Email fairuz_saadah@yahoo.com
ID LINE Fairuzfz
Riwayat Alergi -
Riwayat Organisasi :
No Pelatihan Tahun
.
3.
4.
5.
( FAIRUZ SA’ADAH )
- Perubahan
- Kepercayaan diri
No :
Hal :
Dengan Hormat,
Hormat saya,
FK…………………
Ttd
(Nama Terang)
BIDANG PERMASALAHAN
Salah satu dari tugas yang dilakukan oleh litbang/staf ahli adalah
menjadi PJ regio, dimana ISMKI wilayah 3 tersebar atas 5 regio
yaitu regio Jogjakarta, Solo, Semarang, Purwokerto, dan
Kalimantan. Sesuai dengan GD bumi-ISMKI, (dimulai periode ini)
peran aktif dan keterlibatan regio yg dimotori oleh PJ masing-
masing dikondisikan lebih aktif bergerak karena dengan regio,
diharapkan ISMKI semakin dekat dengan institusi dan tentunya
seluruh mahasiswa kedokteran di wilayah 3. Regio dapat
diibaratkan rumah kedua seletah institusi dimana dengan adanya
regio, kedekatan dan kekuatan yg dibangun oleh tubuh ISMKI
diharapkan akan semakin baik. Namun dalam perjalanannya,
masih banyak hal yang perlu dikoreksi terutama main consept dari
pergerakan di regio agar lebih mengoptimalkan dan
LITBANG
mengembangkan regio dg baik. Partisipasi dr regio jg dapat
dikatakan masih dalam proses (belum seperti yg diharapkan).
PERTANYAAN :
PERTANYAAN :
HPS
PERTANYAAN :
PERTANYAAN :
PERTANYAAN :
CE
1. Bagaimana langkah agar CE terasa kebermanfaatannya
di institusi yang notabenenya memiliki divisi pengmas
yang sudah mapan dan matang?
PERTANYAAN :
PILIHAN 1 : LD
1. PSDM sendiri menurut saya sebagai “Ibu” dari divisi-divisi lain di BEM. Tugasnya tidak
sedikit. PSDM bertanggung jawab dalam mengayomi anak-anak BEM lain, mempelajari
kinerja anak-anak BEM yang diperlukan untuk kaderisasi, menciptakan kader-kader
2. Calon pemimpin yang ideal adalah mereka yang sifatnya memegang amanah, dapat
dipercaya, berwibawa, bijaksana dalam memutuskan, mengerti permasalahan yang ada,
cepat dan tanggap.
PILIHAN 2 : CE
1. CE dapat terjun langsung pada salah satu p roker PENGMAS di institusi, misalnya
pada proker terbesar seperti baksos, bekerja sama membantu keberlangsungan proker
tersebut, sehingga CE juga diketahui keberadaanya di institusi.
Buatlah Essay pengetahuan tentang ISMKI dengan minimal 350 kata dengan font Times
New Rowman 12, spasi 1,5, justify!
ISMKI memiliki dua esensi, yaitu sebagai organisasi ikatan dan sebagai organisasi
mahasiwa. ISMKI sebagai organisasi ikatan, artinya mampu mengikat. Mampu
mempersatukan anggota sehingga dapat bermanfaat, aktif dalam dinamika pendidikan
edokteran. Sedangkan ISMKI sebagai organisasi mahasiswa, artinya siap menjadi
pejuang. Siap memperjuangkan dan membela kepentingan masyarakat untuk
mewujudkan Indonesia Sehat.
Proker Terbaik ISMKI diantaranya telah terlaksan Bulan Bakti Ismki, yang
diselenggarakan dua bulan dalam setahun dengan bentuk ajakan seluruh mahasiswa
kedokteran agar berpartisipasi menyelenggarakan program pengmas terkait tema yang
ditentukan. Lalu ada LKMM nasional/wilayah, diaman telah menjadi sarana
berkumpulnya mahasiswa kedokteran dengan potensi luar biasa untuk bersama-sama
ditempa sehingga siap untuk memberikan kontribusi besar bagi bangsa. Lalu yang akan
berlangsung sekitar bulan oktober tahun ini, yaitu, Indonesian Medical Olympiad (IMO),
dimana setiap institusi akan mengirimkan delegasi-delegasi terbaiknya untuk mengikuti
kompetisi kedokteran ini.
Buatlah Essay mengenai 5 pencapaian dan masalah terbesar dalam hidup peserta dengan
minimal 350 kata dengan font Times New Rowman 12, spasi 1,5, justify!
Mungkin kedengarannya akan sangat klise, namun saya tidak dapat berhenti
bersyukur bahwa saya dapat lulus di fakultas yang saya inginkan dengan jalur SNMPTN.
Perjuangan saya selama masa SMA, seperti terbayarkan begitu saja. Bagaimana saya
harus me maintain nilai saya agar tidak turun, bagaimana saya menjadi nerd ketika
mendekati ujian, bagaimana saya menjauhi kehidupan sosial ketika mau ujian, semua
seperti terlunaskan begitu saja ketika mengetahui saya diterima di jalur yg diinginkan
semua calon mahasiswa.
Setelah melewati beberapa tahap seleksi, melawan ratusan siswa siswi disekolah saya, saya
berhasil terpilih sebagai salah satu dari empat siswa SMA saya yang akan dikirim
mengikuti program Sister school ke Australia, tepatnya di Pyramid Hills untuk saya. Saya
dapat mempelajari bagaimana perbedaan budaya kami, cara belajar, cara bekerja,
bersosialisasi. Saya juga dapat melatih kemandirian dan kepercayaan diri saya selama
terpisah jauh dengan tanah air.
Ini mungkin tidak termasuk pencapaian yang besar bagi orang lain, begitu juga dengan
saya. Namun hal ini adalah resolusi yang tercapai dari awal saya masuk kuliah hingga
sekarang. Dulu saya berpikir bahwa kesibukan kuliah akan berbeda dengan jaman SMA,
bahwa saya akan sangat sibuk, tapi ternyata tidak, saya masih bisa mengimbangin dengan
mengikuti setiap kepanitiaan yang ada.
1. Mind controlling
Saya sedikit kesulitan dalam hal ini, saya bisa menjadi sangat overthinking, lalu saya juga
bisa sangat gegabah, berpikir pedek, alhasil keputusan yang harus saya buat seringkali
adalah keputusan yang salah.
2. self confident
Saya masih suka menyalahkan diri saya atas apa yang saya tidak bisa lakukan, padahal
orang lain bisa dengan mudahnya, hanya karena saya kurang percaya diri akan hal itu.
3. time management
Saya termasuk last minute person, dan terkadang itu merugikan. Saya kurang baik dalam
menentukan apa yang penting dan apa yang kurang penting, serta apa yang tidak penting.
4. deciding
Ini mungkin berhubungan dengan mind controlling saya yang juga terkadang sulit.
Terkadang saya bisa menentukan pilihan dengan cepat, terkadang walaupun saya sudah
memikirkan hal itu berkali-kali saya masih susah dalam menentukan pilihan.
5. Sulit terbuka
Banyak hal yang saya dapatkan setiap kali DTO Pencerdasan -salah satu proker
MEP, dilaksanakan, saya mendapatkan info-info yang tidak akan saya dapatkan di Koran-
koran, atau di televisi. Saya mendapatkan informasi relevan dengan sumber yang
terpercaya. Fakta-fakta yang di kaji dan akan dibahas mau dibawa kemana arahnya.
Menyatukan pikiran, memberikan pendapat, sehingga kita semua satu pemahaman
tentang materi yang dibahas.
Jujur saja, saya mungkin termasuk mahasiswa yang acuh tak acuh mengenai isu-
isu kedokteran, sekedar mengetahui dan paham menurut saya sudah cukup. Ya, saya
merasa bahwa menjadi mahasiswa yang penurut saja mungkin akan membantu. Namun
berbeda dengan orang-orang dibalik layar ISMKI, mereka tengah berjuang memikirkan
nasib kita bersama sebagai calon dokter nantinya, mereka mempunyai tekad yang kuat
agar nasib kita bersama dapat berakhir baik, setidaknya, mereka sudah mencoba
berusaha. Berkomunikasi, meminta solusi kepada pihak yang berwewenang. Pasti
bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.
Hal ini juga salah satu motivasi saya mengikuti LKMM WIL 3, saya tidak mau lagi
acuh tak acuh, saya tidak mau lagi bersifat apatis, saya ingin mengenal lingkungan dimana
semua orang bersifat peka dan sensitive tentang masalah-masalah kesehatan yang ada,
saya ingin menjadi mahasiswa yang berguna, setidaknya untuk institusi saya, dan lebih
jauh lagi, untuk Negara saya, Indonesia.
Saya ingin menjadi satu dari Mahasiswa-mahasiswa itu, untuk diri saya sendiri,
untuk daerah saya, untuk sejawat saya, untuk ISMKI, untuk INDONESIA!
Dunia pendidikan kedokteran Indonesia tengah dilanda isu kembali. Salah satu yang
masih hangat ditelinga kita hingga sekarang adalah pembukaan Fakultas Kedokteran
baru di negeri ini. Ada apa dengan pola pikir para pengambil kebijakan ? Bukan kah
seharusnya kualitas lebih diutamakan daripada kuantitas?. Miris mengingat begitu
banyak yang masih terabaikan.
Pertanyaan :
Saya adalah seorang mahasiswa kedokteran di Universitas Mulawarman, dimana fakultas saya di
universitas ini masih terakreditasi B. BEM FK Unmul juga memiliki proker berupa hari inspirasi,
dimana pada hari itu seluruh mahasiswa Kedokteran dapat menyuarakan pikirannya tentang apa
yang perlu diperbaiki di fakultas, jawabannya selalu sama, FASILITAS. Para mahasiswa pasti
mayoritas mengomentari fasilitas ini itu yang dirasa kurang, fasilitas yang ada namun kurang
terawat, laboratorium, ruang pbl, wc, musholla tempat wudhu, semua akan di komentari. Tentu
saja, artinya memang ada yang kurang dari tingkat fasilitas di fakultas saya. Fakultas di
universitas nomor satu di Kalimantan timur ini jujur saja memang kurang. Lalu sekitar tahun
lalu, muncul isu akan dibukanya fakultas kedokteran di salah satu Universitas di Balikpapan. Pro
dan Kontra pun bertaburan, pihak Pro tentu saja menyuarakan pikiran seperti, “Ya bagus saja,
fakultas kedokteran di kaltim nambah” “ya dari pada ke samarinda lagi” “ya biar orang luar bisa
sekolah ke Kalimantan juga, bukan hanya kami yang keluar kalimantan”.
Lalu bagaimana agar kita sebagai mahasiswa kedokteran dapat mewujudkan hal itu? Ya seperti
kodrat kita sebagai Mahasiswa, kita harus menyuarakan pikiran kita bersama, membuat suatu
petisi untuk didengar, melakukan ‘demonstrasi’ dengan cara yang sopan dan elegan, kita punya
KASTRAT untuk membuat kajian tentang hal ini, kita punya BEM yang akan membantu kita di
masing-masing institusi, kita punya ISMKI yang dapat menyampaikan hal ini langsung kepada
yang berwewenang. Kita dapat berbicara kepada pemerintah, menyampaikan pendapat, dan
meminta solusi yang tepat. Kita dapat berkerja sama dengan baik apabila kita satu pikiran, satu
tujuan, karena ini menyangkut masa depan kita sebagai mahasiswa kedokteran. Bukan orang
lain.
Belakangan ini dunia kesehatan Indonesia tengah menjadi sorotan publik. Berbagai isu
muncul ke permukaan dan mengundang keprihatinan, baik yang menyangkut profesi
kedokteran maupun isu kesehatan secara umum. Sebagai calon tenaga kesehatan sudah
seharusnya kita ikut peduli terhadap perkembangan dunia kesehatan saat ini.
Pertanyaan :
Berdasar skenario diatas, buatlah sebuah kajian mengenai salah satu isu kesehatan yang
Anda ketahui terjadi akhir akhir ini! Bagaimana seharusnya mahasiswa kedokteran
bertindak dalam menanggapi isu tersebut? Tulis dalam 500 kata, Arial 11, spasi 1,5, justify!
Vaksin Palsu
Dewasa ini, masyarakat dihebohkan oleh kasus Vaksin palsu yang beredar bebas bahkan
dipergunakan di rumah sakit besar. Pada awalnya kasus ini merebak setelah terdapat
pemberitaan media mengenai bayi yang meninggal dunia setelah di imunisasi, lalu terungkap
bahwa pembuatan vaksin palsu ini sudah berlangsung sejak 13 tahun yang lalu. Setiap orang
tua pasti inging memebrikan yang terbaik bagi anaknya, lalu betapa khawatirnya para Orang
Tua yang memberikan imunisasi anaknya dalam waktu 13 tahun belakangan ini.
Sebelum beredarnya pemberitaan vaksi palsu pun, vaksin sendiri sudah menuai pro dan kontra
di masyarakat. Masih ada paham di masyarakat yang menganggap bahwa vaksin dapat
berbahaya karena pengertiannya adalah bentuk virus atau toksin yang ‘dilemahkan’ dan akan di
masukkan ke dalam tubuh sang bayi, hal ini membuat takut Orang Tua, dan menyangsikan
keamanan daripada pemberian vaksin. Padahal, apabila vaksin nya valid, pemberiannya tepat
dalam hal waktu, dosis, dan takaran. Imunisasi itu sangat penting untuk bayi.
Ditambah lagi dengan kasus vaksin palsu, para orang tua yang awam tentang Imunisasi dan
kegunaannya akan merasa semakin takut memberikan imunisasi lengkap terhadap bayi
mereka.
Untuk dapat mengerti mengapa Imunisasi itu penting, kita akan membahas apa itu imunisasi.
Imunisasi adalah usaha pemerintah untuk mencegah terjadinya penyakit. Tujuan imunisasi
Imunisasi sendiri itu ada dua tipe. Imunisasi aktif melalui pemberian suatu antigen (biasanya
modifikasi agen infeksi atau toksin yang dilemahkan) yang merangsang produksi aktif dari imun
dan kekebalan tubuh. Sedangkan imunisasi pasif melalui pemberian serum yang berisi antibody
atau sel yang sudah di sensitisasi untuk proteksi pasif penerima imunisasi. Jadi, imunisasi yang
diberikan kepada anak-anak merupakan imunisasi aktif.
Agen yang digunakan untuk imunisasi aktif disebut antigen, immunogen, atau biasa kita kenal
dengan nama vaksin. Agen ini dapat berupa virus hidup yang dilemahkan (virus campak) atau
bakteri (BCG) atau mikroorganisme mati (Vibrio Cholerae). Vaksin juga dapat berupa produk
bakteri yang di nonaktifkan (tetanus toksoid) atau komponen spesifik suatu bakteri (polisakarida
Neisseria meningitides). Vaksin juga dapat berupa segmen rekombinan DNA (virus hepatitis B).
Penyakit yang dapat dicegah menggunakan imunisasi rutin adalah diphtheria, campak, pertusis,
poliomyelitis, tuberculosis, hepatitis B, influenza type B, mumps, rubella, Japanese
encephalithis, meningococcal encephalitis, yellow fever, dan defisiensi vitamin A. imunisasi
sendiri diberikan sejak anak baru lahir (0 bulan) hingga usianya 9 bulan. Dengan masing-
masing vaksin memiliki jadwalnya masing-masing dan tidak boleh terlewat.
Petugas medis tentu saja juga dibekali oleh tata-cara pemberian imunisasi yang benar, apa-apa
saja yang perlu diperhatikan selama memberikan imunisasi, termasuk untuk vaksinnya sendiri,
petugas medis akan mengecek label pada vaksin dan pelarut, expire date, mengecek VVM
(vaccine vial monitor) sebelum meberikan/menyuntikkan vaksin.
Kasus vaksin palsu yang terkuak alangkah baiknya apabila dijadikan pembelajaran bagi pihak
pemerintah, petugas medis, serta keluarga agar lebih waspada selama imunisasi. Tanpa perlu
dijadikan alasan untuk tidak meberikan Imunisasi bagi anak-anak. Imunisasi tetaplah hal yang
penting untuk anak, sebagai usaha preventif agar anak tidak tertular penyakit. Bukankah
kesehatan anak tetaplah nomor satu bagi kita?