Anda di halaman 1dari 14

Penerapan Strategi K3 di

sektor kemaritiman
(nelayan)
KELOMPOK 2:
Febe Suoth 19111101007
Talita Lumempow 19111101011
Rosalinda Pantow 19111101044
Definisi Nelayan

suatu kelompok masyarakat yang


kehidupannya bergantung
langsung dari hasil laut, baik
dengan cara melakukan
penangkapan ataupun budidaya.
Upaya penyebarluasan informasi bidang K3 banyak didapatkan oleh
perusahaan-perusahaan sektor formal yang tergolong menengah besar,
sedangkan pada sektor informal, hampir sama sekali tidak tersentuh. Sektor
informal bidang maritim pada nelayan salah satu sektor yang memiliki jumlah
yang besar, hal ini dikarenakan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar
nomor 4 di dunia yang terdiri dari 17.000 pulau. Terdapat ± 8090 desa pesisir
yang tersebar di 300 kabupaten/kota pesisir. Dimana 234,2 juta jiwa penduduk
Indonesia, 67,87 juta jiwa bekerja di sektor informal dan hampir 30% dari pekerja
di sektor informal yaitu nelayan.
Tujuan k3 pada nelayan

Secara khusus bertujuan untuk


mencegah atau mengurangi
kecelakaan dan akibatnya, dan
untuk mengamankan kapal,
peralatan kerja, dan produk hasil
tangkapan.
Pelayanan K3 pada nelayan
(Martiana dan Wilujeng, 2006)

Pembuatan Pos Upaya Pleatihan pemahaman Peningkatan sarana prasarana


Kesehatan Kerja (UKK) tentang K3 untuk nelayan berupa media penyuluhan
(buku tentang K3)

Pelampung APD pada nelayan selama


melaut
UKK pada nelayan
(Martiana dan Wilujeng, 2006)

Pembentukan kader UKK Penyuluhan K3 tentang Pencegahan kecelakaan


bidang perikanan dan risiko pekerjaan kerja
kelautan

Penggunaan APD Kesehatan lingkungan kerja


UKK pada nelayan
(Martiana dan Wilujeng, 2006)

Pemeriksaan kesehatan Pemantauan kesehatan


sebelum bekerja lingkungan kerja

Pengobatan PAK Pemeriksaan kesehatan secara


berkala dan khusus
Masalah kesehatan pada nelayan
(Cahyawati, 2010)

DIARE DERMATITIS
Masalah kesehatan pada nelayan
(Cahyawati, 2010)

KEKURANGAN GIZI ISPA


Masalah kesehatan pada nelayan
(Cahyawati, 2010)
(kemenkes, 2013)

KATARAK GANGGUAN
PENDENGARAN
Strategi k3 pada Kemaritiman
Hadirnya sebuah satu kesatuan antara kebijakan kemaritiman
dan seluruh stakeholder, tentu akan sangat mendukung
kemajuan maritim Indonesia.

Strategi dan kebijakan di bidang maritim (Maritime Policy) harus


segera dibenahi guna mengoptimalkan potensi yang dimiliki, baik
menyangkut sumber daya laut, industri mau pun bisnis
transportasi.

Untuk itu, strategi dan kebijakan di bidang maritim (Maritime Policy)


harus segera dibenahi guna mengoptimalkan potensi yang dimiliki,
baik menyangkut sumber daya laut, industri mau pun bisnis
transportasi (Kusumastango, 2002).

Dengan demikian, dibutuhkan kepemihakan kebijakan sektor maritim,


baik melalui kebijakan makro, fiskal, mau pun moneter.
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI memiliki peran yang
sangat strategis dan signifikan. Andil yang diberikan oleh seluruh
stakeholder yang ahli di bidang kemaritiman di antaranya dari
kalangan pengusaha atau pebisnis, Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah, kalangan akademik, kalangan Legislatif hingga institusi lainnya
sebagai pemerhati di bidang kemaritiman.

Upaya penyatuan berbagai ide, pemikiran, masukan, kritik, pertanyaan,


penjelasan yang konstruktif (problem solfing) adalah hal yang sangat
penting bagi negeri maritim seperti Indonesia, mengingat sinkronisasi
antara pemerintah, BUMN/BUMD, swasta, LSM (misal Koalisi Rakyat
untuk Keadilan Perikanan (Kiara), dan institusi pendidikan saat ini
belum mampu berkolaborasi secara optimal.
Referensi:

Hendrawan, A. 2017. Analisa Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Nelayan.


Saintara: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Maritim , 2 (1), 12-23.

Kadarisman, M. 2017. Kebijakan keselamatan dan keamanan maritim dalam


menunjang sistem transportasi laut. Jurnal Manajemen Transportasi &
Logistik, 4(2), 177-192.

purba, s. 2017. isu strategi k3 nelayan. available from:


https://www.scribd.com/document/362659301/Isue-Strategis-k3-
Nelayan (online). diakses 15 mei 2022.

Thank You!

Anda mungkin juga menyukai