Anda di halaman 1dari 11

Perdarahan Post

Partum
Definisi

Kehilangan darah > 500 mL setelah persalinan pervaginam


atau > 1.000 mL setelah persalinan abdominal (sectio cesaria)
Klasifikasi

Perdarahan Post Partum Perdarahan Post Partum


Dini/Primer Sekunder/Perdarahan pada Masa
Nifas
perdarahan yang terjadi setelah 24 jam Perdarahan yang terjadi pada masa
pertama Kala III nifas (puerpurium), tidak termasuk
24 jam pertama setelah kala III
Epidemiologi
● Data di Indonesia masih sangat sulit ditemukan.
● Penyebab tingginya angka kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2012 hingga 2013
● Hasil penelitian dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012,
angka kematian ibu di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, dengan
penyebab terbanyak adalah perdarahan postpartum.
● Hasil penelitian menunjukkan bahwa HPP terbanyak yang terjadi di RSUP Dr. M.
Djamil adalah HPP Primer (79,5%), ibu dengan usia 21-34 tahun (69,2%), ibu dengan
paritas lebih dari 2 kali atau multipara (89,4%), ibu dengan tingkat kepatuhan ANC
yang tinggi (100%), ibu dengan jarak antara kelahiran <2 tahun (66,7%), ibu yang
tidak ada riwayat kehamilan dan persalinan yang buruk (66,7%), ibu dengan kadar
Hb <11 gr% (92,4%), ibu dengan tingkat pendidikan tinggi (87,2%), ibu dengan
etiologi retensio plasenta (38,5%), dan kematian ditemukan pada ibu dengan HPP
primer (2,5%).
Etiologi Faktor Predisposisi

● Tonus :atonia uteri, kandung kemih ● Umur


yang over distensi ● Multiparitas
● Tissue:retensi plasenta (sisa ● Anemia
plasenta) dan bekuan darah ● Overdistensi uterus (gemeli,
● Trauma:perlukaan pada vagina, hidramnion)
serviks, atau uterus. ● Preeklampsia/eklampsia
● Trombin: gangguan pembekuan ● Persalinan yang lama
darah (bawaan atau didapat). ● Persalinan yang dengan
obat-obatan
● Persalinan pada bekas seksio
sesaria
● Persalinan yang traumatik
● Keadaan-keadaan yang
menimbulkan dampak pada
gangguan koagulasi seperti
solusio plasenta, KJDR
Infeksi Post Partum
Pemeriksaan Penunjang
● Hitung Darah Lengkap
● Kultur Uterus & Vagina
● Urinalisis
● USG
Tatalaksana
Non Farmakologi

1. Selama kehamilan
● Perbaikan gizi
● Hubungan seksual pada umur kehamilan tua sebaiknya tidak dilakukan
2. Selama persalinan
● Membatasi masuknya kuman-kuman ke dalam jalan lahir
● Membatasi perlukaan jalan lahir
● Mencegah perdarahan banyak
● Menghindari persalinan lama
● Menjaga sterilitas ruang bersalin dan alat yang digunakan.
3. Selama nifas
● Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.
● Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus bersih (bebas dari kuman)
● Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu nifas
yang sehat
● membatasi tamu yang berkunjung
● mobilisasi dini
Endometritis Bendungan Abses Pelvik
Payudara
● Berikan transfuse bila butuh
(PRC)
● Antibiotika spketrum luas ● susukan sesering mungkin ● Fowler posisi
dosis tinggi ● kompres hangat ● Antibiotika :
- Ampicillin 2 gr iv/ 6 jam ● bantu dengan pijat - Ampicillin 2 gr IV ulangi 1
- Gentamicin 5 mg/kabb iv ● sangga payudara gr tiap 6 jam
/hari ● kompres dingin antara - Gentamicin 5 mg/kg BB,
- Metronidazole 500 mg iv/8 menyusui IV / hari
jam ● demam tinggi paracetamol 500 - Metronidazole 500 mg
mg IV/ 8 jam
Antibiotika dilanjutkan sampai 24 ● evaluasi 3 hari - Lanjutkan sampai 24
jam bebas panas jam bebas demam
Tidak menyusui :
● Pertimbangkan anti tetanus . Jika kavum Douglas menonjol,
● Bila pus drainase, fowler ● Sangga payudara lakukan drain abses, jika
● Tidak ada perbaikan → ● Kompres dingin demam tinggi, lakukan
laparotomi ● Paracetamol 500 mg/4 jam bila laparotomi.
perlu
● Jangan dipijat
● Pompa
Farmakologi

● Sebaiknya segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan servik, luka operasi dan darah, serta uji kepekaan
untuk mendapatkan antibiotika yang tepat
● Memberikan dosis yang cukup dan adekuat
● Memberi antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil laboratorium
● Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi darah, makanan yang mengandung zat-zat
yang diperlukan tubuh, serta perawatan lainnya sesuai komplikasi yang dijumpai

Infeksi nifas dapat diobati dengan cara sebagai berikut:

● Pemberian Sulfonamid - Trisulfa → dosis 2 gr diikuti 1 gr 4-6 jam kemudian peroral.


● Pemberian Penisilin - Penisilin-prokain 1,2 sampai 2,4 juta satuan IM, penisilin G 500.000 satuan setiap 6 jam
atau metsilin 1 gr setiap 6 jam IM ditambah ampisilin kapsul 4×250 gr peroral
● Tetrasiklin, eritromisin dan kloramfenikol
● Hindari pemberian politerapi antibiotika berlebihan.
● Lakukan evaluasi penyakit dan pemeriksaan laboratorium.
Komplikasi & Prognosis
Komplikasi

● Peritonitis (peradangan selaput rongga perut)


● tromboflebitis pelika (bekuan darah di dalam vena panggul), dengan resiko teradinya emboli pulmoner.
● Syok toksik akibat tingginya kadar racun yang dihasilkan oleh bakteri di dalam darah.Syok toksik bisa
menyebabkan kerusakan ginal yang berat dan bahkan kematian.

Prognosis

Prognosis infeksi intrapartum sangat tergantung dari jenis kuman,lamanya infeksi berlangsung, dapat/tidaknya
persalinan berlangsung tanpa banyak perlukaan jalan lahir.

Anda mungkin juga menyukai