Berbeda dengan alasan dasar atau kebijakan dasar yang lebih bersifat netral/murni
obyektif maka sebaliknya kebijakan pemberlakukan memiliki muatan politis karena
sangat bergantung pada apa yang diinginkan oleh pembuat regulasi
didaerah.Kebijakan pemberlakuan suatu regulasi daerah dipengaruhi oleh dua faktor
yakni faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal
dari luar daerah Maluku, misalnya kebijakan pembangunan bidang kesehatan dari
pemerintah pusat secara nasional yang terlalu berorientasi kedaerah daratan
(kontinental), seperti misalnya program bantuan pengadaan mobil untuk difungsikan
sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) keliling. Mereka mungkin lupa atau
sengaja tidak tahu bahwa pada provinsi yang berkarakteristik kepulauan tentu yang
lebih diperlukan adalah kapal yang difungsikan sebagai Puskesmas Keliling.
Mencermati hal tersebut, Agus Purwadianto mengingatkan agar penanganan
pelayanan kesehatan masyarakat harus memperhatikan kondisi keragaman masing-
masing daerah. Perbedaan karakteristik suatu daerah dengan daerah lain perlu
diperlakukan berbeda dalam pelayanan kesehatan dan disesuaikan dengan kebutuhan
daerah yang bersangkutan.
Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari dalam daerah Maluku seperti
keinginan individu, atau kelompok yang memegang kekuasaan membentuk regulasi
daerah, keinginan partai politik, keinginan lembaga swadaya masyarakat, serta
keinginan masyarakat di daerah Maluku. Kebijakan pemberlakuan memiliki muatan
politis karena kebijakan pemberlakuan pada dasarnya bergantung pada kehendak
pembuat regulasi didaerah. Ini berbeda dengan kebijakan dasar yang lebih bersifat
netral dan bergantung pada nilai obyektif.Regulasi daerah salah satunya adalah
peraturan daerah (Perda). Perda adalah aturan daerah dalam arti materiil (in
materieele zin). Perda mengikat (legally binding) terhadap warga dan penduduk
daerah otonom. Regulasi Perda merupakan bagian dari kegiatan legislasi lokal dalam
rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah, yang berkaitan dengan otonomi daerah
dan tugas pembantuan. Kedudukan Perda pada era otonomi luas dewasa ini sangat
penting dan menjadi lebih kuat.Kebijakan pemberlakuan atas sebuah Perda dapat
diketahui dengan menganalisa substansi perda tersebut yang secara eksplisit terdapat
dalam konsideran menimbang atau penjelasan umum. Sayangnya Perda menyangkut
bidang kesehatan di Maluku sangatlah sedikit sehingga sangat sedikit pula yang dapat
dianalisa.
Posisi Peraturan Daerah yang sangat strategis disadari dapat menjadi sesuatu yang
utama (supreme) dalam kehidupan masyarakat lokal. Hal ini sesungguhnya harus
difahami oleh pemerintah daerah, elit politik di DPRD dan masyarakat Maluku
apalagi setelah keluar dari keterpurukan dalam krisis multi dimensional yang
berkepanjangan beberapa waktu lalu. Kegagalan otoritas kekuasaan, tidak transparan
dan akuntabilitas pemerintah kepada rakyat serta munculnya berbagai penyimpangan
dan penyalahgunaan wewenang dimasa lampau hendaknya menjadi pelajaran
sehingga tidak terulang kembali. Oleh karena itu, sudah saat pembangunan bidang
kesehatan di Maluku harus diawasi dan didukung melalui Peraturan Daerah yang
baik.Peraturan daerah di kepulauan Maluku paling tidak harus terkait erat dengan
beberapa hal seperti penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang memadai,
penyediaan sumber daya manusia yang kompeten dibidangnya masing-masing,
dukungan pembiayaan dan insentif serta manajemen program kesehatan secara efektif
dan sesuai dengan kondisi kewilayahan.
Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan, Pemerintah Daerah secara bertahap diakui telah terus menerus berupaya
meningkatkan cakupan penyediaan sarana dan prasarana kesehatan di masyarakat
melalui pembangunan unit pelayanan kesehatan masyarakat dan pos-pos kesehatan di
desa serta peningkatan jumlah dan jenis alat kesehatan dalam menunjang pelayanan
kesehatan pada unit-unit pelayanan kesehatan tersebut. Walaupun disadari upaya-
upaya yang telah ditempuh tersebut belum sepenuhnya telah memenuhi kebutuhan
pelayanan kesehatan masyarakat.Upaya pembangunan kesehatan di daerah kepulauan
Maluku masih diperhadapkan pada banyak tantangan sehingga dibutuhkan politik
hukum daerah dimana kebijakan pembentukan Peraturan Daerah tersebut hendaknya
relevan antara alasan dasar atau kebijakan dasarnya (basic policy) dengan kebijakan
pembentukannya (enactment policy), sehingga diharapkan kedepan politik hukum
daerah dalam kebijakan pembangunan kesehatan di kepulauan Maluku tidak sampai
nanti dikatakan jauh panggang dari api.