No : 011/KDI/CSM-ABI/IX/2021
dan
Ringkasan
: Satu buah untuk PT. Cipta Sarana Makmur dan satu buah milik PT. Aslam
Brothers Indonesia
Jumlah halaman : 13
Perjanjian Sewa Menyewa Alat Berat (“Perjanjian”) ini dibuat dan ditandatangani pada hari
..................,...................................., oleh dan antara:
1. PT CIPTA SARANA MAKMUR, suatu perseroan terbatas yang didirikan dan berdiri
secara sah berdasarkan hukum Republik Indonesia dan berkedudukan di Jl. Boulevart,
Kelurahan Lepo - Lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dalam
hal ini diwakili oleh Bambang Oki Bianto dalam kapasitasnya selaku Kuasa Direktur
dan untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. PT. ASLAM BROTHERS INDONESIA, suatu perseroan terbatas yang didirikan dan
berdiri secara sah berdasarkan hukum Republik Indonesia dan berkedudukan di Jl.
Kesatuan 28 Blok AD 472, Paccerakkang, Bringkanaya, Makassar, dalam hal ini
diwakili oleh Sirajuddin N. Aslam dalam kapasitasnya selaku Direktur dan untuk
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut Para Pihak dan Pihak
Pertama dan Pihak Kedua masing-masing disebut Pihak.
A. Pihak Pertama adalah badan hukum yang bergerak di bidang penyewaan dan memiliki
alat berat dan menyetujui alat berat miliknya disewa oleh Pihak Kedua.
B. Pihak Kedua adalah badan hukum yang bergerak dalam bidang pertambangan yang
memiliki seluruh legalitas yang sah dan bermaksud menyewa alat berat dari Pihak
Pertama.
C. Bahwa Para Pihak setuju dan sepakat untuk saling mengikatkan diri dalam Perjanjian
ini, dimana Pihak Kedua membutuhkan alat berat untuk digunakan dalam
menyelesaikan proyeknya yang terletak IUP PT. Integra Mining Nusantara, Ds. Wonua
Kongga, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara dan Pihak Pertama selaku pemilik alat
berat setuju untuk menyewakan alat berat miliknya kepada Pihak Kedua.
Berdasarkan hal-hal yang diterangkan di atas, Para Pihak setuju untuk membuat Perjanjian
ini dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 1
Definisi
1. “Perjanjian” berarti Perjanjian Sewa Menyewa Alat Berat ini yang dibuat antara Pihak
Pertama dan Pihak Kedua beserta lampiran, perubahan dan/ atau penambahannya.
2. “Alat Berat” berarti unit Alat Berat yang disewakan kepada Pihak Kedua dengan
spesifikasi sebagaimana dicantumkan dalam Perjanjian ini.
4. “Jangka Waktu Sewa Alat Berat” berarti periode dimana Pihak Kedua dapat
menikmati jasa sewa Alat Berat dari sebagaimana diperjanjikan dalam Perjanjian.
5. “Harga Sewa Alat Berat” berarti harga yang harus dibayarkan Pihak Kedua kepada
Pihak Pertama atas jasa sewa Alat Berat sebagaimana diperjanjikan dalam Perjanjian.
6. “Operator” berarti pengemudi atau operator Alat Berat yang memiliki keahlian dan
kemampuan untuk megoperasikan Alat Berat yang disewa dengan benar, tepat dan
aman.
7. “Mobilisasi” berarti Pergerakan dan/atau perpindahan Alat Berat dari tempat asal Alat
Berat disimpan oleh Pihak Pertama sampai ke lokasi kerja dimana Alat Berat
dioperasikan oleh Pihak Kedua dengan dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima
Alat Berat (BAST I) yang ditandatangani oleh perwakilan Para Pihak.
8. “Demobilisasi” berarti Pergerakan dan/atau perpindahan Alat Berat dari lokasi kerja
dimana Alat Berat dioperasikan oleh Pihak Kedua sampai Alat Berat tersebut kembali ke
Workshop milik Pihak Pertama yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Alat
Berat (BAST II) yang ditandatangani oleh perwakilan Para Pihak.
Pasal 2
Ruang Lingkup
1. Pihak Pertama setuju dan sepakat untuk menyewakan Alat Berat dengan jenis dan
spesifikasi dalam Perjanjian ini untuk digunakan oleh Pihak Kedua dalam mengerjakan
proyek miliknya di Lokasi Kerja.
2. Pihak Pertama akan menyediakan Operator yang terampil dan profesional untuk
pengoperasian Alat Berat, beserta kelengkapan data diri, tanda pengenal dan Surat Izin
Mengemudi, termasuk persyaratan lain yang diperlukan untuk mengoperasikan Alat
Berat tersebut.
3. Operator Alat Berat akan membuat suatu laporan harian mengenai kegiatan operasional
penggunaan Alat Berat (Time Sheet) tersebut untuk diserahkan dan ditandatangani oleh
pengawas yang berwenang yang merupakan karyawan Pihak Kedua atau pihak lain yang
ditunjuk oleh Pihak Kedua.
4. Alat Berat yang disewakan oleh Pihak Pertama merupakan Alat Berat yang dilengkapi
dengan peralatan standart dan perlengkapan keselamatan yang dalam kondisi baik dan
layak jalan. Peralatan standart tersebut berupa minyak gemuk/ oli/ pelumas Alat Berat,
dongkrak dan kunci-kunci. Perlengkapan keselamatan berupa tabung pemadam,
peralatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), segitiga pengaman, lampu
rotary dan radio komunikasi.
5. Alat Berat diserahkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua di Lokasi Kerja pada
tanggal yang disepakati Para Pihak dengan menandatangani Berita Acara Serah Terima
Pasal 3
Jangka Waktu
1. Para Pihak setuju dan sepakat bahwa jangka waktu Perjanjian ini adalah selama 12 (Dua
Belas) bulan, terhitung sejak Perjanjian ini ditandatangani.
3. Perjanjian ini tidak dapat diakhiri secara sepihak sebelum Jangka Waktu Perjanjian ini
berakhir tanpa adanya persetujuan tertulis dari kedua belah pihak.
Pasal 4
Harga Sewa Alat Berat
1. Para Pihak sepakat terhadap Harga Sewa Alat Berat sebagai berikut:
2. Minimum charge 200 HM atau 30hari kalender kerja dengan sistem pembayaran sbb:
kerja 100 HM atau 15 hari kalender kerja. Apabila pemakaian dalam 15 (Lima Belas)
hari kalender kerja sudah mencapai 100 HM (Seratus Hour Meter), maka unit akan stop
dan akan bekerja kembali apabila ada pembayaran kembali untuk 100 HM berikutnya.
4. Harga Sewa Alat Berat tersebut sudah termasuk gaji operator, biaya-biaya servis,
pemeliharaan, perbaikan kerusakan, pembelian dan atau penggantian spare part
termasuk biaya Oli mesin, Oli Hydraulic, Filter Solar, Filter Oli, Filter Hydraulic serta
filter Udara dan asuransi unit (All Risk).
5. Biaya mobilisasi dan demobilisasi Alat Berat, biaya portal dan biaya lainnya yang
mungkin dan jika timbul dari jalan hingga masuk ke lokasi kerja Pihak Kedua menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua. Dalam hal ini pembayaran dari Pihak Kedua terkait biaya
mobilisasi dan demobilisasi adalah merupakan pembayaran titipan kepada Pihak
Pertama yang kemudian akan dibayarkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Ketiga
(Vendor Angkutan).
Pasal 5
Cara Pembayaran Harga Sewa Alat Berat
1. Pihak Pertama akan membuat tagihan Down Payment (Uang Muka) atas Harga Sewa
Alat Berat kepada Pihak Kedua sebesar minimum charge 100 HM ditambah biaya
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat.
2. Pihak Kedua wajib membayar Harga Sewa Alat Berat sebesar minimum charge 100 HM
ditambah biaya Mobilisasi dan Demobilisasi diawal sebelum unit di mobilisasi.
3. Apabila HM (hours meter) yang digunakan Pihak Kedua lebih dari 200jam/ unit
perbulan maka kelebihan pemakaian HM (hour meter) over time wajib dibayar oleh
Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal
terbit tagihan.
Pasal 6
Hak Dan Kewajiban
Pasal 7
Pernyataan dan Jaminan
Pihak Pertama dengan ini menyatakan dan menjamin kepada Pihak Kedua bahwa:
1. Pihak Pertama adalah perseroan terbatas yang didirikan dan berada di bawah hukum
Republik Indonesia, dan memiliki wewenang sesuai dengan Anggaran Dasarnya dan
dokumen perusahaan lainnya, termasuk ijin usahanya, dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia untuk mengadakan dan melaksanakan
kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan untuk menjalankan usahanya.
3. Pihak Pertama menjamin selama Perjanjian Pihak Kedua tidak akan mendapat tuntutan
dari Pihak manapun atas Alat Berat yang disewakan tersebut, dan oleh karena itu Pihak
Kedua dengan ini dibebaskan oleh Pihak Pertama dari tuntutan tersebut, biaya – biaya
dan kerugian Pihak Kedua yang timbul berkaitan baik langsung maupun tidak langsung
dalam tuntutan tersebut akan ditanggung dan diganti sepenuhnya oleh Pihak Pertama.
4. Eksekusi dan pelaksanaan Perjanjian ini telah disahkan oleh tindakan perusahaan yang
diperlukan dan Pihak Pertama telah menerima semua persetujuan yang diperlukan untuk
mengadakan dan melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan oleh
karena itu tidak melanggar hukum atau pembatasan kontraktual yang mengikat Pihak
Pertama (termasuk usaha, ijin usaha, asetnya), dan oleh karena itu penandatangan
Perjanjian ini memiliki wewenang untuk menandatangani atas nama dan mengikat Pihak
Pertama. Pihak Pertama akan menyediakan bukti sah hal tersebut diatas jika diminta
oleh Pihak Kedua.
5. Pihak Pertama tidak berada dalam atau mengalami kepailitan, insolvensi, pengurusan
kurator, pengurusan pemerintah atau pengadilan atau proses sejenis, atau pembuatan
perintah berdasarkan proses tersebut.
Pihak Kedua dengan ini menyatakan dan menjamin kepada Pihak Pertama bahwa:
1. Pihak Kedua adalah perseroan terbatas yang didirikan dan berada di bawah hukum
Republik Indonesia, dan memiliki wewenang sesuai dengan Anggaran Dasarnya dan
dokumen perusahaan lainnya, termasuk ijin usahanya, dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia untuk mengadakan dan melaksanakan
kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan untuk menjalankan usahanya.
2. Pihak Kedua tidak akan membujuk dan / atau mengintimidasi dan / atau menjanjikan
sesuatu kepada Operator untuk tujuan tertentu yang bertentangan dengan tujuan
Perjanjian ini dan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia untuk keuntungan
sepihak.
3. Bahwa Pihak Kedua tidak akan menggunakan Alat Berat untuk hal yang bertentangan
dengan Perjanjian ini dan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia
danterhadap hal ini maka Pihak Pertama dibebaskan dari segala bentuk tuntutan maupun
biaya yang timbul baik yang berkaitan langsung maupun yang tidak langsung.
4. Pihak Kedua tidak akan menunjuk pihak ketiga manapun selama Jangka Waktu
Perjanjian ini untuk menggantikan atau mengurangi jumlah Alat Berat yang tercantum
pada Pasal 4 Perjanjian ini tanpa adanya persetujuan tertulis dari Pihak Pertama.
5. Pihak Kedua menjamin bahwa seluruh transaksi pembayaran yang dilakukan oleh Pihak
Kedua kepada Pihak Pertama bukan berasal dari sebuah perbuatan yang dikualifir
merupakan perbuatan melawan hukum ataupun perbuatan yang bertentangan dengan
hukum yang berlaku di Indonesia apabila dikemudian hari ternyata ditemukan bahwa
seluruh transaksi pembayaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama
berasal dari sebuah perbuatan yang dikualifir merupakan perbuatan melawan hukum
6. Eksekusi dan pelaksanaan Perjanjian ini telah disahkan oleh tindakan perusahaan yang
diperlukan dan Pihak Kedua telah menerima semua persetujuan yang diperlukan untuk
mengadakan dan melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan oleh
karena itu tidak melanggar hukum atau pembatasan kontraktual yang mengikat Pihak
Kedua (termasuk usaha, ijin usaha, asetnya), dan oleh karena itu penandatangan
Perjanjian ini memiliki wewenang untuk menandatangani atas nama dan mengikat Pihak
Kedua. Pihak Kedua akan menyediakan bukti sah hal tersebut diatas jika diminta oleh
Pihak Pertama.
7. Pihak Kedua tidak berada dalam atau mengalami kepailitan, insolvensi, pengurusan
kurator, pengurusan pemerintah atau pengadilan atau proses sejenis, atau pembuatan
perintah berdasarkan proses tersebut.
Pasal 8
Pemutusan Perjanjian Sebelum Jangka Waktu Perjanjian Berakhir
1. Apabila Pihak Kedua menjadi tidak berwenang untuk mengerjakan proyeknya di Lokasi
Kerja dan/atau mengalami pemutusan perjanjian dengan pihak lain yang berhubungan
dengan pemakaian Alat Berat Pihak Pertama, maka Pihak Kedua berkewajiban
mengalokasikan Alat Berat Pihak Pertama ke lokasi lain milik Pihak Kedua dan
seluruh biaya untuk memindahkan Alat Berat ke lokasi baru tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawabPihak Kedua dan waktu mobilisasi dihitung jam kerja.
2. Jika Pihak Kedua tidak dapat melaksanakan ayat 1diatas, maka Pihak Pertama tetap
akan membebankan Pihak Kedua harga sewa per HM dengan memperhitungkan jam
normal sebesar 200 HM untuk sisa Jangka Waktu dari Perjanjian ini.
3. Apabila Pihak Kedua melakukan pemutusan Perjanjian secara sepihak dengan alasan
apapun diluar kesalahan Pihak Pertama, maka Pihak Kedua tetap berkewajiban untuk
membayar kepada Pihak Pertama seperti pada ayat 2 diatas.
4. Pihak Pertama berhak memutuskan Perjanjian tanpa peringatan dan tanpa menunggu
keputusan pengadilan apabila wakil dari Pihak Kedua ditemukan melakukan atau
terlibat dalam tindak pidana baik penggelapan dan/atau pemalsuan dokumen sehingga
menyebabkan kerugian keuangan terhadap Pihak Pertama. Dalam kasus ini Para Pihak
sepakat untuk menyelesaikan semua pembayaran yang belum terlaksana dan
pembayaran lainnya sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian ini yang menjadi
kewajiban masing-masing Pihak.
5. Perjanjian ini akan berakhir sesuai kesepakatan tertulis Para Pihak dengan ketentuan
Para Pihak telah menyelesaikan semua pembayaran yang belum terlaksana dan
pembayaran lainnya sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian yang menjadi kewajiban
masing - masing pihak.
Pasal 9
Berakhirnya Perjanjian
2. Dengan ketentuan berakhirnya Perjanjian tersebut di atas, maka Para Pihak sepakat
mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 KUH Perdata.
3. Apabila terjadi pengakhiran Perjanjian, maka Pihak Kedua wajib segera menyerahkan
Alat Berat dan segala kelengkapan Alat Berat kepada Pihak Pertama, dan Pihak Pertama
agar dapat melakukan demobilisasi Alat Berat dari Lokasi Proyek. Para Pihak akan
menandatangani BAST II untuk penyerahan kembali Alat Berat.
Pasal 10
Kerahasiaan
1. Sejak Perjanjian ini ditandatangani dan setelah berakhir, maka Para Pihak wajib
merahasiakan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam kesepakatan dan tidak
memberitahukan kepada pihak lain atas hal-hal yang berkenaan dengan bisnis, financial
atau seluruh informasi rahasia yang berkaitan atau diperoleh berdasarkan Perjanjian ini,
atau memberikan copy atau konsep dari dokumen atau mengungkapkan identitas Para
Pihak (atau salah satu dari mereka), kecuali atas Persetujuan secara tertulis dari Para
Pihak.
2. Ketentuan sebagaimana yang diatur dalam pasal ini tidak berlaku dalam hal
pengungkapan infomasi yang dilakukan (i) kepada Direksi, Pekerja dan anak perusahaan
(subsidiary) dengan persyaratan Pihak yang mengungkapkan informasi harus menjamin
pihak-pihak tersebut tunduk pada ketentuan Kerahasiaan dalam Kesepakatan ini; (ii)
yang diharuskan berdasarkan peraturan yang berlaku, ketentuan pasar modal, lembaga
keuangan dan/atau perbankan, putusan pengadilan; atau (iii) kepada Badan/Lembaga
Pemerintah yang memiliki otoritas atau yuridiksi terhadap Pihak yang mengungkapkan
informasi sesuai ketentuan perundang-undangan.
3. Bahwa Pihak yang tidak memenuhi ketentuan dalam pasal ini wajib bertanggung jawab
penuh dan menanggung seluruh kerugian yang diderita oleh Pihak Lainnya.
1. Para Pihak sepakat, jika terjadi sengketa dan/atau perselisihan yang timbul sehubungan
dengan Perjanjian ini diantara Para Pihak, termasuk namun tidak terbatas pada hal-hal
yang berkaitan dengan keberadaan, keberlakuan, pelaksanaan hak atau kewajiban Para
Pihak, maka Para Pihak akan melakukan penyelesaian sengketa atau perselisihan
tersebut terlebih dahulu dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat diantara Para
Pihak;
Pasal 12
Keadaan Memaksa
1. Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa dalam Perjanjian ini adalah keadaan atau
peristiwa yang kejadiannya tidak dapat diperkirakan sebelumnya oleh Para Pihak dan
berada diluar kemampuan Para Pihak untuk mengatasinya, serta nyata-nyata
menghambat kelancaran pelaksanaan kewajiban oleh Pihak yang mengalaminya
(“Keadaan Memaksa”), yang mana Keadaan Memaksa tersebut dapat berupa antara
lain epidemi, bencana alam, sabotase, huru-hara, perubahan kebijakan pemerintah atau
peraturan perundangan-undangan. Dan menurut hukum pada umumnya dipandang
sebagai “Keadaan Memaksa”.
3. Segala kewajiban pada Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa, selain kewajiban
berdasarkan Pasal ini, ditangguhkan selama terjadinya Keadaan Memaksa. Namun
demikian, PIHAK tersebut harus berusaha sedapat mungkin untuk segera memenuhi
segala kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini.
4. Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan mengenai terjadinya
Keadaan Memaksa, Para Pihak harus sudah bertemu dan mengadakan kesepakatan
sehubungan dengan kelanjutan Perjanjian dan kewajiban yang ditangguhkan tersebut
dan menuangkannya ke dalam Addendum Perjanjian yang merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini.
1. Para Pihak yang menandatangani Perjanjian ini adalah Pihak yang sah dan berwenang
untuk menandatangani Perjanjian ini. Apabila tidak, maka Pihak yang menandatangan
Perjanjian ini bertanggung jawab secara pribadi.
2. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh Para Pihak atas kekuatan
perjanjian ini tidak akan berakhir karena bubarnya badan hukum atau meninggalnya
salah satu Pihak atau terjadi perubahan pengurus/pemegang saham, akan tetapi wajib
diteruskan dan ditaati para penggantinya.
3. Perjanjian ini tunduk dan ditafsirkan menurut hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
4. Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan diatur
lebih lanjut dalam perjanjian tambahan (Addendum) yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini. Setiap perubahan atas perjanjian ini harus
disetujui dan dibuat secara tertulis serta ditanda tangani oleh Para Pihak.
Demikian surat perjanjian ini dibuat, disepakati dan ditandatangani oleh kedua belah pihak
dalam keadaan sehat jasmani dan rohani tanpa ada paksaan dari pihak lain.
Selanjutnya surat perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) diatas kertas bermaterai cukup
yang berisikan sama di mana masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.
1. Apriadi 1.
2. 2.