Anda di halaman 1dari 13

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

SPEKTRUM INDUSTRI
Beranda jurnal:
http://journal.uad.ac.id/index.php/Spektrum

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI CAMPURAN PEMBUATAN BATU


BATA BERBAHAN DASAR PLASTIK YANG RAMAH API

*
Harpito1, *Ismu Kusumanto2, *Refna Sri Ramadhani3, Nofirza4, Silvia5
1,2,3,4,5
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. SDM. Soebrantas no.155 Simpang Baru, Panam, Pekanbaru,28293,Indonesia
*E-mail: harpito@uin-suska.ac.id
*Surel:ismu@uin-suska.ac.id
*Surel:ramadhanirefna@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL ABSTRAK


Sejarah artikel : Sampah plastik merupakan sumber pencemaran lingkungan
Diterima: Juni 2020 yang cukup serius, pada akhir tahun 2017 di Pekanbaru
Diterima : mencapai 76 ton. Masalah ini belum mendapat penanganan
yang serius, sehingga menjadi sumber pencemaran lingkungan.
Penelitian ini memberikan solusi untuk mengatasi pencemaran
Kata kunci: lingkungan dari limbah plastik dengan membuat bata plastik
dengan campuran limbah keramik yang ramah terhadap api.
Desain eksperimental
Metode dalam penelitian ini adalah desain eksperimen. Uji
Tes penyerapan
daya serap air digunakan untuk mengukur daya serap air pada
Tes untuk kemampuan meleleh
bata plastik. Proses destilasi dilakukan untuk memisahkan
CRD
kandungan minyak yang terkandung dalam sampah plastik
teknologi ekonomi
sehingga menjadi bata plastik yang ramah api. Uji leleh
dilakukan untuk mengetahui ketahanan bata plastik terhadap
nyala api, digunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk
mendapatkan komposisi bata plastik dan keramik yang optimal.
Analisis Economic Tekno ditinjau dari perhitungan HPP dan
BEP. Hasil penelitian ini nilai daya serap air terkecil yaitu
0,49%, komposisi optimal bata plastik 39% keramik dan 61%
plastik, pengujian daya lebur bata plastik non destilasi terbakar
habis selama waktu pengujian 8 menit 26 detik sedangkan batu
bata plastik destilasi masih berbentuk sampai waktu
pembakaran 31 menit dan tidak terjadi perubahan yang berarti,
harga jual batu bata plastik adalah Rp. 3.500/biji dengan BEP
45 biji dan dalam rupiah Rp. 1.606.500. pengujian daya lebur
batako plastik non destilasi habis terbakar selama waktu
pengujian 8 menit 26 detik sedangkan batako plastik destilasi
masih berbentuk sampai waktu pembakaran 31 menit dan tidak
terjadi perubahan yang berarti, harga jual bata plastik adalah Rp
. 3.500/biji dengan BEP 45 biji dan dalam rupiah Rp.
1.606.500. pengujian daya lebur batako plastik non destilasi
habis terbakar selama waktu pengujian 8 menit 26 detik
sedangkan batako plastik destilasi masih berbentuk sampai
waktu pembakaran 31 menit dan tidak terjadi perubahan yang
berarti, harga jual bata plastik adalah Rp . 3.500/biji dengan
BEP 45 biji dan dalam rupiah Rp. 1.606.500.

PENGANTAR
Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan alam yang melimpah, baik hayati
maupun nonhayati. Namun dengan berkembangnya era Indonesia menjadi negara penghasil
sampah terbesar kedua di dunia, hal ini disebabkan semakin banyaknya sampah yang dihasilkan
dari aktivitas masyarakat sehingga berdampak pada kerusakan lingkungan dan ekosistem. .
Salah satu jenis sampah yang sangat banyak dihasilkan saat ini adalah sampah (Hidayati, 2017).
Sampah yang ada saat ini banyak yaitu sampah plastik, barang plastik tidak dapat
membusuk, tidak dapat menyerap air atau tidak dapat berkarat yang pada akhirnya tidak dapat
terurai di dalam tanah sehingga menimbulkan masalah terhadap lingkungan. Sampah plastik
yang sekarang umumnya hanya dibuang (lanffill), dibakar atau didaur ulang (recycle). Proses
ini belum menyelesaikan semua permasalahan sampah plastik, jika dibakar dengan suhu rendah,
sampah plastik akan menghasilkan senyawa berbahaya yang bersifat karsinogen seperti poly
chloro dibenzodioxins, dan poly chloro dibenzodioxins (Hiola dan Lalu, 2017).
Berdasarkan data sampah di Pekanbaru sampah non organik pada tahun 2017 mencapai
76 juta ton. Hal ini menunjukkan bahwa sampah non-organik merupakan sumber pencemaran
yang sangat besar, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah penanganan sampah non-organik
dengan baik agar dapat mengurangi dampak pencemaran. Salah satu langkah penanganan
sampah plastik yang dapat dilakukan adalah dengan mengolahnya menjadi bahan baku
pembuatan batako plastik. Kebutuhan batu bata terus meningkat karena memenuhi
perkembangan perumahan yang terus berkembang. Bata merupakan bahan bangunan yang
biasanya digunakan untuk membuat dinding rumah atau dinding batu. Biasanya batu bata dibuat
dari campuran semen dan pasir. Pada penelitian sebelumnya batu bata dibuat dengan campuran
plastik dan pasir, hal ini tentunya akan mempengaruhi suplai pasir yang merupakan material
tambak yang tidak dapat diperbaharui dan akan habis jika manfaatnya terus menerus. Untuk
mengatasi hal tersebut peneliti memanfaatkan limbah pecahan keramik yang dihaluskan
menjadi campuran pembuatan batako plastik. Limbah keramik saat ini tidak banyak di
manfaatkan bahkan dibuang begitu saja seperti tidak ada harga dan bagusnya.
Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh Dini Putri Loria (2019) yang
meneliti tentang pembuatan batu bata dari sampah plastik ekonomis dan Tri Watiningsih (2016)
juga melakukan penelitian tentang pembuatan batu bata dengan menggunakan sampah non
organik berupa sampah plastik. Kemudian pada penelitian ini sampah non organik khususnya
sampah plastik akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan batu bata. Dari beberapa
penelitian bata plastik yang telah dilakukan, tidak ada bata plastik yang dijual dipasaran serta
bata yang dihasilkan belum tahan terhadap panas, karena terdapat kandungan minyak pada
plastik sehingga penggunaannya masih sebatas di buka. area seperti di tempat parkir. Serta
dalam penelitian ini memanfaatkan limbah pecahan keramik sebagai campuran pembuatan bata
plastik untuk mengurangi ekonomis bata.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
limbah plastik dan limbah keramik dapat digunakan sebagai bahan alternatif pembuatan batako,
agar alam dapat terus terjaga, dan dapat diproduksi serta harga jualnya lebih murah. Serta
membuat bata plastik tahan api yaitu dengan cara pemisahan kandungan minyak dari plastik
sehingga aplikasi bata plastik akan merata pada seluruh bangunan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, rancangan eksperimen merupakan
langkah-langkah lengkap yang perlu dilakukan jauh sebelum eksperimen dilakukan agar dapat
diperoleh data-data yang diperlukan sehingga akan mengarah pada analisis yang objektif dan
kesimpulan yang berlaku untuk masalah yang sedang dibahas (Efmi dkk, 2015). Pada isolasi ini
dilakukan pengolahan sampah plastik, sampah plastik merupakan jenis sampah anorganik yang
sulit terurai di dalam tanah dan membutuhkan waktu 50-80 juta tahun untuk terurai (Hidayati,
2107). Adapun jenis-jenis sampah plastik adalah sebagai berikut (Wahyudi, 2018):
1. PET atau PETE: botol minuman ringan dan air mineral, pengisi kantong tidur dan serat
Tekssil
2. HDPE: Tas belanja, tas freezer, botol susu dan krim, botol sampo dan Pembersih
3. PVC atau V: Jus botol, kotak pupuk, pipa saluran
4. LDPE: Kotak es krim, tas saku, lembaran plastik hitam
5. PP: Kotak es krim, tas kentang goreng, sedotan, kotak makanan
6. PS: Kotak yogurt, meja plastik, minuman hot cup, wadah siap saji, nampan pengepakan
7. LAIN-LAIN: Botol olahraga, akrilik dan nilon
Limbah plastik digunakan sebagai bahan pembuatan batu bata dengan campuran limbah
keramik. Batu bata adalah salah satu elemen bangunan yang digunakan dalam pembuatan
konstruksi yang terbuat dari tanah liat selain air atau dengan bahan campuran lainnya melalui
tahap pengerjaan, seperti menggali, mencetak, mengeringkan, membakar pada suhu tinggi
hingga berubah warna dan matang. , dan akan mengeras jika mau tidak akan hancur lagi jika di
rendam air (Join, 2019). Sedangkan keramik adalah barang yang terbuat dari bahan tanah atau
batuan silikat yang proses pembuatannya melalui pembakaran pada suhu tinggi (Notohutomo,
2018). Limbah material pecah adalah sisa atau material pecah dari lantai suatu bangunan yang
tidak dimanfaatkan lagi. Jenis-jenis batu bata adalah sebagai berikut:
1. bata merah
Bata merah merupakan salah satu unsur bangunan yang digunakan untuk konstruksi
bangunan dan terbuat dari tanah dengan atau tanpa campuran bahan lain, dibakar cukup
tinggi, sampai tidak dapat hancur lagi jika terendam air (Cahyo, 2016).
2. Batako Putih atau Batako Tras
Bata putih terbuat dari campuran tras, batu kapur, dan air. Campuran tersebut kemudian
dicetak. Tras adalah tanah berwarna putih atau putih kecoklatan yang berasal dari pelapukan
batuan vulkanik. Umumnya memiliki ukuran panjang 25-3 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 14-
18 cm (putri dkk, 2017)
3. PC blok semen atau bata beton
Batako terbuat dari campuran semen dan pasir atau abu batu. Ada yang dibuat dengan cara
manual (menggunakan tangan), ada juga yang menggunakan mesin. Perbedaannya bisa
dilihat pada kerapatan permukaan baterai. Umumnya memiliki ukuran panjang 3640 cm,
tebal 8-10 cm, dan tinggi 18-20 cm (Princess et al, 2017).
4. Bata Ringan
Bata ringan adalah adonan yang terdiri dari pasir kuarsa, semen, kapur, air, dan pasta
aluminium sebagai bahan pengembang (chemically air filler).
5. papan semen
Papan semen adalah papan dummy yang menggunakan semen sebagai perekat, sedangkan
bahan bakunya dapat berupa partikel kayu atau partikel bahan berlignoselulosa lainnya,
seperti halnya papan partikel, bentuk partikel untuk papan semen antara lain dapat berupa
motes (serpihan). ), serutan (shaving), untaian (strand), Subans
Bata plastik pada penelitian ini ramah terhadap api, untuk mendapatkan bata plastik
yang ramah api maka dilakukan proses penyulingan terlebih dahulu terhadap sampah plastik.
Destilasi adalah cara pemisahan zat dengan uap panas berdasarkan perbedaan titik didih atau
berdasarkan pembentukan zat untuk menguap. Dimana zat padat dipanaskan sampai titik
didihnya, dan mengalirkan uapnya ke alat destilasi dan mengumpulkan hasil kondensasi sebagai
zat cair. Pada destilasi digunakan air sebagai pendingin. Air pada destilasi dialirkan, sehingga
air tersebut dapat mengisi seluruh bagian destilasi sehingga akan menghasilkan proses
pendinginan yang sempurna. Pada saat suhu dipanaskan, cairan yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap terlebih dahulu. Uap ini akan dialirkan kemudian didinginkan dan dikembalikan
ke bentuk cair yang ditampung dalam wadah tersendiri (Maulana et al., 2016). Jenis sampah
plastik yang digunakan adalah botol bekas minuman, gelas plastik dan kantong plastik. Proses
destilasi berlangsung sekitar 100-120 menit, setelah itu proses destilasi Celsei mengambil pasta
plastik dan memadukannya dengan limbah keramik halus. Setelah itu masukan campuran
pastaplastik dan keramik ke dalam cetakan. Komposisi desain bata dilakukan dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). setelah itu proses destilasi Celsei mengambil pasta plastik
dan mencampurnya dengan limbah keramik halus. Setelah itu masukan campuran pastaplastik
dan keramik ke dalam cetakan. Komposisi desain bata dilakukan dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL). setelah itu proses destilasi Celsei mengambil pasta plastik dan mencampurnya
dengan limbah keramik halus. Setelah itu masukan campuran pastaplastik dan keramik ke dalam
cetakan. Komposisi desain bata dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling sederhana jika
dibandingkan dengan rancangan lainnya. Pada rancangan ini tidak ada kontrol lokal, sehingga
sumber keanekaragaman yang diamati hanya perlakuan dan kesalahan. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan untuk RAL, yaitu (Siswanto dkk, 2017):
Pengujian yang dilakukan pada sampel bata plastik adalah uji penyerapan air, yang
dimaksudkan untuk mengetahui daya serap air. Umumnya batu bata dianggap baik jika
memiliki daya serap kurang dari 20%. Persentase rumus penyerapan air adalah sebagai berikut
(Umar, 2017):
(A – B )
Penyerapan air (%) = x 100 %(1)
B
Di mana
A = berat Bata Basah
B = berat Bata kering

Setelah dilakukan pengujian daya serap air dilakukan pengujian plasticizer menurut SNI
03-1741-1989 dengan cara membakar bata plastik diatas burner dan selama pembakaran tidak
boleh terjadi perubahan bentuk dan kerusakan. Untuk benda uji bata plastik selama pembakaran
tidak boleh retak. Selanjutnya dilakukan analisis tekno ekonomi batu bata plastik. Analisis
Tekno Ekonomi adalah jenis rekayasa yang mencakup desain proses, pemodelan dan analisis
biaya untuk desain produk yang inovatif, dan produksi yang kompetitif. Prosedur analisis ini
meliputi desain proses dan pemodelan di sisi teknologi, total investasi modal dan total biaya
produksi, evaluasi sisi ekonomi, dan kemampuan untuk menganalisis ketidakpastian dan
kelangsungan suatu proses produksi. Biaya tersebut diperkirakan dari total biaya pembelian
peralatan dan biaya bahan baku dikalikan dengan faktor yang sesuai, yang dikenal dengan
metode Faktorial (Sari, 2016). Secara umum, ekonomi Tekno mencakup berbagai aspek potensi
pasar yang tersedia, pemilihan lokasi pabrik, skala kapasitas produksi, teknologi produksi dan
Analisis ekonomi (Nasution, 2018).
Analisis Tekno keekonomian dihitung berdasarkan perhitungan harga titik produksi
(HPP) dan Break Even Point (BEP). Harga pokok produksi pada dasarnya menunjukkan harga
pokok produk (barang dan jasa) yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu. Artinya harga
pokok produksi merupakan bagian dari harga pokok, yaitu harga pokok produk yang dijual
dalam suatu periode akuntansi. Harga yang mendasari dapat berarti bagian dari hasil suatu
kegiatan yang ditunda untuk rilis Masa Depan (Ilham, 2013). Sedangkan Break Even Point
adalah titik dimana biaya dan pendapatan sama besarnya. Tidak ada untung atau rugi pada titik
impas. Break Even Point adalah suatu cara atau teknik yang digunakan oleh seorang manajer
perusahaan untuk mengetahui volume penjualan dan volume produksi bagaimana suatu
perusahaan yang bersangkutan tidak merugi atau memperoleh keuntungan.
(A – B )
Penyerapan air (%) = x 100 %(1)
B
Di mana
A = berat Bata Basah
B = berat Bata kering

Selanjutnya pengujian pemlastis menurut SNI 03-1741-1989 dengan cara membakar


bata plastik diatas kompor dan selama pembakaran tidak boleh terjadi perubahan bentuk dan
kerusakan. Untuk benda uji bata plastik selama pembakaran tidak boleh retak. Selanjutnya
untuk perhitungan harga pokok produksi (HPP) dan Break Even Point (BEP) untuk pembuatan
bata plastik, rumus perhitungan BEP adalah sebagai berikut (Ahvalina, 2016):
Fix Cost (F)
BEP (satuan) = (2)
Price per Unit (P) -Variable per Unit (V)

Berdasarkan data diatas maka perhitungan Break Even Point (BEP) dapat dihitung untuk data
keuangan sebagai berikut (Ahvalina, 2016):
Fix cost (F)
BEP (Rp) = Variable Cost per Unit (V) (3)
1−
Fix cost (F)

HASIL DAN DISKUSI


1. Proses pembuatan Bata Plastik
Proses pembuatan bata plastik plastik melalui beberapa tahapan, sebagai Tahapannya
adalah sebagai berikut:
a. Siapkan sampah plastik yang sudah terkumpul. Kemudian timbang sebanyak berat yang
ditentukan.
b. Masukkan sampah plastik dan botol plastik ke dalam tabung alat destilasi pembakaran
reaktor kemudian kunci alat destilasi dan pasang selang pada alat destilasi kondensor yang
dilapisi air dingin.
c. Letakkan alat destilasi di atas kompor gas dan nyalakan kompor gas untuk memanaskan
sampah plastik.
d. Tunggu hingga 100 menit hingga 120 menit hingga plastik berubah menjadi pasta plastik.
Dan minyak mulai keluar dari kondensor alat distilasi
e. Hancurkan ubin keramik dengan cara melepas pemutus keramik sambil menunggu proses
destilasi, hal ini untuk mendapatkan fraksi keramik yang halus, jika fraksi halus tersebut
akan mempengaruhi tekstur bata plastik yang dihasilkan.
f. Setelah proses distilasi selesai ambil pasta plastik pada alat distilasi tabung reaktor kemudian
gabungkan limbah keramik menjadi pasta plastik. Aduk hingga merata dan tidak
menggumpal. Karena jika ada gumpalan saat dicetak akan menyebabkan plastik bata tidak
padat dan mudah hancur.
g. Olesi cetakan plastik bata dengan pelumas atau minyak secara merata, hal ini dilakukan agar
pasta plastik yang telah dicampur keramik tidak lengket dan mudah dikeluarkan dari cetakan.
h. Masukkan pasta plastik yang sudah tercampur dengan limbah keramik halus ke dalam
cetakan, kemudian tutup cetakan dengan rapat.
i. Tunggu 30 hingga 50 menit, lalu keluarkan bata plastik dari cetakan secara perlahan.

2. Uji Daya Penyerap Air


Uji daya serap air pada bata plastik digunakan untuk mengetahui daya lengas air. Dalam
SNI 16-2094-2000, daya serap maksimal batako kurang dari 20%. Proses pengujian penyerap
bata plastik adalah sebagai berikut:
a. Sebelum melakukan uji daya serap, sediakan benda uji yang siap diuji, kemudian timbangan,
dan bejana atau wadah berisi air.
b. Timbang benda uji dalam keadaan kering mutlak (B).
c. Kemudian rendam benda uji dalam air sampai semua pori terisi (bisa dilihat jika tidak ada
lagi gelembung yang keluar).
d. Benda uji yang telah direndam air ditimbang kembali (A).
Setelah dilakukan pengujian maka dilakukan perhitungan untuk mendapatkan persentase
(%) Daya serap air untuk bata plastik dan bata plastik dengan campuran limbah keramik
Tabel 1 Hasil uji daya serap air bata plastik
Sampel Berat Basah Berat daya
(A) Kering (B) serap(%)
1 141 140 0,71
2 146 145 0,69
3 170 172 1,18
4 182 180 1,11
5 206 205 0,49
6 191 190 0,53

Absorbent Power (%)


1.4
1.2 1.18
1.11
1
0.8 sample
0.71 0.69
0.6 0.49 0.53

0.4
0.2
0
1 2 3 4 5 6
Gambar 1. grafik penyerapan air bata plastik

3. Perhitungan Rancangan Acak Lengkap (RAL)


Setelah hasil uji absorpsi diperoleh, selanjutnya akan dianalisa untuk diketahui hasilnya.
Hasil perhitungan uji hipotesis serapan batu bata plastik dengan lima kali pengulangan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2 pengujian perhitungan pengujian bata plastik
Perlakuan Ulang Total Rata-
1 2 3 rata
plastik 0,71 0,69 1,18 2,68 0,86
100%
Plastik + 1,11 0,49 0,53 2,8 0,71
Keramik
Total 1,88 1,79 1,81 5,48
Rata-rata Umum 0,79

Untuk mengalikan data dari rancangan bentuk acak, dilakukan cetakan atau analisis variasi
berdasarkan tabel di atas sebagai berikut.
Tabel 3 Komposisi uji sidik jari keramik dan plastik untuk bata plastik penyerap
Sumber db JK KT Fhitung meja
Keanekaragam = 5% = 1%
an
Perlakuan 1 0,034 0,034 0,342 7,71 21,20
Kesalahan 4 0,395 0,099
Total 5 0,428

Jadi, Fhitung mundur (0,342) < Ftabel (7,71). Maka dapat ditarik kembali, yaitu H0
diterima dan H1 ditolak. Dengan daya serap bata plastik kurang dari 20% dan telah sesuai
dengan standar SNI yang telah ditentukan.
Setelah dilakukan pengujian daya serap air pada benda uji bata plastik, selanjutnya
ditentukan berapa sampel yang memiliki daya serap air paling rendah. Dari grafik penyerapan
air dipilih sampel ke-5 dengan tingkat penyerapan air sebesar 0,46%.
Untuk menentukan berapa banyak plastik dan banyak keramik yang digunakan untuk bata
plastik dengan ukuran 21cm x 11cm x 7cm adalah sebagai berikut.
Diketahui:
a. Volume Benda Uji = S3 = 5cm x 5cm x 5cm = 125 cm3
b. Volume Cetakan Bata Plastik = px L xt = 21 x 11 x 7 = 1.617 cm3
c. Berat benda uji = 205 gram
d. Berat keramik Halus Benda uji = 80 gram
e. Berat benda uji plastik = 300 gram

Diminta:
a. Berat keramik bata plastik?
b. Berat plastik Bata plastik?
Menjawab:
Weight of item 205
norma = = = 1,64
Test Volume 125

Berat Bata Plastik =Volume bata plastik x norma


= 10,617 x 1,208
=2.651,8
80
%keramik 80 gram = x 100 = 39%
205
% plastik = 100% - 39% = 61%
Berat keramik bata plastik = 39% x 2.651,8 = 1.034 gram
Berat plastik bata plastik: = 61% x 2.651,8 = 1.618 gram
Penyusutan Plastik:
Berat plastik dalam benda uji yang menyusut = berat benda uji – keramik W. Uji
= 205 gram – 80 gram = 125 gram
= 300 gram – 125 gram = 175 gram
Karena selama proses pemanasan terjadi penyusutan berat plastik 175 gram, ditambah berat
plastik bata plastik 175 gram. Jadi
Total berat plastik untuk batu bata plastik = 1.618 gram + 175 gram = 1.793 gram.

4. Pengujian MOLP Bata Plastik


Pada pengujian batako ini menggunakan tungku bakar sebagai alat untuk membakar bata
dan menggunakan stopwatch sebagai alat penghitung waktu. Perbandingan waktu dilihat untuk
perbandingan bata plastik dengan campuran keramik yang telah didistilasi terlebih dahulu dan
keramik bata plastik yang belum didistilasi. Pada pengujian ini dibuat sampel dengan campuran
sejenis batu bata yaitu komposisi campuran batu bata dan keramik yang optimal saat dilakukan
uji daya serap. Langkah-langkah dari tes Kelelehan ini adalah sebagai berikut:
a. Nyalakan api tungku yang sudah terbakar, letakkan alas berupa kawat besi sebagai alas batu
bata yang akan diamati kemudian letakkan batu bata uji pada kawat yang apinya menyala.

Gambar 2 Pengujian titik lebur destilasi bata plastik dan non destilasi

b. Amati perubahan bata plastik baik yang di Dstilasi maupun tidak dan lakukan pencatatan
waktu terhadap perubahan bata plastik, berdasarkan pengamatan pada saat pengujian titik
leleh bata plastik yang tidak di depleting melt out pada waktu 8 menit 50 detik, sedangkan
destilasi bata plastik masih utuh waktu pembakaran 31 menit.

Gambar 3 Hasil pengujian titik leleh bata plastik destilasi dan non destilasi

5. Perhitungan HPP dan BEP


Biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan batu bata plastik adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Biaya anggaran
Uraian Pisik Harga Satuan jumlah
( Rp ) ( Rp )
1 Upah 1 297.495,00 297.495,00
Fabrikasi

Bahan 1 1.927.515,00 1.927.515,00

SubTotal 2.225.010,00
1 Mengangkut 3% 66.750,30
2 Atas 3% 66.750,30
Total 2.358.510,60

a. Biaya Produksi Bata Plastik


Dalam menentukan harga jual batu bata plastik digunakan acuan perhitungan harga pokok
produksi. Harga pokok produksi diperoleh dengan menjumlahkan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi batu bata yang terbuat dari sampah plastik. Dalam
penelitian ini diasumsikan bata plastik yang diproduksi sebanyak 40 biji per hari.
Tabel 5. Biaya Bahan Baku Pembuatan Batako Plastik Per Biji
Tidak Penjelasan Satuan Hari
Total Harga Total Harga
1 Sampah plastik 1.793 Rp 1.793 71.720 gram Rp71.720
gram
2 Limbah keramik 1,034 Rp 0 41.360 gram Rp 0
gram
3 pelumas 5 ml Rp 0 200 ml Rp 0
Total Rp1.793 Rp71.720

b. Biaya tenaga kerja


Biaya tenaga kerja adalah biaya upah karyawan yang sedang dalam proses pembuatan bahan
baku menjadi barang jadi atau barang siap jual. Dalam laporan ini pekerja hanya 1 orang
dengan upah Tenaga Kerja sebesar Rp 1 juta per bulan. Berikut perhitungan biaya tenaga
kerja pembuatan batu bata berbahan limbah plastik.
Rp 1.000.000
Upah per Hari =
26 Day s
= Rp 38.461/Hari
Rp 38.461
Upah per Benih =
40 Seeds
= Rp961,5/Bibit

c. Biaya Variabel Overhead


Biaya overhead variabel adalah biaya di luar biaya bahan baku dan tenaga kerja. Variabel
biaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya bahan bakar gas.
Tabel 6. Biaya Overhead Pabrik
Tidak Penjelasan Satuan/hari Harga Total
1 Gas 3 kg Rp 25.000 Rp 25.000
Total Rp 25.000

Biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan batu bata plastik dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :

Tabel 7. Rekapitulasi Biaya Variabel Pembuatan Batako Plastik


Tid Biaya Variabel Harga Per Hari
ak
1 Biaya Bahan Baku Rp71.720
2 Biaya tenaga kerja Rp38.461
3 Biaya Variabel Overhead Rp25.000
Total Rp135.181

Berikut ini adalah perhitungan harga produksi bata plastik. Dimana perhitungan dilakukan
untuk produksi batu bata plastik dalam satu kali produksi, yang kemudian biaya produksi
satu hari dibagi dengan jumlah produksi batu bata plastik selama satu hari, sehingga
diperoleh biaya produksi batu bata plastik per hari adalah sebagai berikut.
Total Cost
HPP per unit=
Amount Produced
Rp 135.181
=
40 Biji
= Rp3.379,5 /biji Rp3.400 /biji
Harga jual yang ditawarkan kepada konsumen dengan menggunakan margin 5%, dimana
bata plastik termasuk produk yang baru diproduksi sehingga harga jual yang ditawarkan
murah dibandingkan dengan harga pasar yang berkisar antara Rp 850/biji untuk bata merah
dan 3500/biji untuk bata atau bata semen. Berikut perhitungan harga jualnya:
Total Cost + Expected profit
Harga penjualan =
Total Production
Rp 135.181 + (5% x Rp 135.181 )
=
40 Seeds
Rp 135.181 + ( 6.759 )
=
40 Seeds
Rp 141.940
= = Rp3.458 Rp3.500/biji
40 Seeds
Berikut perbandingan harga dengan jenis bata yang ada di pasaran.
Tabel 8 Perbandingan harga batu bata di pasaran
Tid Nama Bata Satuan Harga
ak
1 Bata merah Biji Rp850
2 Bata Putih Biji Rp3.500
3 bata semen / Bata Beton Biji Rp3.500
4 Bata Ringan Hebel m3 Rp730.000
5 Papan Semen Serat Lembara Rp50.000
6 Pasta Bata / Biji keramik n Rp135.000
Mengem
as

6. Penentuan Putus Pokok (BEP) Bata Plastik


Break Event Point digunakan untuk merencanakan atau mengambil keputusan dalam
menentukan besarnya biaya atau keuntungan total suatu produksi, sehingga pemusnahannya
tidak menguntungkan dan tidak menderita kerugian (total pendapatan sama dengan total biaya).
Dalam menghitung biaya tetap BEP yang dibutuhkan tersebut, biaya tetap yang digunakan
dalam pembuatan bata plastik adalah biaya penyusutan peralatan. Peralatan yang digunakan
adalah cetakan plastik bata. Perhitungan biaya penyusutan peralatan menggunakan rumus SLD
(Straight Line Depresiation). Berikut perhitungan penyusutan peralatan proses pembuatan batu
bata plastik.

Tabel 9. Rekapitulasi biaya dan peralatan pembuatan batako plastik


Ti Keterangan Total Harga asli Seum depresiasi
da ur
k hidup
1 skala 1 Rp75.000 3 Rp 25.000
2 Tungku gas 1 Rp 125.000 5 Rp 25.000
3 Wadah pemanas 1 Rp 1.000 1 Rp 1.000
4 Pengaduk 1 Rp 3.000 1 Rp 3.000
6 Cetakan 1 Rp 112.500 5 Rp 22.500
Total Rp 76.500

Rekapitulasi biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan batu bata plastik dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 10. Biaya Rekapitulasi
Ti Biaya Harga per hari
da
k
1 Harga bahan baku Rp 35.860
bervariasi Biaya tenaga kerja Rp 38.461
Biaya Overhead Variabel Rp 25.000
Total Rp 135,181
2 Perbaiki Biaya Biaya depresiasi Rp 76.500
Total Keseluruhan Rp 211.681

Setelah semua biaya didapat, barulah menghitung Break Event Point. Perhitungannya adalah
sebagai berikut.
Fixed Cost
BEP (satuan) =
Price per unit - Variabl e per unit
Rp. 76.500
=
Rp. 3.500- Rp. 1.793
Rp 76.500
=
Rp 1.707
= 44,81 45 biji
Fix Cost (F)
BEP (Rp) = Variable Cost per Unit (V)
1-
Sale Price per Unit (P)
Rp. 76.500
= Rp. 135.181
1-
Rp 141.940
Rp. 76.500
=
1 - 0,9523
Rp.76.500
=
0,0476
=Rp1.606.500
KESIMPULAN
Bata plastik dengan campuran limbah keramik dibuat dengan melakukan proses
penyulingan terhadap limbah plastik. Bata yang dihasilkan ramah terhadap api, karena
berdasarkan hasil uji lebur dengan perbandingan bata plastik non destilasi. Bata plastik non
destilasi habis atau meleleh sedangkan bata plastik destilasi tidak hangus dan teksturnya masih
padat. Komposisi bata plastik yang optimal adalah sampah keramik 39% dan plastik 61%.
Untuk membuat bata plastik dengan ukuran 2.651,8 cm3 dibutuhkan 1.034 gram limbah
keramik dan 1.793 gram plastik. Hasil perhitungan HPP dan BEP diperoleh harga jual batu bata
plastik sebesar Rp 3.500/biji dengan keuntungan 5%. BEP bata plastik dalam satuan diperoleh
sebanyak 45 biji, dan dalam rupiah Rp 1.606.500.

REFERENSI
Ahvalina, I. (2016).ANALISIS BIAYA, VOLUME DAN LABADI HOTEL GRAND SAWIT
DI SAMARINDA. E-Journal Administrasi Bisnis.
Cahyo, AD (2016). Perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding
bata ringan dan dinding bata merah dengan metode Time Study. Universitas Jember,
Hal 11-14.
Efmi, A., Adianto, H., & Zaini, E. (2015). USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK
PAVING BLOCK BETON KUAT DENGAN TRIN TAMBAHAN MENGGUNAKAN
METODE TAGUCHI PADA KERAMIK BALAI BESAR. DESAIN INTEGRA, 3 (4),
15.
Hidayati, NA, Aziz, IR, & Muthiadin, C. (2017). Pemanfaatan sampah plastik sebagai alternatif
bahan bakar terbarukan. Dalam prosiding Seminar Nasional Biologi (Vol. 3, No. 1 dan
halaman 35).
Hiola, R., dan Lalu, NS (2013). pengolahan sampah plastik dengan metode penyulingan
sederhana menjadi minyak mentah di desa Dambalo, Kecamatan Tomilito, Kabupaten
Gorontalo Utara. Universitas Negeri Gorontalo, halaman 7.
Ilham, I., & Sudarno, S. (2013). Penetapan harga pokok produk percetakan percetakan
“OTAKKANAN Production” di Yogyakarta (Disertasi Doktor, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis).
Join, VJ, & Manesi, D. (2019). Rancang bangun model alat cetak bata merah menggunakan
penggerak pneumatik. Komodo Journal of Engineering Education Machine, 3 (2), 92-
93.
Maulana, W., Kamal, M., & Azhar, A. (2016). Desain wake control on/off otomatis Pemantik
api kompor gas pada mesin pengolah plastik untuk bahan bakar Mikrokontroler berbasis
minyak. Jurnal Litek: Jurnal Elektronik Telekomunikasi Listrik, 13 (2), 86.
Nasution, ZA, Limbong, HP, & Nasution, SS (2018). STUDI TEKNO EKONOMI
PENGOLAHAN ARANG SHELL KELAPA SAWIT SEBAGAI CARBON HITAM
DARI SHELL KELAPA SAWIT UNTUK USAHA KECIL DAN MENENGAH. Jurnal
Industri Tanaman Perkebunan, 13 (1), 5.
Notohutomo, AA, Santosa, A., & Pradjonggo, CJ (2018). Perencanaan fasilitas tempat duduk
berdasarkan aplikasi keramik. Intra, 6 (2), 384-385.
Putri, D., Artiani, GP, & Handayasari, I. (2018). STUDI PENGARUH PENAMBAHAN
LIMBAH BAMBU TERHADAP PERS BATAKO KUAT. Constructia, 9 (1), 29-30.
Sari, FP, Fatriasari, W., Laksana, RB, Darmawan, T., Jayadi, J., & Hermiati, E. (2018).
Ekonomi Tekno Produksi Lateks Karet Alam Berbasis Aqueous Polymer Isocyanate
(Tekno-Ekonomi Perekat Aqueous Polymer Isocyanate Berbasis Lateks Karet Alam).
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis, 14 (2), 104.
Siswanto, S., Raupong, R., & Anisa, A. (2018). ESTIMASI REGRESI KUAT M PADA
FAKTORAL DRAFT RANDOM LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER.
Jurnal Matematika, Statistika dan Komputasi, 13 (2), 172.
Umar, MZ, Arsyad, M., Rosyidah, S., Samhuddin, S., & Umar, M. (2018, Januari).
PENYERAPAN AIR PADA BLOK BETON DARI BAHAN PASIR POHARA DAN
NAMBO. Dalam prosiding Seminar Nasional diterapkan penelitian Kuantitatif 2017
(Vol. 1, No. 1 dan halaman 129).
Wahyudi, J., Prayitno, HT, & Astuti, AD (2018). Pemanfaatan sampah plastik sebagai bahan
baku pembuatan bahan bakar alternatif. Lereng; D Jurnal: Media Informasi Penelitian,
Pengembangan dan ILMU, 14 (1), 60-61.

Anda mungkin juga menyukai