Anda di halaman 1dari 5

“peran mahasiswa kedokteran indonesia dalam implementasi sustainable

development goal’s (SDGs) di bidang kesehatan”


Oleh: faridha maharani azzahra
Fakultas kedokteran universitas haluoleo sulawesi tenggara
Essay ini disusun oleh saya sendiri dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan
dalam pendaftaran LKMM-SK ISMKI wilayah IV tahun 2019

A. LATAR BELAKANG

MDGs (millennium development goals) suattu tujuan pembangunan


milenium yang telah dilaksanakn selama periode 2000-2015 memang telah
membawa berbagai kemajuan. Ketika berakhirnya pada 2015 masih menyisakan
sejumlah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pada periode tujuan
pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) yang akan
dilaksanakan sampai dengan 2030. Sebagian besar target MDGs berhasil dicapai
oleh indonesia akan tetapi ada beberapa indikator yang mengukur target pada bidang
kesehatan masih cukup jauh dari capaian maka harus mendapatkan perhatian
khusus. Target target tersebut mencakup; tingkat kemiskinan nasional, angka
kematian bayi, angka kematian ibu, prevalensi gizi buruk, prevalensi HIV and AIDS
serta beberapa indikator terkait lingkungan.

Dalam menyepakati penerapan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs)


indonesia berkomitmen untuk menyukseskan pelaksanaan SDGs melalui berbagai
kegiatan dan langkah langkah strategis. Sejumhlah langkah telah ditempuh sampai
akhir 2016 diantara nya; melakukan pemetaan antara tujuan dan target SDGs dengan
prioritas pembangunan nasional.

Demi kelancaran implementasi SDGs pemerintah telah membentuk


sekretariat nasional SDGs yang bertugas untuk mengkoordinasikan berbagai
kegiatan terkait pelaksanaan SDGs di indonesia. Menimbang koordinasi yang
dijalankan ada beberapa prinsip yang diadopsi oleh indonesia. Prinsip pertama
adalah universality. Pada prinsip ini penerapan SDGs juga di dorong dalam
beberapa negara baik negara maju maupun negara berkembang. Prinsip kedua
adalah integration, yakni memaknai SDGs dilaksanakan secara terintegritasi dan
berkaitan pada semua dimensi sosial, ekonomi dan lingkungan, pirinsip inillah yang
menjadi pegangan khusus terkait penyusunan program dan kegiatan serta
penganggarannya. Terakhir adalah prinsip “no one left behind” diterapkan dalam
setiap tahapan/proses pelaksanaan SDGs indonesia sehingga menjamin pelaksanaan
tujuan pembangunan berkelanjutan ini memberi manfaat bagi semua khususnya
yang rentan dan pelaksananya melibatkan semua pemangku kepentingan.

B. PENJABARAN MASALAH

Salah satu masalah yang paling krusial dalam tingkat nasional adalah tingkat
kemiskinan yang semakin bertambah. Dalam masalah ini pemerintah menempatkan
sebagai prioritas yang paling pertama harus di laksanakan diantara segala prioritas
nasional. Pada tahun 2000-2015 target MDGs lumayan tercapai namun perlu dicata
bahwa indikatornya belum sesuai harapan sehingga upaya yang lebih terarah dalam
penghapusan kemiskinan agar tujuan 1 bisa tercapai.

Di tujuan ke 2 menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan


gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan. Selama ini pemerintah
memantau kemiskinan namun ternyata dampak dari kemiskinan bisa mengakibatkan
kelaparan dan kekurangan gizi sehingga prevalensi gizi buruk juga meningkat.

Sebagai mahasiswa pre klinik fakultas kedokteran beberapa masalah diatas


tentu menjadi suatu awal mula munculnya berbagai masalah kesehatan sehingga
perlu di perhatikan tujuan 3 yakni menjamin kehidupan yang sehat dan
meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua usia. Diantaranya untuk
meningkatkan kesehatan reproduksi serta kesehatan ibu dan anak, mengakhiri
epidemi HIV/AIDS, malaria, TBC dan penyakit ropis, dan menjamin akses
universal untuk aman, terjangkau serta obat-obatan dan vaksin efektif.

Peranan mahasiswa sebagai tingkat pre klinik di fakultas kedokteran


memegang posisi yang tinggi sebab mahasiswa memiliki tanggung jawab yang
disebut tri dharma perguruan tinggi yakni pendidikan dan pengajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat. Dalam hal ini tindakan mahasiswa yang lebih menjurus
untuk melaksanakan tujuan tujuan SDGs ini.

C. PEMBAHASAN

Mengambil 3 tujuan bahwa sebagian besar perlu dikhususkan, kemiskinan


menjadi bentuk dasar dalam masalah negara. Melihat dari aspek maritim bahwa
wilayah pesisir lah yang paling rentan dalam 3 masalah ini. Indonesia merupakan
negara yang sangat kaya akan sumber daya laut, karena merupakan negara
kepulauan yang secara geografis di apit oleh dua benua yaitu benua asia dan
australia serta dua samudra yakni samudra pasifik dan samudra hindia.

Memiliki kekayaan sumber daya laut tidak menutup kemungkinan tingkat


kemiskinan terbanyak datang dari wilayah pesisir. kondisi sosiologis terkait dengan
kemiskinan yang melanda pada masyarakat pesisiri di tunjukkan oleh data bank
dunia yang menunjukkan 108, 78 juta orang atau 49 persen dari jumlah penduduk
indonesia hidup dalam situasi kemiskinan. Walau berada pada wilayah dengan
potensi sumber daya alam yang tinggi tingkat kemiskinan di wilayah ini tetap
terjadi, dalam hal ini bisa di ambil beberapa faktor yang menjadi cikal bakalnya
diantaranya faktor alamiah, faktor struktural dan faktor kultural.

Faktor alamiah dari sini bahwa keadaan alam di laut sangat tidak bisa di
prediksi seperti gelombang tinggi, angin kencang atau badai serta rusaknya alam.
Selanjutnya masyarakat pesisir mayoritas adalah nelayan, seorang nelayan memiliki
kelemahan secara struktural yaitu kemampuan dalam memenuhi permodalan apalagi
bahkan seringkali dibawah kekuasaan tengkulak dan rentenir. Faktor kultural juga
bisa menjadi salah satu yang mendorong kemiskinan di wilayah pesisir, banyak
diantara beberapa wilayah yang masih menggunakan budaya lokal maupun budaya
“nenek moyang” yang dipercaya dapat membawa kesuksesan atau kebahagiaan.

Dari faktor-faktor ini ketergantungan masyarakat nelayan pada sumber daya


laut yang tersedia mengakibatkan kepasrahan dan dari sini berakibat tidak adanya
peningkatan kualitas sumbar daya manusia (SDM). Dari aspek dan masalah yang
ada akhirnya masyarakat pesisir ini sering terkena kelaparan dan tidak kesejahteraan
hidup. Jika di tinjau lebih jauh pelayanan kesehatan di wilayah ini pun masih belum
terpenuhi atau tercapai namun tidak berjalan baik sehingga sering ditemukan
beberapa kasus yang menyebutkan bahwa pemerintah tidak memperhatikan situasi
kesehatan masyarakat ini.

D. SOLUSI DAN LANGKAH KONGKRET

Di beberapa informasi bahwa pemerintah sudah melakukan beberapa


perbaikan dalam wilayah pesisir namun dalam bidang kesehatan belum sepenuhnya
sehingga perlu mengambil langkah kembali seperti:

 Membangun pusat kesehatan masyarakat bantuan di beberapa titik


dari wilayah tersebut.

 Mensosialisasikan ke setiap kepala keluarga tentang kesehatan.

 Pemerataan tenaga kesehatan meliputi dokter internship, perawat,


apoteker dan bidan.

 Melakukan gotong royong dalam membersihkan sekitar perairan dan


pemukiman

 Melakukan pengasapan (vogging) untuk menghindari infeksi host

 Demi kesejahteraan laut dan para nelayan, pemerintah dapat


membuat suatu batasan laut agar negara asing tidak masuk dalam
wilayah zona ekonomi eksklusif indonesia

 Pembagian makanan gratis


DAFTAR PUSTAKA

Said Ali, Dkk. Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable


Development Goals) Di Indonesia. Jakarta : Badan Pusat Statistik; 2016

Jurnal penelitian hukum DE JURE, ISSN 1410-5632 vol. 18 No. 2, juni 2018:
halaman 163-182

Anda mungkin juga menyukai