SKRIPSI
OLEH :
YOLA NOVITA
17042045/2017
i
ABSTRACT
Yola Novita : The Influence of Work Quality and Work
2017/ 17042045 Professionalism on Service Quality in the Personnel and
Human Resources Development Agency (BKPSDM)
Pesisir Selatan Regency
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
Kabupaten Pesisir Selatan”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada program studi Ilmu Administrasi
Negeri Padang.
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
1. Bapak Prof. Drs. Ganefri, M.Pd, Ph.D. selaku Rektor Universitas Negeri
Padang.
2. Ibu Dr. Siti Fatimah, M.Pd., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial
3. Bapak Aldri Frinaldi, SH., M.Hum., Ph.D selaku Ketua Jurusan Ilmu
petunjuk yang sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal
iii
5. Ibu Dr. Lince Magriasti, S.IP., M.Si selaku Dosen Penguji II.
9. Teristimewa kepada kedua orang tua yang saya cintai yaitu Kepada Bapak
Busrial dan Ibu Erinawati yang telah memberikan materi, motivasi, do’a
dan dukungan sehingga penulisan skripsi berjalan dengan baik dan lancar.
10. Kepada kekasih saya Arif Okta Viandri, S.T seseorang yang pernah
11. Kepada Dicky Pratama, Aprilia Novita, Nur Afifah Agusma Yeni, Silviani
Zain dan M. Najib Varhan terima kasih yang telah bertahan menjadi
sahabat saya dari maba sampai saat sekarang ini dan juga selalu
iv
Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
membantu, semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal dan skripsi ini
Yola Novita
2017/17042045
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK
ABSTRAC
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
B. Pengaruh Kualitas Kerja Dan Profesionalisme Kerja Terhadap Kualitas
Pelayanan
C. Penelitian Relevan
D. Kerangka Konseptual
E. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Operasional Variabel
D. Definisi Operasional
E. Populasi Dan Sampel Penelitian
F. Instrumen Penelitian
G. Jenis Dan Teknik Pengumpulan Data
H. Validasi Dan Reliabilitas
I. Teknik Dan Analisis Data
1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
B. Profil Responden
C. Temuan Khusus
D. Uji Asumsi Klasik
E. Hasil Regresi Berganda
F. Pembahasan Hasil Penelitian
G. Keterbatasan Penelitian
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Kunjungan Pegawai di Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Periode Januari-Oktober 2021 ........................................ 10
Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan..................................................................... 46
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................ 52
Tabel 3.2 Tabel Sampel ..................................................................................... 55
Tabel 3.3 Tabel Skala Likert .............................................................................. 56
Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Kualitas Kerja (X1) ......................................... 59
Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Profesionalisme Kerja (X2) ............................. 59
Tabel 3.6 Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan (Y) .................................... 60
Tabel 3.7 Tingkat Reliabilitas ............................................................................ 62
Tabel 3.8 Uji ReliabilitasVariabel Kualitas Kerja (X1) ....................................... 62
Tabel 3.9 Uji ReliabilitasVariabel Profesionalisme Kerja (X2) ........................... 63
Tabel 3.10 Uji ReliabilitasVariabel Kualitas Pelayanan (X2) ............................. 63
Tabel 4.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 74
Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia .............................................. 75
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Status Pernikahan ......................... 76
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ..................... 76
Tabel 4.5 Deskripsi Responden Berdasarkan Pangkat ........................................ 77
Tabel 4.6 Deskripsi Responden Berdasarkan Penghasilan .................................. 78
Tabel 4.7 Deskripsi Indikator Potensi Diri.......................................................... 79
Tabel 4.8 Deskripsi Indikator Hasil Kerja Optimal ............................................. 80
Tabel 4.9 Deskripsi Indikator Proses Kerja ........................................................ 81
Tabel 4.10 Deskripsi Indikator Antusiasme ........................................................ 82
Tabel 4.11 Deskripsi Variabel Kualitas Kerja ..................................................... 83
Tabel 4.12 Deskripsi Indikator Kreatifitas .......................................................... 84
Tabel 4.13 Deskripsi Indikator Inovasi ............................................................... 85
Tabel 4.14 Deskripsi Indikator Responsifitas ..................................................... 86
Tabel 4.15 Deskripsi Variabel Profesionalisme Kerja ......................................... 87
Tabel 4.16 Deskripsi Indikator Bukti Fisik ......................................................... 88
Tabel 4.17 Deskripsi Indikator Kehandalan ........................................................ 89
Tabel 4.18 Deskripsi Indikator Daya Tanggap.................................................... 90
Tabel 4.19 Deskripsi Indikator Jaminan ............................................................. 90
Tabel 4.20 Deskripsi Indikator Empati ............................................................... 91
Tabel 4.21 Deskripsi Variabel Kualitas Pelayanan ............................................. 92
Tabel 4.22 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ........................................................ 93
Tabel 4.23 Hasil Multikoleniaritas ..................................................................... 95
Tabel 4.24 Hasil Uji Autokorelasi ...................................................................... 98
Tabel 4.25 Hasil Kontribusi (R) Variabel Kualitas Kerja Terhadap Kualitas
Pelayanan ......................................................................................................... 98
Tabel 4.27 Hasil Uji (T) Variabel Kualitas Kerja Terhadap KualitasPelayanan . 99
Tabel 4.29 Hasil Kontribusi (R) Variabel Profesionalisme Kerja Terhadap
Kualitas Pelayanan ........................................................................................... 100
Tabel 4.30 Hasil Uji Anova (F) Variabel Kualitas Kerja dan Profesionalisme
Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan Di Badan Kepegawaian Dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kabupaten Pesisir Selatan ............................................ 102
Tabel 4.31 Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................... 103
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 48
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia ........................................................................................................
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 94
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................... 96
Gambar 4.4 Hasil Uji Linearitas ......................................................................... 97
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi baik pemerintah maupun swasta dituntut agar dapat
daya manusia. Pengelolaan sumber daya manusia tidak dapat dilepaskan dari faktor
dan akurat, dengan demikian sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu institusi
dapat teratur dengan baik demi menggapai visi dan misi organissasi tersebut
(Mangkunegara, 2017:2).
Pegawai merupakan aset utama yang ada dalam sebuah organisasi yang
pemikir, dan juga sebagai pengendali kegiatan organisasi. Kinerja yang dimiliki
oleh seorang pegawai diperoleh melalui usaha dan kerja keras serta melalui
proses yang panjang, untuk itu setiap pegawai dituntut memiliki kinerja yang baik
1
2
menumbuhkan perilaku para pegawai untuk melihat apakah tugas, fungsi dan
yang dikemukakan oleh Hao 2013:3 (dalam Puput W.L, 2015) bahwa kualitas
yang tinggi, waktu yang tepat, cermat dan dengan prosedur yang mudah dipahami
maupun tanggungjawab moral dan spiritual. Kualitas kerja diperlukan agar para
Dalam hal ini kualitas kerja meliputi: potensi diri yang dimiliki oleh pegawai,
dari potensi yang dimiliki pegawai sesuai dengan setiap kebutuhan dan
perkembangan yang akan menghasilkan kerja yang optimal. Dari semua potensi
yang sedang berkembang pada setiap pegawai, proses kerja yang dijalankan akan
berpengaruh pada sisi pelayanan yang akan dicapai yang kemudian menuju pada
kualitas pelayanan publik. Keputusan MENPAN No. 63/ 2003 dan telah diatur
dilaksanakan oleh instansi pemerintah baik itu dipusat, didaerah dan dilingkungan
Badan Usaha Milik Daerah yang dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam
berkaitan dengan kualitas pelayanan publik yang akan dihasilkan. Pelayanan yang
dapat menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan masyarakat itu sendiri. Salah
memberikan pelayanan.
sumber daya manusianya, kekuatan utama dalam organisasi juga terletak pada
itu penting bagi Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
kualitas kerja adalah mutu seorang pegawai dalam hal melaksanakan tugas-
tugasnya. Kualitas kerja juga mengacu pada kualitas sumber daya manusia seperti
norma, nilai bagi pegawai di daerah, telah menyebabkan gagalnya upaya untuk
publik masih jauh dari harapan. Masih belum tercipta budaya pelayanan publik
Sebaliknya, yang terbentuk adalah obsesi para birokrat dan politisi untuk
culture).
Salah satu wujud hasil kerja optimal yang memberikan kesan kualitas kerja
positif dalam organisasi yang harus dimiliki oleh seorang pegawai, pegawai harus
bisa memberikan hasil yang terbaik, salah satunya dapat dilihat dari kualitas kerja
5
yang penulis lakukan pada tanggal 26 April 2021 bersama Bapak. A selaku
“…seperti yang Bapak. A jelaskan mengenai kualitas kerja pegawai yang ada
di BKPSDM masih ada pegawai yang kurang maksimal dalam menjalankan
pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan sehingga pekerjaan tersebut tidak
dapat terselesaikan tepat waktu dan hasil yang didapatkan belum optimal.
Selain itu, masih banyak keterlambatan pegawai dalam menyelesaikan suatu
laporan, kurangnya kesadaran tanggung jawab pegawai seperti pengisian
laporan harian pegawai yang tidak sesuai dan pada umumnya masih ada
pegawai yang molor pada saat jam istirahat.”
Hasil wawancara diatas dapat kita lihat bahwa terdapat masalah dimana
kebiasaan para pegawai dalam bekerja yang merusak kualitas kerja yang
dikantor tersebut yang menyia-nyiakan waktu pada saat mereka bekerja, seperti:
pekerjaan yang diberikan tidak dapat terselesaikan tepat waktu, terlihat diantara
ada juga beberapa pegawai yang tidak memanfaatkan waktu nya dalam bekerja
seperti molor disaat jam istirahat. Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara Pegawai yang tidak mampu memisahkan urusan pribadi
dengan urusan kantor, terlihat pegawai tidak profesional dalam bekerja sehingga
pegawai ini terkadang tidak minat dan bermalas-malasan pada saat bekerja.
6
pelayanan dari pegawai. Apabila masyarakat puas atas hasil pekerjaan dan
baik. Kualitas pelayanan diperlukan agar para pegawai dapat melaksanakan tugas
kerja pegawai, sampai tidak hadir tepat waktu. Hal ini berkaitan dengan baik
buruknya sumber daya aparatur yang profesional. Oleh karena itu, profesional
memegang peranan yang sangat penting dan mutlak diperlukan, khususnya pada
Selatan, sehingga pada hal ini profesional kerja perlu mendapat perhatian agar dapat
April 2021 bersama Bapak. A selaku Kasubag Umum diBadan Kepegawaian dan
inovasi pegawai untuk menyelesaikan tugas yang tidak selesai tepat waktu”.
Hasil observasi awal dan wawancara diatas tergambar adanya persoalan yaitu,
Daya Manusia. Yang terjadi dikantor tersebut adalah : beberapa pegawai masih lamban
merespon keluhan para ASN yang membutuhkan layanan. Selain itu, ada juga pegawai
yang kurang memiliki inovasi untuk menyelesaikan tugas yang tidak selesai tepat
waktu. Semua hal ini akan menyebabkan kurangnya profesional pegawai bekerja
Daya Manusia Kabupaten Pesisir Selatan sejauh ini masih belum maksimal, salah
membutuhkan prosedur atau proses yang tidak sebentar. Hal tersebut menunjukkan
bahwa para pegawai seolah-olah belum handal atau efektif dalam menangani suatu
April 2021 bersama Ibu S selaku pegawai yang membutuhkan pelayanan di Badan
8
menjelaskan bahwa :
Selatan belum mengarah ke arah yang lebih baik. Standar pelayanan yang dimiliki
oleh pegawai masih kurang dalam melakukan pelayanan publik yang jelas seperti
pada saat pegawai membutuhkan layanan dengan prosedur yang lama dan ada
pertama adalah pengurusan pangkat, pensiundan Karsu yang terlalu panjang dan
lamanya waktu yang diperlukan dan kemudian harus diproses lagi ke BKN pusat.
Lama waktu yang dibutuhkan saat mengurus kenaikan pangkat terkadang 7-10
hari untuk satu kali prosesnya. Selain itu, belum sepenuhnya merasakan
tunggu, tidak memiliki AC dan tidak memiliki lahan parkir yang cukup luas bagi
masih perlu adanya perbaikan dalam proses pelayanan, banyak keluhan antara
lain : pelayanan pengurusan kenaikan pangkat dan pensiun yang sangat lama
tunggu pelayanan hanya diberikan sofa yang kurang bagus dan ruangan yang
kenyamanan. Selain itu, lahan parkir yang hanya cukup untuk pegawai BKPSDM
saja, sehingga bagi para pegawai yang membutuhkan layanan di BKPSDM sulit
Oleh karena itu, perlu adanya rangsangan pendukung yang dapat tercapainya
Rangsangan pendukung tersebut dapat berasal dari dalam berupa dorongan dan
rangsangan pendukung dari luar dapat seperti sistem pengelolaan dokumen yang
digunakan, penghargaan nyata, gaji yang cukup, kepastian jenjang jabatan dan
lain sebagainya.
Salido, IV Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Maka dari itu
pegawai sangat penting bagi organisasi dalam mencapai tujuan. Hal ini
10
bawah ini :
Pesisir Selatan belum maksimal, sehingga masih ada beberapa hal yang perlu
mengenai topik ini untuk mengetahui apakah kualitas kerja dan profesionalisme
Selatan”.
11
B. Identifikasi Masalah
1. Kurangnya tanggung jawab pegawai atas tugas pokok dan fungsinya
sebagai pegawai.
C. Batasan Masalah
Penulis membatasi bahasan penelitian ini bertujuan agar pembahasan dapat
dibahas secara jelas dan tepat, terhindar dari cakupan pembahasan yang terlalu
luas. Atas dasar tersebut maka peneliti melakukan penelitian terhadap pegawai
D. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan maka penulis mencoba
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui :
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis
Pesisir Selatan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Kualitas Pelayanan
a. Definisi Kualitas Pelayanan
Menurut Parasuraman (2013), kualitas adalah sebuah kata yang bagi penyedia
jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Mengenai kualitas
pelayanan, bukan hanya ditentukan oleh pihak yang melayani saja, tetapi lebih
banyak ditentukan oleh pihak yang dilayani karena merekalah yang menikmati
pelayanan yang baik dan besarnya daya manusia yang dimiliki oleh birokrasi
sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai
yaitu seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan para pelanggn atas
Menurut Zauhar 2001 dalam Prasojo (2006) konsep kualitas menjadi ukuran
keberhasilan organisasi bukan saja pada organisasi bisnis, tetapi juga pada
hanya pada sektor privat tetapi juga pada sektor publik. Pelayanan berkualitas
15
yang dapat memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat sangat penting dalam
Service Management).
jasa.
Jika kualitas pelayanan yang dirasakan sama atau melebihi kualitas pelayanan
saat ini adalah model kualitas layanan (Servqual). Teori ini mengidentifikasi
empati dan bukti fisik. Penilaian kualitas pelayanan diberikan oleh penerima
pelayanan karena harapan dalam pelayanan dimiliki oleh pelanggan dan lebih
Kemudian menurut Aldri dan Dede (2014) adanya suatu pelayanan publik oleh
dapat pula dilihat dari karakteristik para pegawai yang tercermin dalam
kualitas pelayanan menurut Parasuraman dalam Aldri dan Muhammad Ali Embi,
ditentukan oleh kualitas layanan. Kualitas layanan tersebut terdiri dari daya
tanggap, lokasi, jaminan, bukti fisik, empati, kehandalan, dan ketepatan waktu
pelayanan. Oleh sebab itu, pendapat Aldri dan M. Ali (2011b) pelayanan publik
oleh organisasi menurut Nora Eka Putri (2014) yakni melaksanakan pelayanan
kualitas pelayanan adalah tampilan dan karakteristik produk atau jasa yang
pelayanan.
berkualitas dan prima dalam memberikan layanan kepada masyarakat. Karena itu
menurut Aldri (2014b) suatu pelayanan publik yang berintegritas adalah suatu
18
pelayanan yang dilakukan dengan sepenuh hati berdasarkan karakter moral dan
etika yang benar. Hal ini dimakusdkan agar pelayanan yang diberikan
dengan sepenuh hati secara amanah dan berdedikasi tinggi dengan maksud
kalangan aparatur sipil negara (ASN) termasuk para Pegawai Negeri Sipil (PNS).
oleh banyak faktor yang bersifat intangible (tidak nyata/ tidak berwujud) dan
memiliki banyak aspek psikologis yang rumit untuk diukur. Idealnya pengukuran
kualitas pelayanan dilakukan terhadap dua dimensi yang saling terkait dalam
(2013) kualitas layanan adalah jenis sikap yang terkait dengan kepuasan
masyarakat, tetapi tidak sama dengan itu dan berasal dari harapan masyarakat
konsumen. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa dua faktor utama yang
pelayanan yang diterima. Kualitas pelayanan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
3) Kualitas pelayanan yang ideal (bila kualitas pelayanan yang diterima lebih
terkait dalam proses pelayanan yakni penilaian kepuasan pada dimensi pengguna
kualitas yang baik atau tidak, tidak dapat hanya menggunakan standar pelayanan
atau tidaknya konsumen dapat ditekankan pada tanggapan positif atau negatif
Pelayanan publik sangat erat kaitannya dengan pemerintah, karena salah satu
dijadikan tolak ukur dalam menilai kualitas pemerintah. Pelayanan publik dalam
adalah :
1) Struktur organisasi
badan eksekutif yang mempunyai hubungan baik potensial atau nyata dengan apa
yang mereka miliki dalam menjalankan kebijaksanaan (Van Meter dan Van Horn
dalam Winarno 1997) pengertian ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
dibagi, siapa melapor kepada siapa, mekanisme koordinasi yang formal serta pola
spesialisasi atau pembagian kerja, jumlah tingkatan dalam organisasi serta tingkat
Formalisasi berarti dalam struktur organisasi memuat tentang tata cara atau
prosedures), apa yang boleh dan tidak dapat dilakukan. Sentralisasi berarti dalam
yang sangat penting dalam suatu organisasi, sehingga dengan demikian struktur
22
antara pembagian kerja atau spesialisasi disusun sesuai dengan kebutuhan, dapat
saling menunjang, jelas wewenang tugas dan tanggung jawabnya, tidak tumpang
koordinasi.
Dalam pengendalian pelayanan perlu prosedur yang runtut yaitu antara lain
uji, penilaian, penjaminan dan perlindungan (Gaspersz, 1994). Hal ini akan
struktur organisasi tidak disusun dengan baik maka akan dapat menghambat
2) Kemampuan Aparat
Dengan kata lain aparatur negara atau aparatur adalah para pelaksana kegiatan
tiga badan eksekutif, legislatif dan yudikatif maupun mereka yang sebagai tni dan
pegawai negeri sipil pusat dan daerah yang ditetapkan dengan peraturan-
peraturan pemerintah.
tersebut. Untuk itu indikator dalam kemampuan aparat adalah sebagai berikut :
organisasi
atasan.
tugasnya.
1) Economy (Ekonomi)
2) Eficiency (Efisiensi)
3) Efektiveness (Efektif)
Tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik itu dalam bentuk target,
4) Equity (Keadilan)
aspek kemerataan.
2) Realibility (Keandalan)
dan dipercaya seperti memberikan jasa dan cara yang dijanjikan, dan tanpa
melakukan kesalahan.
4) Assurance (Jaminan)
5) Emphaty (Empati)
2. Profesionalisme Kerja
a. Definisi Profesionalisme Kerja
berasal dari kata Bahasa Inggris profesionalism yang secara leksikal berarti sifat
orang yang tidak profesional meskipun dalam pekerjaan yang sama atau
26
katakanlah berada ada suatu ruangan kerja. Sifat profesional berbeda dengan sifat
berasal dari kata profesi yang mempunyai makna menunjukkan pada suatu
pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab dan kesetiaan
pada pakerjaan itu. Profesionalisme ini dapat diartikan sebagai nilai-nilai moral
dan mental yang sangat kaya. Khususnya bagi aparatur pemerintahan yang
memiliki kemampuan dengan baik dalam bekerja serta memiliki inovasi dalam
pengetahuan atas dasar latar belakang pendidikan dengan beban kerja yang
menjadi tanggung jawabnya dan juga sebagai cerminan potensi diri yang
dimiliki pegawai, baik dari aspek kemampuan maupun aspek tingkah laku yang
profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
organisasi. Tingkat kemampuan pegawai yang tinggi akan lebih cepat mengarah
organisasi yang akan dicapai akan lambat bahkan menyimpang dari rencana
semula.
Menurut Oerip dan Oetomo (2000 : 264-265) profesional artinya ahli dalam
profesinya dan ada nya pertanggung jawaban atas profesinya. David H. Maister
diandalkan dan dipercaya karena mereka ahli, terampil, punya ilmu pengetahuan,
bertanggung jawab, tekun, penuh disiplin, dan serius dalam menjalankan tugas
adalah soal sikap. Laludia mengatakan ada beberapa hal yang dapat dianggap
berorientasi pada kepentingan umum, pengawasan yang ketat atas perilaku kerja
dan suatu sistem balas jasa yang merupakan lambang prestasi kerja.
akan menciptakan kemampuan yang baik dan komitmen dari orang-orang bekerja
bukan kepada uraian pekerjaan. Pegawai yang profesional adalah pegawai yang
penggunaan pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki. Sikap ini adalah ekspresi
sebagai tujuan hidup dan bukan sebagai tujuan hidup dan bukan sekedar sebagai
alat untuk mencapai tujuan. Penyerahan diri secara total merupakan komitmenn
pribadi dan sebagai kompensasi utama yang diharapkan adalah kepuasan rohani
pandangan tentang pentingnya peran profesi serta manfaat yang diperoleh baik
keputusan sendiri tanpa ada tekanan dari pihak yang lain, d) keyakinan terhadap
berwenang untuk menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi, dan
bukan pihak luar yang tidak mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan
kesadaran profesinya.
sebagai berikut :
1) Perfomance
kerja adalah hasil yang diinginkan dari perilaku, prestasi dihasilkan dalam urutan
maupun kurun waktu tertentu. Menurut Gomes prestasi kerja dapat dilihat dari :
2) Akuntabilitas Aparatur
kepada pihak-pihak tertentu (Akhmad, Mustanir dan Ramadhan, 2018). Hal ini
dengan peraturan-peraturan.
telah ditetapkan.
d) Beriorentasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang
diperoleh.
3) Loyalitas Pegawai
hukum, pimpinan, bawahan dan rekan sekerja, berbagai jenis kesetiaan tersebut
terkait satu sama lain dan tidak ada kesetiaan yang mutlak diberikan kepada satu
sebagai berikut :
melalui pendidikan dan pelatihan formal dalam waktu yang cukup lama.
waktu yang jelas, berdasarkan pengetahuan teori yang luas dan keahlian
dalam penerapannya.
dan tidak ada pamrih tertentu yang diharapkan oleh profesi dari klien.
pelatihan umum secara ekstensif, pelatihan job spesifik, praktik standar secara
1) Kompetensi Aparatur
yang ditanggung jawabnya yang ada di dalam diri pegawai yaitu tersedianya
itu dapat berbuat banyak bagi organisasinya; serta ditunjang dengan tingkat
melakukan tugas-tugas tertentu tanpa arahan dari orang lain, secara kejiwaan
pengalaman kerja yang matang dalam suatu bidang tugas akan dapat
bedakan atas dasar golongan tertentu. Loyalitas atau kesetiaan diberikan kepada
konstitusi, hukum, pimpinan, bawahan dan rekan kerja. Loyalitas atau kesetiaan
3) Budaya Organisasi
Budaya organisasi yaitu kerangka kerja yang ada yang sudah efektif
4) Performansi (Performance)
dalam organisasi.
5) Akuntabilitas (Accountability)
yang ia kerjakan. Akuntabilitas pegawai dapat dilihat dari kinerja pegawai yaitu
integritas (selalu memegang kode etik) yang ditetapkan dalam menjalankan tugas
lain di luar dari ketentuan yang telah ditetapkan); dan produk pelayanan publik.
mengacu pada variabel bebas yang dikemukakan oleh Siagian (2010:35) dalam
1) Kreatifitas (Creativity)
pelayanan kepada publik dengan melakukan inovasi. Hal ini perlu diambil untuk
2) Inovasi (Innovation)
mendasar dari perilaku inovatif adalah rasa cepat puas terhadap hasil pekerjaan
3) Responsifitas (Responcivity)
merespon secara cepat agar tidak tertinggal dalam menjalankan tugas dan
fungsinya.
Menurut A. Mustanir & Jusman (2016) dalam M. Ikbal, dkk (2019) salah satu
faktor yang menghambat kelancaran dan efektifitas birokrasi publik adalah tidak
3. Kualitas Kerja
a. Definisi Kualitas Kerja
Kualitas mengandung banyak definisi dan makna, tergantung pada tujuan dan
pada sektor jasa kualitas lebih banyak dikaitkan sebagai pelayanan, dan
atau mutu dipandang sesuatu yang relatif, yang tidak selalu mengandung arti
yang bagus, baik, dan sebagainya. Kualitas atau mutu dapat mengartikan sifat-
sifat yang dimiliki oleh suatu produk barang ataupun jasa yang menunjukkan
tersebut. Hal tersebut senada dengan pendapat Yoyon B.Irianto dalam Casmita
(2003:28) yang menyebutkan bahwa kualitas adalah paduan sifat-sifat atau jasa
ukuran yang terkait dengan mutu atau kualitas hasil kerja dan dinyatakan dalam
ukuran angka atau yang dapat dipadankan dengan angka. Dari uraiantersebut
Kualitas kerja merupakan wujud perilaku dari suatu kegiatan yang telah
Menurut Aldri, Jumiati dan Nora (2020) kualitas kerja adalah hasil kerja yang
fungsinya. Terutama secara umum, pada era revolusi industri 4.0, masyarakat
37
sedang saat ini lebih antusias dalam menilai kualitas pekerjaan secara masif
dibandingkan dengan masa lalu yang cenderung mengharapkan hasil kerja yang
lebih efisien. Untuk itu, organisasi perangkat daerah sebagai organisasi modern
material, hubungan yang memuaskan antara karyawan dan lingkungan fisik dan
sosial, serta perhitungannya dari penilaian obyektif dan subyektif dari penilaian
kerja tidak hanya berdasarkan aspek ekstrinsik. Dalam konsep yang di usulkan,
kerja dapat diuji di setiap angkatan kerja (Aldri dkk, 2020). Wilson dan Heyel
work (kualitas kerja) menunjukkan sejauh mana mutu seorang pegawai dalam
Menurut Flippo (2005:28) kualitas kerja adalah suatu hasil yang dapat diukur
dengan efektifitas dan efisiensi suatu pekerjaan yang dilakukan oleh sumber daya
manusia atau sumber daya lainnya dalam pencapaian tujuan atau sasaran instansi
dengan baik dan berdaya guna. Karena pada dasarnya untuk melihat sampai
38
sejauh mana peranan sumber daya manusia dalam suatu instansi, maka dapat
dilihat dari hasil kerja seorang pegawai yang ada dalam instansi tersebut.
Untuk dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak saja
diperlukan pekerja yang handal, melainkan juga perlu suatu proses yang
Seperti pada penetapan jaminan kerja sesuai dengan harapan pegawai juga akan
harapan instansi.
Menurut Abdullah dalam Edy Sutrisno (2017:12) bahwa kualitas sumber daya
manusia selalu tidak akan terlepas dari sebuah kerja profesional. Sehingga sebuah
kualitas kerja, haruslah dilibatkan dalam konteks kerja yang merupakan profesi
yang tinggi diharapkan muncul pada kaum profesional, dalam hal ini kaum
yang biasa mereka gunakan untuk menilai dan membentuk citra diri mereka. Oleh
sebab itu, perhatian yang lebih besar harus diberikan pada sumber daya manusia
itu sendiri.
adalah wujud perilaku atau kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan harapan
dan kebutuhan atau tujuan yang dicapai secara efektif dan efisien. Kualitas kerja
adalah keandalan dalam pelaksanaan tugas sehingga terlaksana mutu yang tinggi,
waktu yang tepat, cermat dan dengan prosedur yang mudah mempunyai tanggung
39
jawab pribadi, sosial, intelektual maupun tanggung jawab moral dan spiritual
(Hao, 2013:3).
menyatakan :
Dua hal yang dievaluasi dalam menilai kinerja karyawan berdasarkan definisi
diatas yaitu perilaku dan kualitas kerja pegawai. Yang dimaksud dengan penilaian
dan partisipasi pegawai. Sedangkan kualitas kerja adalah suatu standar fisik yang
diukur karena hasil kerja yang dilakukan atau dilaksanakan pegawai atas tugas-
tugasnya.
dengan baik, tertib, dan benar serta dapat membantu meningkatkan motivasi kerja
Menurut Bitner dan Zeithaml dalam Agustiani (2014) menyatakan untuk dapat
Kualitas kehidupan kerja menurut Dessler (1986) adalah keadaan dimana para
pegawai dapat memenuhi kebutuhan mereka yang penting dengan bekerja dalam
organisasi dan kemampuan untuk melakukan hal itu bergantung pada apakah
terdapat adanya :
penuh.
mereka.
suatu hasil yang dapat diukur dengan efektifitas dan efisiensi suatu pekerjaan
yang dilakukan oleh sumber daya manusia atau sumber daya lainnya dalam
pencapaian tujuan atau sasaran organisasi dengan kualitas kerja merupakan hal
Menurut Satori (2013) kualitas kerja dapat dilihat dari pengukuran kinerja
individu atau hasil kerja keras organisasi dalam mewujudkan tujuan strategik
tegantung kepada banyak faktor (Bates dan Holton, dalam Satori :2013).
Menurut Gary Dessler (1992:476) yang dikutip oleh ichal dkk (2020) bahwa
pengertian yang tidak sama bagi orang yang berbeda. Bagi seorang pegawai pada
lini perakitan hal itu hanya dapat berarti adanya tingkat upah yang wajar, kondisi
kerja yang nyaman, dan seorang supervisor yang memperlukannya sesuai dengan
harkat dan martabatnya sebagai manusia. Bagi orang yang baru lulus dari
perguruan tinggi hal itu dapat berarti kesempatan untuk maju, tugas-tugas yang
kreatif, dan keberhasilan karir. Hal itu berarti “keadaan dimana anggota dari suatu
Dari uraian diatas menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang dapat
Hal yang sangat penting bagi para pegawai yang ada diinstansi adalah kualitas
kerja. Dengan adanya kualitas kerja dapat diharapkan pekerjaan yang akan
dilakukan terlaksana baik itu secara efektif maupun efisien, sehingga ini semua
Kualitas kerja merupakan hal yang sangat penting bagi para pegawai yang ada
secara efisien dan efektif, sehingga ini semua sangat diperlukan dalam
pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan untuk mengukur kualitas kerja. Adapun
indikator kualitas kerja pegawai menurut Aldri Frinaldi dkk (2020) adalah
sebagai berikut :
lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut.
orang agar dapat lebih membantu menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai
Sebuah pola fikir dari seorang individu tentang kebebasan cara bekerja
Sejumlah proses atau kegiatan yang harus diselesaikan oleh seorang pekerja
dalam jangka waktu tertentu. Apabila seorang pekerja mampu menyelesaikan dan
menyesuaikan diri terhadap sejumlah tugas yang diberikan, maka hal tersebut
tidak menjadi suatu beban kerja. Namun, jika pekerja tidak berhasil maka tugas
sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati. Apresiasi merupakan sebuah
5) Ketersediaan Waktu
waktu yang dapat diisi dengan kegiatan pilihan sendiri atau waktu yang
Adapun indikator kualitas kerja pegawai yang digunakan dalam penelitian ini
mengacu pada variabel bebas yang dikemukakan oleh Hasibuan, M, 2011 (dalam
1) Potensi Diri
Hasil kerja optimal harus dimiliki oleh seorang pegawai, pegawai harus bisa
memberikan hasil kerjanya yang terbaik, salah satunya dapat dilihat dari
organisasi adalah sebagai suatu ukuran penggunaan sumber daya dalam suatu
organisasi biasanya dinyatakan sebagai rasio dari keluaran yang dicapai dengan
3) Proses Kerja
dalam suatu organisasi, melalui proses kerja ini kinerja pegawai dapat dilihat dari
dan berkualitas dapat terlihat dari bagaimana seorang pegawai dapat melakukan
4) Antusiasme
tugas dan tanggung jawabnya hal ini harus selalu ditumbuhkan dalam jiwa
berpengaruh pada sisi pelayanan yang akan dicapai yang kemudian menuju pada
pelayanan dapat diukur dari seberapa baik kualitas kerja yang dilakukan oleh
masyarakat. Adanya kualitas kerja yang baik disuatu instansi pelayanan akan
perangkat yang terlibat dalam pelayanan itu dapat diintegrasikan dengan baik.
pelayanan publik yang dihasilkan juga akan mengalami peningkatan. Oleh karena
pegawai OPD sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik, sehingga pada
C. Penelitian Relevan
Adapun penelitian relevan yang mendukung peneliti dalam meneliti penelitian
Variabel
No Peneliti Judul Hasil Penelitian Perbedaan
Penelitian
1 Puput (2015) Pengaruh Kualitas Kualitas Kerja Hasil Peneliti ini
Kerja Pegawai (X1), dan Kualitas penelitianini menggunakan
Terhadap Kualitas Pelayanan (Y) menunjukan metode analisis
Pelayanan Publik di bahwa terdapat regresi, analisis
Kantor Pelayanan pengaruh statistik
Pajak Daerah positif dan deskriptif
Provinsi Kepulauan signifikan
Riau Samsat antara kualitas
Tanjung Pinang kerja dan
kualitas
pelayanan
(2015) dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh disebabkan karena subjek
D. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah sebagai konsep untuk menjelaskan seberapa besar
hubungan variabel yang akan diteliti dalam realitas objek, sehingga akan mudah
teknik analisa yang digunakan serta kesimpulan yang diharapkan. Dalam hal ini
antar variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas
Kualitas Kerja (X1) dan Profesionalisme Kerja (X2) sebagai variabel bebas
sebagai berikut :
(X2) 5. Empati
1. Kreatifitas
2. Inovasi
3. Responsifitas
(X1), Profesionalisme Kerja (X2) dan Kualitas Pelayanan (Y). Pada variabel
E. Hipotesis Penelitian
Sugiyono(2013) mengartikan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara
tersebut telah disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hipotesis penelitian bersifat
sementara, karena jawaban yang diberikan baru diperoleh melalui pengumpulan data.
Jadi dapat simpulkan bahwa hipotesis merupakan jawaban yang masih teoritis ataupun
Berdasarkan model penelitian dan hasil kajian empiris yang telah disampaikan
sebagai berikut:
1. Hipotesis Alternatif
Manusia.
2. Hipotesisi Nol
Manusia.
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada pegawai di Badan Kepegawaian dan Sumber
C. Operasional Variabel
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu: Variabel Independen (Bebas) yang
51
52
D. Definisi Operasional
Untuk mengetahui defenisi operasional dari masing-masing variabel yang
diteliti yaitu, Kualitas Kerja sebagai X1, Profesionalisme Kerja sebagai X2, serta
Kualitas Pelayanan sebagaiY. Berikut ini pada tabel 3.1 akan dikemukakan
Variabel Pengukur
Kualitas Kualitas pelayanan 1. Bukti fisik Skala
Pelayanan (Y) adalah sebagai bentuk 2. Kehandalan Likert
suatu sikap yang 3. Daya 1. Sangat
membandingkan antara Tanggap Tidak
pelayanan yang 4. Jaminan Setuju
dirasakan dengan 5. Empati 2. Tidak
kualitas pelayanan yang Parasuraman Setuju
diharapkan konsumen. (1988) 3. Cukup
Parasuraman (1988) Setuju
4. Setuju
Sangat Setuju
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang melakukan pelayanan
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagai bagian dari jumlah karakteristik yang memiliki oleh
Dimana :
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
n = 97 responden
Dari perhitungan slovin diatas, maka jumlah sampel dalam penelitian ini
menjadi 97 sampel.
sampel secara proposional pada setiap bagian dan unit populasi sampel, dalam
s=
55
Keterangan:
N = Jumlah populasi.
mengumpul data ataupun mengukur nilai variabel yang akan diteliti. Instrumen
bertujuan untuk menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen
Likert. Skala Likert dalam suatu penilitian digunakan untuk mengukur sikap,
sosial. Dengan menggunakan skala likert ini, maka variabel yang akan diukur, di
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu data primer.
Menurut Sugiyono (2013:156) data primer adalah data yang dikumpulkan secara
57
langsung oleh peneliti dari sumber pertamanya. Dalam penelitian ini, data primer
diperoleh dari hasil angket yang dibagikan kepada responden yaitu: Pegawai yang
Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan peneliti untuk pengumpulan data
tertulis kepada responden untuk dijawabnya baik secara tertulis dan tatap muka
Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.Instrumen yang
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa saja yang
yaitu Statistical Program For Social Science (SPSS), jika suatu alat ukur
mempunyai korelasi yang signifikan antara skor tersebut adalah valid. Menilai
Total Cerrelation. Jika nilai r hitung untuk tiap pertanyaan bernilai positif dan lebih
besar dari pada rtabel maka pertanyaan tersebut dikatakan valid, Arikunto (2003).
r=
Keterangan:
rhitung besar dari rtabel, maka item pernyataannya dikatakan valid dan begitu
bantuan SPSS versi 26. Uji validitas ini juga telah dilakukan terhadap 30
responden yang ada di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota
Berdasarkan tabel 3.4 di atas semua item pertanyaan yang ada di variabel
Kualitas Kerja dinyatakan Valid karena semua item tesebut memiliki nilai
Berdasarkan tabel 3.5 di atas semua item pertanyaan yang ada di variabel
Profesionalisme Kerja dinyatakan Valid karena semua item tesebut memiliki nilai
Berdasarkan tabel 3.6 di atas semua item pertanyaan yang ada di variabel
2. Uji Reliabilitas
suatu instrumen cukup banyak dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
61
Menurut Hair (2010) uji realibilitas adalah dilakukan untuk mengetahui adanya
konsisten alat ukur dalam penggunaanya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut
mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang
berbeda. Parameter yang digunakan sebagai standar dalam uji ini adalah
Cronbach’ Alpha, dimana nilainya harus lebih dari 0,6 (>0,6) yang menunjukan
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Sugiyono
berikut:
r1I =
Dimana :
dengan rentangan yang sama, maka ukuran kemantapan Alpha dapat dilihat
sebagai berikut :
62
Kriteria penggujian dalam uji reliabilitas ini adalah jika nilai Cronbach’s
Alpha ≥ rtabel atau sama dari rtabel maka instrumen dapat dikatakan reliabel dan
jika nilai Cronbach’s Alpha ≤ rtabel maka instrumen tidak dapat dikatakan reliabel.
SPSS 26. Jadi nilai Cronbach’s Alpha yang digunakan dalam penelitian ini adalah
> 0,60 -0,80. Rangkuman hasil analisis reliabilitas instrument penelitian dari
Reliability Statistics
Reliability Statistics
yang didapatkan dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Kegiatan yang ada dalam analisis data ini adalah mengelompokkan data
perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan Sugiyono (2013). Maka
1) Analisis Deskriptif
lengkap
Data dihitung menggunakan frekuensi, persentase, dan Mean (x) atau disebut
juga rata-rata. Mean (x) adalah angka yang diperoleh dengan membagikan jumlah
x = ΣX
N
Keterangan :
x : Mean
R = Ragu-ragu
Setelah nilai mean didapat, maka nilai tersebut diklasifikasikan sesuai dengan
3. Jika rata-rata jawaban responden berada pada rentang 41% - 60% kategori
4. Jika rata-rata jawaban responden berada pada rentang 21% - 40% kategori
Jika rata-rata jawaban responden berada pada rentang 00% - 20% kategori
Keterangan :
Dengan ketentuan :
Uji asumsi klasik harus dilakukan dengan tujuan untuk menguji layak atau
tidaknya model analisis regresi yang dipakai dalam penelitian ini. Uji asumsi ini
A. Uji Normalitas
Kenormalan data dapat dilihat dari nilai residualnya. Untuk mengetahui apakah
versi 26.
sebuah garis kurva. Teknik yang digunakan untuk menguji normalitas data
pengambilan keputusan normal atau tidaknya data yang akan diolah antara lain:
Jika signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal dan jika
B. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas adalah kondisi dimana dua atau lebih variabel bebas
terdapat dalam program SPSS. Dengan program yang digunakan tersebut, maka
VIF yang merupakan simpangan baku kuadrat dan digunakan keeratan hubungan
antar variabel.
C. Uji Heteroskedastisitas
terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Dalam model
regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas, artinya apabila
titik-titik dalam grafik menyebar di atas dan di bawah angka 0 sumbu Y. Uji
D. Uji Linearitas
Untuk mengetahui hasil uji linearitas maka dilakukan dengan cara mencari
persamaan garis regrasi variabel bebas (x) terhadap variabel terikat (y). Tujuan
digunakan uji linearitas dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah
spesifikasi yang telah digunakan sudah benar maupun belum, Uji Linearitas
E. Uji Autokorelasi
Salah satu asumsi yang harus dipenuhi persamaan model regresi adalah bebas
auto korelasi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi pada penelitian ini
digunakan Uji Durbin–Watson (DW- Test). Model regresi dinyatakan bebas auto
3. Uji Regresi
Uji linear regresi berganda bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Pengujian ini juga bertujuan untuk
antara variabel kualitas kerja (X1) dan profesionalisme kerja (X2), dan kualitas
pelayanan (Y).
69
b. Pengujian Hipotesis
Uji T dalam regresi ini merupakan uji yang digunakan untuk menyatakan
Dengan kriteria, jika nilai probabalitas lebih kecil atau sama dengan nilai
sebaliknya
b) Uji F ( Simultan)
variabel bebas memiliki pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat.
Selatan.
70
BAB IV
A. Temuan Umum
1. Gambaran Umum Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Pesisir Selatan terletak di Jalan H.Ilyas Yakub Painan Utara, Salido, Iv Jurai,
Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 08 Tahun 2016 tentang Susunan dan
Daerah, dengan tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi sebagai berikut :
1) Tugas Pokok
2) Fungsi
a. Perumusan kebijakan teknis dalam bidang kepegawaian dan
pengembangan sumber daya manusia.
b. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang kepegawaian dan
pengembangan sumber daya manusia.
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya.
d. Pelaksanaan administrasi badan, dan
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan
arahan dan petunjuk.
3. Visi dan Misi Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia
Kabupaten Pesisir Selatan
a. Visi yang dimiliki oleh Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia
profesional".
Sekretaris
Subbag
Perencanaan,
Jabatan Fungsional Keuangan dan
Pelaporan
Subbid Profesi, data dan Subbid Kepangkatan PNS Subbid Pendidikan dan
Informasi ASN Pelatihan Teknis
a) Bidang Sekretariat
Bidang dalam lingkup tugas Badan sesuai pedoman dan Peraturan yang
berlaku.
dan perundang-undangan.
peraturan perundang-undangan.
perundang-undangan.
74
B. Profil Responden
Penelitian ini sudah di lakukan pada 97 orang responden yang berstatus
sebagai Pegawai Negeri Sipil. Untuk memahami lebih lanjut, maka profil
sebagai berikut :
Selatan, sebanyak 97 responden hal ini dapat diketahui jenis kelamin responden
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dketahui bahwa pegawai Badan Kepegawaian dan
Sebanyak 97 responden hal ini dapat diketahui umur responden seperti terlihat
dan Sumber Daya Manusia Kabupaten Pesisir Selatan dengan umur 18 – 28 tahun
berjumlah 75 orang dengan persentase 77,3% dan pegawai yang berumur >46
Selatan, Sebanyak 97 responden hal ini dapat diketahui umur responden seperti
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Pesisir Selatan yang belum
orang dengan persentase 68,0% dan status responden pernah nikah berjumlah 11
orang dengan persentase 11,3%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pegawai yang
Selatan, Sebanyak 97 responden hal ini dapat diketahui umur responden seperti
Selatan, Sebanyak 97 responden hal ini dapat diketahui umur responden seperti
Selatan, Sebanyak 97 responden hal ini dapat diketahui umur responden seperti
yang < Rp. 2.500.000,- berjumlah 3 orang dengn persentase 3,1%, pegawai yang
RP. 5.000.000;- berjumlah 44 orang dengan persentase 45,4%, dan pegawai yang
C. Temuan Khusus
1. Deskripsi Variabel Kualitas Kerja
Dalam Penelitian ini, Kualitas Kerja diukur menggunakan 4 (empat) indikator
a. Potensi Diri
ini menggunakan 2 item dalam mengukur presepsi pasien mengenai potensi diri
pegawai BKPSDM dalam bekerja. Indikator tersebut dijelaskan seperti tabel 4.7
dibawah ini :
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat item 2 pada indikator Potensi Diri termasuk
kategori Baik dengan nilai TCR sebesar 77,53% dengan nilai rata-rata sebesar 3,88.
Item 1 termasuk kategori Cukup Baik dengan TCR sebesar 75,26% dan nilai rata-rata
3,76. Item 2 termasuk kategori Baik yaitu dengan nilai TCR sebesar 79,79% dengan
80
rata-rata 3,99. Sehingga dengan hasil pengolahan data dari masing-masing item maka
Hasil kerja optimal merupakan hal yang harus dimiliki oleh seorang pegawai
dengan mendapatkan hasil kerja yang terbaik. Penelitian ini menggunakan 2 item
dalam mengukur persepsi ASN mengenai hasil kerja optimal pegawai BKPSDM
dalam bekerja. Indikator tersebut dapat dijelaskan seperti pada tabel 4.8 dibawah
ini :
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat item 2 pada indikator Hasil Kerja Optimal
termasuk kategori Cukup Baik dengan nilai TCR sebesar 73,20% dengan nilai rata-rata
sebesar 3,66. Item 1 termasuk kategori Baik dengan TCR sebesar 77,53% dan nilai
rata-rata 3,88 . Item 2 termasuk kategori Cukup Baik yaitu dengan nilai TCR sebesar
68,87% dengan rata-rata 3,44. Sehingga dengan hasil pengolahan data dari masing-
masing item maka nilai indikator Porensi Diri berada pada kategori Baik.
81
c. Proses Kerja
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat item 2 pada indikator Proses Kerja termasuk
kategori Cukup Baik dengan nilai TCR sebesar 61,44% dengan nilai rata-rata sebesar
3,07. Item 1 termasuk kategori Kurang Baik dengan TCR sebesar 49,07% dan nilai
rata-rata 2,45. Item 2 termasuk kategori Cukup Baik yaitu dengan nilai TCR sebesar
73.81% dengan rata-rata 3,69. Sehingga dengan hasil pengolahan data dari masing-
masing item maka nilai indikator Proses Kerja berada pada kategori Cukup Baik.
82
d. Antusiasme
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat item 2 pada indikator Antusiasme termasuk
kategori Baik dengan nilai TCR sebesar 78,50% dengan nilai rata-rata sebesar 3,85.
Item 1 termasuk kategori Kurang Baik dengan TCR sebesar 72,99% dan nilai rata-rata
3,65. Item 2 termasuk kategori Baik yaitu dengan nilai TCR sebesar 80,62% dengan
rata-rata 4,03. Sehingga dengan hasil pengolahan data dari masing-masing item maka
mengenai variabel Kualitas kerja, maka dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Sumber: Data primer yang diolah menggunakan IBM SPSS versi 26, 2021
Dari tabel 4.11 di atas dapat kita lihat bahwa setiap indikator memiliki
persentase yang lebih besar dari 50%. Dengan klasifikasi nilai yang telah
rata – rata 3,54 dengan Tingkat Capaian Responden (TCR) 70,72% sehingga
a. Kreatifitas
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat item 2 pada indikator Kreatifitas termasuk
kategori Cukup Baik dengan nilai TCR sebesar 75,46% dengan nilai rata – rata
sebesar 3,77. Item 1 termasuk kategori Baik yaitu dengan TCR sebesar 78,56 %
dan rata – rata 3,93. Sehingga dengan hasil pengolahan data dari masing – masing
item maka nilai indikator Kreatifitas dengan TCR sebesar 77,01%, rata – rata
b. Inovasi
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat item 2 pada indikator Inovasi termasuk
kategori Cukup Baik dengan nilai TCR sebesar 67,22% dengan nilai rata – rata
sebesar 3,36. Item 1 termasuk kategori Baik yaitu dengan TCR sebesar 82,68 %
dengan rata – rata 4,13. Sehingga dengan hasil pengolahan data dari masing –
masing item maka nilai indikator Inovasi dengan TCR sebesar 74,95%, rata – rata
sebesar 3,75 maka indikator Inovasi berada pada kategori Cukup Baik.
c. Responsifitas
BKPSDM. Indikator tersebut dapat dijelaskan seperti tabel 4.14 dibawah ini :
86
dengan nilai rata – rata sebesar 3,27. Item 2 termasuk kategori Baik yaitu dengan
TCR sebesar 78,35 % dengan rata – rata 3,92. Sehingga dengan hasil pengolahan
data dari masing – masing item maka nilai indikator Inovasi dengan TCR sebesar
71,86%, rata – rata sebesar 3,59 maka indikator Responsifitas berada pada
Kerja. Untuk mengetahui lebih jelas tentang Tingkat Capaian Responden (TCR)
mengenai variabel Prafesionalisme Kerja maka dapat dilihat dari uraian tabel
berikut:
87
Dari tabel 4.15 di atas dapat kita lihat bahwa setiap indikator Profesionalisme
Kerja memiliki persentase yang lebih besar dari 50%. Dengan klasifikasi nilai
yang telah ditentukan, maka untuk Profesionalisme Kerja memiliki nilai rata –
rata 3,75 dengan Tingkat Capaian Responden (TCR) 74,95% sehingga dinyatakan
Cukup Baik.
berikut :
a. Bukti Fisik
pelayanan. Indikator tersebut dapat dijelaksan seperti tabel 4.16 dibawah ini :
88
Berdasarkan tabel 4.16 di atas dapat dilihat kedua item pada indikator Bukti
Fisik termasuk kategori Baik dengan nilai TCR item 1 sebesar 77,53% dengan
nilai rata – rata sebesar 3,89. Item 2 dengan TCR sebesar 77,73 % dengan rata –
rata 3,88. Sehingga dengan hasil pengolahan data dari masing – masing item
maka nilai indikator Bukti Fisik dengan TCR sebesar 77,63%, rata – rata sebesar
b. Kehandalan
Berdasarkan tabel 4.17 di atas dapat dilihat kedua item pada indikator
Kehandalan termasuk kategori Cukup Baik dengan nilai TCR item 1 sebesar
73,61% dengan nilai rata – rata sebesar 3,68. Item 2 dengan TCR sebesar 75,67
% dengan rata – rata 3,79. Sehingga dengan hasil pengolahan data dari masing –
masing item, maka nilai indikator Kehandalan dengan TCR sebesar 74,64%, rata
– rata sebesar 3,73 maka indikator Kehandalan berada pada kategori “Cukup
Baik”.
c. Daya Tanggap
Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat dilihat item 1 pada indikator Daya
Tanggap termasuk kategori Kurang Baik dengan nilai TCR sebesar 41,44%
dengan nilai rata – rata sebesar 2,07. Item 2 termasuk kategori Baik yaitu dengan
TCR sebesar 81,86 % dengan rata – rata 4,09. Sehingga dengan hasil pengolahan
data dari masing – masing item maka nilai indikator Daya Tanggap dengan TCR
sebesar 61,65%, rata – rata sebesar 3,08 maka indikator Daya Tanggap berada
d. Jaminan
BKPSDM. Indikator tersebut dapat dijelaskan seperti tabel 4.19 dibawah ini :
Berdasarkan tabel 4.19 di atas dapat dilihat kedua item pada indikator
Jaminan termasuk kategori Baik dengan nilai TCR item 1 sebesar 78,97% dengan
nilai rata – rata sebesar 3,95. Item 2 dengan TCR sebesar 85,80 % dengan rata –
rata 4,29. Sehingga dengan hasil pengolahan data dari masing – masing item
maka nilai indikator Jaminan dengan TCR sebesar 82,38%, rata – rata sebesar
e. Empati
dalam pelayanan. Indikator tersebut dapat dijelaskan seperti tabel 20 dibawah ini:
Berdasarkan tabel 4.20 di atas dapat dilihat kedua item pada indikator
nilai rata – rata sebesar 4,33. Item 2 dengan TCR sebesar 86,60%dengan rata –
rata 4,33. Sehingga dengan hasil pengolahan data dari masing – masing item
maka nilai indikator Jaminan dengan TCR sebesar 86,60%, rata – rata sebesar
mengenai variabel Kualitas Pelayanan maka dapat dilihat dari uraian tabel
berikut:
Dari tabel 4.21 di atas dapat kita lihat bahwa setiap indikator Kualitas
Pelayanan memiliki persentase yang lebih besar dari 50%. Dengan klasifikasi
nilai yang telah ditentukan, maka untuk Kualitas Pelayananmemiliki nilai rata –
rata 4,79 dengan Tingkat Capaian Responden (TCR) 95,73% sehingga dinyatakan
Baik.
93
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah model regresi yang digunakan
Smirnov test menunjukan nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,200 lebih besar
Selain dari itu uji normalitas juga dapat dilihat dengan menggunakan grafik
terhadap data yang dianalisis. Data yang berdistribusi normal akan membentuk
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini
b. Uji Multikolonieritas
Untuk melihat tingkat koleniaritas, data yang digunakan adalah olahan data hasil
regresi berganda. Hasil Uji Multikoleniaritas dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut
ini :
95
Berdasarkan tabel 4.23 di atas dapat dilihat bahwa nilai VIF dari masing-
dilihat dari VIF masing-masing variabel lebih kecil dari 10 dan Tolerance>0,1.
multikoleniaritas.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi
model regresi yang baik adalah jika tidak terjadi heteroskedastisitas, artinya
Berdasarkan Gambar 4.3 di atas maka dapat dikatakan bahwa data tidak terjadi
heterokedastisitas karena data tersebar normal dan tidak membentuk pola diperoleh
hasil pengujian menunjukkan titik-titik menyebar secara acak, baik dibagian atas angka
nol atau dibagian bahwa angka nol dari sumbu vertikal Y serta tidak membentuk pola
d. Uji Linearitas
Tujuan uji linearitas untuk melihat apakah spesifikasi yang telah digunakan
sudah benar maupun belum. Agar lebih rinci dapat dilihat dari gambar berikut :
diagonal atau sepanjang garis diagonal dan tidak ada penyebaran yang ekstrim.
e. Uji Autokorelasi
persamaan regresi penelitian ini terdapat masalah autokorelasi atau tidak. Dalam
berikut:
Dari hasil output di atas dapat diketahui bahwa nilai Durbin- Watson sebesar 1.508
sehingga dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi karena nilai durbin- watson < 2.
Pesisir Selatan
Bila dilakukan uji regresi secara parsial sub variabel Kualitas Kerja (X1)
terhadap Variabel Kualitas Pelayanan (Y) maka hasilnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Berdasarkan tabel 4.25 di atas dapat dipahami bahwa nilai Adjusted R Square
sebesar 0,180 artinya besarnya pengaruh variabel Kualitas kerja terhadap Kualitas
dimaksimalkan dan dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel 4.26 Hasil Uji (T) Variabel Kualitas Kerja Terhadap Kualitas
Pelayanan
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 465.962 1 465.962 22.088 .000b
Residual 2004.121 95 21.096
Total 2470.082 96
a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan (Y)
b. Predictors: (Constant), Kualitas Kerja (X1)
Sumber: Data primer yang diolah menggunakan IBM SPSS versi 26, 2021
Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa
Pesisir Selatan
Bila dilakukan uji regresi secara parsial sub variabel Profesionalisme Kerja
(X2) terhadap Variabel Kualitas Pelayanan (Y) maka hasilnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Berdasarkan tabel 4.27 di atas dapat dipahami bahwa nilai Adjusted R Square
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Untuk memperkuat
Tabel 4.28 Hasil Uji (T) Variabel Profesionalisme Kerja Terhadap Kualitas
Pelayanan
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square T Sig.
1 Regression 161.381 1 161.381 6.641 .000b
Residual 2308.701 95 24.302
Total 2470.082 96
a. Predictors: (Constant), Profesionalisme Kerja (X2)
b. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan (Y)
Sumber: Data primer yang diolah menggunakan IBM SPSS versi 26, 2021
Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya bahwa
Bila dilakukan uji regresi secara parsial sub variabel Kualitas Kerja (X1) dan
Variabel Profesionalisme Kerja (X2) terhadap variabel Kualitas Pelayanan (Y) maka
Pesisir Selatan, sedangkan sisanya 83,4% berpengaruh pada Variabel lain yang
Tabel 4.30 Hasil Uji Anova (F) Variabel Kualitas Kerja dan Profesionalisme
Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan Di Badan Kepegawaian Dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Pesisir Selatan
ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 476.333 2 238.166 11.229 .000b
Residual 1993.750 94 21.210
Total 2470.082 96
a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan (Y)
b. Predictors: (Constant), Profesionalisme Kerja (X2), Kualitas Kerja (X1)
Sumber: Data primer yang diolah menggunakan IBM SPSS versi 26, 2021
103
Berdasarkan tabel 4.30 hasil output uji simultan di atas dapat dilihat bahwa adanya
Manusia Kabupaten Pesisir Selatan 0,000, artinya nilai signifikan 0,000 lebih kecil
dari 0,05, hal ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Untuk lebih jelasnya hasil
pengujian hipotesis pada penelitian ini, dapat dilihat pada tabel berikut :
Setelah didapatkan hasil penelitian dan dilakukan uji regresi, selanjutnya peneliti
Pesisir Selatan
Berdasarkan hasil hipotesis pertama, ditemukan hasil bahwa variabel kualitas kerja
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel Kualitas Pelayanan.
Hal ini dibuktikan dari hasil olah data menggunakan bantuan softwareb SPSS 26,
sebesar 0,000< 0.05. Berdasarkan hasil tersebut dapat dipahami bahwa variabel
Adapun besaran pengaruh yang dimiliki oleh variabel Kualitas kerja terhadap
Kualitas Pelayanan secara parsial adalah sebesar 18,0%. Nilai ini didapatkan
berdasarkan nilai Adjusted R Square setelah dilakukan uji T terhadap variabel tersebut
sebesar 0,180%. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan variabel
Kualitas kerja terhadap Kualitas Pelayanan pegawai sebesar 18,0% yang artinya
semakin rendah Kualitas kerja yang diterapkan maka semakin rendah juga Kualitas
Selatan
Dari variabel kualitas kerja indikator yang memiliki nilai paling tinggi yaitu:
keluhan masyarakat” sehingga indikator ini memiliki nilai Mean sebesar 4,04 denga
105
nilai TCR sebesar 80,82% dan berada pada kategori Baik. Hasil ini menjelaskan bahwa
Manusia Kabupaten Pesisir Selatan sudah menerapkan Kualitas Kerja kerja yang
baik dari segi Sikap tanggap pegawai dalam mengatasi keluhan masyarakat
Indikator yang memiliki nilai mean paling rendah dan TCR rendah terdapat pada
menyelesaikan pekerjaan secara cepat sesuai dengan prosedur kerja yang ada
“yaitu sebesar 2,45 dengan nilai TCR 49,07%. dan berada pada kategori kurang baik.
Pada dasarnya bekerja sesuai dengan prosedur merupakan suatu yang sangat penting
dalam melakukan pelayanan. Berdasarkan hal tersebut, indikator proses kerja ini perlu
diperbaiki guna meningkatkan Kualitas Kerja pegawai yang akan berefek kepada
bahwa pelayanan yang berkualitas sangat tergantung pada berbagai aspek, yaitu
pelayanan dapat diukur dari seberapa baik kualitas kerja yang dilakukan oleh
masyarakat.
106
Senada yang dikemukakan oleh Hasibuan (2011) salah satu wujud proses kerja
yang menggambarkan kesan kualitas kerja positif dalam suatu organisasi adalah
dan perilaku setiap pegawai dalam menjalankan suatu pekerjaan yang dapat
kerja yang optimal. Kualitas kerja dapat mempengaruhi kualitas pelayanan karena
perannya dalam suatu organisasi, melalui proses kerja ini kualitas kerja pegawai
perbaikan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puput
kualitas kerja maka kualitas pelayanan juga akan meningkat, begitu pula
sebaliknya semakin rendah kualitas kerja maka rendah pula kualitas pelayanan.
Dari teori diatas dapat kita ketahui bahwa kualitas kerja dapat mempengaruhi
kualitas pelayanan, karena dengan adanya kualitas kerja yang baik disuatu
berkualitas jika semua perangkat yang terlibat dalam pelayanan itu dapat
107
Profesionalisme kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel
Kualitas Pelayanan. Hal ini dibuktikan dari hasil olah data menggunakan bantuan
terhadap Kualitas Pelayanan sebesar 0,000 < 0.05. Berdasarkan hasil tersebut dapat
Adapun besaran pengaruh yang dimiliki oleh variabel lingkungan kerja terhadap
kepuasan kerja pegawai secara parsial adalah sebesar 26,5%. Nilai ini didapatkan
berdasarkan nilai Adjusted R Square setelah dilakukan uji T terhadap variabel tersebut
sebesar 0,265%. Hasil ini menunjukkan bahwa pengaruh yang diberikan variabel
maka semakin rendah juga Kualitas Pelayanan yang ada diBadan Kepegawaian Dan
Dari variabel Profesionalisme Kerja indikator memiliki nilai paling tinggi yaitu:
Indikator Inovasi dengan pernyataan “Pegawai memiliki rasa percaya diri untuk
108
menyampaikan gagasan atau ide yang dimiliki pada saat memberikan pelayanan”
dengan nilai mean 4,13 dan nilai TCR 82,68% sehingga dikategorikan “Baik”. Hasil
kepada para pegawai yang datang sehingga hal ini dapat meningkatkan kualitas
pelayanan.
Berbeda dengan indikator yang memiliki nilai mean rendah yaitu: Indikator
mengendalikan emosi diri agar terhindar dari berbuat sesuatu yang negatif”
dengan nilai Mean sebesar 3,27 dan TCR 65,36% sehingga berada pada kategori
mengontrol emosi diri yang ada pada pegawai dalam melakukan pelayanan perlu
pelayanan publik yang dihasilkan juga akan mengalami peningkatan. Oleh karena
pegawai OPD sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik, sehingga pada
pelayanan agar mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Budi Rajab (2002:38)
kemampuan yang baik dan komitmen dari orang-orang bekerja dalam organisasi
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yeyen Suci
Kualitas Pelayanan Publik Pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Kendari yang menghasilkan adanya hubungan positif dan signifikan dari
baik apabila profesionalisme kerja pegawai juga baik. Dengan kata lain, kualitas
pelayanan yang baik dapat dipengaruhi oleh profesionalisme kerja dari pegawai.
dibutuhkan untuk mencapai kualitas pelayanan yang baik. Hal ini juga didukung
Medan Denai Kota Medan menujukkan adanya pengaruh yang kuat dan
Dari teori diatas dapat kita ketahui bahwa profesionalisme kerja dapat
bukan kepada uraian pekerjaan. Pegawai yang profesional adalah pegawai yang
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan, maka ditemukan besarnya
pengaruh variabel Kualitas kerja dan Profesionalisme kerja secara simultan terhadap
Manusia Kabupaten Pesisir Selatan sebesar 0.176 (17,6%) dan memiliki pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap Kualitas Pelayanan. Hal ini dibuktikan dari hasil
olah data menggunakan bantuan software SPSS 26, bahwa nilai signifikanKualitas
111
sebesar 0,000 < 0.05. Berdasarkan hasil tersebut dapat dipahami bahwa variabel
mencapai 100%.
Dari variabel Kualitas Pelayanan indikator memiliki nilai paling tinggi yaitu:
Indikator Empati dengan pernyataan “Bapak/ Ibu mendapatkan motivasi ketika ada
keluhan dari pelayanan yang diterima” dengan nilai Mean sebesar 4,33 dan TCR
86,60% sehingga berada pada kategori baik. Berdasarkan hal tesebut, maka indikator
Empati dimana pegawai mendapatkan motivasi dari keluhan yang diterimanya dari
dibantu oleh pegawai saat pelayanan” dengan nilai Mean sebesar 2,07 dan TCR
41,44% sehingga berada pada kategori kurang baik. Berdasarkan hal tesebut, maka
membantu pegawai dalam Proses Pelayanan ini perlu diperbaiki lagi agar
G. Keterbatasan Penelitian
1. Peneliti membatasi penelitian ini hanya membahas mengenai Pengaruh
secara teliti dan hati-hati tentunya tidak terlepas dari masih adanya
3. Dari segi waktu dan biaya, maka ruang lingkup lokasi penelitian hanya
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa:
Sumber Daya Manusia Kabupaten Pesisir Selatan adalah 18,0%. Sisanya sebesar
72,0% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dan
memiliki nilai sebesar 0,000 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan
Selatan Sisanya sebesar 74,5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak ada diteliti
dalam penelitian ini. Dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
Kualitas Pelayanan memiliki nilai Adjusted R Square sebesar 0.176 artinya besarnya
pengaruh Kualitas Kerja dan Profesionalisme kerja secara simultan terhadap Kualitas
Pelayanan sebesar 17,6% sisanya 83,4% dipengaruhi oleh faktor lain dan nilai
signifikan adalah sebesar 0,000, hal ini berarti Hoditolak dan Ha diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang positif dan
B. Saran
Pesisir Selatan.
Kualitas Pelayanan.
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki kelemahan tertentu,
maka dari itu diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih menyempurnakan
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber Buku
Dessler, Gary. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ke-10. Alih
Bahasa oleh: Paramita Rahayu. Jakarta: PT Indeks
Flippo, Erwin B. 2005. Manajemen Personalia. Edisi ke-6 Jilid II. Jakarta:
Erlangga
Bumi Aksara
F. Jurnal/ Artikel
ii
Informatics of West Sumatera. Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, 7,
No. 2, 2614-0241
Frinaldi, A. Nora, E, P., Jumiati. (2020) The Influence of Work Culture and Work
Quality On Service Quality In 50 Kota Regency, West Sumatera. Atlantis
Press,510
Lusiana, Y. Aldri F., Nora, E,P. (2019). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepercayaan Peserta PBPU BPJS Kesehatan Pada BPJS Kesehatan
Cabang Padang Dikota Padang.Jurnal Ilmu Adminisrtasi Publik, 2, No. 1
iii
Robbi. (2020). Pengaruh Kinerja Pegawai Terhadap Kualitas Pelayanan Publik
di Kantor BPJS Kesehatan Cabang Makassar.
G. Tesis/ Skripsi
H. Peraturan Perundang-Undangan
iv
LAMPIRAN
Lampiran 1
v
Lampiran 2
vi
Lampiran 3
Instrumen Penelitian
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH KUALITAS KERJA DAN PROFESIONALISME KERJA
TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI BADAN KEPEGAWAIAN DAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
KABUPATEN PESISIR SELATAN
PENGANTAR
Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kepada Yth. Bapak/Ibu responden.
Dengan hormat,
Saya mahasiswa jurusan ilmu administrasi negara falkutas ilmu sosial
universitas negeri padang, sedang mengadakan penelitian tentang “ Pengaruh
Kualitas Kerja dan Profesionalisme Kerja Terhadap Kualitas Pelayanan di Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Pesisir
Selatan” demi tercapainya tujuan penelitian ini mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk
menjadi responden dan meluangkan waktunya mengisi angket atau daftar
persyaratan yang telah disediakan berikut sesuai dengan pengalaman Bapak/Ibu.
Setiap jawaban yang Bapak/Ibu berikan merupakan bantuan yang tidak ternilai
harganya bagi penelitian saya dan berguna untuk syarat penyelesaian skripsi.
Atas partisipasi dan kesediaanya Bapak/Ibu untuk meluangkan waktunya
dalam mengisi angket ini , peneliti mengucapkan terimakasih.
Hormat saya,
Yola Novita
Nim: 17042045
vii
A. Identitas Responden
1. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
5. Pangkat/Golongan :I III
II IV
Bacalah pernyataan dibawah ini, berilah nilai pada kolom penilaian yang telah
disediakan disebelah kanan pernyataan sesuai dengan pengalaman
Bapak/Ibu.Berikan Nilai 5 Jika anda Sangat Setuju, beri nilai 4 jika anda Setuju,
beri nilai 3 jika anda Ragu – Ragu, beri nilai 2 jika anda Tidak Setuju, dan beri
nilai 1 jika anda Sangat Tidak Setujuterhadap pernyataan tersebut.Jawaban
pernyataan Bapak/Ibu sesuai dengan keterangan dan nilainya sebagai berikut:
viii
Sangat Tidak Tidak Ragu – Setuju Sangat
Setuju Setuju Ragu (S) Setuju
(STS) (TS) (R) (SS)
4
1 2 3 5
Contoh :
Sangat Setuju Ragu – Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Setuju 4 3 2 1
5
Nilai
1. Saya datang kekantor tepat waktu 5
B. Kualitas Kerja
Sangat Setuju Setuj Ragu – Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 u 3 2 1
4
Indikator Potensi Diri
Nilai
ix
2. Setiap informasi selalu pegawai sampaikan dengan baik kepada
rekan kerja dan masyarakat
Indikator Antusiasme
C. Profesionalisme Kerja
Sangat Setuju Setuju Ragu – Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
5 4 3 2 1
Indikator Kreatifitas
Nilai
x
D. Kualitas Pelayanan
Sangat Setuju Ragu – Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju 4 3 2 Setuju
5 1
Indikator Bentuk Fisik
Nilai
Indikator Empati
“TerimaKasih”
xi
Lampiran 4
Uji Validitas Dan Reliabilitas
UJI VALIDITAS KUALITAS KERJA (X1)
TOTAL_
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1
** ** ** ** ** **
X1.1 Pearson Correlation 1 .106 .554 .717 .649 .572 .565 .555 .760**
Sig. (2-tailed) .579 .001 .000 .000 .001 .001 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.2 Pearson Correlation .106 1 .501** .377* .382* .337 .357 .064 .531**
Sig. (2-tailed) .579 .005 .040 .037 .068 .053 .738 .003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** **
X1.3 Pearson Correlation .554 .501 1 .800 .485 .831 .847 .261 .873**
Sig. (2-tailed) .001 .005 .000 .007 .000 .000 .163 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.4 Pearson Correlation .717** .377* .800** 1 .391* .705** .712** .200 .801**
Sig. (2-tailed) .000 .040 .000 .033 .000 .000 .289 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * ** * ** ** *
X1.5 Pearson Correlation .649 .382 .485 .391 1 .537 .509 .454 .712**
Sig. (2-tailed) .000 .037 .007 .033 .002 .004 .012 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** *
X1.6 Pearson Correlation .572 .337 .831 .705 .537 1 .968 .430 .898**
Sig. (2-tailed) .001 .068 .000 .000 .002 .000 .018 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** *
X1.7 Pearson Correlation .565 .357 .847 .712 .509 .968 1 .415 .897**
Sig. (2-tailed) .001 .053 .000 .000 .004 .000 .023 .000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * * *
X1.8 Pearson Correlation .555 .064 .261 .200 .454 .430 .415 1 .568**
Sig. (2-tailed) .001 .738 .163 .289 .012 .018 .023 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOTAL_ Pearson Correlation .760** .531** .873** .801** .712** .898** .897** .568** 1
X1 Sig. (2-tailed) .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
xii
UJI VALIDITAS PROFESIONALISME KERJA (X2)
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 TOTAL_X2
* ** **
X2.1 Pearson Correlation 1 .358 .356 .390 .523 .593 .721**
Sig. (2-tailed) .052 .053 .033 .003 .001 .000
N 30 30 30 30 30 30 30
X2.2 Pearson Correlation .358 1 .875** .566** .793** .201 .798**
xiii
KUALITAS PELAYANAN (Y)
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Y.7 Y.8 Y.9 Y.10 TOTAL_Y
Pearson
1 .643** .442* .603** .556** .657** .466** .442* .442* .603** .648**
Correlation
Y.1 Sig. (2-
0 0.014 0 0.001 0 0.009 0.014 0.014 0 0
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
.643** 1 .418* .452* .448* .484** .408* .418* .418* .452* .577**
Correlation
Y.2 Sig. (2-
0 0.022 0.012 0.013 0.007 0.025 0.022 0.022 0.012 0.001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
.442* .418* 1 .652** .736** .579** .925** 1.000** 1.000** .652** .919**
Correlation
Y.3 Sig. (2-
0.014 0.022 0 0 0.001 0 0 0 0 0
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
.603** .452* .652** 1 .845** .557** .688** .652** .652** 1.000** .868**
Correlation
Y.4 Sig. (2-
0 0.012 0 0 0.001 0 0 0 0 0
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
Y.5 .556** .448* .736** .845** 1 .473** .783** .736** .736** .845** .884**
Correlation
xiv
Sig. (2-
0.001 0.013 0 0 0.008 0 0 0 0 0
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
.657** .484** .579** .557** .473** 1 .620** .579** .579** .557** .690**
Correlation
Y.6 Sig. (2-
0 0.007 0.001 0.001 0.008 0 0.001 0.001 0.001 0
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
.466** .408* .925** .688** .783** .620** 1 .925** .925** .688** .919**
Correlation
Y.7 Sig. (2-
0.009 0.025 0 0 0 0 0 0 0 0
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
.442* .418* 1.000** .652** .736** .579** .925** 1 1.000** .652** .919**
Correlation
Y.8 Sig. (2-
0.014 0.022 0 0 0 0.001 0 0 0 0
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
.442* .418* 1.000** .652** .736** .579** .925** 1.000** 1 .652** .919**
Correlation
Y.9 Sig. (2-
0.014 0.022 0 0 0 0.001 0 0 0 0
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
xv
Pearson
.603** .452* .652** 1.000** .845** .557** .688** .652** .652** 1 .868**
Correlation
Y.10 Sig. (2-
0 0.012 0 0 0 0.001 0 0 0 0
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Pearson
.648** .577** .919** .868** .884** .690** .919** .919** .919** .868** 1
Correlation
TOTAL_Y Sig. (2-
0 0.001 0 0 0 0 0 0 0 0
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
xvi
UJI RELIABILITAS
X1
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.885 8
X2
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.848 6
Y1
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.946 10
xvii
Lampiran 5
Uji Asumsi Klasik
UJI KOLMOGROV-SMIRNOV
xviii
UJI MULTIKOLINEARITAS
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant) 20.442 4.077 5.014 .000
Kualitas Kerja (X1) .521 .135 .401 3.853 .000 .792 1.262
Profesionalisme Kerja .115 .165 .073 .699 .486 .792 1.262
(X2)
a. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan (Y)
xix
HASIL UJI LINEARITAS
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .439a .193 .176 4.605 1.508
a. Predictors: (Constant), Profesionalisme Kerja (X2), Kualitas Kerja (X1)
b. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan (Y)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .434a .189 .180 4.593
a. Predictors: (Constant), Kualitas Kerja (X1)
b. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan (Y)
xx
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 465.962 1 465.962 22.088 .000b
Residual 2004.121 95 21.096
Total 2470.082 96
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .256a .275 .265 4.930
a. Predictors: (Constant), Profesionalisme Kerja (X2)
b. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan (Y)
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 161.381 1 161.381 6.641 .000b
Residual 2308.701 95 24.302
Total 2470.082 96
xxi
HASIL UJI REGRESI PENGARUH KUALITAS KERJA DAN
PROFESIONALISME KERJA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN
BKPSDM
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .439a .193 .176 4.605
a. Predictors: (Constant), Profesionalisme Kerja (X2), Kualitas Kerja (X1)
b. Dependent Variable: Kualitas Pelayanan (Y)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 476.333 2 238.166 11.229 .000b
Residual 1993.750 94 21.210
Total 2470.082 96
xxii
Lampiran 6
xxiii
Lampiran 7
xxiv
Lampiran 8
TINGKAT CAPAIAN RESPONDEN (TCR) KUALITAS PELAYANAN
Kualitas Pelayanan (Y)
xxv
xxvi