Diajukan oleh :
A1131002
Kepada
SEMARANG
November 2015
2
Diajukan :
A1131002
Mengetahui,
Direktur
Tanggal : Tanggal :
3
BAB I
PENDAHULUAN
Radikal bebas sebagai molekul yang relatif tidak stabil, memiliki satu
(Kusumawati, 2009). Hal ini dapat merusak sel dan akan menyebabkan
aman karena diperoleh dari ekstrak bahan alami (Rohman dan Riyanto,
2005).
terdapat pada kulit buah semangka meliputi vitamin A, vitamin B2, vitamin
dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar,
terpenetrasi oleh suatu cairan. gel kadang – kadang disebut jeli. (Depkes RI,
1998).
adalah CMC Na, karbopol dan tragakan. Pada penelitian ini gelling agent
Berdasarkan hal – hal tersebut di atas maka timbul ide atau gagasan untuk
melakukan penelitian membuat sediaan gel dengan zat aktif ekstrak etanol
5
yang benar, dapat bercampur dengan bahan aktif dan tampilannya yang
gel dan CMC-Na dilarutkan dengan air panas karena dapat memutuskan
B. Perumusan Masalah
1. Apakah lapisan putih kulit buah semangka dapat dibuat sediaan gel
C. Batasan Masalah
1. Lapisan putih kulit buah semangka yang digunakan diambil dari buah
konsentrasi 3%,4%,5%
6
dengan konsentrasi 4%
pH, uji daya sebar, uji daya lekat, dan uji daya proteksi.
D. Manfaat Penelitian
selanjutnya.
E. Tujuan Penelitian
sebagai gelling agent dalam pembuatan gel lapisan putih kulit buah
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Puastaka
1. Buah Semangka
sangat digemari masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis, renyah dan
penjuru dunia, mulai dari Jepang, Cina, Taiwan, Thailand, India, Belanda, bahkan
8
ke Amerika. Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat
jus. Biji semangka yang dikeringkan dan disangrai juga dapat dimakan isinya
sebagai kuaci. Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat
atau hijau muda dengan larik-larik hijau tua tergantung kultivarnya, daging
dalam:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Sympetalae
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
(Rukmana, 1994)
efektif dalam membunuh sel-sel kanker, yaitu zat yang mampu menghidupkan
aktivitas fungsi sel darah putih yang mampu meningkatkan sistem kekebalan.
dapat menstimulir phagocyte, yaitu suatu sel darah yang mampu melindungi
sistem darah dari infeksi dengan cara menyerap mikroba untuk mematikan
Kandungan gizi dari buah semangka dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1 Kandungan gizi buah semangka per 100 gram bahan
1) 2)
10
Serat - 0,50 mg
Natrium - 1,00 mg
Kalium - 82,00 mg
Niacin - -
Menurut riset dari Bhimu Patil, seorang peneliti dan direktur Texas A&M's
Fruit and Vegetable Improvement Center, Amerika Serikat, pada daging dan
Zat ini juga dapat ditemukan pada semua warna semangka dan yang paling
tinggi kandungannya adalah jenis semangka kuning. Zat citrulline ini akan
11
bereaksi dengan enzim tubuh ketika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup
banyak lalu diubah menjadi arginin, asam amino non essensial yang berkhasiat
Kulit/pulp buah semangka juga kaya akan vitamin, mineral, enzim, dan klorofil.
vitamin B2, vitamin B6, vitamin E, dan vitamin C. Kandungan vitamin E, vitamin
C, dan protein yang cukup banyak pada kulit buah semangka dapat digunakan
Sedangkan betakaroten dan likopen yang terdapat pada kulit buah semangka
Selatan, Rusia, Ukraina, Rumania, Bulgaria, dan Arab, kulit buah semangka
sering dibuat acar atau dimakan sebagai sayuran. Kulit buah semangka juga
12
dapat diminum setelah dijus dengan campuran buah lainnya. Selain itu, kulit
buah semangka dapat langsung digunakan dengan cara diparut dan ditempel
pada wajah sebagai masker atau digosok-gosokkan pada kulit kepala untuk
(http://forum.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/ )
e. Maserasi
1) Pengertian Maserasi
merendam). Cara ini merupakan salah satu cara ekstraksi, dimana sediaan cair
menggunakan pelarut bukan air (pelarut nonpolar) atau setengah air, misalnya
etanol encer, selama periode waktu tertentu sesuai dengan aturan dalam buku
resmi kefarmasian (Anonim, 2014). Maserasi adalah salah satu jenis metoda
ekstraksi dengan sistem tanpa pemanasan atau dikenal dengan istilah ekstraksi
dingin, jadi pada metoda ini pelarut dan sampel tidak mengalami pemanasan
digunakan untuk senyawa yang tidak tahan panas ataupun tahan panas
2) Prinsip Maserasi
13
kelarutannya dalam suatu pelarut (like dissolved like),penyarian zat aktif yang
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang
sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar, terlindung dari cahaya, cairan
penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel.
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan
sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam
penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya dipekatkan.
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada
f. Gel
1) Pengertian Gel
merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu
berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil senyawa anorganik atau
oleh cairan. Menurut Ansel, gel didefinisikan sebagai suatu system setengah
14
padat yang terdiri dari suatu disperse yang tersusun baik dari partikel anorganik
yang terkecil atau molekul organic yang besar dan saling diresapi cairan.
2) Penggolongan Gel
Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase terdispersi relatif
Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang tersebar sama
dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul
makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari
makromolekul sintetik misalnya karboner atau dari gom alam misanya tragakan.
kulit baik.
15
tetapi gel tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat,
lebih mahal.
Menurut Lachman, dkk. 1994 sediaan gel memiliki sifat sebagai berikut:
a. Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik
padatan yang baik selama penyimpanan tapi dapat rusak segera ketika
topical.
atau digunakan.
Contoh polimer seperti MC, HPMC dapat terlarut hanya pada air yang
16
a. Swelling
berpenetrasi diantara matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut dengan gel.
Pengembangan gel kurang sempurna bila terjadi ikatan silang antar polimer di
dalam matriks gel yang dapat menyebabkan kelarutan komponen gel berkurang.
b. Sineresis
Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel.
Cairan yang terjerat akan keluar dan berada di atas permukaan gel. Pada waktu
pembentukan gel terjadi tekanan yang elastis, sehingga terbentuk massa gel
akibat adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya gel. Adanya perubahan
pada ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antar matriks berubah, sehingga
c. Efek suhu
17
Efek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk melalui
pemanasan hingga suhu tertentu. Polimer seperti MC, HPMC, terlarut hanya
pada air yang dingin membentuk larutan yang kental. Pada peningkatan suhu
d. Efek elektrolit
hidrofilik dimana ion berkompetisi secara efektif dengan koloid terhadap pelarut
yang ada dan koloid digaramkan (melarut). Gel yang tidak terlalu hidrofilik
mengurangi waktu untuk menyusun diri sesudah pemberian tekanan geser. Gel
Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa,
selama transformasi dari bentuk sol menjadi gel terjadi peningkatan elastisitas
f. Rheologi
5) Komponen Gel.
a. Gelling agent
merupakan bahan berbasis polisakarida atau protein. Contoh dari gelling agent
antara lain Na CMC, metil selulosa, asam alginat, sodium alginat, kalium alginat,
kalsium alginat, agar, karagenan, locust bean gum, pektin dan gelatin (Raton
dkk.,1993).
yang akan memberikan sifat kental dan gel yang diinginkan. Molekul polimer
berikatan melalui ikatan silang membentuk struktur jaringan tiga dimensi dengan
Pemilihan gelling agent dalam sediaan farmasi dan kosmetik harus inert,
aman, tidak bereaksi dengan komponen lain. Penambahan gelling agent dalam
tube selama pemakaian topikal. Beberapa gel, terutama polisakarida alami peka
dan bentonit.
b. Bahan tambahan
1) Pengawet
3) Chelating agent
6) Monografi Bahan
mengandung tidak kurang dari 6,5 % dan tidak lebih dari 9,5% Na
tidak kurang dari 80% dan tidak lebih dari 120% dari ketentuan yang
tertera pada etiket, untuk zat yang mempunyai kekentalan lebih dari
100 cP, dan tidak kurang dari 75% dan tidak lebih dari 140% dari
b. Trietanolamina
99,0 % dan tidak lebih dari 107,4 % dihitung terhadap zat anhidrat
Trietanolamina mudah larut dalam air dan etanol 95% P, larut dalam
c. Gliserin
rasa manis, hanya boleh berbau khas lemah ( tajam dan tidak
d. Natrium Benzoat
tidak berbau, atau praktis tidak berbau, stabil di udara. Natrium benzoat
mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah
e. Aquadest
B. Hipotesis
1. Hipotesis penelitian
sediaan gel.
uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji daya lekat, dan uji daya
proteksi.