Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang jumlah

penduduknya sangat besar. Sebagai negara kepulauan, penduduk Indonesia

memiliki persebaran yang tidak merata. Berbagai masalah akibat dari persebaran

penduduk yang tidak merata kerap kali muncul. Disamping itu, faktor

pertumbuhan penduduk yang besar dengan persebaran tidak merata serta

rendahnya kualitas penduduk juga menjadi sumber permasalahan yang berkaitan

dengan kependudukan di Indonesia.

Pesatnya pertumbuhan penduduk memang sangat berpotensi memunculkan

berbagai permasalahan dibidang kependudukan. Permasalahan ini diantaranya

seperti pemalsuan Kartu Keluarga, KTP ganda, Akta Kelahiran ganda, dan

pemalsuan dokumen kependudukan lainnya dimana pemalsuan tersebut

digunakan untuk melakukan suatu tindak pidana. Tindak pidana yang dilakukan

biasanya mulai dari kejahatan penipuan, seperti peminjaman uang, pengajuan

kartu kredit, maupun untuk kejahatan politis seperti dalam kasus pemilihan umum

dan pemilihan gubernur.

Penjelasan mengenai asas sederhana dan biaya ringan tercantum pada pasal 4

ayat (2) Undang – Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman,

bahwa yang dimaksud “sederhana” adalah pemeriksaan dan penyelesaian perkara

dilakukan dengan cara efisien dan efektif, dan yang dimaksud dengan “biaya

1
ringan” adalah biaya perkara yang dapat dipikul oleh rakyat. Sedangkan yang

dimaksud dengan “cepat” adalah penyelesaian perkara yang dilakukan oleh pihak

Kepolisian tidak memakan waktu yang lama dan segera melimpahkan perkara

sesuai dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.

Sesuai dengan pasal 3 huruf (e), (f) dan (g) Peraturan Kepala Kepolisian

Negara Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2012 tentang Manajemen

Penyidikan Tindak Pidana dijelaskan bahwa prinsip – prinsip dalam peraturan ini:

e. Transparan, yaitu proses penyelidikan dan penyidikan dilakukan


secara terbuka yang dapat diketahui perkembangan penanganannya
oleh masyarakat;
f. Akuntabel, yaitu proses penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan
dapat dipertanggungjawabkan; dan
g. Efektif dan efisien, yaitu penyidikan dilakukan secara tepat, murah
dan tuntas

Fungsi dan tujuan asas cepat, sederhana dan biaya ringan bukan hanya

sekedar menitik beratkan pada unsur kecepatan dan biaya ringan melainkan asas

ini bertujuan agar suatu proses penyidikan yang relatif tidak memakan jangka

waktu yang lama dan berlarut – larut sesuai dengan kesederhanaan hukum acara

itu sendiri.

Dalam kenyataannya, sekarang ini banyak terjadi penyalahgunaan yang

terkait dengan administrasi kependudukan oleh pihak yang ingin mendapatkan

keuntungan. Seperti yang terjadi pada kasus pemalsuan surat keterangan pindah

palsu yang digunakan untuk proses pembuatan Kartu Keluarga di Kabupaten

Purworejo yang dilakukan oleh Sdri. Ani Siti Lestari alias Ibu Ambyah. Pelaku

membantu proses pembuatan surat keterangan pindah palsu dengan cara menulis

tangan sendiri blangko yang telah dimiliki sebelumnya serta membuat tanda

2
tangan dan juga cap yang dilakukan oleh pelaku sendiri. Kemudian surat

keterangan pindah tersebut digunakan untuk proses pembuatan Kartu Keluarga di

Catatan Sipil Kabupaten Purworejo.1

Selain itu, kasus yang menjerat Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Abraham Samad yang ditetapkan sebagai tersangka pemalsuan dokumen.

Penetapan Abraham Samad pada tanggal 9 Februari 2015 sebagai tersangka

berdasarkan bukti yang disita oleh penyidik berupa Kartu Keluarga (KK), KTP

Feriyani Lim dan paspor Feriyani Lim yang diduga dipalsukan. Dalam kasus ini,

Abraham Samad sebagai kepala keluarga dan Feriyani Lim sebagai family. 2

Kemudian kasus pemalsuan surat juga terjadi di Bangil Pasuruan. Dua pelaku

dalam kasus pemalsuan surat – surat administrasi kependudukan berhasil

ditangkap oleh Satreskrim Polres Pasuruan pada tanggal 8 Januari 2016. Mereka

ditangkap setelah Kepala Dispendukcapil Kabupaten Pasuruan melaporkan

dugaan pemalsuan Kartu Keluarga (KK). Kedua tersangka yaitu Yusuf (45),

warga Dusun Barsari, Desa Gambiran, Kecamatan Prigen. Sementara rekannya

Nurmiati (50), warga lingkungan / Kelurahan Kutorejo, Kecamatan Pandaan.

Yusuf berperan sebagai pembuat surat – surat palsu seperti KTP, KK dan surat –

surat lainnya. Sementara Nurmiati berperan sebagai penerima order.3

Upaya penyelidikan dan upaya penyidikan tindak pidana pemalsuan identitas

Kartu Keluarga prosedur yang dilakukan oleh pihak kepolisian belum sesuai

dengan perundang – undangan. Dilihat dari prosedur yang ada terjadi proses yang

1
Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang diberikan oleh Pihak Kepolisian
2
Liputan6, 2 Kasus Pemalsuan Dokumen Yang Membelit Abraham Samad, http: // news
.liputan6.com, diakses tanggal 15 Januari 2016
3
Kabar Bromo Terkini, Satreskrim Polres Pasuruan Bekuk Dua Pemalsu Adminduk, http:
//kabarbromoterkini.com, diakses tanggal 15 Januari 2016

3
terlalu lama dimulai sejak adanya laporan, dikeluarkannya surat perintah

penyelidikan (sprin lidik), surat perintah penyidikan (sprin sidik), sampai dengan

dikeluarkannya Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) yang terjadi

selama kurang lebih 3 (tiga) bulan. Seharusnya proses sejak adanya laporan

hingga dikeluarkannya Surat Perintah Dimulainya Penyidikan (SPDP) tidak

memerlukan waktu yang lama sesuai dengan azas cepat, sederhana, dan biaya

ringan.

Kemudian dalam hal penegakan hukum apabila terjadi tindak pidana

pemalsuan identitas Kartu Keluarga ini para pihak yang merasa dirugikan dapat

melaporkan kepada pihak yang berwajib, sehingga dapat di proses secara hukum

dan oknum yang melakukan pemalsuan identitas dapat dijerat hukuman sesuai

yang ditentukan pada pasal Pasal 263 ayat (1) Kitab Undang – Undang Hukum

Pidana (KUHP) yang berbunyi4:

“Barang siapa membuat surat palsu atau memalsukan surat yang dapat
menimbulkan sesuatu hak, perikatan atau pembebasan hutang, atau yang
diperuntukkan sebagai bukti daripada sesuatu hal dengan maksud untuk
memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah
isinya benar dan tidak dipalsu, diancam jika pemakaian tersebut dapat
menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara
paling lama enam tahun”.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses penyidikan

yang dilakukan oleh pihak Kepolisian dalam mengungkap suatu peristiwa hukum

dirasa kurang efektif dan efisien karena terjadi proses yang terlalu lama sehingga

tidak sesuai dengan asas cepat, sederhana dan biaya ringan. Kesenjangan terjadi

karena apa yang seharusnya dilakukan oleh penyidik berdasarkan Kitab Undang –

4
Kitab Undang – Undang Hukum Pidana

4
Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dan asas tersebut tidak sesuai dengan

fakta yang ditemukan dilapangan. Hasil studi pendahuluan menjelaskan indikasi

kuat bahwa azas tersebut belum optimal dilaksanakan oleh pihak Kepolisian

Polres Kabupaten Purworejo. Beberapa fakta yang ditemukan dilapangan antara

lain :

 Lamanya penyelidikan dan penyidikan yang dimulai dari laporan yang diterima

oleh pihak Kepolisian sampai selesainya P21 (BAP selesai)

 Pemeriksaan terhadap para saksi yang dilakukan secara berulang – ulang

dengan materi pertanyaan yang juga sebagian sama menyebabkan para saksi

memerlukan waktu yang lama untuk mengikuti proses penyidikan, termasuk

dengan adanya perpanjangan penahanan.

 Proses pemeriksaan yang memakan waktu lama dan berulang – ulang

menimbulkan kerugian terutama bagi para saksi, kerugian yang dialami

meliputi kerugian materi dan imateriil.

Berdasarkan pemaparan diatas serta fakta – fakta yang ditemukan maka

penulis tertarik mengangkat permasalahan mengenai pelaksanaan proses

penyidikan, yang nantinya dapat memberikan manfaat dan menganalisis

pemalsuan identitas Kartu Keluarga, sehingga mengambil judul penelitian

“Pelaksanaan Asas Cepat, Sederhana dan Biaya Ringan Dalam Proses

Penyelidikan dan Penyidikan Perkara Pemalsuan Identitas Kartu Keluarga

(Studi di Polres Kabupaten Purworejo Jawa Tengah)”

5
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis

mempersempit pokok permasalahan. Permasalahannya adalah :

1. Bagaimana pelaksanaan asas cepat, sederhana dan biaya ringan terkait

dengan proses penyelidikan dan penyidikan perkara pemalsuan identitas

Kartu Keluarga?

2. Kendala – kendala apa saja yang dihadapi penyidik dalam pelaksanaan

asas cepat, sederhana dan biaya ringan dalam proses penyelidikan dan

penyidikan perkara pemalsuan Kartu Keluarga?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan asas cepat,

sederhana dan biaya ringan terkait dengan proses penyelidikan dan

penyidikan perkara pemalsuan identitas Kartu Keluarga.

2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kendala pelaksanaan asas cepat,

sederhana dan biaya ringan terkait dengan proses penyelidikan dan

penyidikan perkara pemalsuan identitas Kartu Keluarga.

D. Manfaat Penelitian

Dari tujuan yang ingin dicapai oleh penulis, maka penelitian ini dapat

memberikan manfaat yaitu meliputi :

6
1. Bagi Penulis

Penulisan ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana hukum dan

harapannya melalui penelitian ini penulis dapat menambah wawasan

tentang pelaksanaan proses penyidikan perkara tindak pidana pemalsuan

identitas Kartu Keluarga (KK) dengan menggunakan azas cepat, sederhana

dan biaya ringan, sehingga nantinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber

informasi bagi masyarakat.

2. Bagi Kalangan Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi atau rujukan awal untuk

penelitian lebih lanjut berkaitan dengan suatu penerapan hukum mengenai

proses penyidikan perkara tindak pidana pemalsuan dengan menggunakan

azas cepat, sederhana dan biaya ringan.

3. Bagi Masyarakat

Dengan adanya hasil penelitian ini harapannya mampu menjadikan sarana

dalam memperoleh pengetahuan yang lebih terkait tindak pidana

pemalsuan identitas Kartu Keluarga (KK).

E. Kegunaan Penelitian

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan kontribusi

untuk pembangunan hukum di Indonesia, khususnya di bidang hukum

pidana agar kemudian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan di

kemudian hari.

7
2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak yang

berkepentingan dalam penulisan hukum pidana khususnya tentang

pelaksanaan proses penyidikan perkara tindak pidana pemalsuan identitas

Kartu Keluarga (KK) dengan menggunakan azas cepat, sederhana dan

biaya ringan dan kesadaran masyarakat pada umumnya.

F. Metode Penelitian

Untuk memecahkan atau membahas permasalahan tersebut diatas, diperlukan

data lapangan (data primer) yang obyektif dan terjamin validitas dan akurasinya.

Guna mendapatkan data tersebut penulis menggunakan metode penelitian sebagai

berikut :

1. Metode Pendekatan

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

sosiologis yaitu ditekankan pada segi hukum dengan mengadakan

penelitian langsung ke lokasi penelitian. Penggunaan metode tersebut

mengingat bahwa permasalahan yang diteliti erat hubungannya dengan

ketentuan hukum yang berlaku dan penerapannya dalam praktek yang

dikembangkan dalam realita kehidupan masyarakat.

2. Alasan Pemilihan Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah hukum Kabupaten Purworejo Jawa

Tengah. Lokasi penelitian yaitu Polres Kabupaten Purworejo Jawa Tengah

yang terletak di Jl. Gajah Mada No. 2 Purworejo Jawa Tengah. Alasan

8
pemilihan lokasi tersebut karena lokasi yang penulis pilih berhubungan

langsung dengan permasalahan yang penulis bahas dalam penelitian ini

dan pernah terjadi perkara pemalsuan identitas Kartu Keluarga (KK).

3. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari lokasi penelitian. Untuk mendapatkan sumber data

primer, peneliti mengumpulkan secara langsung melalui teknik

wawancara, dokumentasi, serta sumber – sumber yang diperoleh dari

penyidik Polres Kabupaten Purworejo dan keterangan dari para pihak

yang terkait dengan permasalahan hukum yang penulis teliti.

b. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau

dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data

sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti laporan,

dokumen, buku, majalah, maupun berita dimedia cetak yang berkaitan

dengan masalah yang dibahas.

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah :

a. Interview atau Wawancara

Yaitu tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber

yang dianggap mengetahui tentang masalah penelitian untuk

9
memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal. Penulis

akan melakukan interview atau wawancara kepada pihak Kepolisian

yang menangani perkara terkait dengan permasalahan yang sedang

penulis teliti :

1. Nama : AKP. Andis Arfan Tofani, SH., MH

Jabatan : Kasat Reskrim Polres Purworejo

Instansi : Polres Kabupaten Purworejo

2. Nama : IPDA. Khusen Martono, SH

Jabatan : Kanit 1 Reskrim

Instansi : Polres Kabupaten Purworejo

3. Nama : BRIPKA Sutrisna, SH

Jabatan : Penyidik Pembantu

Instansi : Polres Kabupaten Purworejo

Selain wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada pihak Kepolisian

yang menangani perkara tersebut, penulis juga melakukan wawancara

dengan beberapa saksi diantaranya :

1. Nama : Sri Sulasmi Binti Sukarno (Alm)

Alamat : Dusun Jetakan RT/RW. 01/04 Desa Jogonegoro

Kec. Mertoyudan Kab. Magelang

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

2. Nama : Khamim Bin Munawir

Alamat : Perum KBN Nomor 116 RT/RW. 05/08 Kel.

Pangenjurutengah Kec. Purworejo Kab. Purworejo

10
Pekerjaan : Staff Dinas Catatan Sipil Kabupaten Purworejo

3. Nama : Umaryo Bin HM Anwar

Alamat : Dusun Genting RT/RW. 01/03 Desa Sambeng

Kec. Bayan Kab. Purworejo

Pekerjaan : Mantan Kepala Desa

4. Nama : Sumardi Bin Keto Diwiryo (Alm)

Alamat : Dusun Genting RT/RW. 01/01 Desa Sambeng

Kec. Bayan Kab. Purworejo

Pekerjaan : Mantan Sekretaris Desa

b. Teknik Dokumen

Yaitu pengambilan data dari Kepolisian dalam bentuk dokumen –

dokumen yang diperlukan dan berhubungan langsung dengan tema

pokok penelitian ini.

5. Teknik Analisa Data

Sehubungan dengan permasalahan hukum yang diangkat oleh penulis,

maka penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang berarti

menjabarkan atau menguraikan dari hasil penelitian ke dalam sebuah

tulisan dan mendalami mengenai persoalan yang dikaji. Selanjutnya dalam

hal tersebut maka penulis melakukan analisis melalui pendekatan

konseptual yang mendasarkan kepada teori yang ada dalam Kitab Undang

– Undang Hukum Acara Pidana dan Kitab Undang – Undang Hukum

Pidana, kemudian dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang

dicapai sesuai dengan pemikiran penulis.

11
G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam mengetahui isi skripsi ini, maka penulis

membuat sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang pengambilan permasalahan yang menjadi

pokok pembahasan dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat

penulisan serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Dalam bab ini menguraikan dan menjelaskan mengenai teori dan

konsep hukum yang terdiri dari tinjauan umum mengenai tindak

pidana pemalsuan identitas Kartu Keluarga (KK), mekanisme

kinerja kepolisian dalam pelaksanaan proses penyidikan perkara

tindak pidana pemalsuan identitas Kartu Keluarga (KK) dengan

menggunakan azas cepat, sederhana dan biaya ringan agar sesuai

dengan ketentuan perundang – undangan yang berlaku.

BAB III PEMBAHASAN

Dalam bab ini menguraikan pembahasan pokok permasalahan

dalam penulisan mengenai analisis terhadap pelaksanaan azas

cepat, sederhana dan biaya ringan serta kendala pelaksanaan azas

cepat, sederhana dan biaya ringan terkait dengan proses

penyelidikan dan penyidikan perkara tindak pidana pemalsuan

identitas Kartu Keluarga (KK) di daerah Polres Purworejo.

12
BAB IV PENUTUP

Dalam bab terakhir ini berisi kesimpulan dari pembahasan yang

telah dilakukan pada pokok permasalahan dan juga berisi

mengenai saran yang menjadi pemikiran penulis secara singkat

sebagai upaya untuk penemuan pemecahan masalah atas

permasalahan hukum yang diangkat terkait dengan penegakan

hukum itu dilaksanakan.

13

Anda mungkin juga menyukai