Anda di halaman 1dari 22

1

RAHASIA
MARKAS BESAR TNI ANGKATAN DARAT
SEKOLAH CALON PERWIRA

PROSEDUR TETAP
Nomor R/ /Protap/IX/2020

Tentang

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN VIRUS CORONA

I. PENDAHULUAN

1. Umum.

a. World Health Organisation (WHO) telah menyatakan bahwa Corona Virus


Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi global. Penyebaran COVID-19 di
Indonesia saat ini sudah semakin meluas dan merata di seluruh wilayah dengan
jumlah kasus terinfeksi dan meninggal dunia terus bertambah. Sehingga
berdasarkan kondisi tersebut Pemerintah Indonesia menetapkan status darurat
kesehatan masyarakat dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 11
Tahun 2020 tentang COVID-19 dengan melakukan upaya penanggulangan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Kesehatan TNI Angkatan Darat (Kesad) sebagai salah satu fungsi militer
umum TNI AD melaksanakan tugas dengan menyelenggarakan segala upaya yang
berkenan dengan pembinaan kesehatan prajurit, PNS dan keluarga. Salah satu
kekuatan kesehatan sebagai fungsi umum adalah melaksanakan fungsi kesehatan
pencegahan (preventif);

c. Kesehatan Secapaad sebagai salah satu fungsi militer umum di Secapaad


melaksanakan tugas dengan menyelenggarakan segala upaya yang berkenan
dengan pembinaan kesehatan prajurit (organik dan perwira Pasis), PNS dan
keluarga. Salah satu kegiatan penyelenggaraan sebagai fungsi umum di bidang
kesehatan adalah melaksanakan fungsi kesehatan pencegahan (preventif).
Berdasarkan kondisi umum keadaan kesehatan saat ini dan dihubungkan dengan
keadaan geografis wilayah Secapaad yang berada dalam daerah rawan
penyebaran virus Corona sebagai penyebab penyakit COVID-19 maka perlu
diketahui lebih mendalam tentang penyakit tersebut;

d. COVID-19 adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi


sebelumnya pada manusia. Penyebab COVID-19 ini juga dinamakan SARS-CoV-2
atau biasa disingkat dengan sebutan virus Corona. Virus Corona ini bersifat
zoonosis yaitu penularan yang dapat terjadi melaui hewan dan manusia; dan

e. Protokol Kesehatan COVID-19 merupakan salah satu kegiatan pencegahan


guna mencegah penularan penyakit agar pelaksanaaan kegiatan tugas satuan
dapat berjalan sesuai rencana, salah satunya adalah kegiatan operasional
pendidikan di Secapaad. Sehingga berdasarkan hal tersebut perlu dibuat suatu
prosedur tetap tentang pencegahan dan pengendalian virus Corona di Secapaad.
2

2. Maksud dan Tujuan.

a. maksud. Memberikan penjelasan tentang kegiatan pencegahan dan


pengendalian virus Corona penyebab penyakit COVID-19 di Secapaad; dan

b. tujuan. Sebagai pedoman dalam pencegahan dan pengendalian virus


Corona penyebab penyakit COVID-19 di Secapaad.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut Protap Pencegahan Virus Corona :

a. pendahuluan;
b. ketentuan umum;
c. pengorganisasian;
d. pelaksanaan kegiatan;
e. komando dan perhubungan; dan
f. penutup.

4. Dasar.

a. Peraturan Kasad Nomor 26 tahun 2019 tanggal 26 Desember 2019 tentang


organisasi dan tugas Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat;

b. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/542/XII/2006 tanggal 29 Desember 2006


Bujuklak tentang pembinaan satuan TNI AD, khususnya bidang pembinaan peranti
lunak;

c. Surat Telegram Kasad Nomor STR/188/2001 tanggal 16 Maret 2001 tentang


jumlah standar minimal Protap yang harus dimiliki satuan jajaran TNI AD;

d. Surat Telegram Kasad Nomor STR/160/2020 tanggal 13 Maret 2020 tentang


upaya pencegahan penularan virus Corona (COVID-19);

e. Surat Telegram Kapuskesad Nomor ST/28/2020 tanggal 15 Januari 2020


tentang upaya peningkatan kewaspadaan pencegahan penyebaran penyakit
pneumonia berat;

f. Surat Keputusan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) nomor


SK BNPB No. 9.A tahun 2020 tentang status keadaan darurat bencana wabah
penyakit akibat virus Corona di Indonesia; dan

g. Keputusan Dansecapaad Nomor Kep/56/XII/2019 tanggal 30 Desember 2019


tentang program kerja dan anggaran Secapaad TA 2020.

II. KETENTUAN UMUM

5. Umum. Kesehatan Secapaad merupakan bagian dari satuan Secapaad yang


dituntut dapat memberikan pelayanan dan pencegahan kesehatan yang prima. Agar
pelayanan kesehatan berdaya guna dan berhasil guna, perlu ditetapkan ketentuan-
ketentuan yang harus dijadikan pedoman.
3

6. Tujuan. Agar terjadi keseragaman pola pikir dan pola tindak untuk mencegah
atau menekan risiko kerugian akibat penularan COVID-19 dalam penyelenggaraan
setiap kegiatan di lingkungan Secapaad.

7. Sasaran.

a. terjaminnya pelayanan dan pencegahan kesehatan di lingkungan Secapaad


bagi Pasis, organik dan keluarga terhadap penyakit COVID-19;

b. terbebasnya lingkungan Secapaad dari penyakit COVID-19; dan

c. terwujudnya tertib administrasi pelayanan kesehatan di Secapaad secara


akurat dan informatif.

8. Sifat.

a. tertib. Pelaksanaan pelayanan kesehatan harus tertib, sehingga setiap


langkah dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik;

b. tepat dan cepat. Pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan langkah


yang tepat dan cepat, sehingga setiap permasalahan dapat diselesaikan dengan
benar dan baik;

c. aman dan rahasia. Pelayanan kesehatan harus tetap berprinsip menjaga


keamanan dan kerahasiaan, sehingga setiap pasien benar-benar merasa
terlindungi;

d. profesional. Pelayanan kesehatan harus profesional sebagai tentara


maupun sebagai tenaga kesehatan, dan harus tetap berpedoman kepada peraturan
yang berlaku secara nasional maupun internasional; dan

e. mengutamakan keselamatan pasien. Pelayanan kesehatan baik tindakan


pencegahan seperti pencegahan penularan virus Corona ataupun tindakan
pelayanan medis harus selalu mendahulukan keselamatan pasien.

9. Pengertian.

a. virus Corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit


pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi
saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Virus Corona jenis baru yang ditemukan
pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada bulan
Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-
2019 (COVID-19);

b. tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan
pernafasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas;

c. masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis
4

yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa
kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil Rontgen menunjukkan gambaran
infiltrat pneumonia luas di kedua paru;

d. kontak erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam
ruangan atau berkunjung (dalam radius 1 meter dengan kasus pasien dalam
pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga
14 hari setelah kasus timbul gejala;

e. orang tanpa gejala (OTG) adalah seseorang yang tidak bergejala tetapi
berisiko telah tertular virus Corona dari pasien COVID-19;

f. orang dalam pemantauan (ODP) adalah orang yang mengalami demam


(≥38°C) atau riwayat demam; atau gejala gangguan sistem pernapasan seperti
pilek/sakit tenggorokan/batuk dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran
klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal
atau memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi COVID-19;

g. pasien dalam pengawasan (PDP) adalah orang yang mengalami demam


(≥38°C) atau riwayat demam; disertai batuk/sesak nafas/sakit
tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat dan tidak ada penyebab lain
berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan dan pada 14 hari terakhir sebelum
timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang
melaporkan transmisi lokal* atau memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi
COVID-19;

h. kasus konfirmasi adalah pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil


pemeriksaan tes positif melalui pemeriksaan PCR;

i. karantina mandiri adalah Pembatasan kegiatan/pemisahan orang yang tidak


sakit, tetapi mungkin terpapar agen infeksi atau penyakit menular dengan tujuan
memantau gejala dan mendeteksi kasus sejak tinggi yang dilakukan di rumah atau
di tempat lain yang disediakan sebagai tempat karantina; dan

j. isolasi mandiri adalah Pemisahan orang yang tidak sakit atau terinfeksi dari
orang lain sehingga mencegah penyebaran infeksi atau kontaminasi yang dilakukan
di rumah atau di tempat lain yang disediakan sebagai tempat karantina.

10. Gejala yang Timbul pada Manusia:

a. demam (suhu badan di atas 38°C);


b. badan lemas;
c. kepala pusing;
d. sesak nafas;
e. anosmia (penurunan indra penciuman);
f. batuk dan nyeri tenggorokkan;
g. radang saluran pernafasan atas; dan
h. nyeri pada otot.
5

11. Sifat Virus:

a. tidak melayang di udara (airborne) tetapi keluar melalui percikan air liur
(droplet);

b. virus akan mati pada suhu 60°C selama 60 menit apabila berada di dalam
tubuh manusia/hewan, dan akan mati oleh disinfektan;

c. di permukaan kayu dapat bertahan selama 72 jam, di benda karton dapat


bertahan selama 24 jam dan di permukaan tembaga dapat bertahan selama kurang
dari 4 jam; dan

d. sinar ultraviolet dapat meng-inaktivasi virus Corona sehingga virus tidak dapat
berkembang biak.

12. Cara Penularan:

a. Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia


melalui percikan batuk/bersin (droplet). Orang yang paling berisiko tertular penyakit
ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19. Berdasarkan protokol
kesehatan, untuk mencegah penyebaran virus Corona dapat dilakukan dengan
melaksanakan cuci tangan secara teratur menggunakan sabun dan air bersih,
menerapkan etika batuk dan bersin, menghindari kontak secara langsung dengan
ternak dan hewan liar serta menghindari kontak dekat dengan siapapun yang
menunjukkan gejala penyakit pernapasan seperti batuk dan bersin; dan

b. penularan dapat dicegah juga dengan menerapkan pencegahan dan


pengendalian infeksi (PPI) pada saat berada di fasilitas kesehatan seperti di rumah
sakit.

III. PENGORGANISASIAN

13. Umum. kesehatan Secapaad memiliki tugas dan tanggung jawab


menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap Pasis, organik dan keluarga. Agar
tidak terjadi kesalahan di dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab maka perlu
disusun organisasi.
6

14. Organisasi.

a. struktur organisasi.

PENANGGUNG JAWAB

KOORDINATOR UMUM

 
       
PEMBINA
   
HARIAN

KALAKGIAT

   
             

URMINKES   INFAR
 
                   

POLI UMUM POLI KIA   TONKESLAP URKESPREV

 
       
PETUGAS TAMUDI
EVAKUASI AMBULANS

b. susunan organisasi.

1) penanggung jawab : Komandan Secapaad


2) koordinator umum : Wadan Secapaad
3) pembina harian : Dirlem Secapaad
4) kepala kegiatan : Kakes Secapaad
5) urminkes : Kaurminkes Secapaad
6) infar : Kainfar Kes Secapaad
7) poli umum : Kapolum Kes Secapaad
8) poli KIA : Kapol KIA Kes Secapaad
9) tonkeslap : Danton Keslap Kes Secapaad
10) urkesprev : Paur Kesprev Kes Secapaad
11) petugas evakuasi : Bawat Keslap Kes Secapaad
12) pengemudi ambulans : Sopir pool Denma Secapaad

c. tugas dan tanggung jawab.

1) penanggung jawab:

a) menentukan kebijakan/petunjuk umum tentang kesehatan Pasis


selama menjalani pendidikan pada masa pandemi virus Corona;

b) menjaga dan mengawasi kesehatan Pasis selama menjalani


pendidikan;
7

c) mengeluarkan protap kesehatan (pencegahan dan pengendalian


virus Corona) sesuai dengan kebutuhan dalam lingkungan Secapaad;

d) mempelajari laporan kondisi kesehatan Pasis dari Komandan


pelaksana dan Kakes Secapaad guna menentukan langkah tindakan
yang diperlukan;

e) melaksanakan koordinasi dan/atau mengajukan permintaan


bantuan kepada instansi kesehatan setempat, dalam rangka mengatasi
hambatan/masalah kesehatan Pasis selama proses penyelenggaraan
pendidikan; dan

f) dalam pelaksanaan tugasnya beratnggung jawab kepada Kasad.

2) koordinator umum:

a) merupakan wakil pucuk pimpinan di Secapaad yang harus


mengetahui segala kegiatan dan kejadian di Secapaad;

b) mengkoordinir segala kegiatan di lemdik Secapaad sebagai


koordinator umum kegiatan; dan

c) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


penanggung jawab.

3) pembina harian:

a) merupakan pejabat staf Komandan dalam pembinaan lembaga di


Secapaad, termasuk pembinaan bidang pelayanan kesehatan;

b) membantu penanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan


Pasis Diktukpa/Diktukpasus TNI AD pada masa pandemi virus Corona;

c) memberikan masukan dan saran kepada penanggung jawab


tentang tindakan yang harus dilaksanakan oleh Pasis selama masa
Pandemi virus Corona; dan

d) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


penanggung jawab.

4) kepala pelaksanaan kegiatan:

a) menyelenggarakan kegiatan berdasarkan kebijakan/petunjuk umum


Dansecapaad terkait wabah covid-19;

b) menyusun rencana dukungan dan pelayanan kesehatan sesuai


situasi dan kondisi yang ada (sebagai jabaran kebijakan/petunjuk umum
Dansecapaad);

c) memberikan petunjuk kepada unsur pelaksana dibawahnya dalam


menyusun rincian pengaturan rencana dan jadwal kegiatan, baik
kegiatan dukungan maupun pelayanan kesehatan terkait wabah covid-
19;
8

d) memberikan briefing kepada Satuan jajaran di bawahnya sebagai


unsur pelaksana dalam kegiatan pengawasan kepada organik Secapaad
dan keluarganya serta Perwira Pasis selama masa pandemi virus
corona;

e) mengkoordinir, mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaan


kegiatan pengawasan kepada organik Secapaad dan keluarganya serta
Perwira Pasis selama masa pandemi virus corona;

f) melaporkan secara berkala/periodik tentang organik Secapaad dan


keluarganya serta Perwira Pasis yang bermasalah kesehatannya kepada
Dansecapaad selaku penanggung jawab serta menyampaikan saran-
saran sesuai kebutuhan; dan

g) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada


penanggung jawab.

5) Kaurminkes:

a) urminkes bertugas membantu Kakes dalam menyelenggarakan


tertib administrasi Kesehatan Secapaad;

b) membantu Kakes membuat rangkuman laporan berkala tentang


pelaksanaan pelayanan kesehatan secara keseluruhan di kesehatan
Secapaad; dan

c) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala


pelaksana kegiatan.

6) Kainfar:

a) membantu Kakes dalam meyelenggarakan pelayanan perawatan


sementara di Kesehatan Secapaad;

b) mengendalikan keluar masuknya kebutuhan bekkes dalam


pelayanan; dan

c) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala


pelaksana kegiatan.

7) Kapolum.

a) membantu Kakes dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan


umum kepada seluruh organik, keluarga dan Pasis di Secapaad;

b) membantu Kakes membuat laporan tentang pelayanan kesehatan


umum di Secapaad; dan

c) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala


pelaksana kegiatan.
9

8) Kapol KIA:

a) membantu Kakes dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan


Ibu dan Anak/KB/Kebidanan di lingkungan Secapaad;

b) membantu Kakes membuat laporan tentang kesehatan Ibu dan


Anak/KB/Kebidanan di lingkungan Secapaad; dan

c) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala


pelaksana kegiatan.

9) Danton Keslap:

a) membantu Kakes dalam mengendalikan dan mengkoordinasikan


kegiatan kesehatan lapangan pada setiap kegiatan organik, keluarga dan
Pasis di Secapaad; dan

b) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala


pelaksana kegiatan.

10) Paur Kesprev:

a) membantu Kakes dalam pelaksanaan kegiatan pencegahan


penyakit di lingkungan Secapaad; dan

b) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala


pelaksana kegiatan.

11) Petugas Evakuasi.

a) bertugas mendampingi pasien yang dievakuasi baik dalam jam


dinas maupun di luar jam dinas;

b) membantu pasien menyiapkan surat dan administrasi untuk


evakuasi medis;

c) mendampingi pasien selama di perjalanan sampai pasien kembali


atau dirawat di bangsal perawatan;

d) melaporkan dan mencatat segala kejadian penting dan hasil


pemeriksaan di rumah sakit; dan

e) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala


pelaksana kegiatan.

12) Pengemudi ambulans.

a) bertugas melaksanakan evakuasi pasien baik dalam jam dinas


maupun di luar jam dinas;

b) menyiapkan kendaraan Ambulans untuk selalu siap melaksanakan


evakuasi; dan
10

c) dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala


pelaksana kegiatan.

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

15. Umum. bahaya virus Corona sangat membutuhkan perhatian khusus dan cermat
agar dalam pencegahan dan penangannya dapat berhasil dengan efektif dan efisien,
sehingga pencegahan penularan virus Corona dapat terlaksana sesuai harapan. sesuai
hal tersebut maka diperlukan langkah-langkah prasedur penangulangan akibat penularan
virus Corona.

16. Pokok Pokok Pengendalian dan Pencegahan COVID-19

a. Tugas dan tanggung jawab Satuan. Komandan satuan menetapkan


kebijakan dalam Pencegahan Penularan COVID-19, dengan pokok-pokok
tindakan sebagai berikut:

1) selalu memantau dan memperbaharui perkembangan informasi tentang


COVID-19 di wilayahnya secara berkala;

2) membentuk Tim Penanganan COVID-19 di Satuan yang terdiri dari


Pimpinan, bagian personalia, bagian urdal dan petugas Kesehatan yang
dibentuk atas dasar surat perintah Komandan selaku penanggung jawab;

3) melaksanakan pemeriksaan suhu badan di pintu masuk ksatrian, apabila


didapati ada yang suhunya lebih dari 37,5°C maka dilakukan pemeriksaan
kesehatan lebih lanjut di kesehatan Secapaad;

4) tidak memperlakukan kasus positif sebagai suatu stigma;

5) pengaturan waktu belajar mengajar dan waktu kerja organik tidak terlalu
panjang;

6) mewajibkan setiap orang menggunakan masker sejak perjalanan dari/ke


barak, dan selama di tempat pendidikan/latihan;

7) larangan masuk kerja bagi Pasis, organik Lemdik yang memiliki gejala
demam/nyeri tenggorokan/batuk/pilek/sesak nafas;

8) mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C tinggi, seperti jeruk


dan jambu untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh; dan

9) memfasilitasi tempat kerja yang aman dan sehat.

b. higiene dan sanitasi lingkungan kerja:

1) memastikan seluruh area kerja bersih dan higienis dengan melakukan


pembersihan secara berkala menggunakan pembersih dan desinfektan yang
sesuai (setiap 4 jam sekali). Terutama pegangan pintu, tangga, peralatan
kantor yang digunakan bersama, area dan fasilitas umum lainya; dan

2) menjaga kualitas udara tempat kerja dengan mengoptimalkan sirkulasi


udara dan mengoptimalkan sinar matahari masuk ke ruang kerja.
11

c. sarana cuci tangan:

1) menyediakan lebih banyak sarana cuci tangan (sabun dan air mengalir);

2) memberikan petunjuk lokasi sarana cuci tangan;

3) memasang poster edukasi cara mencuci tangan yang benar; dan

4) menyediakan hand sanitizer dengan konsentrasi alkohol minimal 70% di


tempat-tempat yang diperlukan (seperti pintu masuk, ruang meeting, dll).

d. physical distancing dalam semua aktifitas kerja.

1) tindakan physical distancing perorangan/individu:

(a) wajib menjaga kebersihan tangan, dengan cara mencuci tangan


dengan sabun saat datang ke kantor, meninggalkan kantor, dan setelah
kegiatan di luar kesatrian Secapaad;

(b) tidak bergantian alat makan atau alat perlengkapan pribadi lainnya;

(c) wajib membawa sabun cuci tangan dan hand sanitizer atau cairan
antiseptik perorangan kemanapun dan digunakan sebelum kegiatan
makan;

(d) metutup mulut saat bersin/batuk dengan menggunakan lengan


tangan, siku atau sapu tangan;

(e) wajib menggunakan masker, khususnya masker yang terbuat dari


bahan kain maka digunakan maksimal 4 jam harus diganti dengan yang
baru;

(f) membuang ludah, dahak dan ingus harus di toilet atau selokan;

(g) mengurangi intensitas bersentuhan (kontak langsung) dengan


sesama, dan apabila dalam situasi khusus harus seminimal mungkin;
dan

(h) segera berobat apabila ada keluhan sakit demam, batuk, pilek, dan
sesak nafas.

2) tindakan physical distancing dalam hubungan kelompok:

(a) jarak antar perorangan adalah minimal 1,5 meter;

(b) jarak antar peleton adalah 10 meter;

(c) dalam pelaksanaan perpindahan tempat maksimal 15 orang;

(d) perpindahan tempat dengan berjalan kaki, masker tetap digunakan;


dan
12

(e) perpindahan tempat dengan berlari, masker tidak digunakan.

3) tindakan physical distancing saat kegiatan apel:

(a) pelaksanaan apel wajib menggunakan masker;

(b) jarak perorangan 1,5 m dan jarak antara syaf 1,5 m;

(c) pelaksanaan apel dalam hubungan satuan bagian / Satker,


ditempat yang telah ditentukan; dan

(d) apabila dalam keadaan urgen dan mengharuskan apel


dilaksanakan dalam hubungan satuan gabungan, maka pelaksanaanya
dilakukan dengan prosedur pencegahan Covid-19.

4) tindakan physical distancing saat PBM di ruang kelas:

(a) selama pelaksanaan PBM yang bersifat teori di ruangan kelas, baik
Gumil maupun Pasis wajib menggunakan masker;

(b) sebelum masuk dan keluar kelas wajib mencuci tangan sesuai
ketentuan;

(c) pada saat PBM di kelas, posisi tempat duduk direnggangkan


dengan mengoptimalkan ruangan kelas; dan

(d) pada saat bertanya, menjawab, ataupun ketika pelajaran diskusi,


masing-masing Gumil dan Pasis wajib menjaga jarak aman dan masker
tetap digunakan.

5) tindakan physical distancing saat PBM di kelas lapangan:

(a) selama pelaksanaan PBM yang bersifat praktek lapangan, baik


latihan teknis/taktis maupun latihan jasmani masker di lepas;

(b) PBM praktek di lapangan dilaksanakan dalam hubungan peleton;

(c) jarak antara masing-masing peleton minimal 50 m;

(d) jarak perorangan masing-masing Pasis minimal 1,5 m, dengan


menyesuaikan kondisi medan; dan

(e) pelaksanaan briefing pelaku, kaji ulang dan evaluasi dilakukan


secara terbatas dengan perwakilan Pasis dari masing-masing
peletonnya.

6) tindakan physical distancing saat ibadah:

(a) pelaksanaan ibadah wajib menggunakan masker;

(b) pelaksanaan ibadah dilaksanakan di masing-masing staf/bagian,


sesuai waktu dan agama masing-masing;
13

(c) dalam pelaksanaan ibadah tetap menjaga jarak perorangan


minimal 1,5 m; dan

(d) kegiatan ibadah perpedoman pada aturan protokol COVID-19 yang


diberlakukan oleh pemerintah.

7) tindakan physical distancing saat olah raga/pembinaan jasmani:

(a) pembinaan fisik jasmani menggunakan tempat-tempat yang luas,


seperti lapangan Wiradhika, lapangan Krida Wiradhika, jalan depan
gedung Soedirman dan jalan protokol;

(b) pembinaan fisik dilaksanakan dalam hubungan perorangan, apabila


diperlukan binsik lari maka dilakukan interval waktu dan jarak sesuai
ketentuan, baik perorangan maupun antar kelompok; dan

(c) jarak perorangan minimal 1,5 meter dan tiap kelompok 10 meter.

e. sosialisasi dan edukasi Pasis, organik dan keluarga mengenai penyakit


COVID-19:

1) edukasi dilakukan secara intensif kepada seluruh anggota dan keluarga,


serta Pasis agar memberikan pemahaman yang benar terkait masalah
pandemi COVID-19, sehingga satuan mendapatkan pengetahuan untuk
secara mandiri melakukan tindakan preventif dan promotif guna mencegah
penularan penyakit, serta mengurangi kecemasan berlebihan akibat informasi
tidak benar.

2) Materi edukasi yang dapat diberikan:

(a) penyebab COVID-19 dan cara pencegahannya;

(b) mengenali gejala awal penyakit dan tindakan yang harus dilakukan
saat gejala timbul;

(c) praktek PHBS seperti praktek mencuci tangan yang benar, etika
batuk;

(d) alur pelaporan dan pemeriksaan bila didapatkan kecurigaan;

(e) metode edukasi yang dapat dilakukan: pemasangan banner,


pamphlet, majalah dinding, dll di area strategis yang mudah dilihat setiap
Pasis dan organik Lemdik seperti di pintu masuk, area makan/kantin,
area istirahat, tangga serta media audio & video yang disiarkan secara
berulang. SMS/whats up blast ke semua anggota secara berkala untuk
mengingatkan; dan

(f) melakukan pencegahan penularan seperti pemasangan pembatas


atau tabir kaca bila diperlukan.
14

f. menerapkan physical distancing:

1) pengaturan jumlah Pasis dalam satu kelas , pengaturan barak asrama,


ruang makan.

2) di gedung bertingkat seperti kelas dan perkantoran, pergerakan naik dan


turun ruangan diatur sebagai berikut:

(a) penggunaan tangga: jika hanya terdapat 1 jalur tangga untuk naik
dan turun agar pada saat naik atau turun tidak ada yang berpapasan.
Jika terdapat 2 jalur tangga maka dipisahkan menjadi jalur naik dan jalur
turun; dan

(b) dilakukan pengaturan tempat duduk dengan jarak minimal 1 meter


antar meja/area kerja, saat melakukan rapat, di kantin, saat istirahat, dan
lain-lain.

g. tugas dan tanggung jawab Pasis, Organik dan Keluarga:

1) menggunakan masker dalam semua kegiatan, hindari ke tempat-tempat


dengan kerumunan orang banyak, selalu menjaga jarak dengan orang lain
minimal 1 meter;

2) menjaga kebersihan rumah/barak/mess/asrama. Dibersihkan 2x sehari;

3) mengoptimalkan sirkulasi udara dan cahaya matahari di rumah. Biarkan


udara pagi dan sinar matahari masuk ke dalam rumah;

4) jika tidak ada keluhan yang mendesak dan darurat, hindari mendatangi
fasilitas pelayanan kesehatan selama masa pandemi, jika terpaksa maka
datanglah dengan menggunakan masker;

5) seluruh organik, keluarga dan Pasis disiplin melaksanakan perilaku hidup


bersih dan sehat (PHBS) di satuan sebagai berikut:

(a) cuci tangan pakai sabun (CTPS), mendorong anggota dan Pasis
mencuci tangan saat tiba di tempat kerja, sebelum makan, setelah kontak
dengan seseorang/pertemuan dengan orang lain, setelah dari kamar
mandi, setelah memegang benda yang kemungkinan terkontaminasi; dan

(b) membudayakan etika batuk (metutup mulut dan hidung dengan


lengan atas bagian dalam), jika menggunakan tisu untuk menutup batuk
dan pilek maka setelah tisu digunakan dibuang ke tempat sampah yang
tertutup kemudian cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

6) olahraga bersama sebelum kerja dengan tetap menjaga jarak aman, dan
anjuran berjemur matahari saat jam istirahat;

7) makan makanan dengan gizi seimbang; dan

8) hindari penggunaan alat pribadi secara bersama seperti alat sholat, alat
makan dan lain-lain.
15

h. hal hal yang perlu diperhatikan dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja dan
selama di tempat kerja.

1) saat perjalanan ke/dari tempat kerja:

a) memastikan tubuh dalam kondisi sehat, jika ada keluhan batuk,


pilek, demam agar tetap tinggal di rumah;

b) menggunakan masker;

c) mengupayakan tidak menggunakan transportasi umum, jika


terpaksa menggunakan maka lakukan tindakan sebagai berikut:

(1) tetap menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter;

(2) mengupayakan tidak sering menyentuh fasilitas umum,


gunakan handsanitizer;

(3) menggunakan helm sendiri;

(4) mengupayakan membayar secara non tunai, jika terpaksa


memegang uang gunakan handsanitizer sesudahnya; dan

(5) tidak menyentuh wajah atau mengucek mata dengan tangan,


jika terpaksa harus dikucek, gunakan tisu bersih.

2) selama di tempat kerja:

a) saat tiba, segera mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir;

b) tidak berkerumun dan selalu menjaga jarak;

c) membersihkan meja/area kerja dengan desinfektan;

d) mengupayakan tidak sering menyentuh fasilitas/peralatan yang


dipakai bersama di area kerja, gunakan hand sanitizer;

e) tetap menjaga jarak dengan rekan kerja minimal 1 meter;

f) mengusahakan aliran udara dan sinar matahari masuk ke ruang


kerja;

g) membiasakan tidak berjabat tangan; dan

h) masker tetap digunakan.

3) saat tiba di rumah:

a) jangan bersentuhan dengan anggota keluarga sebelum


membersihkan diri (mandi dan mengganti pakaian);
16

b) mencuci pakaian dan masker dengan deterjen. Masker sekali


pakai, sebelum dibuang robek dan basahi dengan disinfektan agar tidak
mencemari petugas pengelola sampah;

c) jika dirasa perlu bersihkan handphone, kaca mata, tas dengan


disinfektan; dan

d) seluruh organik keluarga dan Pasis wajib menjaga dan


meningkatkan daya tahan tubuh dengan konsumsi gizi seimbang,
aktifitas fisik minimal 30 menit perhari, istirahat cukup (tidur minimal 7
jam), berjemur di pagi hari.

17. Tata Laksana COVID-19.

a. untuk menghindari jatuhnya korban meninggal dunia akibat terinfeksi virus


Corona apabila ditemui orang yang mengalami gejala flu setelah kembali dari
daerah pandemi COVID-19 maka dapat dibuat klasifikasi dan tindakan pencegahan
sebagai berikut;

b. Pasis, Organik dan Keluarga, yang memenuhi kriteria OTG


:

1) tim COVID-19 satuan merujuk OTG ke rumah sakit rujukan untuk


dilakukan Rapid Tes Polymerase Chain Reaction (RT PCR);

2) apabila tidak tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR, dapat dilakukan


pemeriksaan Rapid Tes (RT);

3) alur tindak lanjut rapid test pada OTG;

No Hasil Tes Tindak Lanjut Pemeriksaan Lanjutan


Rapid
1 Negatif Lakukan karantina Kemudian pemeriksaan ulang pada
mandiri dengan hari ke 10. Jika hasil pemeriksaan
penerapan PHBS dan ulang hari ke 10 positif maka
physical distancing dilakukan pemeriksaan RT PCR
sebanyak 2 kali selama 2 hari berturut
turut di rumah sakit rujukan satuan,
yang ditunjuk pemerintah.
2 Positif Lakukan karantina Dan segera lakukan pemeriksaan
mandiri dengan konfirmasi dengan RT PCR sebanyak
penerapan PHBS dan 2 kali selama 2 hari berturut turut di
physical distancing fasyankes/laboratorium yang ditunjuk
Pemerintah.
Apabila OTG yang
terkonfirmasi positif
menunjukkan gejala
demam (>38°C) atau
batuk/ pilek/nyeri
tenggorokan selama
masa karantina, maka ;
a. Jika gejala ringan
dilakukan isolasi diri di
rumah selama 14 hari.
17

b. Jika gejala sedang


dilakukan isolasi di RS
darurat,
c. Jika gejala berat
dilakukan isolasi di RS
rujukan

c. Pasis, Organik dan Keluarga, yang memenuhi kriteria ODP:

1) tim COVID-19 merujuk ODP ke rumah sakit rujukan untuk dilakukan


pengambilan spesimen/swab untuk pemeriksaan Rapid Tes Polymerase
Chain Reaction (RT PCR) pada hari 1 dan 2 oleh petugas kesehatan yang
terlatih/kompeten; dan

2) apabila tidak tersedia fasilitas pemeriksaan RT PCR, dapat dilakukan


pemeriksaan Rapid Tes (RT). tindak lanjut hasil pemeriksaan RT dapat dilihat
pada tabel berikut.

No Hasil Rapid Tindak lanjut Pemeriksaan lanjutan


Tes
1 Negatif Lakukan karantina Kemudian pemeriksaan ulang pada hari
mandiri dengan ke 10. Jika hasil pemeriksaan ulang hari
penerapan PHBS ke 10 positif maka dilakukan
dan Physical pemeriksaan RT PCR sebanyak 2 kali
distancing selama 2 hari berturut turut di rumah
sakit rujukan satuan, yang ditunjuk
pemerintah.
2 Positif Lakukan karantina Dan segera lakukan pemeriksaan
mandiri dengan konfirmasi dengan RT PCR sebanyak 2
penerapan PHBS kali selama 2 hari berturut turut di
dan Physical fasyankes/laboratorium yang ditunjuk
distancing Pemerintah.
Apabila ODP yang
terkonfirmasi
positif
menunjukkan
perburukan
gejala;

a. Jika gejala
sedang dilakukan
isolasi di RS
darurat,
b. Jika gejala
berat dilakukan
isolasi di RS
rujukan

d. Pasis, Organik dan Keluarga, yang Memenuhi kriteria PDP:

1) harus segera di rujuk ke rumah sakit rujukan yang ditunjuk;

2) selanjutnya team COVID 19 satuan harus melakukan tracing pada


keluarga dan satuan kerjanya;
18

3) identifikasi kontak di lingkungan tempat kerja yaitu mengidentifikasi


orang-orang/pekerja lain yang memiliki riwayat berinteraksi dengan pekerja
ODP, PDP atau konfirmasi positif dalam radius 1 meter sesuai pedoman
pencegahan dan pengendalian COVID-19; dan

4) terhadap Pasis, organik, dan keluarga yang telah teridentifikasi masuk


dilakukan pemeriksaan Rapid Tes dan karantina/isolasi mandiri (bekerja dari
rumah) dengan menerapkan PHBS dan Physical Distancing (prosedur sesuai
dengan kriteria OTG di atas). Bila ada gejala segera melaporkan ke petugas
kesehatan.

e. Pasis, Organik dan Keluarga, yang memiliki gejala ringan dan sedang:

1) menyarankan untuk kerumah sakit;


2) diberi edukasi tentang hal-hal yang harus dilakukan; dan
3) minum vitamin C dosis tinggi selama 14 hari.

f. Pasis, Organik dan Keluarga, dengan gejala berat:

- rujuk ke rumah sakit rujukan

V. KOMANDO DAN PERHUBUNGAN

18. Perhubungan.

a. perhubungan menggunakan telepon dinas;

b. dalam keadaan mendesak, agar menggunakan sarana komunikasi HT juga


menggunakan HP masing masing; dan

c. di ruangan pelayanan kesehatan harus tersedia nomor telepon penting yang


dapat dihubungi bila diperlukan.

19. Komando.

a. Komandan Secapaad selaku penanggung jawab harus mengetahui setiap


perkembangan kondisi dan keadaan kesehatan di Secapaad;

b. setiap perkembangan kondisi dan keadaan kesehatan harus dilaporkan


kepada Komandan Secapaad oleh Kakes Secapaad tembusan kepada Dirlem
Secapaad sebagai supervisi; dan

c. setiap perkembangan kondisi dan keadaan kesehatan yang menonjol harus


dilaporkan kepada Kakes Secapaad pada kesempatan pertama oleh piket
kesehatan atau setiap personel kesehatan Secapaad yang mengetahui pertama
kali.
19

VI. PENUTUP.

Demikian protap pencegahan penularan virus Corona ini dibuat untuk dapat dipedomani
dalam pelaksanaannya. Hal-hal yang belum tercantum dalam protap ini akan ditentukan dan
dikoordinasikan secara parsial di lapangan.

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal September 2020

Komandan Sekolah Calon Perwira TNI AD,

Lampiran: Ignatius Yogo Triono, M.A.


Mayor Jenderal TNI
I. Jalur Evakuasi
II. Jaring Komunikasi
20

MARKAS BESAR TNI ANGKATAN DARAT Lampiran I (Jalur Evakuasi)


SEKOLAH CALON PERWIRA Pada prosedur tetap tentang
Penanganan COVID-19

JALUR EVAKUASI

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal September 2020

Komandan Sekolah Calon Perwira TNI AD,

Ignatius Yogo Triono, M.A.


Mayor Jenderal TNI
21

MARKAS BESAR TNI ANGKATAN DARAT Lampiran 2 (Jaring Komunikasi)


SEKOLAH CALON PERWIRA Pada prosedur tetap tentang
Penanganan COVID-19

JARING KOMUNIKASI

PENANGGUNGJAWAB

RAJAWALI

KALAKGIAT

WALET

DOKTER LAP TIM 1 TIM 2 TAMUDI

WALET 1 WALET 2 WALET 3 WALET 4

Keterangan :

: Garis Koordinasi

Ditetapkan di Bandung
Pada tanggal September 2020

Komandan Sekolah Calon Perwira TNI AD,

Ignatius Yogo Triono, M.A.


Mayor Jenderal TNI
22

Anda mungkin juga menyukai