Anda di halaman 1dari 13

KONTRAK

PERJANJIAN PENYEWAAN ALAT BERAT

No : 011/KDI/CSM-ABI/IX/2021

PT. CIPTA SARANA MAKMUR

dan

PT. ASLAM BROTHERS INDONESIA

Untuk mengerjakan Proyek di Lokasi

Tambang Nikel IUP PT. Integra Mining Nusantara, Kon - Sel

Ringkasan

Lokasi kerja : Ds. Wonua Kongga, Konawe Selatan

Periode : Dua Belas (12) Bulan

Salinan : Dua buah

: Satu buah untuk PT. Cipta Sarana Makmur dan satu buah milik PT. Aslam

Brothers Indonesia

Jumlah halaman : 13

Paraf Pihak Pertama Hal. 1 - 13 Paraf Pihak Kedua


PERJANJIAN SEWA-MENYEWA ALAT BERAT
Nomor : 011/KDI/CSM-ABI/IX/2021

Perjanjian Sewa Menyewa Alat Berat (“Perjanjian”) ini dibuat dan ditandatangani pada hari
..................,...................................., oleh dan antara:

1. PT CIPTA SARANA MAKMUR, suatu perseroan terbatas yang didirikan dan berdiri
secara sah berdasarkan hukum Republik Indonesia dan berkedudukan di Jl. Boulevart,
Kelurahan Lepo - Lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, dalam
hal ini diwakili oleh Bambang Oki Bianto dalam kapasitasnya selaku Kuasa Direktur
dan untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

2. PT. ASLAM BROTHERS INDONESIA, suatu perseroan terbatas yang didirikan dan
berdiri secara sah berdasarkan hukum Republik Indonesia dan berkedudukan di Jl.
Kesatuan 28 Blok AD 472, Paccerakkang, Bringkanaya, Makassar, dalam hal ini
diwakili oleh Sirajuddin N. Aslam dalam kapasitasnya selaku Direktur dan untuk
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama disebut Para Pihak dan Pihak
Pertama dan Pihak Kedua masing-masing disebut Pihak.

Para Pihak dengan ini menerangkan terlebih dahulu sebagai berikut:

A. Pihak Pertama adalah badan hukum yang bergerak di bidang penyewaan dan memiliki
alat berat dan menyetujui alat berat miliknya disewa oleh Pihak Kedua.

B. Pihak Kedua adalah badan hukum yang bergerak dalam bidang pertambangan yang
memiliki seluruh legalitas yang sah dan bermaksud menyewa alat berat dari Pihak
Pertama.

C. Bahwa Para Pihak setuju dan sepakat untuk saling mengikatkan diri dalam Perjanjian
ini, dimana Pihak Kedua membutuhkan alat berat untuk digunakan dalam
menyelesaikan proyeknya yang terletak IUP PT. Integra Mining Nusantara, Ds. Wonua
Kongga, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara dan Pihak Pertama selaku pemilik alat
berat setuju untuk menyewakan alat berat miliknya kepada Pihak Kedua.

Berdasarkan hal-hal yang diterangkan di atas, Para Pihak setuju untuk membuat Perjanjian
ini dengan syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
Definisi

1. “Perjanjian” berarti Perjanjian Sewa Menyewa Alat Berat ini yang dibuat antara Pihak
Pertama dan Pihak Kedua beserta lampiran, perubahan dan/ atau penambahannya.

2. “Alat Berat” berarti unit Alat Berat yang disewakan kepada Pihak Kedua dengan
spesifikasi sebagaimana dicantumkan dalam Perjanjian ini.

Paraf Pihak Pertama Hal. 2 - 13 Paraf Pihak Kedua


3. “Lokasi Kerja” berarti lokasi tempat Pihak Kedua melakukan pengerjaan proyek
miliknya di IUP PT. Integra Mining Nusantara, Ds. Wonua Kongga, Konawe Selatan,
Sulawesi Tenggara.

4. “Jangka Waktu Sewa Alat Berat” berarti periode dimana Pihak Kedua dapat
menikmati jasa sewa Alat Berat dari sebagaimana diperjanjikan dalam Perjanjian.

5. “Harga Sewa Alat Berat” berarti harga yang harus dibayarkan Pihak Kedua kepada
Pihak Pertama atas jasa sewa Alat Berat sebagaimana diperjanjikan dalam Perjanjian.

6. “Operator” berarti pengemudi atau operator Alat Berat yang memiliki keahlian dan
kemampuan untuk megoperasikan Alat Berat yang disewa dengan benar, tepat dan
aman.

7. “Mobilisasi” berarti Pergerakan dan/atau perpindahan Alat Berat dari tempat asal Alat
Berat disimpan oleh Pihak Pertama sampai ke lokasi kerja dimana Alat Berat
dioperasikan oleh Pihak Kedua dengan dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima
Alat Berat (BAST I) yang ditandatangani oleh perwakilan Para Pihak.

8. “Demobilisasi” berarti Pergerakan dan/atau perpindahan Alat Berat dari lokasi kerja
dimana Alat Berat dioperasikan oleh Pihak Kedua sampai Alat Berat tersebut kembali ke
Workshop milik Pihak Pertama yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Alat
Berat (BAST II) yang ditandatangani oleh perwakilan Para Pihak.

Pasal 2
Ruang Lingkup

1. Pihak Pertama setuju dan sepakat untuk menyewakan Alat Berat dengan jenis dan
spesifikasi dalam Perjanjian ini untuk digunakan oleh Pihak Kedua dalam mengerjakan
proyek miliknya di Lokasi Kerja.

2. Pihak Pertama akan menyediakan Operator yang terampil dan profesional untuk
pengoperasian Alat Berat, beserta kelengkapan data diri, tanda pengenal dan Surat Izin
Mengemudi, termasuk persyaratan lain yang diperlukan untuk mengoperasikan Alat
Berat tersebut.

3. Operator Alat Berat akan membuat suatu laporan harian mengenai kegiatan operasional
penggunaan Alat Berat (Time Sheet) tersebut untuk diserahkan dan ditandatangani oleh
pengawas yang berwenang yang merupakan karyawan Pihak Kedua atau pihak lain yang
ditunjuk oleh Pihak Kedua.

4. Alat Berat yang disewakan oleh Pihak Pertama merupakan Alat Berat yang dilengkapi
dengan peralatan standart dan perlengkapan keselamatan yang dalam kondisi baik dan
layak jalan. Peralatan standart tersebut berupa minyak gemuk/ oli/ pelumas Alat Berat,
dongkrak dan kunci-kunci. Perlengkapan keselamatan berupa tabung pemadam,
peralatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), segitiga pengaman, lampu
rotary dan radio komunikasi.

5. Alat Berat diserahkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua di Lokasi Kerja pada
tanggal yang disepakati Para Pihak dengan menandatangani Berita Acara Serah Terima

Paraf Pihak Pertama Hal. 3 - 13 Paraf Pihak Kedua


Unit Alat Berat (BAST I) yang sekurang-kurangnya mencantumkan tanggal serah
terima, tempat, jumlah, jenis dan kondisi Alat Berat, serta nama yang menyerahkan dan
menerima Alat Berat.

Pasal 3
Jangka Waktu

1. Para Pihak setuju dan sepakat bahwa jangka waktu Perjanjian ini adalah selama 12 (Dua
Belas) bulan, terhitung sejak Perjanjian ini ditandatangani.

2. Jangka Waktu Perjanjian dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan tertulis Para


Pihak selambat-lambatnya 30 (Tiga Puluh) hari sebelum Jangka Waktu Perjanjian
berakhir.

3. Perjanjian ini tidak dapat diakhiri secara sepihak sebelum Jangka Waktu Perjanjian ini
berakhir tanpa adanya persetujuan tertulis dari kedua belah pihak.

Pasal 4
Harga Sewa Alat Berat

1. Para Pihak sepakat terhadap Harga Sewa Alat Berat sebagai berikut:

NO JENIS UNIT MERK TAHUN QTY HARGA SEWA KETERANGAN


Excavator Min Charge 200HM/ Unit/
1 HITACHI 210 HITACHI 2021 7 Rp. 275.000,- Per Jam 30hari
Bulldozer Min Charge 200HM/ Unit/
2 D85Ess KOMATSU 2018 1 Rp. 450.000,. Per Jam 30hari
3 MobDemob 8 Rp. 64.000.000,- Total 8 Unit

2. Minimum charge 200 HM atau 30hari kalender kerja dengan sistem pembayaran sbb:
kerja 100 HM atau 15 hari kalender kerja. Apabila pemakaian dalam 15 (Lima Belas)
hari kalender kerja sudah mencapai 100 HM (Seratus Hour Meter), maka unit akan stop
dan akan bekerja kembali apabila ada pembayaran kembali untuk 100 HM berikutnya.

3. Harga Sewa Alat Berat tersebut belum termasuk premi Operator.

4. Harga Sewa Alat Berat tersebut sudah termasuk gaji operator, biaya-biaya servis,
pemeliharaan, perbaikan kerusakan, pembelian dan atau penggantian spare part
termasuk biaya Oli mesin, Oli Hydraulic, Filter Solar, Filter Oli, Filter Hydraulic serta
filter Udara dan asuransi unit (All Risk).

5. Biaya mobilisasi dan demobilisasi Alat Berat, biaya portal dan biaya lainnya yang
mungkin dan jika timbul dari jalan hingga masuk ke lokasi kerja Pihak Kedua menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua. Dalam hal ini pembayaran dari Pihak Kedua terkait biaya
mobilisasi dan demobilisasi adalah merupakan pembayaran titipan kepada Pihak
Pertama yang kemudian akan dibayarkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Ketiga
(Vendor Angkutan).

Paraf Pihak Pertama Hal. 4 - 13 Paraf Pihak Kedua


6. Bea meterai dan pajak-pajak yang timbul dari Perjanjian ini akan ditanggung masing-
masing Pihak sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.

Pasal 5
Cara Pembayaran Harga Sewa Alat Berat

1. Pihak Pertama akan membuat tagihan Down Payment (Uang Muka) atas Harga Sewa
Alat Berat kepada Pihak Kedua sebesar minimum charge 100 HM ditambah biaya
Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat.

2. Pihak Kedua wajib membayar Harga Sewa Alat Berat sebesar minimum charge 100 HM
ditambah biaya Mobilisasi dan Demobilisasi diawal sebelum unit di mobilisasi.

3. Apabila HM (hours meter) yang digunakan Pihak Kedua lebih dari 200jam/ unit
perbulan maka kelebihan pemakaian HM (hour meter) over time wajib dibayar oleh
Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal
terbit tagihan.

4. Pembayaran wajib dilakukan diawal sejak diterimanya dokumen penagihan secara


lengkap dan benar oleh Pihak Kedua dengan cara transfer ke rekening:

Bank : Bank BCA


Nomor rekening 8275638001
Atas nama : PT. Cipta Sarana Makmur

Pasal 6
Hak Dan Kewajiban

1. Hak dan Kewajiban Pihak Pertama:


a. Berkewajiban menyediakan Alat Berat beserta Operatornya sebagaimana diatur
di dalam Perjanjian ini serta memiliki izin-izin yang dibutuhkan;
b. Berkewajiban melakukan perpanjangan izin-izin atas Alat Berat dan Operator
Alat Berat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sebelum berakhir masa
berlakunya dan semua biaya yang timbul akibat perpanjangan tersebut
merupakan tanggung jawab dari Pihak Pertama.
c. Berkewajiban melengkapi Alat Berat milikinya dengan asuransi yang
dibutuhkan (all risk) selama jangka waktu sewa dengan biaya tanggungan.
d. Berkewajiban menanggung sepenuhnya gaji operator.
e. Berkewajiban menyediakan operator dengan jam kerja 1 shift dan/ atau operator
pengganti apabila operator Alat Berat tidak dapat mengoperasikan Alat Berat
yang disebabkan operator sakit, operator sering mangkir, atau berdasarkan
penilaian Pihak Kedua operator sering melakukan hal-hal yang tidak baik
dan/atau bertentangan dengan Peraturan Perundang-Undangan, Peraturan
Perusahaan, Peraturan K3 Perusahaan, dll.
f. Berkewajiban menyediakan tim mekanik atau minimal helper yang akan
melakukan perawatan dan perbaikan terhadap unit Alat Berat yang disewa.
g. Bertanggung jawab dengan biaya sendiri untuk melakukan pemeliharaan/
perawatan rutin Alat Berat termasuk penyediaan minyak pelumas dan

Paraf Pihak Pertama Hal. 5 - 13 Paraf Pihak Kedua


penggantian komponen yang diperlukan secara periodik (setiap minggu)
maupun insidentil.
h. Menjamin dan membebaskan Pihak Kedua atas segala tuntutan dari pihak
manapun sehubungan dengan hak kepemilikan Alat Berat.
i. Berhak untuk memberhentikan seluruh operasional Alat Berat jika terjadi
keterlambatan pembayaran dari Pihak Kedua.
j. Berhak untuk menarik sebagian atau seluruh Alat Berat dari Lokasi Kerja
apabila Pihak Kedua belum melakukan pembayaran atas tagihan-tagihan yang
sudah jatuh tempo selambat-lambatnya 7 (hari) hari sejak tanggal terbit tagihan.
Terkait penarikan sebagian atau seluruh Alat Berat ini, Pihak Pertama tidak
berkewajiban untuk memberikan konpensasi maupun ganti rugi dalam bentuk
apapun kepada Pihak Kedua.
k. Berhak untuk menolak bahan bakar yang bukan standar dari Pertamina, antara
lain misalnya pembelian bahan bakar diluar jalur distribusi resmi Pertamina
atau menggunakan drum kaleng.
l. Berhak untuk memberhentikan seluruh kegiatan operasional secara sepihak,
apabila bahan bakar yang digunakan Pihak Kedua tidak memenuhi standar dari
Pertamina.
m. Berhak menghentikan operasional alat secara sepihak, apabila berdasarkan
pertimbangan Pihak Pertama setelah berkonsultasi dengan Pihak Kedua,
pekerjaan yang diberikan oleh Pihak Kedua tidak sesuai dengan fungsi dan
kemampuan alat tersebut serta membahayakan keselamatan operator.
n. Pihak Pertama berhak untuk mendapatkan hak akses untuk mengoperasikan
Alat Berat secara penuh dan jaminan keamanan Alat Berat milik Pihak Pertama
pada saat Alat Berat tersebut digunakan dan/atau berada di Lokasi Kerja.
o. Pihak Pertama berhak untuk mendapatkan ganti kerugian dari Pihak Kedua
apabila selama Jangka Waktu Perjanjian ini Pihak Kedua tidak dapat
memberikan hak akses untuk mengoperasikan Alat Berat secara penuh dan
jaminan keamanan Alat Berat milik Pihak Pertama dengan besaran ganti rugi
yang dihitung dari kerugian atas kerusakan ataupun dalam bentuk apapun yang
dialami oleh Pihak Pertama.
p. Pihak Pertama hanya mengerjakan unit untuk kegiatan operasi diarea tambang.
q. Apabila terjadi kerusakan unit atau breakdown maka Pihak Pertama akan
menggantikan hari dimana unit tersebut breakdown.

2. Hak dan Kewajiban Pihak Kedua:


a. Berkewajiban untuk menyediakan/ menanggung:
- Pembayaran Harga Sewa Alat Berat;
- Pembayaran Premi Operator sesuai standar yang berlaku ditiap daerah;
- Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi;
- Pemakaian bahan bakar (sesuai dengan standar Pertamina / Pemerintah);
- Penginapan (mess, air, listrik) untuk mekanik dan makan operator 3x sehari;
- Transportasi operator dari mess ke lokasi kerja;
- Workshop dan gudang logistik;
b. Berhak memberitahukan apabila menurut pendapat Pihak Kedua Alat Berat
yang digunakan mengalami kerusakan serta dapat meminta untuk melakukan
perawatan, pemeliharaan dan/ atau meminta perbaikan serta penggantian
komponennya atas biaya Pihak Pertama.

Paraf Pihak Pertama Hal. 6 - 13 Paraf Pihak Kedua


c. Berkewajiban untuk memberitahukan apabila terjadi kecelakaan pada Alat
Berat untuk keperluan pelaporan dan pemrosesan kepada pihak asuransi dan
dibuatkan Berita Acaranya.
d. Berkewajiban membayar upah HM lembur operator apabila pekerjaan dilanjut
hingga malam.
e. Apabila Pihak Kedua mengalami permasalahan internal seperti, keterlambatan
pembayaran DP sewa unit Pihak Pertama, keterlambatan pengiriman BBM,
permasalahan lahan, Dll, yang menyebabkan unit Pihak Pertama tidak dapat
beroperasi sedangkan unit ready maka Pihak Kedua akan dikenakan charge 6
jam perhari.
f. Berhak mengevaluasi dan meninjau kinerja Pihak Pertama sehubungan dengan
ketersediaan peralatan, ketersediaan Operator, ketersediaan tenaga kerja,
kepatuhan keselamatan kepatuhan SOP, dan semua layanan yang disediakan
oleh Pihak Pertama secara bulanan. Jika Pihak Pertama dinilai tidak bisa
memenuhi standarisasi kinerja Alat Berat dan sebagainya, maka Pihak Kedua
berhak mengeluarkan Surat Peringatan Korektif 1, 2 dan 3.
g. Berkewajiban menjaga kondisi dan keamanan Alat Berat serta tidak
menggunakannya diluar fungsi dan kapasitas dari Alat Berat, di Lokasi Proyek
selama masa sewa, termasuk dalam hal izin keluar masuk Alat Berat dari
Lokasi Proyek.
h. Berkewajiban untuk meminta persetujuan tertulis dari Pihak Pertama apabila
Pihak Kedua bermaksud untuk memindahkan lokasi penggunaan Alat Berat ke
proyek yang lainnya. Pelaksanaan mobilisasi Alat Berat atas pemindahan
tersebut akan disepakati oleh Para Pihak, dengan biaya menjadi tanggungan
Pihak Kedua. Persetujuan dan kesepakatan yang dimaksud tersebut harus dibuat
secara tertulis dan ditandatangani oleh Para Pihak untuk menjadi lampiran pada
Perjanjian ini.
i. Berkewajiban untuk memastikan pengoperasian Alat Berat hanya dilaksanakan
oleh Operator dari Pihak Pertama.
j. Berkewajiban dan bertanggung jawab untuk menanggung seluruh biaya
perbaikan Alat Berat jika dalam pengoperasian Alat Berat memakai bahan
bakar diluar standar Pertamina atau bahan bakar kualitas jelek / bercampur air.
k. Jika Alat Berat tidak bisa bekerja yang diakibatkan oleh amblas / terbenam,
yang mana kondisi tersebut terjadi atas perintah dari Pihak Kedua, maka Pihak
Kedua bertanggung jawab sepenuhnya atas biaya-biaya yang timbul selama
proses pengangkatan atau penarikan Alat Berat sampai pada posisi aman serta
perawatan dan pemulihan atas cedera operator Alat Berat tersebut. Selama
terjadinya usaha penyelamatan maka Alat Berat tersebut dihitung kerja, dan
segala biaya perbaikan yang tidak ditanggung oleh Pihak Asuransi maka
menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.
l. Jika terjadi kerusakan atau kehilangan alat atau komponen alat berat maka
Pihak Kedua wajib bertanggung jawab untuk mengganti biaya-biaya yang tidak
ditanggung oleh Pihak Asuransi dan untuk itu harus dibuat berita acara yang
ditandatangani oleh Operator dan petugas pengawas kerja dari Pihak Kedua,
dan atas kehilangan tersebut maka Pihak Kedua harus melaporkan kepada Pihak
Pertama paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam. Perhitungan sewa tetap
berjalan sejak terjadi kehilangan sampai dengan beroperasinya Alat Berat.
m. Tidak berhak untuk memindah tangankan kepemilikan Alat Berat Pihak
Pertama, termasuk tidak untuk dijual, digadai, disewakan, dipinjamkan,
dijaminkan dan sebagainya.

Paraf Pihak Pertama Hal. 7 - 13 Paraf Pihak Kedua


n. Tidak diperbolehkan dengan bentuk dan cara apapun juga menutup, merubah
pelat-pelat, nomor-nomor, tanda-tanda pengenal ataupun nama-nama dari Alat
Berat tersebut, atau membongkar, melepaskan dan memindahkan bagian-bagian
dari Alat Berat tersebut.
o. Pihak Kedua menjamin kepada Pihak Pertama bahwa seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh Pihak Kedua dalam menggunakan Alat Berat tersebut dilakukan
dengan tidak melawan hukum perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
dan apabila terjadi pelanggaran hukum oleh Pihak Kedua (yang berhubungan
dengan Legalitas Pertambangan dan Kehutanan ataupun pelanggaran-
pelanggaran hukum yang lainnya) yang mengakibatkan adanya penyitaan oleh
Pihak Ketiga (Pihak Berwajib) terhadap Alat Berat yang disewa dari Pihak
Pertama, maka Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses
pengurusan perkara dan segala tindakan hukum (sanksi hukum), hingga Alat
Berat tersebut dinyatakan bebas tuntutan atau di kembalikan kepada Pihak
Pertama. Dan seluruh biaya-biaya yang timbul selama proses penyelesaian
perkara penyitaan ini menjadi tanggung jawab Pihak Kedua. Serta Pihak Kedua
tetap berkewajiban membayar sewa sebesar charge minimum (200 HM/ bulan).
Dan segala kerusakan yang timbul selama dalam proses hukum terhadap Alat
Berat yang disewa, maka semua biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Pihak
Kedua.
p. Pihak Kedua Bertanggung Jawab penuh atas semua masalah lokal termasuk
kerjasama dengan ataupun perekrutan dan pemberhentian masyarakat lokal
sebagai karyawan Pihak Kedua dan penyelesaian atas masalah dengan
masyarakat lokal serta sosialisasi yang diperlukan untuk suksesnya pelaksanaan
Perjanjian ini.
q. Pihak Kedua berkewajiban mengerjakan unit diarea tambang dan tidak
diperbolehkan untuk bekerja di atas tongkang. Apabila Pihak Kedua
mengerjakan unit di Pelabuhan Jetty atau didalam tongkang, maka Pihak Kedua
akan dikenakan denda/pinalti Rp 50.000.000,-/Unit perhari.
r. Pihak Kedua wajib bertanggung jawab untuk mengganti unit yang tenggelam
dengan unit yang sama tahun pembuatannya apabila Pihak kedua melakukan
pekerjaan di Pelabuhan Jetty atau didalam tongkang yang mengakibatkan
insiden unit tenggelam ke sungai/laut. Hal tersebut kami berlakukan karena
pihak Asuransi tidak menanggung unit yang bekerja di Pelabuhan Jetty atau
didalam tongkang.
s. Apabila unit standby yang diakibatkan cuaca (hujan) satu hari penuh maka
Pihak Kedua akan dikenakan charge 50%/ 4 (Empat) jam dari total jam kerja
normal 8 (Delapan) jam satu hari.

Pasal 7
Pernyataan dan Jaminan

Pihak Pertama dengan ini menyatakan dan menjamin kepada Pihak Kedua bahwa:

1. Pihak Pertama adalah perseroan terbatas yang didirikan dan berada di bawah hukum
Republik Indonesia, dan memiliki wewenang sesuai dengan Anggaran Dasarnya dan
dokumen perusahaan lainnya, termasuk ijin usahanya, dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia untuk mengadakan dan melaksanakan
kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan untuk menjalankan usahanya.

Paraf Pihak Pertama Hal. 8 - 13 Paraf Pihak Kedua


2. Pihak Pertama adalah pemilik yang sah dan berhak untuk menyewakan Alat Berat
tersebut kepada Pihak Kedua.

3. Pihak Pertama menjamin selama Perjanjian Pihak Kedua tidak akan mendapat tuntutan
dari Pihak manapun atas Alat Berat yang disewakan tersebut, dan oleh karena itu Pihak
Kedua dengan ini dibebaskan oleh Pihak Pertama dari tuntutan tersebut, biaya – biaya
dan kerugian Pihak Kedua yang timbul berkaitan baik langsung maupun tidak langsung
dalam tuntutan tersebut akan ditanggung dan diganti sepenuhnya oleh Pihak Pertama.

4. Eksekusi dan pelaksanaan Perjanjian ini telah disahkan oleh tindakan perusahaan yang
diperlukan dan Pihak Pertama telah menerima semua persetujuan yang diperlukan untuk
mengadakan dan melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan oleh
karena itu tidak melanggar hukum atau pembatasan kontraktual yang mengikat Pihak
Pertama (termasuk usaha, ijin usaha, asetnya), dan oleh karena itu penandatangan
Perjanjian ini memiliki wewenang untuk menandatangani atas nama dan mengikat Pihak
Pertama. Pihak Pertama akan menyediakan bukti sah hal tersebut diatas jika diminta
oleh Pihak Kedua.

5. Pihak Pertama tidak berada dalam atau mengalami kepailitan, insolvensi, pengurusan
kurator, pengurusan pemerintah atau pengadilan atau proses sejenis, atau pembuatan
perintah berdasarkan proses tersebut.

Pihak Kedua dengan ini menyatakan dan menjamin kepada Pihak Pertama bahwa:

1. Pihak Kedua adalah perseroan terbatas yang didirikan dan berada di bawah hukum
Republik Indonesia, dan memiliki wewenang sesuai dengan Anggaran Dasarnya dan
dokumen perusahaan lainnya, termasuk ijin usahanya, dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan Republik Indonesia untuk mengadakan dan melaksanakan
kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan untuk menjalankan usahanya.

2. Pihak Kedua tidak akan membujuk dan / atau mengintimidasi dan / atau menjanjikan
sesuatu kepada Operator untuk tujuan tertentu yang bertentangan dengan tujuan
Perjanjian ini dan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia untuk keuntungan
sepihak.

3. Bahwa Pihak Kedua tidak akan menggunakan Alat Berat untuk hal yang bertentangan
dengan Perjanjian ini dan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia
danterhadap hal ini maka Pihak Pertama dibebaskan dari segala bentuk tuntutan maupun
biaya yang timbul baik yang berkaitan langsung maupun yang tidak langsung.

4. Pihak Kedua tidak akan menunjuk pihak ketiga manapun selama Jangka Waktu
Perjanjian ini untuk menggantikan atau mengurangi jumlah Alat Berat yang tercantum
pada Pasal 4 Perjanjian ini tanpa adanya persetujuan tertulis dari Pihak Pertama.

5. Pihak Kedua menjamin bahwa seluruh transaksi pembayaran yang dilakukan oleh Pihak
Kedua kepada Pihak Pertama bukan berasal dari sebuah perbuatan yang dikualifir
merupakan perbuatan melawan hukum ataupun perbuatan yang bertentangan dengan
hukum yang berlaku di Indonesia apabila dikemudian hari ternyata ditemukan bahwa
seluruh transaksi pembayaran yang dilakukan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama
berasal dari sebuah perbuatan yang dikualifir merupakan perbuatan melawan hukum

Paraf Pihak Pertama Hal. 9 - 13 Paraf Pihak Kedua


ataupun perbuatan yang bertentangan dengan hukum perundang-undangan yang berlaku
di Indonesia, maka Pihak Kedua akan bertanggung jawab mutlak terhadap hal tersebut
dan atas seluruh kerugian yang diderita oleh Pihak Pertama.

6. Eksekusi dan pelaksanaan Perjanjian ini telah disahkan oleh tindakan perusahaan yang
diperlukan dan Pihak Kedua telah menerima semua persetujuan yang diperlukan untuk
mengadakan dan melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini dan oleh
karena itu tidak melanggar hukum atau pembatasan kontraktual yang mengikat Pihak
Kedua (termasuk usaha, ijin usaha, asetnya), dan oleh karena itu penandatangan
Perjanjian ini memiliki wewenang untuk menandatangani atas nama dan mengikat Pihak
Kedua. Pihak Kedua akan menyediakan bukti sah hal tersebut diatas jika diminta oleh
Pihak Pertama.

7. Pihak Kedua tidak berada dalam atau mengalami kepailitan, insolvensi, pengurusan
kurator, pengurusan pemerintah atau pengadilan atau proses sejenis, atau pembuatan
perintah berdasarkan proses tersebut.

Pasal 8
Pemutusan Perjanjian Sebelum Jangka Waktu Perjanjian Berakhir

1. Apabila Pihak Kedua menjadi tidak berwenang untuk mengerjakan proyeknya di Lokasi
Kerja dan/atau mengalami pemutusan perjanjian dengan pihak lain yang berhubungan
dengan pemakaian Alat Berat Pihak Pertama, maka Pihak Kedua berkewajiban
mengalokasikan Alat Berat Pihak Pertama ke lokasi lain milik Pihak Kedua dan
seluruh biaya untuk memindahkan Alat Berat ke lokasi baru tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawabPihak Kedua dan waktu mobilisasi dihitung jam kerja.

2. Jika Pihak Kedua tidak dapat melaksanakan ayat 1diatas, maka Pihak Pertama tetap
akan membebankan Pihak Kedua harga sewa per HM dengan memperhitungkan jam
normal sebesar 200 HM untuk sisa Jangka Waktu dari Perjanjian ini.

3. Apabila Pihak Kedua melakukan pemutusan Perjanjian secara sepihak dengan alasan
apapun diluar kesalahan Pihak Pertama, maka Pihak Kedua tetap berkewajiban untuk
membayar kepada Pihak Pertama seperti pada ayat 2 diatas.

4. Pihak Pertama berhak memutuskan Perjanjian tanpa peringatan dan tanpa menunggu
keputusan pengadilan apabila wakil dari Pihak Kedua ditemukan melakukan atau
terlibat dalam tindak pidana baik penggelapan dan/atau pemalsuan dokumen sehingga
menyebabkan kerugian keuangan terhadap Pihak Pertama. Dalam kasus ini Para Pihak
sepakat untuk menyelesaikan semua pembayaran yang belum terlaksana dan
pembayaran lainnya sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian ini yang menjadi
kewajiban masing-masing Pihak.

5. Perjanjian ini akan berakhir sesuai kesepakatan tertulis Para Pihak dengan ketentuan
Para Pihak telah menyelesaikan semua pembayaran yang belum terlaksana dan
pembayaran lainnya sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian yang menjadi kewajiban
masing - masing pihak.

6. Masing-masing Pihak berhak untuk mengakhiri Perjanjian melalui pemberitahuan


tertulis kepada masing-masing Pihak, tanpa harus membayar kerugian kepada masing-

Paraf Pihak Pertama Hal. 10 - 13 Paraf Pihak Kedua


masing Pihak apabila salah satu Pihak gagal menjalankan kewajibannya sebagaimana di
dalam Perjanjian ini.

Pasal 9
Berakhirnya Perjanjian

1. Perjanjian ini berakhir apabila:


a. Jangka waktu sewa berakhir dan tidak diperpanjang oleh Para Pihak;
b. Salah satu Pihak mengakhiri Perjanjian ini yang disebabkan salah satu Pihak
melanggar satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini (Cidera Janji); dan
atau
c. Diakhiri oleh salah satu Pihak berdasarkan kesepakatan Para Pihak secara
tertulis dengan pemberitahuan tertulis 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal
efektif pengakhiran.

2. Dengan ketentuan berakhirnya Perjanjian tersebut di atas, maka Para Pihak sepakat
mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 KUH Perdata.

3. Apabila terjadi pengakhiran Perjanjian, maka Pihak Kedua wajib segera menyerahkan
Alat Berat dan segala kelengkapan Alat Berat kepada Pihak Pertama, dan Pihak Pertama
agar dapat melakukan demobilisasi Alat Berat dari Lokasi Proyek. Para Pihak akan
menandatangani BAST II untuk penyerahan kembali Alat Berat.

Pasal 10
Kerahasiaan

1. Sejak Perjanjian ini ditandatangani dan setelah berakhir, maka Para Pihak wajib
merahasiakan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam kesepakatan dan tidak
memberitahukan kepada pihak lain atas hal-hal yang berkenaan dengan bisnis, financial
atau seluruh informasi rahasia yang berkaitan atau diperoleh berdasarkan Perjanjian ini,
atau memberikan copy atau konsep dari dokumen atau mengungkapkan identitas Para
Pihak (atau salah satu dari mereka), kecuali atas Persetujuan secara tertulis dari Para
Pihak.

2. Ketentuan sebagaimana yang diatur dalam pasal ini tidak berlaku dalam hal
pengungkapan infomasi yang dilakukan (i) kepada Direksi, Pekerja dan anak perusahaan
(subsidiary) dengan persyaratan Pihak yang mengungkapkan informasi harus menjamin
pihak-pihak tersebut tunduk pada ketentuan Kerahasiaan dalam Kesepakatan ini; (ii)
yang diharuskan berdasarkan peraturan yang berlaku, ketentuan pasar modal, lembaga
keuangan dan/atau perbankan, putusan pengadilan; atau (iii) kepada Badan/Lembaga
Pemerintah yang memiliki otoritas atau yuridiksi terhadap Pihak yang mengungkapkan
informasi sesuai ketentuan perundang-undangan.

3. Bahwa Pihak yang tidak memenuhi ketentuan dalam pasal ini wajib bertanggung jawab
penuh dan menanggung seluruh kerugian yang diderita oleh Pihak Lainnya.

Paraf Pihak Pertama Hal. 11 - 13 Paraf Pihak Kedua


Pasal 11
Penyelesaian Perselisihan

1. Para Pihak sepakat, jika terjadi sengketa dan/atau perselisihan yang timbul sehubungan
dengan Perjanjian ini diantara Para Pihak, termasuk namun tidak terbatas pada hal-hal
yang berkaitan dengan keberadaan, keberlakuan, pelaksanaan hak atau kewajiban Para
Pihak, maka Para Pihak akan melakukan penyelesaian sengketa atau perselisihan
tersebut terlebih dahulu dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat diantara Para
Pihak;

2. Dalam hal penyelesaian secara musyawarah tidak dapat dicapai selambat-lambatnya 30


(tiga puluh) hari Kerja sejak dimulainya proses musyawarah tersebut, maka Para Pihak
sepakat untuk menyelesaikan sengketa dan/atau perselisihan tersebut pada Pengadilan
Negeri Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.

Pasal 12
Keadaan Memaksa

1. Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa dalam Perjanjian ini adalah keadaan atau
peristiwa yang kejadiannya tidak dapat diperkirakan sebelumnya oleh Para Pihak dan
berada diluar kemampuan Para Pihak untuk mengatasinya, serta nyata-nyata
menghambat kelancaran pelaksanaan kewajiban oleh Pihak yang mengalaminya
(“Keadaan Memaksa”), yang mana Keadaan Memaksa tersebut dapat berupa antara
lain epidemi, bencana alam, sabotase, huru-hara, perubahan kebijakan pemerintah atau
peraturan perundangan-undangan. Dan menurut hukum pada umumnya dipandang
sebagai “Keadaan Memaksa”.

2. Apabila terjadi Keadaan Memaksa, maka Pihak yang mengalaminya harus


memberitahukan secara lisan dalam waktu 1x24 jam sejak pertama kali diketahui
Keadaan Memaksa tersebut terjadi, kemudian diikuti dengan pemberitahuan tertulis
tentang kejadian tersebut kepada Pihak lainnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak
terjadinya Keadaan Memaksa tersebut, disertai bukti-bukti yang sah dan dapat
dipertanggung-jawabkan. Jika dalam jangka waktu tersebut tidak memberitahukan
secara tertulis, maka dianggap tidak pernah terjadi Keadaan Memaksa. Pemberitahuan
secara tertulis juga harus dilakukan dalam jangka waktu yang sama apabila Keadaan
Memaksa telah berakhir.

3. Segala kewajiban pada Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa, selain kewajiban
berdasarkan Pasal ini, ditangguhkan selama terjadinya Keadaan Memaksa. Namun
demikian, PIHAK tersebut harus berusaha sedapat mungkin untuk segera memenuhi
segala kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini.

4. Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak diterimanya pemberitahuan mengenai terjadinya
Keadaan Memaksa, Para Pihak harus sudah bertemu dan mengadakan kesepakatan
sehubungan dengan kelanjutan Perjanjian dan kewajiban yang ditangguhkan tersebut
dan menuangkannya ke dalam Addendum Perjanjian yang merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini.

Paraf Pihak Pertama Hal. 12 - 13 Paraf Pihak Kedua


Pasal 13
Ketentuan – Ketentuan Lain

1. Para Pihak yang menandatangani Perjanjian ini adalah Pihak yang sah dan berwenang
untuk menandatangani Perjanjian ini. Apabila tidak, maka Pihak yang menandatangan
Perjanjian ini bertanggung jawab secara pribadi.

2. Hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi oleh Para Pihak atas kekuatan
perjanjian ini tidak akan berakhir karena bubarnya badan hukum atau meninggalnya
salah satu Pihak atau terjadi perubahan pengurus/pemegang saham, akan tetapi wajib
diteruskan dan ditaati para penggantinya.

3. Perjanjian ini tunduk dan ditafsirkan menurut hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

4. Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam perjanjian ini akan diatur
lebih lanjut dalam perjanjian tambahan (Addendum) yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini. Setiap perubahan atas perjanjian ini harus
disetujui dan dibuat secara tertulis serta ditanda tangani oleh Para Pihak.

Demikian surat perjanjian ini dibuat, disepakati dan ditandatangani oleh kedua belah pihak
dalam keadaan sehat jasmani dan rohani tanpa ada paksaan dari pihak lain.

Selanjutnya surat perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) diatas kertas bermaterai cukup
yang berisikan sama di mana masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Pihak Pertama Pihak Kedua


PT CIPTA SARANA MAKMUR PT. ASLAM BROTHERS INDONESIA

BAMBANG OKI BIANTO SIRAJUDDIN N.ASLAM


Kuasa Direktur Direktur

Saksi Pihak Pertama: Saksi Pihak Kedua:

1. Apriadi 1.

2. 2.

Paraf Pihak Pertama Hal. 13 - 13 Paraf Pihak Kedua

Anda mungkin juga menyukai