MODUL 2
“MENGAMUK”
KELOMPOK X
FAKULTAS KEDOKTERAN
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR
Kelompok X
MODUL 2
MENGAMUK
A. SKENARIO
B. KATA SULIT
1. Psikomotor, yaitu berhubungan dengan aktivitas fisik yang
berkaitan dengan proses mental dan psikologi (KBBI)
2. Halusinasi, merupakan gangguan presepsi diimana klien
mempersiapkan sesuatu yang sebenarnya tidak ada (Maramis,
2004)
3. Mengamuk, kegelisahan atau aktivitas motorik yang berlebihan
dan tidak bertujuan, biasanya dihubungkan dengan keadaan
tegang atau ansietas, disebut juga psychomotor. (Dorland.
2014)
4. Afek, merupakan perubahan perasaan karena tanggapan
dalam kesadaran seseorang (terutama apabila tanggapan itu
datangnya mendadak dan berlangsung tidak lama, seperti
marah). (KBBI)
5. Waham, merupakan suatu keyakinan klien yang tidak sesuai
dengan kenyataan, tetai dipertahankan dan tidak dapat diubah
secara logus oleh orang lain. (Depkes RI, 2000)
C. KATA/KALIMAT KUNCI
1. Wanita, 21 tahun
2. Sering mengamuk dan menghancurkan barang-barang pecah
belah
3. Dialami sejak 3 bulan yang lalu
4. Status mental, wanita berpakaian hitam-hitam, pembicaraan
lancarm aktivitas psikomotor wajar
5. Saat mengamuk tidak sadar apa yang dilakukan
6. Muncul bila keadaan rumah berantakan atau suaminta tidur-
tiduran saja dan tidak bekerja
7. Halusinasi dan waham tidak ada
8. Setelah sadar dia bingung dan menyesali apa yang ia lakukan
9. Ekspresi perasaan (afek) wajar
D. PERTANYAAN
1. Jelaskan definisi dan klasifikasi mengamuk!
2. Jelaskan bagian-bagian otak yang terlibat pada gejala
mengamuk!
3. Jelaskan epidemiologi mengamuk!
4. Jelaskan etiologi gejala mengamuk!
5. Jelaskan patofisiologi gejala mengamuk!
6. Mengapa saat mengamuk pasien tidak menyadari apa yang
telah dilakukan!
7. Bagaimana cara menegakkan diagnosis mengamuk!
8. Menjelaskan pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada
pemeriksaan pasien gejala mengamuk!
9. Jelaskan efek samping penggiunaan obat-obatan mengamuk!
10. Diagnosis differensial dan diagnosis sementara!
E. PEMBAHASAN
Definisi mengamuk
Klasifikasi mengamuk
- Skizofrenia paranoid
Gambaran Klinik
Gambaran Emosi :
Mood meningkat, euforia
Emosi Labil
Perubahan sementara yg cepat menjadi depresi akut
Irritabilitas,toleransi terhadap frustasi rendah
Menuntut dan egosentris.
Gambaran Kognitif
Harga diri meningkat, grandiositas.
Bicara cepat dan membanjir (logorrhea)
Desakan pembicaraan (pressure of speech)
Lompat gagasan (flight of ideas)
Kadang-kadang inkoherensi
Daya nilai buruk, disorganisasi
Waham dan halusinasi.
- Gangguan paranoid
- Gangguan Psikotik akut termasuk psikosis pasca persalinan
(post partum)
c. Gangguan kepribadian
Epidemiologi mengamuk
1) Faktor somatik
-Neuroanatomi
-Neurofisiologi
-Neurokimia
-Tingkat kematangan dan perkembangan organic
-Faktor-faktor pre dan perinatal
2) Faktor psikologik
- Interaksi ibu/anak
-Peranan Ayah
-Persaingan antara saudara kandung
-Intelegensi
-Hubungan dalam keluara, pekerjaa, permainan, dan masyarakat
-Kehilangan misalnya: kecemasan, depresi, rasa malu/salah
-Konsep diri: Identitas diri
-Keterampilan, bakat, dan kreativitas
-Pola adaptasi dan pembelaan
-Tingkat perkembangan emoso
3) Faktor Sosio-budaya (Sosiogenik)
-Kestabilan keluarga
-Pola mengasuh anak
-Tingkat ekonomi
-Perumahan: Kota/desa
-Masalah kelompok minoritas
-Pengaruh rasial dan keagamaan
-Nilai-nilai
4) Bioneurologis
kerusakan otak pada sistem limbik, lobus frontal, lobus temporal,
dan ketidaksimbangan naurotransmiter turut berperan dalam
terjadinya perilaku kekerasan.
5) Perilaku
Reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan,
sering mengobservasi kekerasan dirumah atau diluar rumah,
semua aspek ini mestimulasi individu untuk mengadopsi perilaku
kekerasan. [10]
Biologik
Gejala mengamuk ini diduga berhubungan dengan lesi pada
korteks prefrontal dan stimulasi nucleus amigdala dari sistem
limbic. Selain itu juga berkaitan dengan peningkatan hormone
androgen dan norepinefrin didalam cairan serebrospinal serta
penurunan kadar serotonin dan gamma amino butyric acid
(GABA) dalam cairan serebrospinal.
Psikososial
Perilaku mengamuk sukar diprediksi dan dapat terjadi pada
setiap orang, namun ada kelompok tertentu memiliki resiko
yang lebih tinggi,
yaitu :
o Pria berusia 15 – 25 tahun
o Orang kota
o Kulit hitam
o Pengguna alcohol
o Mengalami kekerasan fisik masa kanak-kanak
Biologis
Ada gangguan psikososial seperti ada gangguan pada
metabolisme pada neurotrasmiter yang berhubungan dengan
sistem limbik. [1]
ANAMNESIS
- Keluhan pasien
- Riwayat gangguan sekarang
- Riwayat gangguan dulu
- Riwayat perkembangan diri
Masa kanak-kanan awal (0-3 tahun)
Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)
Masa kanak-kanak akhir (pubertas sampai remaja)
Masa dewasa
- Latar belakang sosial
PEMERIKSAAN FISIK
- Status mental
Deskripsi umum (penampilan, prilaku, dan aktivitas
psikomotor)
Mood dan Afek
Pembicaraan
Presepsi (halusinasi dan ilusi)
Pikiran (proses bentuk berpikir, dan isi pikiran)
Sensorium dan kognitif
Kesadaran, orientasi dan daya ingat, konsetrasi dan
perhatian, kemampuan membaca dan menulis, pikiran
abstrak, intelegensi dan kemampuan informasi, bakat
kreatif, kemampuan menolong diri sendiri, dan
kemampuan visospasial.
Pengendalian impuls
Daya nilai dan tilikan
Taraf dapat dipercaya
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratoriun
- Darah rutin
- CSS (pemeriksaan cairan serebrospinal)
Pemeriksaan psikologi
- MSSE ( Mini Mental State Examinal)
dipakai untuk melakukan skrining pada pasien dengan
gangguan kognitif, menelusuri perubahan dalam fungsi
kognitif dari waktu ke waktu, dan seringkali untuk menilai
efek dari agen terapeutik pada fungsi kognitif.
- MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)
Merupakan tes psikologi yang digunakan untuk
proses diagnosa gangguan jiwa olehpsikiater seperti
gangguan anti sosial, gangguan seksual, gangguan
depresi, kehohongan, dansebagainya, Tes MMPI ini berupa
ratusan pernyataan dengan alternative pilihan jawaban
berupasetuju (+) dan tidak setuju (-). Jadi saat melakukan
tes, badan harus sehat, fit, karena dibutuhkanketahanan
dan konsentrasi yang tinggi dalam menjawab setiap
pernyataan. Tips dan kunci darimenjawab MMPI ini harus
JUJUR
- Test Rorschach
Tes Rorschach adalah tes psikologis dimana persepsi
subyek dicatat dan kemudian di analisis dengan
menggunakan interpretasi psikologis, algoritma ilmiah,
atau keduanya. Tes ini telah digunakan untuk mendeteksi
gangguan pikiran yang dasar, terutama dalam kasus-
kasus dimana pasien enggan untuk menggambarkan
proses pemikiran mereka secara terbuka.
o Thematic Apperception Test (TAT)
Thematic Apperception Test (TAT) adalah tes psikologi
proyektif. Secara historis telah banyak diteliti, mengajar
dan digunakan. TAT bagus karena subjek dalam keadaan
tidak sadar ketika mengungkapkan aspek kepribadian,
motif dan kebutuhan untuk pencapaian, kekuasaan, dan
kemampuan pemecahan masalah.
o Bender Gestalt
Bender Gestalt adalah tes yang digunakan untuk
mengevaluasi visual-motor, untuk menyaring gangguan
perkembangan atau untuk menilai fungsi neurologis atau
kerusakan otak. Biasanya memakan fwaktu 7-10 menit
setelah itu hasilnya dinilai berdasarkan ketepatan dan
karakteristik lainnya.
- Mempertahankan Keadaan Organik (EEG)
AKSIS
- Aksis 1 (gangguan klinis)
- Aksis 2 (gangguan kepribadian)
- Aksis 3 (kondisi medik umum)
- Aksis 4 (Masalah psikososial dan lingkungan)
- Aksis 5
Dengan menggunakan global asessmant skale:
100-91 = gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak
ada masalah yg tak tertanggulangi.
90-81 = gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas,
tidak lebih dari masalah harian yang biasa
80-71 = gejala sementara & dapat diatasi, disabilitas
ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah, dll
70-61 beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas
ringan dalam fungsi, secara umum masih baik
60-51= gejala sedang (moderate), disabilitas sedang
50-41= gejala berat (serious), disabilitas berat
40-31=beberapa disabilitas dalam hubungan dgn realita
& komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi
30-21 = disabilitas berat dalam komunikasi & daya nilai,
tidak mampu berfungsi hampir semua bidang
20-11 =bahaya mencederai diri/orang lain, disabilitas
sa- ngat berat dalam komunikasi & mengurus diri.
10-01 seperti diatas = persisten & lebih serius
0= informasi tidak adekuat. [3] [7]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratoriun
- Darah rutin
- CSS (pemeriksaan cairan serebrospinal)
Pemeriksaan psikologi
- MSSE ( Mini Mental State Examinal)
dipakai untuk melakukan skrining pada pasien dengan
gangguan kognitif, menelusuri perubahan dalam fungsi
kognitif dari waktu ke waktu, dan seringkali untuk menilai
efek dari agen terapeutik pada fungsi kognitif.
- MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory)
Merupakan tes psikologi yang digunakan untuk
proses diagnosa gangguan jiwa olehpsikiater seperti
gangguan anti sosial, gangguan seksual, gangguan
depresi, kehohongan, dansebagainya, Tes MMPI ini berupa
ratusan pernyataan dengan alternative pilihan jawaban
berupasetuju (+) dan tidak setuju (-). Jadi saat melakukan
tes, badan harus sehat, fit, karena dibutuhkanketahanan
dan konsentrasi yang tinggi dalam menjawab setiap
pernyataan. Tips dan kunci darimenjawab MMPI ini harus
JUJUR
- Test Rorschach
Tes Rorschach adalah tes psikologis dimana persepsi
subyek dicatat dan kemudian di analisis dengan
menggunakan interpretasi psikologis, algoritma ilmiah,
atau keduanya. Tes ini telah digunakan untuk mendeteksi
gangguan pikiran yang dasar, terutama dalam kasus-
kasus dimana pasien enggan untuk menggambarkan
proses pemikiran mereka secara terbuka.
o Thematic Apperception Test (TAT)
Thematic Apperception Test (TAT) adalah tes psikologi
proyektif. Secara historis telah banyak diteliti, mengajar
dan digunakan. TAT bagus karena subjek dalam keadaan
tidak sadar ketika mengungkapkan aspek kepribadian,
motif dan kebutuhan untuk pencapaian, kekuasaan, dan
kemampuan pemecahan masalah.
o Bender Gestalt
Bender Gestalt adalah tes yang digunakan untuk
mengevaluasi visual-motor, untuk menyaring gangguan
perkembangan atau untuk menilai fungsi neurologis atau
kerusakan otak. Biasanya memakan fwaktu 7-10 menit
setelah itu hasilnya dinilai berdasarkan ketepatan dan
karakteristik lainnya.
- Mempertahankan Keadaan Organik (EEG). [3] [7]
b. Epidemiologi
Gangguan bipolar I terjadi hampir sama rata pada pria dan wanita
dengan prevalensi sebesar 0,4 – 1,6%. Gangguan bipolar II lebih umum
terjadi pada wanita dengan prevalensi sekitar 0,5%. Pada sebuah studi
populasi, prevalensi bipolar secara signifikan lebih tinggi pada wanita.
Penelitian yang melibatkan gabungan sampel dari 61.392 orang yang
tinggal di 11 negara, utamanya di Amerika, Eropa dan Asia, menyebutkan
bahwa prevalensi total gangguan bipolar seumur hidup sebesar 2,4%
(0,6% BDI, 0,4% BDII, dan 1,4% subtreshold BD). Pada tahun 2012,
prevalensi penderita gangguan bipolar I dan bipolar II di Kanada berturut-
turut adalah 0,87% dan 0,57%. Prevalensi ini tidak dibedakan atas jenis
kelamin. Prevalensi gangguan bipolar menurun seiring pertambahan usia
serta tingkat pendidikan dan prevalensinya pada individu yang tidak
bekerja lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang bekerja. Namun,
prevalensi gangguan bipolar tidak selalu berkaitan dengan jenis kelamin,
ras/etnis atau pendapatan. [11]
c. Gejala Klinis
d. Patofisiologi
e. Penatalaksanaan
FARMAKOTERAPI
Antipsikotik
Antidepresan
Penggunaan antidepresan sebagai monoterapi berkaitan dengan
peningkatan resiko episode mania pada pasien bipolar. Namun, tidak
terdapat adanya resiko episode mania pada pasien yang menggunakan
antidepresan bersamaan dengan mood stabilizer. Antidepresan trisiklik
seperti imipramine dan despiramine memiliki tingkat respon setara atau
lebih rendah dari komparatornya seperti fluoxetine, paroxetine dan
bupropion. Namun, terapi dengan antidepresan trisiklik berkaitan dengan
peningkatan perubahan episode mood menjadi mania atau hipomania.
Penggunaan MAOI aksi ganda (seperti venlafaxine, duloxetine dan
amitriptilin) memiliki resiko terjadinya perubahan mood menjadi mania
yang lebih besar dibandingkan obat aksi tunggal (terutama SSRI). [4]
2) Skizofrenia
a) Definisi
b) Epidemiologi
c) Etiologi
Model diatesis-stress
Suatu model untuk integrasi faktor biologis dan faktor psikososial dan
lingkungan adalah model diatesis-stress. Model ini merumuskan
bahwa seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik
(diatesis) yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang
menimbulkan stress akan memungkinkan perkembangan gejala
skizofrenia.
Faktor biologis
Semakin banyak penelitian telah melibatkan peranan patofiologisuntuk
daerah tertentu di otak termasuk sistem limbik, korteks frontalis dan
ganglia basalis.Ketiga daerah tersebut saling berhubungan sehingga
disfungsi pada salah satu daerah tersebut mungkin melibatkan
patologi primer di daerah lainnya sehingga menjadi suatu tempat
potensial untuk patologi primer pasien skizofrenik.
Genetik
Penelitian menunjukkan bahwa seseorang kemungkinan
menderitaskizofrenia jika anggota keluarga lainnya juga menderita
skizofrenia, dankemungkinan seseorang menderita skizofrenia adalah
hubungan dengandekatnya persaudaraan.Kembar monozigotik
memiliki angka kesesuaian yang tertinggi. Penelitian pada kembar
monozigotik yang diadopsimenunjukkan bahwa kembar yang diasuh
oleh orang tua angkatmempunyai skizofrenia dengan kemungkinan
yang sama besarnya seperti saudara kembarnya yang dibesarkan
oleh orang tua kandung. Temuan tersebut menyatakan bahwa
pengaruh genetik melebihi pengaruh lingkungan.
Faktor psikososial
- Teori Psikoanalitik dan Psikodinamik
Freud beranggapan bahwa skizofrenia adalah hasil dari fiksasi
perkembangan, dan merupakan konflik antara ego dan dunia luar.
Kerusakan ego memberikan konstribusi terhadap munculnya simtom
skizofrenia. Secara umum kerusakan ego mempengaruhi interprestasi
terhadap realitas dan control terhadap dorongan dari dalam. Sedangkan
pandangan psikodinamik lebih mementingkan hipersensitivitas terhadap
berbagai stimulus menyebabkan kesulitan dalam setiap fase
perkembangan selama anak-anak dan mengakibatkan stress dalam
hubunganinterpersonal. Simtom positif diasosiasikan dengan onset akut
sebagai respon terhadap factor pemicu/pencetus, dan erat kaitanya
dengan adanya konflik.Simtom negative berkaitan erat dengan faktor
biologis, sedangkan gangguan dalam hubungan interpersonal mungkin
timbul akibat kerusakan intrapsikis, namun mungkin juga berhubungan
dengan kerusakan ego yang mendasar.
- Teori belajar
Anak-anak yang nantinya mengalami skizofrenian mempelajari
reaksi dan cara berfikir yang tidak rasional dengan mengintimidasi orang
tua yang juga memiliki masalah emosional yang signifikan. Hubungan
interpersonal yang buruk dari pasien skizofrenia berkembang karena pada
masa anak-anak mereka belajar dari model yang buruk.
- Teori tentang keluarga
Pasien skizofrenia sebagaimana orang yang mengalami penyakit
non psikiatri berasal dari keluarga dengan disfungsi, perilaku keluarga
yang pagtologis yang secara signifikan meningkatkan stress emosional
yang harus dihadapi oleh pasien skizofrenia. [10]
d) Gejala Klinis
Dua atau lebih dari yang berikut ini, masing-masing muncul cukup
jelas selama jangka waktu satu bulan (atau kurang, bila ditangani dengan
baik) :
- Delusi
- Halusinasi
- Pembicaraan kacau
- Symptom-symptom negatif
Disfungsi sosial/okupasional
Durasi
Farmakoterapi
- Golongan antipsikotik tipikal : chlorpromazine,
fluperidol,haloperidol, loxapine, molindone, mesoridazine,
perphenazine, thioridazine, thiothixene, trifluperezine.
- Golongan antipsikotik atipikal : aripiprazole, clozapin,
olanzapine, quetiapine, risperidone,
ziprasidone,Chlorpromazine dan thioridazine :
menghambat α1 adrenoreseptor.[5]
B. Diagnosis Sementara
1) AMNESIA PSIKOGENIK
a) Definisi
c) Etiologi
d) Penatalaksaan
Terapi kognitif
Terapi obat
f) Komplikasi
1. Mutilasidiri
2. Gangguan seksual
3. Alkoholisme
4. Depresi
5. Gangguan saat tidur, mimpi buruk, insomnia, atau berjalan
sambil tidur
6. Gangguan kecemasan
7. Gangguan makan
8. Sakit kepala berat