Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DAN


TELEMEDICA UJUNG NUSA DI WILAYAH PESISIR
KEPULAUAN

BIDANG KEGIATAN :
PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh :
Navy Sealsi Adinda Prisca Marina 201810420311075

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


MALANG
2021
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i

PENDAHULUAN...................................................................................................1

LATAR BELAKANG..........................................................................................1

TUJUAN GAGASAN..........................................................................................1

MANFAAT GAGASAN......................................................................................2

GAGASAN..............................................................................................................2

PERSOALAN LATAR BELAKANG PENCETUS GAGASAN.......................2

Integrasi Pelayanan Kesehatan Posyandu dan Telemedica Ujung Nusa di


Wilayah Pesisir Kepulauan..................................................................................3

Partisipan Proyek Gagasan...................................................................................3

Langkah Strategis Keberhasilan Rancangan Integrasi Pelayanan Kesehatan......4

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................5

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping..................7


1

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang memiliki pulau lebih dari 17.000 dan
merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki
garis pantai terpanjang sekitar 81.000 km yang dapat memberikan potensi
pengembangan pesisir. Mengacu pada UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintah
Daerah memberikan makna bahwa masyarakat di seluruh daerah termasuk
masyarakat yang berada di pesisir pantai akan mengalami proses pertumbuhan
sektor kegiatan. Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat yang merata maka
perlu memperhatikan tingkat kesehatannya, karena tingkat kesehatan yang kurang
baik akan sulit bagi masyarakat untuk dapat mengembangkan potensi yang
tersedia (Herlina & Permata, 2019).
Menurut Menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 2013 mengatakan
bahwa kelompok masyarakat pesisir yaitu nelayan perlu mendapat perhatian
khusus dalam pengembangan kesehatan. Pengembangan kesehatan wilayah pesisir
juga perlu mendapat penguatan dari aspek pelayanan kesehatan. Terdapat banyak
faktor penyebab kurangnya pelayanan kesehatan masyarakat pesisir. Pelayanan
kesehatan di wilayah pesisir saat ini masih sering terhambat karena kondisi
geografis yang sulit dijangkau. Kondisi sulitnya medan dan alat serta tenaga
kesehatan yang kurang memadai membuat pelayanan kesehatan di wilayah pesisir
sering tertinggal dan muncul berbagai masalah kesehatan (Rahmad, 2019).
Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat pesisir pantai
dan kepulauan, maka diperlukan integritas dari berbagai pihak untuk
merealisasikan rencana tersebut. Diperlukan konsep pelayanan kesehatan yang
terintegrasi, penguatan pelayanan posyandu di daerah pesisir dengan
memanfaatkan media teknologi informasi atau telemedikasi seperti aplikasi
kesehatan yang sudah ada. Rancangan tersebut dapat dibarengi dengan konsepan
posyandu tau puskesmas road trip (terapung), yang dapat menjangkau masyarakat
di pulau-pulau kecil dan pesisir. Dengan rancangan tersebut juga diharapkan dapat
membantu mewujudkan tujuan global SDGs 2030 kesehatan menjamin kehidupan
yang sehat di seluruh penduduk dengan berbagai usia.
TUJUAN GAGASAN
Dari masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari gagasan
ini yaitu:
1. Memberikan solusi penguatan dan peningkatan pelayanan kesehatan di
wilayah pesisir dan kepulauan dengan integrasi posyandu telemedikasi.
2. Mengatasi masalah kesenjangan pelayanan kesehatan di wilayah pesisir
kepulauan.
2

3. Memberikan solusi pelayanan kesehatan pesisir kepulauan untuk


mewujudkan SDGs kesehatan 2030.
MANFAAT GAGASAN
1. Manfaat rancangan ini adalah dapat meningkatkan kesejahteraan dan
kesehatan masyarakat pesisir kepulauan.
2. Untuk membantu tenaga kesehatan dalam menjangkau masyarakat pesisir
kepulauan yang membutuhkan pelayanan kesehatan.
3. Memberikan solusi kemudahan dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang lebih holistik kepada masyarakat pesisir kepulauan.
4. Meratanya pelayanan kesehatan masyarakat di seluruh wilayah Indonesia.

GAGASAN
PERSOALAN LATAR BELAKANG PENCETUS GAGASAN
Sekitar 16,42 juta penduduk Indonesia adalah masyarakat yang hidup di
kawasan pesisir atau kepulauan. Masyarakat tersebut bertempat tinggal di 8.090
desa pesisir yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Mengingat keadaan
geografis Indonesia yang terdiri dari kepulauan dan lebih dari 70% wilayah adalah
laut, maka sudah seharusnya masyarakat yang berada di pesisir dan pulau-pulau
kecil ditingkatkan kesehatannya. Masyarakat pesisir, termasuk nelayan memiliki
resiko masalah kesehatan yang tinggi sehingga perlu upaya pembangunan
kesehatan. Akan tetapi, pada faktanya saat ini kondisi pelayanan kesehatan
masyarakat khususnya yang berada di pulau-pulau kecil Indonesia bagian Timur
justru masih terbilang memprihatinkan (Dewi, 2019).
Masyarakat pesisir mayoritas membangun rumah diatas laut sehingga
banyak yang tidak memiliki septic tank dan limbah langsung dibuang ke laut.
Gangguan kesehatan banyak dialami masyarakat pesisir kepulauan antara lain
nyeri sendi, gangguan pendengaran, khasus barotrauma dan penyakit dekompresi
yang biasa menyerang penyelam (Latif, 2017). Masalah kesehatan ini tidak hanya
datang dari kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan, melainkan
juga kondisi geografis membuat banyak pulau memiliki keterbatasan akses
keterjangkauan dan akses komunikasi menuju pelayanan kesehatan yang
terhambat. Sarana konektivitas komunikasi seperti ketersediaan jaringan
telekomunikasi juga merupakan tantangan terbesar dalam menjangkau pelayanan
kesehatan di wilayah pesisir (Saputro et al., 2021). Hal tersebut menjadikan
masyarakat pesisir kepulauan sering kali mengalami kesenjangan pelayanan
kesehatan dimana akibat keterbatasan tersebut distribusi tenaga kesehatan tidak
merata di seluruh pulau pesisir yang berpenduduk.
Integrasi Pelayanan Kesehatan Posyandu dan Telemedica Ujung Nusa di
Wilayah Pesisir Kepulauan
3

Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan pada masyarakat di


wilayah pesisir kepulauan, maka diperlukan suatu rancangan integritas konsep
posyandu road trip (terapung) dan telemedikasi. Konsep posyandu terapung
dengan menggunakan perahu yang dilengkapi dengan fasilitas peralatan kesehatan
dan tenaga kesehatan serta kader posyandu yang ikut dalam kegiatan road trip
yang dapat dilakukan rutin setiap bulannya menuju pulau kecil berpenduduk.
Posyandu di daerah pesisir menggunakan perahu dapat meningkatkan
perkembangan posyandu dari posyandu Pratama hingga diharapkan menjadi
posyandu mandiri. Mencakup posyandu balita, lansia dan pelayanan kesehatan
publik yang dibutuhkan masyarakat pesisir. Road trip posyandu terapung
dirancang karena konsep ini belum berpihak pada masyarakat di kawasan pesisir
Indonesia bagian Timur. Pelayanan kesehatan berbasis terapung dengan konsep
road trip saat ini hanya terbatas pada kepulauan administrasi perkotaan saja
seperti kota administrasi Kepulauan Seribu. Maka konsep posyandu terapung
diharapkan dapat berfungsi sebagai pusat kesehatan yang mampu menjangkau
pulau-pulau kecil dan masyarakat pesisir. Membantu akses masyarakat pesisir di
seluruh Indonesia untuk mendapatkan kesempatan pelayanan kesehatan yang
setara.
Mengatasi masalah pelayanan kesehatan di wilayah pesisir juga perlu
dilakukan secara integrasi. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
kesehatan merupakan langkah tepat dalam pemecahan problematika kesehatan di
era teknologi 5.0 khusunya pada wilayah pesisir (Karl Fritz Pasaribu, Dedy
Arisjulyanto, 2017). Menggunakan telemedikasi dalam pelayanan posyandu di
wilayah pesisir merupakan bagian dari solusi akses kesehatan yang merata pada
masyarakat di Indonesia. Telemedikasi posyandu dapat membantu aspek
pemantauan status kesehatan, status gizi dan melakukan konsultasi jarak jauh
dengan synchronus ataupun asynchronus. Penggunaan telemedikasi dapat
mempermudah masyarakat pesisir dengan pelayanan kesehatan seperti posyandu
atau lembaga kesehatan di daerah tersebut untuk saling bertukar informasi dengan
mudah, cepat dan aman. Kondisi geografis wilayah pesisir menjadi tantangan
tersendiri dalam pelayanan telemedikasi karena jaringan komunikasi merupakan
pendukung utama. Aksesibilitas tersebut mempengaruhi perkembangan
telemedikasi dalam pelayanan kesehatan di wilayah pesisir (Sumampouw et al.,
2015). Oleh karena itu, perlu inovasi dan dukungan seluruh pihak kerjasama
multisektoral dalam mengembangkan integritas dalam pelayanan kesehatan
berbasis telemedikasi di wilayah pesisir kepulauan.
Partisipan Proyek Gagasan
Dalam melaksanakan realisasi gagasan dan rancangan konsep integrasi
pelayanan kesehatan posyandu telemedikasi di wilayah pesisir diperlukan
penunjang dan penguatan kerjasama multisektoral. Komitmen pemerintah daerah
dalam membentuk pedoman kelompok kerja operasional pembinaan
4

penyelenggaraan dan pengelolaan posyandu untuk masyarakat. Kementerian


kesehatan dalam menyediakan SDM tenaga kesehatan yang dikukuhkan untuk
ditempatkan di wilayah pesisir kepulauan, bisa dengan penempatan jangka
panjang atau menggunakan algoritma tahunan. Kemenkes RI diharapkan dapat
melakukan program ujung nusa seperti rotasi tenaga kesehatan yang di tempatkan
di wilayah pesisir setiap tahunnya. Dengan begitu, maka program tersebut dapat
membuka kesempatan bagi tenaga kesehatan untuk mengabadikan diri pada
bangsa dengan mengikuti program tahunan tersebut. Kementerian pembangunan
dan Kementerian Sosial membangun akses pelayanan dan fasilitas penunjang di
wilayah pesisir, Kominfo bertanggung jawab dalam menyediakan fasilitas
konektivitas jaringan telekomunikasi untuk mendukung akses teknologi integrasi
pelayanan kesehatan telemedikasi di wilayah pesisir kepulauan Indonesia.
Kementerian perhubungan memberikan akses transportasi yang memadai dalam
proses pelayanan kesehatan menggunakan perahu yang akan digunakan untuk
posyandu road trip pada masyarakat pesisir.
Langkah Strategis Keberhasilan Rancangan Integrasi Pelayanan Kesehatan
Langkah yang perlu dilakukan berupa mengumpulkan informasi dan
persyaratan kelengkapan bagi sebuah posyandu terapung sesuai aturan dari
departemen kesehatan. Kapal yang digunakan juga harus disesuaikan dengan
karakteristik perairan di sekitar daerah pesisir pulau-pulau kecil Indonesia.
Mengidentifikasi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat pesisir dan pulau-pulau
kecil. Mempersiapkan sistem pelayanan kesehatan posyandu road trip (terapung)
pada masyarakat di wilayah pesisir yang dapat bergerak dari satu pos atau satu
pulau berpenduduk ke pulau lain melalu laut. Fungsi utama posyandu road trip ini
adalah menyediakan perangkat medis dan non-medis, mengangkut tenaga
kesehatan, menyediakan obat-obatan dan melayani administrasi kesehatan baik
reguler maupun yang bersifat darurat. Posyandu terapung diharapkan dapat
memberikan pelayanan kuratif, preventif dan promotif serta dimungkinkan adanya
ruang rawat untuk kondisi kesehatan yang urgent dapat segera dilakukan
penanganan dan di rujuk ke pelayan kesehatan yang lebih tinggi. Maka kecepatan
jelajah kapal juga harus disesuaikan dengan fungsi serta wilayah pesisir
pengoperasian.
Proyek pembangunan infrastruktur fiber optic Palapa ring sepanjang
36.000 km yang terbentang dari Sumatra hingga Papua sudah dilakukan. Jaringan
tersebut berkapasitas 10 GB dan diharapkan dapat menjadi tumpuan untuk
jaringan telekomunikasi (Saputro et al., 2021). Hal tersebut menjadi salah satu
langkah awal untuk merealisasikan rencana program integrasi pelayanan
kesehatan telemedikasi di wilayah pesisir. Di era teknologi 5.0 perkembangan
penggunaan smartphone semakin meningkat. Pelayanan kesehatan dapat
memanfaatkan platform aplikasi telemedikasi yang sudah ada seperti halodoc atau
aplikasi lain yang dapat di integrasikan dengan proses pelayanan kesehatan di
5

wilayah pesisir. Masyarakat diberikan pemahaman dan pengetahuan serta


penyuluhan menggunakan telemedikasi dalam proses pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan dengan berbasis telemedikasi posyandu digunakan untuk
proses konsultasi secara online sehingga dapat lebih efektif dalam mencegah
terlambatnya akses kesehatan pada masyarakat dalam kondisi darurat
membutuhkan konsultasi segera terutama di wilayah pesisir yang kondisi
geografis membatasi keterjangkauan pihak tenaga medis.

KESIMPULAN
Integrasi pelayanan kesehatan posyandu dan telemedica ujung nusa di
wilayah pesisir kepulauan adalah suatu upaya dengan bentuk rancangan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang kesehatan
yang holistik. Rancangan tersebut juga salah satu metode pengembangan
pelayanan kesehatan integrasi yang mampu mengatasi masalah kesenjangan dan
tidak meratanya fasilitas pelayanan kesehatan di wilayah pesisir kepulauan
Indonesia akibat dari sulitnya jangkauan karena faktor geografis. Keberhasilan
rancangan ini ditentukan oleh kerjasama dan koordinasi multisektoral berbagai
pihak yang efektif dan saling menunjang satu sama lain. Langkah yang dilakukan
untuk proses merealisasikan rancangan ini adalah dengan perencaan, melakukan
pelaksanaan kegiatan dan evaluasi dikarenakan perlu mengganggarkan anggaran
yang cukup dalam mempersiapkan pelayanan posyandu road trip terapung dan
pelayanan kesehatan telemedikasi. Dampak positif jika masyarakat yang berada di
wilayah pesisir kepulauan ditingkatkan kesehatannya maka mereka dapat
diberdayakan kemampuannya untuk membantu mengembangkan potensi daerah
di tempat mereka berada, dengan demikian akan membawa dampak positif bagi
kesatuan bangsa dan pertahanan teritorial wilayah Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Dewi, N. (2019). Derajat Kesehatan Masyarakat Kepulauan Di Pulau Hiri Tahun
2019. Kieraha Medical Journal, 1(2), 15–18.
Herlina, M., & Permata, S. P. (2019). Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
Pesisir : Optimalisasi Kegiatan Posyandu. Jurnal Dianmas, 8(April), 53–62.
Karl Fritz Pasaribu, Dedy Arisjulyanto, B. T. H. (2017). Pengembangan
telemedicine dalam mengatasi konektivitas dan aksesibilitas pelayanan
kesehatan. Ugm, 2010(2015), 4258.
Latif, I. (2017). Analisis Deskriptif Masalah Kesehatan Masyarakat Pesisir Desa
Karangsong - Indramayu. Jurnal Kesehatan Indra Husada, 4(2), 29–36.
https://doi.org/10.36973/jkih.v4i2.1
6

Rahmad, R. (2019). Keterjangkauan Fasilitas Publik di Kawasan Pulau-Pulau


Kecil : Studi Kasus Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Jurnal
Geografi, 11(2), 135–145. https://doi.org/10.24114/jg.v11i2.10638
Saputro, A. R., Gusnadi, A. M., Zanah, Z., & ... (2021). Tantangan Konektivitas
dan Aksesibilitas Dalam Pengembangan Pelayanan Kesehatan Berbasis
Telemedicine di Indonesia: Sebuah Tinjauan. Journal of Industrial
Engineering, 6(1), 27–34.
http://e-journal.president.ac.id/presunivojs/index.php/journalofIndustrialEngi
neerin%0Ahttp://e-journal.president.ac.id/presunivojs/index.php/
journalofIndustrialEngineerin/article/view/1412
Sumampouw, O. J., Soemarno, Andarini, S., Sriwahyuni, E., & Nelwan, J. E.
(2015). Eksplorasi Masalah Kesehatan Masyarakat di Daerah Pesisir Kota
Manado. Universitas Sam Ratulangi, August.
7

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping

Biodata Ketua

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap Navy Sealsi Adinda Prisca Marina


2. Jenis Kelamin Perempuan
3. Program Studi S1 Keperawatan
4. NIM 201810420311075
5. Tempat dan Tanggal Lahir Kediri, 15 November 1999
6. Alamat E-mail adindapriscamarina@webmail.umm.ac.id
7. Nomor Telepon/HP 081289594223

B. Kegiatan Kemahasiswaan Yang Sedang/Pernah Diikuti

No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat


1. Program Pembentukan Peserta 2018 / Malang
Kepribadian dan
Kepeminpinan
(P2KK)
2. Pelatihan Aplikasi Peserta 2018 / Malang
Teknologi Informasi
(PATI) UMM
3. Latihan Peserta 2018 / Malang
Kepemimpinan
Mahasiswa (LKMM)
4. LSO Seni Wakil Ketua 2020 / Malang
THESINDAN Fikes
UMM

C. Penghargaan Yang Pernah Diterima

No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun


1.
2.
3.
8

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT

Malang, 07 Juli 2021


Ketua

(Navy Sealsi Adinda P. M)


Biodata Dosen Pendamping

A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Chairul Huda Al Husna, M. Kep


2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Program Studi S1 Keperawatan
4. NIP/NIDN 0704128705
5. Tempat dan Tanggal Lahir Tulungagung, 4 Desember 1987
6. Alamat E-mail Chairul@umm.ac.id
7. Nomor Telepon/HP 085646859648

B. Riwayat Pendidikan

S-1 Profesi S-2


Universitas Universitas Universitas Universitas
Airlangga Airlangga Indonesia
Bidang Ilmu S1 Keperawatan Ners Magister
Keperawatan
Tahun masuk-lulus 2006-2010 2010-2011 2016-2018
Judul Tugas Akhir Pengaruh
Sound Therapy
Binaural Beats
terhadap
Pemenuhan
Kebutuhan
Tidur pada
9

Lansia di UPT
PSLU Blitar di
Tulungagung
Nama pembimbing

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT

Pendidikan/Pengajaran

No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS


1. Blok KMB 1 Wajib 6
2. Blok KMB 2 Wajib 6

Penelitian

No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun


1. Pengaruh Sound Therapy Pribadi 2010
Binaural Beats terhadap
Pemenuhan Kebutuhan
Tidur pada Lansia di UPT
PSLU Blitar di Tulungagung
2. Faktor-Faktor yang LPDP 2018
Berhubungan dengan
Kepatuhan Cairan pada
Pasien Hemodialisis di RS
Wava Husada Kepanjen
Malang
3. Determinant of fluid HIBAH PITTA UI 2019
adherence among
hemodialysis patients in
Malang, Indonesia

Pengabdian Kepada Masyarakat

No Judul Pengabdian kepada Penyandang dana Tahun


Masyarakat
10

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GT

Malang, 07 Juli 2021


Dosen Pendamping

(Chairul Huda Al Husna, M. Kep)

Anda mungkin juga menyukai