theological Studues,
Vol. 77, (2021), hlm. 16.

Anda mungkin juga menyukai